Anda di halaman 1dari 29

BAB I

IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB USAHA DAN/ATAU


KEGIATAN

A. Identitas Pemrakarsa dan Penyusun

1. Identitas Pemrakarsa

a. Nama Usaha dan/atau : CV. Megaria Hotel

Kegiatan

b. Alamat Usaha dan/atau: : Jln. Raya Mandala No. 166 Merauke

Kegiatan

c. Nomor Telepon/Email : (0971) 321932

d. Nama Penanggung jawab : Tonny Satria Liusyantoro

Usaha dan/atau Kegiatan

e. Jabatan Penanggung jawab: Direktur

f. Instansi Yang Membina : Dinas Pariwisata Kabupaten Merauke

Usaha dan/atau Kegiatan

1.1.2 Identitas Tim Penyusun


Tabel 1.1 Susunan Anggota Tim Penyusun Studi DPLH
No N a ma Jabatan Dalam Tim Keahlian
.
1. Ir. Eduard Resubun, M.Si Ketua Tim Ahli Teknik
Lingkungan
2. Suryadi, S.TP; M.Si Aggota Tim Ahli Fisika Kima
3. Kurniati, S.Si Anggota Tim Ahli Biologi
4. Fajar Firmansyah, S.TP Anggota Tim Ahli Sosekbud
Kesmas

BAB II
PERIZINAN YANG DIMILIKI

A. Izin Usaha dan/atau Kegiatan

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor

P.102/MNLHK/ SETJEN/ /KUM.1/12/2016 Tentang Pedoman Penyusunan

Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Telah

Memiliki Izin Usaha Dan/Atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen

Lingkungan Hidup mewajibkan Operasional Megaria Hotel Merauke untuk

menyusun Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH). Dokumen ini

diharapkan menjadi pedoman dalam rangka melakukan pengendalian dan

pencegahan terhadap terjadinya dampak lingkungan, sehingga dalam

pelaksanaan operasional kegiatan usaha ini dapat menentukan kebijakan

penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan,

pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup sesuai yang mengacu

pada aturan tentang upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya

pemantauan lingkungan hidup. Selanjutnya, DPLH ini menjadi syarat untuk

memperoleh Izin Lingkungan. Untuk mendukung penyusunan DPLH ini,

Megaria Hotel telah memiliki perizinan sebagai berikut:

Tabel 2.1 Perizinan Yang Telah Dimiliki


Jenis Lembaga Masa Berlaku
No. Lingkup Izin Terbit Berakhir
Perizinan Penerbit Izin
1. Sertifkat Kantor Kab.
Tanah Pertanahan Merauke
- Hak Milik Kab. 27-10-
No. M.764 Merauke 2003
- Hak Milik 22-6-
No M 1263 2010
- Hak Milik 21-2-
No. 1294 2011
-
2. Nomor Induk Badan Nasional 24-9-
Berusaha Koordinasi 2020
Penanaman
Modal
3. Tanda Daftar Dinas Kab. 6-2-
Perusahaan Peridagkop Merauke 2007
Kab Merauke
4. SIUP Pemerintah Kab 14-9-
Republik Merauke 2020
Indonesia
4. Tanda Daftar Pemerintah Kab. 24-9-
Usaha Republik Merauke 2020
Pariwisata Indonesia
5. Rekomendasi Dinas PUPR Kab. 19-10-
Arahan Kab. Merauke 2020
Ruang Merauke
Sumber: Megaria Hotel, 2000

B. Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)

Megaria Hotel belum memiliki Izin Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

BAB III
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN
A. Nama Usaha dan/atau Kegiatan yang Telah Berjalan

Usaha dan/atau Kegiatan yang Telah Berjalan adalah Usaha Perhotelan.

1. Pengertian Hotel

Usaha Hotel adalah usaha penyediaan akomodasi berupa kamar-kamar

di dalam suatu bangunan, yang dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan

makan dan minum, kegiatan hiburan dan/atau fasilitas lainnya secara

harian dengan tujuan memperoleh keuntungan

Pengertian Hotel menurut Agus Sambodo dan Bagyono (2006), Hotel

adalah tempat untuk para wisatawan yang memiliki kelas tersendiri

mendapat pelayanan jasa inap dan makan dengan menyewa. Dan para

wisatawan tersebut dinilai mampu untuk menyewa jasa tersebut. Usaha

perhotelan dengan segala fasilitas pendukung seperti restoran, kolam

renang, bar, biro perjalanan dan sarana pendukung lainnya merupakan

sebuah industri perhotelan.

Industri perhotelan sendiri merupakan usaha yang dikelola secara

komersial dengan menggunakan seluruh bangunan serta fasilitas yang

dimiliki untuk memberikan pelayanan kepada tamu ataupun wisatawan.

2. Fungsi Hotel

Fungsi utama usaha perhotelan ialah memberikan pelayanan kepada

tamu berupa tempat tinggal atau tempat menginap yang bersifat

sementara. Lokasi hotel biasanya dipilih di wilayah yang merupakan

pusat bisnis, obyek wisata, pusat budaya/adat, pusat pemerintahan, dan

sebagainya.
Hotel merupakan bagian integral dari usaha pariwisata, dengan

menyediakan fasilitas-fasilitas sebagai berikut (Suwithi, 2013):

a. Pelayanan kamar tidur (room service)

b. Pelayanan makanan dan minuman (food and baverage)

c. Pelayanan pencucian baju (laundry service)

d. Pelayanan penunjang lainnya; seperti tempat rekreasi,fasilitas

lahraga/kebugaran, pusat bisnis, ruang seminar, dan lain-lain

Menurut Sembiring (2015), ada beberapa jenis fasilitas kamar hotel

berdasarkan jumlah ranjang, antara lain:

a. Single room, yaitu kamar untuk satu orang dengan satu buah tempat

tidur berukuran single

b. Twin room, yaitu kamar untuk dua orang dengan dua bua tempat tidur

berukuran single

c. Double room, yaitu kamar untuk dua orang dengan satu buat tempat

tidur berukuran double

d. Triple room atau family room, yaitu kamar untuk keluarga yang

dilengkapi dengan dua jenis tempat tidur, biasanya satu tempat tidur

jenis double dan satu buah tempat tidur berukuran single.

3. Klasifikasi Hotel

Menurut Bagyono (2007) klasifikasi hotel berdasarkan kepada ukuran

yang ditentukan oleh jumlah kamar yang dimiliki hotel tersebut. Ukuran

hotel dapat dibedakan menjadi 4, yaitu:

a. Small hotel, total kamar antara kurang dari 25 kamar Small hotel

adalah hotel kecil dengan jumlah kamar antara kurang dari 25 kamar.
b. Average hotel, total kamar antara 25-100 kamar Average hotel adalah

hotel ukuran sedang dengan jumlah kamar antara 25–100 kamar.

c. Above average hotel, total kamar 100–300 kamar Above average

hotel adalah hotel dengan jumlah kamar 100–300 kamar.

d. Large hotel, total kamar lebih dari 300 kamar Large hotel adalah hotel

dengan jumlah kamar lebih dari 300 kamar.

Berdasarkan pengambilan data awal pada Megaria Hotel diketahui

bahwa hotel tersebut memiliki kapasitas 54 kamar dengan jumlah tamu

yang dapat ditampung sebanyak 71 orang. Megaria Hotel dengan

kapasitas 54 kamar tergolong Average hotel/hotel ukuran sedang

dengan jumlah kamar antara 25 –100 kamar, sehingga Megaria Hotel

dikategorikan sebagai Hotel Non Bintang. Berdasarkan Peraturan

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor PM.53/

HM.001/MPEK/2013 tentang Standar Usaha Hotel, Pasal 4, Ayat 4

menyebutkan bahwa Hotel Non Bintang tidak memiliki penggolongan

kelas hotel dan dapat disebut sebagai..Hotel Melati.

4. Ruang-Ruang Pada Hotel

Berdasarkan persyaratan fungsionalnya, bangunan hotel dapat dibagi

menjadi beberapa zona dengan karakter dan tuntutan struktural yang

berbeda dalam buku Hotel Planning and Design karya Rutes, W. &

Penner, R, 1992 sebagai berikut :

a. Area publik (ruang pertemuan, ruang konferensi, dan lain

sebagainya) memiliki tuntutan sebagai berikut :


1) Menggunakan struktur bentang lebar, ruang terbuka, dan langit-

langit yang tinggi untuk memberikan keleluasaan pengaturan layout

dalam ruang

2) Interior ruang harus bersifat fleksibel, yang dirancang khusus sesuai

dengan image hotel

3) Berada pada dekat jalan atau kemudahan dalam pencapaian, kontrol

dan penyelamatan.

b. Ruang-ruang Tamu

Selain area publik yang dirancang untuk mewadahi event-event

insidentil, pada sebuah hotel perlu adanya sebuah ruang tamu yang

dapat difungsikan untuk menemui pengunjung yang ingin menemui

tamu hotel. Karakter ruang untuk memenuhi kebutuhan diatas sebagai

berikut :

1) Ruang-ruang kecil, dapat dirancang dengan privasi tinggi ataupun

rendah dengan rancangan modular tinggi.

2) Penempatan ruang-ruang dikelompokan di sekitar saluran-saluran

3) Pemanfaatan dinding luar maksimal untuk cahaya alami dan view

c. Area layanan

Merupakan area yang diakses oleh staf hotel yang difungsikan untuk

menyiapkan layanan bagi tamu hotel. Area ini mempunyai karakter

sebagi berikut :

1). Peletakannya dirancang untuk memudahkan pencapaian ke

seluruh bagian hotel sehingga layanan dapat dilakukan dengan

efektif dan efisien


2). Jalur sirkulasi pada beberapa bagian perlu disediakan khusus agar

dibedakan dengan jalur sirkulasi tamu.

3). Area ini lazimnya ditempatkan pada level basement atau atap agar

tidak mengurangi area sewa terlalu banyak

Menurut Time Sarver Standart, ruang-ruang dalam hotel dibagi menjadi 2

kelompok, yaitu bagian depan (front of the house) dan bagian belakang

(back of the house), peraturan fungsinya sebagai berikut :

a. Back of the house, fasilitas yang terdapat di dalamnya berupa:

1) Fasilitas laundry

Luasan ruang laundry bergantung pada aktivitas yang ada di

dalamnya. Untuk hotel berbintang, laundry memiliki ruang yang luas

dan berfungsi sebagai tempat untuk mencuci, mengeringkan,

seterika dan mesin press yang digunakan untuk melayani tamu dan

juga karyawan. (Rutes, W. & Penner, R, 1992)

2) Housekeeping Department

Ruang ini mempunyai berbagai fungsi yang meliputi ruang kepala

department dan ruang asisten. Selain itu juga digunakan sebagai

gudang untuk menyimpan peralatan.

3) Servis makanan dan sayuran

Aktivitas ini tidak memerlukan ruang yang luas sebab makan dan

sayuran selalu berjalan dan tidak bertahan lama di tempat tersebut.

apabila terdapat perbedaan ketinggian lantai, diperlukan ramp yang

berfungsi untuk memudahkan pembersihan dengan air dan

memudahkan perpindahan makanan dengan kereta dorong


4) Ruang Mekanikal

Ruang ini berisikan peralatan untuk heating dan cooling yang berupa

tangki dan pompa untuk menjaga sistem operasi mekanikal secara

keseluruhan .

b. Front of the house, fasilitas yang terdapat di dalamnya berupa:

1) Ruang regristasi tamu

Penempatan ruang registrasi harus terlihat oleh pengunjung atau

tamu agar mudah untuk ditemui maka harus berada di lobby.

Dalam area tersebut juga dipasang alat pengontrol yang bekerja

secara elektrik untuk membantu tamu yang akan check in dan

check out.

2) Servis penyimpanan kunci

Pada hotel berbintang, area penyimpanan kunci kamar dan area

penerima di tempat terpisah.

3) Kasir

Penempatan kasir berhadapan dengan regristration desk, untuk

hotel berbintang yang memili beberapa restoran dan fasilitas

komersial lainnya perlu dilakukan peraturan khusus.

4) Ruang administrasi

Peraturan ruang administrasi berhubungan langsung lobby. Untuk

hotel berbintang, terdapat ruang manajer administrasi beserta

asistennya.

5) Lobby

Lobby merupakan ruang yang cukup luas yang terletak di dekat

front office. Ruangan ini dilengkapi dengan tempat duduk-duduk


yang terpisah, yang disediakan bagi tamu untuk beristirahat dan

bersantai sambil membaca atau menonton televisi.

6) Fasilitas transportasi vertikal mekanik (elevator)

Untuk menambah kenyamanan konsumen, sebuah hotel yang

berupa bangunan bertingkat harus dilengkapi dengan alat

transportasi verktikal mekanik yang berupa lift.

7) Guest Room

Dalam menentukan kenyamanan rancangan guest room,

pertimbangan pertama terletak pada ukuran ruang. Panjang dan

lebar ruang ditentukan oleh furnitur yang mengisi ruangan tersebut

dan tingkat kemewahan suatu hotel. Guest room yang paling umum

terdapat dalam suatu hotel adalah twin bed room, single bed room,

dan suite.room. Sebagai sebuah fasilitas komersial, kenyamanan

merupakan aspek penting yang sangat berkaitan dengan tinggi

rendahnya angka berkunjung pada hotel tersebut. Salah satu realisasi

kenyamanan pada bangunan dengan adanya klasifikasi berdasarkan

fasilitas yang disediakan pada kamar.

Berikut klasifikasi kelas kamar pada hotel :

 Standart room merupakan jenis kamar yang harganya paling

murah disuatu hotel karena tersedianya kamar tersebut berlaku

umum disemua hotel. Perlengkapan yang ada di kamar standart

berupa : tempat tidur, meja malam, meja lampu malam, telepon,

almari pakaian, rak barang, serta meja tulis .

• .Deluxe room merupakan jenis kamar yang memiliki fasilitas lebik

baik dari kamar standar serta ukuran kamar yang jauh lebih besar.
Fasilitas tambahan meliputi adanya televisi, lemari es, brankas

dan lain-lain.

 President deluxe suite room merupakan jenis kamar yang

paling mahal dalam suatu hotel. Kamar ini memiliki fasilitas yang

lebih mewah dari jenis kamar deluxe. Fasilitas yang ada di

dalamnya meliputi meja kursi baca, sofa untuk tamu, kamar mandi

yang lebih besar dan mewah serta ukuran kamar yang lebih luas.

8) Fasilitas Restoran

Restoran pada harus memperhatikan kenyamanan termasuk coffee

shop, yang dapat dipenuhi olah pelayan dengan cepat dan variasi

menu.

B. Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan

Lokasi usaha dan/atau kegiatan Megaria Hotel terletak di Jalan Raya

Mandala Nomor 166 Merauke, Kelurahan Bambu Pemali, Distrik Merauke,

Kabupaten Merauke. Secara geografis, lokasi Megaria Hotel berada pada

koordinat:

 08029”56,75” LS; 140023’45,85” BT

 08029’57,17” LS; 140023’45,85” BT

 08030’0,31” LS; 140023’41,02” BT

 08029’59,81” LS; 140 023’40,71” BT

Selanjutnya batas-batas lokasi Megaria Hotel, yakni:

 Sebelah Utara berbatasan dengan permukiman penduduk

 Sebelah Selatan berbatasan dengan permukiman penduduk

 Sebelah Barat berbatasan dengan permukiman penduduk

 Sebelah Timur berbatasan dengan Jln. Raya Mandala


Untuk lebih jelasnya, lokasi Megaria Hotel dapat dilihat pada Gambar 3.1

berikut.

Selanjutnya dari sisi keruangan sesuai Peraturan Daerah Kabupaten

Merauke Nomor 10 Tahun 2016 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan

Peraturan Zonasi Bagian Wilayah Perkotaan Merauke Tahun 2017 – 2037,

lokasi dimaksud berada di dalam Sub Bagian Wilayah Perkotaan II (SBWP

II); Blok II A yang diperuntukan untuk zona Perdagangan dan Jasa, Sub Zona

Perdagangan deret (K-3) sebagaimana terlihat pada Gambar 3.2.

C. Mulai Beroperasi

Megaria Hotel mulai beroperasi pada tanggal ...., bulan ..........tahun 1988 dan telah

dilakukan beberapa kali pengembangan hotel yaitu sebagai berikut:

1. Tahun 2009 pengembangan Gedung Depan 2 (dua) lantai

2. Tahun 2012 pengembangan Meeting Room (Ruang Pertemuan)

3. Tahun 2020 pengembangan bangunan induk/gedung tengah menjadi 2 (dua)

lantai.

D. Deskripsi Usaha dan/atau Kegiatan

1. Kegiatan Utama dan Fasilitas Utama:

Kegiatan utama pada operasional Megaria Hotel adalah:

a .Penerimaan Karyawan Hotel

Penerimaan karyawan hotel dilakukan selama operasional hotel,

dimana dilakukan penerimaan karyawan baru ataupun pergantian

karyawan yang berhenti/mengundurkan diri. Penerimaan karyawan


hotel dilakukan berdasarkan kebutuhan dan spesifikasi karyawan

yang dibutuhkan

b. Mobilisasi pengunjung dan tamu hotel

Mobilisasi pengunjung dan tamu hotel selama operasional hotel

sangat fluktuatif karena dipengaruhi oleh aktivitas bisnis, event-event

daerah maupun nasional serta jumlah wisatawan yang masuk ke

Merauke.

c. Laundry, pengoperasian kamar hotel dan restoran

Operasional laundry, kamar hotel dan restoran sangat dipengaruhi

oleh jumlah pengunjung dan tamu hotel. Efisiensi kamar hotel rata-

rata saat ini (kondisi pandemi covid-19) berkisar antara 10 – 15%.

Untuk mendukung kegiatan utama Megaria Hotel, maka fasilitas utama

yang mendukung operasional hotel yaitu:

1) Ketersediaan Lahan

Kepemilikan tanah Megaria Hotel seluas 4.350 M 2 Ha, teridri dari 3

sertifikat tanah, yakni:

a. Sertikat Tanah No. M.764 tahun 2003 seluas 2.494 M 2

b. Sertfikat Tanah No. M. 1263 tahun 2010 seluas 549 M 2

c. Serifikat Tanah No. M.1294 tahun 2011 seluas 1.307 M 2

Jenis penggunaan lahan dan luas lahanpada areal Megaria Hotel

dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Jenis Penggunaan Lahan dan Luas Lahan Megaria Hotel:
No. Jenis Penggunaan Lahan Luas (M2) Keterangan
1. Bangunan Depan (A1) 637,89
2. Bangunan Tengah (A2) 697,94
3. Bangunan Meeting Room (B) 463,98
4. Ruang Parkir Tengah 564.10
5. Ruang Parkir Belakang 335,35
6.. Jalan masuk/Lorong 162.33
7.Ruang Terbuka Hijau (RTH) 1.488,41
Total: 4.350,00
Sumber: Megaria Hotel, 2020

2) Bangunan Gedung

Bangunan gedung Megaria Hotel terdiri dari gedung A dan gedung B.

Gedung A meliputi gedung depan (A1) dan gedung tengah (A2).

Gedung A1 dan A2 masing-masing berlantai dua. Sedangkan gedung B

merupakan ruang pertemuan (meeting room).

Fasilitas utama Megaria Hotel dapat terlihat pada gambar 3.3 , 3.4 dan

3.5 berikut.

Gambar 3.3 Lay Out Megaria Hotel

..................................................................................................................

Gambar 3.4 Gedung Tengah Lantai 1

..................................................................................................................

Gambar 3.5 Gedung Tengah Lantai 2

..................................................................................................................

Jumlah kamar Megaria Hotel sebanyak 54 kamar yang dapat ditempati

71 orang tamu dengan Type kamar terdiri dari:

a. Standar sebanyak 13 kamar

b. Superior sebanyak 10 kamar

c. Delux sebanyak 7 kamar

d. Presidensial sebanyak 24 kamar

Disamping itu, Megaria Hotel dilengkapi pula dengan mini market,

laundry, linen, restoran, ruang parkir dan ruang terbuka hijau (RTH)

2. Kegiatan Penunjang dan Fasilitas Penunjang, terdiri dari:

a. Pemanfaatan Listrik/Energi
Megaria hotel mendapatkan daya listrik yang disuplay dari PLN

sebesar 41.500 Kwh untuk bangunan hotel dan 33.000 Kwh untuk

bangunan meeting room. Megaria hotel juga memiliki 1 (satu) buah

genset kapasitas 74.000 Kwh. Operasional genset digunakan

sewaktu-waktu saja pada saat listrik PLN padam.

b. Penyediaan Ruang Parkir

Ruang parkir yang dimiliki Megaria Hotel terdiri dari ruang parkir

tengah seluas 564.10 M2 dan ruang parlir belakang seluas 335,35 M 2.

Ruang pakir yang tersedia dapat menampung kendaraan roda empat

sebanyak 18 unit dan kendaraan roda dua sebanyak 30 unit.

c. Penyediaan Air Bersih

Sumber air bersih untuk keperluan laundry, kamar hotel, restoran dan

kegiatan lainnya diperoleh dari sumur dangkal yang berada pada

areal hotel. Air sumur dangkal dipompa ke tower/penampung air yang

terbuat dari bahan stainles kapasitas 2.500 Liter sebanyak 2 (dua)

buah, kemudian dialirkan ke ruangan-ruangan. Untuk kebutuhan air

minum diperoleh dari air galon/air mineral.

d. Pengelolaan Limbah Padat

Limbah padat Megaria Hotel berasal dari kamar tidur, laundry,

restoran dan dapur, mini market dan halaman hotel/ruang parkir.

Pengelolaan limbah padat pada Megaria Hotel adalah sebagai

berikut:

 Setiap kamar tidur ditempatkan 2 buah bin, yang berukuran sedang

di ruang kamar dengan volume 10 Liter dan di kamar mandi bin

berukuran kecil volume 5 Liter.


 Pada restoran dan dapur, laundry, mini market, meeting room, dan

halaman hotel/ruang parkir ditempatkan bin volume 20 Liter.

 Sampah-sampah yang berasal dari ruang-ruang tersebut di atas

selanjutnya ditampung di Tempat Pembuangan Sementara (TPS)

berupa drum dan bin plastik berukuran besar untuk kemudian

diangkut oleh mobil sampah untuk dibuang ke Tempat

Pembuangan Akhir (TPA). Sampah yang ditampung pada TPS

masih tercampur/belum ada pemisahan antara sampah organik

dan sampah anorganik.

Secara skematis, pengelolaan sampah Megaria Hotel dapat dilihat

pada diagram berikut.

Kamar Hotel

Laundry

Restoran & Dapur


TPS TPA
Meeting Room

Mini Market

Halaman Hotel/
Ruang Parkir

Gambar 3.3 Diagram Alir Pengelolaan Sampah Megaria Hotel

e. Pengelolaan Limbah Cair

Limbah cair Megaria Hotel berasal dari kamar tidur, laundry, restoran

dan dapur, ruang loby dan meeting room.


Pengelolaan limbah cair pada Megaria Hotel adalah sebagai berikut:

 Limbah cair yang berasal dari kamar tidur, laundry, restoran dan

dapur dan air hujan dialirkan melalui pipa pembuang ke saluran

beton di samping pagar hotel lalu dialirkan lagi, yaitu untuk gedung

depan dialirkan ke saluran umum jalan Raya Mandala. Sedangkan

untuk bangunan tengah dan meeting room dialirkan kesaluran

samping pagar beton ukuran 15 x 25 Cm ke arah belakang dan

masuk ke saluran umum di belakang pagar tembok.

 Limbah cair berupa fekal dialirkan ke beberapa septic tank komunal

dimana setiap septic tank dapat menampung fekal dari beberapa

kamar yang semuanya diletakan di bawah bangunan hotel.

Secara skematis, pengelolaan limbah cair Megaria Hotel dapat dilihat

pada diagram alir berikut.

Kamar Tidur

Laundry
Septic Tank
Restoran & Dapur

Ruang Loby
Saluran Kecil Saluran Umum
Meeting Room

Air Hujan
Keterangan:
Aliran Air Buangan
Aliran Fecal

Gambar 3.4 Diagram Alir Pengelolaan Limbah Cair Megaria Hotel

f. Pengelolaan Limbah B3
Jenis limbah B3 yang dihasilkan oleh industri pariwisata (hotel, rumah

makan, super market, dan mall) adalah lampu bekas, batu batere

bekas, oli bekas dan accu bekas.

Sumber limbah B3 pada Megaria Hotel yakni berasal dari Genset. Oli

bekas dari penggantian oli biasanya ditampung dalam jerigen dan

selanjutnya diberikan kepada pihak ketiga yang membutuhkan.

g. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

Hingga saat ini, Megaria Hotel belum memiliki peralatan pencegahan

dan penanggulangan kebakaran.

3. Informasi Kegiatan dan Kondisi Lingkungan di Sekitar

Kegiatan dan kondisi lingkungan di sekitar Megaria Hotel adalah sebagai

berikut:

a. Di sebelah utara hotel terdapat permukiman penduduk dan SMK

Negeri 1 Merauke

Penduduk yang mendiami utara hotel cukup beragam, yakni terdapat

berbagai suku pendatang Kondisi lalu lintas pada pagi hari saat

siswa-siswi SMK Negeri 1 masuk sekolah dan pada siang hari waktu

pulang sekolah biasanya terjadi kemacetan di jalan raya untuk

beberapa saat.

b. Di sebelah selatan terdapat permukiman penduduk yang dihuni oleh

berbagai suku pendatang. Kondisi lingkungan yang ada yakni tidak

terdapat aktivitas yang mengganggu lingkungan sekitar seperti

kebisingan dan pencemaran air tanah.

c. Di sebelah barat terdapat permukiman penduduk


Pada wilayah ini dihuni oleh berbagai suku pendatang. Wilayah ini

juga tidak terdapat gangguan kebisingan maupun gangguan lainnya.

d. Di sebelah timur (11 meter garis sempadan pagar) terdapat jalan

Raya Mandala dan kawasan perdagangan/pertokoan

Wilayah ini didiami oleh berbagai suku pendatang. Kondisi lalu lintas

di jalan Raya Mnndala cukup padat terutama pada pagi, sore hingga

malam hari. Sedangkan pada kawasan perdagangan/pertokoan cukup

ramai terutama pada malam hari dengan dibukanya warung

makan/lesehan dan jualan makanan lainnya.

4. Kegiatan Yang Menjadi Sumber Dampak dan Besaran Dampak

Lingkungan Yang Terjadi

Kegiatan Utama:

a . Penerimaan Karyawan Hotel

Besaran dampak yang ditimbulkan:

 Penerimaan karyawan sebanyak 18 orang

 Gaji/pendapatan karyawan rata-rata Rp. .............. per bulan

b. Mobilisasi pengunjung dan tamu hotel

Besaran dampak yang ditimbulkan:

 Jumlah pengunjung dan tamu hotel rata-rata 5 – 10 orang per hari

(pada saat ini).

 Jumlah kendaraan roda empat rata-rata untuk mobil .2 - 5. unit

.per hari dan roda dua rata-rata 10 - 15 unit per hari.

 Hasil uji laboratorium kualitas udara dan kebisingan dapat dilihat

pada tabel 3.1 berikut.


Tabel 3.1 Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dan Kebisingan

Megaria Hotel pada Koordinat ...................................

.......................................................................................................

c. Laundry, pengoperasian kamar hotel dan restoran

1) Limbah Padat

Karakteristik limbah padat hotel umumnya berupa: sisa-sisa

bungkusan makanan, kertas, karton, plastik, kaleng, botol dan lain

sebagainya yang berasal dari kamar hotel, restoran dan dapur,

ruang pertemuan dan ruang parkir.

Perhitungan Produksi Limbah Padat:

Diasumsikan jumlah tamu hotel pada saat penuh yaitu 71 orang

Mengacu pada ketentuan SNI 19-3964-1994, timbulan sampah

kota sedang/kecil = 1,5 – 2 L/orang/hari atau = 0,3 – 0,4

kg/orang/hari.

- Jumlah karyawan saat ini 18 orang = 27 – 36 lt/hari atau 5,4 –

7,2 kg/hari.

- Jumlah tamu (saat penuh) 71 orang = 106,50 – 142 lt/hari atau

21,30 - 28,4 kg/hari.

- Sehingga jumlah produksi sampah karyawan + tamu hotel =

133,5 – 178 lt/hari atau 26,70 – 35,60 kg/hari

Besaran dampak yang ditimbulkan:

133,5 – 178 lt/hari atau 26,70 – 35,60 kg/hari

2) Limbah Cair
Limbah cair hotel umumnya berasal dari kamar hotel, resoran dan

laundry.

Karakteristik Limbah cair hotel pada umumnya mengandung:

 Senyawa Fisik

- Berwarna

- Mengandung padatan

 Senyawa Kimia Organik

- Mengandung karbohidrat

- Mengandung minyak dan lemak

- Mengandung protein

- Mengandung unsur surfactan antara lain detergen dan

sabun

 Senyawa Kimia Anorganik

- Mengandung alkalinity

- Mengandung khloride

- Mengandung nitrogen

- Mengandung phospor

- Mengandung sulfur

 Unsur Biologi

- Mengandung protista dan virus

Perhitungan Limbah Cair:

Diasumsikan jumlah tamu hotel pada tingkat hunian kamar penuh

yaitu 71 orang

Untuk hotel dengan jumlah kamar 54 kamar

- Jumlah pemakaian air oleh tamu = 71 x 300 lt/org/hari =


= 21.300 lt/hari

= 21,3 m3/hari

- Jumlah pemakaian air oleh karyawan = 18 x 150 lt/org/hari =

= 18 x 150 lt/org/hari

= 2.700 lt/hari

= 2,7 m3/hari

Total pemakaian air maksimum=(21,3 + 2,7)m3/hari =

= 24 m3/hari.

Sehingga jumlah limbah cair yang dihasilkan oleh hotel pada tingkat

hunian kamar penuh = 24 m3/hari.

Besaran dampak yang ditimbulkan:

Hasil uji laboratorium kualitas buangan air limbah Megaria Hotel,

dapat terlihat pada tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.2 Hasil Uji Kualitas Air Limbah Megaria Hotel

.....................................................................................................

Besaran dampak yang ditimbulkan

.....................................................................................................

Kegiatan Pendukung

a. Pengoperasian genset

Pengoperasian genset dilakukan pada saat listrik PLN padam. Limbah

B3 berupa oli bekas yang dihasilkan relatif sedikit.

b. Penyediaan air bersih

Penyediaan air bersih memanfaatkan sumur dangkal yang dipompa ke

penampungan yang terbuat dari stainles sebanyak 2 buah masing-


masing kapasitas 2.500 m3.untuk selanjutnya dialirkan ke kamar-

kamar.

c. Pengelolaan sampah

Pengelolaan sampah yang telah dilakukan adalah dengan menyiapkan

bin sampah pada setiap ruangan lalu ditampung pada TPS untuk

selanjutnya diangkut ke TPA.

d. Pengelolaan limbah cair

Pengelolaan limbah cair yang berasal dari aktivitas hotel dibuang

kesaluran-saluran kecil dan selanjutnya masuk ke saluran umum.

Sedangkan limbah cair berupa fekal dialirkan ke septic tank.

e. Pencegahan dan pengendalian kebakaran

Megaria Hotel belum memiliki peralatan dan SOP untuk pencegahan

dan pengendalian kebakaran.

E. Uraian Mengenai Komponen Kegiatan Yang Telah Berjalan dan

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan

e. Kegiatan Utama

a. Penerimaan Karyawan Hotel

Penerimaan karyawan hotel disesuaikan dengan kebutuhan

operasional hotel dan spesifikasi karyawan hotel yang dibutuhkan.

Untuk saat ini karyawan Megaria Hotel berjumlah 18 orang dengan

spesifikasi/penempatan sebagai berikut.

Tabel 3.2 Jumlah dan Spesifikasi Karyawan Megaria Hotel

No. Spesifikasi Karyawan Jumlah (Orang) Keterangan


1. Manager 1
2. Exe TO 1
3. Staf TO 2
4. Exe HK 1
5. Staf HK 3
6. Staf Laundry 2
7. Staf CS 2
8. Exe Koki 1
9. Staf Koki 1
10. Waitres 1
11. Purchusing 1
12. Multimedia 1
13. HRD 1
Jumlah 18
Sumber: Megaria Hotel, 2020

Dari tabel 3.2 di atas jumlah tenaga kerja orang asli papua (OAP)

sebanyak 5 orang, terdiri dari 2 orang laki-laki dan 3 orang

perempuan.

Dampak lingkungan yang ditimbulkan dari penerimaan karyawan

hotel adalah berupa:

1) Terbukanya lapangan kerja

2) Meningkatnya pendapatan karyawan

Upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilaksanakan:

..........................................................................................................

Upaya pengelolaan lingkungan yang direncanakan:

...........................................................................................................

b. Mobilisasi pengunjung dan tamu hotel

Mobilisasi pengunjung dan tamu hotel pada saat operasional hotel

dapat menimbulkan dampak lingkungan berupa:

1). Kemacetan keluar masuk kendaraan

2). Menurunnya kualitas udara

3). Meningkatnya kebisingan

Upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilaksanakan:


..........................................................................................................

Upaya pengelolaan lingkungan yang direncanakan:

...........................................................................................................

c. Laundry, pengoperasian kamar hotel dan restoran

1) Kegiatan laundry menghasilkan deterjen yang dapat menimbulkan

dampak lingkungan berupa pencemaran air tanah dan air

permukaan.

Upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilaksanakan:

 Pengelolaan air limbah yang berasal dari laundry, kamar hotel

dan restoran dialirkan bersama-sama dengan airhujan ke

saluran umum

Upaya pengelolaan lingkungan yang direncanakan:

 Pemisahan air limbah dan air hujan

 Membuat sumur resapan

 Membuat bio pori di RTH

2) Pengoperasian Kamar Hotel dapat menimbulkan dampak

lingkungan, berupa:

 Meningkatnya timbulan limbah padat

 Meningkatnya buangan air limbah dari toilet dan kamar mandi

 Meningkatnya angka kriminal

 Meningkatnya pendapatan hotel

 Perubahan persepsi masyarakat

Upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilaksanakan:

...........................................................................................................

Upaya pengelolaan lingkungan yang direncanakan:


.........................................................................................................

3) Pengoperasian Restoran

Restoran yang dilengkapi dengan ruang makan dan dapur dapat

menimbulkan dampak lingkungan berupa:

 Meningkatnya timbulan limbah padat

 Meningkatnya buangan air limbah dari wastafel restoran dan

dapur

Upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilaksanakan:

Upaya pengelolaan lingkungan yang direncanakan:

.........................................................................................................

2. Kegiatan Pendukung

a. Pengoperasian genset

Sumber listrik Megaria Hotel berasal dari PLN dengan daya listrik

sebesar 41.500 Kwh untuk bangunan hotel dan 33.000 Kwh untuk

bangunan meeting room serta didukung dengan sebuah Genset

milik Megaria Hotel dengan daya 74.000 Kwh. Kegiatan

pengoperasian genset dapat menimbulkan dampak lingkungan

berupa

 Meningkatnya timbulan limbah B3 yang berasal dari olie bekas

dan ceceran solar.

Upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilaksanakan:


 Limbah B3 berupa oli bekas ditampung dalam jerigen dan

selanjutnya diberikan kepada pihak ketiga yang membutuhkan.

Upaya pengelolaan lingkungan yang direncanakan:

 Limbah B3 akan disimpan dengan baik kemudian diserahkan

kepada pihak ketiga.

 Meningkatnya kebisingan

 Upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilaksanakan:

Genset yang digunakan oleh Megaria Hotel berupa genset

yang telah dilengkapi dengan sistem peredam suara (genset

silent).

 Upaya pengelolaan lingkungan yang direncanakan:

Pemasangan cerobong asap vertikal yang dapat

mengeluarkan asap langsung ke udara.

b. Pengelolaan limbah padat

Sumber sampah yang berasal dari karmar hotel, restoran, ruang

pertemuan dapat menimbulkan dampak lingkungan berupa :

 Menurunnya nilai estetika

 Menurunnya sanitasi lingkungan

Upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilaksanakan:

 Pengelolaan sampah telah dilakukan yaitu melalui

penampungan sampah ruangan pada bin, lalu ditampung di TPS

berupa drum dan bin plastik berukuran besar untuk selanjutnya

diangkut ke TPA. Sampah yang dihasilkan belum dilakukan

pemisahan.
Upaya pengelolaan lingkungan yang direncanakan:

 Sampah-sampah yang dihasilkan akan dilakukan pemisahan

antara sampah organik dan sampah anorganik serta dilakukan

perbaikan TPS.

c. Pengelolaan limbah cair

Sumber limbah cair yang berasal dari kamar hotel, ruang

pertemuan, laundry dan restoran menimbulkan dampak lingkungan

berupa:

 Menurunnya kualitas air tanah dan air permukaan.

 Meningkatnya bau yang kurang sedap

 Menurunnya sanitasi lingkungan

Upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilaksanakan:

 Air limbah yang dihasilkan bersama air hujan dialirkan ke saluran

samping pagar tembok yang selanjutnya dialirkan ke saluran

umum

Upaya pengelolaan lingkungan yang direncanakan:

 Akan dilakukan pemisahan antara ar limbah dan air hujan

 Dibuat sumur resapan untuk menampung air hujan

 Dibuat bio pori pada ruang terbuka hijau (RTH)

d. Pencegahan dan pengendalian kebakaran

Potensi kebakaran dapat berasal dari dapur, kamar tidur dan

hubungan pendek listrik (korrsleting listrik).

Upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilaksanakan:

 Belum ada peralatan dan SOP untuk pencegahan dan

pengendalian kebakaran.
Upaya pengelolaan lingkungan yang direncanakan:

 Akan dipasang alat pemadam kebakaran seperti APAR

 Membuat jalur evakuasi pada bangunan bertingkat

 Menyiapkan SOP pencegahan dan pengendalian kebakaran

BAB IV
UPAYA PENGELOLAAN DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP

MATRIKS PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

MATRIKS PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Anda mungkin juga menyukai