Anda di halaman 1dari 29

PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PELABUHAN BURMESO

KABUPATEN MAMBERAMO RAYA PROVINSI PAPUA

BAB 2
GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1 KONDISI FISIK ALAMIAH


2.1.1 ADMINISTRASI DAN GEOGRAFI
Kabupaten Mamberamo Raya merupakan salah satu wilayah kabupaten di
Provinsi Papua yang terbentuk pada tahun 2007 berdasarkan Undang-Undang Nomor
19 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Kabupaten Mamberamo Raya Di Provinsi
Papua. Pembentukan Kabupaten Mamberamo Raya tersebut merupakan pemekaran
dari sebagian wilayah distrik pada 2 kabupaten induk, yaitu Kabupaten Sarmi dan
Kabupaten Waropen.

Wilayah Kabupaten Mamberamo Raya meliputi sebagian wilayah Kabupaten


Sarmi yang terdiri atas 5 distrik, yaitu Distrik Mamberamo Hulu, Distrik Mamberamo
Tengah, Distrik Mamberamo Tengah Timur, Distrik Mamberamo Hilir, Distrik Rufaer
dan sebagian wilayah Kabupaten Waropen yang terdiri atas 3 distrik, yaitu Distrik
Waropen Atas, Distrik Sawai dan Distrik Benuki. Ibukota Kabupaten Mamberamo Raya
terletak di Burmeso.

Secara geografis wilayah Kabupaten Mamberamo Raya terletak pada koordinat


137°46' – 140°19' BT dan 01°28' – 3°50' LS. Kabupaten ini mempunyai luas wilayah
23.813,91 km2 atau 7,68% dari luas daratan Provinsi Papua. Adapaun batas wilayah
administrasi wilayah Kabupaten Mamberamo Raya adalah sebagai berikut ini :
 Sebelah utara : Samudera Pasifik
 Sebelah timur : Kabupaten Sarmi
 Sebelah selatan : Kabupaten Puncak Jaya dan Kabupaten Tolikara
 Sebelah barat : Kabupaten Waropen dan Kabupaten Yapen

Laporan Sosial Ekonomi 1


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PELABUHAN BURMESO
KABUPATEN MAMBERAMO RAYA PROVINSI PAPUA

Secara administrasi wilayah Kabupaten Mamberamo Raya terdiri dari 8 distrik


dan 69 kampung/kelurahan. Pembagian wilayah Kabupaten Mamberamo Raya secara
terperinci ditampilkan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Administrasi


Jumlah Kampung/
No Distrik
Kelurahan
1 Mamberamo Tengah 13
2 Mamberamo Hilir 7
3 Mamberamo Hulu 14
4 Mamberamo Tengah Timur 7
5 Rufaer 6
6 Waropen Atas 8
7 Benuki 8
8 Sawai 6
Jumlah 69
Sumber : Bappeda Kabupaten Mamberamo Raya, 2007

Nama wilayah kampung/kelurahan yang ada pada masing-masing distrik di


Kabupaten Mamberamo Raya dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Nama Distrik dan Kampung/Kelurahan di Kabupaten Mamberamo Raya


No Distrik Kampung / Kelurahan
1 Mamberamo Tengah 1. Anggreso
2. Babija
3. Burmeso
4. Danau Bira
5. Kasonweja
6. Kuastra
7. Kwerba
8. Marina Valen (Marine Velen)
9. Metaweja
10. Murumare (Muramarei)
11. Namunaweja
12. Saswa Kwesar (Sausausa Kwesar/ Sasawakwesar)
13. Towao
2 Mamberamo Hilir 1. Bagusa (Bagus)
2. Baudi
3. Kapeso
4. Swaseso (Suaseno)
5. Trimuris
6. Warembori
7. Yoke
3 Mamberamo Hulu 1. Dabra
2. Dou

Laporan Sosial Ekonomi 2


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PELABUHAN BURMESO
KABUPATEN MAMBERAMO RAYA PROVINSI PAPUA

No Distrik Kampung / Kelurahan


3. Faria
4. Fokri
5. Fona
6. Fuao
7. Haiya
8. Kaly
9. Papasena I
10. Papasena II
11. Sikari
12. Taiyeve
13. Tayai
14. Tayali
4 Mamberamo Tengah 1. Biri
Timur 2. Ery (Eri)
3. Kustra
4. Noyadi
5. Obagoi (Obogoi)
6. Tawao (Tuwao)
7. Wakeyadi
5 Rufaer 1. Bareri
2. Fona
3. Haiya (Haya)
4. Kai (Kayi/Kay Seta)
5. Sikari
6. Tayai (Taiyai)
6 Waropen Atas 1. Barapasi (Baradasi)
2. Bariwaro
3. Bensor
4. Marikai
5. Nandofoai (Nadofoai/Nadofuai)
6. Rawiwa
7. Sipisi
8. Sorabi
7 Benuki 1. Baitanasa
2. Dadat
3. Gesa Baru
4. Kamai
5. Karema
6. Taya
7. Teuw
8. Watiaro
8 Sawai 1. Anasi
2. Bonoi
3. Poiwai
4. Rapamarei
5. Sawai
6. Tamakuri
Sumber : Bappeda Kabupaten Mamberamo Raya, 2007

Laporan Sosial Ekonomi 3


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PELABUHAN BURMESO
KABUPATEN MAMBERAMO RAYA PROVINSI PAPUA

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Mamberamo Raya

Laporan Sosial Ekonomi 4


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PELABUHAN BURMESO
KABUPATEN MAMBERAMO RAYA PROVINSI PAPUA

2.1.2 KLIMATOLOGI
2.1.3 Iklim
Kondisi iklim di Kabupaten Mamberamo Raya digambarkan melalui parameter-
parameter antara lain tipe iklim, curah hujan, suhu udara, kelembaban relatif, serta
arah dan kecepatan angin. Data klimatologi di lokasi studi diwakili oleh Stasiun
Meteorologi Dok II Jayapura.

Berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi Dok II Jayapura tahun 2009-2018


menunjukkan bahwa curah hujan rata-rata tahunan sebesar 2.924,7 mm/tahun.
Nisbah rata-rata bulan kering terhadap bulan basah adalah 0,020 atau 2,0%.
Dengan demikian, menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson, tipe iklim
daerah studi termasuk Iklim Tipe B (basah).

2.1.4 Curah Hujan


Selama kurun waktu 10 tahun terakhir (tahun 2009-2018) besarnya rata-rata curah
hujan tahunan di Kabupaten Mamberamo adalah 2.924,7 mm/tahun dimana curah
hujan tertinggi terjadi tahun 2013 (4.041,3 mm) dan tahun 2015 (2.380,8 mm).
Curah hujan bulanan tertinggi terjadi pada bulan Februari tahun 2013 yaitu
sebesar 841,8 mm. Secara umum digambarkan dapat digambarkan bahwa selama
di wilayah Kabupaten Mamberamo Raya terjadi hujan sepanjang tahun.

2.1.5 Suhu Udara


Suhu udara minimum bulanan di lokasi studi pada tahun 2009-2018 berkisar
antara 24,0 – 26,00C, dengan rata-rata sebesar 25,2 0C. Suhu udara maksimum
bulanan berkisar antara 30,9 – 33,1 0C, dengan rata-rata sebesar 31,7 0C.
Sedangkan suhu rata-rata bulanan berkisar antara 27,2 – 29,2 0C, dengan rata-
rata sebesar 28,1 0C.

2.1.6 Kelembaban
Berdasarkan data tahun 2009-2018, rata-rata kelembaban relatif (RH) di wilayah
Kabupaten Mamberamo Raya adalah 81,5%, dengan kelembaban terendah pada
bulan Oktober yaitu 80,2%, sedangkan kelembaban tertinggi terjadi pada bulan
Desember yaitu 82,4%. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa wilayah
kabupaten ini cenderung lembab.

Laporan Sosial Ekonomi 5


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PELABUHAN BURMESO
KABUPATEN MAMBERAMO RAYA PROVINSI PAPUA

2.1.7 Arah dan Kecepatan Angin


Berdasarkan data arah dan kecepatan angin tahun 2009-2018, kecepatan angin
rata-rata di wilayah Kabupaten Mamberamo selama kurun waktu 10 tahun tersebut
adalah sebesar 3,31 m/s, dengan arah angin dominan 78 atau arah Timur (E-East)
pada 16 kelas arah angin.

2.1.8 TOPOGRAFI
Kondisi topografi di kabupaten ini bervariasi mulai dari dataran, perbukitan,
hingga pegunungan dan memiliki elevasi antara 0 m hingga lebih dari 2.000 m di atas
permukaan laut (dpl). Topografi dataran terletak di utara dan selatan kabupaten ini
yang dipisahkan oleh Pegunungan Foja dan Rouffaer. Dataran utara merupakan
dataran rendah yang terletak antara garis pantai dan pegunungan tersebut yang
membentang di bagian tengah kabupaten dengan pola memanjang timur barat dan
mempunyai puncak tertinggi 2.164 m dpl. Dataran selatan terletak di suatu cekungan
antar pegunungan, yaitu antara Pegunungan Foya dan Pegunungan Nassau hingga
Pegunungan Jayawijaya.

Pegunungan yang terakhir ini merupakan pegunungan tengah dari Pulau


Papua yang mempunyai ketinggian sekitar 5.000 m dan tertutup oleh es abadi.
Dataran selatan seperti tersebut di atas sering disebut sebagai Dataran Lakustrin
(Lake Plain) yang terletak di jantung DAS Mamberamo dan dialiri oleh sungai-sungai
besar, seperti Sungai Tariku (Sungai Rouffaer) yang mengalir dari barat ke timur dan
Sungai Taritatu (Sungai Idenburg) yang mengalir dari timur ke barat. Kedua sungai
tersebut kemudian bergabung menjadi satu dan menjadi Sungai Memberamo yang
mengalir ke arah utara membelah Pegunungan Foja-Rouffaer.

Kabupaten Mamberamo Raya berdasarkan aspek lerengnya dapat dikelaskan


menjadi beberapa kelas kemiringan lereng. Berdasarkan Tabel 2.9 dibawah ini terlihat
bahwa kelas kemiringan lereng yang mendominasi Kabupaten Mamberamo Raya
adalah lereng datar (0 – 8 %), yang menempati 59,2% dari luas total kabupaten, dan
lereng terjal (> 40%) yang menempati 37,5% dari luas kabupaten. Kedua kelas lereng
tersebut menggambarkan bahwa kabupaten ini didominasi oleh topografi dataran dan
pegunungan.

Laporan Sosial Ekonomi 6


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PELABUHAN BURMESO
KABUPATEN MAMBERAMO RAYA PROVINSI PAPUA

2.1.9 JENIS TANAH


Ragam jenis tanah di Mamberamo Raya adalah Inceptisol, Ultisol, Altisol, dan
Oxisol. Sedangkan tanah-tanah di DAS Mamberamo sebagian besar terbentuk dari
bahan induk yang berumur tua. Dengan curah hujan yang tinggi dan pencucian hara
berlangsung intensif, menyebabkan tanah tanah di daerah ini umumnya mempunyai
tingkat kesuburan rendah, kecuali di dataran aluvial karena adanya Sungai Mayabu,
Turai, dan Tariku-Idenberg yang secara periodik banjir sehingga memberikan bahan
endapan (aluvium) yang memperkaya kesuburan tanah.

2.1.10 HIDROLOGI
Kabupaten Mamberamo Raya terletak di tengah DAS Mamberamo. Oleh
karena itu Mamberamo memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi dalam hal
jumlah jenis binatang dan tumbuhan termasuk di antaranya yang endemik atau tidak
ditemukan di tempat lain di luar Papua, yaitu pada Daerah Aliran Sungai (DAS)
Mamberamo dengan luas 8 juta hektar. DAS Mamberamo merupakan suatu bentangan
alam yang menyerupai cekungan besar dibatasi oleh dinding patahan dengan lereng
terjal. Sistem sungai yang utama adalah sungai Mamberamo yang dibentuk oleh dua
anak sungai utama yaitu Sungai Tariku (Sungai Idenburg) dan Sungai Taritatu (Sungai
Rouffaer).

Anak-anak Sungai Tariku berasal dari ketinggian di atas 4.000 m pada


Pegunungan Nassau atau Pegunungan Tengah Papua. Beberapa aliran anak sungai
tampak mempunyai arah timur barat yang nampaknya mengikuti struktur lipatan
(lembah subsekuen) pada pegunungan tersebut, sehingga pola sub-trellis dan dendritik
banyak berkembang di wilayah ini yang juga merupakan zona patahan Derewo.
Dibandingkan dengan Sungai Tariku, Sungai Taritatu banyak di-supply oleh anak-anak
sungai yang berasal baik dari Pegunungan Nassau maupun Pegunungan Foya. Pada
wilayah ini pola dendritik banyak berkembang di sisi utara dan sebagian Sub-trellis dan
dendritik dari sisi selatan. Diperkirakan potensi debit air tanah yang keluar dari
pegunungan Foja-Rouffaer adalah 19.801 x 106 m3/tahun untuk akuifer tidak tertekan
(unconfined) sedangkan untuk akuifer tertekan (confined) sebesar 889 x 106 m3/tahun
(ESDM, 2004; Murdiyarso dan Kurnianto, 2008).

Sungai Mamberamo mudah dikenal karena ukurannya yang besar, berwarna


coklat, banyak mempunyai kelokan (meander) serta danau tapal kuda (oxbow lake)
sebagai hasil perpindahan alur sungai. Kedalaman sungai bisa mencapai lebih dari 10

Laporan Sosial Ekonomi 7


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PELABUHAN BURMESO
KABUPATEN MAMBERAMO RAYA PROVINSI PAPUA

m dan debit airnya mampu mencapai 5.500 m³/detik. Sumber air sungai ini berasal dari
pertemuan antara beberapa anak sungai utama, yaitu Tariku, Van Daalen dan Taritatu.
Air lalu mengalir ke arah utara melalui lembah Pegunungan Van Rees guna mencapai
bagian delta yang berawa dataran rendah. Sungai ini akhirnya bermuara di Samudra
Pasifik di titik utara Tanjung D'Urville. Sungai sepanjang 670 km ini memiliki kawasan
resapan seluas 138.877 km². Lanskap di sekitar sungai ini bervariasi. Di daerah hulu
berupa pegunungan yang curam, di daerah hilir terdapat dataran yang yang berawa-
rawa, dan di bagian tengah berupa cekungan dataran tinggi yang luas. Curah hujan di
daerah aliran sungai (DAS) Mamberamo dapat mencapai 5.600 mm/tahun.

Gambar 2.2 Peta Badan Air/Sungai di Wilayah Mamberamo Raya

2.2 KONDISI SOSIAL EKONOMI


2.2.1 DEMOGRAFI
Penduduk merupakan utama penting dalam pelaksanaan pembangunan
wilayah, karena pada satu sisi penduduk menjadi obyek pembangunan dan pada sisi

Laporan Sosial Ekonomi 8


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PELABUHAN BURMESO
KABUPATEN MAMBERAMO RAYA PROVINSI PAPUA

lain menjadi subyek pembangunan. Oleh karena itu informasi dan data kependudukan
serta data sosial ekonomi budaya yang yang terkait memiliki arti yang sangat penting
pemanfaatanya pada berbagai bidang pembangunan.

Jumlah penduduk di wilayah Kabupaten Mamberamo Raya pada tahun 2017


tercatat sebanyak 22.313 jiwa yang tersebar pada 8 wilayah distrik. Dengan wilayah
seluas 23.813 km2, kepadatan penduduk di wilayah ini sebesar 0,94 jiwa/km 2.
Sebagaimana pada sebagian besar wilayah di Provinsi Papua, tingkat kepadatan
penduduk di Kabupaten Mamberamo Raya masih sangat rendah.

\Wilayah distrik dengan jumlah penduduk tertinggi adalah Distrik Mamberamo


Hulu, yaitu 4.256 jiwa atau sekitar 20,3% dari total jumlah penduduk di Kabupaten
Mamberamo Raya. Sedangkan wilayah distrik dengan jumlah penduduk terendah
adalah Distrik Mamberamo Hilir, dimana wilayah tersebut ditempat oleh 291 jiwa.
Meskipun memiliki jumlah penduduk terendah, tetapi kepadatan penduduknya paling
tinggi diantara wilayah distrik yang lain karena memiliki luas wilayah paling kecil, yaitu
291 km2 atau 1,4% dari luas wilayah Kabupaten Mamberamo Raya. Data jumlah dan
kepadatan penduduk pada tiap distrik di wilayah Kabupaten Mamberamo Raya pada
secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 2.10.

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Mamberamo RayaTahun 2017


Jumlah Kepadatan
Luas
No Distrik Penduduk Penduduk
(km2)
(jiwa) (jiwa/km2)
1 Mamberamo Tengah 2.249 2.752 1,22
2 Mamberamo Hilir 291 1.903 6,54
3 Mamberamo Hulu 6.714 4.526 0,67
4 Mamberamo Tengah Timur 1.499 1.819 1,21
5 Rufaer 2.158 3.046 1,41
6 Waropen Atas 2.312 2.759 1,19
7 Benuki 2.543 2.951 1,16
8 Sawai 3.428 2.558 0,75
Jumlah 23.813 22.313 0,94
Sumber : BPS Prov Papua yang dianalisis, 2017

Laporan Sosial Ekonomi 9


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PELABUHAN BURMESO
KABUPATEN MAMBERAMO RAYA PROVINSI PAPUA

Gambar 2.3 Grafik Jumlah Penduduk Menurut Distrik di Kabupaten Mamberamo


Raya Tahun 2017

Gambar 2.4 Grafik Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Distrik di Kabupaten


Mamberamo Raya Tahun 2017

Berdasarkan data perkembangan penduduk (Tabel 2.11) jumlah penduduk di


Kabupaten Mamberamo Raya dari tahun 2010 hingga 2018 cenderung mengalami
peningkatan meskipun terjadi penurunan jumlah penduduk pada tahun 2012-2013.
Besarnya laju peningkatan jumlah penduduk selama kurun waktu tersebut sebesar
2,98%. Grafik perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Mamberamo Raya dapat
dilihat pada Gambar 2.15.

Laporan Sosial Ekonomi 10


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PELABUHAN BURMESO
KABUPATEN MAMBERAMO RAYA PROVINSI PAPUA

Tabel 2.4 Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Mamberamo Raya Tahun


2010-2018
Jumlah Penduduk
Tahun
(Jiwa)
2010 18.365
2011 19.165
2012 19.997
2013 19.776
2014 20.514
2015 21.523
2016 21.821
2017 22.313
2018 23.307
Laju Pertumbuhan 2,98%
Sumber : Provinsi Papua Dalam Angka Tahun 2011-2019

Gambar 2.5 Grafik Perkembangan Penduduk Kabupaten Mamberamo Menurut Jenis


Kelamin Tahun 2010-2017

Disamping peningkatan kualitas penduduk, pada masa mendatang diharapkan


terus terjadi peningkatan jumlah penduduk secara signfikan dengan penyebaran yang
relatif merata pada tiap wilayah distrik di Kabupaten Mamberamo Raya. Pemanfaatan
lahan sesuai tata ruang dan prinsip keberlanjutan fungsi lingkungan hidup perlu
didukung oleh ketersediaan sumber daya manusia yang memadai dari segi kualitas
dan kuantitas, mengingat wilayah Kabupaten Mamberamo Raya sebagai wilayah
kabupaten baru yang pengembangan wilayahnya diharapkan berjalan dengan cepat
sejalan dengan pertumbuhan penduduk.

Laporan Sosial Ekonomi 11


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PELABUHAN BURMESO
KABUPATEN MAMBERAMO RAYA PROVINSI PAPUA

Berdasarkan jenis kelaminnya, penduduk di wilayah Kabupaten Mamberamo


Raya Tahun 2017 terdiri dari 11.394 jiwa penduduk laki-laki dan 10.919 jiwa penduduk
perempuan, dengan sex ratio sebesar 104,35, yang artinya bahwa dalam 100 jwia
penduduk terdapat 104 jiwa penduduk laki-laki, atau jumlah laki-laki lebih banyak
4,35% dari penduduk perempuan. Selama kurun waktu 2010-2017, penduduk laki-laki
di wilayah Kabupaten Mamberamo Raya selalu lebih banyak dari penduduk
perempuan. Data komposisi penduduk menurut jenis kelamin di Kabupaten
Mamberamo Raya selengkapnya terinci pada Tabel 2.12.

Tabel 2.5 Komposisi Penduduk Kabupaten Mamberamo Menurut Jenis Kelamin


Tahun 2010-2017
Jumlah Penduduk (jiwa) Sex Ratio
Tahun
Laki-Laki Perempuan Jumlah (%)
2010 9.763 8.602 18.265 113,60
2011 10.039 9.126 19.165 110,00
2012 10.459 9.538 19.997 109,66
2013 10.387 9.389 19.776 110,63
2014 10.757 9.757 20.514 118,51
2015 10.883 10.640 21.523 102,28
2016 10.990 10.831 21.821 101,47
2017 11.394 10.919 22.313 104,35
Sumber : Provinsi Papua Dalam Angka Tahun 2011-2018

Gambar 2.6 Grafik Komposisi Penduduk Kabupaten Mamberamo Menurut Jenis


Kelamin Tahun 2010-2017

Laporan Sosial Ekonomi 12


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PELABUHAN BURMESO
KABUPATEN MAMBERAMO RAYA PROVINSI PAPUA

2.2.2 KETENAGAKERJAAN
Jumlah angkatan kerja di wilayah Kabupaten Mamberamo Raya tahun 2018
tercatat sebanyak 10.175 jiwa angkatan kerja, yang terdiri dari 9.912 jiwa penduduk
yang bekerja di berbagai sektor perekonomian, dan 263 jiwa penduduk belum
mendapatkan pekerjaan atau pengangguran terbuka. Secara ringkas kondisi
ketenagakerjaan di wilayah Kabupaten Mamberamo Raya disampaikan pada Tabel
2.13 dan Gambar 2.

Tabel 2.6 Kondisi Ketenagakerjaan Kabupaten Mamberamo Raya Tahun 2018


Parameter Jumlah
Penduduk (jiwa) 22.313
Penduduk Bukan Usia Kerja (jiwa) 7.669
Penduduk Usia Kerja (jiwa) 14.644
Bukan Angkatan Kerja (jiwa) 4.469
Angkatan Kerja (jiwa) 10.175
Bekerja (jiwa) 9.912
Pengangguran (jiwa) 263
Rasio Ketergantungan (%) 52,37
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 69,48
Tingkat Kesempatan Kerja (%) 97,42
Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 2,58
Sumber : Provinsi Papua Dalam Angka Tahun 2011-2018

A. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)


Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang
secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi apakah tergolong maju atau
sedang berkembang. Semakin tinggi persentase dependency ratio menunjukkan
semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk
membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan
semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk
membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.

Dari Tabel 2.13 dapat diketahui bahwa besarnya rasio ketergantungan di wilayah
Kabupaten Mamberamo Raya sebesar 52,37%, yang artinya bahwa dalam setiap
100 jiwa penduduk usia kerja (yang dianggap produktif) mempunyai tanggungan ±
52 jiwa penduduk yang belum produktif dan tidak dianggap produktif lagi.

Laporan Sosial Ekonomi 13


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PELABUHAN BURMESO
KABUPATEN MAMBERAMO RAYA PROVINSI PAPUA

1.1.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja


Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah suatu indikator ketenagakerjaan
yang memberikan gambaran tentang penduduk yang aktif secara ekonomi dalam
kegiatan sehari-hari merujuk pada suatu waktu dalam periode survei. Berdasarkan
Tabel 2.12, besarnya TPAK Kabupaten Mamberamo Raya pada tahun 2018
adalah 69,48%. Hal ini dapat diartikan bahwa dalam 100 jiwa penduduk usia kerja
terdapat ± 31 jiwa penduduk yang tidak aktif secara ekonomi, baik yang sekolah,
mengurus rumah tangga, dan lainnya.

1.1.2 Tingkat Pengangguran


Tingkat pengangguran sering digunakan sebagai indikator untuk menentukan
capaian atau keberhasilan program pembangunan. Pada umumnya tingkat
pengangguran dinyatakan dalam satuan persen yang menunjukkan perbandingan
antara banyaknya pengangguran dengan banyaknya angkatan kerja. Pada tahun
2018 jumlah penggangguran di Kabupaten Mamberamo Raya tercatat sebanyak
263 jiwa penduduk, dengan tingkat pengangguran sebesar 2,58%. Besarnya
tingkat pengangguran berbanding terbalik dengan tingkat kesempatan kerja,
sehingga besarnya tingkat kesempatan kerja adalah 97,42%.

Struktur penduduk Kabupaten Mamberamo Raya menurut ketenagakerjaan


selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.17.

Penduduk
22.313 jiwa

Bukan Usia Kerja Usia Kerja


7.669 jiwa 14.644 jiwa

Bukan Angkatan Kerja Angkatan Kerja


4.469 jiwa 10.175 jiwa

Bekerja Pengangguran
9.912 jiwa 263 jiwa

Gambar 2.7 Diagram Struktur Tenaga Kerja Kabupaten Mamberamo Raya Tahun
2018

Laporan Sosial Ekonomi 14


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PELABUHAN BURMESO
KABUPATEN MAMBERAMO RAYA PROVINSI PAPUA

1.1.3 PDRB
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh
barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu negara yang
timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa
memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki residen atau non-residen. PDRB
atas dasar harga berlaku atau dikenal dengan PDRB nominal disusun berdasarkan
harga yang berlaku pada periode penghitungan, dan bertujuan untuk melihat struktur
perekonomian. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan (riil) disusun berdasarkan
harga pada tahun dasar dan bertujuan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi.

Nilai PDRB Kabupaten Mamberamo Raya atas dasar harga berlaku pada tahun
2018 mencapai 1.484.862,81 juta rupiah. Secara nominal nilai PDRB ini mengalami
peningkatan sebesar 151.034,80 juta rupiah dibandingkan dengan tahun 2017 yang
mencapai 1.333.828,01 juta rupiah. Kenaikan PDRB atas dasar harga belaku ini
dipengaruhi oleh meningkatnya produksi daerah di seluruh lapangan usaha dan
adanya inflasi.

Berdasarkan harga konstan 2010, nilai PDRB Kabupaten Mamberamo Raya


juga mengalami peningkatan dari 904.346,90 juta rupiah pada tahun 2017 menjadi
957.668,80 juta rupiah pada tahun 2018 atau mengalami peningkatan sebesar
53.321,90 juta rupiah. Hal tersebut menunjukkan bahwa selama tahun 2018
perekonomian di Kabupaten Mamberamo Raya mengalami pertumbuhan ekonomi
sekitar 5,90%, lebih lambat jika dibandingkan tahun sebelumnya yang mengalami
pertumbuhan ekonomi sebesar 6,45%. Kenaikan PDRB tersebut murni disebabkan
oleh meningkatnya produksi di seluruh lapangan usaha di Kabupaten Mamberamo,
tidak dipengaruhi oleh inflasi.

PDRB atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan tahun 2010
untuk wilayah Kabupaten Mamberamo Raya secara lengkap dapat dilihat pada Tabel
2.14, dan Tabel 2.15.

Laporan Sosial Ekonomi 15


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PELABUHAN BURMESO
KABUPATEN MAMBERAMO RAYA PROVINSI PAPUA

Tabel 2.7 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Mamberamo Raya Tahun 2014-2018
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah)
Lapangan Usaha
2014 2015 2016 2017 2018
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 214.711,98 250.134,94 275.535,66 301.753,91 319.758,29
B Pertambangan dan Penggalian 16.964,43 19.540,06 21.940,47 24.593,57 27.751,57
C Industri Pengolahan 2.592,54 2.921,19 3.272,21 3.668,45 4.094,94
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
F Konstruksi 178.724,54 218.459,69 258.737,08 298.866,25 346.551,15
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 80.153,95 93.929,37 107.732,74 127.191,28 147.993,77
H Transportasi dan Pergudangan 41.134,19 45.427,80 51.330,61 58.664,28 65.502,86
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5.544,07 6.466,59 7.559,08 8.894,85 10.455,36
J Informasi dan Komunikasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
K Jasa Keuangan dan Asuransi 930,78 974,61 1.036,95 1.135,54 1.227,63
L Real Estate 13.763,86 16.222,44 19.032,80 22.037,13 25.565,49
M,N Jasa Perusahaan 1.457,42 1.608,78 1.766,46 1.939,81 2.124,79
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 205.121,30 252.468,36 297.571,53 327.541,57 361.836,05
P Jasa Pendidikan 56.489,68 63.265,79 71.211,51 77.512,41 83.982,18
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 34.768,93 41.243,73 47.044,14 51.521,67 55.992,78
R,S,T,U Jasa lainnya 18.709,27 22.138,94 25.252,48 28.507,28 32.025,95
PDRB 871.066,95 1.034.802,29 1.189.023,71 1.333.828,01 1.484.862,81
Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota Se-Provinsi Papua Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018

Laporan Sosial Ekonomi 16


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PELABUHAN BURMESO
KABUPATEN MAMBERAMO RAYA PROVINSI PAPUA

Tabel 2.8 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Kabupaten Mamberamo Raya Tahun 2014-2018
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah)
Lapangan Usaha
2014 2015 2016 2017 2018
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 175.628,70 189.828,20 196.636,40 205.136,30 207.981,90
B Pertambangan dan Penggalian 15.756,90 17.246,70 18.885,20 20.686,80 22.716,20
C Industri Pengolahan 2.163,00 2.285,70 2.436,20 2.593,30 2.760,10
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
F Konstruksi 136.462,10 148.582,60 162.430,50 177.942,70 195.096,30
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 68.597,10 74.583,00 81.540,30 89.403,00 97.825,10
H Transportasi dan Pergudangan 24.693,30 25.557,60 26.626,10 27.903,70 29.433,70
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4.322,90 4.734,40 5.196,50 5.708,90 6.261,50
J Informasi dan Komunikasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
K Jasa Keuangan dan Asuransi 735,40 736,60 743,50 778,70 810,70
L Real Estate 11.427,30 12.635,10 14.095,80 15.508,20 17.079,10
M,N Jasa Perusahaan 1.285,00 1.376,90 1.465,30 1.559,80 1.661,00
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 169.526,10 194.073,50 214.290,70 224.941,00 236.840,30
P Jasa Pendidikan 55.317,50 61.673,60 67.656,00 70.815,50 73.874,70
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 29.953,30 33.400,90 36.298,80 38.070,20 39.878,50
R,S,T,U Jasa lainnya 16.788,00 19.349,30 21.242,70 23.299,00 25.449,40
PDRB 712.656,60 786.064,20 849.544,00 904.346,90 957.668,80
Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota Se-Provinsi Papua Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018

Laporan Sosial Ekonomi 17


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PELABUHAN BURMESO
KABUPATEN MAMBERAMO RAYA PROVINSI PAPUA

A. Struktur Ekonomi
Besarnya peranan berbagai lapangan usaha ekonomi dalam memproduksi barang
dan jasa sangat menentukan struktur ekonomi suatu daerah. Struktur ekonomi
yang terbentuk dari nilai tambah yang diciptakan oleh setiap lapangan usaha
menggambarkan seberapa besar ketergantungan suatu daerah terhadap
kemampuan berproduksi dari setiap lapangan usaha.

Selama kurun waktu 2014-2018, struktur ekonomi Kabupaten Mamberamo Raya


pada tahun 2017 didominasi oleh 3 (tiga) lapangan usaha utama, yaitu lapangan
usaha kategori kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib (24,37%), kategori Konstruksi (23,34%), dan kategori Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan (21,53%). Ketiga lapangan usaha tersebut memberikan
kontribusi sebesar 69,24%. Lapangan usaha lain yang masih memberikan
kontribusi diatas 5% adalah kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor (9,97%), dan kategori Jasa Pendidikan (5,66%). Untuk
lapangan usaha kategori lainnya memberikan kontribusi di bawah 5%.

Tabel 2.9 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2014-2018
Distribusi PDRB (%)
Lapangan Usaha
2014 2015 2016 2017 2018
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 24,65 24,17 23,17 22,62 21,53
B Pertambangan dan Penggalian 1,95 1,89 1,85 1,84 1,87
C Industri Pengolahan 0,30 0,28 0,28 0,28 0,28
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Daur Ulang
F Konstruksi 20,52 21,11 21,76 22,41 23,34
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan 9,20 9,08 9,06 9,54 9,97
Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 4,72 4,39 4,32 4,40 4,41
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,64 0,62 0,64 0,67 0,70
J Informasi dan Komunikasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
K Jasa Keuangan dan Asuransi 0,11 0,09 0,09 0,09 0,08
L Real Estate 1,58 1,57 1,60 1,65 1,72
M,N Jasa Perusahaan 0,17 0,16 0,15 0,15 0,14
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan 23,55 24,40 25,03 24,56 24,37
Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 6,49 6,11 5,99 5,81 5,66
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3,99 3,99 3,96 3,86 3,77
R,S,T,U Jasa lainnya 2,15 2,14 2,12 2,14 2,16
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota Se-Provinsi Papua Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2014-2018

Laporan Sosial Ekonomi 18


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PELABUHAN BURMESO
KABUPATEN MAMBERAMO RAYA PROVINSI PAPUA

Struktur PDRB Kabupaten Mamberamo diatas terkait status wilayah yang relatif
masih baru, yang memerlukan peningkatan pelayanan publik dan pembangunan
infrastruktur wilayah disamping pemanfaatan sumber daya alam sehingga
lapangan usaha kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib, lapangan usaha kategori Konstruksi, dan lapangan usaha kategori
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan menjadi lapangan usaha yang dominan.
Pada saat ini kegiatan perdagangan dan jasa juga telah mulai menunjukkan
perananannya sebagai wilayah yang akan berkembang.

Kategori lapangan usaha diatas dapat dikelompokkan menjadi kelompok lapangan


usaha primer, sekunder, dan tersier. Kelompok lapangan usaha primer merupakan
kelompok lapangan usaha yang mengandalkan sumber daya alam (kategori A dan
kategori B). Kelompok lapangan usaha sekunder merupakan kelompok lapangan
usaha yang memproduksi barang (kategori C, D, E, dan kategori F). Sedangkan
kelompok lapangan usaha tersier adalah kelompok usaha yang memproduksi jasa
(kategori G sampai kategori U).

Berdasarkan pengelompokkan lapangan usaha diatas, pada tahun 2018 lapangan


usaha yang mendominasi Kabupaten Mamberamo Raya adalah lapangan usaha
tersier sebesar 52,98%, selanjutnya lapangan usaha sekunder sebesar 23,61%
dan terakhir lapangan usaha primer sebesar 23,40%. Struktur ekonomi Kabupaten
Mamberamo Raya berdasarkan pengelompokkan lapangan usaha ini dapat dilihat
pada Gambar 2.18.

Gambar 2.8 Grafik Struktur PDRB Kabupaten Mamberamo Raya Menurut Kelompok
Lapangan Usaha Tahun 2018

Laporan Sosial Ekonomi 19


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PELABUHAN BURMESO
KABUPATEN MAMBERAMO RAYA PROVINSI PAPUA

Dilihat dari perkembangannya, pada tahun 2014 lapangan usaha tersier


mendominasi struktur perekonomian Kabupaten Mamberamo Raya, yaitu sebesar
52,92%, selanjutnya lapangan usaha primer sebesar 27,78%, dan terakhir
lapangan usaha sekunder sebesar 19,29%. Pada tahun 2015 struktur ekonomi
sedikit mengalami pergeseran dimana lapangan usaha tersier turun menjadi
52,55%, dan lapangan usaha primer turun menjadi 26,06%, sementara lapangan
usaha sekunder naik menjadi 21,39%. Selanjutnya pada tahun 2016 lapangan
usaha primer kembali naik menjadi 52,95%, lapangan usaha sekunder tetap naik
menjadi 22,04%, sementara lapangan usaha primer tetap menurun menjadi
25,02%. Tampaknya lapangan usaha sekunder cenderung mengalami
peningkatan menjadi 22,68% pada tahun 2017, sementara lapangan usaha tersier
dan primer turun masing-masing menjadi 52,85% dan 24,47%. Dan pada tahun
2018, lapangan usaha tersier yang masih mendominasi struktur ekonomi selama
tahun 2014-2018 naik menjadi 52,98%, lapangan usaha sekunder terus naik
hingga menjadi 23,61%, sementara itu apangan usaha primer masih cenderung
turun hingga menjadi 23,40%.

Dari uraian diatas maka dapat dilihat bahwa pada tahun 2014-2018 struktur
ekonomi di Kabupaten Mamberamo Raya sedikit mengalami pergeseran dari
lapangan usaha primer ke lapangan usaha sekunder, sementara lapangan usaha
tersier mengalami fluktuasi.

Jika dilihat secara umum, selama tahun 2014-2018, kontribusi lapangan usaha
primer terhadap PDRB Kabupaten Mamberamo Raya 23,40% - 27,78%, lapangan
usaha sekunder berada pada kisaran 19,29% - 23,61%, dan lapangan usaha
tersier berada pada kisaran 52,55% - 52,98%.

Dibawah ini ditampilkan gambar tentang perkembangan peranan PDRB menurut


dengan pengelompokkan lapangan usaha sebagaimana yang telah disampaikan
sebelumnya diatas.

Laporan Sosial Ekonomi 20


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PELABUHAN BURMESO
KABUPATEN MAMBERAMO RAYA PROVINSI PAPUA

Gambar 2.9 Grafik Perkembangan Struktur PDRB Kabupaten Mamberamo Raya Menurut Kelompok Lapangan Usaha Tahun 2014-2018

Laporan Sosial Ekonomi 21


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PELABUHAN BURMESO
KABUPATEN MAMBERAMO RAYA PROVINSI PAPUA

BAB 2 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makro untuk melihat kinerja
perekonomian secara riil di suatu wilayah. Laju pertumbuhan ekonomi dihitung
berdasarkan perubahan PDRB atas dasar harga konstan tahun yang bersangkutan
terhadap tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai
penambahan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh semua lapangan usaha
kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah selama kurun waktu setahun.

Di bawah ini adalah tabel yang merinci pertumbuhan ekonomi di Kabupaten


Mamberamo pada masing-masing kategori lapangan usaha selama kurun waktu
tahun 2014-2018.

Tabel 2.10 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2014-2018
Pertumbuhan (%)
Lapangan Usaha
2014 2015 2016 2017 2018
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,96 8,08 3,59 4,32 1,39
B Pertambangan dan Penggalian 9,33 9,45 9,50 9,54 9,81
C Industri Pengolahan 6,85 5,67 6,58 6,45 6,43
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Daur Ulang
F Konstruksi 8,69 8,88 9,32 9,55 9,64
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan 9,40 8,73 9,33 9,64 9,42
Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 7,66 3,50 4,18 4,80 5,48
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9,29 9,52 9,76 9,86 9,68
J Informasi dan Komunikasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
K Jasa Keuangan dan Asuransi 2,15 0,16 0,94 4,73 4,11
L Real Estate 5,49 10,57 11,56 10,02 10,13
M,N Jasa Perusahaan 4,47 7,15 6,42 6,45 6,49
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan 15,17 14,48 10,42 4,97 5,29
Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 9,37 11,49 9,70 4,67 4,32
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 11,12 11,51 8,68 4,88 4,75
R,S,T,U Jasa lainnya 14,22 15,26 9,79 9,68 9,23
PDRB 9,72 10,30 8,08 6,45 5,90

Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota Se-Provinsi Papua Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2014-2018

Pada tahun 2018, pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada lapangan usaha
kategori Real Estate, yaitu 10,13%. Hal ini sejalan dengan banyaknya kegiatan

Laporan Sosial Ekonomi 22


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PELABUHAN BURMESO
KABUPATEN MAMBERAMO RAYA PROVINSI PAPUA

pembangunan perumahan sebagai bentuk pengembangan kegiatan perwilayah


Kabupaten Mamberamo Raya.

Selanjutnya lapangan usaha yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang


cukup tinggi pada tahun 2018 adalah lapangan usaha kategori Pertambangan dan
Penggalian (9,81%), kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (9,68%),
kategori Konstruksi (9,64%), kategori Industri Pengolahan (9,43%), kategori
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (9,42%), dan
kategori Jasa Lainnya (9,23%).

Jika dilihat dari perkembangannya secara umum, dalam interval tahun 2014-2018
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Mamberamo Raya cenderung mengalami
penurunan. Pada tahun 2014 pertumbuhan ekonomi sebesar 9,72%, yang
meningkat menjadi 10,30% pada tahun 2015, selanjutnya turun menurun hingga
menjadi 5,90% pada tahun 2018. Penurunan pertumbuhan ekonomi ini cenderung
dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global.

Gambar 2.10 Grafik Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Mamberamo Raya Tahun


2014-2018

Laporan Sosial Ekonomi 23


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PELABUHAN BURMESO
KABUPATEN MAMBERAMO RAYA PROVINSI PAPUA

Gambar 2.11 Grafik Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Mamberamo Raya Menurut


Kelompok Lapangan Usaha Tahun 2014-2018
2.1.1 TRANSPORTASI
Sistem transportasi adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang sangat
menunjang perekonomian wilayah dan mempunyai peranan penting dalam kelancaran
arus barang dan jasa dari suatu wilayah ke wilayah lainnya (dari sentra produksi ke
tempat konsumen) secara efisien dan aman. Efisien biasanya dipertimbangkan dalam
bentuk kecepatan (jarak per waktu tempuh) dan biaya. Dalam hal ini faktor kecepatan
mempengaruhi tingkat keselamatan pengguna jalan dan faktor biaya dipengaruhi oleh
energi yang dipergunakan oleh setiap kendaraan.

Dalam pengembangan wilayah Kabupaten Mamberamo Raya, transportasi


memegang peran yang sangat penting. Peran tersebut adalah memudahkan interaksi
antara wilayah. Semakin mudah interaksi antar wilayah maka akan diperoleh manfaat
ekonomi, sosial dan kewilayahan khususnya membuka keterisolasian suatu wilayah
dengan wilayah lainnya. Hubungan antar wilayah yang semakin baik dan mudah akan
merangsang dan membangkitkan pergerakan penduduk, kegiatan ekonomi dan sosial.
Akhirnya diharapkan dengan adanya hubungan antar wilayah akan meningkatkan
perkembangan dan pertumbuhan wilayah Kabupaten Mamberamo Raya.

Beberapa kampung penduduk Memberamo Raya berada di gunung dengan


akses yang lebih sulit (akses desa dengan jalan kaki). Pada umumnya, akses di
Kabupaten Mamberamo Raya terutama melalui sungai, dan jalan kaki, tapi ada juga
lapangan terbang kecil untuk pesawat misionaris. Belum ada jalan darat kecuali bagian
kecil yang dibangun untuk perusahaan kayu di pinggir barat dari Sungai Mamberamo,
atau untuk pembangunan ibu kota kabupaten. Berdasarkan jenisnya, transportasi yang

Laporan Sosial Ekonomi 24


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PELABUHAN BURMESO
KABUPATEN MAMBERAMO RAYA PROVINSI PAPUA

ada di Kabupaten Mamberamo Raya dapat dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu


transportasi darat, laut dan udara.

A. Transportasi Darat
Prasarana jalan di Kabupaten Mamberamo raya sangat terbatas karena basis
trasnportasi di kabupaten ini adalah transportasi sungai. Jaringan jalan
disesuaikan dengan Rencana struktur ruang wilayah meliputi pusat-pusat
kegiatan, sistem jaringan prasarana utama dan sistem jaringan prasarana lainnya.
Ketersediaan prasarana jalan merupakan salah satu aspek yang sangat
menunjang upaya pengembangan pertumbuhan ekonomi baik di Kabupaten
Mambero Raya maupun untuk Burmeso. Di Kabupaten Mamberamo Raya
berdasarkan kategorinya jaringan jalan dapat dibedakan menjadi :
1. Jalan kolektor sekunder, yang menghubungkan antar kampung yang ada di
Kabupaten Mamberamo Raya
2. Jalan lokal primer
3. Jalan permukiman, yang berada di dalam permukiman di Kabupaten
Mamberamo Raya, yaitu permukiman di tepi sungai seperti Burmeso dan
Kasonaweja

Penampakan kondisi jaringan jalan di Kabupaten Mamberamo Raya cukup baik.


Jaringan jalan disana mayoritas menggunakan perkerasan lentur yaitu berupa
aspel kasar. Akan tetapi beberapajalan sudah menggunakan perkerasan kaku
berupa beton. Yaitu pada jalan-jalan yang dilalui kendaraan besar seperti jalan
kolektor sekunder.

Sumber : Studi Pemilihan Lokasi Pelabuhan Burmeso, 2017

Laporan Sosial Ekonomi 25


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PELABUHAN BURMESO
KABUPATEN MAMBERAMO RAYA PROVINSI PAPUA

Gambar 2.12 Perkerasan Jalan di Burmeso

BAB 2 Transportasi Air

Aksesibilitas di Mamberamo Raya terpenuhi dengan adanya sungai-sungai besar


disana. Transportasi air disana dibagi menjadi transportasi melalui laut dan sungai.
Sistem jaringan transportasi laut di Kabupaten Mamberamo Raya meliputi
Pelabuhan Pengumpan; dan Alur pelayaran. Pelabuhan pengumpan yaitu:
a. Pelabuhan Bagusa di Distrik Mamberamo Hilir;
b. Pelabuhan Danau Rumbebai di Distrik Mamberamo Hilir;
c. Pelabuhan Poiwai di Distrik Sawai;
d. Pelabuhan Gesa Baru di Distrik Benuki; dan
e. Pelabuhan Warembori di Distrik Mamberamo Hilir

Alur pelayaran berupa alur pelayaran nasional, terdiri atas :


a. Jalur pelayaran kapal barang melayani rute Jakarta- Surabaya-Makassar- Biak
– Serui - Mamberamo-Jayapura;
b. Jalur pelayaran kapal penumpang melayani rute Mamberamo Raya –Serui –
Biak – Makassar –Surabaya -Jayapura; dan

Melihat tipologi Kabupaten Mamberamo Raya yang dilewati oleh sungai besar,
yaitu Sungai Mamberamo maka tidaklah susah untuk menemukan pelabuhan
disana walaupun hanya sebuah dermaga. Kondisi trasnportasi darat yang belum
bagus membuat masyarakat memanfaatkan sungai untuk pergerakan mereka.
Terlebih daerah-daerah di Kabupaten Mamberamo Raya yang belum terjangkau
oleh jaringan jalan.

Sistem jaringan sungai, danau dan penyeberangan terdiri dari :Dermaga sungai;
dan Alur pelayaran sungai. Dermaga Sungai di Kabupaten Manberamo terdiri dari:
a. Dermaga Trimuris di Distrik Mamberamo Hilir;
b. Dermaga Teba di Distrik Mamberamo Hilir;
c. Dermaga Kasonaweja di Distrik Mamberamo Tengah;
d. Dermaga Burmeso di Distrik Mamberamo Tengah;
e. Dermaga Sikari di Distrik Rufaer; dan
f. Dermaga Bagusa di Distrik Mamberamo Hilir.

Laporan Sosial Ekonomi 26


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PELABUHAN BURMESO
KABUPATEN MAMBERAMO RAYA PROVINSI PAPUA

Untuk melayani perjalanan melalui alur sungai sibutuhkan Alur pelayaran sungai
sebagaimana yaitu terdiri dari :
a. Jalur transportasi Sungai Mamberamo menghubungkan Dabra – Baso Satu –
Baso Dua – Fuao - Papasena – Sikari - Kaiy – Tayai - Fona - Kustra PP
dengan kapasitas kapal 150 ton;
b. Jalur transportasi sungai yang menghubungkan Burmeso – Kasonaweja –
Trimuris - Bagusa – Warembori Teba PP dengan kapasitas kapal 200 ton;
c. Jalur transportasi sungai yang menghubungkan Gesa Baru – Watiaro –
Baitanisa PP;
d. Jalur transportasi sungai yang menghubungkan Gesa Baru – Poiwai –
Rapamarei – Bonoi – Tamakuri – Amite – Anasi PP; dan
e. Jalur transportasi sungai yang menghubungkan Gesa Baru – Sorabi – Bensor
– Rawiwa – Nadufuai – Bariwaro – Barapasi PP.

Transportasi sungai ini berperan penting dalam kelangsungan aktivitas masyarakat


Kabupaten Mamberamo Raya. Di antaranya pelabuhan-pelabuhan di Kabupaten
Mamberamo Raya adalah Pelabuhan Bagusa, Pelabuhan Rombebai, dan
Pelabuhan Warembori. Pelabuhan Bagusa tergolong ke dalam pelabuhan
pengumpulan, sedangkan Pelabuhan Rombebai dan Pelabuhan Warembori masuk
ke dalam kategori pelabuhan pengumpan. Pelabuhan pengumpul adalah Adalah
pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri,
alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah menengah, dan sebagai
tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan
dengan jangkauan pelayanan antarprovinsi. Pelabuhan pengumpan adalah
pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri,
alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah terbatas, merupakan
pengumpan bagi pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul, dan sebagai
tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan
dengan jangkauan pelayanan provinsi. Adapun jalur transportasi melalui laut dibagi
menjadi 4 rute sebagai berikut:
1. Serui – Teba – Bagusa – Trimuris – Kasonaweja dan Burmeso
2. Waren – Teba – Bagusa – Trimuris – Kasonaweja dan Burmeso
3. Sarmi – Teba – Bagusa – Trimuris – Kasonaweja dan Burmeso
4. Jayapura – Teba – Bagusa – Trimuris – Kasonaweja dan Burmeso

Laporan Sosial Ekonomi 27


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PELABUHAN BURMESO
KABUPATEN MAMBERAMO RAYA PROVINSI PAPUA

BAB 3 Pelabuhan Udara

Bandara satu-satunya di Kabupaten Mamberamo Raya adalah Bandara


Kasonaweja. Bandara Kasonaweja terletak di tepian sungai Mamberamo, tepatnya
berada di Kecamatan Mamberamo Tengah. Bandara ini hanya memiliki panjang
landasan 457 meter dengan lebar 20 meter, sebagaimana ciri khas landasan di
daerah perintis. Walaupun tidak termasuk landasan dengan elevasi tinggi,
Kasonaweja tetap dikelilingi perbukitan. Landasan dengan permukaan tanah keras
berbatu ini terkadang menjadi lembek permukaannya saat hujan maupun setelah
hujan. Tak jarang pesawat Caravan yang dioperasikan ketika berangkat bersih,
namun saat kembali ke base di Sentani sudah membawa lumpur kering di sekitar
body pesawat. Seyogyanya, ketika Bandara benar-benar basah karena habis
hujan para penerbang melakukan maneuver melalui low level overhead sekedar
memastikan apakah landasan bisa di darati atau membahayakan pesawat dan
penumpang. Jalur transportasi melalui udara yaitu Sentani – Dabra - Kasonaweja
dan Burmeso.

Sumber : Studi Pemilihan Lokasi Pelabuhan Burmeso, 2017

Gambar 2.13 Pelabuhan Udara Kasonaweja

Laporan Sosial Ekonomi 28


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PELABUHAN BURMESO
KABUPATEN MAMBERAMO RAYA PROVINSI PAPUA

Laporan Sosial Ekonomi 29

Anda mungkin juga menyukai