Anda di halaman 1dari 29

UKL - UPL

PEMBANGUNAN PABRIK RAGI PT. LESAFFRE SARI NUSA

A.
RENCANA USAHA DAN/ATAU
KEGIATAN

A.1 NAMA RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


Nama rencana usaha dan/atau kegiatan ini adalah “Pabrik Ragi PT. Lesaffre
Sari Nusa”. Dokumen UKL-UPL disusun untuk kegiatan yang sifatnya baru, dan
disusun pada tahap perencanaan. Dokumen perencanaan yang telah disusun adalah
Basic Engineering Design. Kegiatan yang dikaji mencakup kegiatan pada tahap pra
konstruksi, konstruksi, dan operasi.

A.2 LOKASI RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


Rencana pembangunan pabrik ragi PT. Lesaffre Sari Nusa ini secara geografis
terletak pada 8° 6'35.46" LS dan 112°38'9.54" BT. Lokasi tersebut secara administratif
terletak di :
 Desa : Desa Gading
 Kecamatan : Kecamatan Bululawang
 Kabupaten : Kabupaten Malang
 Provinsi : Provinsi Jawa Timur

Jarak (radius) lokasi rencana pembangunan pabrik ragi PT. Lesaffre Sari Nusa
dengan beberapa lokasi lainnya adalah sebagai berikut ini :
– Bandar Udara Abdulrachman Saleh : 20,8 km
– Terminal Arjosari Kota Malang : 19,5 km
– Kantor Bupati Malang : 7,8 km
– Kantor Kecamatan Bululawang : 3,6 km

1
UKL - UPL
PEMBANGUNAN PABRIK RAGI PT. LESAFFRE SARI NUSA

– Kantor Desa Gading : 0,8 km

Peta orientasi lokasi kegiatan pada Gambar 2.1, Gambar 2.2, dan Gambar 2.3.

2
UKL - UPL
PEMBANGUNAN PABRIK RAGI PT. LESAFFRE SARI NUSA

Gambar 2.1 Peta Orientasi Lokasi Kegiatan Terhadap Kabupaten Malang

Gambar 2.2 Peta Orientasi Lokasi Kegiatan Terhadap Kecamatan Bululawang

Gambar 2.3 Peta Lokasi Kegiatan

3
UKL - UPL
PEMBANGUNAN PABRIK RAGI PT. LESAFFRE SARI NUSA

A.3 SKALA/BESARAN RENCANA USAHA DAN/ATAU


KEGIATAN
Pabrik ragi PT. Lesaffre Sari Nusa direncanakan dibangun dengan kapasitas
produksi 45.000 ton/tahun krim ragi (yeast cream) dengan produk sampingan berupa
vinasse dengan kapasitas 49.000 ton/tahun vinasse cair dan 43.750 ton/tahun vinasse
kering. Rencana pembangunan pabrik ragi PT. Lesaffre Sari Nusa berada di Desa
Gading Kecamatan Bululawang. Lahan yang akan digunakan seluas ± 9.7 ha
merupakan bekas lahan pertanian milik masyarakat. Total luas bangunan yang
direncanakan sebagai fasilitas pabrik adalah 2,7 hektar, dengan jalur pipa saluran
pembuangan air limbah ke sungai Brantas sepanjang ± 3.191 m. Jalur pipa
pembuangan akan melintasi wilayah Desa Gading dan Desa Sukonolo Kecamatan
Bululawang. Sisa lahan seluas ± 7 ha merupakan lahan terbuka yang akan
dimanfaatkan sebagai RTH. Skala/besaran rencana pembangunan pabrik ragi PT.
Lesaffre Sari Nusa secara terperinci disajikan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Skala/Besaran Rencana Pembangunan Pabrik Ragi PT. Lesaffre Sari Nusa
No Fasilitas Skala / Besaran Skala/Besaran
1 Pabrik Ragi Produk Utama 45.000 ton/tahun yeast cream
Produk  49.000 ton/tahun vinasse cair
Sampingan  43.750 ton/tahun vinasse kering
3 Penggunaan Ruang untuk Bangunan
a. Fasilitas Utama
Luas ruang 27.016 m2
Pabrik
b. Area terbuka Luas ruang 70.000 m2
c. Saluran
pembuangan limbah Luas ruang 3.191 m2
cair
Sumber : PT. Lesaffre Sari Nusa

Layout plant pabrik ragi PT. Lesaffre Sari Nusa secara lebih jelas dapat dilihat
pada Gambar 2.4 berikut ini.

4
UKL - UPL
PEMBANGUNAN PABRIK RAGI PT. LESAFFRE SARI NUSA

Gambar 2.4 Layout Plan Rencana Pabrik Ragi PT. Lesaffre Sari Nusa

5
UKL - UPL
PEMBANGUNAN PABRIK RAGI PT. LESAFFRE SARI NUSA

A.4 GARIS BESAR KOMPONEN RENCANA USAHA


DAN/ATAU KEGIATAN
A.4.1 KESESUAIAN LOKASI RENCANA KEGIATAN DENGAN
TATA RUANG
Kesesuaian lokasi rencana kegiatan terhadap tata ruang ini adalah telaahan
lokasi kegiatan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Malang
yang diatur berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Malang No. 3 Tahun 2010
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang Tahun 2010 – 2030. Pada
pasal 47 ayat 1 disebutkan bahwa kawasan peruntukan industri meliputi Kawasan
industri, lokasi industri yang telah berkembang, serta home industri. Sedangkan pada
ayat 3 dijelaskan bahwa lokasi industri yang telah berkembang meliputi (huruf “b”)
Industri gula di Kecamatan Bululawang dan Pakisaji. Pabrik ragi PT. Lesaffre Sari
Nusa ini dapat dikategorikan sebagai suatu industri turunan dari industri gula, yaitu
memanfaatkan limbah pabrik gula yang berupa molase sebagai salah satu bahan baku
utama dalam proses produksinya.

6
UKL - UPL
PEMBANGUNAN PABRIK RAGI PT. LESAFFRE SARI NUSA

Gambar 2.5 Peta Overlay Lokasi Kegiatan dengan Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Malang

7
UKL - UPL
PEMBANGUNAN PABRIK RAGI PT. LESAFFRE SARI NUSA

A.4.2 URAIAN MENGENAI KOMPONEN RENCANA


KEGIATAN YANG DAPAT MENIMBULKAN DAMPAK
LINGKUNGAN
A.4.2.1 PENGGUNAAN RUANG
Rencana pembangunan pabrik ragi PT. Lesafree Sari Nusa berada di Desa
Gading Kecamatan Bululawang. Lahan yang akan digunakan seluas 9.7 ha merupakan
bekas lahan pertanian yang telah dikuasai oleh perusahaan. Total luas bangunan yang
direncanakan sebagai fasilitas pabrik adalah 3.02 ha, termasuk jalur pipa saluran
pembuangan air limbah ke sungai Brantas sepanjang ± 3191 m. Jalur pipa
pembuangan akan melintasi wilayah Desa Gading dan Desa Sukonolo Kec.
Bululawang. Sisa lahan seluas ±7 ha merupakan lahan terbuka yang akan
dimanfaatkan sebagai RTH berupa taman. Rincian penggunaan lahan untuk bangunan
pabrik disajikan pada Tabel berikut..

Tabel 2.2 Rincian Rencana Penggunaan Ruang


Lantai / Luas / Size
No Bangunan / Building
Floor (m2)
Ground
1 Raw molasses storage 2906
Floor
Ground
2274
Floor
1st Floor 425
2 Yeast cream 2nd Floor 477
3rd Floor 439
4th Floor 61
Ground
4295
Floor
1st Floor 1935
3 Instant dry yeast & compress yeast poduction 2nd Floor 742
3rd Floor 742
4th Floor 368
5th Floor 57
Ground
4 Vinasses dryers 735
Floor
Ground
5 Concentrated vinasses storage 906
Floor
Ground
6 Coal boilers 754
Floor
Ground
7 Cooling towers & cooling water treatment 734
Floor
Ground
8 Process water & soft water 600
Floor
Ground
9 Electrical substation 496
Floor
10 Evaporator Ground 638

8
UKL - UPL
PEMBANGUNAN PABRIK RAGI PT. LESAFFRE SARI NUSA

Lantai / Luas / Size


No Bangunan / Building
Floor (m2)
Floor
Ground
11 Waste water treatment plant 3288
Floor
Ground
12 Fire pump house 239
Floor
Ground
720
13 Administration building Floor
1st Floor 720
Ground
14 Canteen & musholla 385
Floor
Ground
1689
15 Maintenance and utility Floor
st
1 Floor 325
Ground
16 Guard house & truck scale 66
Floor
17 Saluran pipa pembuangan air limbah Underground 3191
TOTAL 30207
Sumber : PT. Lesaffre Sari Nusa

A.4.2.2 KEBUTUHAN AIR


Air bersih dalam jumlah yang cukup besar diperlukan dalam operasional pabrik.
Selain untuk proses produksi ragi, kebutuhan air bersih juga digunakan untuk
pemenuhan kebutuhan domestik karyawan pabrik. Dalam rangka pemenuhan
kebutuhan air bersih untuk kegiatan produksi, PT. Lesafree Sari Nusa merencanakan
untuk melakukan pengambilan air menggunakan sumur bor dalam (deep well) dengan
kapasitas 39 L/detik. Jumlah ini digunakan untuk kegiatan produksi sebesar 2876
m3/hari dan untuk boiler 500 m3/hari. Sedangkan kebutuhan air untuk keperluan
domestik karyawan diperkirakan sebesar 30 m3/hari. Kebutuhan air bagi kegiatan
produksi akan dicukupi dari 2 buah sumur bor dalam (deep well) yang dibangun di
lokasi pabrik, sedangkan kebutuhan domestik karyawan akan dipenuhi dari air PDAM.
Neraca air operasional produksi ragi PT. Lesaffre Sari Nusa disajikan pada gambar
berikut.

9
UKL - UPL
PEMBANGUNAN PABRIK RAGI PT. LESAFFRE SARI NUSA

Sumur Bor Dalam


Produksi Evaporator
(Deep Well)
2876 m3/hari 1041 m3/hari
3376 m3/hari

Boiler IPAL Dibuang ke sungai


500 m3/hari 2365 m3/hari 2340 m3/hari

PDAM Penggunaan domestik Penyiraman tanaman


30 m3/hari 30 m3/hari 25 m3/hari

Gambar 2.6 Neraca Air Operasional PT. Lesaffre Sari Nusa

A.4.2.3 BAHAN BAKU


Bahan baku utama dalam produksi ragi ini adalah kultur murni ragi atau yeast
dari jenis Sachharomyces cereviciae. Media yang digunakan sebagai sarana
fermentasi adalah limbah dari pabrik gula yang berupa molase atau biasa dikenal
dengan tetes tebu. Sebagai tambahan, media utama yang berupa molase tersebut
dicampur dengan urea, garam dan beberapa bahan kimia lainnya sehingga kandungan
kimiawi serta pH nya ideal untuk pertumbuhan kultur ragi dalam proses fermentasi.. Di
Kabupaten Malang terdapat 2 pabrik gula yang letaknya cukup dekat dengan rencana
lokasi pembangunan pabrik ragi PT. Lesafree Sari Nusa ini, yaitu PG. Kebonagung
dan PG. Krebet. Dengan memanfaatkan limbah molase dari 2 pabrik gula tersebut,
media utama proses fermentasi untuk produksi ragi dapat dipenuhi. Kebutuhan bahan
baku untuk proses produksi ragi disajikan pada Tabel berikut.

Tabel 2.3 Jenis Bahan Baku Yang Digunakan


Kebutuhan /tahun
No Bahan Baku Bentuk
(ton)
1 Molasse Cair 75,200
2 Urea Bubuk 2,600
3 Phosphoric Acid 85% Cair 760
4 KCl Bubuk 1,300
5 NaCl (fermentation & drying) Bubuk 2,100
6 Na2CO3 Sodium carbonate Bubuk 1,500
7 H2SO4 Sulfuric acid (98%) Cair 670
8 NaClO Cair 90
9 NaOH Cair 1,700
10 HNO3 Cair 550
Sumber : PT. Lesaffre Sari Nusa

10
UKL - UPL
PEMBANGUNAN PABRIK RAGI PT. LESAFFRE SARI NUSA

A.4.2.4 MESIN DAN PERALATAN


Pada dasarnya kegiatan produksi ragi adalah kegiatan fermentasi, yaitu
mengembangbiakkan kultur murni ragi dalam media tertentu hingga jumlahnya berlipat
kali. Proses fermentasi ini akan dilakukan di dalam tangki-tangki fermentasi dalam
beberapa tahap. Selain tangki fermentasi, di area produksi juga akan dibangun tangki-
tangki penyimpanan bahan baku dan bahan tambahan (bahan kimia) utamanya yang
bersifat cair. Jenis dan kapasitas tangki yang akan di gunakan disajikan pada Tabel
berikut.

Tabel 2.4 Jenis Tangki Yang Akan Dipasang dan Kapasitasnya


No Jenis Tangki Jumlah Kapasitas (m3)
1 Molasse Storage 2 15000
2 Pre Fermenter 1 15
3 Fermenter G1 1 80
4 Fermenter G2 dan G3 2 330
5 Fermenter G3 1 330
6 MD 2 20
7 MDCS 2 60
8 Cream Storage 4 90
9 SYC 3 90
10 NaCl 1 35
11 Mix Tank 2 30
12 Urea 1 35
13 KCl 1 35
14 Na2CO3 1 35
15 Hot Water 1 20
16 NaOH 1 90
17 HNO3 1 30
Sumber : PT. Lesaffre Sari Nusa

Selain tangki-tangki fermentasi dan tangki penyimpanan bahan baku, mesin-


mesin juga digunakan dalam proses produksi ragi. Mesin-mesin ini umumnya
digunakan dalam proses akhir produksi ragi seperti mesin separator, mesin pengering,
dan mesin-mesin lainnya. Sebagian besar mesin-mesin yang digunakan akan
menggunakan tenaga listrik dalam operasionalnya. Pada Tabel berikut disajikan jenis-
jenis mesin yang akan digunakan dalam proses produksi ragi di PT. Lesaffre Sari
Nusa.

11
UKL - UPL
PEMBANGUNAN PABRIK RAGI PT. LESAFFRE SARI NUSA

Tabel 2.5 Jenis Mesin Produksi Yang Digunakan


No Mesin Kapasitas Tenaga
1 Boiler 25 ton/jam Batubara
2 Air Blowers - Listrik
3 Air Compressor - Listrik
4 Cooling Tower - Listrik
5 Chiller - Listrik
6 Centrifuge Separator - Listrik
7 Fermenters - Listrik
8 Yeast Dryers - Listrik
9 Vacuum Filter - Listrik
10 Press Filter - Listrik
11 Packaging Line - Listrik
12 Evaporator - Listrik
13 Vinasses Dryer 125 ton/hari Batubara
14 Waste Water Treatment - Listrik
Sumber : PT. Lesaffre Sari Nusa

A.4.2.5 KEBUTUHAN ENERGI


Kebutuhan energi listrik dalam operasional parbrik ragi PT. Lesafree Sari Nusa
akan dipenuhi dari 2 sumber yaitu dari listrik PLN dan dari generator set (genset).
Suplai listrik PLN yang direncanakan untuk pemenuhan kebutuhan energi PT. Lesafree
Sari Nusa adalah sebesar 7 MW. Sedangkan genset yang direncanakan berkapasitas
500 kW digunakan sebagai cadangan (backup) apabila terjadi gangguan/pemadaman
listrik PLN. Kebutuhan energi tersebut terutama untuk mensuplai operasional mesin-
mesin produksi serta fasilitas-fasilitas di dalam area pabrik.

A.4.2.6 PROSES PRODUKSI RAGI


Poses produksi ragi pada dasarnya merupakan proses pengembangbiakan
kultur murni ragi (yeast) dalam media tertentu. Ragi yang dikembangbiakkan dalam
media tersebut pada akhirnya akan semakin banyak hingga ribuan kali lipat. Proses
fermentasi ini sendiri dilakukan dalam beberapa tahap agar ragi (yeast) berkembang
optimal dan dihasilkan ragi yang berkualitas. Tahapan selanjutnya setelah fermentasi
bertahap dilakukan adalah tahap pemisahan ragi dengan media fermentasi, dari
proses ini akan dihasilkan ragi dalam bentuk krim (yeast cream/YC). Setelahnya
proses akan dipisah dan akan dilakukan dalam dua lokasi kerja yang berbeda :
produksi dan pengepakan ragi kering (Dried Yeast/DY) dan produksi serta pengepakan
ragi padat (Compressed Yeast/CY) atau fresh yeast (FY).

12
UKL - UPL
PEMBANGUNAN PABRIK RAGI PT. LESAFFRE SARI NUSA

Gambar 2.7 Diagram Proses Produksi Ragi

1. Penyimpanan Molase Mentah

Molase mentah akan dikirim ke pabrik menggunakan truk tanker, diturunkan di


stasiun penurunan molase dan dipompa ke tangki penyimpanan luar.
Pengiriman ini dilakukan pada saat musim giling pabrik gula yang berlangsung
5 hingga 6 bulan. Molase yang disimpan tersebut akan cukup digunakan untuk
produksi di tahun tersebut. Molase akan dipompa ke area penyiapan molase
dengan menggunakan pompa-pompa.

2. Penyimpanan Bahan Kimia Cair

Bahan kimia cair (asam fosfat, asam sulfat pekat, natrium hidroksida pekat dan
asam nitrat) akan dikirim ke pabrik menggunakan truk tanker, diturunkan di
stasiun penurunan kimia cair dan dipompa ke tank penyimpanan luar
menggunakan pompa dan pipa khusus. Tangki-tangki penyimpanan kimia cair
akan dipasang di kontainer penahan (holding back) untuk menyimpan cairan
tersebut agar tidak tumpah atau terjadi kebocoran. Tangki asam nitrat dan
tangki asam sulfat akan disimpan dalam satu kontainer penahan (holding back)

13
UKL - UPL
PEMBANGUNAN PABRIK RAGI PT. LESAFFRE SARI NUSA

beton dan tangki penyimpanan kaustik akan disimpan di kontainer penahan


(holding back) beton lainnya.

Asam sulfat pekat digunakan untuk menyesuaikan pH, dimana akan


didistribusikan ke proses fermentasi untuk produksi YC agar tingkat keasaman
media tetap terjaga. Sodium hidroksida pekat dan asam nitrat akan digunakan
dalam unit IPAL dan untuk penyiapan larutan pembersihan di tempat (Cleaning
in Place/CIP) untuk produksi YC, DY, CY. Setiap saluran distribusi akan
dipasang dengan suatu alat penghitung (counter) untuk mencatat neraca
konsumsi mingguan, bulanan atau tahunan.

3. Persiapan Molase

Molase mentah dari tangki penyimpanan molase akan dilarutkan menggunakan


air panas dalam tangki pra-pelarutan, dan setelahnya akan dijernihkan
menggunakan penjernih sentrifugal, dan selanjutnya disimpan dalam tangki
penyimpanan lain setelah dipasteurisasi dengan suhu antara 1150C hingga
1300C. Setelah satu kumpulan (batch) telah diproduksi, sistem penyiapan
molase akan dibersihkan melalui instalasi pembersihan di tempat (Cleaning in
Place/CIP).

4. Persiapan Bahan Kimia Cair

Tiga jenis bahan kimia (urea, KCL dan NaCl) akan dikirim dari gudang bahan
ke ruang penyiapan bahan. Bahan-bahan tersebut selanjutnya dilarutkan
dalam air panas/air pemrosesan di dalam suatu tangki penyiapan larutan,
setelahnya akan dipompa ke tangki khusus yang dipasang di luar. Satu tangki
luar sisanya akan digunakan untuk bahan-bahan kimia lainnya yang diperlukan
dalam jumlah kecil pada proses fermentasi.

Larutan yang telah disiapkan tersebut selanjutnya akan dipompa ke dalam


tangki fermentasi sebelum atau pada saat fermentasi berlangsung. Khusus
untuk larutan NaCl, akan dipompa ke pengeringan DY dan pengeringan CY.

5. Proses Frmentasi

Setelah molase, larutan bahan kimia dan air panas dipompa ke tangki pra-
fermentasi, beberapa bahan ditambahkan secara manual melalui lubang di atas
tangki. Selanjutnya inokulum ragi yang disiapkan dalam laboratorium khusus
akan ditambahkan secara manual ke dalam tangki, dan fermentasi dimulai.
Setelah dilakukan pengendalian temperatur dan pH dalam jangka waktu

14
UKL - UPL
PEMBANGUNAN PABRIK RAGI PT. LESAFFRE SARI NUSA

tertentu, fermentasi dalam tangki pra-fermentasi diselesaikan. Setelahnya


seluruh media dipindahkan ke tangki fermentasi tahap kedua dan tangki pra-
fermentasi akan dibersihkan menggunakan CIP dan disterilkan menggunakan
uap.

Pada saat media (air pemrosesan, air panas, dan bahan) telah siap dalam
tangki fermentasi tahap kedua, dilakukan aerasi disusul pemuatan inokulum
ragi dari tangki pra-fermentasi dan fermentasi dimulai. Beberapa bahan cair
yang berasal dari tangki penyiapan bahan akan ditambahkan ke tangki
fermentasi tahap kedua pada saat fermentasi. Setelah dilakukan aerasi,
pengendalian temperatur dan pH dalam jangka waktu tertentu, fermentasi
dalam tangki fermentasi tahap kedua diselesaikan. Setelahnya seluruh media
akan dipindahkan ke tangki-tangki fermentasi lainnya dan tangki fermentasi
tahap kedua akan dibersihkan menggunakan CIP dan disterilkan menggunakan
uap.

Prosedur fermentasi tahap ketiga menyerupai prosedur fermentasi tahap


kedua. Inokulum ragi yang digunakann dalam fermentasi tahap ketiga ini
berasal dari tangki fermentasi tahap kedua atau dari tangki penyimpanan krim.
Pada saat fermentasi tahap ketiga selesai, seluruh media akan dipompa ke
area pemisahan dan tangki-tangki fermentasi tahap ketiga akan dibersihkan
menggunakan CIP dan disterilkan menggunakan uap.

6. Pemisahan dan Pencucian

Media yang bercampur ragi dari tangki-tangki fermentasi tahap ketiga akan
dipisahkan menggunakan alat pemisah (separator). Air pemrosesan
ditambahkan ke media sebelum campuran media dan ragi sampai ke pemisah
tahap kedua dan ketiga. Setelah pencucian dan pemisahan, krim-krim yang
dihasilkan akan diaduk dan didinginkan. Selanjutnya krim ragi akan dipompa ke
tangki-tangki penyimpanan krim. Tangki-tangki tersebut akan dipasang dengan
jaket dan insulasi pendingin agar krim tetap memiliki temperatur rendah. Krim
yang disimpan akan digunakan dalam produksi DY dan CY. Pada saat kosong,
sistem pemisahan (separator) dan tangki-tangki penyimpanan krim akan
dibersihkan menggunakan CIP.

15
UKL - UPL
PEMBANGUNAN PABRIK RAGI PT. LESAFFRE SARI NUSA

7. Sistem Pembersih (Cleaning In Place / CIP)

Sodium hidroksida pekat dan asam nitrat merupakan bahan utama sistem
pembersih CIP (Cleaning In Place). Dengan ditambahkan beberapa bahan
kimia lainnya, sistem CIP ini akan berfungsi untuk membersihkan perlengkapan
dan pipa produksi YC.

Penyimpanan Penyimpanan Penyiapan bahan


Molase mentah bahan cair Penyiapan inokulum
ragi di laboratorium

Penyiapan
Molase Fermentasi Blower

Stasiun CIP ke seluruh Pemisahan &


PRODUK
pembersihan area YC pencucian
SAMPING

Penyimpanan Ragi
dalam bentuk krim

PRODUKSI DY PRODUKSI CY

Gambar 2.8 Diagram Proses Produksi Krim Ragi (Yeast Cream / YC)

8. Produksi Ragi Kering (Dried Yeast / DY)

Dehidrasi dan granulasi

Pati dalam jumlah tetentu ditambahkan secara manual ke tangki penyiapan pati
kemudian ditambahkan air dan diaduk dengan suatu pengaduk. Setelah
campuran pati dan air menjadi homogen, campuran tersebut dipindahkan ke
filter putar yang memerlukan pelapisan oleh jaringan pengumpan pati.

Krim dipompa dari tangki penyimpanan krim ke suatu tangki penyangga untuk
dicampurkan dengan larutan NaCl yang berasal dari tangki penyiapan bahan
selanjutnya dipompa ke filter putar secara terus menerus menggunakan pompa
dan pipa khusus. Setelahnya, pisau akan mengikis ragi padat yang telah
didehidrasikan, yang selanjutnya oleh sistem akan dibawa ke pengekstrusi
(extruders) menggunakan pemindahan konveyor sekrup. Pada waktu yang
bersamaan, air pemrosesan disemprotkan terus menerus ke filter putar untuk
membersihkan krim.

16
UKL - UPL
PEMBANGUNAN PABRIK RAGI PT. LESAFFRE SARI NUSA

Penyiapan pengemulsi

Pengemulsi disimpan dalam karung 25 atau 50 kg dalam gudang bahan. Air


disiramkan ke tangki penyiapan emulsi dan temperatur disesuaikan
menggunakan pemanasan uap. Setelahnya pengemulsi dalam jumlah yang
cukup dan bahan lain dimasukkan secara manual ke dalam tangki penyiapan
emulsi dan diaduk hingga menjadi halus, temperatur disesuaikan kembali.
Selanjutnya, emulsi akan dipindahkan ke tangki penyangga dan didistribusikan
ke ragi.

Pengeringan:

Partikel halus dari pengekstrusi (extruder) akan dipindahkan ke pengering.


Udara yang kering dan panas akan ditiupkan melewati lapisan ragi dalam
mesin pengering (dryer). Aliran udara kering dan panas inilah yang menjadikan
ragi kering. Setelah pengeringan selesai, aliran udara dihentikan dan katup
pembuangan mesin pengering dibuka, sehingga ragi dapat jatuh ke tangki
(intermediate buffer tank). Udara dikeluarkan dari mesin pengering melalui
ventilator. Ventilator tersebut sekaligus memisahkan partikel ragi ringan halus
yang terbawa dari pengering menggunakan udara dari udara ventilator. Partikel
halus terlepas dari setiap ventilator dan dikumpulkan dalam karung-karung.

Silo penyimpanan curah:

DY dari setiap tangki (intermediate buffer tank) dipindahkan ke silo


penyimpanan menggunakan sistem pneumatik. Silo-silo penyimpanan tersebut
terhubung dengan sistem pengemasan. Sistem engemasan inii akan
mengumpan ke mesin pengemas sesuai dengan kebutuhan mesin.

Pengemasan DY

Produk ragi kering (dried yeast / DY) yang telah jadi akan dikemas dalam 3
jenis kemasan produk, yaitu :

- Kemasan 500 gram,


- Kemasan kecil 11 gram,
- Kemasan 10 kg.
Sebelumnya, material bahan kemasan yang diperlukan akan dipindahkan dari
gudang material ke area pengemasan produk.

17
UKL - UPL
PEMBANGUNAN PABRIK RAGI PT. LESAFFRE SARI NUSA

Gudang penyimpanan Produk Akhir

Kotak-kotak yang telah dikemas akan diletakkan pada palet, dan palet
dipindahkan ke gudang penyimpanan produk jadi menggunakan truk forklif. DY
akan disimpan dalam gudang.

Penyiapan
PRODUKSI YC Dehidrasi dan pengemulsi
granulasi
PRODUK
SAMPING

Pengeringan

Stasiun CIP ke seluruh


pembersihan area DY

Silo penyimpanan
curah

Pengemasan Pengemasan Pengemasan


DY 11 gram DY 500 gram DY 10 kg

Gudang penyimpanan produk


akhir

Gambar 2.9 Diagram Proses Produksi Ragi Kering (Dried Yeast / DY)

9. Produksi Ragi Padat (Compressed Yeast / CY)

Dehidrasi dan granulasi

Pati dalam jumlah tetentu ditambahkan secara manual ke tangki penyiapan pati
kemudian ditambahkan air dan diaduk dengan suatu pengaduk. Setelah
campuran pati dan air menjadi homogen, campuran tersebut dipindahkan ke
filter putar yang memerlukan pelapisan oleh jaringan pengumpan pati.

Ragi dalam bentuk krim yang berasal dari tangki-tangki penyimpanan krim akan
dipindahkan ke filter putar khusus. Selanjutnya, ragi yang terhidrasi dari filter
putar tersebut dikeluarkan ke dalam extuder ragi padat dengan ditambah
minyak. Setelah jadi, ragi padat (CY) dipindahkan ke sistem pengemasan
produk.

18
UKL - UPL
PEMBANGUNAN PABRIK RAGI PT. LESAFFRE SARI NUSA

Pengemasan CY

Produk jadi ragi kering (CY) akan dikemas dalam karung ukuran 500 yang
dikemas dalam kotak karton. Material pengemasan yang diperlukan akan
diambil dari gudang material.

Gudang penyimpanan produk akhir

Kotak-kotak kemaasan produk akan diletakkan pada palet, dan palet


dipindahkan ke gudang produk jadi menggunakan truk forklif. CY akan
disimpan dalam gudang bersuhu rendah.

Dehidrasi dan PRODUK


PRODUKSI YC
granulasi SAMPING

Stasiun CIP ke seluruh Pengepakan ragi


pembersihan area DY padat

Penyimpanan
ruang dingin

Gambar 2.10 Diagram Proses Produksi Ragi Padat (Compressed Yeast / CY)

10. Produk Samping (Co Product)

Produk samping yang dihasilkan dalam proses produksi ragi PT. Lesaffre Sari
Nusa adalah vinasse. Jumlah produk samping yang dihasilkan adalah 49.000
ton/tahun vinasse cair dan 43.750 ton/tahun vinasse kering.

Vinasse lemah dihasilkan dari proses pemisahan krim ragi (yeast cream / YC)
dengan media. Vinasse lemah ini selanjutnya diuapkan dalam unit evaporator
hingga menjadi vinasse pekat yang dapat diolah lebih lanjut menjadi pupuk cair
atau makanan ternak karena kandungannya yang bermanfaat. Vinasse pekat
selanjutnya diolah menggunakan mesin pengering hingga menjadi produk yang
berupa vinasse kering yang dapat dipasarkan sebagai pupuk. Gambaran umum
kemanfaatan vinasse sebagai dapat dilihat pada gambar berikut.

19
UKL - UPL
PEMBANGUNAN PABRIK RAGI PT. LESAFFRE SARI NUSA

Gambar 2.11 Kemanfaatan produk vinasse

Proses produksi vinasse

Vinasse diproduksi dalam unit evaporator. Dalam unit ini, vinase lemah (kaya
unsur organik dan mineral) yang berasal dari bagian-bagian yang berbeda dari
fasilitas produksi ragi (pemisahan ragi, filtrasi DY, Pengering Vinasse, Ragi
Padat) diuapkan hingga menjadi produk vinase pekat (Concentrated Vinasses /
CV) yang memiliki nilai jual atau digunakan dalam produksi vinasse bubuk
kering. Dalam proses perubahan vinasse lemah menjadi vinasse pekat pada
unit evaporator, juga dihasilkan kondensat yang akan dialirkan menuju unit
pengolahan limbah.

Dari tangki penyangga (buffer tank), vinasse lemah pertama-tama dipanaskan


terlebih dahulu menggunakan penukar panas (heat exchangers) sebelum
dialirkan ke evaporator. Persentase bahan kering (organik) dari cairan vinasse
lemah akan meningkat secara progresif dalam sistem evaporator hingga 55 -
65%. Vinasse pekat yang dihasilkan selanjutnya disimpan dalam tangki-tangki
penyimpanan. Vinasse pekat selanjutnya dapat dialirkan ke unit pengering
(dryer) hingga menjadi vinasse bubuk kering yang dikemas dalam karung dan
dapat digunakan sebagai pupuk atau campuran pakan ternak.

PRODUKSI YC PRODUKSI DY PRODUKSI CY

20

Penyimpanan vinase
Stasiun CIP Evaporasi
UKL - UPL
PEMBANGUNAN PABRIK RAGI PT. LESAFFRE SARI NUSA

Gambar 2.12 Diagram Proses Produksi Vinasse


Pengeringan vinase

Penyimpanan Gudang penyimpanan vinase kering


vinase cair pekat

Ef.#A Ef.#B Ef.#C Ef.#D Ef.#E Ef.#F

Gambar 2.13 Diagram Proses Produksi Vinasse Pekat dari Vinasse Lemah

A.4.2.7 PENGOLAHAN LIMBAH


Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) PT. Lesaffre Sari Nusa direncanakan
akan menggunakan kombinasi dari metode aerob dan anaerob dalam pengolahan
limbah cairnya, agar proses pegurangan residu poutan dalam air limbah dapat berjalan
efektif. Kombinasi metode anaerob dan aerob adalah instalasi penanganan air limbah
dua tahap, di mana tahap anaerobiknya akan bertindak sebagai langkah pra-
penanganan untuk menghilangkan sebagian besar dari COD (Chemical Oxygen
Demand), dan tahap aerobiknya akan bertindak sebagai pasca-penanganan untuk:

• Menghilangkan residu polutan organik setelah penanganan anaerobik;


• Menghilangkan nutrisi dari air (Nitrogen -N- dan Fosfor -P-);
• Menguraikan dan menyerap COD yang tersisa
Kombinasi dari teknologi anaerob dan aerob merupakan suatu kombinasi yang
kuat, baik dari sudut pandang teknologi dan sudut pandang operasi. Produksi lumpur
dan konsumsi energi diminimalkan dengan dilakukannya pra-penanganan anaerob,.
nutrisi, N dan P, dieliminasi oleh pasca- penanganan aerob.

Proses Anaerob

21
UKL - UPL
PEMBANGUNAN PABRIK RAGI PT. LESAFFRE SARI NUSA

Air limbah produksi dikumpulkan dalam suatu buffer tank untuk selanjutnya
dipindahkan ke reaktor anaerobik di mana temperatur dan pH-nya dikendalikan.

Dalam reaktor anaerobik, polutan organik dari air limbah dikonversi menjadi
biogas menggunakan lumpur granula anaerobik. Dalam proses konversi
anaerobik, sebagian besar dari energi disimpan dalam bentuk metana.
Akibatnya, energi yang digunakan untuk memproduksi biomassa menjadi
berkurang. Energi ini dibebaskan pada saat biogas yang dihasilkan dibakar di
pembakar dan/atau pemanas. Limbah yang keluar dari reaktor anaerobik
dialirkan ke reaktor aerobik.

Proses Aerob

Dalam proses pemurnian aerob, bahan-bahan organik dioksidasi menjadi


karbon dioksida dan biomassa (lumpur). Dengan pembentukan karbon
dioksida, banyak energi yang dihasilkan dan digunakan oleh bakteri untuk
mengonversi senyawa organik menjadi biomassa.

Setelah tahap aerobik, limbah yang bercampur dengan lumpur akan dipisahkan
melalui dekantasi. Lumpur dipindahkan ke pengental lumpur dan setelahnya
dipindahkan ke suatu filter. Lumpur yang dihasilkan dapat digunakan sebagai
pupuk. Luapan limbah cair dari pemurni dikirim ke kolam koagulasi dan
penjernihan. Lumpur yang dihasilkan dari langkah terakhir juga dapat
digunakan sebagai pupuk. Luapan limbah cair yang telah diolah dibuang ke
sungai.

A.4.2.8 TAHAPAN KEGIATAN PEMBANGUNAN


A. PRA KONSTRUKSI
1) SOSIALISASI DAN PERIJINAN
Sosialisasi yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah sosialisasi rencana
pembangunan pabrik kepada masyarakat sekitar. Tujuan dari kegiatan ini
adalah untuk menyampaikan informasi tentang rencana kegiatan
pembangunan (konstruksi) dan operasional pabrik, menjaring aspirasi
masyarakat, serta untuk menemukan isu dan permasalahan yang berkembang
di masyarakat terkait dengan rencana pembangunan pabrik tersebut. Selain
itu, sosialisasi juga bertujuan untuk mencapai pemahaman, dan kesepakatan
antara pemrakarsa dengan masyarakat yang terkena dampak, instansi terkait,
dan stake holder yang terkait untuk berpartisipasi dalam pengelolaan dan

22
UKL - UPL
PEMBANGUNAN PABRIK RAGI PT. LESAFFRE SARI NUSA

pemantauan lingkungan hidup sesuai arahan dalam dokumen lingkungan


hidup.
Dalam melaksanakan sosialisasi ini, pemrakarsa melibatkan perwakilan dari
Kecamatan, pemerintah desa, tokoh masyarakat, masyarakat yang terkena
dampak langsung, serta instansi yang terkait lainnya di Kabupaten Malang.
Kegiatan sosialisasi pembagunan pabrik ragi PT. Lesaffre Sari Nusa telah
dilaksanakan pada tanggal 09 Juli 2020 di balai Desa Gading.

Gambar 2.14 Kegiatan Sosialisas Pembangunan Pabrik Ragi PT. Lesaffre Sari Nusa

2) PENGADAAN LAHAN
Lahan yang akan digunakan dalam pembangunan pabrik ragi PT. Lesaffre Sari
Nusa adalah bekas lahan pertanian milik warga masyarakat Desa Gading
Kecamatan Bululawang. Luas lahan yang akan dibebaskan adalah seluas ±
9.7 ha. Pengadaan lahan akan dilakukan dengan proses jual beli antara
pemilik sah lahan dengan pihak pemrakarsa. Dalam proses pengadaan lahan
ini berpotensi menimbulkan dampak sosial. Pemrakarsa telah berkoordinasi
dengan pemilik tanah dan pemerintah Desa Gading dalam kegiatan
pengadaan lahan ini untuk meminimalisasi dampak sosial yang timbul. Para
pemilik tanah yang akan dibebaskan lahannya untuk pembangunan pabrik ragi
PT. Lesaffre Sari Nusa cukup kooperatif sehingga proses pengadaan lahan
dapat dilaksanakan dengan lancar tanpa adanya gejolak sosial yang berarti.

B. KONSTRUKSI
Tahap konstruksi merupakan tahapan yang terkait dengan aktivitas konstruksi
fisik bangunan pabrik. Tahap konstruksi mencakup kegiatan penerimaan tenaga kerja
konstruksi, kegiatan mobilisasi peralatan dan material, kegiatan pengerahan tenaga
kerja konstruksi, kegiatan penyiapan lahan, kegiatan konstruksi bangunan pabrik, uji

23
UKL - UPL
PEMBANGUNAN PABRIK RAGI PT. LESAFFRE SARI NUSA

coba peralatan (commissioning), kegiatan demobilisasi peralatan, serta kegiatan


pelepasan tenaga kerja konstruksi.

1) PENERIMAAN TENAGA KERJA KONSTRUKSI


Salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan pelaksanaan
pembangunan pabrik ragi ini adalah ketersediaan sumber daya manusia
sebagai tenaga kerja konstruksi. Sebelum pelaksanaan konstruksi fisik,
Pemrakarsa mempersiapkan tenaga kerja konstruksi melalui proses
rekruitmen tenaga kerja. Proses konstruksi bangunan pabrik ragi PT.Lesaffre
Sari Nusa ini sendiri dibagi menjadi 4 tahapan utama, yaitu penyiapan lahan,
konstruksi sipil, mekanikal dan elektrikal, serta tahap uji coba (commissioning),
dimana pada tiap-tiap tahapan tersebut membutuhkan jumlah dan keahlian
tenaga kerja yang berbeda. Secara total perkiraan jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan selama tahap konstruksi adalah 1.050 orang.

Tabel 2.6 Kebutuhan Tenaga Kerja Konstruksi


Tahapan Konstruksi
Posisi Penyiapan
Konstruksi Sipil M&E Comissioning
Lahan
Project managers 2 4 6 6
Site managers 1 4 8 3
Safety officers 2 6 10 4
Specialized workers 4 15 45 30
Other workers 40 300 500 60
Total 49 329 569 103
Sumber : PT. Lesaffre Sari Nusa

Proses rekruitmen tenaga kerja dilakukan oleh kontraktor pemenang


pelaksana konstruksi. Pada umumnya kontraktor pelaksana tersebut telah
memiliki tenaga kerja tersendiri sesuai dengan kebutuhan dan keahlian yang
dipersyaratkan.
Kegiatan penerimaan tenaga kerja ini berpotensi menimbulkan dampak
terhadap aspek sosial ekonomi, yang terkait dengan kecemburuan masyarakat
setempat yang tidak terserap sebagai tenaga kerja kosntruksi. Untuk
mencegah terjadinya dampak sosial dalam rekuritmen tenaga kerja ini,
pemrakarsa akan mempersyaratkan kontraktor pelaksana untuk lebih
mengutamakan merekrut tenaga kerja lokal.
2) MOBILISASI PERALATAN DAN MATERIAL

24
UKL - UPL
PEMBANGUNAN PABRIK RAGI PT. LESAFFRE SARI NUSA

Kegiatan mobilisasi peralatan dan material merupakan pengangkutan mesin


dan peralatan, serta material dan bahan yang diperlukan untuk konstruksi
keseluruhan bangunan pabrik
a) PERALATAN
Jenis peralatan konstruksi yang akan digunakan untuk pembangunan
pabrik mencakup alat konstruksi untuk pekerjaan sipil, mekanikal
elektrikal, serta alat bantu. Kebutuhan peralatan yang diperlukan untuk
konstruksi bangunan pabrik ragi PT. Lesaffre Sari Nusa secara terperinci
ditampilkan pada Tabel 2.7 berikut.

Tabel 2.7 Kebutuhan Peralatan Konstruksi


No Peralatan Konstruksi Jumlah
1 Crane dan perlengkapannya 1 set
2 Mesin listrik dan perlengkapannya 5 set
3 Mesin las karbit dan perlengkapannya 5 set
4 Diesel Hammer 2 set
5 Concrete Mixer 5 unit
6 Concrete Thriller 5 unit
7 Compressor 5 unit
8 Theodolite 3 unit
9 Waterpass 5 unit
10 Mistar ukur 5 unit
11 Generator Set 3 unit
12 Excavator 3 unit
13 Alat bantu pemotongan tiang pancang 5 unit
14 Alat bantu penyambungan tiang pancang 5 unit
Sumber : Estimasi, 2020

b) MATERIAL
Bahan/material konstruksi yang akan digunakan berasal dari wilayah lokal
setempat (Bululawang dan sekitarnya). Jika dari sumber lokal tidak
terpenuhi maka akan diambil dari wilayah lain yang tersedia dan paling
dekat. Jenis bahan/material yang diperlukan untuk konstruksi pabrik ragi
PT. Lesaffree Sari Nusa relatif sama dengan bahan material yang
dibutuhkan untuk konstruksi bangunan pada umumnya..
c) ALAT ANGKUT RUTE MOBILISASI
Alat angkut yang akan digunakan untuk mengangkut peralatan dan
material konstruksi adaah dump truk serta truk kontainer dengan berbagai
ukuran tergantung material/peralatan yang diangkut.
Sedangkan rute mobilisasi pengangkutan material dan peralatan ke lokasi
pembangunan adalah menggunakan rute Kota Malang – Bululawang –
Tapak proyek atau rute Kepanjen – Gondanglegi – Tapak proyek.

25
UKL - UPL
PEMBANGUNAN PABRIK RAGI PT. LESAFFRE SARI NUSA

3) PENGERAHAN TENAGA KERJA


Kegiatan pengerahan tenaga kerja yang dimaksud mencakup aktivitas tenaga
kerja konstruksi baik aktivitas kerja maupun aktivitas domestik di lingkungan
proyek. Aktivitas kerja terkait dengan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
posisi kerja, sedangkan aktivitas domestik terkait dengan pemenuhan
kebutuhan individu tenaga kerja yang mencakup kebutuhan tempat istrahat,
kebutuhan air bersih, kebutuhan makan minum (konsumsi) dan kebutuhan
sehari-hari lainnya.

4) PENYIAPAN LAHAN
Kegiatan penyiapan lahan ini bertujuan untuk mempersiapkan lahan sebagai
area konstruksi tapak proyek sesuai dengan kebutuhan perencanaan teknis.
Kegiatan penyiapan lahan secara garis besar mencakup pemagaran,
pembersihan lahan, dan pengaturan elevasi atau pekerjaan tanah (perataan
dan pemadatan tanah).
5) KEGIATAN KONSTRUKSI BANGUNAN PABRIK
a) Konstruksi Sipil Bangunan Pabrik
b) Mekanikal elektrikal

6) UJI COBA OPERASIONAL PERALATAN (COMMISSIONING)

7) DEMOBILISASI PERALATAN
Demobilisasi peralatan merupakan kegiatan pengembalian peralatan yang
sudah tidak dipergunakan lagi untuk aktivitas konstruksi fisik karena telah
selesai dilaksanakan. Kegiatan demobilisasi peralatan ini akan dilakukan
secara bertahap sesuai dengan jadwal pelaksanaan masing-masing
komponen pekerjaan. Sebagaimana pada kegiatan mobilisasi (tahap awal
konstruksi), kegiatan demobilisasi ini juga dilakukan melalui rute yang sama.

8) PELEPASAN TENAGA KERJA KONSTRUKSI


Disamping demobilisasi, kegiatan pada pasca kontruksi ini adalah pemutusan
hubungan kerja sesuai dengan kontrak kerja yang telah disusun. Pelepasan
tenaga kerja konstruksi yang dipekerjakan akan dilakukan sesuai kebutuhan
setiap aktivitas proyek. Pelepasan tenaga kerja ini merupakan wewenang
kontraktor pelaksana, namun hak-hak pemutusan hubungan kerja akan

26
UKL - UPL
PEMBANGUNAN PABRIK RAGI PT. LESAFFRE SARI NUSA

mengikuti peraturan perundangan-undangan yang berlaku yang terkait dengan


ketenagakerjaan.

C. OPERASI
Tahap operasi merupakan tahap operasional pabrik ragi setelah proses
pembangunan selesai. Tahap operasi ini meliputi kegiatan penerimaan tenaga kerja
operasi dan kegiatan operasional pabrik.

1) PENERIMAAN TENAGA KERJA OPERASI

2) KEGIATAN OPERASIONAL PABRIK

A.5 KONDISI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL


A.5.1 KOMPONEN GEOFISIK KIMIA
A.5.1.1 KLIMATOLOGI
Data klimatologi yang digunakan untuk mengidentifikasi kondisi iklim di
wilayah Kecamatan Bululawang utamanya lokasi tapak proyek dan
sekitarnya adalah data klimatologi yang berasal dari Pos Lanud
Abdurahman Saleh. Berdasarkan data tersebut, pada tahun 2018 suhu
udara maksimum adalah sebesar 31,50 C yang terjadi pada bulan
September, sedangkan suhu udara minimum adalah sebesar 16,40 C yang
terjadi pada bulan Agustus. Selengkapnya data klimatologi lokasi proyek
dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 2.8 Kondisi Klimatologi Lokasi Berdasarkan Data Klimatologi Pos Lanud
Abdurachman Saleh, 2018
Klimatologi Satuan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Suhu o
C 24,0 23,7 23,7 24,1 23,7 22,7 22,1 24,1 23,8 24,9 24,7 24,3
Rerata
Suhu Max. o
C 29,0 29,0 29,1 29,7 29,7 28,5 27,8 28,6 30,4 31,5 30,2 28,2
Suhu Min. o
C 21,1 20,3 20,2 19,9 18,5 18,4 17,3 16,4 18,2 19,7 20,9 21,7
Kelembaba
% 90 89 88 85 85 86 85 81 76 75 86 92
n
Curah
mm 431 373 241 74 66 65 - - 1 30 222 435
Hujan
Hari Hujan Hari 29 24 25 27 29 29 - - 2 2 30 22
Kec. Angin Km/jam 6,4 5,0 5,8 5,7 5,1 5,0 5,3 6,9 6,4 6,7 7,4 7,4
Sumber : Kabupaten Malang Dalam Angka, 2019

27
UKL - UPL
PEMBANGUNAN PABRIK RAGI PT. LESAFFRE SARI NUSA

Berdasarkan data klimatologi tersebut, diketahui bahwa selama tahun 2018


bulan kering hanya terjadi selama 2 bulan yakni pada bulan Juli dan
Agustus, sedangkan 10 bulan lainnya terjadi hujan. Hal ini menandakan
bahwa pada tahun 2018 wilayah Kabupaten Malang pada umunya
mengalami musim kemarau yang basah. Curah hujan bulanan tertinggi
terjadi pada bulan Desember dan Januari yakni masing-masing sebesar 435
mm dan 431 mm. Sedangkan hari hujan paling banyak terjadi di bulan
Januari, Mei, dan Juni. Pada tahun 2018, tercatat kecepatan angin rata-rata
paling besar terjadi pada bulan November dan Desember, yaitu sebesar 7,4
km/jam.

A.5.1.2 TOPOGRAFI
A.5.1.3 HIDROLOGI
A.5.1.4 KUALITAS LINGKUNGAN
A.5.2 KOMPONEN BIOLOGI
A.5.2.1 FLORA DAN FAUNA
A.5.2.2 PLANKTON – BENTHOS
A.5.3 KOMPONEN SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA
A.5.3.1 DEMOGRAFI
A.5.3.2 KETENAGAKERJAAN
A.5.3.3 PDRB
A.5.3.4 PERSEPSI MASYARAKAT

28
UKL - UPL
PEMBANGUNAN PABRIK RAGI PT. LESAFFRE SARI NUSA

29

Anda mungkin juga menyukai