Anda di halaman 1dari 31

LAYANAN JASA KONSULTANSI

PAKET:

PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN RUAS USILIMO-


KARUBAGA-MULIA

TAHUN 2022
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

1. LATAR Salah satu amanat dalam Undang-undang nomor 38 tahun 2004


BELAKANG tentang Jalan, pasal 30 ayat (1).b “Penyelenggara Jalan wajib
memprioritaskan pemeliharaan, perawatan, dan pemeliharaan
secara berkala untuk mempertahankan tingkat pelayanan jalan
sesuai dengan standard pelayanan minimal yang ditetapkan”.
Sehubungan dengan hal tersebut, Direktorat Jenderal Bina Marga
terus mengembangkan dan menyempurnakan Sistem
Pemeliharaan/Preservasi Jalan Nasional untuk merealisasikan
amanat tersebut.
Dari berbagai pengalaman Sistem Preservasi Jalan yang selama ini
diterapkan Direktorat Jenderal Bina Marga, maka sejak tahun 2015,
Direktorat Jenderal Bina Marga telah menerapkan Sistem
Preservasi Jalan Secara Long Segment, yaitu penanganan
preservasi jalan dalam batasan satu panjang segmen yang menerus
(dapat lebih dari satu ruas), yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
mendapatkan kondisi jalan yang seragam, yaitu mantap dan
memenuhi indikator kinerja yang dipersyaratkan meliputi seluruh
bagian-bagian jalan (perkerasan, bahu, drainase, bangunan
pelengkap, dan perlengkapan jalan).
Preservasi Jalan Skema Long Segment ini meliputi lingkup
pekerjaan:
a. Survey Preservasi Jalan dan Jembatan;
b. Survey Kondisi Lereng (3 titik bor)
c. Desain Penanganan Lereng
Untuk menjamin keberhasilan Preservasi Jalan Secara Long
Segment ini, sangat ditentukan oleh perencanaan yang matang,
detail, dan akurat sesuai kebutuhan lapangan berdasarkan data
yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan.

Jasa pelayanan ini dimaksudkan untuk membantu Direktorat


2. MAKSUD
DAN TUJUAN Jenderal Bina Marga cq P2JN Provinsi Papua (Wamena) dalam
rangka mewujudkan kondisi Jalan Nasional yang seragam dan
memenuhi indikator kinerja sesuai ketentuan.
Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya dokumen perencanaan
teknis pekerjaan Preservasi Jalan Skema Long Segment yang
matang, detail, akurat, serta dapat dipertanggung-jawabkan, yang
berwawasan lingkungan dan memperhitungkan aspek keselamatan
dan kenyamanan, untuk mewujudkan kondisi Jalan Nasional yang
mantap.
3. SASARAN Sasaran yang dicapai dari pekerjaan ini adalah :
a. Tersedianya Program Jalan Preservasi Jalan Secara Long
Segment.
b. Tersedianya dokumen perencanaan teknis (kriteria desain,
perhitungan perencanaan, gambar-gambar) yang detail dan
akurat meliputi lingkup pekerjaan Preservasi Jalan dan
Jembatan,Survey Kondisi Lereng dan Penanganan Lereng.
c. Tersedianya stripmap penanganan lingkup pekerjaan
Pemeliharaan Rutin Jalan, dan potongan melintang tipikal.
d. Tersedianya Engineer’s Estimate yang akurat, termasuk
kebutuhan peralatan utama minimal, serta kebutuhan jangka
waktu pelaksanaan masing-masing lingkup pekerjaan.
e. Tersedianya identifikasi bahaya K3, penilaian resiko K3 serta
pengendaliannya pada penetapan kriteria perencanaaan (sesuai
ketentuan Permen PUPR nomor 02/PRT/M/2018).
f. Tersedianya Dokumen Pemilihan Preservasi Jalan Secara Long
Segment.
4. NAMA DAN Pengguna jasa adalah: Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan,
ORGANISASI Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN)
PEJABAT Provinsi Papua (Wamena).
PEMBUAT
KOMITMEN Balai Pelakasanaan Jalan Nasional Wamena, Direktorat Jenderal
Bina Marga

5. SUMBER Untuk pelaksanaan kegiatan ini tersedia Pagu anggaran sebesar


PENDANAAN
Rp. 2.765.484.000 (Dua Milyar Tujuh Ratus Enam Puluh Lima
Juta Empat Ratus Delapan Puluh Empat Ribu Rupiah), termasuk
PPN 11%, sumber dana APBN Tahun Anggaran 2022.

6. LINGKUP a. Lingkup kegiatan


DAN LOKASI,
KEGIATAN Melaksanakan Perencanaan Teknis Preservasi Jalan Nasional di
SERTA DATA wilayah Kabupaten Tolikara dengan lingkup :
PENUNJANG
- Survey Preservasi Jalan dan Jembatan;
- Survey Kondisi Lereng (3 titik bor)
- Desain Penanganan Lereng

b. Lokasi kegiatan
Berada di Ruas Jalan Nasional Usulimo-Karubaga-Mulia yang
menjadi tanggung jawab Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan
Nasional Wilayah V Provinsi Papua (Puncak Jaya), Balai
Pelaksanaan Jalan Nasional Wamena.

c. Data Penunjang
Untuk penyusunan Dokumen Perencanaan Teknik Preservasi
Jalan Nasional diperlukan data-data sebagai berikut :
1. Data kondisi permukaan jalan (IRI, PCI, SDI)
2. Data lendutan (LWD/FWD/BB)
3. Data histori penanganan jalan (termasuk penanganan yang
sedang berjalan di ruas jalan tersebut)
4. Data Pokok Jembatan (data jembatan eksisting tervalidasi:
nomor, nama, lokasi koordinat, panjang jembatan)
5. Data harga satuan dasar dan harga satuan pekerjaan sesuai
perda yang berlaku dan sesuai kontrak yang berjalan (jika
ada).
6. Data lain yang dibutuhkan untuk penyusunan dokumen
perencanaan seperti data lalu lintas, topografi, curah hujan,
investigasi tanah dan lain-lain.

7. STANDAR a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 19/PRT/M/2011 tentang


TEKNIS Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis
Jalan;
b. Manual Desain Perkerasan sesuai Surat Edaran Direktorat
Jenderal Bina Marga nomor 04/SE/Db/2017;
c. Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018
d. Spesifikasi Khusus Pemeliharaan Kinerja Jalan, Skh-2.10.a;
e. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor
07/SE/Db/2017 tentang Panduan Pemilihan Tekknologi
Pemeliharaan Preventif Perkerasan Jalan.

8. REFERENSI Landasan hukum peraturan perundangan:


HUKUM
a. Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan.
b. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
c. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
d. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
e. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan.
f. Peraturan Presiden nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2010
tentang Tata Cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 13/PRT/M/2011 tentang
Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan.
i. Peraturan Menteri PUPR nomor 07/PRT/M/2018 tentang
Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui
Penyedia.
9. TAHAPAN
PELAKSANAAN

Dengan rincian kegiatan sebagai berikut :


a. Mobilisasi Personil
- Menyiapkan seluruh personil dan peralatan yang akan
dibutuhkan
- Melakukan koordinasi dengan Satker P2JN Provinsi Papua
(Wamena), BPJN Wamena dan Satker/PPK Fisik sesuai
lingkup kerja penyedia jasa.
- Menyiapkan Rencana Mutu Kontrak (RMK)

b. Pengumpulan Data
Tahapan pengumpulan data adalah sebagai berikut:
Persiapan (pengumpulan data sekunder)

1. Tujuan

Tujuan dari tahap persiapan ini adalah untuk mengumpulkan


informasi awal mengenai kondisi topografi, geologi, tata guna
lahan, lalu lintas, harga satuan dasar serta lingkungan pada
koridor lokasi pekerjaan.

2. Lingkup

Lingkup kegiatan pada pengumpulan data sekunder meliputi:


a) Peta topografi berupa peta kontur, dengan skala minimum
1:50.000
b) Peta jaringan jalan, dokumen leger jalan (untuk jalan
nasional), data base jaringan jalan, daerah rawan kecelakaan
(untuk ruas yang telah fungsional)
c) Peta kondisi tanah, peta geologi dengan skala minimal
1:250.000, daerah rawan bencana, dokumen tanah terdahulu
dan koridor trase
d) Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah
e) Peta tata guna lahan
f) Harga satuan dasar setempat di lokasi pekerjaan
g) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait di sekitar lokasi
proyek

c. Penyiapan Stripmap Rencana Penanganan Jalan

Berdasarkan data IRI, SDI, PCI dan lendutan, dilakukan running


program RAMS bersama Seksi KPIJ BPJN Wamena. Hasil
pengolahan data oleh RAMS kemudian disusun dalam bentuk
stripmap jalan yang berisikan data-data minimal sebagai
berikut :
1. Km atau STA jalan
2. Jenis permukaan eksisting
3. Kondisi kerusakan jalan berdasarkan analisa terhadap IRI,
SDI, PCI dan lendutan.
4. Lokasi penanganan off pavement (diluar perkerasan)
seperti drainase, pelebaran menuju standar dan lain-lain.

d. Penetapan Rencana/Draft Penanganan Jalan

- Berdasarkan poin c diatas maka dilakukan pembahasan


bersama Satker P2JN Provinsi Papua (Wamena), BPJN
Wamena dan Satker/PPK Fisik terkait. Jika terdapat koreksi
dari pihak-pihak tersebut maka wajib dituangkan dalam
bentuk Berita Acara yang ditandatangani oleh pihak
penyedia jasa dan pihak pemberi koreksi.
Rencana/Draft penanganan jalan yang telah disepakati
menjadi dasar untuk pelaksanaan survey di lapangan

e. Keluaran

Keluaran yang dihasilkan dalam persiapan meliputi:


a) Laporan studi rancang-bangun pendahuluan
b) Rencana pendahuluan dari alternatif perencanaan teknis
(desain) yaitu: profil atau lembar rencana, bagian-bagian
yang umum, materi pekerjaan utama yang dikenali dan
dialokasikan, dan
c) Perkiraan biaya konstruksi pendahuluan untuk alternatif
desain.

❖ SURVEY LAPANGAN

a. Survey Pendahuluan
Survai pendahuluan yang harus dilaksanakan oleh penyedia jasa,
adalah dalam rangka mengidentifikasi secara tepat penerapan
desain geometrik, menentukan penyelidikan tanah dan penelitian
lainnya yang perlu dilakukan melalui pengamatan visual, dan
rencana investigasi lapangan, dengan tujuan untuk
mengkonfirmasikan kondisi lapangan dengan data-data pendukung
yang ada, serta menentukan jenis, lokasi dan jumlah sampel
penyelidikan detail yang akan dilaksanakan, serta mencari lokasi
quarry.

Dalam tahap ini, kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain:


a. Pengamatan visual (lokasi, ciri, jenis penyebab masalah
geoteknik);
b. Pengukuran geometrik (jarak, azimuth, dan kemiringan)
secara sederhana dan benar;
c. lnvestigasi lapangan untuk menentukan jenis, lokasi dan
jumlah sampel penyelidikan detail yang akan dilaksanakan;
d. Membuat sketsa alinyemen horizontal maupun vertikal
secara khusus untuk lokasi-lokasi yang dianggap sulit;
e. Semua kegiatan ini harus sudah dikonfirmasikan sewaktu
mengambil keputusan dengan anggota tim yang saling
terkait dalam pekerjaan ini;
f. Menentukan instrumen-instrumen penyelidikan tanah
yang diperlukan. Arahan kebutuhan instrumen penyelidikan
tanah tersebut, dan relevansi penggunaannya terhadap
jenis material yang menjadi obyek penyelidikan. Untuk
kegiatan ini dipasang instrumen indikator gelincir yang
mengacu pada Gambar 1.

Gambar 1. Tipikal Pemasangan Instrumen Pada Longsoran

Jumlah Indikator gelincir yang dipasang harus berdasarkan petunjuk


dari pengguna jasa setelah dilaksanakan survei pendahuluan dengan
pertimbangan utama mekanisme dan tingkat kritis longsoran yang
terjadi. Jumlah indikator gelincir ditentukan dengan mengisi formulir
sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1, detail pemasangan seperti
diperlihatkan pada Gambar 2.
Tabel 1. Jumlah Indikator Gelincir

Jumlah Indikator
No. Titik Longsor
Gelincir
01
02

n

Gambar 2. Detail Pemasangan Indikator Gelincir

g. Di lapangan harus diberi/dibuat tanda-tanda berupa patok


dan tanda sepanjang daerah rencana untuk memudahkan
tim pengukuran, serta pembuatan dokumentasi untuk
pelaporan dan panduan dalam melakukan survey detail
selanjutnya.
h. Pada Survei Pendahuluan juga dilakukan Survei Kondisi
Jalan (SKJ) atau Road Condition Survey (RCS) untuk
mendapatkan data kondisi dari bagian-bagian jalan yang
mudah berubah, baik untuk perkerasan beton aspal,
perkerasan kaku, maupun jalan tanah/kerikil. Prosedur
pelaksanaan SKJ hendaknya mengacu kepada Panduan
Survei Kondisi Jalan No. SMD-03/RCS, dan penentuan
indeks kondisi perkerasan jalan mengacu pada Pedoman
Penentuan Indeks Perkerasan Jalan Pd 01-2016-B.
i. Survei dilakukan pada ruas jalan dari titik patok kilometer
kecil menuju patok kilometer besar. Petugas survei
mengamati kondisi jalan dari dalam kendaraan yang
dijalankan perlahan (tidak melebihi 20 km/jam) dan mengisi
formulir penunjang yang telah ditentukan. Petugas survei
akan menentukan kondisi yang mewakili dari 1 (satu)
kilometer segmen jalan yang disurvei dan mencatat
kondisinya secara teliti pada formulir survei. Dalam kondisi
khusus dan tidak dapat diamati dari dalam kendaraan,
petugas survei wajib untuk turun dari kendaraan dan
mengamati dengan teliti kondisi jalan sekaligus melakukan
pengukuran terhadap kerusakan.
j. Rangkaian survei pendahuluan dalam mencari lokasi lokasi
quarry untuk material perkerasan maupun bahan timbunan,
diutamakan yang berada di sekitar lokasi pekerjaan. Bila
tidak ditemui, maka harus menginformasikan lokasi lokasi
lain yang dapat dimanfaatkan. Informasi lokasi quarry
meliputi jenis dan karakteristik bahan, perkiraan kuantitas,
jarak ke lokasi pekerjaan, serta kesulitan yang mungkin
dijumpai pada penambangannya, serta dokumentasi
keadaan quarry.
k. Dari serangkaian survei pendahuluan, secara kasar harus
sudah bisa diperkirakan volume pekerjaan yang akan timbul.
l. Dokumentasi lapangan yang menunjukkan gejala longsor/
geoteknik lainnya.

❖ Survey Detail

1. Survey Topografi

1. Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan


ini adalah mengumpulkan data koordinat dan
ketinggian permukaan tanah di lokasi rencana
jembatan dalam koridor yang ditetapkan untuk
penyiapan peta topografi.
2. Lingkup Pekerjaan:
➢ Pengukuran titik kontrol horisontal;
➢ Pengukuran titik kontrol vertikal;
➢ Pengukuran situasi;
➢ Pengukuran penampang melintang;
➢ Pengukuran pada perpotongan rencana
jembatan dengan sungai.
3. Persyaratan:
➢ Pengukuran topografi mengacu pada pedoman
pengukuran
Topografi untuk Jalan dan Jembatan no.
010/PW/2004;
➢ Titik kontrol horisontal diukur dengan
menggunakan metode penentuan posisi
Global Positioning System (GPS) secara
diferensial. Metode yang digunakan adalah
metode diferensial dengan menggunakan
lebih dari satu receiver GPS dimana minimal
satu titik digunakan sebagai referensi (base
station) dan yang lainnya ditempatkan pada
titik yang akan diukur. Titik referensi yang
digunakan adalah titik referensi
Bakosurtanal atau Badan Pertanahan
Nasional. Untuk merapatkan titik kontrol
horisontal dapat dilakukan pengukuran
menggunakan metode poligon dengan
menggunakan alat Total Station;
➢ Sistem koordinat proyeksi yang digunakan
adalah sebagai Sistem koordinat proyeksi
Universal Transverse Mercator (UTM).
Ketentuan proyeksi UTM:
a. Proyeksi adalah Transverse Mercator
b. Lebar zona adalah 6o
c. Titik awal setiap zona adalah
perpotongan meridiantengah dan
ekuator
d. Faktor skala pada meridian tengah ko =
0,9996
e. Timur (T) didefiniskan dengan
penambahan 500.000 meter kepada
nilai x yang dihitung dari meridian
tengah
f. Utara (U) didefinisikan dengan
penambahan 10.000.000 meter kepada
nilai y yang dihitung dari meridian
tengah
g. Zona 1 dimulai dari bujur 180 o barat
sampai dengan bujur 174 o barat dan
seterusnya ke arah Timur sampai zona
60untuk bujur 174 o timur sampai dengan
180 o timur
h. Satuan dalam meter
i. Batas lintang 84 o utara dan lintang 80o
selatan
j. Notasi koordinat UTM, Timur (T)
diletakkan di depan Utara (U)
k. Datum DGN-95
Tabel 1. Penomoran Zona dalam UTM di Indonesia

➢ Pengukuran dengan menggunakan GPS


dilakukan setiap interval 5000 m (setiap 5
Km).
➢ Pengukuran Titik Kontrol Horisontal harus
menggunakan jenis Total Station (TS)
dengan ketelitian 10√n untuk sudut serta
10√D untuk jarak.
➢ Pengukuran untuk titik kontrol vertikal harus
menggunakan peralatan waterpass jenis
auto level dengan ketelitian 2 mm.
4. 5 Komponen yang berhubungan dengan mutu
data:
➢ Akurasi posisi. Seberapa dekat koordinat dari
suatu objek dengan lokasi aktualnya.
➢ Akurasi atribut. Seberapa detil dan benar
penjelasan dari suatuobjek.
➢ Konsistensi logis. Tingkatan dari
permasalahan geometris dan inkosistensi
dalam pekerjaan drafting dari kumpulan data.
➢ Kelengkapan data. Keputusan-keputusan
yang menentukan apakah isi yang terdapat
dalam kumpulan data.
➢ Legalitas. Apa sumber yang digunakan untuk
menyusun himpunan data dan apakah
langkah-langkah yang diambil untuk
memproses data?
5. Keluaran survey topografi meliputi:
➢ Laporan survey Topografi meliputi:
- Data pengukuran dan hitungan pengukuran
topografi yang telah diterima;
- Data koordinat dan elevasi Bench Mark;
- Foto dan video dokumentasi proses
pengukuran dan Bench Mark.
➢ Peta topografi (peta transies) yang dilengkapi
peta kontur terrain dengan skala yang
disesuaikan dengan jenis perencanaan
teknis yang akan dilakukan.

2. Survey Geometrik

Kegiatan yang dilakuakan pada survey geometrik


adalah :
1. Mengidentifikasi secara tepat kondisi eksisting jalan,
termasuk didalamnya dimensi perkerasan dan
lapisan pondasi jalan (jika memungkinkan), bahu,
drainase, dan bangunan pelengkap jalan lainnya
(jika ada).
2. Di lapangan harus diberi /dibuat tanda-tanda berupa
patok dan tanda banjir dengan diberi tanda bendera
sepanjang daerah rencana dengan interval 50 m
untuk memudahkan tim pengukuran, serta
pembuatan foto-foto penting untuk perencanaan
dan pelaporan.
3. Dari hasil survey ini, secara kasar harus sudah bisa
dihitung perkiraan volume pekerjaan yang akan
timbul serta bisa dibuat perkiraan rencana biaya
secara sederhana dan diharapkan dapat mendekati
desain final.

3. Survey Hidrologi

Survei hidrologi bertujuan untuk mencari data yang diperlukan


dalam analisis hidrologi. Tahapan saat melaksanakan survei
hidrologi yaitu:
a. Melakukan evaluasi data-data dan laporan terdahulu yang
berkaitan untuk dapat disimpulkan mengenai kondisi
sumber air, jenis mata air dan air tanah yang ada, serta
data banjir tahunan;
b. Mempelajari peta topografi mengenai pola dan kerapatan
kontur, bentuk-bentuk bukit kelurusan
punggungankarakteristik daerah aliran (Catchment Area,
serta tentukan bentuk morfologi umum wilayah kajian;
c. Dapatkan informasi mengenai air tanah secara umum dari
peta hidrogeologi;
d. Lakukan orientasi lapangan berdasarkan rujukan data
sekunder.

4. Survey Geologi

Survei geologi dilakukan dengan cara:


a. Menggunakan peta geologi regional yang berguna untuk
membuat perkiraan awal mengenai formasi batuan yang
ada disekitar lokasi yang mengalami longsor;
b. Melakukan telaah peta geologi untuk mendapatkan
informasi tentang penyebaran ragam batuan serta struktur
geologi daerah kajian;
c. Melakukan pengamatan visual pada saat survei
pendahuluan dan survei detail lapangan (pemetaan detail
batuan, sebaran batuan, dan struktur batuan);
d. Melakukan scanline atau pemetaan bidang lemah (arah
kekar) kemudian dilakukan analisis stereografis untuk
menetukan tipikal jenis keruntuhan batuan.

5. Survei Geoteknik

Sebagai bahan petimbangan dalam mengambil kebijakan


penanganan longsor dalam proses perencanaan, penyedia
jasa wajib menyiapkan data yang diperoleh dari survei
pendahuluan, antara lain:
a. Sketsa dan detail lokasi;
b. Karakteristik geologi teknik;
c. Karakteristik umum tanah;
d. Rencana penyelidikan detail (jenis, lokasi, jumlah sampel,
dan instrumentasi);
e. Persoalan geoteknik (penyebab, arah, kedalaman, dan
intensitas keaktifan).
Dalam melakukan analisis dan desain konstruksi
penangananan longsor, data utama yang dibutuhkan yaitu
profil geoteknis lapisan bawah permukaan beserta sifat fisik
dan sifat mekanis setiap lapisan. Data yang dimaksud
diperoleh melalui survei detail di lapangan dan
laboratorium.

Semua Metode Pelaksanaan Survei Geoteknik mengacu


kepada SNI, ASTM, AASHTO, BS dengan urutan terdepan
sebagai prioritas pertama.
a. Penyelidikan Lapangan
Jenis penyelidikan lapangan yang diperlukan dalam rangka
penyelidikan detail yaitu:
- Pengeboran mesin dan pengambilan contoh
tanah/batuan.
- Standar Penetration test (SPT)
- Cone Penetration Test (CPT)/Sondir
- Geolistrik

b. Data yang dibutuhkan dari hasil penyelidikan tanah detail yaitu:


- Sampel tanah tidak terganggu (Undisturbed
sample/UDS);
- Sampel terganggu (Disturbed sample/DS);
- Kondisi fisik lapisan bawah permukaan;
- Karakteristik bawah permukaan;
- Kuat geser;
- Komprebilitas;
- Daya dukung.

Bor Mesin

1. Pemboran inti (core drilling) ini dilakukan guna mendapatkan


informasi keadaan bawah permukaan akan sifat keteknikannya,
yang diperoleh dari deskripsi visual. Persyaratan mesin yang
digunakan harus memiliki kemampuan menginti tanah dan
batuan minimal 150 meter; (spot-spot di lokasi penanganan)
2. Pengeboran dilakukan dengan system coring cara Dry Boring
yang digerakkan dengan mesin, dilaksanakan paling sedikit 2
(dua) titik/lokasi dengan kedalaman minimal 25 meter dan telah
mencapai N-SPT ≥ 60 sebanyak tiga kali berturut turut. Apabila
sampai pada kedalaman 25 meter dari permukaan tanah pada
titik bor yang telah ditentukan belum didapati/dijumpai lapisan
tanah keras, maka penyedia jasa harus segera melaporkan
kepada pengguna jasa untuk mendapat petunjuk lebih lanjut;
3. Standard Penetration Test (SPT) dilakukan dengan
memasukkan alat split spoon atau split barrel sampler pada
lubang bor, dan dengan memakai sebuah beban penumbuk
(drive weight) seberat 63,5 kg, dilakukan penetrasi sedalam 45
cm, 15 cm pertama tidak diperhitungkan. Jumlah pukulan
ditentukan untuk memasukkan 30 cm berikutnya.
4. Jumlah pukulan ini disebut nilai N dengan satuan blow/feet.
Diperoleh nilai N yang menunjukkan kepadatan relatif dari tanah
berbutir kasar dan konsistensi dari tanah berbutir halus. Bila tiga
kali bacaan test SPT secara berurutan memperoleh nilai N ≥ 60,
maka lapisan tanah setebal dua (2) jarak test SPT dikatakan
sangat keras.
5. Pelaksanaan SPT pertama kali pada kedalaman 2 m dari
permukaan tanah, SPT kedua dan selanjutnya mulai setelah
pengambilan undisturbed sample pada kedalaman 4,00 meter
dari permukaan tanah. Dicantumkan pengujian SPT dihentikan
jika jumlah pukulan diperoleh lebih dari 50 pukulan (saat interval
15 cm) atau jika jumlah pukulan total lebih dari 100 pukulan
(interval 45 cm).
6. Pengambilan inti contoh tanah Pengambilan contoh inti tanah
secara stratigrafi sesuai dengan kemajuan pengeboran;
7. Pada tiap jarak kedalaman tertentu dilakukan pengambilan
contoh tanah sesuai kondisi asli ditempatnya (undisturbed
sample / contoh tanah tidak terganggu) maupun contoh tanah
terganggu untuk diteliti lebih lanjut di laboratorium. Interpretasi
lapisan tanah dilakukan visualisasi langsung di lapangan dari
tanah yang dikeluarkan dari tabung sampel. Hasilnya disajikan
pada Boring Log;
8. Mata bor yang digunakan harus mempunyai diameter yang
cukup untuk mendapatkan Undisturbed Sample yang diinginkan
(diameter minimal 70 mm). Untuk tanah kondisi lunak dan
medium dapat digunakan single core barrel, sedangkan kondisi
keras atau padat menggunakan double core barrel. Mata bor
steel bit digunakan untuk clay dan silt, sedangkan untuk batuan
digunakan diamond bit;
9. Gunakan casing (segera) untuk melindungi lubang bor bilamana
tanah bawah permukaan cenderung runtuh. Casing yang
digunakan minimal diameter 97 mm, dan drilling rod 4,05 cm;
10. Seluruh hasil pengeboran harus dilengkapi dengan deskripsi
konsistensi untuk tanah bebutir halus, kerapatan relative untuk
tanah berbutir kasar, nilai Rock Quality Designation (RQD) untuk
sampel batuan, dan hasil pengukuran muka air tanah pada
lubang bor;
11. Untuk keperluan pengambilan Undisturbed Sample, dapat
digunakan piston dan piston rod pada tanah dengan konsistensi
lunak dan medium;
12. Jika ditemukan tanah gambut, maka wajib dilakukan klasifikasi
secara visual berdasarkan Von Post;
13. Semua sampel harus diletakkan ke dalam corebox, dan
disimpan pada lokasi yang ditentukan oleh Pengguna Jasa

Sondir/ Cone Penetration Test (CPT)

1. Letak titik sondir tersebut telah ditentukan sedemikian hingga


dapat menggambarkan profil geoteknis di lokasi yang akan
dibangun;
2. Sondir dilakukan untuk mengetahui kedalam tanah keras,
menginterpretasi lapisan lapisan tanah berdasarkan tahanan
ujung konus dan daya lekat setiap kedalaman yang diteliti;
3. Alat ini hanya dapat digunakan pada tanah berbutir halus, tidak
boleh digunakan pada daerah alluvium yang mengandung
komponen berangkal dan kerakal serta batu gamping yang
berongga, Karena hasilnya akan memberikan indikasi lapisan
tanah keras yang salah;
4. Alat yang digunakan minimal sondir medium kapasitas 2,5 ton
yang dilengkapi dengan “Adhesion Jacket Cone” dengan luas
konus 10 cm2, sudut puncak konus 600, luas selimut konus 150
cm2, dan luas piston penekan 10 cm2.
5. Sondir dilakukan hingga mencapai kedalaman permukaan tanah
keras dengan indikasi yaitu pada saat nilai hambatan konus
(cone resistance) > 150 kg/cm2 berturut turut. Pembacaan
manometer dilakukan setiap penekanan pipa 20 cm.
6. Apabila pembacaan manometer belum menunjukkan indikasi
tanah keras tetapi alat sudah terangkat, maka alat sondir perlu
diberi pemberat yang diletakkan pada baja kanal jangkar.
7. Hasil yang diperoleh adalah nilai tahanan ujung (qc) atau
perlawanan penetrasi konus dan jumlah hambatan pelekat
(JHP). Hasil pembacaan sondir disajikan kedalam grafik.

Geolistrik

1. Pengujian geolistrik dilakukan minimal 2 (dua) lintasan


tergantung dari area longsor yang ditangani;
2. Penyelidikan yang dilakukan dengan metode Vertical Electric
Sounding. Ketentuan yang diterapkan bahwa nilai tahanan jenis
tertentu menunjukkan batuan atau lapisan batuan tertentu pula,
baik di permukaan maupun di bawah permukaan.

Test Pit

1. Tespit dilakukan minimal 3 titik pada lokasi rencana quarry


(borrow pit) atau sesuai petunjuk pengguna jasa. Test pit
dilakukan dengan cara membuat lubang secara manual dengan
ukuran 1,0 x 1,0 x 1,5 m3, sehingga setiap titik dapat diketahui
jenis dan ketebalan lapisan di bawah top soil dengan lebih jelas.
Dengan demikian dapat lebih positif dalam menguraikan jenis
lapisan dan ketebalannya.
2. Dinding Test pit akan diobservasi dan dideskripsi, dan
selanjutnya dilakukan pengambilan contoh tanah terganggu
(disturbed soil sample) dengan cara mengikis dinding galian
dengan menggunakan cangkul atau sekop. Contoh tanah
disimpan dalam plastik dan diberi label lokasi, no. test pit, dan
kedalaman contoh. Setelah galian selesai dilakukan pengukuran
dan kemudian dapat dibuat penampang lapisan tanah. Sampel
tanah hasil penggalian tespit selanjutnya diambil dan dites di
laboratorium untuk mendapatkan karakteristik tanah dari sampel
tersebut

Penyelidikan Laboratorium

Pengujian contoh tanah di laboratorium dilakukan pada sampel


yang diambil di lapangan. Pengujian laboratorium terdiri dari
pengujian sifat fisik tanah dan sifat mekanis. Jenis pengujian yang
diperlukan yaitu:
1. Uji berat volume;
2. Uji kadar air;
3. Uji berat jenis;
4. Indeks Plastisitas;
5. Batas Susut;
6. Analisis butiran;
7. Proctor Test;
8. CBR Soaked;
9. CBR Unsoaked;
10. Triaxial Test UU, CU;
11. Direct Shear;
12. Unconfined Compression Strength Test;
13. Uji Konsolidasi.

Kebutuhan Survei Geoteknik pada Pekerjaan Perencanaan


Preservasi Jalan Ruas Usilimo-Karubaga-Mulia ditentukan
berdasarkan petunjuk dari pengguna jasa setelah dilakukan survei
pendahuluan dengan cara mengisi daftar pada Tabel 2. Jumlah titik
uji dan jenis penyelidikan mengacu kepada karakteristik umum tanah
pada lokasi desain dan tingkat kritis serta mekanisme longsor yang
terjadi.

Tabel 2. Kebutuhan Survei Geoteknik

Penyelidikan Lokasi Perencanaan


No.
Geoteknik 1 2 … … … … … … … … n
01 Penyelidikan
Lapangan:
a Geolistrik
b Bor Mesin
c Sondir/ CPT

d Test Pit
02 Pengujian Sifat
Indeks:
a Berat Volume
b Kadar Air
c Berat Jenis
d Indeks Plastisitas
e Batas Susut
f Analisis Butiran
03 Proctor Test
04 CBR Soaked
05 CBR Unsoaked
06 Triaxial Test UU
07 Triaxial Test CU
08 Direct Shear Test
09 Unconfined
Compression
Strength Test
A. Pengendalian Survey Pendahuluan dan Survey Detail
Pengendalian survey bertujuan sebagai kendali mutu, diantaranya:
- Setiap kegiatan survei, penyedia jasa wajib mengajukan jadwal
kegiatan yang kemudian ditindaklanjuti dengan surat ijin melakukan
survei yang dikeluarkan oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat
Pembuat Komitmen;
- Proses survei wajib diawasi oleh pengguna jasa atau wakil yang
ditunjuk, dimulai dari persiapan peralatan sampai pada proses
survei;
- Data hasil pengambilan pada survei detail wajib diperiksa
kebenarannya sebelum dilakukan proses desain. Proses desain
dapat dilakukan apabila data hasil survei detail sudah dapat
diterima oleh pengguna jasa;
- Pelaksanaan kegiatan survei dibuktikan dengan berita acara
pemeriksaan yang dikeluakan oleh pengguna jasa;
- Penggunaan teknologi baru dapat digunakan apabila diterima oleh
Tim yang dibentuk oleh pejabat Eselon II dan mendapat
persetujuan dari Direktorat Jenderal Bina Marga.

B. Analisis dan Evaluasi Hasil Survei

Merujuk kepada data-data hasil survei, penyedia jasa berkewajiban


untuk melakukan analisis, termasuk analisis beban gempa dan
evaluasi sehingga maksud, tujuan, dan sasaran perencanaan
dapat tercapai. Analisis dan Evaluasi menggunakan Metode
Analitik sesuai Prinsip-Prinsip Kesetimbangan Batas dan divalidasi
dengan Metode Elemen Hingga (Bantuan Plaxis 2D/3D).
Pengecualian terhadap hasil analisis yang tidak memenuhi standar,
harus mendapat persetujuan dari pejabat setingkat Eselon 1.
C. Fasilitas Penunjang

Data dan fasilitas yang digunakan oleh Pejabat Pembuat


Komitmen yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh
penyedia jasa:
1. Laporan dan Data (bila ada)
Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi
terdahulu serta foto-foto dokumentasi
2. Akomodasi dan Ruangan Kantor (bila ada)
3. Staf pengawas/pendamping
Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat
petugas/wakil/ pendamping/project officer (PO) dalam
rangka pelaksanaan jasa konsultansi
D. Alih Pengetahuan

Apabila dipandang perlu oleh Pejabat Pembuat Komitmen,


maka penyedia jasa harus mengadakan pelatihan, kursus
singkat, diskusi dan seminar terkait dengan substansi
pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan
kepada staf di lingkungan organisasi Pejabat Pembuat
Komitmen.

10. JADWAL Penyedia jasa wajib menyusun jadwal rencana kegiatan yang
PELAKSANAAN berdasarkan pada pendekatan dan metodologi pekerjaan,
yang menggambarkan kemampuan penyedia jasa dalam
mewujudkan kualitas hasil perencanaan yang baik, dalam
waktu yang telah ditetapkan.

11. METODOLOGI Metodologi pelaksanaan pekerjaan harus sesuai yang telah


PEKERJAAN dipersyaratkan dalam KAK ini. Alur kerja pelaksanaan sesuai
yang tertuang dalam lampiran KAK ini.
12. JANGKA WAKTU Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini maksimal adalah 5
PELAKSANAAN
(Lima) bulan kalender terhitung sejak penandatanganan kontrak.

13. PERALATAN DAN Peralatan dan material yang diperlukan untuk menunjang
MATERIAL pelaksanaan kegiatan ini adalah :
a. Operasional Kantor
No Nama Barang Jumlah Sat Ket
(min)
1. Bangunan Kantor 1 Unit Sewa
2. Laptop 2 Unit Sewa
3. Printer A3 1 Unit Sewa
4. Printer A4 1 Unit Sewa

b. Peralatan Survey
No Nama Barang Jumlah Sat Ket
(min)
1. Kebutuhan data 1 Paket Sewa
sekunder
2. Kamera digital 1 Unit Sewa
dan drone
3. Alat LWD 1 Unit Sewa

4. Alat survey 1 Unit Sewa


Topografi

5. Alat Survey 1 Unit Sewa


Penyelidikan
Tanah (Geolistrik)
c. Kendaraan Kerja
No Nama Barang Jumlah Sat Ket
(min)
1. Mobil Double 2 Unit Sewa
Gardan
2. Motor 2 Unit Sewa

14. TENAGA AHLI Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini
adalah sebagai berikut:
KUALIFIKASI
Waktu Rencana
POSISI Jumlah Kerja
Pendidikan Keahlian Pengalaman (maksimal)
personil
TENAGA AHLI KUALIFIKASI
Waktu Rencana
Ketua Tim/Ahli Geoteknik S1 Teknik Sipil 1 Org Ahli Madya 5 Tahun 5 Bln
POSISI Jumlah Kerja
Ahli Teknik Jalan Pendidikan
S1 Teknik Sipil 1 Org Keahlian
Ahli Muda Pengalaman
3 Tahun 5 Bln
(maksimal)
personil
Ahli Tehnik Jembata S1 Teknik Sipil 1 Org Ahli Muda 3 Tahun 5 Bln
TENAGA AHLI
Ahli Geoteknik Teknik Sipil/Geologi 1 Org Ahli Muda 3 Tahun 3 Bln
Ketua
Ahli Tim/Ahli Geoteknik
Geoteknik(Geologi) S1 Teknik
Teknik Sipil
Sipil/Geologi 1 Org
1 Org AhliAhli
Madya
Muda 5 Tahun
3 Tahun 5 Bln
3 Bln
AhliAhli
Teknik Jalan (Geodetik)
Pengukuran S1
S1Teknik
TeknikSipil
Geodesi 1 Org
1 Org AhliAhli
MudaMuda 3 Tahun
3 Tahun 5 Bln
3 Bln
AhliAhli
Tehnik Jembata
Hidrologi S1S1
Teknik Sipil
Teknik Sipil 1 Org
1 Org AhliAhli
MudaMuda 3 Tahun
3 Tahun 5 Bln
2 Bln
AhliAhli
Geoteknik
K3 Teknik
S1Sipil/Geologi
Teknik Sipil 1 Org
1 Org AhliAhli
MudaMuda 3 Tahun
3 Tahun 3 Bln
2 Bln
Ahli Geoteknik(Geologi) Teknik Sipil/Geologi 1 Org Ahli Muda 3 Tahun 3 Bln
AhliAhli
Pengukuran S1 Teknik Sipil 1 Org AhliAhli Muda 3 Tahun
3 Tahun 2 Bln
Dokumen (Geodetik)
dan Analisa Biaya S1 Teknik Geodesi 1 Org Muda 3 Bln
Ahli Hidrologi S1 Teknik Sipil 1 Org Ahli Muda 3 Tahun 2 Bln
AhliTENAGA
K3 TEKNISI S1 Teknik Sipil 1 Org Ahli Muda 3 Tahun 2 Bln
Teknisi Tanah dan Material (Bor
S1 Teknik Sipil 1 Org
1 Org Ahli Muda 3 Tahun 2 Bln
1 Bln
Ahli Dokumen dan Analisa Biaya
Mesin)
Teknisi Tanah dan Material (Geolistrik)
1 Org 1 Bln
TENAGA TEKNISI
Asisten
Teknisi Tenaga
Tanah dan Ahli Perkerasan
Material (Bor (LWD)
1 Org
1 Org 2 Bln
1 Bln
Mesin)
Teknisi Tanah
Operator dan
Tim Material (Geolistrik)
Lendutan 1 Org 2 Bln
1 Org 1 Bln
Surveyor Lereng 1 Org 1 Bln
Asisten Tenaga
Surveyor Ahli Perkerasan (LWD)
Jembatan 1 Org 2 Bln
1 Org 2 Bln
Surveyor Topografi +drainase 3 Org 2 Bln
Operator
TENAGA TimPENDUKUNG
Lendutan 1 Org 2 Bln
Surveyor Lereng
Operator Komputer 1 Org
1 Org 1 Bln
5 Bln
Surveyor
OperatorJembatan
CAD 1 Org
1 Org 2 Bln
5 Bln
Surveyor Topografi +drainase 3 Org 2 Bln
Pesuruh/ Penjaga Kantor 1 Org 5 Bln
TENAGA PENDUKUNG
Non Skill Labour Lereng 2 Org 30 Hari
Operator Komputer
Non Skill Labour Jembatan 1 Org
4 Org 5 30
BlnHari
Operator CAD
Non Skill Labour Topografi 1 Org
9 Org 5 60
BlnHari
Pesuruh/ Penjaga
Non Skill LabourKantor
Soil 1 Org
4 Org 5 30
BlnHari
Non Skill Labour Lereng 2 Org 30 Hari
14. TENAGA AHLINon Skill Labour Jembatan 4 Org 30 Hari
Non Skill Labour Topografi 9 Org 60 Hari
Non Skill Labour Soil 4 Org 30 Hari

Tugas dari masing-masing tenaga ahli tersebut adalah sebagai berikut:


a. Ketua Tim
Adalah seorang lulusan sarjana (S-1) Teknik Sipil atau strata
yang lebih tinggi di bidang Teknik Sipil dari universitas/
perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
Mengetahui dengan baik proses perencanaan dengan segala
permasalahannya serta berspesialisasi dan/atau
berpengalaman dalam berbagai disipiln ilmu yang dibutuhkan
dalam proyek. Ketua Tim harus pula berpengalaman
mengkoordinasikan pekerjaan, pernah menjadi pemimpin
lebih dari satu periode proyek serupa dan sudah biasa bekerja
dengan metode desain yang dikembangkan oleh Direktorat
Jenderal Bina Marga maupun metoda teknik khusus yang
dipakai pada kondisi tertentu.
Memiliki NPWP dan sertifikat keahlian konsultansi bidang ke-
PU-an dari LPJK berupa SKA Geoteknik Subkualifikasi Ahli
Madya dengan pengalaman profesi minimal 5 tahun.
Tugas dan tanggung jawab Ketua Tim sekaligus Ahli
Geoteknik mencakup, tapi tidak terbatas hal-hal sebagai
berikut:
a. Bertanggung jawab penuh atas semua layanan jasa
konsultasi sesuai dengan kerangka acuan kerja;
b. Mengkoordinasikan semua aktifitas, baik secara lisan
maupun tertulis dengan Pejabat Pembuat Komitmen
sehubungan metode, desain, dan spesifikasi teknis yang
berkaitan;
c. Melakukan interpretasi hasil penyelidikan;
d. Membuat stratigrafi lapisan tanah dan menentukan
parameter teknis untuk keperluan analisis;
e. Melakukan kajian dan analisis terhadap semua hasil
penyelidikan tanah terhadap rencana konstruksi
penanganan longsor;
f. Menyusun rencana kerja dan mengatur semua personel
yang terlibat dalam penyelidikan geoteknik;
g. Mengasistensikan dan menyiapkan/menyelesaikan
laporan-laporan serta semua dokumen sesuai dengan
kerangka acuan kerja;
h. Mempresentasikan semua hasil kerja draft design kepada
Pejabat Pembuat Komitmen guna mendapat masukan-
masukan untuk penyempurnaan hasil kerja;
i. Mengkoordinasikan semua personel yang terlibat dalam
pekerjaan ini sehingga bisa menghasilkan pekerjaan
seperti yang telah diuraikan/ditentukan di atas dengan
efektif;
j. Bekerja sama dengan Engineer dan staf teknik lainnya
yang membantu melaksanakan pekerjaan perencanaan ini
sehingga hasil yang didapat sesuai dengan yang
diharapkan pemberi kerja.

b. Ahli Teknik Jalan


Adalah seorang lulusan sarjana (S-1) Teknik Sipil atau strata
lebih tinggi dan berasal dari universitas/ perguruan tinggi
negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi
atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi.
Memiliki NPWP dan sertifikat keahlian konsultansi bidang
ke-PU-an dari LPJK berupa SKA Teknik Jalan Subkualifikasi
Ahli Muda dengan pengalaman profesi minimal 3 (tiga)
tahun.
Tugas dan tanggung jawab Ahli Teknik Jalan mencakup, tapi
tidak terbatas hal-hal sebagai berikut:
a. Memeriksa dan menganalisis data lapangan serta
membuat perhitungan struktur/ konstruksi bangunan
permanen penanganan longsor serta gambar-gambar
yang diperlukan sesuai dengan ketentuan;
b. Menjamin bahwa perencanaan konstruksi penanganan
longsor adalah pilihan terbaik, ekonomis dan sesuai
dengan standar yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Bina Marga;
c. Mempersiapkan dengan baik analisis rancangan
geometrik dan struktur jalan, bangunan pelengkap jalan,
bangunan pengaman jalan yang diperlukan dan gambar
detail perencanaan yang diperlukan;
d. Mengkoordinir dan mengendalikan semua personel yang
terlibat dalam pengumpulan data dari jenis pekerjaan
yang ditanganinya;
e. Merencanakan gambar detail terkait pekerjaan yang
ditanganinya;
f. Melakukan evaluasi sumber material yang akan
digunakan terkait dengan struktur jalan;
g. Menyusun rencana kerja dan mengatur semua personel
yang terlibat dalam analisis struktur; Melaksanakan
kompilasi data dan melaksanakan validasi data mandiri
Bertanggung jawab atas semua pekerjaan yang
ditanganinya kepada Ketua Tim dan pemberi kerja.

c. Ahli Teknik Jembatan


Tenaga Ahli ini dialokasikan untuk Survey Jembatan
Tenaga Ahli yang disyaratkan minimal seorang Sarjana
Teknik Strata satu (S1) atau D4 Jurusan Teknik Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian
negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi
Mempunyai sertifikat keahlian (SKA) Ahli Muda Teknik
Jembatan yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi, telah
diregistrasi oleh LPJK dan memiliki pengalaman kerja yang
sesuai minimal selama 3 (tiga) tahun.
Tugas utamanya adalah
a. Membantu mengkoordinasikan tim pelaksana survei
terkait Inspeksi Jembatan
b. Melaksanakan kompilasi data dan melaksanakan
validasi data tim lapangan
c. Melakukan pengolahan data sesuai spesifikasi data
yang dipersyaratkan
d. Melakukan uji coba peralatan survei khususnya terkait
dengan Inspeksi Jembatan;

d. Ahli Geoteknik
Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Geoteknik yang
dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi yang telah diregistrasi oleh
LPJK sebagai Ahli Muda dan memiliki pengalaman dibidang
perencanaan jalan dan jembatan minimal selama 3 (tiga) tahun.
Tenaga Ahli disyaratkan minimal seorang Sarjana Teknik
Strata satu (S1) jurusan Teknik Sipil/Geologi lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian
negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi.Tugas utama tenaga ahli tersebut adalah
membantu Ketua Tim dalam mengevaluasi dan memonitoring
pelaksanaan kegiatan perencanaan Jalan dan Jembatan yang
berkaitan dengan geoteknik di wilayah kerja BPJN Wamena

e. Ahli Geoteknik (Geologi)


Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Geologi yang
dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi yang telah diregistrasi oleh
LPJK sebagai Ahli Muda dan memiliki pengalaman dibidang
perencanaan jalan dan jembatan minimal selama 3 (tiga) tahun.
Tenaga Ahli disyaratkan minimal seorang Sarjana Teknik
Strata satu (S1) jurusan Teknik Sipil/Geologi lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian
negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi.Tugas utama tenaga ahli tersebut adalah :
a. Membantu mengkoordinasikan tim pelaksana survei
terkait penyelidikan tanah (lokasi titik bor);
b. Melaksanakan kompilasi data dan melaksanakan
validasi data mandiri:
c. Melakukan identifikasi lokasi dan penentuan untuk
pelaksanaan titik pengeboran;
d. Melakukan pengolahan data sesuai spesifikasi data
yang di persyaratkan;
f. Ahli Hidrologi
Adalah seorang lulusan Adalah seorang lulusan sarjana (S-1)
Teknik Sipil / Teknik Pengairan atau strata lebih tinggi dari
universitas/ perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian
negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi. Memiliki NPWP dan sertifikat keahlian konsultansi
bidang ke-PU-an dari LPJK berupa SKA Teknik Sumber Daya
Air Subkualifikasi Ahli Muda dengan pengalaman profesi
minimal 3 (tiga) tahun.
Tugas dan tanggung jawab Ahli Hidrologi mencakup, tapi
tidak terbatas hal-hal sebagai berikut:

a. Melakukan analisis hidrologi dan rancangan hidrolik


terhadap rencana penanganan longsor;
b. Mengkoordinir dan mengendalikan semua personel
yang terlibat dalam pengumpulan data dari jenis
pekerjaan yang ditanganinya;
c. Merencanakan gambar detail terkait pekerjaan yang
ditanganinya;
d. Menyusun spesifikasi teknis terkait pekerjaan yang
ditanganinya;
e. Bertanggung jawab atas semua pekerjaan yang
ditanganinya kepada Ketua Tim dan pemberi kerja.

g. Ahli Pengukuran/Geodetic
Adalah seorang lulusan sarjana (S-1) Teknik Geodesi atau
strata lebih tinggi di bidang Geodesi dari universitas/
perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.

Memiliki NPWP dan sertifikat keahlian konsultansi bidang ke-


PU-an dari LPJK berupa SKA Geodesi Subkualifikasi Ahli
Muda dengan pengalaman profesi minimal 3 (tiga) tahun.

Tugas dan tanggung jawab Ahli Geodesi mencakup, tapi


tidak terbatas hal-hal sebagai berikut:
a. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pengukuran di
lapangan, mempersiapkan baik perhitungan maupun
gambar hasil pengukuran beserta laporannya;
b. Mengendalikan pengawas lapangan dan surveyor serta
memberi petunjuk seperlunya dalam pelaksanaan survey
pengukuran dan pengumpulan data primer dan sekunder
untuk lokasi yang telah ditentukan;
c. Memeriksa dan mengolah semua hasil pengukuran dan
pengumpulan data primer dan sekunder rencana
penanganan longsor dimaksud yang berada di bawah
tanggung jawabnya;
d. Bertanggungjawab atas kebenaran, ketelitian,
kemutakhiran, dan kelengkapan data hasil pelaksanaan
survey sesuai dengan buku petunjuk yang telah
ditetapkan;
e. Bertanggung jawab atas semua pekerjaan yang
ditanganinya kepada Ketua Tim dan pemberi kerja.

h. Ahli K3
Mempunyai sertifikat keahlian K3 Konstruksi yang
dikeluarkan oleh Asosiasi terkait sebagai Ahli Muda
yang dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa
Konstruksi (LPJK) sebagai Ahli Muda dengan
pengalaman sebagai Ahli K3 Konstruksi selama 3 (tiga)
tahun.
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya mereview dan
menganalisa desain rencana agar sesuai dengan kaidah
K3 yang belaku, dan memastikan desain tersebut dapat
dilaksanakan mengikuti ketentuan K3 serta
mengintegrasikan potensi bahaya keselamatan
konstruksi di dalam desain.
i. Ahli Dokumen dan Analisis Biaya
Adalah seorang lulusan sarjana (S-1) Tekni Sipil atau strata
lebih tinggi di bidang Teknik Sipil dari universitas/
perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
Memiliki NPWP dan sertifikat keahlian konsultansi bidang
ke-PU-an dari LPJK berupa SKA Teknik Jalan (202)
Subkualifikasi Ahli Muda dengan pengalaman profesi
minimal 3 tahun.

Tugas dan tanggung jawab Ahli Kuantitas dan


Biaya/Dokumen, tapi tidak terbatas hal-hal sebagai berikut:
a. Mempersiapkan dengan baik serta melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan survei jenis bahan
dan material.
b. Menghitung jenis dan volume pekerjaan dalam rangka
evaluasi Engineers estimate (EE) dan menyiapkan
dokumen tender.
c. Mengkoordinir dan mengendalikan semua personel
yang terlibat dari jenis pekerjaan yang ditanganinya.
15. LAPORAN/ Jenis laporan yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini
KELUARAN berupa:
15. LAPORAN/ Laporan Administrasi
KELUARAN
1. Laporan Manajemen Mutu Kontrak (RMK)
Laporan RMK harus diserahkan paling lambat 15 (lima
belas) hari setelah tanggal Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) jasa konsultasi dan dibuat sebanyak 5 (Lima)
rangkap/buku. Laporan harus mencakup tentang:
(1) Menjelaskan secara ringkas diskripsi pekerjaan;
(2) Struktur organisasi beserta uraian tugas dan tanggung
jawab
(3) Bagan alir pelaksanaan dan pekerjaan
(4) Persyaratan teknis dan administrasi proyek
(5) Jadwal pelaksanaan pekerjaan, peralatan, material
serta personil
(6) Rencana metode verifikasi, validasi, monitoring,
evaluasi dan inspeksi
(7) Prosedur instruksi kerja

2. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan berupa ringkasan yang berisi
metodologi dan rencana kerja, yang dapat berfungsi
sebagai umpan balik / feed back untuk perbaikan.
Laporan ini diserahkan paling lambat 15 (Lima Belas) hari
setelah tanggal Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) jasa
konsultasi dan dibuat sebanyak 5 (Lima) rangkap/buku.
3. Laporan Antara
Laporan dibuat selengkap-lengkapnya yang berisi seluruh
kegiatan pada survey pendahuluan yang memuat:
(1) Foto Dokumentasi
(2) Data lapangan sebagai bahan untuk survey berikutnya
(3) Analisa bahan perencanaan
(4) Laporan teknis
Laporan ini diserahkan paling lambat 60 (Enam Puluh) hari
setelah tanggal Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) jasa
konsultasi dan dibuat sebanyak 5 (Lima).
4. Laporan Akhir
Berupa rangkuman kegiatan yang telah dilakukan, berisi
uraian pelaksanaan survey pendahuluan, pengolahan
data, perhitungan perencanaan beserta rumus-rumus
dan asumsi yang digunakan dalam pelaksanakan
pekerjaan ini.
Laporan ini diserahkan paling lambat pada akhir jangka
waktu pelaksanaan kegiatan ini dan dibuat sebanyak 5
(Lima) rangkap/buku.
Laporan Perencanaan Teknis

1. Laporan Detail Desain


Laporan detail desain mencakup laporan-laporan:
Gambar Perencanaan Teknis
Gambar Rencana dibuat dalam kertas A3 dengan
ketentuan gambar mengacu pada peraturan /
Norma Standar Pedoman Manual (NSPM) Bina
Marga.
(1) Laporan Perhitungan Struktur
Laporan Perhitungan Struktur ini berdasarkan
paket pekerjaan masing- masing laporan berisi
sekurang-kurangnya:
-Daftar isi.
-Peta lokasi proyek.
-Daftar bangunan pelengkap.
-Uraian yang berisi data perencanaan beserta
perhitungan struktur penanganan lereng serta
Bangunan- bangunan pelengkap.
(2) Laporan Geoteknik/Penyelidikan Tanah
Laporan Akhir Geologi dan Geoteknik harus
mencakup sekurang-kurangnya pembahasan
mengenai hal-hal berikut:
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas
lokasi proyek terhadap kota besar terdekat.
- Kondisi morfologi sepanjang lokasi.
- Kondisi badan jalan yang ada sepanjang trase jalan.
- Batuan penyusun (stratigrafi) sepanjang trase jalan.
Untuk peta penyebaran batuan disiapkan dalam
kertas HVS ukuran A3 dan diwarnai sesuai dengan
standar pewarnaan geologi dan diberi notasi sesuai
dengan Lampiran 1-D.
- Hasil akhir pemeriksaan laboratorium dijadikan
acuan untuk perbaikan hasil deskripsi secara visual
- Penyebaran jenis tanah sepanjang trase jalan.
Untuk peta penyebaran tanah disiapkan dalam
kertas kalkir ukuran A3 dan diwarnai sesuai dengan
standar pewarnaan geologi dan diberi notasi.
- Analisis perhitungan konstruksi timbunan dan
stabilitas lereng.
- Analisis longsoran sepanjang trase jalan.
- Sumber bahan konstruksi jalan (jenisnya dan
perkiraan volume cadangan).
- Gejala struktur geologi yang ada (kekar, sesar/
patahan dsb.) beserta lokasinya.
- Rekomendasi.

(3) Laporan Hidrologi


Laporan mengenai survey dan analisis hidrologi, yang
meliputi:
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas
lokasi proyek terhadap kota besar terdekat, pos
pencatat curah hujan.
- Data curah hujan untuk setiap pos yang diambil.
- Data air Tanah secara umum dan peta hidrogeologi
- Analisis/ perhitungan.
(4) Laporan Topografi
Laporan topografi mencakup sekurang-kurangnya
pembahasan mengenai hal-hal berikut
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas
lokasi proyek terhadap kota besar terdekat.
- Kegiatan perintisan untuk pengukuran.
- Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal.
- Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal.
- Kegiatan pengukuran situasi.
- Kegiatan pengukuran penampang melintang.
- Kegiatan pengukuran khusus (bila ada).
- Perhitungan dan penggambaran.
- Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai
koreksinya.
- Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan,
pengukuran topografi termasuk kegiatan
pencetakan: dan pemasangan BM, pengamatan
matahari, dan semua obyek yang dianggap penting
untuk keperluan perencanaan jalan.
- Deskripsi BM (sebagai lampiran).
- Data ukur hasil ploting dan negatif film harus
diserahkan.
2. Laporan Engineering Estimate
Laporan ini berisi perkiraan kuantitas dan biaya yang dihitung
untuk tiap item pekerjaan yang kemudian digabungkan
sebagai kesimpulan perkiraan biaya. Laporan perkiraan
kuantitas dan biaya ini dipisahkan sesuai dengan pekerjaan
yang dilaksanakan dengan isi sebagai berikut:
- Daftar isi.
- Peta lokasi proyek.
- Daftar bangunan pelengkap/jembatan.
- Perhitungan perkiraan kuantitas.
- Analisa biaya.
- Perkiraan biaya.

3. Standar Dokumen Lelang termasuk didalamnya Spesifikasi


Teknis yaitu:
- Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik sesuai dengan
dokumen pelelangan standar menurut Permen PUPR No.
07/PRT/M/2019
- Spesifikasi teknis sesuai dengan yang disyaratkan dalam
Spesifikasi Umum Tahun 2018 Rev.
4. Jumlah Laporan
Setiap isi laporan harus jelas dan dapat dibaca serta
disusun dalam bahasa Indonesia dengan tata bahasa
yang baik dan benar dan dibuat sebanyak 5 (lima)
rangkap/buku dan diserahkan kepada:
- Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wamena
c.q Konsultan Manajemen Pelaksana (KMP) BPJN
Wamena
- Kepala Satuan Kerja Perencanaan dan
Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Papua
(Wamena) (arsip)
- Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Perencanaan
Satuan Kerja Perencanaan danPengawasan Jalan
Nasional Provinsi Papua (Wamena)
- Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satker PJN V Provinsi
Papua (Puncak Jaya)
- Core Team Desain P2JN Provinsi Papua (Wamena).
5. Media Penyimpanan
Semua data perencanaan, perhitungan desain, data
pengukuran, dan dokumentasi pelaksanaan pekerjaan
yang sudah final dalam bentuk salinan digital dan
dimasukan dalam sebuah harddisk SSD
6. Asistensi dan Presentasi
Untuk mendapatkan hasil pekerjaan perencanaan sesuai
dengan yang diharapkan, setiap penyedia jasa diwajibkan
melakukan asistensi kepada pemberi jasa. Selain itu
penyedia jasa harus mempresentasikan hasil
pekerjaannya berupa presentasi laporan pendahuluan,
presentasi laporan antara dan presentasi laporan akhir.

Jayapura,Juni…..2022
PPK PERENCANAAN
SATUAN KERJA
PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL
PROVINSI PAPUA (WAMENA)

`
BIMO SUSETYO
NIP. 19770919 200911 1 001

Anda mungkin juga menyukai