Anda di halaman 1dari 40

February, 2023

Knowledge Sharing Forum bersama Bintek Jatan

SUPLEMEN MANUAL DESAIN


PERKERASAN JALAN 2020
Low Volume Road, Drainase Perkerasan

DZAKIYYUL FAHMI, ST, MT


BALAI PERKERASAN DAN LINGKUNGAN JALAN
MANUAL DESAIN PERKERASAN (MDP)

Knowledge Sharing Forum


bersama Bintek Jatan
SUPLEMEN MDP 2020

Knowledge Sharing Forum


bersama Bintek Jatan
Tipikal Struktur Perkerasan Lantur
Gambar Standar Struktur
(MDP 2017)
Perkerasan Lentur

Knowledge Sharing Forum


bersama Bintek Jatan
Tipikal Struktur Perkerasan Kaku Gambar Standar Struktur
(MDP 2017) Perkerasan Kaku

Knowledge Sharing Forum


bersama Bintek Jatan
Knowledge Sharing Forum bersama Bintek Jatan

UMUR RENCANA 01
Umur Rencana Perkerasan Jalan Baru (UR)

Pertimbangan utama:
• Discounted-Life-cycle-
cost
• Kapasitas jalan
• Ketersediaan
anggaran

Knowledge Sharing Forum


bersama Bintek Jatan
Knowledge Sharing Forum bersama Bintek Jatan

BEBAN LALU LINTAS 02


Perkiraan Lalu Lintas Untuk Jalan Lalu Lintas Rendah

Menurut Suplemen MDP, ruas jalan dengan volume lalu lintas rendah adalah yang memiliki
beban lalu lintas rencana Dibawah Satu juta ESA.
Knowledge Sharing Forum
bersama Bintek Jatan
Knowledge Sharing Forum bersama Bintek Jatan

DESAIN PERKERASAN 03
DESAIN STRUKTUR PERKERASAN LENTUR MDP
Desain tebal perkerasan didasarkan pada nilai ESA pangkat 4 dan pangkat 5 tergantung pada
model kerusakan (deterioration model) dan pendekatan desain yang digunakan. Gunakan nilai
ESA yang sesuai sebagai input dalam proses perencanaan.
Pangkat 4 digunakan pada desain perkerasan lentur berdasarkan Pedoman Perencanaan
Tebal Perkerasan Lentur Pt T-01-2002-B atau metode AASHTO 1993 (pendekatan statistik
empirik).
Pangkat 4 digunakan untuk bagan desain pelaburan tipis (seperti Burtu atau Burda),
perkerasan tanpa penutup (Unsealed granular pavement) dan perencanaan tebal overlay
berdasarkan grafik lendutan untuk kriteria alur (rutting).
Pangkat 5 digunakan untuk desain perkerasan lentur (kaitannya dengan faktor kelelahan
aspal beton dalam desain dengan pendekatan Mekanistik Empiris) termasuk perencanaan
tebal overlay berdasarkan grafik lengkung lendutan (curvature curve) untuk kriteria retak
lelah (fatigue).
Desain perkerasan kaku menggunakan jumlah kelompok sumbu kendaraan berat (Heavy
Vehicle Axle Group, HVAG) dan bukan nilai ESA sebagai satuan beban lalu lintas untuk
perkerasan beton.
Knowledge Sharing Forum
bersama Bintek Jatan
DIMENSI DAN
TEBAL
PERKERASAN
LENTUR

Tipikal Konstruksi Perkerasan Lentur


dengan Lapis Fondasi CTB

Tipikal Konstruksi Perkerasan Lentur


dengan Lapis Fondasi Agregat
DIMENSI DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR
ACWC ACWC ACWC
ACWC

ACBC ACBC
ACBC ACBC

Dgn/Tanpa Dgn/Tanpa
Dgn/Tanpa Dgn/Tanpa ACBase ACBase
ACBase ACBase

15 cm CTB 20 cm CTB 25 cm CTB


30 cm CTB

15 cm
15 cm
Agregat Agregat 15 cm
Kelas A Agregat 15 cm
Kelas A Agregat
Kelas A
Kelas A

Tanah Dasar Pd CBR Desain Tanah Dasar Pd CBR Desain


(Perbaikan Tanah Dasar atau (Perbaikan Tanah Dasar atau Tanah Dasar Pd CBR Desain
Tanah Dasar Pd CBR Desain
Lapis Penopang Jika diperlukan Lapis Penopang Jika diperlukan (Perbaikan Tanah Dasar atau
(Perbaikan Tanah Dasar atau
Lapis Penopang Jika diperlukan Lapis Penopang Jika diperlukan

B Desain - 3(1) 2020 B Desain - 3(2) 2020 B Desain - 3(3) 2020 B Desain - 3(4) 2020
Dgn 150 mm CTB Dgn 200 mm CTB Dgn 250 mm CTB Dgn 300 mm CTB

ACWC ACWC

ACBC Dgn/Tanpa
ACBC

Dgn/Tanpa Dgn/Tanpa
ACBase
ACBase

30 cm Agregat Kelas A atau


dapat gabungan kelas A dan B 40 cm Agregat Kelas A atau
dapat gabungan kelas A dan B

Tanah Dasar Pd CBR Desain


Tanah Dasar Pd CBR Desain
(Perbaikan Tanah Dasar atau
(Perbaikan Tanah Dasar atau
Lapis Penopang Jika diperlukan Lapis Penopang Jika diperlukan

B Desain – 3B (1) B Desain – 3B (2)


2020 Dgn 300 mm 2020 Dgn 400 mm
Agregat Kelas A Agregat Kelas A
BAGAN DESAIN DENGAN CTB
CTB 150 mm CTB 200 mm
BAGAN DESAIN DENGAN CTB
CTB 250 mm CTB 300 mm
BAGAN DESAIN DENGAN LAPIS FONDASI BERBUTIR
DIMENSI DAN
TEBAL
PERKERASAN
KAKU

Tipikal Struktur Perkerasan Beton Dengan


Bahu Beton Terpisah Diikat dengan Slab
Beton Lajur LL

Tipikal Struktur Perkerasan Beton Dengan


Bahu Beton Lebar min 60 mm Monolit
dengan Slab Beton Lajur LL
CONTOH
Distribusi Beban HVAG
Beban Faktual
Pada Suplemen MDP

Beban Normal
Knowledge Sharing Forum
bersama Bintek Jatan
Disribusi Axle Group Setiap Kelas Kendaraan
Kelas Jumlah Sumbu Jenis Sumbu
Kendaraan (HVAG) STRT STRG STdRT STdRG STrRG
5B (BUS) 2 1 1
6B 2 1 1
7A1 2 1 1
7A2 2 1 1
7B1 4 1 3
7B2 4 3 1
7C1 3 1 1 1
7C2A 3 1 2
7C2B 3 1 1 1
7C3 3 1 1 1

Contoh Perhitungan N HVAG 1 Hari


Jumlah
Kelas Jenis Sumbu Perhitungan Jumlah HVAG
LHR Sumbu
Kendaraan
(HVAG) STRT STRG STdRT STdRG STrRG HVAG JSTRT JSTRG JSTdRT JSTdRG JSTrRG
5B (BUS) 50 2 1 1 100 50 50 0 0 0
6B 70 2 1 1 140 70 70 0 0 0
7A1 15 2 1 1 30 0 15 15 0 0
7A2 6 2 1 1 12 6 0 0 6 0
7B1 8 4 1 3 32 8 24 0 0 0
7B2 3 4 3 1 12 0 9 3 0 0
7C1 4 3 1 1 1 12 4 4 0 4 0
7C2A 5 3 1 2 15 5 0 10 0 0
7C2B 6 3 1 1 1 18 6 6 0 0 6 N HVAG 1 Hari = 392
7C3 7 3 1 1 1 21 7 0 0 7 7
TOTAL 174 TOTAL 392 156 178 28 17 13 392
%JENIS (Proporsi
39.80 45.41 7.14 4.34 3.32 100.00
LHR 1 Hari = 174 Sumbu)
DIMENSI DAN TEBAL PERKERASAN KAKU
Bagan Desain 4 Menurut MDP 2017

Bagan Desain 4 Menurut Suplemen MDP 2020


DIMENSI DAN TEBAL PERKERASAN KAKU
UNTUK LALU LINTAS RENDAH SNI 8457:2017
MDP 2017 Rancangan tebal jalan beton untuk lalu lintas rendah
PERKERASAN TANPA PENUTUP

Lapis Permukaan Agregat (CBR ≥ 80%)

Lapis Fondasi Agregat / Kelas C (CBR ≥ 30%)

Tanah Dasar
Knowledge Sharing Forum bersama Bintek Jatan

DRAINASE PERKERASAN 04
KETENTUAN DRAINASE BAWAH
PERMUKAAN
Drainase bawah permukaan (sub surface pavement drainage) harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut:
• Seluruh lapis fondasi bawah (subbase) harus dapat mengalirkan air atau cukup permeable.
• Desain pelebaran perkerasan harus memastikan bahwa air dari lapis granular terbawah perkerasan eksisting
dapat dialirkan dengan baik.
• Lintasan drainase yang kurang dari 500 mm dari tepi luar lapis granular ke tepi verge timbunan dapat
mengalirkan air.
• French drains dalam arah melintang pada setiap titik terendah arah memanjang dan setiap 10 m dianggap
dapat mengalirkan air dari lapis fondasi bawah.
• Jika lapis fondasi bawah lebih rendah dari ketinggian tanah disekitarnya, maka harus dipasang subdrain
(apabila memungkinkan hindari kondisi seperti ini dengan membuat desain geometrik yang baik).
• Subdrain harus dibuat berdekatan dengan saluran U atau struktur lain yang berpotensi menghalangi aliran air
dari setiap lapisan fondasi bawah. Sulingan pada dinding saluran tepi tidak dapat diandalkan untuk berfungsi
sebagai subdrain.
• Subdrain harus dipasang dengan kemiringan seragam tidak kurang dari 0.5% untuk memastikan bahwa air
dapat bebas mengalir melalui subdrain ke titik-titik pembuangan. Selain itu, harus disediakan akses untuk
memudahkan pembersihan subdrain pada interval jarak tidak lebih dari 60 m. Level inlet dan outlet subdrain
harus lebih tinggi dari level banjir
AIR PADA PERKERASAN JALAN
PENGARUH AIR PADA
PERKERASAN JALAN

Pengaruh air atau MAT Tinggi

Pengaruh Air Pada Perkerasan Beton


PENGARUH AIR PADA
PERKERASAN JALAN
Retak Lelah Pada Perkerasan
Jenuh Air
Kerusakan Retak dan Alur
PENGARUH AIR PADA
PERKERASAN JALAN
Pumping Cracking
PERENCANAAN DRAINASE PERKERASAN
Perencanaan teknis drainase bawah permukaan dengan
menggunakan filter geotekstil SE Menteri PUPR Nomor :
34/SE/M/2015

Geometri Drainase Perkerasan

• Untuk Geometri A : W =b/2+c


• Untuk Geometri B : W = b+c 𝑆𝑅 : Kemiringan Resultan, m/m

𝑆 : Kemiringan memanjang, m/m

𝑆𝑥 : Kemiringan melintang, m/m

𝐿𝑅 : Panjang resultan jalur aliran melalui lapisan permeabel, ft

𝑊 : Lebar lapisan permeable, ft


PERENCANAAN DRAINASE PERKERASAN
Perencanaan teknis drainase bawah permukaan dengan
menggunakan filter geotekstil SE Menteri PUPR Nomor :
34/SE/M/2015

Sumber air yang masuk ke dalam lapis fondasi permeable berasal dari:
• Infiltrasi Air ke Perkerasan
• Air Tanah, yang bersumber dari air gravitasi dan aliran air artesis

Apabila aliran air mengalir dari tanah butir halus menuju tanah yang lebih kasar, maka
material lapis fondasi permeable harus diperiksa kesesuaiannya dengan Spek Umum
Bina Marga tentang Drainase Porous.
Hal ini dilakukan untuk melindungi lapis fondasi permeable dari instrusi tanah butir
halus.
Jika tidak memenuhi, maka perlu ditambahkan lapisan filter di antara tanah butir halus
dan lapis fondasi permeable untuk mencegah instrusi dan penyumbatan.
PERENCANAAN DRAINASE PERKERASAN
Perencanaan teknis drainase bawah permukaan dengan
menggunakan filter geotekstil SE Menteri PUPR Nomor :
34/SE/M/2015

Aliran air yang masuk ke perkerasan dihitung dengan menggunakan Metode Infiltrasi Retak
(Crack Infiltration). Metoda lainnya adalah metode infiltration ratio. Metode infiltrasi retak
lebih rasional karena berdasarkan pengukuran lapangan sedangkan metoda infiltrasi ratio
bersifat empiris.
Metode Infiltrasi retak, besarnya infilitrasi air ke perkerasan dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut: Dimana:

𝑞𝑖 : Infilitrasi air kedalam perkerasan, m3/day/m2 (ft3/day/ft2)

𝐼𝑐 : Laju infiltrasi air melalui retakan, m3/day/m2 (ft3/day/ft2). Nilai yang disarankan
𝑁𝐶 𝑊𝐶
𝑞𝑖 = 𝐼𝑐 + + 𝑘𝑝 adalah 𝐼𝑐 = 0,223 m3/day/m2, atau 𝐼𝑐 = 2,4 ft3/day/ft2 (Ridgeway, 1976)
𝑊 𝑊.𝐶𝑠 𝑁𝑐 : Banyak retak longitudinal

𝑊𝑐 : Panjang yang berkonstribusi pada sambungan melintang atau retak, m(ft)

𝑊 : Lebar lapis permeable, m(ft)

𝐶𝑠 : Jarak antar sambungan melintang atau retak, m(ft)

𝑘𝑝 : Permeabilitas perkerasan, m/day (ft/day): Nilai permeabilitas yang disarankan


pada perkerasan beraspal yang tidak retak adalah 1x10-9 cm/s (15x10-5 ft/day)
(Barber and Sawyer, 1952)
PERENCANAAN DRAINASE PERKERASAN
Perencanaan teknis drainase bawah permukaan dengan
menggunakan filter geotekstil SE Menteri PUPR Nomor :
34/SE/M/2015

Time to drain adalah waktu untuk mengalirkan air dari lapis fondasi
permeable. Nilai ini berhubungan dengan kualitas drainase lapis fondasi
permeable (SE Menteri PU No. 12/SE/M/2013). Semakin kecil nilai time
to drain maka kapasitas pengaliran air dari lapis fondasi permeable akan
semakin baik. Dimana:
𝑡 : time-to-drain (jam);

𝑇50
𝑡 = 𝑇50 . 𝑚𝑑 . 24 : time factor untuk derajat kejenuhan 50%;

𝑚𝑑 : faktor yang berhubungan dengan porositas efektif, permeabilitas, resultan panjang


serta tebal lapisan drainase.

menghitung nilai factor kemiringan 𝑛𝑒 : porositas efektif lapisan drainase (tanpa satuan)

𝐿𝑅 : resultan panjang (m)


𝐿𝑅 .𝑆𝑅 𝑛𝑒 .𝐿2𝑅
𝑆𝑙 = 𝑚𝑑 = k : permeabilitas lapisan drainase (m/hari)
𝐻 𝑘.𝐻 H : tebal lapisan drainase (m).
PERENCANAAN DRAINASE PERKERASAN
Perencanaan teknis drainase bawah permukaan dengan
menggunakan filter geotekstil SE Menteri PUPR Nomor :
34/SE/M/2015

Untuk menentukan nilai T50 digunakan grafik. Grafik ini hanya dapat digunakan untuk satu derjat
kejenuhan drainase saja yaitu U=50%.

Nilai Permeabilitas lapis berbutir dapat dihitung menggunakan persamaan :


1,478 6,654
6,214. 105 . 𝐷10 .𝑛 𝑛 : Porositas 𝑘 : Permeabilitas, cm/s
𝑘= 0,597 𝑃200 : Persentase lewat saringan no.200 𝐷10 : Efektif grain size yang lolos 10%
𝑃200
𝛾𝑑 𝛾𝑑 : berat isi kering (kN/m3);
𝑛 =1−
𝛾𝑤 𝐺𝑠 𝛾𝑤 : berat isi air (kN/m3)

𝐺𝑠 : berat jenis curah (bulk), biasanya sekitar 2,5 - 2,7


PERENCANAAN DRAINASE PERKERASAN
Perencanaan teknis drainase bawah permukaan dengan
menggunakan filter geotekstil SE Menteri PUPR Nomor :
34/SE/M/2015

Kapasitas aliran rencana dari pipa saluran samping (sub drain) dihitung
menggunakan persamaan:
𝜋. 𝐾. 𝑆1/2 . 𝐷8/3 𝑄 : kapasitas pengaliran pipa (m3/detik)

𝑄= 𝐾 : faktor konversi = 1 (m1/3/detik);


45/3 . 𝑛 S : kemiringan pipa saluran (m/m);

D : diameter pipa (m);

n : koefisien manning; 0,012 untuk pipa mulus dan 0,024 untuk pipa bergelombang
(corrugated).

𝑞𝑑 = 𝑞𝑛 × 𝐿𝑅
Spasi Outlet
Spasi outlet dihitung dengan
𝐿
menggunakan persamaan:
: spasi outlet (m);
𝑜

𝑄 Q : kapasitas pengaliran pipa (m3/detik),

𝐿𝑜 = 𝑞 : discharge rate (m3/hari/m),


𝑑

𝑞𝑑
SUB-DRAIN / EDGE DRAIN
• Drainase sub-drain adalah elemen kunci
untuk mengalirkan air yang telah
dikumpulkan oleh sistem drainase Permeable
Base
perkerasan. Dengan Sub
• Hal penting dalam disain dan Drain
pemasangannya adalah bahwa harus
terdapat sistem aliran yang disesuaikan
dengan kebutuhan pengaliran air
Nonerodible
Base dengan
pipa sub drain

Knowledge Sharing Forum


bersama Bintek Jatan
BANGUNAN DRAINASE BAWAH PERMUKAAN
DRAINASE PERKERASAN

Knowledge Sharing Forum


bersama Bintek Jatan
DRAINASE PERKERASAN
Kondisi lapangan untuk Nilai 'm'
Detail tipikal
Pemilihan nilai 'm' Untuk Desain

Jalur Lalu-lintas Bahu ≥ 150 Cm


6. Timbunan atau Galian dengan 1.0
Drainase bawah permukaan. LFA kelas S
letak Parit (Trench) pada sisi Timbunan Pilihan
dalam Bahu Jalan

Perkerasan Lentur Outlet


Lapis drainase bawah permukaan Pipa berlubang

Jalur Lalu-lintas Bahu < 150Cm


7. Timbunan atau Galian dengan 1.0
Drainase bawah permukaan. LFA kelas S
letak Parit (Trench) pada sisi Timbunan Pilihan
luar Bahu Jalan

Perkerasan Lentur Outlet


Lapis drainase bawah permukaan Pipa berlubang

Knowledge Sharing Forum


bersama Bintek Jatan
TINGGI MINIMUM MUKA TANAH DASAR
PADA MAT
TERIMA KASIH
HATUR NUHUN

Anda mungkin juga menyukai