, MT
MEI 2023
PERKENALAN DIRI
DANI HAMDANI, ST., MT.
Peneliti – Pusjatan, Kem.PUPR (2005 - 2019)
Perekayasa – Dit.Bintek Jatan, Kem PUPR (2020 - Jan 2022)
Pengajar - Politeknik PU, Kem.PUPR (Feb 2022 – Sekarang)
HPJI : B-10746
• B – 10746
065106
0813 2121 8840 2
danihamdani98@gmail.com
Menikah + 2 anak
2
1
OUTLINE SESI 2
• Penggunaan Bagan Desain
• Desain Perkerasan Kaku
MetodaPd T-14-2003
• Desain Lapis Tambah
• Mill and Inlay
PERHITUNGAN KEBUTUHAN
LALU LINTAS RENCANA
2
PERHITUNGAN CESA
Direncanakan pada tahun 2023 akan dibangun Jalan Penghubung Raya di Provinsi Jawa
Timur, dengan 4 lajur 2 arah tak terbagi. 1 + 0,01 × 4,8 𝟐𝟎 − 1
Survey LHR dilakukan pada tahun 2022. Seperti ditujukaan pada data berikut: 𝑹= = 32,38
0,01 × 4,8
DATA LHR JAWA
TIMUR (JALAN
No Untuk jalan dua arah, faktor distribusi arah (DD) umumnya diambil 0,50 kecuali pada lokasi-
PENGHUBUNG RAYA) LHR (Kendaraan)
Golongan Jenis Kendaraan
Kendaraan TAHUN SURVEY
Tahun 2023 lokasi yang jumlah kendaraan niaga cenderung lebih tinggi pada satu arah tertentu.
2022
Sepeda motor, sekuter, sepeda
1 68,496 71,784
kumbang & roda 3
2 Sedan, Jeep dan Wagon 15,601 16,350
Opelet, Pick up opelet, suburban,
3 3,572 3,743
combi & minibus
Pick up, micro truk dan Mobil
4 2,430 2,547
hantaran
5a Bus Kecil 300 314
5b Bus Besar 376 394
6a Truk Ringan 2 sumbu 4 roda 287 301
6b Truk 2 Sumbu 6 roda 2,754 2,886
7a Truk 3 Sumbu 8-10 roda 140 147 No
7b Truk Gandeng 33 35 LHR VDF4 VDF5 R (i=4.8%) CESA4 CESA5
Golongan DD DL
7c Truk Semi trailer 208 218 Kendaraan 2025 Normal Normal 20 Tahun 20 Tahun 20 Tahun
8 Kendaraan Tidak bermotor - -
1 71,784 - 0.004 0.5 0.80 32.38 - 1,316,995.28
JUMLAH 94,197 98,718
2 16,350 - - 0.5 0.80 32.38 - -
3 3,743 - - 0.5 0.80 32.38 - -
3
KETEBALAN PADAT PER LAPISAN
4
Alternatif Struktur perkerasan untuk LL Rencana 23,6 juta CESA5
10
5
Alternatif Struktur perkerasan untuk LL Rencana 23,6 juta CESA5
11
12
6
Alternatif Struktur perkerasan untuk LL Rencana 23,6 juta CESA5
Perkerasan Lentur dengan Fondasi Agregat
13
14
7
PERHITUNGAN
MEKANISTIK EMPIRIS
15
MEKANISTIK EMPIRIS
CESA5 = 23,6 Juta ESA
AC-WC 40 mm
AC-BC 80 mm
AC-Base 155 mm
Subgrade CBR 6%
16
8
MEKANISTIK EMPIRIS
SOFTWARE CIRCLY 7.0
Mendefinisikan
Beban Standar
Yang Digunakan
17
MEKANISTIK EMPIRIS
RETAK LELAH LAPIS BERASPAL DEFORMASI PERMANEN TANAH DASAR Struktur rencana telah
memenuhi kebutuhan
6918 × (0,856𝑉 + 1,08) 9300
𝑁 = 𝑅𝐹 ,
𝑁 =
𝜇𝜖
layan beban lalu lintas
𝑆 𝜇𝜖
selama umur rencana
𝐾 9300
𝑁 =
𝑁 = 𝑅𝐹
𝜇𝜖 𝑛/𝑎 Kapasitas > Kebutuhan
37,1 Juta > 23,6 Juta
𝑁 = 𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝐻𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎
0.0058865
𝑁 = 0,67 × = 37.154.702𝐸𝑆𝐴𝐿
8.1𝐸 − 05
Layer Thickness (mm) K Strain N (ESAL)
ACWC 40 0.006407 9.52E-05 925,020,834
ACBC 80 0.005886 8.10E-05 1,358,109,262
ACBase 155 0.005307 1.50E-04 37,154,702
LF Kelas A 300
18
9
DESAIN PERKERASAN KAKU/BETON UNTUK
LALULINTAS BERAT MENGGUNAKAN
“PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
BETON SEMEN Pd T-14-2003”
19
20
10
STRUKTUR PERKERASAN KAKU
21
22
11
Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen
(Pd T-14-2003)
Tahapan Desain Prosedur perencanaan perkerasan beton semen didasarkan atas
dua model kerusakan yaitu :
Select Trial 1. Retak fatik (Lelah) Tarik lentur pada pelat
Pavement 2. Erosi pada pondasi bawah atau tanah dasar yang diakibatkan
oleh lendutan berulang pada sambungan dan tempat retak
yang direncanakan.
Traffic Loading Analysis
• Taksir tebal pelat (trial and error) dipilih dan total fatik serta
kerusakan erosi dihitung berdasarkan komposisi lalu lintas
Fatigue & Erosion
Analysis
selama umur rencana.
• Jika kerusakan fatik atau erosi lebih dari 100%, tebal taksiran
dinaikkan dan proses perencanaan diulangi.
• Tebal rencana adalah tebal taksiran yang paling kecil yang
mempunyai total fatik dan atau tebal kerusakan erosi lebih kecil
atau sama dengan 100%.
23
Lapis Pondasi
Bahan Pondasi dapat berupa :
• Bahan berbutir
• Stabilisasi
• Beton kurus pada (LRC). Kuat tekan
karakteristik (fc’’) 28 hari Min 5,5 Mpa (55
kg/cm2)
24
12
BAHU PADA PERKERASAN KAKU
25
marka terluar bila diikatkan ke pelat
25
26
13
27
PERENCANAAN TULANGAN
• Tujuan Utama Penulangan Pada perkerasan beton semen bersambung tanpa
Membatasi lebar retakan, agar kekuatan tulangan, penerapan tulangan umumnya
pelat tetap dapat dipertahankan dilaksanakan pada :
Memungkinkan penggunaan pelat yang • Pelat dengan bentuk tidak lazim, yaitu bila
lebih Panjang agar dapat mengurangi perbandingan panjang dengan lebar > 1,25,
jumlah sambungan melintang sehingga atau bila pola sambungan pada pelat tidak
dapat meningkatkan kenyamanan benar-benar berbentuk bujur sangkar.
Mengurangi biaya pemeliharaan • Pelat dengan sambungan tidak sejalur
• Jumlah Tulangan yang diperlukan dipengaruhi (mismatched joints)
oleh Jarak sambungan susut • Pelat berlubang (Pits or structures)
• Untuk beton bertulang menerus, diperlukan
jumlah tulangan yang cukup untuk mengurangi
sambungan susut.
28
14
RASIO PELAT BETON TIDAK TEPAT
29
• Penulangan Memanjang
• Penulangan Melintang:
Luas penampang tulangan :
Diameter batang ulir ≥ 12 mm
Jarak maksimum tulangan dari sumbu ke sumbu 75 cm
30
15
DOWEL dan TIE BAR
31
32
16
PEMICU PENANGANAN
Kinerja Perkerasan
33
PEMICU PENANGANAN
34
17
JENIS PENANGANAN
PERKERASAN LENTUR
35
36
18
PROSEDUR DESAIN OVERLAY
Untuk Lalu Lintas ≤ 100.000 ESA4 dan HRS
Desain tebal overlay cukup dengan pendekatan lendutan maksimum (D0) sesuai dengan
solusi gambar 6.1 MDP 2017
37
38
19
TEBAL OVERLAY STRUKTURAL
Lalu Lintas lebih besar dari 100.000 s.d 10 x 106
ESA4
Overlay Tipis
Pada jalan dengan lalu lintas lebih besar dari 100.000
ESA4 terdapat potensi retak lelah lapisan aspal.
Dengan demikian, kriteria deformasi permanen
(pendekatan lendutan maksimum D0) dan kriteria retak
lelah (pendekatan lengkung lendutan, D0 – D200) harus
diperhitungkan. Gunakan dua grafik.
𝐶𝐹 = 𝐷 − 𝐷
Overlay Tebal
39
40
20
TEBAL OVERLAY STRUKTURAL
Lalu Lintas lebih besar 10x106 ESA4 atau 20x106 ESA5
41
42
21
TEBAL OVERLAY AASHTO 93
Modulus Tanah Dasar, Mr (psi) Radius stress bulb
43
44
22
TEBAL OVERLAY AASHTO 93
Contoh kasus:
STA 0+000 dilakukan pengujian FWD, berikut hasil pengujiannya:
d1 : 586 μm Psi0 : 4.5 Struktur Perkerasan :
d2 : 405 μm Psit : 2.5 Aspal : 10 cm
d3 : 260 μm
Kelas A : 20 cm
d4 : 155 μm
Kelas B : 30 cm
d5 : 116 μm
d6 : 79 μm
Desain CESA : 10juta ESA Berapakah
d7 : 58 μm
kebutuhan
Beban : 40 kN Reliabilitas : 90% overlay yang
Suhu Aspal : 20oC Standar deviasi (ZR) : -1,282 dibutuhkan?
Deviasi standar : 0,45
45
46
23
TEBAL OVERLAY AASHTO 93
Menghitung nilai modulus tanah dasar Menghitung Modulus perkerasan
Tebal total perkerasan D = 23.62 inch
0.24𝑃 d0 = d1 = 23.08
𝑀 = Jari2 pelat beban = 5.9 inch
𝑑 𝑟
1
1−
0.24 × 8992.4 𝐷
1+ 𝑎
𝑀 = 1
2.29 × 0.001 × 47.244 𝑑 = 1.5 𝑝𝑎
𝐷 𝐸𝑝
+
𝐸
𝑀 1+ 𝑎 𝑀
𝑀 = 19956 psi
47
𝐼𝑇𝑃 = 0.0045𝐷 𝐸
𝐼𝑇𝑃 = 0.0045 × 23.62 35492
𝐼𝑇𝑃 = 3.49 inch
Mr yang digunakan adal Mr Desain
Mr Desain = 0.33 x Mr
Menghitung tebal lapisan tambahan, Dol Dengan iterasi pada persamaan di atas, maka
Koefisien tebal didapatkan,
perkerasan relatif ITPf = 5.18 inch
material lapis tambah
(AC-WC)
aol = 0.4
48
24
MILL AND INLAY
(Pengupasan dan Pelapisan Ulang)
49
50
25
PROSEDUR DESAIN KETEBALAN
MILL AND INLAY
51
Pada segmen tersebut, secara keseluruhan, overlay 50 mm dapat mengatasi fatigue pada 80 %
area, sedangkan pada 20% sisanya diperlukan overlay 100m. Dengan demikian opsi pertama
adalah melapis seluruh segmen dengan 100 mm.
Opsi kedua : Efektifitas penanganan ditingkatkan dengan menerapkan penguatan setempat-
setempat pada area yang memerlukan overlay 100 mm dengan cara pengupasan dan pelapisan
ulang yang kemudian diikuti dengan overlay 50 mm pada seluruh segmen.
Overlay 100 mm
52
26
CONTOH DESAIN KETEBALAN
MILL AND INLAY
Input perencanaan untuk memperkuat 20% area tersebut adalah sebagai berikut:
• Perkerasan eksisting terdiri atas 120 mm aspal dan 300 mm material berbutir
• Tebal overlay tanpa pengupasan 50 mm untuk mencegah deformasi
permanen (OLAYdef) dan 100 mm untuk mencegah retak fatigue (OLAYdef)
Penyelesaian :
1. Ketebalan untuk mencegah deformasi permanen
Langkah pertama adalah menentukan kedalaman pengupasan untuk
meningkatkan ketahanan terhadap deformasi permanen.
Karena tebal overlay yang diperlukan sama dengan tebal OLAYdef, maka
tidak diperlukan pengupasan untuk meningkatkan ketahanan terhadap
deformasi permanen.
2. Ketebalan untuk mencegah fatigue
Seperti diuraikan di atas, ketebalan overlay untuk mencegah fatigue tanpa
pengupasan adalah 100 mm yang meliputi 20% dari total area segmen.
Ditunjukkan pada Gambar bahwa untuk tebal overlay rencana 50 mm, lapis
fondasi agregat eksisting harus dikupas sedalam 70 mm. Karena tebal aspal
eksisting adalah 120 mm, diperlukan pengupasan dan pelapisan Kembali
setebal 190 mm (i.e 120 mm aspal eksisting + 70 mm eksisting lapis fondasi
agregat)
53
54
27
Saat ini Balai Perkerasan dan Lingkungan Jalan Kementerian
PUPR sedang mengembangkan SDPJ 2.0 (Software Desain
Perkerasan Jalan) yang memiliki fungsi sebagai berikut:
• Membantu proses analisis dan desain perkerasan jalan.
• Otomatisasi proses perhitungan dalam desain dan analisis
perkerasan jalan
• Validasi perhitungan manual sesuai MDP
Overlay 100 mm
55
56
28
TERIMAKASIH
57
29