Oleh:
Yaspis Bintang Timur Girsang
NPM : 14 06 07888
Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan karunia-Nya penyusun mampu menyelesaikan Kerja Praktek di
PT. Petrokimia Kayaku tepat pada waktu yang telah ditetapkan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan.
Yaspis B. T. Girsang
iv
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK .................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... ix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2. Tujuan ................................................................................................. 1
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ................................... 2
LAMPIRAN................................................................................................... 56
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 4.5. Helm Pekerja ........................................................................... 41
Gambar 4.6. IPAL di PT. Petrokimia Kayaku ................................................ 45
Gambar 4.7. Tempat Pembuangan Sementara (TPS) .................................. 46
Gambar 4.8. Tempat Limbah Pembuangan Sementara ................................ 47
Gambar 4.9. Flowchart Proses Pengolahan Limbah ..................................... 48
Gambar 4.10. Diagram Alir Proses Pemilahan Sampah................................ 49
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, tujuan, beserta tempat dan
waktu pelaksanaan Kerja Praktek termasuk area penempatan di PT. Petrokimia
Kayaku Gresik.
Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik
Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek
mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini
mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan
pemecahanan masalah. Oleh karena itu, dalam kerja praktek kegiatan yang
dilakukan oleh mahasiswa adalah:
1. Mengenali ruang lingkup perusahaan
2. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu
3. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor
atau pembimbing lapangan
4. Mengamati perilaku sistem
5. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis
Kerja praktek ini harus dilaksanakan selama minimal 1 (satu) bulan di perusahaan
yang bisa dipilih sendiri oleh para mahasiswa sepanjang perusahaan itu
memenuhi persyaratan sebagai tempat kerja praktek yang ditetapkan oleh PSTI.
1.2. Tujuan
Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:
1. Melatih kedisiplinan.
2. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan
dalam perusahaan.
1
3. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
4. Melihat secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan
menjalankan bisnisnya.
5. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan keadaan sebenarnya
yang ada di perusahaan.
6. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.
2
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan
seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, dan manajemen
perusahaan.
PT. Petrokimia Kayaku diresmikan pada 30 Juli 1977 sebagai perusahaan yang
berstatus Penanaman Modal Asing (PMA) dengan kepemilikan saham sebagai
berikut :
PT. PETROKIMIA GRESIK 60%
Mitsubishi Co. 20%
Nippon Kayaku 20%
3
Sejak 30 Juli 2002 perusahaan memasuki bisnis "Consumer Goods" dengan
memproduksi dan memasarkan insektisida rumah tangga anti nyamuk bakar dan
cair.
Gambar Siklo-
Hesan (Segi Enam)
Gambar Daun
Tanaman
Gambar logo tersebut merupakan rangkaian dari 3 buah gambar yang berwarna
hijau dan bentuk simetri yang mengandung makna industri agrokimia dengan
produk yang bekerja efektif dan bersifat relatif aman bagi kesehatan, mempunyai
tujuan agar baik konsumen maupun produsen dapat hidup sehat dan makmur.
4
2.1.2. Produk
Produk yang dijual dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu insektisida, herbisida,
fungisida, rodentisida, fungisida, rodentisida, fumigan, moluskisida, atraktan,
pupuk cair, zat perangsang tumbuhan, pupuk hayati, probiotik ikan dan ternak, dan
masing-masing kelompok terdiri dari beberapa jenis produk. Namun, tidak semua
produk tersebut diproduksi, yang diproduksi hanyalah produk-produk yang fast
moving (terjual cepat). Di bawah ini merupakan jenis produk-produk yang dijual
oleh PT. Petrokimia Kayaku :
5
Tabel 2.2. Produk Herbisida
No. Produk Kandungan
1 Amexone 80 WP Ametrin 80%
2 Amexone 500 SC Ametrin 500 g/l
3 Baron 500 SC Ametrin 500 g/l
4 Basmilang 480 SL Isopropyl amina glifosat 480 g/l
5 Bigstar 240/120 SL Isopropyl amina glifosat 240 g/l & 2,4 D IPA 120 g/l
6 Bitop 531 SL Isopropyl amina glifosat 531 g/l
7 Gempur 480 SL Isopropyl amina glifosat 480 g/l
8 Godam 520 SL 2,4 D IPA 520 g/l
9 Gramaquat 282 SL Parakuat diklorida 282 g/l
10 Kimiru 45 WP 2,4-D butyl ester 45%
Isopropyl amina glifosat 300 g/l & 2,4 D dimetil
11 Komodor 300/100 SL
amina 100 g/l
12 Laskar 172 SL Isopropyl amina glifosat 172 g/l
13 Lindas 240 SL Isopropyl amina glifosat 240 g/l
14 Maron 500 SC Diuron 500 g/l
15 Maron 80 WP Diuron 80%
16 Petrosat 375 SL Isopropyl amina glifosat 375 g/l
17 Rally 20 WDG Metyl metsulfuron 20%
18 Saturn D 6GR Tiobenkarb 4% & 2,4 D IBE 2%
Isopropyl amina glifosat 160 g/l & 2,4 D isopropyl
19 Siklat 250 SL
amina 90 g/l
20 Squad 200 SL Parakuat diklorida 200 g/l
21 Starmin 865 SL 2,4 D dimetilamina 865 g/l
22 Startrek 288 EC Fluroxypyr 288 g/l
23 Sunatra 500 EC Atrazin 500 g/l
Isopropyl amina glifosat 100 g/l & 2,4 D isopropyl
24 Trobost 160 SL
amina 60 g/l
6
Tabel 2.4. Produk Rodentisida
No. Produk Kandungan
1 Petrokum 0.005 BB Brodifakum 0,005%
7
Tabel 2.11. Produk Probiotik Ikan
No. Produk
1 Petrogrow
Sesuai dengan bentuk dari bisnis utama organisasi maka ruang lingkup sertifikasi
dalam ISO 9001:2008 adalah produksi dan pemasaran pestisida. Dimana ISO
9001 merupakan sertifikasi yang digunakan sebagai standar di bidang manajemen
mutu. Namun pada standar ISO 9001:2008 terdapat pengecualian persyaratan
pada klausul 7.5.2 mengenai Validasi Proses Produksi dan Penyediaan Jasa. Hal
ini disebabkan karena validasi terhadap mutu produk sudah dapat ditentukan pada
saat proses sampai dengan produk jadi, tanpa menunggu produk tersebut
diserahkan pada konsumen.
Ruang lingkup sertifikasi dalam ISO 14001:2004, OHSAS 18001:2007 dan SMK3
adalah untuk PT. Petrokimia Kayaku sendiri yang berlokasi di Jalan Jenderal A.
Yani PO Box 107, Gresik. ISO 14001 adalah standar yang mengatur mengenai
Sistem Manajemen Lingkungan (SML) pada perusahaan, OHSAS 18001:2007
dan SMK3 mengatur penerapan Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan
Kerja atau yang biasa disebut dengan Manajemen K3.
8
2.2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang dibentuk di PT. Petrokimia Kayaku dibentuk berdasarkan orientasi kebutuhan dan kepuasan pelanggan melalui
garis wewenang serta tanggung jawab yang jelas. Dengan demikian organisasi diharapkan akan mampu merealisasikan persyaratan
pelanggan sehingga mampu memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan. Berikut merupakan struktur organisasi yang dibentuk pada PT.
Petrokimia Kayaku Gresik:
DIREKTUR
UTAMA
Direktur Direktur
Keuangan Produksi
Staf Candal
Prod
9
2.2.1. Penjelasan Struktur Organisasi
Berikut merupakan penjelasan tugas masing-masing jabatan pada struktur
organisasi PT. Petrokimia Kayaku:
a. Direktur Utama
Secara umum tugas direktur utama adalah sebagai koordinator, komunikator,
pengambil keputusan, pemimpin, pengelola, dan eksekutor. Dalam
menjalankan tugasnya, direktur utama melibatkan manajemen dan karyawan
perusahaan.
b. Direktur Keuangan
Direktur keuangan memiliki tugas untuk mengelola keuangan dengan tugas
pokok untuk menyelenggarakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan
pengelolaan anggaran, akuntansi, dan pelaporan keuangan, serta
perbendaharaan.
c. Direktur Produksi
Direktur produksi memiliki tugas untuk merencanakan dan merumuskan
kebijakan strategis yang menyangkut produksi serta melakukan monitoring dan
mengarahkan proses produksi.
d. Departemen Penjualan
Mengkoordinir penjualan agar memenuhi target, menyusun rencana penjualan,
mengikuti dan menganalisa perkembangan pasar, menganalisa laporan
penjualan dan mengadakan evaluasi, memberikan saran dalam rangka
peningkatan penjualan .
e. Departemen Pemasaran
Merencanakan dan merumuskan kebijakan strategis yang menyangkut
pemasaran, melakan monitoring dan mengarahkan proses-proses di seluruh
divisi pemasaran, memberikan masukan dalam menentukan hal-hal yang
berkaitan dengan pemasaran.
10
g. Departemen Administrasi Keuangan
Secara umum tugas administrasi keuangan adalah menyusun anggaran
belanja, menentukan sumber biaya dan semua hal yang berkaitan dengan
proses pembiayaan dan pengeluaran keuangan agar penggunaan biaya dapat
diolah secara efektif dan efisien.
i. Departemen Pengadaan
Perencanaan pembelian, membuat prosedur standar pengadaan barang / jasa,
pencarian supplier / vendor yang tepat dengan melihat penawaran serta rekam
jejaknya secara detail, membuat perbandingan biaya pembelian dari supplier /
vendor, negoisasi biaya jangka waktu pembayaran dan pengiriman.
l. Staf Pemusdir
Tugas pemusdir (pembantu khusus direksi) adalah membantu tugas-tugas
khusus dari direksi.
m. Quality
Meneliti produk dan proses produksi perusahaan untuk memperoleh standar
kualitas yang diperlukan, monitoring, uji test, dan memeriksa semua proses
produksi yang terlibat dalam produksi suatu produk.
11
Visi PT. Petrokimia Kayaku adalah menjadi perusahaan penghasil pestisida dan
produk hayati yang paling diminati oleh pelanggan sedangkan misinya ialah
Memproduksi pestisida dan produk hayati untuk mengamankan dan meningkatkan
produktifitas pertanian, peternakan, dan perikanan sesuai dengan keinginan
pelanggan.
Nilai-nilai dasar perusahaan yang diyakini oleh PT. Petrokimia Kayaku dalam
menjalankan bisnis adalah nilai integritas, inovasi, kerjasama tim, transparansi,
dan profesional. Berikut merupakan penjelasan masing-masing nilai :
a. Integritas, mengandung prinsip-prinsip kejujuran, kesamaan kata dengan
perbuatan, berperilaku mulia, selalu tekad pada kebenaran, menyuarakan hati
nurani dan mematuhi kode etik.
b. Inovasi, selalu menyediakan dan mengembangkan ide-ide baru dengan
pendekatan kreatif pada semua bidang.
c. Kerjasama Tim, kerjasama efektif hanya dapat dicapai dengan saling percaya
dan menghargai satu dengan yang lainnya, serta saling berhubungan dengan
baik dan bekerjasama. Solusi terbaik datang dari hasil kerjasama yang baik
dengan semua kolega dan pelanggan.
d. Transparansi, keterbukaan yang adil dan bertanggung jawab dapat
menanamkan kepercayaan stakeholders.
e. Profesional, senantiasa berusaha keras untuk mencapai kesempurnaan mutu
yang tinggi dan unggul atas hasil kerja dan pelayanan.
12
BAB 3
TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan sistem pada perusahaan seperti
proses bisnis untuk tiap departemen pada PT. Petrokimia Kayaku, produk-produk
yang dihasilkan, proses produksi, dan fasilitas produksi.
Menyusun
Distribusi
Permintaan dan
Penerimaan Barang
Produk
Barang ada /
TIDAK
tidak? Pengadaan
Barang
YA
Proses Produksi
Pemeriksaan Mutu,
Lingkungan, dan K3
Penyerahan
Produk ke
Warehouse
a. Insektisida
Merupakan bahan-bahan kimia yang bersifat rancun yang digunakan untuk
membunuh serangga pada tanaman. Di bawah ini merupakan jenis-jenis produk
insektisida yang diproduksi :
13
1. Antiset 15 EC
Insektisida racun kontak dan lambung berwarna jernih kekuningan untuk
mengendalikan hama lalat Chrysomya megacephala, Musca domestica dan
kumbang Dermestes sp pada ikan olahan.
2. Applaud 10 WP
Insektisida ini bersifat menghambat pertumbuhan chitin, mempunyai cara
kerja yang unik untuk mengendalikan wereng coklat, wereng hijau pada
tanaman padi, kutu putih Bemisia tabaci pada tanaman kedelai, tungau kuning
Polyphagotersonemus latus pada tanaman cabai merah dan wereng daun
Empoasca sp pada tanaman teh. Sangat efektif dan memiliki efek residu yang
lama terhadap serangga tersebut di atas tanpa menimbulkan resurjensi.
14
Gambar 3.4. Bassa 500 EC
4. Diazinon 10 GR
Insektisida racun kontak dan lambung, berbentuk butiran berwarna ungu,
digunakan untuk mengendalikan hama-hama penting pada tanaman kelapa,
kelapa sawit, kedelai, nenas dan tebu.
5. Diazinon 600 EC
Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan berwarna kuning
kecoklatan yang dapat diemulsikan, untuk mengendalikan hama-hama
penting pada tanaman kedelai, kelapa, kakao, kubis, nenas, sawi putih dan
lamtoro.
6. Exocet 50 EC
Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan yang dapat
diemulsikan, untuk mengendalikan hama-hama pada tanaman bawang
merah, cabai, jeruk, kacang panjang, kakao, kedelai, kubis, teh, tembakau,
jagung dan kelapa sawit.
15
Gambar 3.6. Exocet 50 EC
7. Instop 311 EC
Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan berwarna jernih
kekuningan yang dapat diemulsikan untuk mengendalikan hama-hama pada
tanaman bawang merah, kelapa sawit, kedelai, kubis, tembakau dan tomat.
8. Kanon 400 EC
Insektisida yang bekerja secara kontak dan sistemik berbentuk pekatan
berwarna kuning kecoklatan yang dapat diemulsikan untuk mengendalikan
hama-hama penting pada tanaman apel, cabai, jarak pagar, jeruk, kacang
panjang, kedelai, kentang, kopi, kubis, melon, semangka dan tembakau.
9. Komet 15 EC
Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan berwarna kuning
kecoklatan yang dapat diemulsikan untuk mengendalikan hama gudang
Tribolium castaneum pada beras di gudang penyimpanan.
10. Kristal 50 SP
Insektisida yang bekerja secara sistemik, racun kontak dan racun lambung
dengan mengganggu system syaraf pusat, berbentuk tepung berwarna biru
muda yang dapat larut dalam air untuk mengendalikan hama-hama pada
tanaman bawang merah, cabai, jarak pagar, kentang dan kubis.
11. Matros 18 EC
Insektisida racun kontak dan lambung yang berbentuk pekatan yang dapat
diemulsikan berwarna kuning pucat untu mengendalikan hama-hama
tanaman pada cabai, kentang, kubis dan jeruk.
16
12. Metal 30 EC
Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan yang dapat
diemulsikan untuk mengendalikan hama-hama pada tanaman bawang merah,
kubis, cabai, kakao dan tembakau.
17
Gambar 3.9. Mipcinta 50 WP
18
17. Petrofur 3 GR
Insektisida / nematisida yang bekerja secara racun kontak dan sistemik
berbentuk butiran berwarna ungu untuk mengendalikan hama-hama penting
pada tanaman pada sawah, padi gogo, kedelai, kentang, tebu dan pisang.
19. Radar 15 EC
Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk larutan dalam air berwarna
jernih untuk mengendalikan hama pada tanaman cabai, kedelai, kubis, kelapa
sawit dan tembakau.
20. Rudal 25 EC
Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan yang dapat
diemulsikan untuk mengendalikan hama-hama pada tanaman cabai, kedelai,
kakao, kelapa sawit dan tembakau.
19
Gambar 3.14. Rudal 25 EC
22. Starfidor 5 WP
Insektisida sistemik racun kontak dan lambung berbentuk tepung berwarna
putih yang dapat disuspensikan untuk mengendalikan hama-hama pada
tanaman cabai, kentang, kacang panjang, jeruk, padi, tembakau dan
semangka.
24. Termikon 15 EC
Bahan pengawet kayu bersifat racun kontak dan lambung berbentuk pekatan
yang dapat diemulsikan, untuk mengendalikan rayap kayu kering dan tanah
bangunan.
20
Gambar 3.16. Termikon 15 EC
25. Tetrin 36 EC
Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan yang dapat
diemulsikan, untuk mengendalikan hama pada tanaman bawang merah,
cabai, kedelai, kelapa sawit dan kubis.
b. Herbisida
Herbisida merupakan senyawa pada lahan pertanian yang digunakan untuk
menekan dan memberantas tumbuhan yang dapat menurunkan produktifitas
tanaman dan hasil panen yang disebabkan oleh gulma. Di bawah ini merupakan
jenis-jenis produk herbisida yang diproduksi :
1. Ametrone 252 SL
Herbisida sistemik purna tumbuh berbentuk larutan dalam air berwarna putih
pucat untuk mengendalikan gulma pada pertanaman kelapa sawit (TBM).
2. Amexone 500 SC
Herbisida selektif, sistemik pra tumbuh berbentuk pekatan suspensi berwarna
putih. untuk mengendalikan gulma berdaun sempit dan gulma berdaun lebar
pada tanaman jagung, nenas, pisang, tebu dan padi gogo.
21
3. Baron 500 SC
Herbisida selektif, sistemik pra tumbuh dan purna tumbuh berbentuk pekatan
suspensi berwarna putih, untuk mengendalikan gulma berdaun lebar dan
berdaun sempit pada tanaman tebu.
4. Basmilang 480 SL
Hebisida sistemik purna tumbuh berbentuk larutan dalam air berwarna kuning
untuk mengendalikan gulma pada hutan tanaman industri (HTI) Acacia
mangium, pertanaman kakao (TBM), pertanaman karet (TBM), pertanaman
kelapa sawit (TBM), pertanaman kopi (TBM), lahan tanpa tanaman, padi
sawah (TOT) dan teh.
5. Bigstar 240/120 SL
Herbisida sistemik purna tumbuh berbentuk larutan dalam air untuk
mengendalikan gulma pada pertanaman kakao (TBM), karet (TBM) dan teh
(TBM).
6. Bitop 531 SL
Herbisida sistemik purna tumbuh berbentuk larutan dalam air untuk
mengendalikan gulma pada pertanaman karet (TBM), pertanaman kelapa
sawit (TBM) dan lahan tanpa tanaman.
22
7. Gempur 480 SL
Herbisida sistemik purna tumbuh berbentuk larutan yang dapat larut dalam air
untuk mengendalikan gulma pada hutan tanaman industri Acacia mangium,
pertanaman kakao (TBM), pertanaman karet (TMB), pertanaman kelapa sawit
(TBM), pertanaman kopi (TMB), lahan tanpa tanaman, persiapan lahan
budidaya jagung (TOT) dan teh.
8. Godam 520 SL
Herbisida sistemik purna tumbuh untuk mengendalikan gulma berdaun lebar
Lindemia sp, Monochoria vaginalis, gulma berdaun sempit Paspalum
distechum dan teki Scirpus juncoides pada tanaman padi sawah dan gulma
berdaun lebar Echinocloa colonum pada tanaman tebu dan pada tanaman
karet.
9. Gramaquat 282 SL
Herbisida racun kontak purna tumbuh berbentuk larutan dalam air berwarna
hijau tua untuk mengendalikan gulma pertanaman karet (TBM), pertanaan
kelapa sawit (TBM) , lahan tanpa tanaman, persiapan lahan kedelai (TOT),
persiapan lahan padi pasang surut (TOT), persiapan lahan jagung (TOT) dan
kopi (TBM).
10. Kimiru 45 WP
Herbisida sistemik purna tumbuh berbentuk tepung yang dapat
disuspensikan, berwarna biru kehijauan untuk mengendalikan gulma berdaun
lebar, gulma berdaun sempit dan teki di pertanaman padi sawah dan padi
sawah tanam pindah.
23
(TOT), persiapan pada lahan budidaya padi sawah (TOT) dan hutan tanaman
industri (Acacia mangium).
15. Maron 80 WP
Herbisida sistemik pra dan purna tumbuh berbentuk tepung yang dapat
disuspensikan untuk mengendalikan gulma pada pertanaman tebu.
24
18. Saturn D 6GR
Herbisida pra tumbuh dan purna tumbuh yang bekerja secara sistemik dan
selektif berbentuk butiran berwarna biru muda untuk mengendalikan gulma
berdaun lebar, gulma berdaun sempit dan teki dipertanaman padi sawah dan
padi tabela.
c. Fungisida
Fungisida merupakan jenis pestisida yang digunakan untuk mengendalikan,
membunuh, menghambat, dan mencegah jamur atau cendawan patogen
penyebab penyakit. Fungsida terdiri dari berbagai macam bentuk seperti tepung,
cairan, gas, dan butiran. Di bawah ini merupakan jenis-jenis fungisida yang
diproduksi :
1. Agrifos 400 SL
Fungisida sistemik berbentuk larutan dalam air berwarna biru untuk
mengendalikan penyakit pada tanaman Anggur, kelapa, kentang, nenas,
tembakau di pembibitan dan tomat.
2. Curxanil 8/64 WP
Fungisida protektif dan sistemik berbentuk tepung yang dapat disuspensikan
berwarna kuning kecoklatan untuk mengendalikan penyakit bercak daun pada
tanaman bawang merah, penyakit busuk daun pada tanaman kentang dan
tomat, penyakit antraknosa pada tanaman cabai, penyakit busuk buah pada
tanaman kakao serta penyakit embun bulu pada tanaman melon.
3. Mandazim 74/6 WP
Fungisida sistemik berbentuk tepung berwarna kuning kecoklatan yang dapat
disuspensikan untuk mengendalikan penyakit busuk daun Phytopthora
infestans pada tanaman kentang dan tomat, penyakit bercak ungu Alternaria
porri pada tanaman bawang merah, penyakit antraknosa Colletotricum spp.
pada tanaman cabai merah, penyakit hawar daun Rhizoctonia solani pada
tanaman padi serta penyakit rebah daun pada tanaman tembakau.
25
4. Metazeb 80 WP
Fungisida berbentuk tepung berwarna kuning kecoklatan yang dapat di
suspensikan untuk mengendalikan penyakit pada tanaman kentang, karet dan
tomat.
5. Primafos 400 SL
Fungisida yang bersifat sistematik berbentuk larutan berwarna biru untuk
mengendalikan penyakit pada tanaman kentang dan tomat.
6. Sultricob 93 WP
Fungisida kontak berbentuk tepung berwarna biru kehijauan yang dapat
disuspensikan untuk mengendalikan penyakit pada tanaman jeruk, anggur,
apel, cabai, kakao, kentang, teh, tembakau dan tomat.
7. Topsin 500 SC
Fungisida ini memiliki keunggulan kombinasi yang khas dari sifat preventif,
kuratif dan sistemik serta berspektrum luas, untuk mengendalikan penyakit
pada berbagai tanaman seperti apel, bawang merah, bawang putih, cabai,
melon, semangka, padi, tembakau dan pisang.
26
8. Topsin 70 WP
Fungisida sistemik berbentuk tepung berwarna putih kecoklatan yang dapat
di suspensikan untuk mengendalikan penyakit jamur pada tanaman apel,
bawang merah, bawang putih, cabai, kacang hijua, kacang tanah, kentang,
melon, semangka, padi, pisang, tembakau, tomat dan jeruk nipis.
d. Rodentisida
Rodentisida adalah jenis racun yang digunakan untuk membasmi hama tikus, baik
tikus di sawah atau kebun maupun di permukaan. Jenis produk rodentisida yang
diproduksi oleh PT. PETROKIMIA KAYAKU adalah Petrokum 0.005 BB yang
merupakan rodentisida antikoagulan yang berupa umpan siap pakai berbentuk
blok berwarna kebiru-biruan untuk mengendalikan tikus sawah Rattus
argentiventer dan tikus belukar Rattus tiomanicus.
e. Fumigan
Fumigan adalah gas-gas mudah menguap yang digunakan untuk membunuh
hama serangga. Berikut merupakan jenis produk fumigan yang diproduksi :
1. Celphos 57 TB
Insektisida racun pernafasan berbentuk tablet yang bisa berubah menjadi gas
phospin, untuk mengendalikan hama beras (Sitophilus oryzae) dan hama
tembakau (Lasioderma serricome) ditempat penyimpanan (gudang).
2. Alphos 57 DT
Fumigan racun pernafasan berbentuk tablet yang bisa berubah menjadi gas
phospin, untuk mengendalikan hama beras ditempat penyimpanan (gudang).
f. Moluskisida
Moluskisida adalah pestisida yang digunakan untuk membunuh moluska seperti
siput telanjang, siput setengah telanjang, sumpil, bekicot, serta trisipan yang pada
umumnya terdapat di tambak. Jenis moluskisida yang diproduksi adalah Seldene
250 EC, yaitu racun lambung berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan berwarna
27
coklat kekuningan, untuk mengendalikan hama siput murbei (Pomacea
cannaliculata) pada tanaman padi sawah.
g. Atraktan
Atraktan adalah aroma atau bau yang mampu merangsang hewan untuk tertarik
atau mendekat karena menyukai aromanya. Manfaat atraktan ini sebagai
penangkap, perangkap dan pembasmi serangga atau binatang lain. Jenis atraktan
yang diproduksi adalah petrogenol 800 L yang berbentuk larutan berwarna kuning
jernih untuk mengendalikan lalat buah (Dacus sp) pada tanaman mangga dan
cabai.
h. Pupuk Cair
Pupuk cair terdiri dari dua jenis antara lain petrovita yaitu pupuk cair lengkap
mengandung unsur hara makro, unsur hara mikro, zat penyangga dan zat
pembasah yang sangat diperlukan oleh tanaman pangan, perkebunan dan
tanaman bunga. Jenis kedua adalah pupuk cair wokozim.
j. Pupuk Hayati
Pupuk hayati merupakan formula pupuk yang mengandung kompleks
mikroorganisme tanah yang unggul dan efektif dalam meningkatkan /
mengembalikan kesuburan tanah secara alami. Beberapa jenis produk pupuk
hayati yang diproduksi antara lain adalah Petrobio GR, Kayabio GR, Petroboost,
Petrofast.
k. Probiotik Ikan
Probiotik ikan merupakan mikroba yang menguntungkan bagi ikan yang sedang
dibudidayakan. Beberapa jenis probiotik ikan yang diproduksi antara lain adalah
Petrogrow, yaitu suplemen berupa sel mikroorganisme hidup yang diberikan
melalui berbagai cara masuk saluran pencernaan untuk menyeimbangkan
mikroflora dalam saluran pencernaaan, sehingga menguntungkan bagi kehidupan
ikan dan udang. Petrogrow juga bermanfaat untuk perbaikan lingkungan hidup
28
ikan dan udang, perbaikan kualitas air serta menghambat pertumbuhan patogen
dalam air.
l. Probiotik Ternak
Hampir sama seperti probiotik ikan, probiotik ternak merupakan mikroba yang
menguntungkan bagi ternak yang sedang dibudidayakan. Jenis probiotik ternak
yang diproduksi adalah Probiss.
Komposisi produk PT. Petrokimia Kayaku secara umum terdiri dari 3 bahan utama,
yang pertama adalah bahan baku yang berupa bahan aktif dimana macam-macam
pembawanya dibagi menjadi EC (emulsifiable concentrate), SL (soluble
concentrate), dan SC (aqueos suspension concentrate). Yang kedua adalah
bahan pembantu. Tidak seperti bahan utama, bahan pembantu ini tidak
dicantumkan dikemasan karena menjadi rahasia produk perusahaan. Bahan
pembantu tersebut disebut adjuvant dan ada carrier nya, untuk produk berupa
cairan biasanya menggunakan carrier bernama solvent. Selain adjuvant, ada
beberapa produk yang diberi pewarna tambahan yang digunakan sebagai
pembeda. Hal ini disebabkan karena biasanya antara produk satu dengan produk
lainnya hanya dibedakan berdasarkan kadarnya sehingga digunakan pewarna
sebagai pembeda. Bahan yang ketiga adalah bahan kemasan yang berupa botol,
polybag, dan aluminium foil. Kemasan botol digunakan untuk produk-produk
berupa cairan, polybag digunakan untuk produk berupa butiran seperti pupuk /
pestisida, dan aluminium foil yang biasa digunakan untuk produk berupa tepung.
29
Proses pencampuran antara bahan aktif dan bahan pembantu pada pestisida
dapat dijelaskan dengan gambar di bawah ini:
Bahan
Bahan Aktif (%) Pembantu (%)
MIXING
Proses pencampuran bahan baku aktif dan bahan pembantu disebut sebagai
proses mixing. Lama waktu mixing untuk masing-masing produk yang sedang
diproduksi berbeda satu dengan yang lainnya, hal ini disesuaikan dengan SOP
(standart operation procedure) tiap produk.
a. Plant 1
Plant 1 terdiri dari beberapa plant yaitu plant cair 1, cair 2, butiran, WP, flowable
(SC), dan petrogenol.
Plant Cair 1 digunakan untuk memproduksi produk EC (emulsion concentrate)
atau biasa disebut dengan plant oil base. Jenis produk yang diproduksi rata-
rata ialah insektisida 90% dan fungisida 10%. Plant Cair 1 memiliki 4 tank
dengan kapasitas masing-masing tank adalah 2 ton.
30
memproduksi 3 produk. Carrier yang digunakan pada Plant Butiran adalah
pasir.
b. Plant 2
Berbeda dengan Plant 1, pada Plant 2 hanya berlangsung produksi rodentisida.
Produk ini merupakan produk yang digunakan untuk mengusir tikus. Proses
mixing sama seperti proses pencampuran pestisida yang telah dijelaskan pada
pembahasan sebelumnya, hanya saja carrier yang digunakan pada rodentisida
berbeda. Carrier tersebut adalah parafin / lilin dan beras.
c. Plant 3
Plant 3 merupakan plant yang memproduksi produk-produk fast moving (terjual
cepat) dan produk dengan kapasitas tinggi. Plant 3 memproduksi produk-
produk herbisida yaitu produk yang digunakan untuk rerumputan. Pada plant ini
terdapat 3 line yaitu line glifosat, line parakuat, line herbisida (SC).
Pada plant packing line glifosat terdapat kemasan 5 liter dan 30 liter. Mesin-
mesin yang digunakan semi otomatis dengan kapasitas 15 ton / shift. Selain itu,
terdapat kemasan 1 liter robotik yang digunakan untuk produksi produk fast
moving dengan kapasitas 20 ton / shift atau setara dengan 20.000 botol / shift.
31
Pada kemasan 1 liter robotik ini terdapat proses filling, sealing, dan caping. Di
bagian ini juga terdapat robot untuk memasukkan botol ke dalam box, dengan
kata lain pada bagian ini full otomasi.Selain kemasan 5 liter, 30 liter, dan 1 liter
robotik, juga terdapat kemasan 1 liter manual.
Sedangkan, pada plant packing line parakuat hanya terdapat kemasan 5 liter
dan kemasan 20 liter.
Pada plant packing line herbisida (SC) kapasitas tank yang disediakan adalah
3 ton. Proses mixing yang dilakukan di plant herbisida (SC) sedikit berbeda,
proses tersebut dimulai dari bahan aktif yang di-grinding terlebih dahulu
kemudian hasil grinding tersebut dimasukkan ke dalam tank kemudian
dicampur. Hasil campuran tersebut di-remix lagi namun kali ini dengan adjuvant
yang akan digunakan. Proses pencampuran antara bahan-bahan yang
digunakan pada line herbisida (SC) adalah sebagai berikut:
Adjuvant
32
BAB 4
TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA
Kesehatan dan keselamatan kerja atau yang biasa disebut dengan K3 dibutuhkan
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran,
ledakan, dan pencemaran lingkungan yang diakibatkan aktivitas produksi
perusahaan PT. Petrokimia Kayaku.
Pengertian dari kesehatan kerja sendiri adalah sebagai sebuah upaya yang
digunakan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan baik secara fisik,
mental, maupun sosial bagi pekerja untuk semua jenis pekerjaan yang dilakukan.
Dengan tercapainya kesehatan kerja maka dapat menciptakan lingkungan kerja
yang nyaman dan aman sehingga pekerja dapat menjalankan aktivitas lebih
nyaman dan leluasa. Sedangkan, keselamatan kerja merupakan sarana utama
untuk pencegahan kecelakaan, cacat, dan kematian sebagai akibat kecelakaan
kerja dan sebagai tindakan preventif terhadap kecelakaan yang dilakukan sebagai
bentuk tanggung jawab diri saat bekerja.
33
d. Bapak Himawan Firdaus selaku Karu Produksi 1
e. Bapak Reza Sulistiawan selaku Gasus Produksi 1
f. Bapak Chandra Hermawan selaku Staf Pertama Lingkungan dan K3
g. Bapak Munadi selaku Staf Muda Lingkungan dan K3
h. Bapak Joko Purnawan selaku Adm. Candal Produksi
34
4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan
Dalam melaksanakan pekerjaan di PT. Petrokimia Kayaku, penulis melakukan
pengamatan dan pekerjaan sesuai dengan arahan yang diberikan.
Adapun metode yang digunakan selama melaksanakan kerja praktek adalah
sebagai berikut:
a. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak PT. Petrokimia Kayaku khususnya
bagian produksi dan K3. Dengan melakukan wawancara maka diharapkan
mahasiswa mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam tentang K3 yang
diterapkan di PT. Petrokimia Kayaku.
b. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk memperoleh informasi melalui dokumen-
dokumen perusahaan yang terkait dengan fungsi K3 agar lebih memahami
peraturan dari program kerja yang dimiliki oleh PT. Petrokimia Kayaku.
c. Observasi
Selelah memahami program kerja fungsi K3 kemudian dilakukan observasi
untuk mengamati dan mengikuti program K3 yang diterapkan oleh PT.
Petrokimia Kayaku sesuai dengan pedoman dan tata kerja yang dimiliki.
35
b. Safety di Kantor dan Plant
Safety baik di kantor maupun di plant sangat penting untuk diperhatikan karena
dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan-kecelakaan yang serius. Beberapa
kecelakaan yang sering terjadi antara lain adalah tergelincir serta jatuh di area
kerja.
Hal yang perlu dilakukan adalah memperhatikan penghalang yag dapat
menyebabkan pekerja tersandung, seperti kabel. Maka, akan lebih baik jika kabel
dirancang sedemikian mungkin agar lebih rapi sehingga tidak menyebabkan
kecelakaan pada pekerjanya.
Selain saluran kabel, steker kontak / terminal yang digunakan bertumpuk-tumpuk
juga dapat membahayakan. Hal ini karena dapat mengakibatkan terjadinya konslet
dan berpotensi lebih mudah untuk mengalami kebakaran.
Kemudian, design furniture yang kurang sesuai juga dapat mengakibatkan
kecelakaan pada kerja dan menimbulkan kelelahan pada pekerja. Seperti
misalnya design kursi kantor atau meja kerja yang tidak ergonomis. Posisi letak
furniture seperti meja dan kursi tersebut juga penting untuk meningkatkan
produktivitas dan performa pekerja. Selain memperhatikan furniture, perlu juga
memperhatikan kapasitas ruangan. Kapasitas ruangan yang terlalu kecil
sebaiknya tidak digunakan untuk menampung pekerja atau barang-barang yang
terlalu banyak.
Sistem informasi yang sudah terintegrasi menyebabkan PT. Petrokimia Kayaku
lebih banyak menggunakan komputer untuk bertukar informasi dari satu
departemen kepada departemen lainnya. Sehingga, tingginya tingkat intensitas
penggunaan komputer dapat mempengaruhi kesehatan pekerjanya. Alangkah
lebih baik komputer yang digunakan diberi pelindung kaca sehingga tidak
menimbulkan radiasi pada para penggunanya. Selain itu, posisi layar / monitor
diatur agar sesuai dengan penggunanya sehingga dapat digunakan dengan
nyaman.
c. Hazard di Kantor
Hazard atau yang biasa disebut dengan potensi bahaya ialah segala sesuatu yang
memiliki potensi terjadinya kecelakaan, sakit, ketidaknyamanan, dan
ketidakselamatan bagi pekerja maupun orang sekitar. Jenis-jenis hazard antara
lain adalah chemical hazard, physical hazard, biological hazard, ergonomic,
mechanical hazard, electrical hazard, dan psychological hazard.
36
Chemical hazard adalah jenis potensi bahaya yang berbentuk gas, cair, atau padat
yang bersifat racun, iritan, dan dapat mengakibatkan sesak napas. Contoh
chemical hazard pada PT. Petrokimia Kayaku berupa debu disekitar perusahaan
yang dapat mengganggu pernapasan dan juga menyebabkan iritasi pada mata.
Selain itu juga gas / bau-bauan yang tidak seharusnya dihirup, biasanya berasal
dari hasil aktivitas produksi. Pada PT. Petrokimia Kayaku terdapat beberapa
produk yang kandungan bahan kimianya berbahaya apabila dihirup secara terus-
menerus. Untuk mengatasi potensi bahaya seperti ini pada PT. Petrokimia Kayaku
membuat instalasi untuk menyerap bau-bauan hasil produksi yang ditempatkan di
masing-masing plant. Selain membuat instalasi penyerapan bau juga melakukan
pergantian kerja untuk tiap karyawan yang ditempatkan di bagian tersebut dalam
jangka waktu yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Selain itu bahan baku aktif
produksi pestisida memang tidak jauh dari bahan-bahan kimia, sehingga apabila
digunakan dengan tidak hati-hati dan mengenai tubuh maka akan mengakibatkan
cidera seperti iritasi, panas, atau gatal-gatal pada area kulit yang terkontaminasi
racun / bahan kimia.
Physical hazard merupakan potensi bahaya yang ditimbulkan akibat energi seperti
suara bising, radiasi, temperatur ekstrim (terlalu panas / terlalu dingin), kondisi
pencahayaan, getaran, dan tekanan udara. Contoh physical hazard utama pada
PT. Petrokimia Kayaku berupa suara bising yang disebabkan oleh aktivitas
produksi pada tiap plant. Selain suara bising akibat produksi juga terdapat
beberapa potensi bahaya yang disebabkan oleh kebisingan seperti misalnya
kebisingan yang ditimbulkan dari percakapan antar satu pekerja dengan pekerja
lainnya, kebisingan yang ditimbulkan akibat aktivitas pekerjaan seperti misalnya
suara keyboard dan mouse ketika ditekan. Selain potensi bahaya akibat suara
bising, terdapat juga potensi bahaya yang disebabkan akibat temperatur ekstrim
yaitu cuaca di Gresik.
Biological hazard di PT. Petrokimia Kayaku berupa bakteri-bakteri dan virus yang
terdapat di tempat pembuangan / tempat sampah PT. Petrokimia Kayaku.
Sampah-sampah yang ditumpuk dan tidak langsung diolah mengakibatkan
timbulnya bakteri di lingkungan sekitar pabrik. Sampah yang ditumpuk juga
menyebabkan berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti. Apabila dibiarkan
secara terus menerus, nyamuk ini dapat menimbulkan penyakit bagi pekerja pabrik
maupun orang sekitar yang berada di dekat pabrik tersebut.
37
Selain biological terdapat juga electrical hazard yaitu bahaya yang ditimbulkan
karena adanya aliran listrik. Pada umumnya bahaya ini timbul akibat penggunaan
alat-alat listrik seperti komputer, scanner, mesin fotocopy, dan lain sebagainya.
Untuk contoh mechanical hazard antara lain adalah penggunaan lift yang tiba-tiba
menjepit bagian tubuh atau penggunaan pintu kantor yang juga dapat menjepit
bagian tubuh.
Sedangkan, untuk psychological hazard dapat dilihat dari tingkat kebosanan para
pekerja yang melakukan pekerjaan tersebut secara berulang-ulang. Untuk
mengatasi hal ini maka para pekerja perlu diberikan kegiatan yang sekiranya dapat
mengatasi tingkat kebosanan pekerja selama melakukan aktivitas pekerjaan.
d. Penanganan Emergency
Emergency adalah suatu kondisi yang dapat terjadi kapanpun dan dimana pun.
Sehingga semua pihak kantor maupun pabrik harus mengerti langkah-langkah
emergency yang harus dilakukan.
Pada PT. Petrokimia Kayaku penanganan emergency dimulai dengan melakukan
pelatihan kebakaran. Pelatihan ini bermanfaat untuk mengetahui tindakan apa
yang pertama kali akan dilakukan ketika terjadi kebakaran. Beberapa hal yang
dipelajari ketika pelatihan kebakaran adalah alarm checking, cek kondisi air, cek
kondisi dan penempatan APAR (alat pemadam api ringan) agar dapat dijangkau
dengan mudah. Setelah mengetahui tindakan utama yang perlu dilakukan ketika
terjadi kebakaran maka proses selanjutnya melakukan evakuasi. Evakuasi
dilakukan dengan mengikuti petunjuk emergency yang telah ditetapkan, sehingga
pekerja tidak kebingungan mencari arah menuju pintu emergency jika dalam
keadaan darurat.
PT. Petrokimia Kayaku merupakan perusahaan yang memproduksi pestisida,
sehingga bahan baku aktif yang digunakan adalah bahan kimia beracun. Jika
dihirup secara terus menerus, bahan aktif tersebut dapat menimbulkan efek lemas,
pusing, dan bahkan pingsan pada pekerjanya. Sehingga, untuk mengatasi hal ini
masing-masing pekerja diberikan jangka waktu untuk beraktifitas dengan bahan-
bahan aktif tersebut. Apabila waktu yang diberikan sudah selesai, maka pekerja
tersebut digantikan dengan pekerja lainnya. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi
kecelakaan kerja pada pekerja.
38
Untuk menghindari kecelakaan berupa tergelincir atau terpeleset di area kerja
maka diberikan sign yang dapat memperingatkan pekerja ketika melintas agar
lebih berhati-hati sehingga tidak terpeleset.
Ruang kesehatan juga disediakan di PT. Petrokimia Kayaku. Ruang kesehatan ini
dilengkapi dengan first-aid box dan beberapa perlengkapan kesehatan lainnya.
Ruang kesehatan terletak di pabrik I PT. Petrokimia Kayaku.
39
Gambar 4.3. Wastafel Plant I Cair I
Selain mata, pada bagian produksi juga rentan terhadap zat-zat kimia yang dapat
langsung masuk ke pori-pori kulit. Hal ini terjadi di Plant I khususnya di Plant
Butiran. Jika zat kimia tersebut masuk ke dalam pori-pori maka dapat
menyebabkan pekerjanya lemas, pusing, bahkan pingsan. Untuk mengatasi hal ini
maka seragam yang di design untuk pekerja yang berinteraksi langsung dengan
pembuatan produk / di plant memiliki lengan panjang dan celana panjang untuk
menghindari zat-zat kimia yang dapat masuk ke dalam pori-pori kulit.
Khusus untuk operator pabrik atau siapapun yang sedang melakukan aktivitas di
pabrik diwajibkan untuk menggunakan helm agar terhindar dari hal-hal yang tidak
diinginkan seperti misalnya terkena zat kimia, terkena reruntuhan atap pabrik dan
lain sebagainya.
40
Gambar 4.5. Helm Pekerja
f. Stress di Kantor
Pekerjaan yang dilakukan secara beruang-ulang dan terus menerus dapat
menimbulkan kejenuhan bagi para pekerjanya. Kejenuhan ini dapat
mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seorang pekerja.
Di PT. Petrokimia Kayaku pekerja melakukan beberapa hal untuk menghindari
kebosanan yang dapat menyebabkan stress pada kerja berupa peregangan pada
kaki, tangan, dan anggota tubuh lainnya sehingga kondisi bisa kembali rileks dan
tidak tegang. Selain melakukan peregangan, pekerja juga diperbolehkan untuk
berjalan-jalan di sekitar kantor / pabrik untuk mengatasi kebosanan apabila bekerja
di dalam ruangan atau pabrik secara terus menerus.
g. Resiko di Kantor
PT. Petrokimia Kayaku adalah perusahaan yang memproduksi pestisida, sehingga
bahan aktif yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan pestisida tidak jauh
dari penggunaan zat-zat kimia. Maka dari itu, terdapat beberapa resiko yang
berbahaya seperti misalnya terjadinya kebakaran dan ledakan. Kebakaran dan
ledakan dapat menyebabkan bahan kimia tumpah, tercecer, mencemari
lingkungan, dan berbahaya pada kesehatan manusia.
Selain kebakaran dan ledakan terdapat beberapa resiko lain yang dapat muncul
seperti misalnya tumpahan bahan kimia, banjir, gempa bumi, dan huru-hara di
area pabrik.
Keseluruhan resiko tersebut harus ditangani dengan prosedur penanggulangan
tanggap darurat yang tepat.
41
4.4.2. Identifikasi, Penilaian Dampak Lingkungan, dan Bahaya Resiko K3
Setiap aktivitas, produk, dan material yang ada di PT. Petrokimia Kayaku perlu
diidentifikasi aspek dampak lingkungan dan bahaya resiko K3 yang dapat timbul.
Pada umumnya identifikasi dan penilaian dampak lingkungan dan bahaya resiko
K3 dikenal sebagao Hazard Identification and Risk Assesment.
Tabel Identifikasi, Penilaian Dampak Lingkungan, dan Bahaya Resiko K3 pada PT.
Petrokimia Kayaku dapat dilihat pada lampiran 2.
Tabel Identifikasi & Peniliaian Aspek & Dampak Lingkungan PT. Petrokimia
Kayaku terdiri dari beberapa kolom dengan fungsi masing-masing adalah sebagai
berikut :
a. Kolom Aktivitas/Alat/Material, diisi sesuai dengan aktivitas yang akan di
identifikasi. Apabila yang diidentifikasi berupa alat / material maka kolom diisi
sesuai dengan alat / material yang digunakan.
b. Kolom Kondisi R/NR/E, diisi berdasarkan pemakaiannya. Apabila aktifitas / alat
/ material tersebut pemakaiannya rutin maka kolom tersebut diisi R, apabila
Non-Rutin maka kolom tersebut diisi NR, dan apalagi digunakan untuk kondisi
emergency maka diisi E.
c. Kolom Potensi Bahaya, diisi bahaya-bahaya yang dapat muncul sebagai akibat
dari pelaksanaan atau penggunaan aktifitas/alat/material.
d. Kolom Resiko, diisi berdasarkan potensi bahaya yang telah diidentifikasi. Dari
potensi bahaya tersebut resiko apa yang dapat timbul.
e. Kolom Resiko Awal, terdiri dari legal, probability, severity, dan nilai.
f. Kolom Kontrol Awal, setelah mengetahui tingkat resiko yang dihasilkan maka
diberikan kontrol awal. Bentuk upaya kontrol awal yang akan dilaksanakan
dituliskan pada kolom ini,
g. Kolom Resiko Sisa, setelah dilakukan kontrol awal maka resiko sisa kembali
dihitung. Apabila nilai akhir yang dihasilkan > 9 maka resiko tersebut masih
dapat diterima, apabila < 9 maka tidak dapat diterima sehingga membutuhkan
kontrol tambahan yang dituliskan di kolom Kontrol Tambahan.
Terdapat beberapa faktor dalam penilaian dampak lingkungan dan resiko K3.
Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam melakukan penilaian dampak
lingkungan dan K3 adalah probability (kemungkinan) dan severity (keparahan)
dengan rincian Penilaian adalah sebagai berikut :
42
Tabel 4.1. Tabel Penilaian Dampak Lingkungan dan Resiko K3
Range nilai hasil perkalian yang dihasilkan adalah antara 1 s/d 9 dengan kategori
score sebagai berikut:
Score Keterangan
Dampak yang tidak signifikan sehingga tidak perlu adanya
1 s/d 2
kontrol
43
Sedangkan, untuk penilaian resiko K3 hasil score ditentukan antara 1 s/d 9 dan
dikategorikan sbb:
Secara umum penilaian SMK3 digolongkan pada 2 hal, apabila kisaran nilai yang
dihasilkan antara 1 sampai dengan 2 maka kondisi tersebut dikategorikan
acceptable, yaitu kondisi masih dapat diterima selama tidak ada peraturan hukum
atau persyaratan lain yang berlaku. Kemudian, apabila kisaran nilai yang
dihasilkan antara 3 sampai dengan 9 maka kondisi tersebut dikategorikan non
acceptable, yaitu kondisi tidak dapat diterima.
Untuk hasil penilaian form identifikasi & peniliaian aspek & dampak lingkungan PT.
Petrokimia Kayaku bersifat rahasia dan tidak untuk disebarluaskan.
44
yaitu PT. Petrokimia Gresik (Petrokimia Pusat). Sehingga, seluruh limbah padat
non B3 yang dihasilkan oleh PT. Petrokimia Kayaku, diserahkan kepada PT.
Petrokimia Gresik (Petrokimia Pusat) untuk ditampung.
Proses pengecekan limbah dibagi menjadi dua yaitu proses pengecekan eksternal
dan internal. Proses internal dilaksanakan dengan melakukan swapantau setiap
hari ketika proses produksi berlangsung, sedangkan untuk proses eksternal
dilakukan di Envi Lab (Environmental Laboratory) Gresik dan Balai Teknik
Kesehatan Lingkungan.
45
c. Penanganan Limbah B3
Limbah B3 adalah Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun sisa suatu usaha atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/ beracun yang karena sifat dan/
konsentrasinya dan/ jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan dan atau merusakkan lingkungan hidup dan/ membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia, serta makhluk hidup
lain. Sehingga, untuk pengelolaan limbah B3 sendiri berbeda dengan limbah cair
dan padat non B3. Pada PT. Petrokimia Kayaku sendiri pengolahan limbah B3
diserahkan pada pihak ketiga yang bertugas untuk mengelola limbah B3. Pihak
ketiga tersebut ialah PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI). Perusahaan
ini merupakan perusahaan yang bergerak dalam usaha pengangkutan,
pengumpulan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
Contoh produk B3 PT. Petrokimia Kayaku adalah hasil produksi expired atau
limbah pel kain majun yang sudah terkontaminasi B3, bekas kemasan bahan baku
/ material, fiber drum, botol, dan kaleng yang terkena tetesan pestisida. Sehingga,
untuk pengelolaannya maka limbah-limbah tersebut dibawa ke TPS (Tempat
Pembuangan Sementara) untuk ditampung sementara kemudian setelah 90 hari
apabila kapasitas sudah terpenuhi maka perusahaan akan memanggil pihak PPLI
untuk mengolah limbah tersebut.
46
Gambar 4.8. Tempat Limbah Pembuangan Sementara
Contoh limbah B3 yang dihasilkan oleh PT. Petrokimia Kayaku Gresik yang
diangkut oleh PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) adalah:
i. Contaminated Sand, yaitu limbah berupa pasir yang telah terkontamiasi bahan
kimia. Biaya pengangkutan untuk Contaminated Sand adalah sebesar Rp
2.300.000,00 / ton.
ii. Botom Ash, yaitu bagian dari residu pembakaran yang tidak mudah terbakar
dalam tungku atau incinerator. Biaya pengangkutan untuk Bottom Ash adalah
sebesar Rp 2.300.000,00 / ton.
47
Mulai
Limbah
Identifikasi Jenis
Limbah
Pembakaran /
B3? YA Cair? TIDAK
Incinerator
TIDAK YA
Penampungan
Penampung Limbah
Sementara Limbah
Non – B3
B3
Selesai
48
Penyimpanan Sementara tersebut kemudian diserahkan pada pihak ketiga yaitu
vendor pengangkut sampah domestik dan vendor pengelola limbah B3.
Secara singkat diagram alir proses pemilahan sampah pada PT. Petrokimia
Kayaku dijelaskan sebagai berikut:
PEMILAHAN
SAMPAH
Sampah Domestik
Sampah Sampah
Non Ekonomis Ekonomis
Sampah / Limbah B3
Eks Kemasan Dll
Incinerator/
Pembakaran
Incinerator/
Pembakaran
TEMPAT
PENYIMPANAN SEMENTARA (TPS LB3)
TEMPAT
PENYIMPANAN SEMENTARA (TPS LB3)
PIHAK KE 3 PIHAK KE 3
Vendor Pengangkut Vendor Pengelola
Sampah Domestik Limbah B3
49
a. Tumpahan Bahan Kimia
Tumpahan bahan kimia perlu segera ditangani karena sangat berbahaya
terhadap manusia dan mencemari lingkungan. Tumpahan bahan kimia harus
segera dilokalisir agar tidak masuk ke saluran air serta mencoba kemungkinan
bahan kimia dapat digunakan ulang. Keadaan darurat berupa tumpahan bahan
kimia ini mungkin timbul di area yang terdapat banyak bahan-bahan kimia
seperti di area produksi, gudang, laboratorium dan engineering.
Prosedur jika ada tumpahan bahan kimia adalah sebagai berikut:
i. Hentikan pekerjaan dan segera ambil peralatan darurat lap majun / pasir
untuk menghentikan penyebaran tumpahan
ii. Jika tumpahan meluas dan tidak dapat dibersihkan dengan lap, segera beri
pasir atau serbuk kayu untuk menyerap tumpahan dan mencegah
penyebaran meluas. Pastikan pasir / serbuk kayu sudah menutupi semua
area tumpahan
iii. Periksa dan pastikan tumpahan tidak menuju ke saluran air
iv. Segera laporkan kepada Kepala Bagian atau Pengawas yang ada
v. Pasir / serbuk kayu yang sudah menyerap tumpahan dibersihkan dengan
sapu dan sekop lalu dibuang di tempat sampah B3.
vi. Pastikan personel menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) selama proses
membersihkan.
vii. Sisa tumpahan yang ada dibersihkan dengan lap
viii. Jika diperlukan gunakan air untuk menetralisir sisa tumpahan, namun jangan
dibuang kesaluran air, buang ke tempat limbah B3
ix. Untuk penanganan korban tumpahan, mengacu pada MSDS (Material
Safety Data Sheet)
b. Banjir
Keadaan Darurat Pabrik Tingkat-I :
i. Saat curah hujan lebih tinggi dari kondisi normal atau rata-rata, maka satpam
memantau level air di saluran depan pabrik. Satpam juga melakukan patroli
untuk memeriksa apakah ada saluran air hujan dalam pabrik yang meluap.
ii. Jika level air / volume air di selokan depan masih normal satpam
menginformasikan ke Sie Lingkungan & K3 pesawat 222/223 dalam
keadaan aman.
iii. Jika level air hujan di saluran sudah semakin tinggi, maka satpam
menginformasikan ke Sie LK3 pesawat 222/223 dan penanggungjawab
50
masing-masing unit untuk menutup pintu gudang dan pasang karung-karung
pasir disetiap pintu unit masing-masing: kantor, plant-plant produksi, gudang
material, gudang jadi & hartek agar air tidak meluap ke dalam atau masuk
ke plant-plant.
51
ii. Satpam bunyikan bel tanda bahaya 2 kali dan pengumuman melalui
megaphone sebagai tanda agar tim pemadam menuju lokasi kebakaran.
iii. Tim pemadam api segera mengambil pemadam untuk memadamkan api.
iv. Sedangkan penanggung jawab area melakukan pembasahan dengan
semprotan atau karung goni basah untuk mencegah api meluas.
v. Jika api tidak dapat dikuasai maka:
Alarm berbunyi secara terus-menerus dan semua orang harus
meninggalkan kantor dan gedung lainnya mengikuti petunjuk arah jalur
evakuasi untuk menuju tempat aman yang disediakan di tempat berkumpul
yang telah ditentukan yaitu di depan halaman luar Pabrik sebelah barat. Tiap
kepala bagian harus menghitung anggotanya masing-masing untuk
memastikan tidak ada anggotanya yang tertinggal di dalam ruangan. Tim
darurat / emergency bertindak sebagai koordinator pengendalian keadaan
darurat / emergency untuk pengendalian keadaan darurat atau tempat
kejadian. Anggota satpam segera membuka pintu darurat segera
menghubungi PMK PT. PETROKIMIA GRESIK di telp 1222 / 2222 dan
menuju tempat kejadian untuk menutup daerah kejadian serta mengabsensi
/ mendaftar penghuni dari daerah kejadian. Kabag Engineering membuka
pintu air selokan yang langsung menuju ke interseptor dan menutup pintu air
selokan yang menuju ke badan air. Tujuannya untuk melokalisir bahan kimia
cair yang tumpah ke selokan selama terjadi kebakaran dan ledakan.
Interseptor juga berfungsi sebagai penampungan (secondary containment)
di saat kondisi darurat sehingga bahan kimia tidak mencemari badan air.
Apabila sirene berbunyi terputus-putus tiga kali selama satu menit ini
menandakan keadaan darurat telah selesai, dan telah dinyatakan aman oleh
ketua tim keadaan darurat.
52
i. Apabila pelaku melakukan anarki, maka segera dilakukan tindakan
peringatan secara lisan agar menghentikan tindakan pelaku tersebut
kemudian melaporkannya pada pimpinan.
ii. Satpam bertugas untuk melakukan tindakan pengamanan di tempat kejadian
perkara.
iii. Melakukan koordinasi dengan keamanan PT. Petrokimia Gresik apabila
pelaku melakukan tindakan anarkis.
iv. Apabila kerusuhan semakin meningkat dan tidak bisa dikendalikan, satpam
segera melaporkan kepada pihak kepolisian terdekat / Polres.
v. Satpam / pihak kepolisian mengamankan pelaku huru-hara yang melakukan
tindakan anarkis dan dimintai keterangan.
vi. Setelah dinyatakan aman oleh pihak keamanan, maka pihak keamanan
melaporkan keatasan langsung bahwa situasi aman dan konduktif.
Dalam pengajuan surat ijin kerja diperlukan JSA / Job Safety Analysis. Job Safety
Analysis ini memiliki fungsi untuk mengidentifikasi bahaya dan pengendalian
bahaya yang berhubungan dengan rangkaian pekerjaan atau tugas yang hendak
dilakukan.
Contoh tabel Job Safety Analysis PT. Petrokimia Kayaku dapat dilihat pada
lampiran 4.
53
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
a. Penerapan office and plant safety pada PT. Petrokimia Kayaku dilakukan untuk
melindungi dan menjamin keselamatan setiap karyawan agar dapat
menjalankan aktivitas dengan efektif dan efisien.
b. Kecelakaan ringan yang umum terjadi adalah tergelincir serta jatuh di area kerja
yang disebabkan karena penghalang seperti kabel-kabel yang tidak disusun
secara teratur. Selain itu, terminal yang digunakan secara bertumpuk dapat
menyebabkan terjadinya konslet dan design furniture kantor yang tidak
ergonomis dapat menimbulkan kelelahan pada pekerja.
c. Terdapat beberapa macam hazard pada PT. Petrokimia Kayaku antara lain
chemical hazard seperti gas / bau-bauan / debu yang ada di sekitar area kerja.
Physical hazard seperti suara bising akibat dari aktivitas produksi pada tiap
plant. Biological hazard seperti sampah-sampah yang ditumpuk dan tidak
langsung diolah, electrical hazard seperti misalnya bahaya yang ditimbulkan
akibat alat listrik, mechanical hazard seperti penggunaan lift / pintu yang
menjepit bagian tubuh karyawan, dan psychological hazard seperti tingkat
kebosanan yang dirasakan oleh tiap karyawan PT. Petrokimia Kayaku.
d. Untuk penanganan emergency dilakukan pelatihan kebakaran, pengaturan
lama waktu beraktivitas di area pabrik yang disebabkan karena lingkungan
pekerjaan yang banyak mengandung racun, menggunakan papan tanda
peringatan, dan menyediaka ruang kesehatan.
e. Perlakuan khusus pada tubuh yaitu berupa penggunaan pakaian lengan
panjang dan celana panjang untuk pekerja pabrik agar menghindari racun yang
dapat menyerap ke pori-pori kulit. Selain itu, tiap plant disediakan wastafel
untuk mencuci wajah / mata yang terkena bahan kimia, dan tiap pekerja plant
menggunakan helm untuk keamanan.
f. Tabel yang digunakan untuk melakukan risk analysis pada PT. Petrokimia
Kayaku adalah tabel Identifikasi & Peniliaian Aspek & Dampak Lingkungan.
g. Pengolahan limbah pada PT. Petrokimia Kayaku dilakukan berdasarkan jenis
limbah yaitu limbah B3 atau limbah non-B3.
h. Pihak ketiga yang mengolah limbah B3 adalah perusahaan PT. PPLI (Prasadha
Pamunah Limbah Industri).
54
5.2. Saran
a. Sebaiknya dilakukan briefing rutin berkaitan dengan kesehatan dan
keselamatan kerja khususnya bagi para pekerja pabrik yang berinteraksi secara
langsung dengan aktivitas produksi.
b. Mempertegas penggunaan APD (alat pelindung diri) khususnya bagi para
pekerja pabrik yang berinteraksi secara langsung dengan aktivitas produksi dan
menjelaskan akibat-akibat yang dapat terjadi apabila meremehkan penggunaan
APD (alat pelindung diri).
55
LAMPIRAN
56
PT. PETROKIMIA KAYAKU
Tanggal :
Revisi No :
IDENTIFIKASI BAHAYA & PENILAIAN RESIKO
AREA ……………………………..
Resiko Awal Resiko Sisa Status
Kondisi
Probab Severit Probab Severit
NO AKTIVITAS/ ALAT/ MATERIAL R/NR/E POTENSI BAHAYA RESIKO Legal **) Nilai KONTROL AWAL Nilai Bisa Tdk Bisa KONTROL TAMBAHAN
ility y ility y
*) Diterima Diterima
Ya/ tdk a b axb a b axb
9 i atas 9
Di bawah D
57
Disusun Oleh, Disetujui Oleh, **) Angka pada kolom legal menunjukkan Rutin :R
nomor urut pada Daftar Peraturan Perundangan NR : Non Rutin
E : Emergency/Darurat
Lampiran 2. Tabel Identifikasi & Peniliaian Aspek & Dampak Lingkungan.
Lampiran 3. Contoh Dokumen Analytical Report
58
Lampiran 3. Contoh Dokumen Analytical Report (2)
59
Lampiran 3. Contoh Dokumen Analytical Report (3)
60
Lampiran 3. Contoh Dokumen Analytical Report (4)
61
LEMBAR KERJA
JOB SAFETY ANALYSIS
( Analisa Keselamatan Kerja )
Lokasi Pabrik III KIG No. JSA 01/01/JSA/KYK/2017
Pekerjaan yang Dilakukan Platfom Herbisida, Pos Security & Pintu Gerbang Pabrik III Ketua Tim Proyek Dwi Listiyono
Tanggal 3 Januari s/d 3 Maret 2017 (60 Hari Kalender) Anggota Tim JSA LK3 PT. Petrokimia Kayaku
APD untuk pekerjaan ini : Sarung tangan katun Safety head Masker kain Google Safety glasses Earplug/earmuff Safety boots
Lain-Lain
Mesin / alat yang
NO Pekerjaan Bahaya Potensial Efek Bahaya Tindakan Pengendalian
digunakan
1 Cutting/ Memotong Gerinda, Gergaji, Terkena percikan api atau Cacat permanen, Luka gires, √ Safety briefing.
besi sesuai dengan Penggaris Siku, Pensil serbuk material gerinda , jari Luka lecet, Cidera mata √ Gunakan APD yang sesuai.
ukuran Besi tergores gergaji, mata √ Mengecek peralatan sebelum
kemasukan debu saat menggunakan.
pemotongan berlangsung Pastikan posisi bekerja dengan aman.
√ Pastikan tidak ada material atau kabel
disekitar mesin saat pemotongan
berlangsung.
62
√ Bekerja dengan tenang.
2 Pengelasan Mesin Las Terkena percikan apiatau Cacat permanen, Cidera Mata, √ Safety briefing.
serbuk material SMAW, Mata Luka Bakar √ Gunakan APD yang sesuai.
terpapar sinar las SMAW √ Mengecek peralatan sebelum
menggunakan.
Pastikan posisi bekerja dengan aman.
√ Pastikan tidak ada material atau kabel
disekitar mesin saat pemotongan
berlangsung.
Lampiran 4. Tabel Job Safety Analysis