Anda di halaman 1dari 22

KERANGKA ACUAN KERJA

( KAK )

LAYANAN JASA KONSULTANSI

PAKET

PENGAWASAN TEKNIS PEMBANGUNAN JEMBATAN WERIANGGI –


AMBUNI

TAHUN ANGGARAN
2022
1. LATAR BELAKANG
Dalam rangka menjawab tantangan Rencana Strategis (RENSTRA) Direktorat Jenderal
Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2020-2024, Balai
Pelaksanaan Jalan Nasional Papua Barat Cq. Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan
Jalan Nasional Provinsi Papua Barat bermaksud untuk melaksanakan kegiatan
Pengawasan Teknis Pembangunan Jembatan Werianggi - Ambuni dengan rincian
paket yang diawasai sebagai berikut :
Tabel 1.1. Rincian Pengawasan
No PPK/SATKER PAKET FISIK
Satker PJN Wil IV Prov.
1 Pembangunan Jembatan Werianggi - Ambuni
Papua Barat (Bintuni)

Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai dengan rencana mutu, biaya,
volume, waktu dan pemenuhan kinerja jalan yang telah ditetapkan di dalam kontrak jasa
konstruksi, maka diperlukan adanya suatu tim yang akan bertugas sebagai pengawas yang
berperan membantu Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi
Papua Barat melalui layanan Jasa Konsultansi pada lokasi pekerjaan sesuai dengan tabel
1.1 di atas dalam melaksanakan pengawasan manajemen mutu pada kegiatan yang
sedang berlangsung. Tim pengawas dimaksud adalah Penyedia Jasa Konsultansi
pekerjaan Pengawasan Teknis Pembangunan Jembatan Werianggi - Ambuni.

2. MAKSUD DAN TUJUAN

2.1. Maksud

Maksud pengadaan Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan Pekerjaan Konstruksi ini


(selanjutnya disebut Konsultan), adalah untuk:

1) Membantu Pejabat Pembuat Komitmen (selanjutnya disebut PPK fisik) didalam


melakukan pengawasan teknis pekerjaan terhadap kegiatan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi di lapangan oleh Penyedia Pekerjaan Konstruksi (selanjutnya disebut
Penyedia atau Penyedia Jasa dalam Spesifikasi Teknis), berhubung adanya
keterbatasan tenaga Satuan Kerja yang bersangkutan, baik dari segi jumlah maupun
dari segi kualifikasinya;

2) Meminimalkan kendala-kendala teknis yang sering dihadapi oleh Penyedia di lapangan


dalam mewujudkan desain melalui kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang
memenuhi persyaratan spesifikasi teknisnya.
3) Memberi kepastian dan jaminan kepada Pengguna Jasa bahwa pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Penyedia telah memenuhi persyaratan teknis yang tercantum dalam
dokumen kontrak.

4) Melakukan inspeksi pemenuhan tingkat layanan jalan berdasarkan indikator kinerja


jalan yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak.

5) Menjalankan sebagian wewenang teknis PPK fisik dalam pengendalian pelaksanaan


pekerjaan konstruksi.

6) Membantu menyelesaikan revisi desain dan perubahan kontrak, bilamana terdapat


perbedaan antara desain yang ada dengan kondisi di lapangan.

7) Melakukan verifikasi data dan laporan uji mutu hasil tahapan setiap pekerjaan
konstruksi termasuk kinerja jalan di lapangan yang dilaksanakan Penyedia.

8) Melakukan validasi data pelaksanaan kegiatan pekerjaan konstruksi melalui audit


mutu.

2.2. Tujuan
Tujuan layanan Jasa Konsultansi ini adalah pengendalian dan penjaminan mutu
pelaksanaan pekerjaan di lapangan agar seluruh pekerjaan yang terdapat dalam Tabel 1.1
dapat diselesaikan dengan Tepat Biaya, Tepat Waktu dan Tepat Mutu.

3. SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai dari layanan Jasa Konsultansi Pengawasan ini adalah :
1) Terlaksananya semua pekerjaan mulai dari tahap pelaksanaan konstruksi sampai pada
pemeliharaan dan penjaminan atas cacat mutu selama periode kontrak sesuai dengan
standar, kriteria, dan persyaratan kontrak yang ditetapkan, dan memberikan
rekomendasi komprehensif dalam pelaksanaannya.
2) Memberikan saran dan masukan kepada penyedia jasa dalam menerapkan
manajemen mutu pelaksanaan konstruksi dalam lingkup sebagaimana diatur didalam
pelimpahan tugas oleh PPK pekerjaan konstruksi

4. LOKASI PEKERJAAN
Kegiatan jasa konsultansi ini berlokasi di Wilayah kerja Satuan Kerja PJN Wil IV Prov. Papua
Barat (Bintuni).
5. SUMBER PENDANAAN
Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih Rp. 1.414.976.000 (Satu Milyar
Empat Ratus Empat Belas Juta Sembilan Ratus Tujuh Puluh Enam Ribu Rupiah) termasuk
PPN, sumber dana APBN Tahun Anggaran 2022.

6. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Nama Pejabat Pembuat Komitmen Pengguna Jasa adalah Pejabat Pembuat Komitmen
Pengawasan Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Papua
Barat sebagai pengendali kontrak Konsultan Pengawasan. Sementara Satuan Kerja
Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah IV Provinsi Papua Barat (Bintuni), serta PPK pada
satker tersebut selaku pengguna layanan jasa konsultansi.

7. DATA DASAR
Renstra Direktorat Jenderal Bina Marga 2020 – 2024

8. STANDAR TEKNIS
Standar teknis yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah:
1) Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 untuk pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan
(Revisi 1) sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Bina marga No. 06/SE/Db/2019 tanggal
26 November 2019
2) SOP dan Tata Cara pelaksanaan pekerjaan yang berlaku untuk pekerjaan di lingkungan
Direktorat Bina Marga

9. REFERENSI HUKUM
1) Undang-Undang No.2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
2) Undang-undang No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja;
3) Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
Sebagaimana perubahan ketiga dengan Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2016;
4) Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
5) Peraturan LKPP Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia;
6) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 07/PRT/M/2019 tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
Standar Dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi;
7) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistim
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum;
8) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 02/PRT/M/2018
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014
Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;
9) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 21/PRT/M/2019
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;
10) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor
897/KPTS/M/2017 tentang besaran remunerasi minimal tenaga kerja konstruksi pada
jenjang jabatan ahli untuk layanan jasa konsultansi konstruksi;
11) Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 15/SE/M/2019
tentang Tata Cara Penjaminan Dan Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi Di
Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat;
12) Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21/SE/M/2019
tentang Standar Susunan Tenaga Ahli untuk Pengawasan Pekerjaan Konstruksi
Melalui Penyedia Jasa;
13) Surat Edaran Nomor 18/SE/M/2021 tentang Pedoman Operasional Tertib
Penyelenggaraan Persiapan Pemilihan Untuk Pengadaan Jasa Konstruksi Di
Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat.

10. LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup Pekerjaan Pengawasan ini adalah sebagai berikut :
a. Penyusunan Rencana Mutu (Quality Planning) meliputi :
• Pemahaman terhadap dokumen – dokumen seperti Desain (DED), Spesifikasi
Umum, dan Dokumen Lingkungan.
o Desain (DED),
o Spesifikasi Umum, dan
o Dokumen Lingkungan
untuk memberikan gambaran matrik antara setiap Holding Tables, syarat
mutu dan daftar pemeriksaan hasil pekerjaan sesuai lingkup kontrak
konstruksi.
• Rekomendasi terhadap penyusunan RMK Kontraktor yang terkait dengan
Quality Management Plan dan Process Improvement Plan.
• Sinkronisasi dan integrasi Rencana Mutu yang terdiri dari komponen tanggung
jawab Direksi Pekerjaan dengan komponen tanggung jawab Kontraktor.

b. Pelaksanaan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) meliputi :


• Kajian terhadap Laporan Hasil Pelaksanaan dari Unit Pelaksana Kontraktor
yang mencakup Implementasi Perintah Perubahan, Implementasi Tindak
Perbaikan, Implementasi Perbaikan Cacat, Implementasi Tindak
Pencegahan, dan Laporan Pemenuhan Kinerja.
• Kajian terhadap Data Hasil Pengendalian Mutu oleh Unit Pengendali Mutu
Kontraktor.
• Penilaian atas Pengukuran Hasil Pelaksanaan dan Pengendalian Mutu
berdasarkan bukti data pekerjaan, terhadap persyaratan yang ditetapkan di
dalam Rencana Mutu (Quality Planning).
• Pelaksanaan uji acak terhadap Hasil Pelaksanaan, bila dipandang perlu.
• Rekomendasi manajemen dan teknis kepada PPK / KASATKER.
c. Bantuan teknis dan manajemen kepada PPK untuk hal-hal yang tidak berpotensi
terjadinya konflik kepentingan terhadap fungsi Penjaminan Mutu, antara lain :

• Membantu PPK dalam pengendalian waktu pelaksanaan kontrak konstruksi,


termasuk: penyelenggaraan Rapat Pra Pelaksanaan (PCM), kajian proyek
kritis (SCM), dan persiapan Serah Terima Pekerjaan (PHO/FHO).

• Membantu PPK dalam pengendalian biaya pelaksanaan kontrak


konstruksi, termasuk: pemeriksaan berkas tagihan Kontraktor (MC/Backup
Data), penyusunan Addendum Kontrak, penyusunan status keuangan kontrak
konstruksi.

• Membantu PPK dalam evaluasi kewajaran jumlah dan mutu personil,


peralatan, dan bahan yang tersedia untuk pelaksanaan kontrak konstruksi.

11. KELUARAN
Konsultan Pengawasan Teknik selama kurun waktu layanannya harus menghasilkan
Keluaran - Keluaran yang disusun berdasarkan keahlian terintegrasi pada setiap tahapan
proses yang mencakup Penyusunan Rencana Mutu, Penerapan Penjaminan Mutu, dan
Pengolahan data / informasi Pengendalian Mutu. Adapun Keluaran - Keluaran tersebut
meliputi tetapi tidak terbatas dari yang disebutkan berikut ini:
• Rencana Mutu (Holding Tables / Jadwal Pengujian Mutu), termasuk pemutakhiran.
• Rekomendasi terhadap penyusunan dan pemutakhiran RMK Kontraktor.
• Hasil Penilaian Pemenuhan Rencana Mutu yang dibuat secara berkala.
• Hasil Pelaksanaan Uji Acak.
• Rekaman hasil pekerjaan yang tidak memenuhi syarat mutu (Non Conformance
Product, NCR).
• Perubahan terhadap proses pelaksanaan pekerjaan dan/atau pengendalian mutu.
• Rekomendasi untuk tindakan koreksi terhadap hasil pekerjaan.
• Rekaman tentang masukan untuk pemutakhiran RMK / Program Mutu Kontraktor.
• Hasil pengolahan data/informasi pengendalian mutu.
12. PERALATAN, MATERIAL, PERSONIL DAN FASILITAS DARI PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dapat digunakan dan
harus dipelihara oleh penyedia jasa :
• Akomodasi dan Ruangan Kantor (bila ada) Untuk menunjang kegiatan pengawasan ini.
• Staf Pengawas / Pendamping
PPK pekerjaan konstruksi akan mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak
sebagai pengawas atau pendamping / counterpart (yang akan ditentukan kemudian),
atau Project Officer (PO) dalam rangka pelaksanaan jasa konsultansi.

13. PERALATAN DAN MATERIAL DARI PENYEDIA JASA KONSULTANSI


Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang
dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
• 1 (Satu) unit Kantor
Kantor / Basecamp Lapangan Konsultan harus berada di lokasi kegiatan.
• 1 (Satu) Set Furniture Kantor
• 1 (Satu) unit Komputer Desktop dan 1 (Satu) unit Laptop
• 1 (Satu) unit printer A3 dan 2 (Dua) unit Printer A4
• 1 (Satu) unit Genset
• Biaya Komunikasi (Pulsa Telepon + Internet)
• Telepon Satelit / Komunikasi Lapangan
• Bahan untuk ATK dan Komputer
• 1 (Satu) unit Mobil Lapangan Double Gardan
• 5 (Lima) unit Motor lapangan untuk operasional lapangan
• Perlengkapan K3 dan peralatan penunjang lainnya yang kemungkinan dibutuhkan untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan seperti thermometer aspal, roll meter, total station,
dan lain-lain.

14. LINGKUP KEWENANGAN PENYEDIA JASA


Lingkup kewenangan bagi Konsultan Supervisi adalah pelaksanaan supervisipembangunan
jalan/saluran jalan, meliputi:
a. Pekerjaan Supervisi meliputi jaminan ketepatan kuantitas, kualitas, maupun waktu
pelaksanaan pekerjaan.
b. Pengamanan untuk kelancaran pelaksanaan dalam hal mutu pekerjaan, ketertiban
pekerjaan, menghindari penyimpangan pelaksanaan pekerjaan, maupun penyelesaian
perselisihan yang mungkin timbul.
c. Pengaturan penggunaan bahan untuk pekerjaan mengenai asal bahan, penilaian /
penelitian kualitas bahan, dan larangan/penggunaan bahan yang tidak memenuhi
persyaratan.
d. Penyelesaian administrasi di lapangan seperti penyerahan pekerjaan, penyimpangan
dari rencana, perhitungan pekerjaan tambah / kurang, perpanjangan waktu
pelaksanaan.

Konsultan Supervisi juga bertanggung jawab secara profesional atas jasa supervisi yang
dilakukan sesuai ketentuan dan kode etik profesi yang berlaku. Dalam hal ini pekerjaan yang
dilaksanakan harus bisa dipertanggungjawabkan secara teknis dan administratif, sehingga
Konsultan Supervisi dalam melaksanakan tugasnya harus mengacu pada ketentuan-
ketentuan yang berlaku secara profesional. Secara umum tanggung jawab Konsultan
Supervisi antara lain:
a. Kesesuaian pelaksanaan konstruksi dengan Dokumen Kontrak Pelaksanaan /
Pemborongan yang dijadikan pedoman, serta peraturan, standar dan pedoman teknis
yang berlaku.
b. Kinerja Supervisi yang harus memenuhi standar hasil kerja supervisi yang berlaku dan
disyaratkan.
c. Hasil evaluasi Supervisi dan dampak yang ditimbulkan.
d. Ketepatan waktu pelaksanaan.

15. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN


Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan 210 (Dua Ratus Sepuluh) Hari kalender
Tahun Anggaran 2022.

16. PERSONIL
Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah yang terdiri dari
sebagai berikut :

KUALIFIKASI Masa
Jumlah
Posisi Layanan
Tingkat Orang
Jurusan Keahlian Pengalaman (Bulan)
Pendidikan

Tenaga Ahli (Proffesional Staff)

Site Supervision Ahli Teknik


Sarjana – S1 Teknik Sipil 5 Tahun 1 7
Engineer Jembatan - Madya
Inspection Engineer / Ahli Teknik
Sarjana – S1 Teknik Sipil 4 Tahun 1 5
Quantity Engineer Jembatan - Madya
Ahli Teknik
Quality Engineer Sarjana – S1 Teknik Sipil 4 Tahun 1 4
Jembatan - Madya
Health and Safety Ahli K3 Konstruksi -
Sarjana – S1 Teknik 3 Tahun 1 4
Engineer Muda
Asisten Tenaga Ahli (Sub Proffesional Staff)

Inspector S1 / D3 Teknik Sipil - 0 / 3 Tahun 1 5


Surveyor S1 / D3 Teknik Sipil - 0 / 3 Tahun 1 4
Material Technician S1 / D3 Teknik Sipil - 0 / 3 Tahun 1 3
Catatan :
Status Tenaga Ahli dan Asisten Tenaga Ahli diperbolehkan Tenaga Ahli Tetap ataupun Tenaga Ahli Tidak Tetap.

Selain itu diperlukan tenaga - tenaga pendukung lainnya untuk membantu kelancaran kegiatan
yang terdiri dari 1 (satu) Orang Operator Komputer dan 1 (satu) Orang Pesuruh / Penjaga
Kantor.

16.1. Site Supervision Engineer


Tugas Utama dari Site Supervision Engineer adalah memimpin dan mengkoordinasikan
seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai.
Tugas dan tanggung jawab Ketua Tim akan meliputi, namun tidak terbatas pada hal-hal yang
tersebut di bawah ini :
a. Mengkomunikasikan setiap Keluaran dengan masing - masing yang terkait seperti
Kontraktor, PPK, atau KASATKER.
b. Memberikan masukan kepada PPK / KASATKER tentang tindakan koreksi, tindakan
perbaikan, dan tindakan pencegahan pada proses penerapan Manajemen Mutu yang
sedang berlangsung demi terwujudnya proses peningkatan yang berkelanjutan.
c. Mengupayakan bahwa kontraktor memahami dokumen Kontrak secara benar,
melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan spesifikasi serta gambar-gambar, dan
kontraktor menerapkan teknik pelaksanaan konstruksi yang tepat/cocok dengan
keadaan lapangan untuk berbagai macam kegiatan pekerjaan.
d. Memberikan rekomendasi kepada PPK / SATUAN KERJA untuk menyetujui atau
menolak setiap rencana teknis, melalui penerbitan Pernyataan Tidak Berkeberatan (No
Objection Letter, NOL).
e. Memberikan rekomendasi kepada PPK / SATUAN KERJA untuk menyetujui atau
menolak hasil pelaksanaan pekerjaan melalui penerbitan Laporan Hasil Pekerjaan Tidak
Sesuai (Non Conformity Report / Non Acceptance Product).
f. Memberikan pertimbangan tentang kemajuan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi kepada PPK untuk tercapainya penyelesaian kontrak secara tepat waktu,
tepat biaya dan tepat mutu.
g. Mengevaluasi usulan Kontraktor tentang perubahan pekerjaan dan memberikan
saran manajemen dan teknis kepada PPK / SATKER terkait pemenuhan lingkup kontrak
konstruksi.
h. Membantu PPK dalam pekerjaan untuk persiapan dan pelaksanaan Serah Terima
Pekerjaan (PHO/FHO).
i. Menyusun/memelihara arsip korespondensi proyek, laporan harian, laporan mingguan,
bagan kemajuan pekerjaan, pengukuran, gambar-gambar dan lainnya.
j. Membuat laporan-laporan seperti tersebut pada Kerangka Acuan Kerja ini, dan
menyerahkan kepada PPK / SATUAN KERJA, serta instansi lain yang terkait secara
tepat waktu.

16.2. Inspection Engineer / Quantity Engineer


Sebagai Tenaga ahli Inspection Engineer merangkap sebagai Quantity Engineer memiliki
tugas utama yaitu :
16.2.1 Inspection Engineer :
a. Menganalisa semua data hasil pengukuran pekerjaan serta memberikan
rekomendasi secara tertulis kepada Ketua Tim tentang disetujui atau ditolaknya
kuantitas hasil pekerjaan serta saran perbaikan yang perlu dilakukan.
b. Melakukan kunjungan lapangan untuk lebih meyakini kesesuaian laporan hasil
pengukuran hasil pekerjaan dengan fakta yang ditemukan di lapangan.
c. Mengawasi pelaksanaan pengukuran setiap “Holding Tabels” dan uji acak di
lapangan yang dilakukan oleh Kontraktor, dan dapat memastikan bahwa proses
pengukuran sesuai dengan yang ditetapkan di dalam Spesifikasi dan Rencana
Mutu.
d. Menyerahkan kepada Ketua Tim sebelum tanggal 14 setiap bulan, suatu risalah
bulanan mengenai semua hasil pengukuran yang dilaporkan oleh Kontraktor
selama bulan sebelumnya, untuk diserahkan kepada PPK / SATUAN KERJA
bersama-sama dengan Laporan Pengendalian Mutu dari Kontraktor.
Bertanggung Jawab melakukan pemeriksaaan dan pengendalian kegiatan yang
berhubungan dengan aspek desain, pengukuran volume bahan dan pekerjaan
sebagai dasar pembayaran prestasi pekerjaan.
16.2.2 Quantity Engineer :
a. Menganalisa semua data hasil pengukuran pekerjaan serta memberikan
rekomendasi secara tertulis kepada Ketua Tim tentang disetujui atau ditolaknya
kuantitas hasil pekerjaan serta saran perbaikan yang perlu dilakukan.
b. Melakukan kunjungan lapangan untuk lebih meyakini kesesuaian laporan hasil
pengukuran hasil pekerjaan dengan fakta yang ditemukan di lapangan.
c. Mengawasi pelaksanaan pengukuran setiap “Holding Tabels” dan uji acak di
lapangan yang dilakukan oleh Kontraktor, dan dapat memastikan bahwa proses
pengukuran sesuai dengan yang ditetapkan di dalam Spesifikasi dan Rencana
Mutu.
d. Menyerahkan kepada Ketua Tim sebelum tanggal 14 setiap bulan, suatu risalah
bulanan mengenai semua hasil pengukuran yang dilaporkan oleh Kontraktor
selama bulan sebelumnya, untuk diserahkan kepada PPK / SATUAN KERJA
bersama-sama dengan Laporan Pengendalian Mutu dari Kontraktor.

16.3. Quality Engineer


Tenaga ahli Quality Engineer memiliki tugas utama yaitu:
a. Menganalisa semua data hasil pengujian mutu pekerjaan serta memberikan
rekomendasi secara tertulis kepada Ketua Tim tentang disetujui atau ditolaknya
material dan hasil pekerjaan serta saran perbaikan yang perlu dilakukan.
b. Melakukan kunjungan lapangan untuk lebih meyakini kesesuaian laporan hasil
pengendalian mutu dengan fakta yang ditemukan di lapangan.
c. Mengawasi pelaksanaan pengujian setiap “Holding Points” dan uji acak di lapangan
yang dilakukan oleh Kontraktor, dan dapat memastikan bahwa proses pengujian sesuai
dengan yang ditetapkan di dalam Spesifikasi dan Rencana Mutu.
Menyerahkan kepada Ketua Tim sebelum tanggal 14 setiap bulan, suatu risalah
bulanan mengenai semua hasil pengujian yang dilaporkan oleh Kontraktor selama
bulan sebelumnya, untuk diserahkan kepada PPK / SATUAN KERJA bersama-sama
dengan Laporan Pengendalian Mutu dari Kontraktor

16.4. Health Safety Environment (HSE) Engineer


Tenaga ahli Health and Safety Engineer (HSE) memiliki tugas utama yaitu:
a. Mengawasi semua pelaksanaan pengujian di lapangan yang dilakukan oleh
Kontraktor, dan dapat memastikan bahwa pekerjaan yang dilakukan mengikuti
ketentuan K3.
b. Memastikan bahwa seluruh orang yang memasuki lokasi pekerjaan
menggunakan alat pengaman diri secara lengkap dan benar.
c. Memberikan panduan bagi pihak di lapangan yang terkait dengan pekerjaan agar
memahami pentingnya keselamatan dan keamanan kerja.
d. Menentukan peralatan K3 yang harus digunakan untuk masing-masing jenis
pekerjaan.
e. Melakukan pengawasan di lapangan secara terus menerus pada semua lokasi
pekerjaan konstruksi yang sedang dilaksanakan, dan memberitahu dengan
segera kepada Site Engineer tentang semua pekerjaan yang tidak
memenuhiketentuan K3.
f. Semua hasil pengamatan K3 dilaporkan secara tertulis kepada Site Engineer
pada hari itu juga.
g. Secara terus menerus mengawasi, dan membuat catatan mengenai hasil
pengamatan mengenai K3.
h. Melakukan pengawasan di lapangan secara terus menerus terhadap semua
pekerjaan harian (day work), termasuk membuat catatan mengenai peralatan
yang digunakan untuk K3.

Untuk membantu kelancaran pekerjaan, maka tenaga ahli tersebut diatas dibantu oleh
asisten tenaga ahli (sub profesional staf) asisten tenaga ahli, dengan persyaratan pendidikan
minimal S1 (Sarjana Satu) Teknik Sipil pengalaman 0 (nol) tahun atau D3 Teknik Sipil
pengalaman 3 (tiga) tahun pada pekerjaan sejenis.

17. TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Konsultan Supervisi harus menjadwalkan dengan professional kegiatan yang akan dilakukan
serta menjalankan tugasnya harus berkordinasi dengan Pengelola Kegiatan secara tertulis
agar fungsi dan tanggung jawab Konsultan Supervisi dapat terlaksana dengan baik dan dapat
menghasilkan keluaran (produk) sebagaimana yang diharapkan.
Secara garis besar, uraian tugas Konsultan Supervisi secara bertahap di lapangan antara lain
adalah sebagai berikut:

17.1. Pekerjaan Persiapan


a. Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi / metodologi pelaksanaan
pekerjaan supervisi.
b. Menyusun Program Mutu Pengawasan sesuai dokumen kontrak pekerjaan
konstruksi
c. Mempelajari hal-hal yang terkait dokumen kontrak pekerjaan konstruksi,
termasuk pengendalian manajemen dan keselamatan lalulintas serta SMK3K,
dan Dokumen Lingkungan, selama masa pelaksanaan pekerjaan
d. Memeriksa Time Schedule, Bar Chart, Kurva-S dan Network Planning yang
diajukan oleh Rekanan / Kontraktor pelaksana untuk selanjutnya diteruskan
kepada Pengelola Kegiatan untuk mendapatkan persetujan.
e. Mempersiapkan formulir-formulir isian, antara lain:
i. Laporan Harian;
ii. Laporan Mingguan;
iii. Laporan Bulanan / Monthly Progress Report.
iv. Laporan Teknis (jika diperlukan);
v. Pengecekan kesesuaian desain dengan kondisi aktual lapangan;
vi. Persiapan Gambar Kerja pekerjaan efektif preservasi jalan;
vii. Perhitungan Volume / back-up data, serta Monthly Certificate of Payment
(MC);
viii. Kontrol kualitas selama masa pelaksanaan pekerjaan;
ix. Pengajuan/ Request Penyedia untuk a.l. Memulai Tahapan Pekerjaan, uji
mutu, termasuk kelengkapan Prosedur Kerja Standar (SOP), Instruksi Kerja
Standar, dan Daftar Simak tahap pekerjaan konstruksi;
x. Penjaminan mutu pekerjaan termasuk standar pengukuran kinerja hasil
pekerjaan konstruksi;
f. Menjelaskan Struktur Organisasi Direksi Teknis / Konsultan dan tugas dari
masing-masing personil Direksi Teknis kepada PPK fisik;
g. Menyampaikan dan mempresentasikan RMK Pengawasan teknis kepada PPK
fisik pada saat PCM;
h. Membantu PPK fisik dalam mengkaji rencana mutu kontrak (RMK) Penyedia;
i. Melakukan pengawasan pengujian mutu, pengecekan kuantitas pekerjaan serta
kelayakan peralatan, fasilitas dan perlengkapan yang dimobilisasi oleh Penyedia;
j. Mengecek Daftar peralatan, fasilitas dan perlengkapan yang disampaikan oleh
Penyedia;
k. Mengecek masa laku kalibrasi peralatan yang akan digunakan oleh Penyedia
Jasa;
l. Menyampaikan rekomendasi kepada PPK fisik selaku Direksi Pekerjaan tentang
jumlah, mutu dan kelaikan peralatan, fasilitas dan perlengkapan yang dimobilisasi
Penyedia;
m. Menandatangani berita acara mobilisasi dan melaporkan pelaksanaan mobilisasi
kepada Direksi Pekerjaan;
n. Memeriksa gambar kerja yang terkait dengan metode kerja diajukan oleh
Penyedia Jasa dan kontrol terhadap kuantitas pekerjaan;
o. Memberikan rekomendasi terhadap konsep gambar kerja kepada Direksi
Pekerjaan dan Penyedia;
p. Melaporkan progres pekerjaan yang telah diselesaikan Penyedia;
q. Membuat daftar cacat dan kekurangan (Defects & Dificiencies List) berdasarkan
hasil pemeriksaan lapangan;
r. Menyampaikan ketentuan tentang pemenuhan tingkat layanan jalan berdasarkan
indikator kinerja jalan yang ditetapkan dalam dokumen kontrak kepada Direksi
pekerjaan;
s. Membantu PPK fisik dalam mutual check setiap tahap pekerjaan termasuk
pengecekan data administrasi teknis pekerjaan;

17.2. Pekerjaan Teknis Supervisi


Secara umum pekerjaan teknis supervisi adalah:
a. Melaksanakan Kegiatan Supervisi secara umum, Supervisi lapangan, koordinasi dan
inspeksi kegiatan-kegiatan dilapangan agar pelaksanaan teknis maupun administrasi
teknis yang dilakukan dapat maksimal sehingga tidak terdapat kecacatan baik dalam
kegiatan konstruksi maupun administrasi.
b. Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dari bahan atau komponen
konstruksi, peralatan dan perlengkapan selama pekerjaan pelaksanaan di lapangan
atau di tempat kerja lainnya.
c. Mengawasi kemajuan pelaksanaan dan mengambil tindakan yang tepat dan cepat
agar pekerjaan konstruksi dapat diselesaikan sesuai dengan Masa Pelaksanaan
Kontrak.
d. Memberikan pendapat teknis (Justifikasi Teknis) tentang penambahan atau
pengurangan item pekerjaan yang dapat mempengaruhi biaya dan waktu pekerjaan
serta berpengaruh pada ketentuan kontrak, untuk mendapatkan persetujuan dari
Pengguna Jasa / Kuasa Pengguna Anggaran / Pelaksana Kegiatan / Pejabat
Pembuat komitmen.
e. Memberikan arahan teknis kepada Rekanan / Kontraktor Pelaksana dapat
disampaikan secara langsung dengan pemberitahuan secara tertulis kepada
Pengelola Kegiatan sejauh tidak mengenai pengurangan dan penambahan biaya dan
waktu pekerjaan serta tidak menyimpang dari kontrak.

Pekerjaan Pelaksanaan Pekerjaan Teknis Supervisi dapat dibagi dalam 5 (Lima) kegiatan
yaitu:
1) Pengawasan Lapangan
a. Turut serta dalam pelaksanaan kajian teknis lapangan dan memeriksa Gambar
Kerja (shop-drawing) yang disiapkan oleh Penyedia;
b. Melaksanakan pengawasan teknis pekerjaan konstruksi jalan secara
professional, efektif dan efisien sesuai dengan persyaratan kontrak sehingga
terhindar dari risiko kegagalan konstruksi;
c. Memeriksa, menolak atau menyetujui laporan uji mutu harian dan mingguan
pekerjaan konstruksi.
d. Mengevaluasi dan menyetujui Monthly Certificate (MC).
e. Membuat laporan bulanan terkait progres pekerjaan di lapangan dan membuat
rekomendasi setiap permasalahan yang timbul di lapangan kepada Direksi
Pekerjaan dan Satker/PPK Pengawasan.
f. Membuat laporan teknis (bila diperlukan) pada setiap terjadinya perubahan
kinerja pekerjaan.
g. Melakukan verifikasi dan validasi hasil setiap tahapan pekerjaan yang dilakukan
Penyedia dan merekomendasikan Pernyataan Tidak Keberatan (No Objection)
kepada Direksi Pekerjaan.
h. Melakukan inspeksi dan membuat laporan hasil inspeksi pemenuhan tingkat
layanan jalan.
i. Penjaminan mutu pekerjaan di lapangan melalui penerapan prosedur kerja
standar, Instruksi Kerja Standar, dan Daftar Simak setiap tahap pekerjaan yang
harus dilakukan oleh Penyedia sesuai dokumen kontrak.

2) Pengendalian Pekerjaan Fisik


a. Memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan dalam rencana mutu unit kerja dan/atau rencana mutu pelaksanaan
kegiatan (RMP) yang disiapkan oleh PPK fisik, serta Rencana Mutu Kontrak
(RMK) yang masing-masing disiapkan oleh Penyedia dan Konsultan.
b. Setiap kegiatan dapat diketahui ketersediaan informasi yang menggambarkan
karakteristik kegiatan dan ketersediaan dokumen kegiatan.
c. Setiap kegiatan memenuhi persyaratan ketersediaan sumber daya yang
diperlukan dalam proses kegiatan.
d. Ketersediaan peralatan monitoring dan pengukuran pelaksanaan pekerjaan serta
mekanisme proses penyerahan dan pasca penyerahan hasil pekerjaan.
Untuk melaksanakan validasi terhadap proses pelaksanaan pekerjaan dalam
kesesuaian antara pelaksanaan kegiatan dan dengan hasil kegiatan setelah selesai
dilaksanakan harus dapat dilakukan pada setiap tahap kegiatan, jika verifikasi tidak
dapat dilakukan secara langsung melalui monitoring atau pengukuran secara
berurutan. Validasi pada pelaksanaan kegiatan harus mempertimbangkan ketentuan
berikut:
a. Sesuai dengan kriteria yang ditetapkan untuk peninjauan dan pernyataan tidak
keberatan atas proses.
b. Validasi ulang pelaksanaan kegiatan bila hasilnya tidak sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan, setelah dilakukan perbaikan atau penyempurnaan.
c. Verifikasi kinerja hasil pekerjaan dan pemenuhan tingkat layanan jalan.
d. Kriteria pengujian dan penerimaan hasil pekerjaan.
Disamping itu setiap unit kerja/unit pelaksana kegiatan harus mampu
mengidentifikasi hasil setiap tahapan kegiatan dari awal hingga akhir kegiatan dan
mengidentifikasi status hasil kegiatan tersebut. Tujuan identifikasi untuk memastikan
pada hasil kegiatan dapat dilakukan analisis apabila terjadi ketidak-sesuaian pada
proses dan hasil keluaran pekerjaan. Rekaman hasil identifikasi harus selalu
terpelihara dalam pengendalian rekaman/bukti kerja. Untuk memastikan bahwa
bagian hasil pekerjaan yang telah diterima harus tetap terpelihara sampai waktu
penyerahan menyeluruh. Pada proses penyerahan hasil pekerjaan, setiap segmen
pekerjaan harus mensyaratkan dan menerapkan proses pemeliharaan hasil
pekerjaan dan yang menjadi bagian hasil pekerjaan agar kinerjanya tetap terjaga.

3) Monitoring dan Pengendalian


Monitoring dan pengendalian Kegiatan merupakan suatu proses evaluasi yang harus
dilaksanakan untuk mengetahui kinerja hasil pelaksanaan kegiatan, sehingga dapat
dilakukan pengukuran atau penilaian hasil dari produk penyedia jasa. Monitoring
merupakan bagian dari pengendalian mutu hasil pekerjaan, agar semua hasil
kegiatan yang diserahkan dapat memenuhi persyaratan kriteria penerimaan
pekerjaan. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan monitoring antara
lain:
a. Penanggung jawab untuk tiap-tiap tahapan kegiatan harus menetapkan metode
yang tepat untuk monitoring dan pengukuran hasil pekerjaan dari setiap tahapan
pekerjaan.
b. Monitoring dan pengukuran dilakukan dengan cara memverifikasi bahwa
persyaratan telah dipenuhi.
c. Setiap monitoring dan pengukuran dilaksanakan pada tahapan yang sesuai
berdasarkan pengaturan yang telah direncanakan.
d. Rekaman bukti monitoring dan pengukuran hasil kegiatan harus dipelihara
kedalam pengendalian rekaman/bukti kerja.
Disamping itu setiap unit kerja harus menentukan, mengumpulkan dan menganalisis
data yang sesuai dan memadai untuk memperagakan kesesuaian dan keefektifan.
Analisis data bertujuan untuk mengevaluasi dimana dapat dilaksanakan perbaikan
berkesinambungan dan analisis harus didasarkan pada data yang dihasilkan dari
kegiatan monitoring dan pengukuran atau dari sumber terkait lainnya. Hasil analisis
harus berkaitan dengan manfaat hasil pekerjaan, kesesuaian terhadap persyaratan
hasil pekerjaan dan karakteristik dari proses-proses kegiatan termasuk peluang untuk
tindakan pencegahan.
Sedangkan pengendalian hasil pekerjaan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi
persyaratan harus di-identifikasi dan dipisahkan dari hasil pekerjaan yang sesuai
untuk mencegah penggunaan yang tidak terkendali. Tindakan yang harus
dilaksanakan pada pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan antara lain:
a. Penanggung jawab pada setiap kegiatan harus memastikan bahwa hasil dari
setiap tahapan kegiatan yang tidak memenuhi persyaratan diidentifikasi dan
dikendalikan untuk tindak lanjut tahapan kegiatan yang berhubungan dengan
tahapan sebelumnya.
b. Pelaksanaan pengendalian hasil pekerjaan yang tidak sesuai harus diatur dalam
prosedur pengendalian hasil pekerjaan tidak sesuai yang merupakan bagian dari
prosedur mutu.
c. Pengendalian atas pekerjaan tidak sesuai harus dilaksanakan dengan
mengesahkan prosedur penggunaan dan penerimaannya berdasarkan konsesi
oleh Pengguna atau pemanfaat hasil pekerjaan.
d. Prosedur hasil pekerjaan yang tidak sesuai minimal harus mencakup:
• Penetapan personil yang kompeten dan memiliki kewenangan untuk
menetapkan ketidaksesuaian hasil pekerjaan untuk setiap tahapan.
• Mekanisme penanganan hasil kegiatan tidak sesuai termasuk tatacara
pelepasan hasil kegiatan tidak sesuai.
• Mekanisme verifikasi ulang untuk menunjukkan kesesuaian terhadap
persyaratan yang ditetapkan.
e. Tindakan korektif yang diambil dalam upaya menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian dan mencegah terulangnya ketidaksesuaian.
Dalam upaya menghilangkan penyebab ketidaksesuaian dan mencegah terulangnya
hasil pekerjaan yang tidak sesuai, diperlukan tindakan korektif dan tindakan
pencegahan yang diatur dalam prosedur mutu. Prosedur tindakan korektif minimal
harus mencakup kegiatan antara lain:
a. Menguraikan ketidaksesuaian;
b. Menentukan / melakukan kajian terhadap penyebab ketidaksesuaian;
c. Menetapkan rencana penanganan untuk memastikan, bahwa ketidaksesuaian
tidak akan terulang dan menetapkan jadwal waktu penanganan;
d. Menetapkan petugas yang melaksanakan tindak perbaikan;
e. Mencatat hasil tindakan yang dilakukan;
f. Memverifikasi tindakan perbaikan yang telah dilakukan.
Tindakan pencegahan ditetapkan dalam upaya meminimalkan potensi
ketidaksesuaian yang akan terjadi termasuk penyebabnya. Tindakan pencegahan
harus mempertimbangkan dampak potensialnya dan efek dari tindakan pencegahan
kegiatan yang lainnya. Untuk itu perlu mengidentifikasi potensi ketidak-sesuaian dan
merencanakan kebutuhan tindakan untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian
serta melakukan verifikasi tindakan pencegahan yang telah dilaksanakan.
4) Konsultasi
a. Melakukan konsultasi dengan Pengguna Jasa / Kuasa Pengguna Anggaran /
Pengendali Kegiatan / Pejabat Pembuat Komitmen untuk membahas segala
masalah dan persoalan yang timbul selama masa pelaksanaan kontrak.
b. Mengadakan rapat lapangan secara berkala sedikitnya 1 (satu) kali setiap minggu
dengan Pengguna Jasa / Kuasa Pengguna Anggaran / Pejabat Pembuat
Komitmen / Pelaksana Kegiatan / Direksi Teknis, Rekanan / Kontraktor pelaksana
dengan tujuan menyampaikan kemajuan pekerjaan dan persoalan yang timbul
dalam pelaksanaan, untuk kemudian dibuatkan risalah rapat dan dikirimkan
kepada semua pihak yang bersangkutan, serta harus diterima masing-masing
pihak paling lambat satu minggu kemudian.
c. Mengadakan rapat di luar jadual rutin tersebut apabila dianggap perlu yang
diakibatkan permasalahan mendesak.
5) Penyiapan / Pemeriksaaan Dokumen Pekerjaan
a. Memastikan kebenaran Berita Acara sehubungan dengan penyelesaian
pekerjaan di lapangan.
b. Memeriksa dan menyiapkan daftar volume dan nilai pekerjaan serta penambahan
atau pengurangan pekerjaan guna keperluan pembayaran.
c. Mempersiapkan formulir laporan mingguan dan bulanan, Berita Acara Kemajuan
Pekerjaan, Berita Acara Penyerahan Pertama dan Kedua serta formulir-formulir
lainnya yang diperlukan.

17.3. Penyerahan Laporan :


a. Laporan Profil, Pendahuluan, dan Program Mutu
b. Laporan Bulanan dan Triwulan
c. Laporan Mutu
d. Laporan Akhir (Final Quantity,Hasil Uji Laboratorium, Dokumentasi 100%
Pekerjaan, Asbuilt Drawing, dan dokumen akhir lainnya).

18. LAPORAN
18.1. Daftar Distribusi Laporan
Setiap isi laporan harus jelas dan dapat dibaca serta disusun dalam bahasa Indonesia
dengan tata bahasa yang baik dan benar. Ukuran kertas masing - masing laporan
adalah A4 (210 x 297 mm), dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap / buku dan diserahkan
kepada:
a. Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Papua Barat
b. Kepala Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi
Papua Barat cq. Core Team Supervisi P2JN Provinsi Papua Barat
c. Kepala Satker PJN Wil IV Prov. Papua Barat (Bintuni)
d. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengawasan Satker P2JN Provinsi Papua
Barat
e. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satker PJN Wil IV Prov. Papua Barat (Bintuni)
18.2. Jenis - Jenis Laporan
Jenis – jenis laporan yang harus diserahkan adalah sebagai berikut :
1) Laporan Program Mutu
Laporan Program Mutu sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi, Program Mutu harus mencakup :
 Informasi Pekerjaan
 Organisasi Kerja Penyedia
 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
 Metode Pelaksanaan Kerja
 Pengendalian Pekerjaan
 Laporan Pekerjaan

Laporan Program Mutu harus didistribusikan 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
mobilisasi konsultan.

2) Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan harus sudah mencakup tentang :
 Pemahaman terhadap lingkup layanan konsultan selama jangka waktu
kontrak;
 Metodologi, Pengujian Awal dan Laporan Hasil Pengujian Pekerjaan (Bila
sudah ada).
 Rencana Kerja dan Pengorganisasian Pekerjaan;
 Jadwal Pelaksanaan dan Penugasan Tenaga Ahli;
 Ringkasan kemajuan pelaksanaan layanan (bila sudah ada);
 Jangka waktu 16 (Enam Belas) hari sejak tanggal mobilisasi konsultan;
 Pelaksanaan K3.

3) Laporan Profil
Ukuran kertas untuk masing - masing laporan Profil adalah A5 (148 x 210 mm).
Laporan Profil harus sudah mencakup tentang:
 Gambaran Umum;
 Data Proyek.
 Rencana Penanganan.
 Kondisi Eksisting.
 Jangka waktu 30 (Tiga Puluh) hari sejak tanggal mobilisasi konsultan.
4) Laporan Bulanan
Laporan ini dibuat secara berkala setiap akhir bulan masa pelaksanaan paket
pekerjaan dan diserahkan paling lambat pada tanggal 5 bulan berikutnya.
Laporan bulanan mencakup tentang :
 Rencana kerja untuk selama periode layanan termasuk pemutakhiran periode
sebelumnya.
 Kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan setiap bulan.
 Total kemajuan kegiatan dan keterlambatan yang terjadi serta sebab -
sebabnya selanjutnya juga membarikan saran untuk mengatasi keadaan
tersebut.
 Rencana Kerja untuk sisa masa layanan termasuk pemutakhiran sebagai
konsekuensi jika hasil kemajuan pelaksanaan tidak sesuai dengan rencana.
 Jadwal Pelaksanaan dan Penggunaan Tenaga Ahli sampai dengan periode
bulan terakhir.
 Realisasi Pelaksanaan dan Penggunaan Tenaga Ahli sampai dengan periode
bulan terakhir.
 Laporan Khusus pelaksanaan K3 termasuk dampak konstruksi terhadap
Lingkungan.

5) Laporan Berkala (Triwulan)


Laporan ini dibuat secara berkala setiap akhir triwulan tahun anggaran (akhir Maret,
Juni, September dan Desember). Ketua Tim akan menyerahkan laporan
Triwulanan, terdiri dari kegiatan Penyedia Jasa selama tiga bulan yang telah
berjalan. Laporan Triwulan diserahkan paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya.
Laporan Berkala harus memberikan gambaran akumulasi layanan setiap periode
tiga bulan sejak tanggal mobilisasi konsultan.
Laporan Berkala (Triwulan) harus mencakup hal – hal berikut :
 Rencana Kerja untuk selama periode layanan termasuk pemutakhiran periode
sebelumnya.
 Kemajuan pelaksanaan layanan sampai dengan periode tiga bulanan terakhir.
 Rencana Kerja untuk sisa masa layanan termasuk pemutakhiran sebagai
konsekuensi hasil kemajuan terakhir.
 Jadwal Pelaksanaan dan Penggunaan Tenaga Ahli sampai dengan periode
tiga bulan terakhir.
 Realisasi Pelaksanaan dan Penggunaan Tenaga Ahli sampai dengan periode
tiga bulan terakhir.
 Evaluasi sementara dan Saran kepada Pengguna Jasa.
 Pelaksanaan K3.
 Seluruh Rencana Kerja tersebut di atas harus sudah diselaraskan dengan
Jadwal Pelaksanaan dan Pengendalian Mutu yang dipergunakan dan
dimutakhirkan oleh Kontraktor.

6) Laporan Akhir
Laporan akhir harus diserahkan paling selambat-lambatnya pada akhir Masa
Pelaksanaan Kontrak Konsultan beserta media penyimpanan data (flashdisk /
harddisk).
Laporan ini harus mencakup seluruh layanan dalam masa kontrak Konsultan yang
memuat :
 Rencana Kerja awal untuk selama periode layanan;
 Rencana Kerja yang dimutakhirkan selama periode layanan;
 Realisasi pelaksanaan layanan selama periode layanan;
 Jadwal Pelaksanaan dan Penggunaan Tenaga Ahli selama periode layanan;
 Realisasi Pelaksanaan dan Penggunaan Tenaga Ahli selama periode
layanan;
 Evaluasi layanan secara menyeluruh dan Saran kepada Pengguna Jasa;
Lampiran kegiatan mencakup hasil Uji Laboratorium, Dokumentasi Kegiatan, Final
Quantity, Asbuilt Drawing, dll.

19. PRODUKSI DALAM NEGERI


Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam wilayah
Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan
pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam Negeri.

20. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN


Pengumpulan data lapangan harus dilakukan sesuai dengan standar dan pedoman yang
berlaku di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

21. PERSYARATAN KUALIFIKASI


1. Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi
2. Sertifikat Badan Usaha (SBU) : Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi Teknik Sipil
Transportasi. (RE 202).
22. ALIH PENGETAHUAN
Apabila dipandang perlu oleh Pengguna Jasa, maka Penyedia Jasa dapat mengadakan
pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait dengan substansi pelaksanaan
pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf di lingkungan organisasi Pejabat
Pembuat Komitmen.

Manokwari, 14 Maret 2022


Pejabat Pembuat Komitmen Pengawasan

BINA ALEIDA SAROY, ST


NIP. 19850927 201505 2 001

Anda mungkin juga menyukai