Anda di halaman 1dari 62

PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)

Tahun Anggaran 2020

DIVISI 7
STRUKTUR
SEKSI 7.1
BETON
7.1.1 UMUM
1) Uraian
a) Yang dimaksud dengan beton adalah campuran antara semen portland atau semen
hidraulik yang setara, agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan tambahan
membentuk massa padat.
b) Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini harus mencakup pelaksanaan seluruh struktur
beton bertulang, beton tanpa tulangan, beton prategang, beton pracetak dan beton untuk
struktur baja komposit, sesuai dengan spesifikasi dan gambar rencana atau sebagaimana yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
c) Pekerjaan ini harus pula mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton,
pengadaan perawatan beton, lantai kerja dan pemeliharaan fondasi seperti pemompaan
atau tindakan lain untuk mempertahankan agar fondasi tetap kering.
d) Mutu beton yang digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam kontrak
harus seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Mutu beton yang digunakan dalam kontrak ini
dibagi sebagai berikut:

Tabel 7.1.1.(1) Mutu Beton dan Pengguna

Jenis fc’ bk’


Beton (MPa)
2
(Kg/cm ) Uraian

Umumnya digunakan untuk beton


Mutu prategang seperti tiang pancang beton
 45  K500 prategang, gelagar beton prategang, pelat
tinggi
beton prategang dan sejenisnya.
Umumnya digunakan untuk beton
bertulang seperti pelat lantai jembatan,
Mutu gelagar beton bertulang, diafragma, kereb
20 ≤ x < 45 K250 ≤ x < K500 beton pracetak, gorong-gorong beton
sedang
bertulang, bangunan bawah jembatan,
perkerasan beton semen
Umumya digunakan untuk struktur beton
tanpa tulangan seperti beton siklop, trotoar
15 ≤ x < 20 K175 ≤ x < K250
Mutu dan pasangan batu kosong yang diisi
rendah adukan, pasangan batu.
Digunakan sebagai lantai kerja,
10 ≤ x < 15 K125 ≤ x < K175 penimbunan kembali dengan beton.
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

2) Penerbitan Detil Pelaksanaan


Detil pelaksanaan untuk pekerjaan beton yang tidak disertakan dalam Dokumen Kontrak pada saat
pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan setelah peninjauan rancangan awal telah selesai
dilaksanakan sesuai dengan Seksi 1.9 dari Spesifikasi ini.

3) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini

a) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas : Seksi 1.8


b) Rekayasa Lapangan : Seksi 1.9
c) Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Seksi 1.19
d) Pasangan Batu dengan Mortar : Seksi 2.2
e) Gorong-gorong dan Drainase Beton : Seksi 2.3
f) Drainase Porous : Seksi 2.4
g) Galian : Seksi 3.1
h) Timbunan : Seksi 3.2
i) Baja Tulangan : Seksi 7.3
j) Adukan Semen : Seksi 7.8
k) Pembongkaran Struktur : Seksi 7.15

4) Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta hasil akhir harus
dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam Standar Rujukan dalam Pasal
7.1.1.6) di bawah ini.

5) Toleransi
a) Toleransi Dimensi :
 Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m. + 5 mm
 Panjang keseluruhan lebih dari 6 m + 15 mm
 Panjang balok, pelat dek, kolom dinding, atau antara
kepala jembatan - 0 dan + 10 m

b) Toleransi Bentuk :
 Persegi (selisih dalam panjang diagonal) 10 mm
 Kelurusan atau lengkungan (penyimpangan dari garis
yang dimaksud) untuk panjang s/d 3 m 12 mm
 Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 3 m - 6 m 15 mm
 Kelurusan atau lengkungan untuk panjang > 6 m 20 mm

c) Toleransi Kedudukan (dari titik patokan) :


 Kedudukan kolom pra-cetak dari rencana ± 10 mm
 Kedudukan permukaan horizontal dari rencana ± 10 mm
 Kedudukan permukaan vertikal dari rencana ± 20 mm

d) Toleransi Alinyemen Vertikal :


Penyimpangan ketegakan kolom dan dinding ± 10 mm
e) Toleransi Ketinggian (elevasi) :
 Puncak lantai kerja di bawah pondasi ± 10 mm
 Puncak lantai kerja di bawah pelat injak ± 10 mm
 Puncak kolom, tembok kepala, balok melintang ± 10 mm

f) Toleransi Alinyemen Horisontal : 10 mm dalam 4 m panjang men

g) Toleransi untuk Penutup / Selimut Beton Tulangan :


 Selimut beton sampai 3 cm 0 dan + 5 mm
 Selimut beton 3 cm - 5 cm - 0 dan + 10 mm
 Selimut beton 5 cm - 10 cm ± 10 mm
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

6) Standar Rujukan

Standar Nasional Indonesia (SNI):


SNI 03-1968-1990 : Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan kasar.
SNI 03-1972-1990 : Metode pengujian slump beton.
SNI 03 1973-1990 : Metoda pengujian berat isi beton.
SNI 03-1974-1990 : Metode pengujian kuat tekan beton.
SNI 03-2460-1991 : Spesifikasi abu terbang sebagai bahan tambahan untuk campuran
beton.
SNI 03-2491-1991 : Metode pengujian kuat tarik belah beton.
SNI 03-2493-1991 : Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton dilaboratorium.
SNI 03-2495-1991 : Spesifikasi bahan tambahan untuk beton.
SNI 03-2816-1992 : Metode pengujian kotoran organik dalam pasir untuk campuran
mortar dan beton.
SNI 03-3403-1994 : Metode pengujian kuat tekan beton inti pemboran.
SNI 03-3418-1994 : Metode pengujian kandungan udara pada beton segar.
SNI 03-3976-1995 : Tata cara pengadukan dan pengecoran beton.
SNI 03-4141-1996 : Metode pengujian gumpalan lempung dan butir-butir mudah pecah dalam
agregat.
SNI 03-4142-1996 : Metode pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos
saringan No.200 (0,075 mm).
SNI 03-4156-1996 : Metode pengujian bliding dari beton segar.
SNI 03-4433-1997 : Spesifikasi beton siap pakai.
SNI 03-4806-1998 : Metode pengujian kadar semen portland dalam beton segar
dengan cara titrasi volumetri.
SNI 03-4807-1998 : Metode pengujian untuk menentukan suhu beton segar semen portland.
SNI 03-4808-1998 : Metode pengujian kadar air dalam beton segar dengan car titrasi
volumetri.
SNI 03-4810-1998 : Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di
lapangan.
SNI 03-2834-2000 : Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal.
SNI 03-6429-2000 : Metode pengujian kuat tekan beton silinder dengan cetakan silinder di
dalam tempat cetakan.
SNI 03-2492-2002 : Metode pengambilan dan pengujian beton inti.
SNI 03-6817-2002 : Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton.
SNI 03-6889-2002 : Tata cara pengambilan contoh agregat.
SNI 15-2049-2004 : Semen portland.
SNI 15-7064-2004 : Semen portland komposit.
SNI 15-0302-2004 : Semen portland pozzolan.
SNI 2417:2008 : Metode pengujian keausan agregat dengan mesin Los
Angeles.
SNI 2458:2008 : Metode pengambilan contoh untuk campuran beton segar.
SNI 3407:2008 : Metode pengujian sifat kekekalan bentuk agregat terhadap larutan
natrium sulfat dan magnesium sulfat.
Pd T–07–2005-B : Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatan

American Society for Testing and Materials (ASTM) :


ASTM C 403-90 : Time of Setting of Concrete Mixtures by Penetration
Resistance
ASTM C 33-93 : Standard Spesification for Concrete Aggregates.
ASTM C 989-95 : Spesification for Ground Granulated Blast Furnace Slag for use in
Concrete and Mortars.

American Concrete Institute (ACI) :


ACI 363R-92 : State-of-the-art on High-Strength Concrete
ACI 305R-99 : Hot Weather Concreting
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

7) Pengajuan Kesiapan Kerja


a) Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakan dengan
data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.2 dari
Spesifikasi ini.
b) Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran (mix design) untuk masing-
masing mutu beton yang akan digunakan sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai,
lengkap dengan hasil pengujian bahan dan hasil pengujian percobaan campuran beton di
laboratorium berdasarkan kuat tekan beton untuk umur 7 dan 28 hari, kecuali ditentukan
untuk umur-umur yang lain oleh Direksi Pekerjaan. Proporsi bahan dan berat
penakaran hasil perhitungan harus memenuhi kriteria teknis utama, yaitu kelecakan
(workability), kekuatan (strength), dan keawetan (durability).
c) Campuran Percobaan
Sebelum dilakukan pengecoran, Penyedia Jasa harus membuat campuran percobaan
menggunakan proporsi campuran hasil rancangan campuran serta bahan yang
diusulkan, dengan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan, yang menggunakan jenis instalasi
dan peralatan yang sama seperti yang akan digunakan untuk pekerjaan (serta sudah
memperhitungkan waktu pengangkutan dll). Dalam kondisi beton segar, adukan beton harus
memenuhi syarat kelecakan (nilai slump) yang telah ditentukan. Pengujian kuat tekan beton
umur 7 hari dari hasil campuran percobaan harus mencapai kekuatan minimum 90 %
dari nilai kuat tekan beton rata-rata yang ditargetkan dalam rancangan campuran beton (mix
design) umur 7 hari. Bilamana hasil pengujian beton berumur 7 hari dari campuran
percobaan tidak menghasilkan kuat tekan beton yang disyaratkan, maka Penyedia Jasa
harus melakukan penyesuaian campuran dan mencari penyebab ketidak sesuaian tersebut,
dengan meminta saran tenaga ahli yang kompeten di bidang beton untuk kemudian
melakukan percobaan campuran kembali sampai dihasilkan kuat tekan beton di lapangan
yang sesuai dengan persyaratan. Bilamana percobaan campuran beton telah sesuai dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka Penyedia Jasa boleh melakukan pekerjaan
pencampuran beton sesuai dengan Formula Campuran Kerja (Job Mix Formula, JMF) hasil
percobaan campuran.
d) Penyedia Jasa harus mengirim Gambar detil untuk seluruh perancah yang akan
digunakan, dan harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum setiap
pekerjaan perancah dimulai.
e) Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam
sebelum tanggal rencana mulai melakukan pencampuran atau pengecoran setiap jenis beton,
seperti yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.4.1) di bawah.
8) Penyimpanan dan Perlindungan Bahan
Cara penyimpanan semen harus mengikuti ketentuan sebagai berikut :
a) Semen disimpan di ruangan yang kering dan tertutup rapat
b) Semen ditumpuk dengan jarak setinggi minimum 30 cm dari lantai ruangan, tidak
menempel/melekat pada dinding ruangan dan tinggi timbunan maksimum 8
zak semen
c) Tumpukan zak semen disusun sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
perputaran udara di antaranya, dan mudah untuk diperiksa
d) Semen dari berbagai jenis/merek disimpan secara terpisah
e) Semen yang baru datang tidak boleh ditumpuk di atas tumpukan semen yang sudah ada dan
penggunaannya harus dilakukan menurut urutan pengiriman
f) Apabila semen telah disimpan lebih dari 2 (dua) bulan, maka sebelum digunakan harus
diperiksa terlebih dahulu bahwa semen tersebut masih memenuhi syarat
9) Kondisi Tempat Kerja
Penyedia Jasa harus menjaga temperatur semua bahan, terutama agregat kasar, dengan
temperatur pada tingkat yang serendah mungkin dan harus dijaga agar selalu di bawah
o
30 C sepanjang waktu pengecoran. Sebagai tambahan, Penyedia Jasa tidak boleh
melaku-kan pengecoran bilamana :
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

2
a) Tingkat penguapan melampaui 1,0 kg/m /jam sesuai dengan petunjuk Gambar
7.1.1.(1).

Gambar 7.1.1.(1) Diagram Penentuan Tingkat Penguapan Air Rata-rata

b) Lengas nisbi dari udara kurang dari 40 %.

c) Tidak diijinkan oleh Direksi Pekerjaan, selama turun hujan atau bila udara penuh debu
atau tercemar.

10) Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan

a) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang
disyaratkan dalam Pasal 7.1.1.5), atau yang tidak memiliki permukaan akhi yang
memenuhi ketentuan, atau yang tidak memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan
dalam Pasal 7.1.3.1), harus mengikuti petunjuk yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan dan dapat meliputi :
i) Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang belum
dikerjakan;
ii) Tambahan perawatan pada bagian struktur yang hasil pengujiannya gagal;
iii) Perkuatan atau pembongkaran menyeluruh dan penggantian bagian
pekerjaan yang dipandang tidak memenuhi ketentuan;
b) Bilamana terjadi perbedaan pendapat dalam mutu pekerjaan beton atau adanya
keraguan dari data pengujian yang ada, Direksi Pekerjaan dapat meminta Penyedia Jasa
melakukan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menjamin bahwa mutu
pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat dinilai dengan adil. Biaya pengujian tambahan
tersebut haruslah menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
c) Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser yang diakibatkan oleh
kelalaian Penyedia Jasa merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa dan harus dilakukan
dengan biaya sendiri.. Penyedia Jasa tidak bertanggung jawab atas kerusakan yang
timbul berasal dari bencana alam yang tidak dapat dihindarkan, asalkan pekerjaan yang
rusak tersebut telah diterima dan dinyatakan oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis telah
selesai.

7.1.2 BAHAN
1) Semen
a) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland tipe I, II, III, IV,
dan V yang memenuhi SNI 15-2049-2004 tentang Semen Portland.
b) Semen tipe IA (Semen Portland tipe I dengan air-entraining agent ), IIA (Semen Portland
tipe II dengan air-entraining agent), IIIA (Semen Porgtland tipe III dengan air-
entraining agent), PPC (Portland Pozzolan Cement), dan PCC (Portland Composite
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

Cement) dapat digunakan apabila diizinkan oleh Direksi Pekerjaaan. Apabila hal tersebut
diizinkan, maka Penyedia Jasa harus mengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai
dengan merek semen yang digunakan.
c) Di dalam satu proyek hanya dapat digunakan satu merek semen, kecuali jika
diizinkan oleh Direksi Pekerjaan. Apabila hal tersebut diizinkan, maka Penyedia Jasa harus
mengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai dengan merek semen yang
digunakan.
2) Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih, dan
bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air
harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI 03- 6817-2002 tentang
Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton. Apabila timbul keragu-raguan atas
mutu air yang diusulkan dan karena sesuatu sebab pengujian air seperti di atas tidak dapat
dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir
standar dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air murni hasil sulingan. Air
yang diusulkan dapat digunakan apabila kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7
(tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan) hari mempunyai kuat tekan minimum 90% dari kuat
tekan mortar dengan air suling untuk periode umur yang sama. Air yang diketahui dapat
3) Agregat
a) Ketentuan Gradasi Agregat
(1) Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan
dalam Tabel 7.1.2.(1), tetapi atas persetujuan Direksi Pekerjaan, bahan
yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut masih dapat digunakan apabila
memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan dalam Butir 7.1.1.7) dan
7.1.3.1) yang dibuktikan oleh hasil campuran percobaan.

Tabel 7.1.2.(1) Ketentuan Gradasi Agregat


Ukuran Saringan Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat
Kasar
Inci Standar Halus Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran
(in) (mm) maksimum maksimum maksimum maksimum maksimum
37,5 mm 25 mm 19 mm 12,5 mm 10 mm
2 50,8 - 100 - - - -
1½ 38,1 - 95 -100 100 - - -
1 25,4 - - 95 – 100 100 -
¾ 19 - 35 - 70 - 90 - 100 100
½ 12,7 - - 25 – 60 - 90 - 100 100
3/8 9,5 100 10 - 30 - 20 - 55 40 - 70 95 - 100
#4 4,75 95 – 100 0-5 0 -10 0 - 10 0 - 15 30 - 65
#8 2,36 80 – 100 - 0-5 0-5 0-5 20 - 50
#16 1,18 50 – 85 - - - - 15 - 40
# 50 0,300 10 – 30 - - - - 5 - 15
# 100 0,150 2 – 10 - - - - 0-8

(2) Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar
tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan atau antara baja
tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya dimana beton harus dicor.
b) Sifat-sifat Agregat
(1) Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari pemecahan
batu atau koral, atau dari penyaringan dan pencucian (jika perlu) kerikil dan pasir
sungai.
(2) Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh pengujian
SNI 03-2816-1992 tentang Metode pengujian kotoran organik dalam pasir untuk
campuran mortar dan beton, dan harus memenuhi sifat- sifat lainnya yang
diberikan dalam Tabel 7.1.2.(2) bila contoh-contoh diambil dan diuji sesuai
dengan prosedur yang berhubungan.
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

Tabel 0.(1) Ketentuan Mutu Agregat

Batas Maksimum yang diizinkan untuk


Sifat-sifat Metode Pengujian Agregat
Halus Kasar
Keausan agregat dengan SNI 2417:2008 -
40%
mesin Los Angeles
Kekekalan bentuk agregat SNI 3407:2008 10% - natrium 12% - natrium
terhadap larutan natrium sulfat
atau magnesium sulfat 15% - magnesium 18% - magnesium
Gumpalan lempung dan SNI 03-4141-1996
3% 2%
partikel yang mudah pecah
Bahan yang lolos saringan SNI 03-4142-1996 5% untuk kondisi
No.200. umum, 3% untuk
kondisi 1%
permukaan
terabrasi

3) Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh
pengujian SNI 03-2816-1992 tentang Metode pengujian kotoran organik
dalam pasir untuk campuran.
4) Batu Untuk Beton Siklop
Batu untuk beton siklop harus keras, awet, bebas dari retak, tidak berongga
dan tidak rusak oleh pengaruh cuaca. Batu harus bersudut runcing, bebas dari
kotoran, minyak dan bahan-bahan lain yang mempengaruhi ikatan dengan
beton. Ukuran batu yang digunakan untuk beton siklop tidak boleh lebih besar
dari 250 mm.

5) Bahan Tambah yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja


beton dapat berupa bahan kimia, bahan mineral atau hasil limbah yang berupa
serbuk pozzolanik sebagai bahan pengisi pori dalam campuran beton.
a) Bahan kimia
Bahan tambahan yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam campuran beton dalam
jumlah tidak lebih dari 5% berat semen selama proses pengadukan atau selama
pelaksanaan pengadukan tambahan dalam pengecoran beton. Ketentuan mengenai
bahan tambahan ini harus mengacu pada SNI 03-2495-1991.

Untuk tujuan peningkatan kinerja beton segar, bahan tambahan campuran beton dapat
digunakan untuk keperluan-keperluan : meningkatkan kinerja kelecakan adukan
beton tanpa menambah air; mengurangi penggunaan air dalam campuran beton tanpa
mengurangi kelecakan; mempercepat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton;
memperlambat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton; meningkatkan
kinerja kemudahan pemompaan beton; mengurangi kecepatan terjadinya kehilangan
slump (slump loss); mengurangi susut beton atau memberikan sedikit pengembangan
volume beton (ekspansi); mengurangi terjadinya bliding (bleeding); mengurangi
terjadinya segregasi.
Untuk tujuan peningkatan kinerja beton sesudah mengeras, bahan tambahan campuran
beton bisa digunakan untuk keperluan-keperluan : meningkatkan kekuatan beton (secara
tidak langsung); meningkatkan kekuatan pada beton muda; mengurangi atau
memperlambat panas hidrasi pada proses pengerasan beton, terutama untuk beton dengan
kekuatan awal yang tinggi; meningkatkan kinerja pengecoran beton di dalam air atau
di laut; meningkatkan keawetan jangka panjang beton; meningkatkan kekedapan beton
(mengurangi permeabilitas beton);
mengendalikan ekspansi beton akibat reaksi alkali agregat; meningkatkan daya lekat
antara beton baru dan beton lama; meningkatkan daya lekat antara beton dan baja
tulangan; meningkatkan ketahanan beton terhadap abrasi dan tumbukan.
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

Apabila menggunakan bahan tambahan yang dapat menghasilkan gelembung udara,


maka gelembung udara yang dihasilkan tidak boleh lebih dari 5%.
Penggunaan jenis bahan tambahan kimia untuk maksud apapun harus berdasarkan hasil
pengujian laboratorium yang menyatakan bahwa hasilnya sesuai dengan persyaratan
dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

b) Mineral
Mineral yang berupa bahan tambahan atau bahan limbah dapat berbentuk abu terbang
(fly ash), pozzolan, mikro silica atau silica fume. Apabila digunakan bahan
tambahan berupa abu terbang, maka bahan tersebut harus sesuai dengan standar
spesifikasi yang ditentukan dalam SNI 03-2460-1991 tentang Spesifikasi abu terbang
sebagai bahan tambahan untuk campuran beton.
Penggunaan jenis bahan tambahan mineral untuk maksud apapun harus berdasarkan hasil
pengujian laboratorium yang menyatakan bahwa hasilnya sesuai dengan persyaratan dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

7.1.3 PENCAMPURAN DAN PENAKARAN

1) Ketentuan Sifat-sifat Campuran


a) Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kelecakan (slump),
kekuatan (strength), dan keawetan (durability) yang dibutuhkan sebagaimana disyaratkan.
b) Bilamana pengujian beton pada umur yang lebih awal sebelum 28 hari menghasilkan kuat
beton di bawah kekuatan yang disyaratkan, maka Penyedia Jasa tidak diperkenankan
mengecor beton lebih lanjut sampai penyebab dari hasil yang rendah tersebut dapat diketahui
dengan pasti dan sampai telah diambil tindakan-tindakan yang menjamin bahwa produksi
beton memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
c) Apabila kuat tekan beton berumur 28 hari tidak memenuhi ketentuan yang
disyaratkan, maka harus diambil tindakan mengikuti ketentuan menurut Pasal
7.1.6.3).i) dan Pasal 7.1.6.3).j)
d) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan dapat mencakup
pembongkaran dan penggantian seluruh beton.
2) Penyesuaian Campuran
a) Penyesuaian Sifat Kelecakan (Workability)
Apabila sifat kelecakan pada beton dengan proporsi yang semula dirancang sulit
diperoleh, maka Penyedia Jasa boleh melakukan perubahan rancangan agregat, dengan
syarat dalam hal apapun kadar semen yang semula dirancang tidak berubah, juga rasio
air/semen yang telah ditentukan berdasarkan pengujian yang menghasilkan
kuat tekan yang memenuhi tidak dinaikkan. Pengadukan kembali beton yang telah
dicampur dengan cara menambah air atau oleh cara lain tidak diizinkan.
Bahan tambahan (aditif) untuk meningkatkan sifat kelecakan hanya diijinkan bila
secara khusus telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
b) Penyesuaian Kekuatan
Bilamana beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan, atas persetujuan Direksi
Pekerjaan kadar semen dapat ditingkatkan asalkan tidak melebihi batas kadar semen
maksimum karena pertimbangan panas hidrasi. Cara lain dapat juga dengan menurunkan
rasio air/semen dengan pemakaian bahan tambahan jenis plasticizer yang berfungsi
untuk meningkatkan kinerja kelecakan adukan beton tanpa menambah air atau
mengurangi penggunaan air dalam campuran beton tanpa mengurangi kelecakan adukan
beton.
c) Penyesuaian Untuk Bahan-bahan Baru
Perubahan sumber atau karakteristik bahan tidak boleh dilakukan tanpa
pemberitahuan tertulis kepada Direksi Pekerjaan. Bahan baru tidak boleh digunakan sampai
Direksi Pekerjaan menerima bahan tersebut secara tertulis dan menetapkan proporsi baru
berdasarkan atas hasil pengujian campuran percobaan baru yang dilakukan oleh Penyedia
Jasa.
d) Bahan Tambahan
Bila untuk penyesuaian campuran perlu menggunakan bahan tambahan, maka dalam
pelaksanaannya harus sesuai dengan Pasal 7.1.2.5).b) dan mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
3) Penakaran Bahan
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

a) Seluruh komponen beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan semen
kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen
yang digunakan adalah setara dengan satu satuan atau kebulatan dari jumlah zak
semen. Agregat harus diukur beratnya secara terpisah. Ukuran setiap penakaran tidak
boleh melebihi kapasitas alat pencampur.
b) Untuk mutu beton fc’ > 20 Mpa atau K250 seluruh komponen bahan beton harus
ditakar menurut berat. Untuk mutu beton fc’ < 20 MPa atau K250 diizinkan
ditakar menurut volume sesuai SNI 03-3976-1995. Bila digunakan semen kemasan
dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen yang
digunakan adalah setara dengan satu satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen.
Agregat harus ditimbang beratnya secara terpisah. Ukuran setiap penakaran tidak
boleh melebihi kapasitas alat pencampur.
c) Penakaran agregat dan air harus dilakukan dengan basis kondisi agregat jenuh kering
permukaan (JKP). Untuk mendapatkan kondisi agregat yang jenuh kering
permukaan dapat dilakukan dengan cara menyemprot tumpukan agregat yang akan
digunakan dengan air paling sedikit 12 (dua belas) jam sebelum penakaran. Apabila
agregat tidak dalam kondisi jenuh kering permukaan, maka harus diadakan
perhitungan koreksi penakaran berat air dan agregat dengan menggunakan data
resapan dan kadar air agregat lapangan. Sedangkan apabila ditakar menurut volume,
maka harus memeperhitungkan.

faktor pengembangan (bulking factor) agregat halus seperti ditunjukkan dalam


Faktor Pengembangan , %

Gambar 7.1.3.(1)

Halus

Kasar Sedang

Kadar Air Permukaan (Moisture Content) , % (=


Kadar Air-Resapan)

Gambar 7.1.3.(1) Faktor Pengembangan Agregat Halus


4) Pencampuran
a) Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis dan
ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang merata dari seluruh
bahan.
b) Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang
akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap
penakaran.
c) Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen yang telah
ditakar, dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.
d) Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam
campuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan sebelum
waktu pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran untuk
3
mesin berkapasitas ¾ m atau kurang haruslah 1,5 menit; untuk mesin yang lebih
3
besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m .
e) Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, Direksi Pekerjaan dapat
menyetujui pencampuran beton dengan cara manual, sedekat mungkin dengan tempat
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

pengecoran. Penggunaan pencampuran beton dengan cara manual harus dibatasi pada
beton non-struktural.

7.1.4 PELAKSANAAN PENGECORAN

1) Penyiapan Tempat Kerja

a) Penyedia Jasa harus membongkar struktur lama yang akan diganti dengan beton yang
baru atau yang harus dibongkar untuk dapat memungkinkan pelaksanaan pekerjaan
beton yang baru. Pembongkaran tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan syarat yang
disyaratkan dalam Seksi 7.15 dari Spesifikasi ini.
b) Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau formasi untuk
pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam Seksi 3.1 dan
3.2 dari Spesifikasi ini, dan harus membersihkan dan menggaru tempat di sekeliling
pekerjaan beton yang cukup luas sehingga dapat menjamin dicapainya seluruh sudut
pekerjaan. Jalan kerja yang stabil juga harus disediakan jika diperlukan untuk menjamin
bahwa seluruh sudut pekerjaan dapat diperiksa dengan mudah dan aman.
c) Seluruh telapak pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus dijaga agar
senatiasa kering dan beton tidak boleh dicor di atas tanah yang berlumpur atau bersampah
atau di dalam air. Atas persetujuan Direksi beton dapat dicor di dalam air dengan cara
dan peralatan khusus untuk menutup kebocoran seperti pada dasar sumuran atau
cofferdam.
d) Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang harus
dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus sudah dipasang dan
diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
e) Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, bahan landasan untuk
pekerjaan beton harus dihampar sesuai dengan ketentuan dari Seksi 2.4 dari Spesifikasi
ini.
f) Direksi Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan untuk pondasi sebelum
menyetujui pemasangan acuan atau baja tulangan atau pengecoran beton dan dapat
meminta Penyedia Jasa untuk melaksanakan pengujian penetrasi ke dalaman tanah keras,
pengujian kepadatan atau penyelidikan lainnya untuk memastikan cukup tidaknya daya
dukung dari tanah di bawah pondasi.
Bilamana dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi ketentuan, Penyedia
Jasa dapat diperintahkan untuk mengubah dimensi atau ke dalaman dari pondasi
dan/atau menggali dan mengganti bahan di tempat yang lunak, memadatkan tanah
pondasi atau melakukan tindakan stabilisasi lainnya sebagai- mana yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan.

2) Acuan

a) Acuan dari tanah, bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan, harus dibentuk dari
galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus dipangkas secara manual sesuai
dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum
pengecoran beton.
b) Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang
kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran,
pemadatan dan perawatan.
c) Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk permukaan akhir
struktur yang tidak terekspos, tetapi kayu yang diserut dengan tebal yang merata harus
digunakan untuk permukaan beton yang terekspos. Seluruh sudut-sudut tajam Acuan
harus dibulatkan.
d) Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton
3) Pengecoran

a) Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan tersebut dan akan
memeriksa acuan, dan tulangan dan dapat mengeluarkan persetujuan tertulis
maupun tidak untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan.
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

Penyedia Jasa tidak boleh melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis
dari Direksi Pekerjaan.
b) Tidak bertentangan dengan diterbitkannya suatu persetujuan untuk memulai
pengecoran, pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bilamana Direksi Pekerjaan
atau wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran
secara keseluruhan.
c) Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau
diolesi minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
d) Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton tidak dicor
sampai posisi akhir dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran, atau dalam
waktu yang lebih pendek sebagaimana yang dapat diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan berdasarkan pengamatan karakteristik waktu pengerasan (setting time)
semen yang digunakan, kecuali diberikan bahan tambahan (aditif) untuk
memperlambat proses pengerasan (retarder) yang disetujui oleh Direksi.
e) Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan
konstruksi (construction joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan
selesai.
f) Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan
halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang
dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah pengaliran yang tidak boleh
melampaui satu meter dari tempat awal pengecoran.
g) Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang rumit dan
penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan-lapisan horisontal
dengan tebal tidak melampuai 15 cm. Untuk dinding beton, tinggi pengecoran dapat 30
cm menerus sepanjang seluruh keliling struktur.
h) Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150 cm.
Beton tidak boleh dicor langsung dalam air.
Bilamana beton dicor di dalam air dan pemompaan tidak dapat dilakukan dalam
waktu 48 jam setelah pengecoran, maka beton harus dicor dengan metode Tremi
atau metode drop-bottom-bucket, dimana bentuk dan jenis yang khusus digunakan
untuk tujuan ini harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.
Tremi harus kedap air dan mempunyai ukuran yang cukup sehingga memung- kinkan
pengaliran beton. Tremi harus selalu diisi penuh selama pengecoran
Bilamana aliran beton terhambat maka Tremi harus ditarik sedikit dan diisi penuh
terlebih dahulu sebelum pengecoran dilanjutkan.
Baik Tremi atau Drop-Bottom-Bucket harus mengalirkan campuran beton di bawah
permukaan beton yang telah dicor sebelumnya
i) Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga campuran beton
yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang
baru.
j) Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan dicor, harus
terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan rapuh dan
telah disiram dengan air hingga jenuh. Sesaat sebelum pengecoran beton baru ini,
bidang-bidang kontak beton lama harus disapu dengan adukan semen dengan
campuran yang sesuai dengan betonnya
k) Air tidak boleh dialirkan di atas atau dinaikkan ke permukaan pekerjaan beton dalam
waktu 24 jam setelah pengecoran.

4) Sambungan Konstruksi (Construction Joint)

a) Jadwal pengecoran beton yang berkaitan harus disiapkan untuk setiap jenis
struktur yang diusulkan dan Direksi Pekerjaan harus menyetujui lokasi sambungan
konstruksi pada jadwal tersebut, atau sambungan konstruksi tersebut harus diletakkan
seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Sambungan konstruksi tidak boleh
ditempatkan pada pertemuan elemen-elemen struktur terkecuali disyaratkan demikian.
b) Sambungan konstruksi pada tembok sayap harus dihindari. Semua sambungan
konstruksi harus tegak lurus terhadap sumbu memanjang dan pada umumnya harus
diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
c) Bilamana sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus melewati
sambungan sedemikian rupa sehingga membuat struktur tetap monolit.
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

d) Lidah alur harus disediakan pada sambungan konstruksi dengan ke dalaman


paling sedikit 4 cm untuk dinding, pelat dan antara telapak pondasi dan dinding. Untuk
pelat yang terletak di atas permukaan, sambungan konstruksi harus diletakkan
2
sedemikian sehingga pelat-pelat mempunyai luas tidak melampaui 40 m , dengan
dimensi yang lebih besar tidak melampaui 1,2 kali dimensi yang lebih kecil.
e) Penyedia Jasa harus menyediakan pekerja dan bahan tambahan sebagaimana yang
diperlukan untuk membuat sambungan konstruksi tambahan bilamana pekerjaan
terpaksa mendadak harus dihentikan akibat hujan atau terhentinya pemasokan beton
atau penghentian pekerjaan oleh Direksi Pekerjaan.

f) Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif) dapat digunakan untuk
pelekatan pada sambungan konstruksi, cara pengerjaannya harus sesuai dengan
petunjuk pabrik pembuatnya.
g) Pada air asin atau mengandung garam, sambungan konstruksi tidak
diperkenankan pada tempat-tempat 75 cm di bawah muka air terendah atau 75 cm di
5) Pemadatan
a) Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar yang telah
disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk
menjamin pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar tidak boleh digunakan untuk
memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam cetakan.
b) Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk menentukan
bahwa semua sudut dan di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar diisi tanpa
pemindahan kerangka penulangan, dan setiap rongga udara dan gelembung udara terisi.
c) Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan pema- datan
yang diperlukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.
d) Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-kurang- nya
5000 putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas
acuan supaya dapat menghasilkan getaran yang merata.
e) Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating
(berdenyut) dan harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 putaran per
menit apabila digunakan pada beton yang mempunyai slump 2,5 cm atau kurang,
dengan radius daerah penggetaran tidak kurang dari 45 cm.
f) Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam beton basah
secara vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai ke dasar beton
yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh keda- laman pada bagian
tersebut. Alat penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dan dimasukkan kembali
pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar tidak boleh berada
pada suatu titik lebih dari 30 detik, juga tidak boleh digunakan untuk memindah
campuran beton ke lokasi lain, serta tidak boleh menyentuh tulangan beton.
g) Jumlah minimum alat penggetar mekanis dari dalam diberikan dalam Tabel
7.1.4.(1).

Tabel 7.1.4.(1) Jumlah Minimum Alat Penggetar Mekanis dari Dalam

3
Kecepatan Pengecoran Beton (m / jam) Jumlah Alat
4 2
8 3
12 4
16 5
20 6

6) Beton Siklop

Pengecoran beton siklop yang terdiri dari campuran beton kelas fc’ 15 MPa atau K175 dengan
batu-batu pecah ukuran besar. Batu-batu ini diletakkan dengan hati-hati, tidak boleh dijatuhkan
dari tempat yang tinggi atau ditempatkan secara berlebihan yang dikhawatirkan akan merusak
bentuk acuan atau pasangan-pasangan lain yang berdekatan.
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

Semua batu-batu pecah harus cukup dibasahi sebelum ditempatkan. Volume total batu pecah
tidak boleh melebihi sepertiga dari total volume pekerjaan beton siklop.
Untuk dinding-dinding penahan tanah atau pilar yang lebih tebal dari 60 cm dapat digunakan
batu-batu pecah berukuran maksimum 25 cm, tiap batu harus cukup dilindungi dengan
adukan beton setebal 15 cm; batu pecah tidak boleh lebih dekat dari 30 cm dalam jarak
terhadap permukaan atau 15 cm dalam jarak terhadap permukaan yang akan dilindungi dengan
beton penutup (caping).

7.1.5 PENGERJAAN AKHIR

1) Pembongkaran Acuan

a) Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang tipis dan
struktur yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan yang
ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau struktur busur, tidak
boleh dibongkar hingga pengujian menunjukkan bahwa paling sedikit 85 % dari
kekuatan rancangan beton telah dicapai.
b) Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk pekerjaan
ornamen, sandaran (railing), dinding pemisah (parapet), dan permukaan vertikal yang
terekspos harus dibongkar dalam waktu paling sedikit 9 jam setelah pengecoran dan
tidak lebih dari 30 jam, tergantung pada keadaan cuaca.
2) Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)
a) Terkecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakan segera setelah
pembongkaran acuan. Seluruh perangkat kawat atau logam yang telah diguna- kan
untuk memegang cetakan, dan cetakan yang melewati badan beton, harus dibuang
atau dipotong kembali paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan beton. Tonjolan
mortar dan ketidakrataan lainnya yang disebabkan oleh sambungan cetakan harus
dibersihkan.
b) Direksi Pekerjaan harus memeriksa permukaan beton segera setelah pembong-
karan acuan dan dapat memerintahkan penambalan atas kekurangsempurnaan minor
yang tidak akan mempengaruhi struktur atau fungsi lain dari pekerjaan beton.
Penambalan harus meliputi pengisian lubang-lubang kecil dan lekukan dengan adukan
semen.
c) Bilaman Direksi Pekerjaan menyetujui pengisian lubang besar akibat keropos,
pekerjaan harus dipahat sampai ke bagian yang utuh (sound), membentuk permukaan
yang tegak lurus terhadap permukaan beton. Lubang harus dibasahi dengan air dan
adukan semen acian (semen dan air, tanpa pasir) harus dioleskan pada permukaan
lubang. Lubang harus selanjutnya diisi dan ditumbuk dengan adukan yang kental
yang terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian pasir, yang harus dibuat menyusut
sebelumnya dengan mencampurnya kira-kira 30 menit sebelum dipakai.

3) Permukaan (Pekerjaan Akhir Khusus)

Permukaan yang terekspos harus diselesaikan dengan pekerjaan akhir berikut ini, atau
seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
a) Bagian atas pelat, kerb, permukaan trotoar, dan permukaan horisontal lainnya
sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus digaru dengan mistar
bersudut untuk memberikan bentuk serta ketinggian yang diperlukan segera
setelah pengecoran beton dan harus diselesaikan secara manual sampai halus dan rata
dengan menggerakkan perata kayu secara memanjang dan melintang, atau oleh cara
lain yang cocok, sebelum beton mulai mengeras.
b) Perataan permukaan horisontal tidak boleh menjadi licin, seperti untuk trotoar, harus
sedikit kasar tetapi merata dengan penyapuan, atau cara lain sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, sebelum beton mulai mengeras.
c) Permukaan bukan horisontal yang nampak, yang telah ditambal atau yang masih belum
rata harus digosok dengan batu gurinda yang agak kasar (medium), dengan
menempatkan sedikit adukan semen pada permukaannya. Adukan harus terdiri dari
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

semen dan pasir halus yang dicampur sesuai dengan proporsi yang digunakan untuk
pengerjaan akhir beton. Penggosokan harus dilaksanakan sampai seluruh tanda
bekas acuan, ketidakrataan, tonjolan hilang, dan seluruh rongga terisi, serta diperoleh
permukaan yang rata. Pasta yang dihasilkan dari penggosokan ini harus dibiarkan
tertinggal di tempat.
4) Perawatan Dengan Pembasahan
a) Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini, tempe- ratur
yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar kehilangan kadar
air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperatur yang relatif tetap dalam
waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana mestinya pada
semen dan pengerasan beton.
b) Beton harus dirawat, sesegera mungkin setelah beton mulai mengeras, dengan
menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran bahan penyerap air
ini yang harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 3 hari. Semua bahan
perawat atau lembaran bahan penyerap air harus dibebani atau diikat ke bawah untuk
mencegah permukaan yang terekspos dari aliran udara.
Bilamana digunakan acuan kayu, acuan tersebut harus dipertahankan basah pada setiap
saat sampai dibongkar, untuk mencegah terbukanya sambungan- sambungan dan
pengeringan beton. Lalu lintas tidak boleh diperkenankan melewati permukaan beton
dalam 7 hari setelah beton dicor atau setelah beton mencapai kekuatan minimum yang
disyaratkan.
c) Lantai beton sebagai lapis aus harus dirawat setelah permukaannya mulai
mengeras dengan cara ditutup oleh lapisan pasir lembab setebal 5 cm paling sedikit
selama 21 hari atau setelah beton mencapai kekuatan minimum yang disyaratkan.
d) Beton yang dibuat dengan semen yang mempunyai sifat kekuatan awal yang tinggi
atau beton yang dibuat dengan semen biasa yang ditambah bahan tambahan (aditif),
harus dibasahi sampai kekuatanya mencapai 70 % dari kekuatan rancangan beton
berumur 28 hari atau setelah beton mencapai kekuatan minimum yang disyaratkan.
5) Perawatan dengan Uap

Beton dirawat dengan uap untuk maksud mendapatkan kekuatan yang tinggi pada
permulaannya. Bahan tambahan (aditif) tidak diperkenankan untuk dipakai dalam hal ini
kecuali atas persetujuan Direksi Pekerjaan.
Perawatan dengan uap harus dikerjakan secara menerus sampai waktu dimana beton telah
mencapai 70 % dari kekuatan rancangan beton berumur 28 hari atau setelah beton mencapai
kekuatan minimum yang disyaratkan. Perawatan dengan uap untuk beton harus mengikuti
ketentuan di bawah ini:
a) Tekanan uap pada ruang uap selama perawatan beton tidak boleh melebihi tekanan di
luar.
0
b) Temperatur pada ruang uap selama perawatan beton tidak boleh melebihi 38 C
selama sampai 2 jam sesudah pengecoran selesai, dan kemudian temperatur dinaikkan
0
berangsur-angsur sehingga mencapai 65 C dengan kenaikan temperatur maksimum 14
0
C / jam secara ber-sama-sama.
c) Beda temperatur yang diukur di antara dua tempat di dalam ruang uap tidak boleh
0
melampaui 5,5 C.
0
d) Penurunan temperatur selama pendinginan tidak boleh lebih dari 11 C per jam.
0
e) Temperatur beton pada saat dikeluarkan dari penguapan tidak boleh 11 C lebih
tinggi dari temperatur udara di luar.
f) Setiap saat selama perawatan dengan uap, di dalam ruangan harus selalu jenuh
dengan uap air.
g) Semua bagian struktural yang mendapat perawatan dengan uap harus dibasahi
minimum selama 4 hari sesudah selesai perawatan uap tersebut.
Penyedia Jasa harus membuktikan bahwa peralatannya bekerja dengan baik dan temperatur di
dalam ruangan perawatan dapat diatur sesuai dengan ketentuan dan tidak tergantung dari
cuaca luar.
Pipa uap harus ditempatkan sedemikian atau balok harus dilindungi secukupnya agar beton
tidak terkena langsung semburan uap, yang akan menyebabkan perbedaan temperatur pada
bagian-bagian beton.

7.1.6 PENGENDALIAN MUTU DI LAPANGAN


PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

1) Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambahan bila diperlukan) harus
diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis yang
menunjukkan bahwa bahan-bahan tersebut telah sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan pada
Butir 7.1.2.
Apabila bahan-bahan yang dibutuhkan jumlahnya cukup banyak dengan pengiriman yang
terus menerus, maka dengan perintah Direksi Pekerjaan, untuk agregat kasar dan agregat halus
Penyedia Jasa harus melakukan pengujian bahan secara berkala selama pelaksanaan
3 3
dengan interval maksimum 1000 m untuk gradasi dan maksimum 5000 m untuk abrasi,
sedangkan untuk bahan semen dengan interval setiap maksimum pengiriman 300 ton. Tetapi
apabila menurut Direksi Pekerjaan terdapat indikasi perubahan mutu atau sifat bahan yang
akan digunakan, maka Penyedia Jasa harus segera melakukan pengujian bahan kembali
sebelum bahan tersebut digunakan.

2) Pengujian Untuk Kelecakan (Workability)

Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan,
harus dilaksanakan pada setiap adukan beton yang dihasilkan dan dilakukan sesaat sebelum
pengecoran, dan pengujian harus dianggap belum dikerjakan terkecuali disaksikan oleh Direksi
Pekerjaan atau wakilnya. Campuran beton yang tidak memenuhi ketentuan kelecakan seperti
yang diusulkan tidak boleh digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Direksi Pekerjaan dalam
beberapa hal menyetujui penggunaannya secara terbatas dan secara teknis mutu beton tetap bisa
dijaga. Kelecakan (workability) dan tekstur campuran harus sedemikian rupa sehingga beton
dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga, celah, gelembung udara atau gelembung air,
dan sedemikian rupa sehingga pada saat pembongkaran acuan diperoleh permukaan yang rata,
halus dan padat.

3) Pengujian Kuat Tekan


(a) Penyedia Jasa harus mendapatkan sejumlah hasil pengujian kuat tekan benda uji beton dari
pekerjaan beton yang dilaksanakan. Setiap hasil adalah nilai rata-rata dari dua nilai kuat
tekan benda uji dalam satu set benda uji (1 set = 3 buah benda uji ), yang selisih nilai antara
keduanya  5% untuk satu umur, untuk setiap kuat tekan beton dan untuk setiap jenis
komponen struktur yang dicor terpisah pada tiap hari pengecoran.
(b) Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus menyediakan benda uji
beton berupa silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm atau kubus 150 x 150 x
150 mm, dan harus dirawat sesuai dengan SNI 03-4810-1998. Benda uji tersebut harus dicetak
bersamaan dan diambil dari beton yang akan dicorkan, dan kemudian dirawat sesuai dengan
perawatan yang dilakukan di laboratorium.
(c) Untuk keperluan evaluasi mutu beton sebagai dasar pembayaran harus menggunakan data
hasil uji kuat tekan beton sesuai dengan umur yang ditetapkan dalam Kontrak. Hasil-hasil
pengujian pada umur yang selain dari yang ditetapkan dalam Kontrak hanya boleh
digunakan untuk keperluan selain dari tujuan evaluasi mutu beton sebagai dasar
pembayaran. Nilai-nilai perbandingan kekuatan yang digunakan untuk keperluan ini harus
disesuaikan dengan grafik perkembangan kuat tekan campuran sebagai fungsi waktu.
d) Untuk pencampuran secra manual, maka pada pekerjaan beton dengan jumlah masing- masing
3 3
mutu beton  60 m harus diperoleh satu hasil uji untuk setiap maksimum 5 m beton pada
interval yang kira-kira sama, dengan minimum satu hasil uji tiap hari. Dalam segala hal
jumlah hasil pengujian tidak boleh kurang dari empat hasil untuk masing-masing umur.
3 3
Apabila pekerjaan beton mencapai jumlah  60 m , maka untuk setiap maksimum 10 m
3
beton berikutnya setelah jumlah 60 m tercapai harus diperoleh satu hasil uji.
e) Untuk pengecoran hasil produksi ready mix, maka pada pekerjaan beton dengan jumlah
3
masing-masing mutu  60 m harus diperoleh satu hasil uji untuk setiap maksimum 15
3
m beton pada interval yang kira-kira sama, dengan minimum satu hasil uji tiap hari. Dalam
segala hal jumlah hasil pengujian tidak boleh kurang dari empat. Apabila pekerjaan beton
3 3
maksimum 20 m beton berikutnya setelah jumlah 60 m tercapai harus diperoleh satu hasil
uji.
f) Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan yang
disyaratkan dalam Tabel 7.1.6.(1) atau yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

Tabel 7.1.6.(1) Ketentuan Kuat Tekan


2
Mutu Beton Kuat Tekan Karakteristik (kg/cm )
fc’ ’bk Benda Uji Silinder Benda Uji Kubus
(Mpa) 2
(kg/cm ) 150mm – 300mm 150x150x150mm
50 K600 500 600
45 K500 450 500
40 K450 400 450
35 K400 350 400
30 K350 300 350
25 K300 250 300
20 K250 200 250
15 K175 150 175
10 K125 100 125

g) Kuat Tekan Karakteristik Beton diperoleh dengan rumus berikut ini :

fck = fcm - k.S

n
fci
i=1
fcm = adalah kuat tekan rata-rata n

n
2
 (fci – fcm)
S= i=1 adalah standar deviasi n - 1

fck = kuat tekan karakteristik beton


fcm = kuat tekan rata-rata beton
fci = nilai hasil pengujian n
= jumlah hasil
S = standar deviasi
k = 1,645 untuk tingkat kepercayaan 95%

Catatan :
Simbol-simbol fck, fcm, fci digunakan untuk benda uji silinder150 mm – 300 mm
sedangkan untuk benda uji kubus 150 x 150 x 150 mm dapat digunakan simbol-simbol
bk, bm, dan i sebagai pengganti fck, fcm, dan fci.
g) Mutu beton dan mutu pelaksanaan dianggap memenuhi syarat, apabila dipenuhi syarat-
syarat berikut
1) Tidak boleh lebih dari 5% ada di antara jumlah minimum (20 atau 30) nilai hasil
pemeriksaan benda uji berturut-turut terjadi kurang dari fc’ atau ’bk.
2) Apabila setelah selesai pengecoran seluruhnya untuk masing-masing mutu beton
dapat terkumpul jumlah minimum benda uji, maka hasil pemeriksaan benda uji
berturut-turut harus memenuhi fck  (fcm – 1,645.S) atau bk  (bm – 1,645 S)
3) Jika benda uji yang terkumpul kurang dari jumlah minimum yang telah ditentukan,
maka nilai standar deviasi (S) harus ditingkatkan dengan faktor modifikasi yang
diberikan dalam Tabel 7.1.6.(2)

Tabel 7.1.6.(2) Faktor Modifikasi Standar Deviasi

Untuk Jumlah Hasil Uji Untuk Jumlah Hasil Uji


Minimum 20 Minimum 30
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

Jumlah hasil Faktor Jumlah hasil Faktor


Uji Modifikasi Uji Modifikasi
- - 10 1,36
- - 11 1,31
- - 12 1,27
- - 13 1,24
- - 14 1,21
- - 15 1,18
- - 16 1,16
- - 17 1,14
8 1,37 18 1,12
9 1,29 19 1,11
10 1,23 20 1,09
11 1,19 21 1,08
12 1,15 22 1,07
13 1,12 23 1,06
14 1,10 24 1,05
15 1,07 25 1,04
16 1,06 26 1,03
17 1,04 27 1,02
18 1,03 28 1,02
19 1,01 29 1,01
20 1 30 1

(4) Apabila setelah selesai pengecoran beton seluruhnya untuk masing-masing mutu beton
terdapat jumlah benda uji kurang dari minimum, maka apabila tidak dinilai dengan cara
evaluasi menurut dalil-dalil matematika statistik yang lain, tidak boleh satupun nilai rata-
rata dari 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut, fcm,4 terjadi kurang dari (fc’ +
0,82.Sr), di mana Sr = deviasi standar rencana.
(5) Selisih antara nilai tertinggi dan terendah di antara 4 hasil pemeriksaan benda uji
berturut-turut tidak boleh lebih besar dari 4,3.Sr.
h) Bila dari hasil perhitungan dengan kuat tekan menunjukkan bahwa kapasitas daya dukung
struktur kurang dari yang disyaratkan, maka apabila pengecoran belum selesai,
pengecoran harus segera dihentikan dan dalam waktu singkat harus diadakan pengujian
tambahan yang tidak merusak (non-destructive) menggunakan alat seperti palu beton
(rebound hammer) atau pengujian beton inti (core drilling) pada daerah yang diragukan
berdasarkan aturan pengujian yang berlaku. Dalam hal dilakukan
pengambilan beton inti, harus diambil minimum 3 (tiga) buah benda uji pada tempat-
tempat yang tidak membahayakan struktur dan atas persetujuan Direksi Pekerjaan. Tidak
boleh ada satupun dari benda uji beton inti mempunyai kekuatan kurang dari 0,75fc’.
Apabila dari pengujian tidak merusak menggunakan alat seperti palu beton diperoleh suatu
nilai kekuatan tekan beton karakteristik, atau kuat tekan rata-rata dari pengujian beton inti
yang tidak kurang dari 0,85fc’, maka bagian konstruksi tersebut dapat dianggap memenuhi
syarat dan pekerjaan yang dihentikan dapat dilanjutkan kembali. Dalam hal ini, perbedaan
umur beton saat pengujian terhadap umur beton yang disyaratkan untuk penetapan kuat
tekan beton perlu diperhitungkan dan dilakukan koreksi dalam menetapkan kuat tekan
beton yang dihasilkan.
Apabila dari hasil pengujian yang ditentukan dalam Pasal 7.1.6.3) diperoleh hasil yang
tidak memenuhi syarat, maka Penyedia Jasa harus mengadakan percobaan beban
langsung dengan penuh keahlian. Apabila dari percobaan ini diperoleh suatu hasil nilai
kekuatan beton yang mencapai tidak kurang dari 0,70 fc’, maka bagian konstruksi
tersebut dapat dianggap memenuhi syarat. Tetapi apabila hasilnya tidak mencapai nilai
tersebut, maka bagian konstruksi yang bersangkutan hanya dapat dipertahankan dan
pekerjaan yang dihentikan dapat dilanjutkan kembali setelah dipenuhi salah satu dari kedua
tindakan berikut :
(1) mengadakan perubahan-perubahan pada rencana semula sehingga pengaruh beban pada
konstruksi tersebut dapat dikurangin;
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

(2) mengadakan perkuatan-perkuatan pada bagian konstruksi tersebut dengan cara yang
dapat dipertanggung jawabkan;
Apabila kedua tindakan di atas tidak dapat dilaksanakan, maka dengan perintah dari Direksi
Pekerjaan, Penyedia Jasa harus segera membongkar beton dari konstruksi tersebut.

7.1.7 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


1) Pengukuran untuk Pembayaran
a) Cara Pengukuran
(1) Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang digunakan dan
diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada gambar kerja atau yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan
dilakukan untuk volume yang ditempati oleh pipa dengan garis tengah kurang dari
200 mm atau oleh benda lainnya yang tertanam seperti "water stop", baja
tulangan, selongsong pipa (conduit) atau lubang sulingan (weephole).
(2) Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untuk acuan,
perancah untuk balok dan lantai pemompaan, penyelesaian akhir permukaan, penyediaan
pipa sulingan, pekerjaan pelengkap lainnya untuk penyelesaian pekerjaan beton, dan
biaya dari pekerjaan tersebut telah dianggap termasuk dalam harga penawaran untuk
pekerjaan beton.
(3) Kuantitas bahan untuk lantai kerja, bahan drainase porous, baja tulangan dan mata
pembayaran lainnya yang berhubungan dengan struktur yang telah selesai dan diterima
akan diukur untuk dibayarkan seperti disyaratkan pada Seksi lain dalam spesifikasi ini.
(4) Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai beton struktur
atau beton tidak bertulang. Beton struktur harus beton yang disyaratkan atau disetujui
oleh Direksi Pekerjaan sebagai fc’=20 MPa atau K-250 atau lebih tinggi dan beton tak
bertulang harus beton yang disyaratkan atau disetujui untuk fc’=15 MPa atau K-175 atau
fc’=10 MPa atau K-125. Apabila beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih tinggi
diperkenankan untuk digunakan di lokasi untuk mutu (kekuatan) beton yang lebih rendah,
maka volumenya harus diukur sebagai beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih rendah.

b) Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki


(1) Apabila pekerjaan telah diperbaiki menurut Pasal 7.1.4.3) e) di atas, kuantitas yang akan
diukur untuk pembayaran harus sejumlah yang harus dibayar jika pekerjaan semula telah
memenuhi ketentuan.
(2) Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan kadar semen atau
setiap bahan tambahan, juga tidak untuk tiap pengujian atau pekerjaan tambahan atau
bahan pelengkap lainnya yang diperlukan untuk mencapai mutu yang disyaratkan untuk
pekerjaan beton.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan sebagaimana yang
disyaratkan di atas, akan dibayar pada harga kontrak untuk mata pembayaran dan menggunakan
satuan pengukuran yang ditunjukkan di bawah dan dalam daftar kuantitas.
Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh penyediaan dan
pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam mata pembayaran lain, termasuk "water stop",
lubang sulingan, acuan, perancah untuk pencampuran, pengecoran, pekerjaan akhir dan perawatan
beton, dan untuk semua biaya lainnya yang perlu dan lazim untuk penyelesaian pekerjaan yang
sebagaimana mestinya, yang diuraikan dalam seksi ini.

Nomor Mata Satuan


Uraian
Pembayaran Pengukuran
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

7.1 (1) Beton mutu tinggi, fc’50 MPa atau K-600 Meter Kubik

7.1 (2) Beton mutu tinggi, fc’45 MPa atau K-500 Meter Kubik

7.1 (3) Beton mutu tinggi, fc’40 MPa atau K-450 Meter Kubik

7.1 (4) Beton mutu sedang, fc’35 MPa atau K-400 Meter Kubik

7.1 (5) Beton mutu sedang, fc’30 MPa atau K-350 Meter Kubik

Meter Kubik
7.1 (6) Beton mutu sedang, fc’25 MPa atau K-300
Meter Kubik
7.1 (7) Beton mutu sedang, fc’20 MPa atau K-250
Meter Kubik
7.1 (8) Beton mutu rendah, fc’15 MPa atau K-175
Meter Kubik
7.1 (9) Beton Siklop, fc’15 MPa atau K-175
Meter Kubik
7.1 (10) Beton mutu rendah, fc’10 MPa atau K-125
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

SEKSI 7.2

BETON PRATEKAN

7.2.1 UMUM

1) Umum
Pekerjaan ini harus terdiri dari fabrikasi struktur beton pratekan pracetak, bagian beton pratekan
pracetak dari struktur komposit dan tiang pancang pracetak yang dibuat sesuai dengan Spesifikasi ini
mendekati garis, elevasi, dan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar. Pekerjaan ini harus mencakup
pembuatan, pengangkutan dan penyimpanan balok, tiang pancang, pelat dan elemen struktur dari
beton pracetak, yang dibuat dengan cara pre-tension (penegangan sebelum pengecoran) maupun post-
tension (penegangan setelah pengecoran). Pekerjaan ini juga termasuk pemasangan semua elemen
pratekan pracetak. Ketentuan dari Seksi 7.1 dan 7.3 harus digunakan pada Seksi ini dengan
tambahan Artikel berikut ini. pracetak.

2) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini


Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Seksi 1.19 b)
Beton : Seksi 7.1 c)
Baja Tulangan : Seksi 7.3

3) Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok, campuran beton yang dihasilkan, kecakapan kerja dan hasil akhir
harus dipantau dan dikendalikan sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 7.1.1.4) dan
7.3.1.5), bersama dengan standar rujukan berikut ini :

SNI 07-1154-1989 : Jalinan Tujuh Kawat Baja Tanpa Lapisan Bebas Tegangan untuk
Konstruksi Beton Pratekan.
SNI 07-1155-1989 : Kawat Baja Tanpa Lapisan Bebas Tegangan untuk
Konstruksi Beton Pratekan.
4) Toleransi
a) Balok dan Papan
i) Toleransi Dimensi
Panjang total setiap unit dari pusat ke pusat perletakan tidak boleh ber- beda
lebih dari 0,06 % panjang yang disyaratkan, dengan perbedaan maksimum
sebesar 15 mm. Jarak lubang dari pusat ke pusat untuk tulangan melintang,
batang atau kabel tidak boleh berbeda lebih dari 6 mm dari posisi yang
ditentukan sebagaimana yang diukur dari sumbu melintang unit tersebut.
ii) Toleransi Bentuk

 Lebar total kurang dari 600 mm :  3 mm


 Lebar total lebih besar dari 600 mm :  5 mm
 Tinggi total :5m
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

iii) Lokasi Rongga

 Diukur vertikal dari puncak :  10 mm


 Diukur melintang dari sumbu memanjang unit terse- but :  5 mm

iv) Ketidaksikuan

Penampang melintang : bidang-bidang yang berdampingan tidak boleh tidak


siku lebih dari 5 mm per meter atau total 4 mm.

Penampang memanjang : lereng ujung bidang tidak boleh menyimpang dari


yang disyaratkan berikut ini :
 Panjang total bidang :  5 mm
sampai 400 mm

 Untuk dimensi lebih :  15 mm per meter sampai maksimum


besar dari 400 mm 12 mm untuk keseluruhan.

v) Lendutan

Nilai kelendutan unit sejenis yang digunakan pada bentang yang sama harus
terletak dalam rentang maksimum 20 mm untuk kondisi dan pera- watan yang
sama, dan sebagainya.

vi) Kelengkungan

Sumbu memanjang tidak boleh menyimpang dalam arah melintang dari suatu
garis lurus yang menghubungkan titik pusat ujung-ujung elemen lebih dari 6
mm atau 0,06 % panjang yang ditentukan, dipilih yang lebih besar.

vii) Puntir

Rotasi sudut setiap penampang relatif terhadap suatu penampang ujung harus
tidak boleh lebih dari 5 mm per meter untuk tepi yang sedang diperiksa.

viii) Kabel

 Lubang keluar kabel dalam acuan :  2 mm


 Selimut kabel :  5 mm

b) Tiang Pancang

i) Toleransi Dimensi

 Dimensi penampang :  6 mm
 Panjang total :  25 mm
 Penyimpangan dari garis lurus : 1 mm per meter panjang
 Ketidaksikuan pangkal : 2 mm dalam lebar pangkal
 Selimut tulangan (termasuk kabel) : + 5 mm, - 3 m
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

 Lubang keluar kabel dalam acuan


dan pelat :  2 mm
 Kabel pada umumnya :  1,5 mm

ii) Sepatu Tiang dan Penghubung Sambungan Pra-fabrikasi

Sepatu dan sambungan tiang, bilamana penghubung tiang diperkenankan, harus


disambung dengan kuat pada tiang pancang, di tengah-tengah dan segaris
dengan sumbu tiang pancang.

iii) Panjang Cetakan

Kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar, maka tiang pancang harus dicor
dengan panjang utuh tanpa sambungan.

5) Sistem Pra-tegang

Sistem pra-tegang yang akan digunakan harus dipilih oleh Penyedia Jasa dengan memenuhi
semua ketentuan di dalamnya dan atas persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Pada umumnya tidak
terdapat perubahan pada posisi sentroid gaya pra-tegang total sepanjang elemen tersebut dan
pada besar gaya pra-tegang efektif akhir sebagaimana yang diuraikan dalam Gambar.

6) Pengajuan Kesiapan Kerja

a) Penyedia Jasa harus menyerahkan rincian sistim, peralatan dan bahan yang
hendak digunakan dalam operasi pra-tegang. Rincian tersebut harus meliputi metode
dan urutan penegangan, rincian lengkap untuk baja pra-tegang, perkakas penjangkaran,
jenis selongsong dan setiap data relatif lainnya untuk operasi pra- tegang. Malahan
rincian tersebut harus menunjukkan setiap susunan dari baja tulangan yang bukan pra-
tegang seperti yang ditunjukkan dalam Gambar.

b) Bilamana sistim pra-tegang yang diusulkan oleh Penyedia Jasa memerlukan


modi-fikasi dalam jumlah, bentuk atau ukuran baja tulangan, maka Penyedia Jasa harus
menyerahkan gambar dan perhitungan yang cukup terinci untuk mendapat persetujuan
dari Direksi Pekerjaan. Baja tulangan yang disediakan tidak boleh kurang dari yang
ditunjukkan dalam Gambar.

c) Suatu sertifikat persetujuan (perjanjian) resmi untuk sistim pra-tegang harus


diserahkan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum penempatan setiap kabel
prategang. Sertifikat persetujuan ini harus dikeluarkan oleh suatu lembaga pengujian
yang resmi. Sebaliknya Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan sedemikian hingga
diperoleh suatu sertifikat persetujuan dari laboratorium pilihan Direksi Pekerjaan
atas biaya Penyedia Jasa. Semua peraturan yang berhubungan dengan sertifikat
persetujuan ini selanjutnya harus tunduk pada persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

d) Untuk setiap jenis elemen pra-tegang Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 set
semua detil gambar kerja, disiapkan secara khusus untuk Kontrak, kepada
Direksi Pekerjaan untuk peninjauan ulang. Setelah peninjauan ulang, 3 set harus
diserahkan kepada Direksi Pekerjaan, untuk digunakan selama pelaksanaan. Detil
gambar kerja harus meliputi judul pekerjaan, nama struktur seperti ditunjukkan dalam
Gambar, dan nomor Kontrak. Penyedia Jasa tidak boleh menge-cor setiap elemen
yang akan dipra-tegangkan sebelum peninjauan ulang detil gambar kerja terinci selesai
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

7) Pengawasan

Penyedia Jasa harus menempatkan team khusus sesuai dengan metode pra-tegang yang
diusulkan untuk kepentingan Direksi Pekerjaan, bebas dari biaya, termasuk sekurang-
kurangnya seorang ahli kepala, untuk menyediakan keahlian dan perintah yang diperlukan
selama operasi pra-tegang.

7.2.2 BAHAN

1) Beton

Beton harus dibuat memenuhi ketentuan dalam Seksi 7.1 sesuai dengan mutu yang digunakan.
Mutu beton untuk tiap jenis unit harus sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar.

2) Acuan

Acuan untuk unit pracetak harus memenuhi ketentuan dalam Seksi 7.1 dan dengan
ketentuan tambahan dalam seksi ini.

Acuan harus terbuat dari logam atau kayu yang dilapisi logam, atau kayu lapis yang kedap air,
dan harus cukup kuat sehingga tidak akan melendut melebihi batas-batas toleransi selama
pengecoran.

Penutup (seal) harus dipasang pada sambungan acuan untuk mencegah kehilangan pasta
semen.

Penumpulan acuan harus dilakukan pada semua sudut dan harus lurus dan sesuai dengan
bentuk dan garis yang tepat.

Pembentuk rongga harus dipasang dengan kencang dan harus dibungkus dengan pita
penutup berperekat sebagaimana yang diperlukan untuk mencegah masuknya adukan.

3) Grouting

Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, berdasarkan percobaan penyuntikan


(grouting), maka bahan penyuntikan harus terdiri dari semen portland biasa dan air. Rasio
air - semen haruslah serendah mungkin sesuai dengan sifat kelecakan (workability) yang
diperlukan tetapi tidak akan pernah melebihi 0,45.

Bahan tambah (aditif) dapat digunakan bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bahan
plasticizer yang umum diperdagangkan untuk penyuntikan (grouting) harus digunakan sesuai
dengan petunjuk pabrik pembuatnya. Bahan ini tidak boleh mengandung chlorida, nitrat, sulfat
atau sulfida.

4) Baja Tulangan

Batang baja dan tulangan anyaman harus sesuai dengan Seksi 7.3. dari Spesifikasi ini.
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

5) Baja Pra-tegang

a) Untaian kawat (strand) pra-tegang harus terdiri dari 7 kawat (wire) dengan kuat tarik
tinggi, bebas tegangan, relaksasi rendah dengan panjang menerus tanpa sambungan
atau kopel sesuai dengan SNI 07-1154-1989. Untaian kawat tersebut harus mempunyai
2
kekuatan leleh minimum sebesar 16.000 kg/cm dan kekuatan batas minimum dari
2
19.000 kg/cm .

b) Kawat (wire) pra-tegang harus terdiri dari kawat dengan kuat tarik tinggi dengan
panjang menerus tanpa sambungan atau kopel dan harus sesuai dengan SNI 07-
1155-1989.

c) Batang logam campuran dengan kuat tarik tinggi harus bebas tegangan kemu- dian
2
diregangkan secara dingin minimum sebesar 9.100 kg/cm .

Setelah peregangan dingin, maka sifat fisiknya akan menjadi sebagai berikut :
2
 Kekuatan batas tarik minimum : 10.000 kg/cm .

 Kekuatan leleh minimum, diukur dengan per-


panjangan 0,7% menurut metode pembebanan
tidak boleh kurang dari : 2
9.100 kg/cm .
2
 Modulus elastisitas minimum : 25.000.000 kg/cm
 Pemuluran (elongation) min. setelah runtuh
(rupture) dihitung rata-rata terhadap 20 batang :
4 %.

 Toleransi diamater : + 0,76 mm.


- 0,25 mm
i) Pemasokan

Kawat baja kaut tarik tinggi atau batang baja kuat tarik tinggi yang akan
digunakan dalam pekerjaan pra-tegang harus dipasok dalam gulungan
berdiameter cukup besar agar dapat mempertahankan sifat-sifat yang
disyaratkan dan akan tetap lurus bila dibuka dari gulungan tersebut. Bahan
harus dalam kondisi baik, tidak tertekuk atau bengkok.

Bahan tersebut harus bebas dari karat, kotoran, bahan lain yang lepas, minyak,
gemuk, cat, lumpur atau bahan-bahan lainnya yang tidak dike- hendaki tetapi
juga tidak licin karena digosok.

ii) Pemberian Tanda

Kabel harus disimpan dalam kelompok-kelompok menurut ukuran dan


panjangnya, diikat dan diberi label yang menunjukkan ukuran kabel dalm
gulungan.

iii) Penyimpanan

Bahan kabel, kawat, batang baja, jangkar, selongsong harus disimpan di bawah
atap yang kedap air, diletakkan terpisah dari permukan tanah dan harus
dilindungi dari setiap kemungkinan kerusakan.
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

6) Penjangkaran

Penjangkaran harus mampu menahan paling sedikit 95% kuat tarik minimum baja pra- tegang,
dan harus memberikan penyebaran tegangan yang merata dalam beton pada ujung kabel
pra-tegang. Perlengkapan harus disediakan untuk perlindungan jangkar dari korosi.

Perkakas penjangkaran untuk semua sistem pasca-penegangan (post-tension) akan dipasang


tepat tegak lurus terhadap semua arah sumbu kabel untuk pasca-penegangan.

Jangkar harus dilengkapi dengan selongsong atau penghubung yang cocok lainnya untuk
memungkinkan penyuntikan (grouting).

7) Selongsong

Selongsong yang disediakan untuk kabel pasca-penegangan harus dibentuk dengan bantuan
selongsong berusuk yang lentur atau selongsong logam bergelombang yang digalvanisasi, dan
harus cukup kaku untuk mempertahankan profil yang diinginkan antara titik-titik
penunjang selama pekerjaan penegangan. Ujung selongsong harus dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat memberikan gerak bebas pada ujung jangkar. Sambungan antara ruas-ruas
selongsong harus benar-benar merupakan sambungan logam dan segera harus ditutup sampai
rapat dengan menggunakan pita perekat tahan air untuk mencegah kebocoran adukan.

Selongsong harus bebas dari belahan, retakan, dan sebagainya. Sambungan harus dibuat dengan
hati-hati dengan cara sedemikian hingga saling mengikat rapat dengan adukan. Selongsong
yang rusak harus dikeluarkan dari tempat kerja. Lubang udara harus dise- diakan pada puncak
dan pada tempat lainnya dimana diperlukan sedemikian hingga penyuntikan adukan semen
dapat mengisi semua rongga sepanjang seluruh panjang selongsong sampai penuh.

8) Pekerjaan Lain-lain

Air yang digunakan untuk pembilasan selongsong harus mengandung baik kapur sirih (kalsium
oksida) maupun kapur tohor (kalsium hidro-oksida) dengan takaran 12 gram per liter. Udara
bertekanan, yang digunakan untuk meniup selongsong, harus bebas dari minyak.

7.2.3 PENGUJIAN

1) Umum

Kawat, untaian, rakitan jangkar dan batang untuk pekerjaan pra-tegang harus ditandai dengan
sejumlah nomor dan diberi label untuk keperluan identifikasi sebelum diangkut ke tempat
kerja.

Contoh yang diserahkan harus mewakili jumlah bahan yang akan disediakan dan untuk kawat
dan untaian harus mempunyai induk gulungan (master roll) yang sama. Contoh untuk
pengujian harus diserahkan pada waktunya sehingga hasilnya dapat diterima dengan baik
sebelum waktu pekerjaan penegangan yang dijadwalkan.
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

2) Untaian (Strand) Untuk Penegangan Sebelum Pengecoran (Pre-tension)

Contoh dengan panjang sekurang-kurangnya 2,5 meter harus diserahkan, yaitu contoh yang
diambil dari setiap gulungan.

3) Untaian (Strand), Kawat atau Batang Untuk Penegangan Setelah Pengecoran


(Post Ten-sion).

Panjang kawat yang cukup untuk membuat sebuah kabel paralel biasa dengan panjang
1,5 meter, terdiri dari jumlah kawat yang sama sebagaimana kabel yang akan disediakan, harus
diserahkan.
 Untaian (strand) dileng- : sebuah untaian dengan panjang 1,5 meter antara
kapi dengan penyetelan ujung-ujung penyetelan, harus diserahkan.

 Batang dilengkapi : sebuah batang dengan panjang 1,5 meter antara


dengan ujung berulir ujung-ujung uliran, harus diserahkan

4) Rakitan Jangkar
Bilamana rakitan jangkar tidak disertakan dalam contoh penulangan, maka dua rakitan harus
diserahkan, lengkap dengan pelat distribusi, untuk setiap jenis dan ukuran yang akan digunakan.
5) Penerimaan Sebelumnya
Bilamana sistim pra-tegang yang akan digunakan telah diuji sebelumnya dan disetujui oleh
Pemilik atau instansi lain yang dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan, maka contoh tidak perlu
diserahkan asalkan tidak terdapat perubahan dalam bahan, rancangan atau rincian yang
sebelumnya telah disetujui.

7.2.4 PELAKSANAAN UNIT-UNIT


1) Umum
a) Tempat Pencetakan
Lokasi setiap tempat pencetakan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
b) Acuan
Unit Acuan
Pipa acuan untuk membentuk lubang melintang dalam pekerjaan akhir atau perkakas
cetak lainnya yang akan membatasi regangan memanjang dalam elemen acuan
harus dilepas sesegera mungkin setelah pengecoran beton sede- mikian rupa sehingga
pergerakan akibat penyusutan atau perubahan temperatur beton dapat dikendalikan.
Bilamana diperlukan rongga dalam beton, maka pembentuk rongga beton harus
terpasang kaku dengan cara yang sedemikian hingga tidak terjadi pergeseran yang
cukup besar dalam segala arah selama pelaksanaan pengecoran
Bilamana pembentuk rongga beton diikat pada kabel prategang, maka pencegahan
harus dilakukan untuk menjamin bahwa pola untaian tidak mengalami distorsi akibat
gaya apung dari rongga tersebut.
Semua pencegahan harus dilakukan untuk menghindari kerusakan pada acuan selama
pengecoran.
c) Perlengkapan Pra-tegang
Perlengkapan penarik kabel harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum digunakan
dan harus dikalibrasi sebagai unit yang lengkap oleh suatu labora- torium yang
disetujui setiap enam bulan (atau lebih sering jika diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan) agar memberikan korelasi antara gaya yang diberikan pada kabel dan bacaan
yang ditunjukkan oleh alat ukur tekanan. Perlengkapan penarikan kabel harus
disediakan paling sedikit 2 alat pengukur tekanan dengan permukaan diameter tidak
kurang dari 150 mm, satu untuk membaca lendutan akibat penegangan dan yang
satunya untuk membaca pembebanan selama operasi penegangan akhir. Alat
pengukur tekanan harus akurat sampai ketelitian
1 % kapasitas penuh. Sertifikat kalibrasi harus disimpan di kantor kerja pada tempat
pengecoran dan disediakan untuk Direksi Pekerjaan atas permintannya
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

d) Perakitan Kabel Pra-tegang


Kabel pra-tegang harus dirakit sesuai dengan petunjuk yang diikutsertakan dalam
sertifikat persetujuan pabrik.
Sebelum perakitan, maka permukaan baja pra-tegang harus diperiksa terhadap korosi.
Karat lepas harus dibuang dengan tangan, yaitu dengan lap kain guni atau wol baja
halus dan setiap jenis minyak harus dibersihkan dengan menggunakan deterjen. Suatu
lapisan karat yang tipis tidak dianggap merusak asalkan baja tersebut tidak nampak
keropos setelah dibersihkan dari karat.
Baja yang sangat berkarat atau baja yang keropos harus ditolak dan dikeluarkan dari
tempat kerja. Benda asing yang melekat pada baja harus dihilangkan sete- lah pra-
tegang atau sebelum penempatan dalam selongsong. Bilamana baja pra- tegang untuk
pekerjaan penegangan sebelum pengecoran (pre-tension) dipasang sebelum
pengecoran pada unit tersebut, atau bilamana tidak disuntik dalam waktu 10 hari
sejak pemasangan, maka baja tersebut harus mengikuti ketentuan di atas untuk
perlindungan terhadap korosi dan ditolak jika berkarat. Dalam hal ini, bahan
penghambat korosi harus digunakan dalam selongsong setelah pemasangan kabel.
Jangkar harus dirakit dengan kabel dengan cara sedemikian sehingga dapat
mencegah setiap pergeseran posisi, baik selama pemasangan maupun penge- coran.
e) Selimut Beton
Jika tidak ditentukan lain, maka selimut beton tidak boleh kurang dari 2 kali diameter
kabel atau 3 cm, diambil yang lebih besar. Selimut beton tersebut harus ditambah 1,5
cm untuk beton yang kontak langsung dengan permukaan tanah atau 3,0 cm untuk
elemen beton yang dipasang dalam air asin.
f) Pengecoran Beton
Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan paling tidak 24 jam sebelum
permulaan operasi pengecoran beton yang dijadwalkan agar Direksi Pekerjaan dapat
memeriksa persiapan pekerjaan tersebut.
Beton tidak boleh dicor sampai Direksi Pekerjaan telah memeriksa dan me- nyetujui
pemasangan baja tulangan, selongsong, jangkar, dan baja pra-tegang. Selongsong yang
retak atau robek harus diganti.
Pengecoran harus sesuai dengan ketentuan dalam Seksi 7.1 dari Spesifikasi ini. Beton
harus digetar dengan hati-hati untuk menghindari pergeseran kabel, kawat, selongsong,
atau baja tulangan. Untuk bagian yang lebih dalam dan tipis, penggetar luar yang
ditempelkan pada acuan dapat dilaksanakan untuk menam- bah getaran di bagian
dalam. Baik sebelum pengecoran maupun segera sesudah pengecoran beton, maka
Penyedia Jasa harus dapat menunjukkan bahwa semua selongsong tidak rusak hingga
dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
g) Perawatan
Perawatan dengan uap air dapat digunakan sesuai dengan yang disyaratkan
dalam Seksi 7.1.
2) Pra-penegangan (Pre-stressing)
a) Umum
Tidak ada penegangan yang boleh dilaksanakan tanpa persetujuan dari Direksi
Pekerjaan. Operasi penegangan harus dilaksanakan di bawah pengawasan dari seorang
ahli yang disediakan oleh pabrik dari peralatan akan digunakan, oleh suatu tim sangat
berpengalaman dalam menggunakan peralatan tersebut dan disaksikan oleh Direksi
Pekerjaan atau wakilnya.
b) Penegangan Kabel
i) Keselamatan Kerja
Selama proses penarikan kabel tidak diperbolehkan seorangpun berdiri di muka
dongkrak.
Pengukuran atau kegiatan lainnya harus dilaksanakan dari samping dong- krak
atau tempat lainnya yang cukup aman. Sesaat sebelum penarikan kabel, tanda-
tanda yang cukup jelas harus terpasang pada kedua ujung unit tersebut untuk
memperingatkan orang agar tidak mendekati tempat tersebut.
ii) Peralatan
Sebelum pekerjaan penegangan, peralatan harus diperiksa, dikalibrasi atau diuji,
sebagaimana dipandang perlu oleh Direksi Pekerjaan. Dyna- mometer dan alat
ukur lainnya harus mempunyai toleransi sampai 2 %. Alat pengukur tekanan
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

harus disesuaikan dengan petunjuk pabrik pem- buatnya. Alat pengukur


tekanan ini juga harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak akan rusak bila
terjadi penurunan tegangan secara menda- dak. Untuk maksud pencatatan, jika
dipandang perlu,dapat dipasang lebih dari satu alat pengukur tekanan.
c) Data-data Yang Harus Dicatat
i) Umum
Baik untuk Penegangan Sebelum Pengecoran (Pre-Tension) maupun
Penegangan Setelah Pengecoran (Post-Tension), harus dilakukan penca- tatan
data-data berikut ini :
 Nama dan nomor pekerjaan
 Nomor balok/gelagar
 Tanggal selesainya pengecoran
 Tanggal diberikannya gaya pra-tegang
ii) Kabel Untuk Penegangan Sebelum Pengecoran (Pre-Tension)
Data-data berikut ini harus dicatat :
 Pabrik pembuatnya, toleransi dan nomor dynamometer, alat peng-
ukur, pompa dan dongkrak.
 Besarnya gaya yang dicatat oleh dynamometer.
 Tekanan pompa atau dongkrak dan luas piston.
 Pemuluran terakhir segera setelah penjangkaran.
iii) Kabel Untuk Penegangan Setelah Pengecoran (Post-Tension)
Data-data berikut ini yang harus dicatat :
 Pabrik pembuatnya, toleransi, jenis dan nomor dynamometer, alat
pengukur, pompa dan dongkrak.
 Identifikasi kabel.
 Gaya awal pada saat penegangan awal.
 Gaya akhir dan pemuluran pada saat penegangan akhir.
 Gaya dan pemulura pada selang waktu tertentu jika dan bilamana
diminta oleh Direksi Pekerjaan.
 Pemuluran setelah dongkrak dilepas.
Salinan catatan tersebut harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan dalam
waktu 24 jam setelah setiap operasi penegangan.

7.2.5. METODE PENEGANGAN SEBELUM PENGECORAN (PRE-TENSION)

1) Landasan Gaya Pra-tegang

Landasan untuk mendukung gaya pra-tegang selama operasi pra-tegang harus dirancang
dan dibuat untuk menahan gaya-gaya yang timbul selama operasi pra-tegang. Landasan
harus dibuat sedemikian rupa sehingga bila terjadi slip pada jangkar tidak menyebabkan
kerusakan pada landasan.

Landasan harus cukup kuat sehingga tidak terjadi lendutan atau kerusakan akibat beban terpusat
atau beban mati dari unit-unit yang ditunjang.

2) Penempatan Kabel
Kabel harus ditempatkan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam Gambar, dan harus dipasang
sedemikian hingga tidak bergeser selama pengecoran beton. Pada penempatan kabel, perhatian
khusus harus diberikan agar kabel tidak menyentuh acuan yang telah diminyaki. Bilamana
terlihat tanda-tanda minyak pada kabel, maka kabel harus segera dibersihkan dengan
menggunakan kain yang dibasahi minyak tanah atau bahan yang cocok lainnya.
Bilamana memungkinkan, penegangan kabel hendaknya dilaksanakan sebelum acuan
diminyaki. Jangkar harus diletakkan pada posisi yang dikehendaki dan tidak bergeser selama
pengecoran beton.
3) Besarnya Gaya Penegangan Yang Dikehendaki
Kecuali ditentukan lain dalam Gambar, gaya penegangan yang diperlukan adalah sisa gaya
kabel pada tengah-tengah setiap unit segera setelah semua kabel dijangkar pada abutment dari
landasan dan berada dalam posisi lendutan akhir. Perbedaan gaya penegangan adalah 5 persen
dari gaya yang diperlukan. Besar gaya penegangan yang diberikan harus dapat sudah termasuk
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

pengurangan gaya akibat slip pada perkakas jangkar, masuknya baji (wedge draw-in) dan
kehilangan akibat gesekan (friction losses).
Cara penarikan kabel termasuk pemasangan dan penempatan setiap garis lengkung kabel,
perhitungan yang menunjukkan gaya-gaya pada jangkar dan setiap titik lendutan, dan perkiraan
kehilangan gaya akibat gesekan, harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat
persetujuan sebelum dimulainya pembuatan elemen-elemen.
Penyedia Jasa harus melaksanakan percobaan operasi penegangan untuk memperoleh besarnya
tahanan geser yang diberikan alat pelengkung (hold down) dan juga memas- tikan bahwa
masuknya baji yang disebutkan masih konsisten dengan jenis dongkrak dan teknik yang
diusulkan.
Kabel harus dilengkungkan bilamana ditunjukkan dalam Gambar, dengan perkakas yang cukup
kuat untuk memegang kabel dalam posisi yang sesuai, terutama selama penge- coran dan
operasi penggetaran. Kecuali disebutkan lain oleh Direksi Pekerjaan, maka alat pelengkung
(hold down) harus diletakkan memanjang dalam 200 mm dan vertikal dalam 5 mm dari lokasi
yang ditunjukkan dalam Gambar.
Alat pelengkung (hold down) harus dirancang sedemikian hingga pelengkung (deflec- tors)
yang dalam keadaan kontak langsung dengan untaian (strand) berdiameter tidak kurang dari
diameter kabel atau 15 mm, mana yang lebih besar. Pelengkung (deflectors) harus dibuat dari
bahan yang tidak lebih keras dari baja mutu 36 sesuai dengan ketentuan dari SNI 03-6764-2002.
Penyedia Jasa harus menyerahkan perhitungan yang menunjukkan bahwa alat
pelengkung telah dirancang dan dibuat untuk menahan beban terpusat yang diakibatkan dari
gaya pra-tegang yang diberikan.
Cara penarikan kabel harus dapat menjamin bahwa gaya yang diperlukan dihasilkan dari semua
kabel di tengah-tengah bentang setiap unit, terutama bilamana lebih dari satu kabel atau satu
unit ditarik dalam suatu operasi penarikan.
Beton tidak boleh dicor lebih dari 12 jam setelah peraikan kabel. Bilamana waktu ini
dilampaui, maka Penyedia Jasa harus memeriksa apakah kebutuhan gaya tarik kabel masih
dipertahankan. Bilamana penegangan ulang diperlukan, maka perpanjangan
yang terjadi harus ditahan dengan menggunakan pelat pengunci (shims) tanpa mengganggu baji
yang telah tertanam.
Pengukuran pemuluran, hanya boleh dilaksanakan setelah Direksi Pekerjaan memeriksa
perhitungan dan menentukan bahwa sistem tersebut telah memenuhi ketentuan. Bacaan alat
pengukur tekanan dari dongkrak harus digunakan sebagai pembanding penguluran pemuluran.
Bilamana bacaan tekanan dongkrak dan pengukuran pemuluran berbeda lebih dari 3 %, Direksi
Pekerjaan harus diberitahu sebelum pengecoran dimulai, dan jika dipandang perlu, kabel harus
diuji ulang dan peralatan dikalibrasi ulang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
4) Prosedur Pra-tegang
Operasi penarikan kabel harus dikerjakan oleh tenaga yang terlatih dan berpengalaman di
bidangnya.
Gaya pra-tegang harus diberikan dan dilepas secara bertahap dan merata.
Untuk menghilangkan kekenduran dan menaikkan kabel dari lantai landasan, maka gaya
100 kg atau sebesar yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan harus diberikan pada kabel. Gaya
awal harus diberikan untuk menghitung pemuluran yang diperlukan.
Kabel harus ditandai untuk pengukuran pemuluran setelah tegangan awal diberikan. Bilamana
diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, maka kabel harus ditandai pada kedua ujungnya, ujung
yang ditarik dan ujung yang mati serta pada kopel (bila digunakan), sedemikian hingga slip dan
masuknya kabel (draw-in) dapat diukur.
Bilamana terjadi slip pada salah satu kelompok kabel yang ditarik secara bersama-sama, maka
tegangan pada seluruh kabel harus dikendorkan, kabel-kabel diatur lagi dan kelompok kabel
tersebut ditarik kembali. Sebagai alternatif, jika kabel yang slip tidak lebih dari dua, penarikan
kelompok kabel dapat diteruskan sampai selesai dan kabel yang kendor ditarik kemudian.
Gaya pra-tegang harus dipindahkan dari dongkrak penarik ke abutment landasan pra- tegang
segera setelah gaya yang diperlukan (atau pemuluran) dalam kabel telah tercapai, dan tekanan
dongkrak harus dilepas sebelum setiap operasi berikutnya dimulai.
Bilamana untaian (strand) yang dilengkungkan disyaratkan, maka Direksi Pekerjaan dapat
memerintahkan pengukuran pemuluran atau regangan pada berbagai posisi sepanjang kabel
untuk menentukan gaya pada kabel pada masing-masing posisi.
5) Pemindahan Gaya Pra-tegang
a) Persetujuan
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan usulan terinci cara
pemindahan gaya pra-tegang untuk mendapat persetujuan sebelum pemindahan gaya
dimulai.
b) Ketentuan Kekuatan Beton
Tidak ada kabel yang dilepas sebelum beton mencapai kuat tekan yang lebih besar dari
85 % kuat tekan beton berumur 28 hari yang disyaratkan dalam Gambar dan didukung
dengan pengujian benda uji standar yang dibuat dan dirawat sesuai dengan unit-unit
yang dicor.
Bilamana, setelah 28 hari, kuat tekan beton gagal mencapai kekuatan minimum yang
disyaratkan, maka kabel segera dilepaskan dan unit beton tersebut harus ditolak.
c) Prosedur
Semua kabel harus diperiksa sebelum dilepas untuk memastikan bahwa tidak terdapat
kabel yang kendur. Bilamana terdapat kabel yang kendur, maka Kon- traktor harus
segera memberitahu Direksi Pekerjaan sehingga Direksi Pekerjaan dapat memeriksa
unit tersebut dan menentukan apakah unit tersebut dapat dipakai terus atau harus
diganti.
Semua kabel harus diberi tanda pada kedua ujung balok pratekan, agar dapat dilakukan
pencatatan bilamana terjadi slip atau masuknya kabel (draw-in).
Pelepasan kabel harus secara berangsur-angsur dan tidak boleh terhenti pada waktu
pelepasannya.
Dengan persetujuan dari Direksi Pekerjaan, pelepasan kabel dapat dilakukan dengan
pemanasan, asalkan ketentuan berikut ini dilaksanakan :
i) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan rincian cara
pemindahan gaya pra-tegang termasuk panjang kabel bebas di antara unit- unit,
panjang kabel bebas pada kedua ujung landasan, tempat-tempat dimana kabel
akan diberikan pemanasan, rencana pemotongan kabel dan pelepasan alat untuk
kabel yang dilengkungkan, cara pemanasan kabel dan peralatan yang diusulakan
untuk digunakan.
ii) Pemanasan harus dilaksanakan merata pada seluruh panjang kabel dalam waktu
yang cukup untuk menjamin bahwa seluruh kabel telah regang (relax)
sepenuhnya sebelum dilakukan pemotongan. Beton tidak boleh dipanaskan
secara berlebihan, dan pemanasan tidak boleh dilakukan lang- sung pada setiap
bagian kabel yang berjarak kurang dari 10 cm dari permukaan beton unit
tersebut.
iii) Direksi Pekerjaan harus hadir dalam setiap pelepasan kabel dengan pemanasan.
Setelah gaya pra-tegang telah dipindahkan pada unit-unit, kabel-kabel antara
unit-unit harus bekerja baik sepanjang garis dari titik pelepasan.
Setelah gaya pra-tegang dipindahkan seluruhnya pada beton, kelebihan panjang
kabel harus dipotong sampai ujung permukaan unit dengan pemotong mekanis.
Setiap upaya harus dilakukan untuk mencegah kerusakan pada beton.
6) Masuknya (Draw-in) Kabel Yang Diijinkan.
Masuknya kabel pada setiap kabel tidak boleh melampaui 3 mm pada setiap ujung,
kecuali disebutkan lain dalam Gambar.
Bilamana masuknya kabel melampaui toleransi maksimum maka pekerjaan tersebut harus
ditolak.
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

7.2.6 METODE PENEGANGAN SETELAH PENGECORAN (POST-TENSION)

1) Persetujuan

Kecuali disebutkan lain dalam Gambar, Penyedia Jasa dapat menentukan prosedur pra- tegang
yang dikehendakinya, dimana prosedur dan rencana pelaksanaan tersebut harus diserahkan
kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan sebelum setiap pekerjaaan untuk unit
penegangan setelah pengecoran dimulai.

2) Penempatan Jangkar

Setiap jangkar harus ditempatkan tegak lurus terhadap garis kerja gaya pra-tegang, dan
dipasang sedemikian hingga tidak akan bergeser selama pengecoran beton.

Bilamana ditentukan dalam Gambar bahwa plat baja digunakan sebagai jangkar, maka bidang
permukaan beton yang kontak langsung dengan plat baja tersebut harus rata, daktil
(ductile) dan diletakkan tegak lurus terhadap arah gaya pra-tegang. Jangkar pelat baja dapat
ditanam pada adukan semen sebagaimana yang disetujui atau diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.

Sesudah pekerjaan pra-tegang dan penyuntikan selesai, jangkar harus ditutup dengan beton
dengan tebal paling sedikit 3 cm.

3) Penempatan Kabel

Lubang jangkar harus ditutup untuk menjamin bahwa tidak terdapat adukan semen atau bahan
lainnya masuk ke dalam lubang selama pengecoran.

Segera sebelum penarikan kabel, Penyedia Jasa harus menunjukkan bahwa semua kabel bebas
bergerak antara titik-titik penjangkaran dan elemen-elemen tersebut bebas untuk menampung
pergerakan horisontal dan vertikal sehubungan dengan gaya pra-tegang yang diberikan.

4) Kekuatan Beton Yang Diperlukan

Gaya pra-tegang belum boleh diberikan pada beton sebelum mencapai kekuatan beton yang
diperlukan seperti yang disyaratkan dalam Gambar, dan tidak boleh kurang dari 14 hari setelah
pengecoran jika perawatan dengan pembasahan digunakan, atau kurang dari
2 hari setelah pengecoran jika perawatan dengan uap digunakan.

Bilamana unit-unit terdiri dari elemen-elemen yang disambung, kekuatan yang dipindah- kan
ke bahan sambungan paling sedikit harus sama dengan kekuatan yang dipindahkan pada unit
beton.

5) Besarnya Gaya Pra-tegang Yang Diperlukan

Pengukuran gaya pra-tegang yang dilakukan dengan cara langsung mengukur tekanan dongkrak
atau tidak langsung dengan mengukur pemuluran. Kecuali disebutkan lain dalam Gambar,
Direksi Pekerjaan akan menentukan prosedur yang diambil setelah pengamatan kondisi dan
ketelitian yang dapat dicapai oleh kedua prosedur tersebut.

Direksi Pekerjaan akan menentukan perkiraan pemuluran dan tekanan dongkrak.

Penyedia Jasa harus menetapkan titik duga untuk mengukur perpanjangan dan tekanan
dongkrak samapai dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

Penyedia Jasa harus menambahkan gaya pra-tegang yang diperlukan untuk mengatasi kehi-langan
gaya akibat gesekan dan penjangkaran. Besar gaya total dan perpanjangan yang dihitung harus
disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum penegangan dimulai.

Segera setelah penjangkaran, maka tegangan dalam kabel pra-tegang tidak boleh melam- paui 70
% dari beban yang ditetapkan. Selama penegangan, maka nilai tersebut tidak boleh melampaui 80
%.

Kabel harus ditegangkan secara bertahap dengan kecepatan yang tetap. Gaya dalam kabel harus
diperoleh dari pembacaan pada dua buah arloji atau alat pengukur tekanan yang menyatu dengan
peralatan tersebut. Perpanjangan kabel dalam gaya total yang disetujui tidak boleh melampaui 5
% dari perhitungan perpanjangan yang disetujui. Bilamana perpanjangan yang diperlukan
tidak dapat dicapai maka gaya dongkrak dapat ditingkatkan sampai 75 % dan beban yang
ditetapkan untuk kabel. Bilamana perbedaan pemuluran antara yang diukur dengan yang dihitung,
lebih dari 5 %, maka tidak perlu dilakukan penarikan lebih lanjut sampai perhitungan dan
peralatan tersebut diperiksa.

Penegangan harus dari salah satu ujung, kecuali disebutkan lain dalam Gambar atau disetujui
oleh Direksi Pekerjaan.

Bilamana penegangan pada kabel dilakukan dengan pendongkrakan pada kedua ujung- nya, maka
tarikan ke dalam (pull-in) pada ujung yang jauh dari dongkrak harus diukur dengan akurat dengan
memperhitungkan kehilangan gaya untuk perpanjangan yang diukur pada ujung dongkrak.

Bilamana pekerjaan pra-tegang telah dilakukan sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan, maka
kabel harus dijangkarkan. Tekanan dongkrak kemudian harus dilepas dengan sedemikian
rupa sehingga dapat menghindari goncangan terhadap jangkar atau kabel tersebut.

Bilamana tarikan ke dalam (pull-in) kabel pada penjangkaran akhir lebih besar dari yang disetujui
oleh Direksi Pekerjaan, maka beban harus dilepas secara bertahap dengan kecepatan tetap dan
penarikan kabel dapat diulangi.

6) Prosedur Penarikan Kabel

a) Umum
Semua pekerjaan penarikan kabel harus dihadiri oleh Direksi Pekerjaan atau wakilnya.
Pelepasan dongkrak harus bertahap dan menerus. Penarikan kabel harus sesuai dengan
urutan yang telah ditentukan dalam Gambar. Pemberian gaya pra-tegang sebagian
(partially prestressed) hanya boleh diberikan bilamana ditunjukkan dalam Gambar atau
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pemberian gaya pra- tegang yang melampaui gaya
maksimum yang telah dirancang untuk mengurangi gesekan dapat diijinkan asal
sepengetahuan dan sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan, untuk mengatasi
penurunan gaya yang diperlukan. Dalam keadaan apapun, perhatian khusus harus
diberikan agar kabel tidak ditarik melebihi 85 % dari kekuatan maksimumnya, dan
dongkrak tidak dipaksa sampai melebihi batas kapasitas maksimumnya.

Sebelum penegangan, kabel harus dibersihkan dengan cara meniupkan udara bertekanan
ke dalam selongsong. Jangkar juga harus dalam keadaan bersih
Bagian kabel yang menonjol harus dibersihkan dari bahan-bahan yang tidak
dikehendaki, karat/korosi, sisa-sisa adukan semen, gemuk, minyak atau kotoran debu
lainnya yang dapat mempengaruhi perlekatannya dengan pekerjaan pen- jangkaran.
Kabel dicoba untuk ditarik keluar dan masuk ke dalam selongsong agar dapat
kelengketan akibat kebocoran selongsong dapat segera diketahui dan diambil langkah-
langkah seperlunya.

Gaya tarik pendahuluan, untuk menegangkan kabel dari posisi lepasnya, harus diatur
agar besarnya cukup akan tetapi tidak mengganggu besarnya gaya yang diperlukan yang
akan digunakan untuk setiap prosedur.
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

Setelah kabel ditegangkan, kedua ujungnya diberi tanda untuk memulai peng- ukuran
pemuluran. Bilamana Direksi Pekerjaan menghendaki untuk menentu- kan kesalahan
pembacaan pemuluran (zero error in measuring elongation) selama proses penegangan,
data bacaan dynamometer dan pengukuran pemu- luran harus dicatat dan dibuat
grafiknya untuk setiap tahap penegangan..

Bilamana slip terjadi pada satu kabel atau lebih dari sekelompok kabel, Direksi
Pekerjaan dapat mengijinkan untuk menaikkan pemuluran kabel yang belum ditegangkan
asalkan gaya yang diberikan tidak akan melebihi 85 % kekuatan maksimumnya.

Bilamana kabel slip atau putus, yang mengakibatkan batas toleransi yang diijinkan
dilampaui, kabel tersebut harus dilepas, atau diganti jika perlu, sebelum ditarik ulang.

b) Penarikan Kabel Dengan 2 Dongkrak

Umumnya operasi pra-tegang harus dilaksanakan dengan dongkrak pada setiap ujung
secara bersama-sama. Setiap usaha yang dilakukan untuk mencatat semua gaya pada
setiap dongkrak selama operasi penarikan kabel harus diteruskan sampai gaya yang
diperlukan pada dongkrak tercapai atau sampai jumlah pemu- luran sama dengan jumlah
pemuluran yang diperlukan.

Penegangan pada salah satu ujung harus dilakukan untuk menentukan kehi- langan
gesekan (friction loss), jika diperintahkan oleh Direksi Pekejaan. Kedua dongkrak
dihubungkan pada kedua ujung dari setiap kabel. Salah satu dongkrak diberikan
perpanjangan paling tidak 2,5 cm sebelum dongkrak lainnya dihu- bungkan. Kabel yang
masih kendor harus dikencangkan, dan kabel yang per- tama-tama ditegangkan adalah
pada dongkrak yang tidak diberi perpanjangan (disebut leading jack).

Dongkrak yang tidak diberi gaya (disebut trailing jack) harus dipasang sedemikian
hingga gaya yang dipindahkan pada ujung ini dapat dicatat. Penegangan ujung ini harus
dilanjutkan sampai pemuluran mendekati 75 % dari total pemuluran yang diperkirakan
pada ujung trailing jack. Penegangan kemudian dilanjutkan dengan memberi gaya hanya
pada trailing jack, sampai pada kedua dongkrak tersebut tercatat gaya yang sama. Kedua
dongkrak selanjutnya dikerjakan dengan mempertahankan gaya yang sama pada kedua
dongkrak, sampai mencapai besar gaya yang dikehendaki.

c) Penegangan Dengan 1 Dongkrak

Bilamana ditunjukkan dalam Gambar bahwa kabel harus ditarik pada satu ujung
(biasanya bentang pendek), maka hanya satu dongkrak yang digunakan. Setelah
kabel ditegangkan, kedua ujung ditandai untuk mengukur pemuluran masuknya kabel
(draw-in).

7) Lubang Penyuntikan (Grouting Hole)

Lubang penyuntikan harus disediakan pada jangkar, pada titik atas dan bawah profil kabel
dan pada titk-titik lainnya yang cocok. Jumlah dan lokasi titik-titik ini harus disetujui oleh
Direksi Pekerjaan tetapi tidak boleh lebih dari 30 meter pada bagian dari panjang selongsong.
Lubang penyuntikan dan lubang pembuangan udara paling tidak harus berdiameter 10 mm dan
setiap lubang harus ditutup dengan katup atau perleng- kapan sejenis yang mampu menahan
2
tekanan 10 kg/cm tanpa kehilangan air, suntikan atau udara.

8) Penyuntikan dan Penyelesaian Akhir Setelah Pemberian Gaya Pra-tegang

Kabel harus disuntik dalam waktu 24 jam sesudah penarikan kabel selesai dilakukan kecuali jika
ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan.
2
Lubang penyuntikan harus diuji dengan diisi air bertekanan 8 kg/cm selama satu jam sebelum
penyuntikan. Selanjutnya selongsong harus dibersihkan dengan air dan udara bertekanan.
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

Peralatan pencampur harus dapat menghasilkan adukan semen dengan kekentalan yang homogen
dan harus mampu memasok secara menerus pada peralatan penyuntikan. Peralatan penyuntikan
tersebut harus mampu beroperasi secara menerus dengan sedikit variasi tekanan dan harus
mempunyai sistim untuk mengalirkan kembali adukan bila- mana penyuntikan sedang tidak
dijalankan. Udara bertekanan tidak boleh digunakan. Peralatan tersebut harus mempunyai tekanan
2
tetap yang tidak melebihi 8 kg/cm . Semua pipa yang disambungkan ke pompa penyuntikan harus
mempunyai suatu lengkung minimum, katup dan sambungan penyesuai antar diameter. Semua
pengatur arus ke pompa harus disetel dengan saringan 1,0 mm. Semua peralatan, terutama pipa,
harus dicuci sampai bersih dengan air bersih setelah setiap rangkaian operasi dan pada akhir
operasi setiap hari.
Interval waktu antar pencucian tidak boleh melebihi dari 3 jam. Peralatan tersebut harus mampu
mempertahankan tekanan pada selongsong yang telah disuntik sampai penuh dan harus dilengkapi
dengan katup yang dapat terkunci tanpa kehilangan tekanan dalam selongsong. Pertama-tama air
dimasukkan ke dalam alat pencampur, kemudian semen. Bilamana telah dicampur sampai merata,
jika digunakan, maka aditif akan ditambahkan. Pengadukan harus dilanjutkan sampai diperoleh
suatu kekentalan yang merata. Rasio air - semen pada campuran tidak akan melebihi 0,45
menurut takaran berat kecuali ditentu- kan lain oleh Direksi Pekerjaan. Pencampuran tidak boleh
dilakukan secara manual. Penyuntikan harus dikerjakan dengan cukup lambat untuk menghindari
timbulnya segre- gasi adukan. Cara penyuntikan adukan harus sedemikian hingga dapat menjamin
bahwa seluruh selongsong terisi penuh dan penuh di sekeliling kabel. Grouting harus dapat
mengalir dari ujung bebas selongsong sampai kekentalannya ekivalen dengan grouting yang
disuntikkan. Lubang masuk harus ditutup dengan rapat. Setiap lubang grouting harus ditutup
dengan cara yang serupa secara berturut-turut dalam arah aliran. Setelah suatu jangka waktu yang
semestinya, maka penyuntikan selanjutnya harus dilaksanakan untuk mengisi setiap rongga yang
mungkin ada.
2
Setelah semua lubang ditutup, tekanan penyuntikan harus dipertahankan pada 8 kg/cm
paling tidak selama satu
Selongsong penyuntikan tidak boleh terpengaruh oleh goncangan atau getaran dalam waktu 1 hari
setelah penyuntikan.
Tidak kurang dari 2 hari setelah penyuntikan, permukaan adukan dalam penyuntikan dan lubang
pembuangan udara harus diperiksa dan diperbaiki sebagaimana diperlukan.
Kabel tidak boleh dipotong dalam waktu 7 hari setelah penyuntikan. Ujung kabel harus dipotong
sedemikian rupa sehingga minimum terdapat selimut beton setebal 3 cm pada ujung balok (end
block).

7.2.7 PENANGANAN, PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN UNIT-UNIT BE- TON


PRACETAK

1) Pemberian Tanda Unit-unit Beton Pracetak

Segera setelah pembongkaran acuan samping dan melaksanakan perbaikan kecil, maka unit-
unit harus diberi tanda untuk memudahkan indentifikasi di kemudian hari. Cat tahan cuaca
harus digunakan dalam menandai unit-unit tersebut. Data yang ditandakan pada semua unit
harus mencakup nomor rujukan dan tanggal pengecoran. Malahan pelat pracetak harus
mempunyai data yang digoreskan pada permukaan atas segera setelah pengecoran. Juga tiang
pancang harus mempunyai tanda ukuran panjang yang jelas dan permanen di sepanjang
panjang tiang, dengan interval satu meter yang diukur dari ujung tiang panjang.

2) Penanganan dan Pengangkutan

Perhatian khusus harus diberikan dalam penanganan dan pemindahan unit-unit beton pracetak.
Gelagar dan pelat pracetak harus diangkat dengan alat pengangkat atau melalui lubang-lubang
dibuat pada unit-unit tersebut, dan harus diangkut dalam posisi tegak. Titik angkat, bentuk
dan posisinya harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Penyangga dan penggantung yang cocok
harus digunakan setiap saat dan tidak boleh ada unit beton pracetak yang akan digerakkan
sampai sepenuhnya lepas dari permukaan tanah.
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

Unit-unit beton pracetak yang rusak akibat penyimpanan dan penanganan yang tidak
sebagaimana mestinya harus diganti oleh Penyedia Jasa dengan biaya sendiri.

Bilamana cara pengangkatan dan pengangkutan gelagar tidak disebutkan dalam Gambar, maka
Penyedia Jasa harus menyerahkan cara yang diusulkan kepada Direksi Pekerjaan. Setelah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka Penyedia Jasa harus mengikuti cara yang telah disetujui.

3) Penyimpanan

Unit-unit harus ditempatkan bebas dari kontak langsung dengan permukaan tanah dan
ditempatkan pada penyangga kayu di atas tanah keras yang tidak akan turun baik musin hujan
maupun kemarau, akibat beban dari unit-unit tersebut. Bilamana unit-unit tersebut disusun
dalam lapisan-lapisan, maka tidak melebihi dari 3 lapisan dengan penyangga kayu dipasang di
antara tiap lapisan. Penyangga untuk setiap lapisan harus dipasang di atas lapisan yang
terdahulu. Untuk gelagar dan tiang pancang, penyangga harus dipasang pada jarak tidak lebih
dari 20 % dari ukuran panjang unit, yang diukur dari setiap ujung.

4) Baja Pra-tegang (Pre-stressing Steel)

Semua baja pra-tegang harus dilindungi dari kerusakan fisik dan karat atau akibat lain dari
korosi setiap saat dari pembuatan sampai penyuntikan. Baja pra-tegang yang telah mengalami
kerusakan fisik pada setiap saat harus ditolak. Baja pra-tegang harus dibung- kus dalam peti
kemas atau bentuk pengiriman lainnya untuk melindungi baja tersebut dari kerusakan fisik.
Bahan pencegah korosi harus dimasukkan ke dalam kemasan atau bentuk lainnya, atau bila
diijinkan oleh Direksi Pekerjaan, dapat digunakan langsung pada baja pra-tegang. Bahan
pencegah korosi tidak boleh mempunyai pengaruh yang merusak pada baja pra-tegang atau
beton atau kekuatan ikat (bond strength) baja pada beton. Kemasan atau bentuk lainnya yang
rusak oleh berbagai sebab harus segera diganti atau diperbaiki hingga mencapai kondisi semula.
Kemasan atau bentuk lainnya harus ditandai dengan jelas dengan suatu keterangan bahwa
kemasan berisi baja pra-tegang berkekuatan tinggi, dan perhatian khusus harus diberikan
dalam penanganan, jenis macam dan jumlah bahan pencegah korosi yang digunakan (termasuk
tanggal sewaktu dimasukkan), petunjuk pengamanan dan petunjuk penggunaan.
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

SEKSI 7.3

BAJA TULANGAN

7.3.1 UMUM

1) Uraian

Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan
Spesifikasi dan Gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

2) Penerbitan Detil Pelaksanaan

Detail pelaksanaan untuk baja tulangan yang tidak termasuk dalam Dokumen Kontrak pada saat
pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan setelah peninjauan kembali rancangan awal
telah selesai menurut Seksi 1.9 dari Spesifikasi ini.

3) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini

a) Rekayasa Lapangan : Seksi 1.9 b)


Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Seksi 1.19 c) Beton
: Seksi 7.1

4) Standar Rujukan

SNI 07-6401-2000 : Spesifikasi Kawat Baja dengan Proses Canay Dingin untuk
Tulangan Beton.
SNI 03-6812-2002 : SpesifikasiAnyaman Kawat Baja Polos yang Dilas untuk
Tulangan Beton.
SNI 03-6816-2002 : Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton.
AASHTO M31M - 90 : Deformed and Plain Billet-Steel Bar for Concrete Rein-
forcement.
AWS D 2.0 : Standards Specifications for Welded Highway and Railway
Bridges.

5) Toleransi

a) Toleransi untuk fabrikasi harus seperti yang disyaratkan dalam SNI 03-6816-
2002.

b) Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga selimut beton yang menutup
bagian luar baja tulangan adalah sebagai berikut :

i) 3,5 cm untuk beton yang tidak terekspos langsung dengan udara atau terhadap
air tanah atau terhadap bahaya kebakaran;

ii) Seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 7.3.1.(1) untuk beton yang terendam/
tertanam atau terekspos langsung dengan cuaca atau timbunan tanah tetapi
masih dapat diamati untuk pemeriksaan;

iii) 7,5 cm untuk seluruh beton yang terendam/tertanam dan tidak bisa dicapai,
atau untuk beton yang tak dapat dicapai yang bila keruntuhan akibat karat pada
baja tulangan dapat menyebabkan berkurangnya umur atau struktur, atau untuk
beton yang ditempatkan langsung di atas tanah
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

atau batu, atau untuk beton yang berhubungan langsung dengan kotoran pada
selokan atau cairan korosif lainnya.

Tabel 7.3.1.(1) Tebal Selimut Beton Minimum dari Baja Tulangan


untuk Beton Yang Tidak Terekspos Tetapi Mudah Dicapai

Ukuran Batang Tulangan Tebal Selimut Beton


yang akan diselimuti (mm) Minimum (cm)
Batang 16 mm dan lebih kecil 3,5
Batang 19 mm dan 22 mm 5,0
Batang 25 mm dan lebih besar 6,0

6) Penyimpanan dan Penanganan

a) Penyedia Jasa harus mengangkut tulangan ke tempat kerja dalam ikatan, diberi label,
dan ditandai dengan label logam yang menunjukkan ukuran batang, panjang dan
informasi lainnya sehubungan dengan tanda yang ditunjukkan pada diagram tulangan.

b) Penyedia Jasa harus menangani serta menyimpan seluruh baja tulangan


sedemikian untuk mencegah distorsi, kontaminasi, korosi, atau kerusakan.

7) Pengajuan Kesiapan Kerja

a) Sebelum memesan bahan, seluruh daftar pesanan dan diagram pembengkokan harus
disediakan oleh Penyedia Jasa untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan,
dan tidak ada bahan yang boleh dipesan sebelum daftar tersebut serta diagram
pembengkokan disetujui.

b) Sebelum memulai pekerjaan baja tulangan, Penyedia Jasa harus menyerahkan


kepada Direksi Pekerjaan daftar yang disahkan pabrik baja yang memberikan berat
satuan nominal dalam kilogram untuk setiap ukuran dan mutu baja tulangan atau
anyaman baja dilas yang akan digunakan dalam pekerjaan.

8) Mutu Pekerjaan dan Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan

a) Persetujuan atas daftar pesanan dan diagram pembengkokan dalam segala hal tidak
membebaskan Penyedia Jasa atas tanggung jawabnya untuk memastikan ketelitian dari
daftar dan diagram tersebut. Revisi bahan yang disediakan sesuai dengan daftar dan
diagram, untuk memenuhi rancangan dalam Gambar, harus atas biaya Penyedia Jasa.

b) Baja tulangan yang cacat sebagai berikut tidak akan diijinkan dalam pekerjaan :

i) Panjang batang, ketebalan dan bengkokan yang melebihi toleransi


pembuatan yang disyaratkan dalam SNI 03-6816-2002;

ii) Bengkokan atau tekukan yang tidak ditunjukkan pada Gambar atau
Gambar Kerja Akhir (Final Shop Drawing);

iii) Batang dengan penampang yang mengecil karena karat yang berlebih atau oleh
sebab lain.
c) Bilamana terjadi kesalahan dalam membengkokkan baja tulangan, batang
tulangan tidak boleh dibengkokkan kembali atau diluruskan tanpa persetujuan Direksi
Pekerjaan atau yang sedemikian sehingga akan merusak atau melemahkan bahan.
Pembengkokan kembali dari batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin
terkecuali disetujui lain oleh Direksi Pekerjaan. Dalam segala hal batang tulangan
yang telah dibengkokkan kembali lebih dari satu kali pada tempat yang sama tidak
diijinkan digunakan pada Pekerjaan. Kesalahan yang tidak dapat diperbaiki oleh
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

pembengkokan kembali, atau bilamana pembengkokan kembali tidak disetujui oleh


Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki dengan mengganti seluruh batang tersebut dengan
batang baru yang dibengkokkan dengan benar dan sesuai dengan bentuk dan dimensi
yang disyaratkan.

d) Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas di tempat kerja untuk pemotongan dan
pembengkokan tulangan, baik jika melakukan pemesanan tulangan yang telah
dibengkokan maupun tidak, dan harus menyediakan persediaan (stok) batang lurus
yang cukup di tempat, untuk pembengkokan sebagaimana yang diperlukan dalam
memperbaiki kesalahan atau kelalaian.

9) Penggantian Ukuran Batang

Penggantian batang dari ukuran berbeda akan hanya diijinkan bila secara jelas disahkan oleh
Direksi Pekerjaan. Bilamana baja diganti haruslah dengan luas penampang yang sama dengan
ukuran rancangan awal, atau lebih besar.

7.3.2 BAHAN

1) Baja Tulangan

a) Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan mutu yang sesuai dengan
Gambar dan memenuhi Tabel 7.3.2.(1) berikut ini :

Tabel 7.3.2.(1) Tegangan Leleh Karakteristik Baja Tulangan

Tegangan Leleh Karakteristik atau Tegangan


Mutu Sebutan Karakteristik yang memberikan regangan
2
tetap 0,2 (kg/cm )
U24 Baja Lunak 2.400
U32 Baja Sedang 3.200
U39 Baja Keras 3.900
U48 Baja Keras 4.800

b) Bila anyaman baja tulangan diperlukan, seperti untuk tulangan pelat, anyaman
tulangan yang di las yang memenuhi SNI 03-6812-2002 dapat digunakan.

2) Tumpuan untuk Tulangan

Tumpuan untuk tulangan harus dibentuk dari batang besi ringan atau bantalan beton pracetak
dengan mutu fc’ 20 MPa seperti yang disyaratkan dalam Seksi 7.1 dari Spesifikasi ini,
terkecuali disetujui lain oleh Direksi Pekerjaan. Kayu, bata, batu atau bahan lain tidak boleh
diijinkan sebagai tumpuan.

3) Pengikat untuk Tulangan

Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang memenuhi SNI
07-6401-2000.

7.3.3 PEMBUATAN DAN PENEMPATAN

1) Pembengkokan

a) Terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, seluruh baja tulangan harus
dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan prosedur SNI 03-6816-2002,
menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-lekukan,
bengkokan-bengkokan atau kerusakan. Bila pembengkokan secara panas di lapangan
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

disetujui oleh Direksi Pekerjaan, tindakan pengamanan harus diambil untuk


menjamin bahwa sifat-sifat fisik baja tidak terlalu berubah banyak.

b) Batang tulangan dengan diameter 2 cm dan yang lebih besar harus dibengkok- kan
dengan mesin pembengkok.

2) Penempatan dan Pengikatan

a) Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan


kotoran, lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan adukan atau lapisan lain yang
dapat mengurangi atau merusak pelekatan dengan beton.

b) Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan Gambar dan dengan kebu-
tuhan selimut beton minimum yang disyaratkan dalam Pasal 7.3.1.(5) di atas,
atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

c) Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat


sehingga tidak tergeser pada saat pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi atau
pengikat (stirrup) terhadap tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan.

d) Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang total yang ditunjukkan
pada Gambar. Penyambungan (splicing) batang tulangan, terkecuali ditunjukkan
pada Gambar, tidak akan diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
Setiap penyambungan yang dapat disetujui harus dibuat sedemikian hingga
penyambungan setiap batang tidak terjadi pada penampang beton yang sama dan
harus diletakkan pada titik dengan tegangan tarik minimum.

e) Bilamana penyambungan dengan tumpang tindih disetujui, maka panjang


tumpang tindih minimum haruslah 40 diameter batang dan batang tersebut harus
diberikan kait pada ujungnya.

f) Pengelasan pada baja tulangan tidak diperkenankan, terkecuali terinci dalam


Gambar atau secara khusus diijinkan oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis.
Bilamana Direksi Pekerjaan menyetujui pengelasan untuk sambungan, maka
sambungan dalam hal ini adalah sambungan dengan panjang penyaluran penuh yang
memenuhi ketentuan dari AWS D 2.0. Pendinginan terhadap pengelasan dengan air
tidak diperkenankan.

g) Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan membelakangi permukaan beton


sehingga tidak akan terekspos

h) Anyaman baja tulangan yang dilas harus dipasang sepanjang mungkin, dengan
bagian tumpang tindih dalam sambungan paling sedikit satu kali jarak anyaman.
Anyaman harus dipotong untuk mengikuti bentuk pada kerb dan bukaan, dan harus
dihentikan pada sambungan antara pelat.

i) Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu yang cukup
lama, maka seluruh baja tulangan harus dibersihkan dan diolesi dengan adukan semen
acian (semen dan air saja).

j) Tidak boleh ada bagian baja tulangan yang telah dipasang boleh digunakan untuk
memikul perlengkapan pemasok beton, jalan kerja, lantai untuk kegiatan bekerja atau
beban konstruksi lainnya.

7.3.4 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Pengukuran untuk Pembayaran

a) Baja tulangan akan diukur dalam jumlah kilogram terpasang dan diterima oleh
Direksi Pekerjaan. Jumlah kilogram yang dipasang harus dihitung dari panjang aktual
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

yang dipasang, atau luas anyaman baja yang dihampar, dan satuan berat dalam
kilogram per meter panjang untuk batang atau kilogram per meter persegi luas
anyaman. Satuan berat yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan akan didasarkan atas
berat nominal yang disediakan oleh pabrik baja, atau bila Direksi Pekerjaan
memerintahkan, atas dasar pengujian penimbangan yang dilakukan Penyedia Jasa
pada contoh yang dipilih oleh Direksi Pekerjaan.

b) Penjepit, pengikat, pemisah atau bahan lain yang digunakan untuk penempatan atau
pengikatan baja tulangan pada tempatnya tidak akan dimasukkan dalam berat untuk
pembayaran.

c) Penulangan yang digunakan untuk gorong-gorong beton bertulang atau struktur lain
di mana pembayaran terpisah untuk struktur yang lengkap telah disediakan dalam
Seksi lain dari Spesifikasi ini, tidak boleh diukur untuk pembayaran menurut Seksi
ini.

2) Dasar Pembayaran

Jumlah baja tulangan yang diterima, yang ditentukan seperti yang diuraikan di atas, harus
dibayar pada Harga Penawaran Kontrak untuk Mata Pembayaran yang ditunjukkan di bawah
ini, dan terdaftar dalam Daftar Kuantitas, dimana pembayaran tersebut merupa- kan
kompensasi penuh untuk pemasokan, pembuatan dan pemasangan bahan, termasuk semua
pekerja, peralatan, perkakas, pengujian dan pekerjaan pelengkap lain untuk menghasilkan
pekerjaan yang memenuhi ketentuan.

Nomor Mata Uraian Satuan


Pembayaran Pengukuran

7.3.(1) Baja Tulangan U24 Polos Kilogram

7.3.(2) Baja Tulangan U32 Polos Kilogram

7.3.(3) Baja Tulangan U32 Ulir Kilogram

7.3.(4) Baja Tulangan U39 Ulir Kilogram

7.3.(5) Baja Tulangan U48 Ulir Kilogram

Anyaman Kawat Yang Dilas Kilogram


7.3.(6)
(Welded Wire Mesh)
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

SEKSI 7.4

BAJA STRUKTUR

7.4.1 UMUM

1) Uraian

a) Yang dimaksud dengan Baja Struktur adalah bahan struktur jembatan baja seperti jembatan
rangka baja, gelagar baja, gelagar baja komposit termasuk komponen gelagar baja
komposit seperti balok, pelat, baut, ring, diafragma yang digunakan sebagai suatu
komponen konstruksi jembatan
b) Pekerjaan yang diatur dalam Seksi ini harus mencakup struktur baja dan bagian baja dari
struktur baja komposit, yang dilaksanakan memenuhi garis, kelandaian dan dimensi yang
ditunjukkan dalam Gambar atau yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan ini
terdiri atas pelaksanaan struktur baja baru, pelebaran dan perbaikan dari struktur.
c) Pekerjaan ini juga akan mencakup penyediaan, fabrikasi, pemasangan, galvanisasi dan
pengecatan logam struktur sebagaimana yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini atau
sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar. Logam struktur harus meliputi baja struktur,
paku keling, pengelasan, baja khusus dan campuran, elektroda logam dan penempaan dan
pengecoran baja. Pekerjaan ini harus juga terdiri atas setiap pelaksanaan logam tambahan
yang tidak disyaratkan lain, semua sesuai dengan Spesifikasi ini dan dengan Gambar.

2) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini.

a) Rekayasa Lapangan : Seksi 1.9


b) Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Seksi 1.19
c) Beton : Seksi 7.1
d) Baja Tulangan : Seksi 7.3
e) Sambungan Ekspansi (Expansion Joint) : Seksi 7.11
f) Perletakan (Bearing) : Seksi 7.12
g) Pembongkaran Struktur : Seksi 7.15

3) Pengendalian Mutu

a) Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan
mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah
diterima harus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan pada Pasal 7.4.2
b) Mutu Bahan
Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan
sebagaimana yang disyaratkan dalam Standar Rujukan dalam Pasal
7.4.1.5)

4) Toleransi

a) Diameter Lubang
(1) Lubang pada elemen utama : - 0,4 mm , + 1,2 mm
(2) Lubang pada elemen sekunder : - 0,4 mm , + 1,8 mm b)
Alinyemen Lubang
(1) Elemen utama, dibuat di bengkel : - 0,4 mm , + 0,4 mm
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

(2) Elemen sekunder, dibuat di lapangan : - 0,6 mm , + 0,6 mm c)


Gelagar
Lendutan Balik :
Penyimpangan dari lendutan balik (camber) yang disyaratkan (- 0,2 mm , + 0,2 mm)
per meter panjang balok atau (- 6 mm , + 6 mm) dipilih mana yang lebih kecil.
Penyimpangan lateral dari garis lurus di antara pusat-pusat landasan 0,1 mm per meter panjang
balok sampai suatu maksimum sebesar 3 mm.
Penyimpangan lateral antara sumbu badan (web) dan sumbu flens dalam gelagar susun :
maksimum 3 mm.
Kombinasi kelengkungan dan kemiringan flens pada gelagar atau balok yang dilas akan
ditentukan dengan pengukuran penyimpangan kepala jembatan flens terhadap bidang badan
(web) pada pertemuan sumbu badan (web) dengan permukaan luar dari pelat flens.
Penyimpangan ini tidak boleh melebihi 1/200 dari lebar flens total atau 3 mm, dipilih mana
yang lebih besar.
Ketidakrataan dari landasan atau dudukan :
(1) Ditempatkan pada penyuntikan (grouting) : maksimum 3,0 mm
(2) Ditempatkan di atas baja, adukan liat : maksimum 0,25 mm.

Penyimpangan maksimum dari ketinggian yang disyaratkan untuk balok dan gelagar yang di
las, diukur pada sumbu badan (web), harus sebagaimana berikut ini :
(1) Untuk ketinggian hingga 900 mm : - 3 mm , + 3 mm (2)
Untuk ketinggian di atas 900 mm hingga 1,8 m : - 5 mm , + 5 mm (3) Untuk
ketinggian di atas 1,8 m : - 5 mm , + 8 mm.
d) Batang Sambungan Geser (Struts)
Penyimpangan maksimum terhadap garis lurus, termasuk dari masing-masing flens ke segala
arah : panjang / 1000 atau 3 mm, dipilih mana yang lebih besar
e) Permukaan Yang Dikerjakan Dengan Mesin
Penyimpangan permukaan bidang kontak yang dikerjakan dengan mesin tidak boleh lebih
dari 0,25 mm untuk permukaan yang dapat dipahat dalam suatu segiempat dengan sisi 0,5 m
5) Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
SNI 07-0722-1989 : Baja Canai Panas Untuk Konstruksi Umum
SNI 07-3015-1992 : Baja Canai Panas Untuk Konstruksi Dengan Pengelasan
SNI 05-3065-1992 : Baut Kepala Segi Enam untuk Konstruksi dengan Kekuatan
Tinggi, Mempunyai Ukuran Lebar Kunci Besar dan Panjang Ulir
Metrik Nominal – Kelas C untuk Tingkat
SNI 03-6764-2002 : Spesifikasi Baja Struktural.

AASHTO :
AASHTO M 164M-01 : High Strength Bolts for Structural Steel Joint
AASHTO 253M-96 (2001) : High-Strength Steel Bolt, Classes 10.9 and 10.9.3, for
Structural Steel Joints
AASHTO M 169-02 : Steel Bars, Carbon, Cold Finished, Standard Quality
AASHTO M 270M-04 : Carbon And High-strength Low-Alloy Structural Steel Shapes,
Plates, and Bars and Quenched-and-Tempered Alloy
Structural Steel Plates for Bridges
AASHTO M 111-04 : Zinc (Hot-DipGalvanized) Coatings on Iron and Steel
Products
ASTM :
ASTM A233 : Mild Steel, Arc Welding Electrode
ASTM A307 : Mild Steel Bolts and Nuts (Grade A)
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

AWS D20 : Standard Specification for Welded Highway and Railway Bridges

6) Pengajuan Kesiapan Kerja

a) Penyedia Jasa harus menyerahkan laporan pengujian pabrik yang menunjukkan kadar bahan
kimia dan pengujian fisik untuk setiap mutu baja yang digunakan dalam pekerjaan. Bilamana
laporan pengujian pabrik ini tidak tersedia maka Direksi Pekerjaan harus memerintahkan
Penyedia Jasa untuk melaksanakan pengujian yang diperlukan untuk menetapkan mutu dan
sifat-sifat lain dari baja pada suatu lembaga pengujian yang disetujui. Laporan pengujian ini
harus diserahkan dengan atau sebagai pengganti sertifikat pabrik
b) 3 (tiga) salinan dari semua Gambar Kerja terinci yang disiapkan oleh atau atas nama Penyedia
Jasa harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk disetujui. Persetujuan ini tidak
membebaskan tanggung jawab Penyedia Jasa terhadap pekerjaan dalam Kontrak ini
c) Penyedia Jasa harus menyerahkan program dan metode pelaksanaan yang diusulkan termasuk
semua Gambar Kerja dan rancangan untuk pekerjaan sementara yang diperlukan. Data yang
diserahkan sebagaimana yang diperlukan harus meliputi tanggal untuk kunjungan bengkel,
pengiriman dan pemasangan, usulan pembongkar struktur lama, metode pemasangan,
penunjang dan pengaku sementara untuk gelagar selama pemasangan, detail sambungan dan
penghubung, pengalihan lalu lintas pada atau di luar jembatan lama dan setiap keterangan yang
berkaitan lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut
d) Penyedia Jasa harus memberitahu kepada Direksi Pekerjaan secara tertulis sekurang-
kurangnya 24 jam sebelum memulai pembongkaran struktur lama atau pemasangan struktur
baja yang baru

7) Penyimpanan Dan Perlindungan Bahan

a) Penyimpanan Bahan
Pekerjaan baja, baik fabrikasi di bengkel dan di lapangan, harus ditumpuk di atas balok
pengganjal atau landasan sedemikian rupa sehingga tidak bersentuhan dengan tanah dan
dengan suatu cara yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana pekerjaan baja
ditumpuk dalam beberapa lapis, maka pengganjal untuk semua lapis harus berada dalam satu
garis
b) Perlindungan Bahan
Bahan harus dilindungi dari korosi, dan kerusakan lainnya dan harus tetap bebas dari kotoran,
minyak, gemuk, dan benda-benda asing lainnya. Perlindungan korosi dapat dilakukan dengan
galvanisasi dan atau pengecatan pada permukaannya
(1) Galvanisasi
Semua komponen struktur baja termasuk komponen Gelagar Baja Komposit termasuk
balok, pelat, baut, ring, diafragma dan sejenisnya harus digalvanisasi dengan sistem
pencelupan panas sesuai dengan AASHTO M 111M-04 Zinc (Hot- Dip Galvanized)
Coatings on Iron and Steel Products
(2) Pengecatan
(a) Permukaan yang akan dicat harus bersih dan bebas dari lemak, debu, produk korosi,
residu garam, dan sebagainya
(b) Jenis, komposisi dan tebal cat harus sesuai dengan Pedoman Teknik No.
028/T/BM/1999 (Pedoman Penanggulangan Korosi Komponen Baja
Jembatan dengan Cara Pengecatan).
Apabila ditentukan lain maka sistem proteksi dapat dilakukan dengan cara pengecatan dengan
bahan cat yang telah terlebih dahulu disetujui jenis dan ketebalannya oleh Direksi Pekerjaan di
lokasi pekerjaan. Pemasok harus memberikan lapisan pelindung awal (primer coating) yang
berupa cat dasar untuk menghindari terjadinya karat sebelum pengecatan

8) Perbaikan Terhadap Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan

Komponen struktur jembatan yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak dirakit dan/atau
dipasang sesuai ketentuan dari Spesifikasi ini atau dianggap tidak memenuhi ketentuan dalam hal
lainnya, harus diperbaiki sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Perbaikan
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

dapat termasuk penggantian komponen yang rusak atau hilang dan pemasangannya, pelurusan
pelat yang bengkok, perbaikan pelapisan permukaan yang rusak atau hal-hal lainnya yang
dianggap perlu oleh Direksi Pekerjaan.
Beban pekerjaan perbaikan yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sebagai akibat adanya
komponen yang rusak atau hilang karena kelalaian Penyedia Jasa menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.
Pekerjaan baja yang rusak selama penyimpanan, penanganan atau pemasangan harus diperbaiki
sampai disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Setiap bahan atau sambungan yang rusak sebelum
diperbaiki harus ditolak dan segera disingkirkan dari pekerjaan.
Elemen baja dengan dimensi di luar toleransi yang disyaratkan dalam Pasal 7.4.1.4) tidak akan
diterima untuk digunakan dalam pekerjaan

9) Pemeliharaan Komponen Jembatan Yang Telah Diterima


Tanpa mengurangi kewajiban Penyedia Jasa untuk melaksanakan perbaikan terhadap komponen
jembatan baja yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana disyaratkan, Penyedia Jasa juga harus
bertanggungjawab atas pemeliharaan rutin dari semua struktur jembatan baja yang telah selesai dan
diterima selama Periode Kontrak termasuk Periode Pemeliharaan. Pekerjaan pemeliharaan rutin
tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan Seksi 10.1 dari Spesifikasi ini dan harus dibayar terpisah
menurut Pasal 10.1.6.

10) Penggantian Komponen Yang Hilang Atau Rusak Berat


Bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, komponen yang hilang atau rusak berat, dan
belum diterima dari Pengguna Jasa, maka komponen yang diperlukan tersebut menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa dan harus disediakan oleh Penyedia Jasa. Dalam hal ini, Penyedia
Jasa harus menjamin bahwa semua komponen baru yang dipasok terdiri atas bahan yang setara
atau lebih baik dari spesifikasi pabrik aslinya, dan semua komponen fabrikasi dibuat,
diselesaikan dan ditandai dengan teliti sesuai dengan dimensi dan toleransi seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja dari pabrik aslinya.
Penggantian komponen harus dilaksanakan sesuai dengan hasil pemeriksaan dan diterima oleh
Direksi Pekerjaan. Sebagai tambahan, Direksi Pekerjaan dapat meminta sertifikat bahan atau bukti
pendukung lainnya atas sifat-sifat bahan yang dipasok bila dianggap perlu.
Untuk menghindarkan kerugian akibat hal-hal tersebut di atas selama masa pengangkutan dari
gudang ke lokasi pekerjaan, maka Penyedia Jasa harus mengasuransikan bahan jembatan baja
secara all risk

11) Perbaikan Komponen Yang Agak Rusak


Bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, maka komponen yang dicatat menurut Seksi 7.4.
ini dalam keadaan agak rusak saat diterima dari Pengguna Jasa harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa.
Perbaikan yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan harus dibatasi pada pelurusan pelat-pelat
yang bengkok dan komponen minor lainnya, perbaikan retak yang bukan karena kelelahan di
bengkel dengan pengelasan dan pengembalian kondisi lapisan permukaan yang rusak. Pekerjaan
perbaikan tersebut harus dilaksanakan pada bengkel yang disetujui sesuai dengan petunjuk dari
Direksi Pekerjaan dengan ketentuan berikut ini :
a) Pelurusan Bahan Yang Bengkok
Pelurusan pelat dan komponen minor dari bentuk-bentuk lainnya harus dilaksanakan menurut
cara yang tidak akan menyebabkan keretakan atau kerusakan lainnya. Logam tidak boleh
dipanaskan kecuali kalau diijinkan oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana dilakukan pemanasan
maka warna temperatur yang dihasilkan tidak boleh lebih tinggi dari warna “merah cherry
tua”.
Bilamana pemanasan telah disetujui untuk pelurusan komponen yang melengkung atau
bengkok, logam harus didinginkan selambat mungkin setelah pekerjaan pelurusan
selesai. Setelah pendinginan selesai permukaan logam harus diperiksa dengan teliti
apakah terjadi keretakan akibat pelurusan tersebut. Bahan yang retak tidak boleh digunakan
dan seluruh bahan harus diganti sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan
b) Perbaikan Hasil Pengelasan Yang Retak
Hasil pengelasan yang retak atau rusak pada komponen yang di las di bengkel harus dikupas,
disiapkan dan dilas ulang dengan teliti menurut standar pengelasan yang ditentukan pabrik
pembuatnya sesuai dengan mutu atau mutu-mutu bahan yang akan dilas. Prosedur pengelasan
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

yang akan dipakai untuk pekerjaan perbaikan harus dirancang sedemikian hingga dapat
memperkecil setiap distorsi pada elemen komponen yang sedang diperbaiki, agar
toleransi fabrikasi yang ditentukan pabrik pembuatnya dapat dipertahankan
c) Perbaikan Lapisan Permukaan Yang Rusak
Sebagian besar komponen baja yang disediakan oleh Pengguna Jasa mempunyai penyelesaian
akhir pada permukaan dengan galvanis celup panas. Bilamana permukaan bahan yang
dipasok terdapat lapisan yang dalam keadaan rusak, maka pengembalian kondisi pada tempat-
tempat yang rusak harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan penyiapan permukaan dan
pengecatan yang diuraikan dalam Pasal
7.4.1.7).b) dari Spesifikasi ini, untuk perbaikan permukaan yang digalvanisasi dengan proses
celup
12) Pemasokan Bahan Lantai Kayu
Jika disebutkan dalam gambar pabrik pembuat jembatan atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan,
Penyedia Jasa harus melengkapi semua bahan kayu seperti papan lantai, papan lintasan kendaraan
dan kerb.
Kayu gergajian yang utuh untuk bahan lantai jembatan secara umum harus memenuhi ketentuan
bahan, penyimpanan dan kecakapan kerja untuk batang kayu sebagaimana yang disyaratkan dalam
Pasal 7.4.2.5) dari Spesifikasi ini. Semua kayu harus dipasok dalam keadaan sudah dipotong dan
sudah dilubangi menurut ukuran yang diberikan dalam Gambar Kerja dari pabrik pembuat
jembatan. Kecuali diperintah lain di atas, baut, pasak, ring penutup dan perangkat keras
penghubung lainnya untuk memasang lantai kayu tidak boleh dipasok oleh Penyedia Jasa

13) Pelaksanaan Baja Struktur


Perakitan dan pemasangan struktur jembatan baja, baik dengan peluncuran maupun dengan
prosedur pelaksanaan pemasangan bertahap, harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dengan
teliti sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh masing-masing buku petunjuk perakitan dan
pemasangan dari pabrik pembuat jembatan dan ketentuan umum yang disyaratkan di sini.
Atas permintaan Penyedia Jasa, dukungan teknis tambahan oleh personil Pengguna Jasa yang
berpengalaman, dapat dikirim ke lapangan dalam periode terbatas, untuk memberi pengarahan
kepada pelaksana dan teknik pemasangan dari Penyedia Jasa tentang prinsip- prinsip perakitan dan
pemasangan struktur jembatan baja.
Struktur jembatan baja yang disediakan oleh Pengguna Jasa dirancang untuk dirakit dan dipasang
di lapangan hanya dengan menggunakan baut penghubung. Pengelasan di lapangan tidak diijinkan
kecuali secara jelas diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
a) Pekerjaan Sipil
Pekerjaan sipil untuk kepala jembatan dan pilar yang mungkin terbuat dari kayu, pasangan
batu atau beton sesuai dengan Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan harus
dikerjakan sesuai dengan Seksi yang berkaitan dengan Spesifikasi ini atau spesifikasi lainnya
yang diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan. Semua pekerjaan sipil harus selesai di tempat dan
diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum operasi perakitan dimulai
b) Penentuan Titik Pengukuran dan Pekerjaan Sementara
Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menentukan titik pengukuran pada salah satu oprit
jembatan yang cocok untuk merakit suatu rangka jangkar untuk pengimbang dimana
pemasangan dengan cara perakitan bertahap akan dikerjakan, atau, bilamana pemasangan
dengan cara peluncuran, struktur jembatan baja yang telah lengkap bersama dengan struktur
rangka pengimbang dan ujung peluncur.
Semua penyangga dan kumpulan balok-balok kayu sementara dan/atau fondasi beton yang
disediakan oleh Penyedia Jasa untuk pemasangan rol perakit, rol peluncuran, rol pendaratan
atau jangkar dan penyangga struktur rangka jangkar harus ditentukan titik pengukurannya
dengan akurat dan dipasang pada garis dan elevasi yang benar sebagaimana yang ditunjukkan
dalam Gambar Pemasangan dari pabrik pembuatnya. Perhatian khusus harus diberikan untuk
memastikan bahwa seluruh rol dan penyangga sementara terpasang pada elevasi yang benar
agar sesuai dengan bidang peluncuran yang telah dihitung sebelumnya dan/atau
karakteristik lendutan untuk panjang bentang jembatan yang akan dipasang
c) Pemasangan Landasan Jembatan
Landasan jembatan dapat berupa jenis landasan karet atau landasan sendi yang terpasang pada
pelat landasan dan balok kisi-kisi. Tiap jenis landasan harus dipasang pada elevasi dan posisi
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

yang benar dan harus pada landasan yang rata dan benar di atas seluruh bidang kontak.
Untuk landasan jembatan yang dipasang di atas adukan semen, tidak boleh terdapat beban
apapun yang diletakkan di atas landasan setelah adukan semen terpasang dalam periode paling
sedikit 96 jam, perlengkapan yang memadai harus diberikan untuk menjaga agar adukan
semen dapat dipelihara kelembabannya selama periode ini. Adukan semen harus terdiri dari
satu bagian semen portland dan satu bagian pasir berbutir halus.
Landasan karet yang akan dipasang harus memenuhi persyaratan sesuai dengan Seksi
7.12 dan sudah memenuhi persyaratan pengujian oleh Instansi Independen yang ditentukan
oleh Pengguna Jasa atau Direksi Pekerjaan
d) Perakitan Komponen Baja
Komponen baja harus dirakit dengan akurat sesuai dengan tanda yang ditunjukkan pada
Gambar Kerja pabrik pembuat jembatan dan sesuai dengan prosedur urutan pemasangan yang
benar yang dirinci dalam prosedur pemasangan. Selama perakitan bahan-bahan harus
ditangani dengan hati-hati sedemikian rupa sehingga tidak terdapat bagian yang
melengkung, retak atau kerusakan lainnya. Pengetokan yang dapat melukai atau
menyebabkan distorsi terhadap elemen-elemen tidak diijinkan.
Sebelum perakitan semua bidang kontak harus dibersihkan, bebas dari kotoran, minyak, kerak
yang lepas, bagian yang tajam seperti duri akibat pemotongan atau pelubangan, bintik-bintik,
dan cacat lainnya yang akan menghambat pemasangan yang rapat atas komponen-
komponen yang dirakit.
Baut penghubung harus dipasang dengan panjang dan diameter yang benar sebagaimana yang
ditunjukkan dalam daftar baut dari pabrik pembuat jembatan. Ring harus ditempatkan di
bawah elemen-elemen (mur atau kepala baut) yang berputar dalam pengencangan. Bilamana
permukaan luar bagian yang dibaut mempunyai kelandaian 1 : 20 terhadap bidang tegak
lurus sumbu baut, maka ring serong yang halus harus dipakai untuk mengatasi
ketidaksejajarannya. Dalam segala hal, hanya mur baut yang boleh diputar
e) Prosedur Pemasangan
Urutan pemasangan harus dilaksanakan dengan teliti sesuai dengan prosedur pemasangan
yang diberikan dalam buku petunjuk dari pabrik pembuat jembatan. Penyedia Jasa harus
melaksanakan operasi pemasangan dengan memperhatikan seluruh ketentuan keselamatan
umum dan harus memastikan bahwa struktur jembatan stabil dalam setiap tahap dalam proses
pemasangan.
Untuk jembatan yang dipasang dengan prosedur peluncuran, Penyedia Jasa harus mengambil
seluruh langkah pengamanan yang diperlukan untuk memastikan bahwa selama seluruh tahap
pemasangan struktur jembatan aman dari pergerakan bebas pada rol. Pergerakan melintasi
rol selama operasi peluncuran harus dikendalikan setiap saat.
Seluruh bahan rangka pengimbang dan perancah sementara pekerjaan baja atau kayu untuk
rangka pendukung pengimbang harus dipasok oleh Penyedia Jasa. Beban pengimbang harus
diletakkan dengan berat sedemikian rupa sehingga faktor keamanan untuk stabilitas
yang benar seperti yang diasumsikan dalam perhitungan pemasangan dari pabrik pembuat
jembatan dicapai pada tiap tahap perakitan dan pemasangan.
Operasi pemasangan dengan peluncuran atau perakitan bertahap harus dilaksanakan sampai
struktur jembatan baja terletak di atas lokasi landasan akhir. Penyedia Jasa kemudian harus
memulai operasi pendongkrakan dengan menggunakan peralatan dongkrak hidrolik dan
kerangka dongkrak yang disediakan oleh Pengguna Jasa. Struktur jembatan harus didongkrak
sampai elevasi yang cukup untuk memungkinkan penyingkiran seluruh balok-balok kayu
sementara, rol penyangga dan penyambung antar struktur rangka (link sets) sebelum
diturunkan sampai kedudukan akhir jembatan. Operasi pendongkrakan harus dilaksanakan
dengan teliti sesuai dengan prosedur pemasangan dari pabrik pembuat jembatan dan Penyedia
Jasa harus mengikuti urutan dengan benar dari pemasangan dan penggabungan komponen-
komponen khusus selama operasi ini

7.4.2 BAHAN

1) Baja Struktur
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

Kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar, baja karbon untuk paku keling, baut atau las harus
sesuai dengan ketentuan AASHTO M 270-04 Carbon And High-strength Low-Alloy Structural
Steel Shapes, Plates, and Bars and Quenched-and-Tempered Alloy Structural Steel Plates for
Bridges. Baja yang digunakan sebagai bagian struktur baja harus mempunyai sifat mekanis baja
struktural seperti dalam Tabel 7.4.2.(1).

Tabel 7.4.2.(1) Sifat Mekanis Baja Struktural


Tegangan putus Tegangan leleh Peregangan
Jenis baja minimum, fu minimum, fy minimum
(MPa) (MPa) (%)
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 360 13

Mutu baja, dan data yang berkaitan lainnya harus ditandai dengan jelas pada unit-unit yang
menunjukkan identifikasi selama fabrikasi dan pemasangan

2) Baut, Mur dan Ring

a) Baut dan mur harus memenuhi ketentuan dari ASTM A307 Mild Steel Bolts and Nuts
(Grade A) , dan mempunyai kepala baut dan mur berbentuk segienam (hexagonal)
b) Baut, Mur dan Ring dari Baja Geser Tegangan Tinggi
Baut, mur dan ring dari baja tegangan tinggi harus difabrikasi dari baja karbon yang
dikerjakan secara panas memenuhi ketentuan dari AASHTO M164M – 01 High Strength
2
Bolts for Structural Steel Joint, dengan tegangan leleh minimum 570 N/mm dan pemuluran
(elongation) minimum 12 %.
Alat sambung mutu tinggi boleh digunakan bila memenuhi ketentuan berikut:
(1) Komposisi kimiawi dan sifat mekanisnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku
(2) Diameter batang, luas tumpu kepala baut, dan mur atau penggantinya harus lebih besar
dari nilai nominal yang ditetapkan dalam ketentuan yang berlaku. Ukuran lainnya boleh
berbeda
(3) Cara penarikan baut dan prosedur pemeriksaan untuk alat sambung boleh berbeda dari
ketentuan yang berlaku selama persyaratan gaya tarik minimum alat sambung pada
Tabel 7.4.2.(2) terpenuhi dan prosedur penarikannya dapat diperiksa.

Tabel 7.4.2.(2) Gaya Tarik Baut Minimum


Diameter nominal baut (mm) Gaya tarik minimum (kN)
16 95
20 145
24 210
30 335
36 490

c) Baut dan mur harus ditandai untuk identifikasi sesuai dengan ketentuan dari AASHTO
M164M-01 High Strength Bolts for Structural Steel Joints. Ukuran baut harus sebagaimana
ditunjukkan dalam Gambar
3) Paku Penghubung Geser Yang Dilas
Paku penghubung geser (shear connector studs) harus memenuhi ketentuan dari
AASHTO M169 - 02 : Steel Bars, Carbon, Cold Finished, Standard Quality. Grade 1015,
1018 atau 1020, baik baja "semi-killed" maupun "fully killed"

4) Bahan Untuk Keperluan Pengelasan


PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

Bahan untuk keperluan pengelasan yang digunakan dalam pengelasan logam dari kelas baja
yang memenuhi ketentuan dari SNI 03-6764-2002 harus memenuhi ketentuan dari ASTM A233
Mild Steel, Arc Welding Electrode
5) Bahan Kayu
Bilamana diperlukan, kayu untuk lantai jembatan harus memenuhi syarat minimum kelas I
mutu A.
6) Sertifikat
Semua bahan baku atau cetakan yang dipasok untuk pekerjaan, bilamana diminta oleh Direksi
Pekerjaan, harus disertai sertifikat dari pabrik pembuatnya yang menyatakan bahwa bahan
tersebut telah di produksi sesuai dengan formula standar dan memenuhi semua ketentuan dalam
pengendalian mutu dari pabrik pembuatannya. Sertifikat harus menunjukkan semua hasil
pengujian sifat-sifat fisik bahan baku, dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan tanpa biaya
tambahan.
Ketentuan ini harus digunakan, tetapi tidak terbatas pada produk-produk atau bagian- bagian yang
di rol, baut, bahan dan pembuatan landasan jembatan dan galvanisas.

7.4.3 KECAKAPAN KERJA

1) Umum
Semua elemen yang dirakit harus cocok dan tepat dalam toleransi yang disyaratkan dalam
Pasal 7.4.1.4).
Sambungan dengan baut harus dilengkapi dengan pelat paking, jika diperlukan, untuk menjamin
agar celah yang mungkin timbul antar permukaan bidang yang berdampingan tidak melampaui 1
mm untuk baut geser tegangan tinggi dan 2 mm untuk jenis sambungan lainnya.
Untuk sambungan las, maka setiap penyimpangan yang tidak dikehendaki akibat kesalahan
penjajaran bagian-bagian yang akan disambung tidak melampaui 0,15 kali ketebalan pada bagian
yang lebih tipis atau 3 mm. Akan tetapi, baik perbedaan ketebalan yang timbul dari toleransi akibat
proses rolling maupun kombinasi toleransi akibat proses rolling dan kesalahan penjajaran yang
diijinkan di atas, maka penyimpangan yang melampaui 3 mm harus diperhalus dengan suatu
kelandaian 1: 4
2) Pemotongan
Pemotongan harus dilaksanakan secara akurat, hati-hati dan rapi. Setiap deformasi yang terjadi
akibat pemotongan harus diluruskan kembali. Sudut tepi-tepi potongan pada elemen utama
yang merupakan tepi bebas setelah selesai dikerjakan, harus dibulatkan dengan suatu radius kira-
kira 0,5 mm atau ditumpulkan. Pengisi, pelat penyambung, batang pengikat dan pengaku
lateral dapat dibentuk dengan pemotongan cara geser (shearing), tetapi setiap bagian yang tajam
seperti duri akibat pemotongan harus dibuang. Setiap kerusakan yang terjadi akibat pemotongan
harus diperbaiki. Sudut-sudut ini umumnya dibulatkan dengan suatu radius 1,0 mm
3) Lubang Untuk Baut
a) Lubang untuk Baut Tidak Terbenam (counter-sunk) dan Baut Hitam (tidak termasuk toleransi
rapat, Baut Silinder (turned barrel bolt) dan Baut Geser Tegangan Tinggi) :
Diameter lubang tidak boleh lebih besar 2 mm dari diameter nominal paku keling atau baut.
Semua lubang harus dibor atau dibor kecil dahulu kemudian diperbesar atau dilubangi kecil
dengan alat pons kemudian diperbesar.
Bilamana beberapa pelat atau komponen membentuk suatu elemen majemuk, pelat- pelat
tersebut harus digabung menjadi satu dengan menggunakan klem atau baut penyetel dan
lubang harus dibor sampai seluruh ketebalan dalam satu kali operasi, atau sebagai
alternatif, pada pekerjaan yang sama dan dikerjakan berulang-ulang, pelat atau komponen
dapat dilubangi secara terpisah dengan menggunakan jig atau mal. Semua bagian tepi
lubang yang tajam seperti duri akibat pelubangan harus dibuang
b) Lubang Untuk Baut Pas dan Baut Silinder.
Diameter lubang harus sama dengan diameter nominal Baut Batang (shank) atau
Silinder (barrel), memenuhi toleransi – 0,0 mm , dan + 0,15 mm.
Bagian-bagian yang akan dihubungkan dengan baut toleransi rapat atau silinder harus
digabung menjadi satu dengan baut penyetel atau klem dan lubang harus dibor sampai seluruh
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

ketebalan dalam satu kali operasi dan selanjutnya diperbesar setelah perakitan. Bilamana cara
ini tidak dapat dilakukan maka bagian-bagian yang terpisah harus dibor melalui jig baja dan
diperbesar jika diperlukan. Semua bagian tepi lubang yang tajam seperti duri akibat
pelubangan harus dibuang
c) Lubang Untuk Baut Geser Tegangan Tinggi
Lubang harus silindris dan tegak lurus pada permukaan pelat kecuali disyaratkan lain. Pada
umumnya diameter lubang 1 mm lebih besar dari diamater nominal untuk baut
sampai diameter 16 mm dan 1,5 mm lebih besar dari diameter nominal untuk baut
yang lebih besar.
Jarak dari pusat lubang ke tepi pelat tergantung pada ketebalan pelat. Jarak dari pusat lubang
sampai tepi pelat hasil pemotongan cara geser harus minimum 1,7 kali diameter nominal
baut, sedangkan untuk tepi pelat yang di rol atau dipotong dengan las, harus minimum 1,5 kali
diameter nominal baut.
Lubang persiapan harus di bor terlebih dahulu, kemudian bagian-bagian baja dirakit dan
lubang diperbesar sampai diameter yang ditentukan. Bagian tepi lubang yang tajam
seperti duri akibat pelubangan harus dibuang dengan alat pengupas (scraper). Tepi lubang
harus ditumpulkan sampai 0,5 mm. Setiap bekas tanda pada tepi permukaan bidang kontak
dari ring, pengungkit (drift) dapat dimasukkan ke dalam lubang untuk memudahkan
pengaturan posisi dari elemen-elemen baja, tetapi tenaga yang berlebihan tidak boleh
digunakan selama operasi tersebut dan perhatian khusus harus diberikan agar lubang-lubang
tersebut tidak rusak
4) Pengaku
Pengaku ujung pada gelagar dan pengaku yang dimaksudkan sebagai penunjang beban terpusat
harus mempunyai bidang kontak sepenuhnya (baik yang dirakit di pabrik, di lapangan atau baja
yang dapat dilas dan terletak di daerah tekan dari flens, dilas sebagaimana yang ditunjukkan
dalam rancangan atau disyaratkan) pada flens dimana beban tersebut diteruskan atau dari mana
diterimanya beban. Pengaku yang tidak dimaksudkan untuk menunjang beban terpusat, kecuali
ditunjukkan atau disyaratkan lain, dipasang dengan cukup rapat untuk menahan air setelah
digalvanisasi

7.4.4 PELAKSANAAN
1) Perakitan di Bengkel
Bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan maka unit-unit harus dirakit di bengkel
sebelum dikirim ke lapangan.
2) Sambungan Dengan Baut Standar (selain Baut Geser Tegangan Tinggi)
Baut yang tidak dikencangkan terhadap beban percobaan (proof load) harus mempunyai mur
tunggal yang dapat mengunci sendiri. Ring serong harus digunakan dimana bidang kontak
mempunyai sudut lebih dari 1 : 20 dengan salah satu bidang yang tegak lurus sumbu baut.
Baut harus mempunyai panjang sedemikian hingga seluruh mur dapat dimasukkan ke dalam baut
tetapi panjang baut tidak boleh melebihi 6 mm di luar mur.
Baut harus dimasukkan ke dalam lubang tanpa adanya kerusakan pada uliran. Suatu
"snap" harus digunakan untuk mencegah kerusakan kepala baut.
Kepala baut dan mur harus dikencangkan sampai rapat pada pekerjaan dengan tenaga
manusia yang menggunakan sebuah kunci yang cocok dengan panjang tidak kurang dari
380 mm untuk diameter nominal baut 19 mm atau lebih. Kepala baut harus diketuk
dengan palu pada saat mur sedang dikencangkan.
Seluruh uliran baut harus berada di luar lubang. Ring harus digunakan kecuali ditentukan lain
3) Baut Geser Tegangan Tinggi
a) Umum
Kelandaian permukaan bidang kontak dengan kepala baut dan mur tidak boleh melebihi
1 : 20 terhadap suatu bidang yang tegak lurus sumbu baut. Bagian-bagian yang akan dibaut
harus dijadikan satu bilamana dirakit dan tidak boleh diberi gasket (lem paking mesin) atau
setiap bahan yang dapat didesak lainnya.
Bilamana dirakit, maka semua permukaan yang akan disambung, termasuk yang berdekatan
dengan kepala baut, mur, atau ring harus bebas kerak kecuali kerak pabrik yang keras dan
juga harus bebas dari bagian yang tajam seperti duri akibat pemotongan atau
pelubangan dan benda-benda asing lainnya, yang menghambat elemen-elemen tersebut untuk
dapat duduk sebagaimana mestinya
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

b) Penyelesaian Permukaan Bidang Kontak


Permukaan bidang kontak dan tempat-tempat yang berdekatan dengan sekeliling elemen-
elemen baja harus dibersihkan dari semua karat, kerak pabrik, cat, gemuk, cat dasar, dempul
atau benda-benda asing lainnya. Setiap bagian yang tajam seperti duri akibat pemotongan
atau pelubangan, atau kerusakan lain yang akan menghambat elemen-elemen tersebut
untuk duduk sebagaimana mestinya atau akan mempengaruhi gaya geser di antara elemen-
elemen tersebut harus dihilangkan.
c) Baut Tarik
Perhatian khusus harus diberikan bilamana terdapat perbedaan ketebalan pelat pada elemen-
elemen yang akan dipasang untuk menjamin bahwa tidak terjadi pembengkokan dan bahwa
elemen dasar dan pelat penyambung mempunyai bidang kontak yang rapat.
Setiap peralatan yang digunakan untuk pengencangan baut harus dikalibrasi secara teratur dan
dibuktikan dengan sertifikat kalibrasi sebelum pekerjaan pengencangan baut dilaksanakan.
Nilai torsi yang diberikan pemasok harus disesuaikan sebelum setiap diameter dan mutu baut
digunakan dalam pekerjaan.
Pengencangan dapat dilaksanakan baik dengan cara putar separuh maupun cara pengendalian
dengan torsi sebagaimana yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan atau sesuai dengan manual
pengencangan baut yang diterbitkan oleh pemasok bahan struktur baja yang akan dipasang,
baik jenis struktur gelagar baja, gelagar baja komposit atau rangka baja

4) Kekencangan Baut
Persyaratan kekencangan baut mengacu pada Seksi 7.4.2.2) dari spesifikasi ini
5) Pengelasan
Prosedur pengelasan baik di bengkel maupun di lapangan, termasuk keterangan tentang persiapan
pemukaan-permukaan yang akan disambung harus diserahkan secara tertulis, untuk persetujuan
dari Direksi Pekerjaan sebelum memulai fabrikasi. Tidak ada prosedur pengelasan yang disetujui
atau detail yang ditunjukkan dalam Gambar yang harus dibuat tanpa persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
Cara menandai setiap pelengkap sementara harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.
Setiap goresan pada pelengkap sementara harus diperbaiki sampai diterima oleh Direksi
Pekerjaan. Bilamana perbaikan dengan pengelasan diperlukan, maka perbaikan ini harus
dilaksanakan atas persetujuan Direksi Pekerjaan.
Permukaan las yang tampak harus dibersihkan dari residu kerak. Semua percikan pengelasan yang
mengenai permukaan harus dibersihkan.
Agar dapat memperoleh ketebalan elemen baja yang penuh pada sambungan dengan
pengelasan maka harus digunakan pelat penyambung “run-on” dan “run-off” pada bagian ujung
elemen
6) Pengecatan dan Galvanisasi
Pelaksanaan pengecatan sesuai dengan Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999 (Pedoman
Penanggulangan Korosi Komponen Baja Jembatan dengan Cara Pengecatan)
Semua permukaan baja lainnya harus dicat atau digalvanis sesuai dengan desain ketebalan cat atau
galvanis yang telah ditentukan sesuai lokasi dimana struktur baja tersebut akan dipasang
dan/atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Untuk semua komponen struktur baja termasuk
komponen Gelagar Baja Komposit termasuk balok, pelat, baut, ring, diafragma dan sejenisnya
harus digalvanisasi dengan sistem pencelupan panas sesuai dengan AASHTO M 111M-04 Zinc
(Hot-DipGalvanized) Coatings on Iron and Steel Products , atau ASTM A123M– 02

7) Pengangkutan

Setiap elemen harus dicat atau ditandai dengan suatu tanda pemasangan untuk identifikasi dan
pemasok bahan struktur baja harus memberikan suatu diagram pemasangan atau manual
pemasangan dengan tanda-tanda pemasangan yang ditunjukkan di dalamnya.
Elemen struktur harus diangkat dengan cara sedemikian rupa sehingga elemen struktur pada waktu
diangkut dan dibongkar di tempat tujuannya tidak mengalami tegangan, deformasi yang berlebihan,
atau kerusakan lainnya.
Baut dengan panjang dan diamater yang sama, serta mur yang terlepas dari baut atau ring harus
dikemas terpisah. Pen (pin), bagian-bagian yang kecil, dan paket baut, ring dan mur harus dikirim
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

dalam kotak, krat atau tong, dan berat kotor dari setiap kemasan tidak boleh melebihi 150 kg.
Daftar dan uraian dari bahan-bahan yang terdapat didalam setiap kemasan harus tertulis dan
disebutkan pada bagian luar kemasan dan diusahakan tidak mudah hilang atau tersobek pada waktu
pengiriman
8) Peralatan dan Perancah

Penyedia Jasa harus menyediakan setiap peralatan dan perancah yang diperlukan untuk
pemasangan struktur baja. Perlengkapan pemasangan ini termasuk pengaku sementara, semua
perkakas, mesin, dan peralatan termasuk pasak pengungkit (drift) dan baut penyetel.
Perancah dan pengaku sementara harus dirancang, dibuat dan dipelihara sebagaimana mestinya
agar dalam tahap pemasangan semua perancah dan pengaku-pengaku berfungsi dan dapat menahan
semua gaya dan beban struktur baja selama pemasangan
9) Pemasangan Jembatan Baja
a) Umum
Yang dimaksud dengan pemasangan jembatan baja adalah pekerjaan pemasangan struktur
jembatan baja seperti jembatan rangka baja, gelagar baja komposit, jembatan rangka baja
semi permanen atau darurat yang disediakan oleh Pengguna Jasa atau yang berada di
bawah kontrak pekerjaan ini.
Pekerjaan pemasangan ini akan mencakup sebagaimana yang diperlukan, penanganan,
landasan, identifikasi dan penyimpanan semua bahan komponen baja, pemasangan landasan,
perakitan, dan penempatan posisi akhir struktur jembatan baja, pencocokan komponen dan
sistem lainnya yang diperlukan untuk pemasangan struktur jembatan baja sesuai dengan
ketentuan dalam Spesifikasi ini
b) Tahap Pekerjaan
Setelah penerbitan detail pelaksanaan (shop drawing) untuk tiap jembatan baja yang termasuk
dalam cakupan Kontrak, Penyedia Jasa harus menjadualkan program pekerjaannya sedini
mungkin dalam Periode Pelaksanaan. Urutan dan waktu yang sangat terinci dari operasi
pemasangan untuk setiap jembatan harus digabungkan dalam jadwal pelaksanaan
Pekerjaan untuk mendapat persetujuan resmi sesuai dengan ketentuan Seksi 1.2.1 dari
Spesifikasi ini
c) Pengaturan Lalu Lintas
Pengaturan lalu lintas harus sesuai dengan ketentuan pada Seksi 1.8, dengan ketentuan
tambahan berikut ini :
Bilamana pemasangan struktur jembatan baja memerlukan pembongkaran atau penutupan
seluruh jembatan lama, maka program penutupan harus dikoordinasikan dengan Direksi
Pekerjaan agar pengalihan lalu lintas (detour) atau perlengkapan alternatif lainnya dapat
disediakan untuk memperkecil gangguan terhadap lalu lintas
d) Perakitan Pekerjaan Baja
(1) Komponen Yang Difabrikasi Oleh Penyedia Jasa
Setiap bagian harus dirakit dengan akurat sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar
atau manual pemasangan yang disediakan oleh Penyedia Jasa serta mengikuti semua tanda
yang telah diberikan. Bahan struktur baja harus dikerjakan dengan hati-hati sedemikian
rupa sehingga tidak terjadi kerusakan seperti terdapat bagian-bagian yang bengkok, patah,
atau kerusakan lainnya. Tidak boleh digunakan palu yang dapat melukai atau mengubah
posisi elemen-elemen. Permukaan bidang kontak dan permukaan yang akan berada dalam
kontak permanen harus dibersihkan sebelum bagian-bagian tersebut dirakit.
Pada komponen struktur baja yang akan dipasang dengan cara kantilever, harus dipastikan
bahwa semua komponen struktur baja sudah tersedia dan dipasang dengan seksama
sehingga akan didapat lendutan balik (camber) yang sebagaimana mestinya sesuai
dengan desain atau yang tertulis dalam manual pemasangan. Perlu diperhatikan bahwa
pada cara pemasangan dengan cara kantilever ini, apabila telah selesai penyambungan
atau perakitan pada titik buhul, maka baut pada bagian titik buhul tersebut harus
dikencangkan dengan kekencangan 100% sesuai dengan kekencangan baut yang
disyaratkan.
Setiap pengencangan baut sementara harus dibiarkan sampai sambungan tarik telah
dibaut dan semua lubang pada titik buhul telah dijepit dan dibaut. Baut permanen untuk
sambungan elemen-elemen tekan tidak boleh dimasukkan atau dikencangkan sampai
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

seluruh bentangan berayun. Sambungan (splices) dan penyambungan di lapangan (field


connections) harus mempunyai setengah jumlah lubang yang diisi dengan baut dan pen
(pin) silindris untuk pemasangan (setengah baut dan setengah pin) sebelum dibaut dengan
baut tegangan tinggi. Sambungan dan penyambung yang akan dilewati lalu-lintas selama
3
pemasangan , lubang baut harus telah terisi sebanyak /4-nya
(2) Komponen Yang Disediakan Pengguna Jasa
Komponen yang disediakan oleh Pengguna Jasa harus dipasang dengan seksama dan
sesuai dengan buku petunjuk dan Gambar yang disediakan pabrik pembuatnya.
Untuk pemasangan dan penyelesaian pekerjaan jembatan baja yang disediakan oleh
Pengguna Jasa sesuai dengan pasal 7.4.4 dalam spesifikasi ini
e) Komponen Struktur Baja
Semua bahan atau komponen baja untuk pemasangan struktur jembatan baja yang telah
dibeli sebelumnya oleh Pengguna Jasa dan disimpan dalam satu depo penyimpanan berbagai
peralatan Pengguna Jasa atau lebih. Bahan untuk setiap struktur jembatan yang diberikan
dapat baru atau pernah dipasang sebelumnya pada lokasi lain.
Ketentuan bahan dan prosedur pemasangan untuk setiap struktur jembatan yang diberikan
dapat berbeda-beda menurut sumber sistem patent bahan yang telah dibeli sebelumnya oleh
Pengguna Jasa. Sistem tersebut dapat termasuk atau tidak termasuk komponen lantai
jembatan dan dapat dipasang dengan salah satu cara pelaksanaan kantilever berikut ini :
(1) Perakitan awal seluruh komponen utama struktur jembatan termasuk beban pengimbang
(kentledge) yang cocok, pada penyangga sementara yang telah disiapkan, dengan demikian
struktur yang terpasang dapat secara bertahap diluncurkan dari satu ujung jembatan ke
ujung jembatan lainnya
(2) Perakitan bertahap komponen utama struktur jembatan dimulai dari struktur rangka
jangkar yang telah dipersiapkan sebelumnya pada satu ujung jembatan
f) Komponen Struktur Baja Yang Disediakan oleh Pengguna Jasa
Komponen struktur baja yang disediakan oleh Pengguna Jasa akan mencakup seluruh elemen,
landasan, perkakas dan peralatan yang memungkinkan Penyedia Jasa untuk merakit dan
memasang struktur jembatan baja menurut prosedur yang disarankan oleh pabrik pembuatnya.
Bahan-bahan yang disediakan untuk jembatan akan dipasang dengan dua prosedur pokok
pemasangan jembatan, tapi tidak boleh dibatasi, seperti berikut ini :
(1) Pemasangan Dengan Cara Peluncuran
Seluruh panel rangka utama termasuk batang-batang penulangan jika diperlukan, semua
gelagar melintang, ikatan angin, pengaku vertikal, alat penggaru, patok dan landasan sendi
bersama dengan semua perlengkapan pengaku, pengangkat, penyambung, perangkat
penyambung antar struktur rangka (linking steel), perkakas kecil untuk merakit dan
komponen peluncuran tambahan seperti rol perakitan, rol peluncur, rol pendaratan,
peralatan dongkrak hidrolik dan bahan untuk perakitan kerangka pengimbang dan ujung
peluncuran (launching nose)
(2) Pemasangan Dengan Perakitan Bertahap
Seluruh komponen jembatan rangka baja utama termasuk bagian elemen-elemen batang,
diagonal, gelagar melintang, ikatan angin, patok, gelagar memanjang, pelat buhul,
pelat sambungan, sandaran, landasan jenis karet, bersama dengan seluruh penyambung
yang diperlukan, perangkat penyambung antar struktur rangka, dongkrak hidrolik,
perkakas kecil untuk merakit dan bahan untuk perakitan struktur rangka jangkar.
Tergantung pada rancangan paten dari struktur jembatan baja yang akan dipasang,
Pengguna Jasa juga dapat menyediakan bahan untuk pemasangan seluruh lantai jembatan,
termasuk semua unit lantai pra-fabrikasi, kerb, klem, baut dan perlengkapan lainnya, atau
dapat menyediakan semua gelagar memanjang baja yang diperlukan, landasan dan
perlengkapan untuk pelaksanaan acuan lantai untuk penempatan lantai kayu yang akan
dilintasi kendaraan. Bilamana suatu lantai kayu untuk lintasan kendaraan disediakan,
maka papan dan kerb dari kayu akan dipasok oleh Penyedia Jasa
g) Pemeriksaan, Pengumpulan, Pengangkutan dan Pengiriman Bahan Jembatan
Apabila seluruh bahan yang disediakan oleh Pengguna Jasa akan diperoleh Penyedia Jasa pada
satu depot penyimpanan peralatan atau lebih yang telah ditentukan dan disebutkan dalam
dokumen lelang.
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

Penyedia Jasa harus membuat seluruh pengaturan yang diperlukan untuk serah terima yang
tepat pada waktunya, pengangkutan dan pengiriman yang aman ke lokasi pekerjaan atas
seluruh bahan yang disediakan oleh Pengguna Jasa. Penyedia Jasa harus memeriksa dan
mengawasi kuantitas dan kondisi seluruh bahan yang akan disediakan oleh Pengguna Jasa
terhadap daftar pengapalan dari pabrik pembuatnya sebelum menerima bahan tersebut dan
harus melaporkan dan mendapatkan kepastian dari wakil Pengguna Jasa di depot penyimpanan
bahan atas setiap kerusakan atau kehilangan setiap bahan yang ditemukan. Penyedia Jasa
harus menandatangani surat pengiriman begitu selesai pemeriksaan dan pencatatan, dan
Bahan yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang hanya digunakan untuk sementara selama
operasi pemasangan, seperti bahan untuk struktur rangka pemberat (anchor truss), struktur
rangka pengimbang (counter-balance frame), perancah ujung peluncuran (launching nose
framework), rol perakitan, rol peluncuran, rol pendaratan, peralatan dongkrak hidrolik dan
perkakas perakitan lainnya, harus diinventarisasikan secara terpisah pada saat
diserahterimakan kepada Penyedia Jasa. Penyedia Jasa harus mengembalikan semua bahan
tersebut pada Pengguna Jasa dalam keadaan baik setelah operasi pemasangan selesai dan
dibuat Berita Acara serah terima

7.4.5 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Pengukuran untuk Pembayaran a)


Cara Pengukuran
(1) Kuantitas baja struktur yang akan diukur untuk pembayaran sebagai jumlah dalam
kilogram pekerjaan yang telah selesai di tempat dan diterima. Untuk menghitung berat
nominal dari baja rol atau besi tuang, maka bahan-bahan tersebut dianggap
mempunyai berat volume 7.850 kilogram per meter kubik. Berat logam lainnya
harus sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar atau disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
Berat bahan yang dihitung harus merupakan berat nominal dari pekerjaan baja yang
telah selesai dikerjakan, terdiri atas pelat, bagian-bagian yang dirol, sambungan geser
(shear connector), pengaku, penjepit, paking, pelat sambungan dan semua perlengkapan,
tanpa adanya penyimpangan yang diijinkan atas berat standar atau dimensi nominal dan
termasuk berat las, fillet, baut, mur, ring, kepala paku keliling dan lapisan pelindung.
Tidak ada pengurangan yang dibuat untuk penakikan, lubang baut dan lubang paku
keling.
(2) Pengecatan atau lapisan pelindung lainnya tidak akan dibayar, biaya pekerjaan ini
dianggap telah termasuk dalam harga penawaran untuk pekerjaan baja struktur
b) Pengukuran untuk Material Yang Disediakan Oleh Pengguna Jasa
(1) Pemasangan Struktur Jembatan Baja
Pemasangan struktur jembatan baja harus diukur untuk pembayaran dalam jumlah total
kilogram struktur baja yang selesai dikerjakan di tempat dan diterima oleh Direksi
Pekerjaan. Berat masing-masing komponen harus diambil dari Gambar Kerja dan
daftar komponen dari pabrik pembuat jembatan.
Berat total struktur yang diukur untuk pembayaran harus dihitung sebagai berat semua
komponen masing-masing baja yang digunakan dalam pemasangan struktur akhir,
termasuk bagian-bagian baja fabrikasi, pelat, landasan jembatan semi permanen, baut,
mur, ring dan pengencang lainnya, dan lantai pra-fabrikasi lainnya, bilamana lantai ini
termasuk dalam rancangan. Berat komponen baja yang digunakan selama operasi
pemasangan yang bukan berasal dari bagian struktur akhir, termasuk komponen dan
perlengkapan untuk struktur rangka pengimbang, rangka pemberat, ujung peluncur, rol
perakit dan sejenisnya tidak boleh dimasukkan dalam berat yang diukur untuk
pembayaran.
Bilamana lantai kayu disebutkan dalam Gambar Pelaksanaan atau oleh Direksi
Pekerjaan, berat perlengkapan perangkat keras untuk lantai kayu tidak boleh dimasukkan
dalam pengukuran untuk pemasanga
(2) Pengangkutan dan Pengiriman Bahan
Pengangkutan dan pengiriman dari semua bahan yang disediakan oleh Pengguna Jasa
harus diukur dan dibayar dalam jumlah total kilogram. Pengukuran dan pembayaran
tersebut harus merupakan kompensasi penuh kepada Penyedia Jasa untuk pemeriksaan dan
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

pencatatan seluruh bahan jembatan pada satu depot penyimpanan yang disebutkan dalam
dokumen lelang atau lebih, untuk pengangkutan dan pengiriman bahan ke lokasi
pekerjaan, termasuk semua operasi pemuatan dan penanganan selama pengangkutan, dan
untuk pengembalian komponen yang hanya digunakan untuk sementara dalam kondisi
yang baik ke depot penyimpanan yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan setelah
pemasangan struktur jembatan baja selesai
(3) Pemasokan Komponen Pengganti
Penggantian komponen yang hilang atau yang sangat rusak berat, jika ditentukan oleh
Direksi Pekerjaan sesuai dengan Pasal 7.4.1.10), tidak boleh diukur untuk pembayaran
menurut Seksi ini. Kompensasi untuk pemasokan setiap komponen pengganti harus
dibuat berdasarkan Baja Struktur sesuai dengan ketentuan Seksi
7.4.4. dari Spesifikasi ini
(4) Perbaikan Komponen Yang Rusak
Perbaikan komponen yang rusak, bilamana ditentukan oleh Direksi Pekerjaan sesuai
dengan Seksi 7.4.1.11), tidak boleh diukur untuk pembayaran menurut Seksi ini.
Penyedia Jasa akan menerima kompensasi untuk setiap pekerjaan perbaikan komponen
yang rusak sesuai dengan ketentuan pengukuran dan pembayaran untuk pengembalian
kondisi komponen baja sebagaimana yang diuraikan dalam Seksi 7.4.4 dari Spesifikasi ini
(5) Lantai Kayu Jembatan
Lantai kayu jembatan, bilamana diperlukan dalam Gambar Pelaksanaan atau diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan, tidak boleh diukur untuk pembayaran menurut Seksi ini.
Kompensasi untuk penyediaan, pemotongan, pengeboran, perawatan, penempatan,
pemasangan dan penyelesaian lantai kayu harus sesuai dengan persyaratan yang tertera
pada manual pemasangan
2) Dasar Pembayaran
a) Struktur Baja yang Tidak Disediakan oleh Pengguna Jasa
Kuantitas pekerjaan baja struktur akan ditentukan sebagaimana disyaratkan di atas, akan
dibayar pada Harga Penawaran per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran
yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga dan
pembayaran ini harus dianggap sebagai kompensasi penuh untuk pemasokan, fabrikasi dan
pemasangan bahan, termasuk semua tenaga kerja, peralatan, perkakas, pengujian dan biaya
tambahan lainnya yang diperlukan atau biasa untuk penyelesaian pekerjaan yang
sebagaimana mestinya dalam Seksi ini
b) Struktur Jembatan Baja yang Disediakan oleh Pengguna Jasa
Yang tercakup dalam pembayaran struktur baja yang disediakan oleh Penyedia Jasa adalah
pengangkutan dan pemasangan
(1) Kuantitas untuk pengangkutan struktur jembatan baja sebagaimana yang ditentukan
di atas harus dibayarkan menurut Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk Mata
Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, dimana harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk
pemeriksaan, pencatatan, pengangkutan, pengiriman, asuransi, pembongkaran,
penanganan dan penyimpanan semua bahan yang dipasok oleh Penyedia Jasa
(2) Pemasangan struktur baja mencakup pekerjaan untuk perlengkapan dan
penentuan titik pengukuran pekerjaan sementara, pemasangan landasan
jembatan permanen atau semi permanen, perakitan dan pemasangan komponen baja
untuk struktur jembatan, pembongkaran kembali struktur pembantu dan pengembalian
ke tempat penyimpanan Penyedia Jasa pada pekerjaan pemasangan struktur baja
sementara, rol, dongkrak dan perkakas khusus dan untuk penyediaan semua pekerja,
peralatan, perkakas lain dan keperluan lainnya yang diperlukan atau yang biasa untuk
penyelesaian pekerjaan pemasangan sebagaimana mestinya sesuai dengan manual
yang telah ditentukan sesuai dengan Gambar Rencana.
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

Nomor Mata Uraian Satua


Pembayaran n
7.4 (1) Penyediaan dan Pemasangan Baja Struktur a) BJ Pengukuran
Kilo
34 (Titik Leleh 210 MPa gra
b) BJ 37 (Titik Leleh 240 MPa) m
c) BJ 41 (Titik Leleh 250 MPa)
d) BJ 50 (Titik Leleh 290 MPa) e) BJ
55 (Titik Leleh 360 MPa) f) BJ .....
(Titik Leleh ...... Mpa)

Pengadaan Struktur Jembatan Rangka Baja a)


7.4 (2)
Panjang 40 m, Lebar 9 m
b) Panjang 45 m, Lebar 9 m B
c) Panjang 50 m, Lebar 9 m d) u
Panjang 60 m, Lebar 9 m e) Panjang a
.....m, Lebar .. m h
Pemasangan jembatan baja fabrikasi
7.4 (3)
Pengangkutan Bahan Jembatan Rangka Baja
7.4 (4)
PEMBANGUNAN DEUKER DESA MEKAR JAYA (6 UNIT)
Tahun Anggaran 2020

SEKSI 7.8

ADUKAN SEMEN

7.8.1 UMUM

1) Uraian

Pekrejaan ini harus mencakup pembuatan dan pemasangan adukan untuk peng- gunaan
dalam beberapa pekerjaan dan sebagai pekerjaan akhir permukaan pada pasangan batu atau
struktur lain sesuai dengan Spesifikasi ini.

2) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini

a) Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Seksi 1.19


b) Pasangan Batu Dengan Mortar : Seksi 2.2
c) Gorong-gorong dan Drainase Beton : Seksi 2.3
Beton : Seksi 7.1
d)
Pasangan Batu : Seksi 7.9
e)
Pasangan Batu Kosong dan Bronjong : Seksi 7.10
f)

3) Standar Rujukan

SNI 15-2049-2004 : Semen Portland


AASHTO M45 - 89 : Aggregate for Masonry Mortar
ASTM C207 : Hydrated Lime
ASTM C476 : Mortar and Grout for Reinforcement of Masonry

7.8.2 BAHAN DAN CAMPURAN

1) Bahan

a) Semen harus memenuhi ketentuan dalam SNI 15-2049-2004.

b) Agregat halus harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO M45

c) Kapur tohor harus memenuhi ketentuan dalam jumlah residu, letupan dan
lekukan (popping & pitting), dan penahan air sisa untuk kapur jenis N dalam ASTM
C207

d) Air harus memenuhi ketentuan dalam Pasal 7.1.2.2) dari Spesifikasi ini

2) Campuran

a) Adukan Semen
Adukan yang digunakan untuk pekerjaan akhir atau perbaikan kerusakan pada
pekerjaan beton, sesuai dengan Pasal yang bersangkutan dari Spesifikasi ini,
harus terdiri dari semen dan pasir halus yang dicampur dalam proporsi yang
sama dalam beton yang sedang dikerjakan atau diperbaiki. Adukan yang
PEMBANGUNAN DEUKER KEL. RARAA (2 UNIT)
Tahun Anggaran 2019

disiapkan harus memiliki kuat tekan yang memenuhi ketentuan yang disya- ratkan
untuk beton dimana adukan semen dipakai.

b) Adukan Semen untuk Pasangan


Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, adukan semen untuk pasangan harus
2
mempunyai kuat tekan paling sedikit 50 kg/cm pada umur 28 hari. Dalam adukan
semen tersebut kapur tohor dapat ditambahkan sebanyak
10% berat semen.

7.8.3 PENCAMPURAN DAN PEMASANGAN

1) Pencampuran

a) Seluruh bahan kecuali air harus dicampur, baik dalam kotak yang rapat atau dalam
alat pencampur adukan yang disetujui, sampai campuran menunjukkan warna yang
merata, kemudian air ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan lima sampai sepuluh
menit. Jumlah air harus sedemikian sehingga menghasil- kan adukan dengan
konsistensi (kekentalan) yang diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 70 % dari berat
semen yang digunakan.

b) Adukan semen dicampur hanya dalam kuantitas yang diperlukan untuk peng- gunaan
langsung. Bilamana diperlukan, adukan semen boleh diaduk kembali dengan air dalam
waktu 30 menit dari proses pengadukan awal. Pengadukan kembali setelah waktu
tersebut tidak diperbolehkan.

c) Adukan semen yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan harus
dibuang.

2) Pemasangan

a) Permukaan yang akan menerima adukan semen harus dibersihkan dari minyak atau
lempung atau bahan terkontaminasi lainnya dan telah dibasahi sampai merata sebelum
adukan semen ditempatkan. Air yang tergenang pada permu- kaan harus dikeringkan
sebelum penempatan adukan semen.

b) Bilamana digunakan sebagai lapis permukaan, adukan semen harus ditempat- kan
pada permukaan yang bersih dan lembab dengan jumlah yang cukup sehingga
menghasilkan tebal adukan minimum 1,5 cm, dan harus dibentuk menjadi permukaan
yang halus dan rata.

7.8.4 DASAR PEMBAYARAN

Adukan semen tidak akan diukur untuk pembayaran yang terpisah. Pekerjaan ini harus dianggap
sebagai pelengkap terhadap berbagai jenis pekerjaan yang diuraikan dalam Spesifikasi ini dan
biaya dari pekerjaan telah termasuk dalam Harga Kontrak yang telah dimasukan dalam
berbagai mata pembayaran
PEMBANGUNAN DEUKER KEL. RARAA (2 UNIT)
Tahun Anggaran 2019

SEKSI 7.9

PASANGAN BATU

7.9.1 UMUM
1) Uraian
a) Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan struktur yang ditunjukkan dalam
Gambar atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, yang dibuat dari Pasangan
Batu. Pekerjaan harus meliputi pemasokan semua bahan, galian, penyiapan pondasi dan
seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai dengan
Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan secara tertulis oleh
Direksi Pekerjaan.
b) Umumnya, pasangan batu harus digunakan hanya untuk struktur seperti dinding
penahan, gorong-gorong pelat, dan tembok kepala gorong-gorong besar dari pasangan
batu yang digunakan untuk menahan beban luar yang cukup besar. Bilamana fungsi
utama suatu pekerjaan sebagai penahan gerusan, bukan sebagai penahan beban, seperti
lapisan selokan, lubang penangkap, lantai gorong-gorong (spillway apron) atau
pekerjaan pelindung lainnya pada lereng atau di sekitar ujung gorong-gorong, maka
kelas pekerjaan di bawah Pasangan Batu (Stone Masonry) dapat digunakan seperti
Pasangan Batu dengan Mortar (Mortared Stonework) atau pasangan batu kosong
yang diisi (grouted rip rap) seperti yang disyaratkan masing-masing dalam Seksi 2.2
dan 7.10.
2) Penerbitan Detil Pelaksanaan
Detil pelaksanaan untuk pasangan batu yang tidak disertakan dalam Dokumen Kontrak pada saat
pelelangan akan diterbitkankan oleh Direksi Pekerjaan setelah peninjauan kembali rancangan
awal atau revisi desain telah selesai dikerjakan sesuai dengan Seksi
1.9 dari Spesifikasi ini.
3) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini

a) Rekayasa Lapangan : Seksi 1.9


b) Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Seksi 1.19
c) Selokan dan Saluran Air : Seksi 2.1

d) Pasangan Batu Dengan Mortar : Seksi 2.2


e) Gorong-gorong dan Drainase Beton : Seksi 2.3
f) Drainase Porous : Seksi 2.4
g) Galian : Seksi 3.1
h) Timbunan : Seksi 3.2
i) Beton : Seksi 7.1
j) Adukan Semen : Seksi 7.8
k) Pasangan Batu Kosong dan Bronjong : Seksi 7.10
l) Pemeliharaan Rutin untuk Perkerasan, Bahu Jalan, Drai- : Seksi 10.1
nase, Perlengkapan Jalan dan Jembatan
4) Toleransi Dimensi, Pengajuan Kesiapan Kerja, Persetujuan, Jadwal Kerja, Kondisi
Tempat Kerja, Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan atau Rusak
Ketentuan yang disyaratkan untuk pekerjaan pasangan batu dengan mortar dalam Seksi
2.2 dari Spesifikasi ini harus digunakan.

7.9.2 BAHAN

1) Batu

a) Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis yang
diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang
tipis atau lemah.
PEMBANGUNAN DEUKER KEL. RARAA (2 UNIT)
Tahun Anggaran 2019

b) Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling
mengunci bila dipasang bersama-sama.
c) Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, batu harus memiliki
ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari satu setengah kali
tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari satu setengah kali lebarnya.
2) Adukan

Adukan haruslah adukan semen yang memenuhi kebutuhan dari Seksi 7.8 dari Spesi- fikasi
ini.
3) Drainase Porous

Bahan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung penyaring untuk
pekerjaan pasangan batu harus memenuhi kebutuhan dari Seksi 2.4 dari Spesifikasi ini.

7.9.3 PELAKSANAAN PASANGAN BATU

1) Persiapan Pondasi

a) Pondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai dengan syarat untuk
Seksi 3.1, Galian.
b) Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjukkan pada Gambar, dasar pondasi untuk
struktur dinding penahan harus tegak lurus, atau bertangga yang juga tegak lurus
terhadap muka dari dinding. Untuk struktur lain, dasar pondasi harus mendatar atau
bertangga yang juga horisontal.
c) Lapis landasan yang rembes air (permeable) dan kantung penyaring harus
disediakan bilamana disyaratkan sesuai dengan ketentuan dalam Seksi 2.4, Drainase
Porous.
d) Bilamana ditunjukkan dalam Gambar, atau yang diminta lain oleh Direksi
Pekerjaan, suatu pondasi beton mungkin diperlukan. Beton yang digunakan harus
memenuhi ketentuan dari Seksi 7.1 dari Spesifikasi ini
2) Pemasangan Batu
a) Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus dipasang pada pondasi
yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama.
Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapis dasar dan pada sudut-sudut. Perhatian
harus diberikan untuk menghindarkan pengelompokkan batu yang berukuran sama.
b) Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak
harus dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang.
c) Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu
yang telah terpasang. Peralatan yang cocok harus disediakan untuk mema- sang batu
yang lebih besar dari ukuran yang dapat ditangani oleh dua orang. Menggelindingkan
atau menggulingkan batu pada pekejaan yang baru dipasang tidak diperkenankan.
3) Penempatan Adukan
a) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam
waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan
yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari
adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang.
b) Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan
merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga antara batu yang
dipasang terisi penuh.
c) Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah dibatasi
sehingga batu hanya dipasang pada adukan baru yang belum mengeras. Bilamana batu
menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal, maka batu
tersebut harus dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi
dengan adukan yang baru.
4) Ketentuan Lubang Sulingan dan Delatasi
a) Dinding dari pasangan batu harus dilengkapi dengan lubang sulingan. Kecuali
ditunjukkan lain pada Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, lubang
PEMBANGUNAN DEUKER KEL. RARAA (2 UNIT)
Tahun Anggaran 2019

sulingan harus ditempatkan dengan jarak antara tidak lebih dari 2 m dari sumbu satu ke
sumbu lainnya dan harus berdiameter 50 mm.
b) Pada struktur panjang yang menerus seperti dinding penahan tanah, maka delatasi
harus dibentuk untuk panjang struktur tidak lebih dari 20 m. Delatasi harus 30 mm
lebarnya dan harus diteruskan sampai seluruh tinggi dinding. Batu yang digunakan untuk
pembentukan sambungan harus dipilih sedemikian rupa sehingga membentuk
sambungan tegak yang bersih dengan dimensi yang disyaratkan di atas.
c) Timbunan di belakang delatasi haruslah dari bahan Drainase Porous berbutir kasar
dengan gradasi menerus yang dipilih sedemikian hingga tanah yang ditahan tidak
dapat hanyut jika melewatinya, juga bahan Drainase Porous tidak hanyut melewati
sambungan5) Pekerjaan Akhir Pasangan Batu
a) Sambungan antar batu pada permukaan harus dikerjakan hampir rata dengan
permukaan pekerjaan, tetapi tidak sampai menutup batu, sebagaimana pekerjaan
dilaksanakan.
b) Terkecuali disyaratkan lain, permukaan horisontal dari seluruh pasangan batu harus
dikerjakan dengan tambahan adukan tahan cuaca setebal 2 cm, dan dikerjakan sampai
permukaan tersebut rata, mempunyai lereng melintang yang dapat menjamin pengaliran
air hujan, dan sudut yang dibulatkan. Lapisan tahan cuaca tersebut harus dimasukkan ke
dalam dimensi struktur yang disyaratkan.
c) Segera setelah batu ditempatkan, dan sewaktu adukan masih baru, seluruh
permukaan batu harus dibersihkan dari bekas adukan.
7.9.4 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
1) Pengukuran untuk Pembayaran
a) Pasangan batu harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai
volume pekerjaan yang diselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume teoritis yang
ditentukan oleh garis dan penampang yang disyaratkan dan disetujui.
b) Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis yang disetujui harus tidak
diukur atau dibayar.
c) Landasan rembes air (permeable bedding), penimbunan kembali dengan bahan porous
atau kantung penyaring harus diukur dan dibayar sebagai Drainase Porous, seperti yang
disebutkan dalam Pasal 2.4.4 dari Spesifikasi ini. Tidak ada pengukuran atau
pembayaran terpisah yang harus dilakukan untuk penyediaan atau pemasangan lubang
sulingan atau pipa, juga tidak untuk acuan lainnya atau untuk galian dan penimbunan
kembali yang diperlukan.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas, ditentukan sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar dengan Harga Kontrak
per satuan dari pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan
untuk galian yang diperlukan dan penyiapan seluruh formasi atau pondasi, untuk pembuatan
lubang sulingan dan sambungan konstruksi, untuk pemompaan air, untuk penimbunan kembali
sampai elevasi tanah asli dan pekerjaan akhir dan untuk semua pekerjaan lainnya atau biaya lain
yang diperlukan atau lazim untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang
diuraikan dalam Pasal ini.

Nomor Mata Uraian Satuan


Pembayaran Pengukuran

7.9 Pasangan Batu Meter Kubik

Kolaka Timur, Oktober 2019

Dibuat / diajukan Oleh,


Konsultan Perencana
CV. IZZVANA KONSULTAN
PEMBANGUNAN DEUKER KEL. RARAA (2 UNIT)
Tahun Anggaran 2019

ERVAN SAPUTRA., ST
Direktur

Anda mungkin juga menyukai