Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHALUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Material Fiberglass adalah salah satu jenis bahan fiber komposit yang memiliki keunggulan
yaitu kuat namun tetap ringan. Walaupun tidak sekaku dan seringan bahan carbon fiber,
fiberglass lebih ulet dan relatif lebih murah di pasaran. Fiberglass biasa digunakan untuk bahan
pembuatan pesawat terbang, perahu, bodi atau interior mobil, perlengkapan kamar mandi, kolam
renang, septic tank, tangki air, atap, perpipaan, dinding isolator, papan selancar, tong sampah dan
lain-lain. Material komposit itu sendiri adalah material yang terdiri dari dua komponen yaitu
penguat (reinforcement) berupa serat dan pengikat (matrix) berupa plastik, sehingga
menghasilkan kombinasi sifat yang kaku, kuat dan ringan.

Di Kabupaten Ponorogo permintaan akan produk berbahan fiberglass semakin menngkat,


akibat peningkatan produk ini maka CV. Pita Delapan Abadi di tuntut untuk terus melakukan
perubahan baik bersifat secara eksternal maupun internal. Perubaahan lingkungan eksternal
meliputi perubahan iklim usaha, kemajuan teknologi, perubahan permintaaan pasar serta
meamnfaatkan berbagai macam peluang yang ada, sedangkan factor internal dilihat dari empat
perspektif (keuangan, pelanggan, proses pembelajaran dan pertumbuhan). Pengusaha yang tidak
siap menghadapi gejolak persaingan usaha yang semakin ketat tentunya tidak mampu merespon
tingginya persaingan usaha akibat perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal. Untuk
menjaga eksistensi usaha maka pengusaha dituntut memiliki perencanaan strategis yang unggul
dengan tetap memperhatikan aspek ekonomi dan ekologinya.

CV. Pita Delapan Abadi memiliki usaha yang bergerak di bidang industry pembuatan
bahan dari fiberglass seperti pembuatan kapal, tempat sampah, kursi, seluncuran, tropi piala,
souvenir berbahan fiberglass serta pembuatan dinding panjat tebing. CV. Pita Delapan Abadi
beralamatkan di Jalan Industri, Kelurahan Cokromenggalan, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten
Ponorogo dengan luas lahan 639 m2. Sesuai klasifikasi jenis kegiatannya yang mendasari pada
dampak lingkungan hidup yang ditimbulkan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri

1
Negara Lingkungan Hidup RI nomor 05 tahun 2012 tentang jenis rencana usaha dan atau
kegiatan yang wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan Peraturan
Gubernur Jawa Timur nomor 30 tahun 2011 tentang Jenis Usaha dan atau Kegiatan yang Wajib
Dilengkapi Dokumen UKL-UPL, maka usaha yang dilakukan oleh CV. Pita Delapan Abadi
tidak tergolong ke dalam usaha kegiatan wajib AMDAL tetapi tergolong kedalam usaha
kegiatan wajib menyusun Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL) serta diwajibkan memiliki ijin lingkungan sebagai syarat
mendapatkan ijin usaha dan atau kegiatan.

Dokumen UKL-UPL merupakan dokumen yang berisi informasi mengenai jenis dan
gambaran kegiatan atau usaha yang dilakukan pemrakarsa, kajian atas dampak lingkungan yang
ditimbulkan serta upaya pengelolaan dampak lingkungan hidup yang ditimbulkan oleh kegiatan
tersebut serta diartikan sebagai perjanjian tertulis dan komitmen pihak pemrakarsa dengan
lingkungan sekitar usaha yang terkena dampak baik secara lengsung maupun tidak langsung
untuk menjaga dan melindungi lingkungan hidup daerah sekitar kegiatan. Pedoman penyusunan
dokumen UKl-UPL milik CV. Pita Delapan Abadi adalah Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup

1.2. DASAR HUKUM


Peraturan perundang-undangan yang digunakan sebagai dasar dalam penyusunan
dokumen UKL-UPL ini adalah :

I. UNDANG-UNDANG
1. Undang-undang RI No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-undang RI No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian
3. Undang-undang RI No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumbe Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya
4. Undang-undang RI No. 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek
5. Undang-undang RI No. 13 Tahun 2003 tentan Ketenagakerjaan
6. Undang-undang RI No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
7. Undang-undang RI No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
2
8. Undang-undang RI No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan
9. Undang-undang RI No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
10. Undang-undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

II. PERATURAN PEMERINTAH


1. Peraturan Pemerintah RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara
2. Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 tentang Pegendalian Pencemaran Air
3. Peraturan Pemerintah RI No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
4. Peraturan Pemerintah RI No. 101 Tahun 2014 tetang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)

III. PERATURAN MENTERI


1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per-04/MEN/1980 tentang Syarat
Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 718/MENKES/PER/XII/1987 tentang Kebisingan
yang Berhubungan dengan Kesehatan
3. Peraturan Menteri Agraria/Kepala BPN No. 2 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi
4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 18 Tahun 2009 tentang Tata Cara
Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
5. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 30 Tahun 2009 tentang Tata
Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/IV/2010 tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum
7. Peraturan Menteri Kesehatan No 32 Tahun 2017 tentang Standart Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Hygiene
Sanitasi Kolam Renang, Solus Per Aqua dan Pemandian Umum.

IV. KEPUTUSAN MENTERI


1. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 1995 tentang Baku
Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak

3
2. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 tentang Baku
Mutu Tingkat Kebisingan
3. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 1997 tentang Indeks
Standar Pencemaran Udara
4. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku
Mutu Limbah Domestik
5. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2011 tentang Ambang Batas Faktor
Fisika dan Kimia di Tempat Kerja

V. PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR


1. Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 5 Tahun 2000 tentang Pengendalian Pencemaran
Air di Provinsi Jawa Timur
2. Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 10 Tahun 2009 tentang Emisi Udara Ambien
3. Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 30 Tahun 2011 tentang Jenis Usaha/Kegiatan
yang Wajib dilengkapi Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL)
4. Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 72 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah
Bagi Industri dan/atau Kegiatan Usaha Lainnya

VI. PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO


1. Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 – 2030
2. Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo No. 5 Tahun 2011 tentang Ketertiban Umum
dan Ketentraman Masyarakat

VII. PERATURAN BUPATI KABUPATEN PONOROGO


1. Peraturan Bupati Nomor 46 Tahun 2015 tentang Izin Lingkungan
2. Peraturan Bupati Nomor 50 Tahun 2017 tentang Perizinan dan Pengawasan
Pengelolaan Limbah B3 serta Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah B3 Skala
Kabupaten
3. Peraturan Bupati Nomor 51 Tahun 2017 tentang Izin Pembuaangan Air Limbah

4
VIII. SURAT KEPUTUSAN BUPATI KABUPATEN PONOROGO
1. Surat Keputusan Bupati Nomor 188.45/1398/405.25/2019 tentang Pembentukan
Tim Pemeriksa UKL-UPL dan Tim Pemeriksa SPPL di Kabupaten Ponorogo

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN STUDI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN


PEMANTAUAN LINGKUNGAN

Tujuan dilakukannya penyusunan Dokumen UKl-UPL milik CV. Pita Delapan Abadi
adalah :

1. Memberikan informasi mengenai jenis dan bentuk aktivitas CV. Pita Delapan Abadi
yang berlokasi di Jalan Industri, Kelurahan Cokromenggalan, Kecamatan Babadan.
2. Merumuskan langkah-langkah pengelolaan lingkungan hidup yang dilaksanakan pada
setiap kegiatan CV. Pita Delapan Abadi di Jalan Industri, Kelurahan Cokromenggalan,
Kecamatan Babadan.
3. Merumuskan langkah-langkah yang bisa diambil sebagai upaya untuk memantau
pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan agar dampak lingkungan
yang ditimbulkan oleh CV. Pita Delapan Abadi di Jalan Industri Kelurahan
Cokromenggalan, Kecamatan Babadan tidak memberikan dampak negatif terhadap
lingkungan.

1.4. MANFAAT STUDI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN


PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Studi Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pemantauan Lingkungan Hidup untuk :
1. Membantu pengambilan keputusan dalam kegiatan pengelolaan lingkungan oleh usaha
milik CV. Pita Delapan Abadi yang bergerak di bidang Pembuatan Bahan dari
Fiberglass
2. Pedoman dalam kegiatan pengelolaan lingkungan hidup oleh CV. Pita Delapan Abadi
Selaku pemilik usaha.
3. Merupakan perwujudan peran aktif dari CV. Pita Delapan Abadi selaku pemilik usaha
dalam melaksanakan program pengelolaan lingkungan hidup dengan mengedepankan
konsep pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

5
BAB II
URAIAN RENCANA USAHA DAN / ATAU KEGIATAN

A. Pemrakarsa dan Penanggung Jawab Kegiatan


a. Nama Perusahaan : CV. Pita Delapan Abadi
b. Bidang Usaha : Bengkel Fiberglass
c. Pemrakarsa : Feri Heru Narukiyan
d. Alamat Usaha/Kegiatan : Jalan Industri Kelurahan.Cokromenggalan,
Kecamatan Babadan, Kab.Ponorogo

B. Identitas Penyusun Dokumen UKL-UPL


a. Nama Perusahaan : CV. Bakti Pertiwi
b. No. HP : 085 257 226 027
c. Email : baktipertiwi11@gmail.com
d. SIUP : 503/384/405.16/2018
e. TDP : 13.18.5.47.1240
f. Akte Notaris : No 4, 4 nopember 2016
g. NPWP : 80.570.533.2-647.000
h. Penanggung Jawab : Ike Sureni,SKM,M.Kes
i. Jabatan : Direktur
j. Alamat : Perum Anggrek Garden D 2
Kertosari Babadan Ponorogo
k. Tenaga ahli : 1. Ike Sureni,SKM,M.Kes
2. Putri Nugraheni, ST
3. Lilis Purnama Dewi,ST
4. Hawin Mey R.F,SKM
5. S.Wiyono,M.Si

6
C. GAMBARAN UMUM RENCANA KEGIATAN
1. Lokasi usaha / kegiatan CV. Pita Delapan Abadi sebagai berikut :
- Jalan : Industri
- Kelurahan : Cokromenggalan
- Kecamatan : Babadan
- Kabupaten : Ponorogo

2. Penggunaan Lahan
Pembangunan gudang direncanakan di atas lahan dengan luas lahan 639 m2 yang
didasarkan pada Sertifikat Hak Milik No. 1040 dan 1053, dengan rincian lahan yang
dipergunakan sebagai berikut :

Tabel 2.1. Penggunaan Lahan


No Jenis Bangunan Luas Area (m2) Prosentaase (%)
A. Lahan Tertutup/Bangunan
1. Ruang Perakitan 91 14,25
2. Ruang Produksi 14 2,19
3. Gudang 7,5 1,18
4. Mushola 16 2,51
5. Kamar Mandi (4 Ruang) 16 2,51
6. TPS B3 3 0,45
7 TPS LB3 3 0,45
Jumlah 150,5 23,6
B. Lahan Terbuka
1 Parkir 296,5 46,40
2 RTH 192 30
Jumlah 488,5 76,4
Jumlah (A + B) 639 100

RTH di lokasi usaha CV. Pita Delapan Abadi sudah memenuhi syarat RTH yaitu 30% dari
total luasan lahan. Saran dari Dinas supaya di tanami pepohonan untuk pelindung dan
suplai oksigen agar lokasi industry sehat dan segar serta membuat sumur resapan serta
biopori. Untuk lahan di sebelah barat di fokuskan untuk tempat parkir kendaraan serta
RTH. Untuk tempat parkir kendaraan dapat memuat 2 unit mobil serta 10 unit motor.

7
Gambar 2.1. Peta Satelite Usaha dan / Atau Kegiatan CV. Pita Delapan Abadi

8
Gambar 2.2. Denah Lokasi Rencana Usaha dan / Atau Kegiatan CV. Pita Delapan Abadi

Gambar 2.3. Layout Lokasi Rencana Usaha dan / Atau Kegiatan CV. Pita Delapan Abadi
9
10
Gambar 2.4. Peta Pemantauan Lokasi Rencana Usaha dan / Atau Kegiatan CV. Pita Delapan
Abadi

11
3. Batas-batas Lokasi Usaha
Batas-batas lokasi CV. Pita Delapan Abadi di Jalan.Industri, Kelurahan
Cokromenggalan, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo, Propinsi Jawa Timur sebagai
berikut :

Sebelah Utara : Tanah Milik Pak Sarno


Sebelah Timur : Bengkok Desa Cokromenggalan
Sebelah Selatan : Tanah Milik Pak Wandi
Sebelah Barat : Tanah Bengkok

4. Skala / Besaran Rencana Usaha dan / atau Kegiatan


Gambaran skala / besaran rencana usaha dan / atau kegiatan CV. Pita Delapan Abadi
dapat dijelaskan sebagai berikut :

1.1. Jenis Produksi


Jenis produksi CV. Pita Delapan Abadi dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 2.2 Jenis Produksi
No Jenis produksi
1. Perahu Boat
2. Tempat Sampah
3 Kursi
4. Mainan anak-anak
5. Souvenir
6. Dinding Panjat Tebing
Sumber Data : Hasil Wawancara
CV. Pita Delapan Abadi ini memproduksi produk seperti tempat sampah, kursi, mainan anak-
anak, souvenir serta dinding panjat tebing.sedangkan untuk Bengkelnya sebagai perbaikan
perahu boat apabila ada kerusakan pada perahunya.

1.2. Mesin dan Peralatan Perbengkelan


Macam-macam mesin dan peralatan perbengkelan yang disediakan sebagai berikut :
Tabel 2.3. Mesin dan Peralatan Perbengkelan
No Jenis mesin dan peralatan Jumlah
1. Mesin Gerinda 3
2. Mesin Bor dan Ampelas 4

12
3. Mesin Las 1
4. Mesin Mixer 1
5. Kuas Roll dan Kuas Biasa 50
6. Perkakas Kayu 20
Sumber Data : Hasil Wawancara

1.3. Penggunaan Bahan Baku


Dalam produksi bengkel fiberglass CV. Pita Delapan Abadi, beberapa macam
bahan baku yang dipergunakan dalam volume pemakaian selama 1 tahun untuk
berbagai macam barang yang dibuat sebagai berikut :

Tabel 2.4. Penggunaan Bahan Baku


No Jenis bahan baku Volume pemakaian dalam
1 (satu) tahun
1. Minyak Resin (Epoxy Resin) 900-1600 Kg/bulan
2. Katalis (Catalis) 30 ons/bulan
3. Tepung Kalsium 300 Kg/bulan
4. Mat/Mesh (Serat 1200 Kg/bulan
Halus)/Roving (Serat Kasar)
6. Kayu dan Triplek Glossi 4 lembar/bulan
7. Cat Plincoat 5 Kg/bulan
8. Margarin 30 Kg/bulan
Sumber Data : Hasil Wawancara

1.4. Penggunaan Air


Dalam pekerjaan bengkel fiberglass CV. Pita Delapan Abadi, penggunaan air
tidak dipakai/diperlukan sama sekali. Tetapi perusahaan memerlukan air untuk
dipergunakan sebagai sarana kebersihan & kebutuhan karyawan kantor (toilet, mandi,
dan bersih-bersih).
CV. Pita Delapan Abadi menggunakan sumur dangkal dengan kedalaman 20 m
untuk keperluan aktivitas MCK dan bersih-bersih. Sedang perkiraan pemakaian
volume air rata-rata perhari adalah 290 liter atau 0.29 m3 dan total satu bulan 8.7 m3 .
Terlampir table data neraca penggunaan air dengan persepsi jumlah karyawan 8 orang.

Tabel 2.5. Data Neraca Penggunaan Air


Penggunaan air Kapasitas penggunaan Diolah/tidak
Toilet 10 liter/ orang x 8 orang = 80 liter Tidak
Mandi 20 liter /orang x 8 orang = 160 liter Tidak
13
Bersih-bersih 50 liter/hari = 50 liter Tidak
Total pemakaian 290 liter/ 0.29 m3
air harian rata-rata
Sumber Data : Hasil Perhitungan

1.5. Limbah Yang Di hasilkan


Kegiatan Pra Konstruksi, Konstruksi, Operasional dan Pasca Operasional juga
menimbulkan limbah padat dan cair. Berikut ini adalah limbah yang di hasilkan dan
pengelolannya dari kegiatan yang dilakukan :
1. Limbah sampah, terdiri dari :
 Limbah sampah domestik yaitu limbah yang dihasilkan dari kegiatan
domestik karyawan yaitu dari aktivitas pekerja berupa bungkus sisa
makanan dan sisa bungkus rokok. Sampah di buang di TPS terdekat dan di
sediakan tempat sampah organic dan non organic serta tidak di bakar.
Volume sampah yang ditimbulkan dari kegiatan karyawan jikaa
diasumsikan sebesar 0,45 l/karyawan/hari dengan jumlah karyawan 8 orang,
maka besarnya volume sampah yang dihasilkan adalah :
Volume sampah = 0,45 l/karyawan/hari x 8 karyawan
= 3,6 l/hari
= 0,0036 m3/hari
 Limbah bekas sisa kegiatan seperti cetakan (mold) yang menumpuk di ambil
bagi siapa saja yang mengendakinya dan di berikan kepada Pemrakarsa
secara Cuma-Cuma.. Limbah cetakan (mold) dapat di pergunakan sebagai
pagar pembuatan kandang ternak dsb.
 Limbah sampah padat B3 berupa limbah bekas berupa kaleng cat dan
thinner.

2. Limbah cair yang dihasilkan berupa :


 Limbah cair domestik yaitu limbah cair yang dihasilkan dari adanya
kegiatan domestik karyawan yang dialirkan melalui septictank dan resapan.
Limbah cair yang dihasilkan berasal dari aktivitas karyawan seperti kamar

14
mandi/WC dan dapat diperkirakan timbulan limbah cair domestik adalah
80% dari jumlah total kebutuhan air yaitu 0,29 m3/hari, jika dihitung adalah

Limbah cair domestic = 80 % x 0,29


= 0,23 m3/hari
 Limbah cair B3 dihasilkan dari pencucian alat dan sisa bahan baku yang
semuanya di buang ke IPAL.

Gambar 2.5. Skema Proses Limbah Cair

Limbah Cair B3 IPAL

Limbah Cair
WC/Toilet

Limbah Cair Domestik Septic tank

Mandi, wudhu, bersih-bersih

1.6. Penggunaan energi


Energi yang digunakan dalam produksi Bengkel Fiberglass CV. Pita Delapan
Abadi berasal dari PLN dengan kapasitas terpasang 2300 wat. Penggunaan energi
listrik hanya dipergunakan pada jam kerja mulai jam 07.15 s.d 16.15 selanjutnya hanya
dipakai untuk penerangan

1.7. Penggunaan Bahan Bakar (BBM)


Bengkel Fiberglass CV. Pita Delapan Abadi tidak menggunakan BBM dalam
produksinya. Sehingga tidak ada limbah B3 dari bahan bakar minyaknya.

1.8. Tenaga Kerja Tenaga kerja


Tenaga Kerja di bengkel Fiberglass CV. Pita Delapan Abadi dibagi 2, yaitu
pegawai tetap sebagai karyawan administrasi/gudang/pembelian dan pegawai borongan
sebagai pembuat bak truck. Jumlah pegawai tetap sebanyak 4 (empat) orang dan tenaga
tidak tetap sebanyak 4 (empat).
15
1.9. Waktu Operasi usaha dan/atau kegiatan
Waktu operasi a usaha dan/kegiatan Bengkel Fiberglass CV. Pita Delapan Abadi
adalah dari jam 07.15 s.d 12.00 lalu istirahat, kemudian lanjut lagi jam 13.00-16.15
wib. Kerja hari Sabtu dihitung lembur, dan kelebihan jam kerja normal dihitung sebagai
lembur. Hari libur mengikuti kalender nasional pemerintah R.I, dan apabila ada yang
bertugas pada hari libur dihitung lembur. Perhitungan lembur sesuai aturan yang
berlaku.

1.10. Sistem Tanggap Darurat (Kebakaran)


Dalam menghadapi bahaya khususnya kebakaran didalam lokasi bengkel
Fiberglass CV. Pita Delapan Abadi perlu di sediakan APAR mengingat bahan-bahan
yang dipakai dalam usaha sangat rentan akan bahaya kebakaran. Usaha Bengkel
Fiberglass CV. Pita Delapan Abadi belum ada APAR karena masih akan membangun
lagi yang baru yang lebih tertata dan rapi dan akan disedikan APAR berjumlah 2
unit.

1.11. Perlengkapan APD dan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)


Karyawan di Bengkel Fiberglass belum seluruhnya menggunakan APD seperti
masker dan sarung tangan. Untuk itu wajib kepada Pemrakarsa agar memotivasi
pekerjanya untuk memakai APD karena banyak kandungan zat kimia di usaha bengkel
fiberglass ini sehingga khawatir terjadi masalah serius bagi kesehatan pekerja seperti
gatal kulit, paru-paru, bronchitis dsb. Karyawan CV. Pita Delapan Abadi akan
didaftarkan ke BPJS Ketenagakerjaan dan Keseahatan mengingat resiko usaha yang
rentan akibat bau-bau zat kimia yang berasal dari resin dan zat.

5. Proses Produksi di Bengkel Fiberglass CV. Pita Delapan Abadi


Proses produksi di Bengkel Fiberglass CV. Pita Delapan Abadi dilakukan di Ruang terpisah
dengan ruang mixing / pencampuran ruang cetak dan bengkel. Tahapan-tahapan proses
produksi di jelaskan di bawah ini :

16
a. Ketersediaan bahan
Proses yang pertama yaitu ketersediaan bahan, karena apabila kurang atau lupa salah
satu bahan saja dapat membuat kualitasnya berkurang yaitu kurang awet dan tidak
tahan terhadap bantingan. Bahan yang diperlukan seperti serat fiber, matt, pewarna
khusus, dan juga cetakan.

b. Ketersediaan Cetakan (Mold)


Proses yang kedua yaitu ketersediaan cetakan . Cetakan sangat di butuhkan dalam
usaha Bengkel Fiberglass ini. Dengan cetakan ini awal mula dibuatnya produksi yang
sesuai ukuran serta sesuai dengan kebutuhan yang akan diproduksi dan yang akan
dipasarkan, mu, mulai dari memilih model serta desain dalam cetakan itu sendiri
dengan ukuran yang tentunya berbeda beda dari kebutuhan.

c. Tahap Pencampuran
Setelah bahan tersedia dan cetakan sudah siap maka selanjutnya masuk ke tahap
pencampuran. Dalam tahap ini bahan – bahan yang perlu digunakan ditambahkan satu
per satu, seperti serat fiber yang dicampurkan dengan pewarna yang diinginkan.
Tentunya sesuai takaran serta cetakan dengan terus mengaduk aduk campuran serat
fiber dengan pewarna. Untuk hasil yang lebih kuat dan tahan lama biasanya para
pemroduksi menambahkan bahan serbuk besi yang membuat produksi fibernya
terbukti kekuatannya.

d. Menempel Matt
Tahap selanjutnya merupakan tahapan setelah pencampuran warna serta serat fiber
yaitu dengan menempelkan matt pada campuran yang telah dibuat tersebut. Pada tahap
ini diperlukan ketelitian dan kehati- hatian dalam penanggananya.

e. Pengeringan
Pada pengeringan tahap ini, tidak membutuhkan waktu sangatlah lama, hanya dengan
pengeringan dalam penempelan matt dengan serat fiber yang telah tercampur selama
enam jam saja. Namun pastikan kering dan tidak dalam keadaan lembab.

17
f. Penguntingan cetakan
Kondisi kering maka cetakan siap untuk diangkat lalu selanjutnya digunting
dengan menggunakan gunting serta penghalus dengan gerinda. Pada tahap ini cukup
menguras tenaga pastinya, maka dari itu diperlukan keuletan dan ketelitian
untuk mendapat hasil yang maksimal.

D. GARIS BESAR KOMPONEN RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

1. Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan dengan Tata Ruang


Bahwa lokasi rencana kegiatan Bengkel Fiberglass CV. Pita Delapan Abadi adalah
bersesuaian dengan Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2030
yang termaktub dalam Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1Tahun 2012.
2. Keadaan Existing Lahan
Keadaan saat ini rencana lahan yang dipakai oleh CV. Pita Delapan Abadi sebagai bengkel
Fiberglass adalah lahan kosong dan jauh dari pemukiman.
3. Komponen Rencana Kegiatan yang Dapat Menimbulkan Dampak Lingkungan
Dalam hal rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh CV. Pita Delapan Abadi untuk
membangun bengkel Fiberglass maka pastinya akan menimbulkan dampak lingkungan
dalam tahap-tahap sbb :

- Tahap Prakonstruksi;
- Tahap Konstruksi;
- Tahap Operasi, dan
- Tahap Pasca Operasi

18
BAB III
INFORMASI LINGKUNGAN

Untuk mendukung penyusunan UKL-UPL CV. Pita Delapan Abadi tim penyusun telah
melakukan survey dengan hasil sebagai berikut :

A. ASPEK FISIK - KIMIA


1. Iklim

Keadaan iklim di Kabupaten Ponorogo relatif sama dengan keadaan iklim di daerah lain
yaitu beriklim tropis yang terdiri dari musim penghujan dan musim kemarau. Curah hujan
bulanan tertinggi yang diukur tahun 2019 tertinggi jatuh pada bulan April yaitu sebesar 340 mm,
sedangkan rata-rata hujan tertinggi yang diukur tahun 2019 berada pada bulan April dan
Desember sebesar 17 hari.

Tabel 3.1. Rata-Rata Curah Hujan Tiap Bulan Menurut Stasiun Penakar Hujan di Kabupaten
Ponorogo Tahun 2018
Lokasi Bulan
Penakar Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Hujan
Ponorogo 135 328 346 409 56 104 - - - 38 110 565
Babadan 120 321 262 248 29 73 - - - 26 97 477
Kesugihan 256 599 410 420 207 51 4 - - 19 493 843
Pulung 257 521 354 361 122 151 - - - 52 514 789
Pudak 280 415 394 482 123 220 8 10 - 60 575 611
Sooko 207 439 283 420 88 93 8 - - 25 319 716
Sawoo 73 200 212 179 44 24 - - - - - -
Slahung 62 274 316 339 48 29 - - - 171 61 363
Balong 72 170 235 201 10 78 - - - 87 153 334
Sungkur 75 170 256 320 - 99 - - - 110 130 404
Purwantoro 108 309 220 339 38 134 - - - 76 119 505
Ngebel 200 649 420 251 124 129 6 - - 35 416 748
Talun 177 618 414 746 117 117 - - - 7 399 728
Bollu 123 392 539 799 109 84 - - - 17 255 505
Wilangan 113 297 252 347 54 16 - - - 8 170 644
Ngilo-ilo 93 200 263 255 6 - - - - 90 96 411
Somoroto 112 225 185 195 27 69 - - - 120 103 377
Badegan 172 348 237 397 18 96 - - - 104 215 542
Pohijo 162 222 257 246 25 100 30 - - 61 79 369
19
Ngrayun - - 180 270 172 61 - - - 128 154 554
Rata-rata 147 357 302 340 75 91 10 10 - 65 235 552
Sumber Data : Ponorogo Dalam Angka 2018

Tabel 3.2. Rata-Rata Hari Hujan Tiap Bulan Menurut Stasiun Penakar Hujan di Kabupaten Ponorogo
Lokasi Bulan
Penakar Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Hujan
Ponorogo 20 14 14 19 9 1 - - - - 4 18
Babadan 17 10 13 16 8 3 - - - - 4 15
Kesugihan 20 15 11 20 12 - - - - - 4 13
Pulung 20 23 16 21 11 - - - - - 6 20
Pudak 24 21 12 21 16 3 - - - - 4 19
Sooko 23 19 13 20 12 - - - - - 6 21
Sawoo 13 17 16 21 13 - - - - - - 15
Slahung 17 16 11 16 4 1 - - - - - 13
Sungkur 17 17 9 15 4 - - - - - 3 14
Purwantoro 19 16 14 15 9 - - - - - - 7
Ngebel 14 16 11 12 6 - - - - - 1 11
Talun 22 18 12 20 16 3 - - - - 5 25
Bollu 21 19 10 18 17 2 - - - - 1 25
Wilangan 21 11 10 20 13 2 - - - - 5 22
Ngilo-ilo 14 10 12 15 5 - - - - - - 12
Somoroto 16 13 9 15 8 1 - - - - 6 13
Badegan 18 12 7 15 7 - - - - - - 12
Pohijo 16 18 13 12 7 - - - - - - 9
Ngrayun 12 10 7 10 5 1 - - - - - 11
Rata-rata 18 16 12 17 10 2 - - - - 4 16
Sumber Data : Ponorogo Dalam Angka 2018

Dari hasil tersebut dapat disampaikan bahwa di wilayah Kabupaten Ponorogo telah
mengalami penurunan baik curah hujan maupun hari hujan. Kejadian semacam ini juga dialami
daerah lain di seluru wilayah Indonesia.

B. ASPEK LINGKUNGAN HAYATI


1. Flora dan Fauna
a. Flora di Lokasi Kegiatan (Tapak Proyek)

Komunitas flora yang terdapat di dalam maupun diluar lingkungan Bengkel Fiberglass
CV. Pita Delapan Abadi adalah komunitas budidaya tanaman pelindung dan tanaman hias
(taman). Mengingat bahwa komunitas flora yag terdapat di lokasi maupun di lingkungan
Bengkel Fiberglass CV. Pita Delapan Abadi maka banyak dijumpai adanya jenis-jenis
tumbuhan yang bervariasi. Dengan adanya tanaman yang cukup membuat suasana hijau di
20
lingkungan hidup sekitar bengkel juga berfungsi untuk memulihkan cemaran udara yang
terjadi sehingga suasana di lingkungan bengkel udaranya bersih dan segar. Di lingkungan
Bengkel Fiberglass CV. Pita Delapan Abadi tidak ditemukan flora langka yang masuk dalam
daftar tanaman yang dilindungi. Secara rinci jenis flora di wilayah studi pada tabel 3.5.

Tabel 3.5. Jenis Flora di Bengkel Fiberglass CV. Pita Delapan Abadi
No Nama Lokal Nama Ilmiah
1 Rumput Jarum Andropogon aciculatus
2 Alang-alang Imperata cylindrical
3 Bayam duri Amaranthus spinosus
Sumber : Pengamatan secara langsung

b. Fauna
Fauna merupakan salah satu komponen penting dalam rona awal dan perlu diinformasikan
adalah dari golongan aves (burung). Habitat fauna di sekitar lokasi usaha Bengkel Fiberglass
sangat terbatas. Hal ini dikarenakan fauna yang mempunyai interaksi kuat dengan lokasi sebagai
habitat maupun mencari nutrisi sangat terbatas. Burung-burung yang ditemukan di sekitar lokasi
merupakan satwa liar. Jenis burung yang terlihat di sekitar lokasi adalah burung gereja. Data
inventarisasi fauna dapat dilihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6. Jenis Fauna yang Terdapat di Wilayah Studi 2019


No Nama Lokal Nama Latin
1 Burung Gereja Passer Montanus
2 Semut Monomurium Minimum
3 Kupu-Kupu Microptherix
4 Lalat Musa Domestika
5 Nyamuk Culex sp
6 Capung Aeshna sp
7 Tikus Ratus-Ratus
8 Kucing Felix
Sumber : Pengamatan secara langsung

Jenis-jenis fauna yang dijumpai pada lokasi kegiatan apabila dilihat berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI No 7 tahun 1999 tentang jenis tumbuhan dan satwa yang
dilindungi tidak ditemukan jenis satwa yang berstatus dilindungi atau langka.

21
C. SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA
1. Demografi dan Kependudukan
a. Jumlah Penduduk
Berdasarkan data Kecamatan Babadan Dalam Angka 2018 yang diterbitkan oleh Badan
Pusat Statistik berdasarkan data Kecamatan Babadan, Kelurahan Cokromenggalan memiliki
jumlah penduduk 3.329 jiwa yang terdiri dari laki-laki 1.655 jiwa dan perempuan 1.674 jiwa.
Dengan luas wilayah 107 Ha yaitu 4,82 % dari luas wilayah Kecamatan Babadan, maka
kepadatan penduduk adalah 3.097 jiwa/km2. Kelurahan Cokromenggalan memiliki 2 Dusun, 6
RW dan 21 RT.
Tabel 3.7. Jumlah Penduduk menurut mata pencaharian
No Jenis pekerjaan Jumlah
1 Pertanian 321
2 Pertambangan dan Penggalian -
3 Industri Pengolahan 43
4 Konstruksi 55
5 Perdagangan 947
6 Jasa 730
7 Transportasi 66
Sumber/Source : Kecamatan Babadan Dalam Angka 2018

b. Pendidikan
Fasilitas pendidikan dan jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di Kelurahan
Cokromenggalan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.8. Fasilitas Pendidikan
No Jenis Sekolah Jumlah Guru Murid
1 SD Negeri 1 8 58
2 SD Swasta - - -
3 MI Negeri - - -
4 MI Swasta - - -
5 SMP Negeri - - -
6 SMP Swasta 1 35 478
7 MTS Negeri - - -
8 MTS Swasta - - -
9 SMA Negeri - - -
10 SMA Swasta - - -
13 MA Negeri - - -
14 MA Swasta 1 12 32
Sumber/Source : Kecamatan Babadan Dalam Angka 201

22
c. Agama
Pada umumnya masyarakat di wilayah studi memeluk agama islam, sedangkan yang
pemeluk agama lain seperti Katolik, Protestan, Hindu dan Budha jumlahnya cukup kecil.
Kehidupan antar umat beragama di wilayah ini dapat dikatakan cukup harmonis. Oleh karena
peranan para tokoh masyarakat / agama dan petugas. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :

Tabel 3.9. Pemeluk Agama


No Agama Jumlah
1 Islam 3.575
2 Kristen 7
3 Katolik 4
4 Hindu 1
5 Budha -
6 Lainnya -
Jumlah 3.587

Sarana ibadah yang dimiliki Kelurahan Cokromenggalan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.10. Sarana Ibadah


No Agama Jumlah
1 Masjid 6
2 Mushola 8
3 Gereja -
4 Pura -
5 Vihara/Klenteng -

2. Sosial
Fasilitas Kesehatan di Kelurahan Cokromenggalan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.12. Fasilitas Kesehatan
No Jenis fasilitas Jumlah
1 Rumah Sakit -
2 Puskesmas -
3 Puskesmas pembantu 1
4 Balai Pengobatan -
6 Dokter praktek swasta -
7 Bidan praktek swasta 2
8 Polindes -
9 Posyandu 4
Jumlah 7

23
Tabel 3.13. Petugas Kesehatan
No Tenaga ahli Jumlah
1 Tenaga Medis -
2 Tenaga Keperawatan 1
3 Tenaga Kebidanan 2
4 Tenaga Kefarmasian 1
Jumlah 4

Daftar 10 Penyakit terbanyak di wilayah Puskesmas Ponorogo sama Puskesmas Babadan Tahun
2019 pada Tabel 3.14 dan 3.15

Tabel 3.14. Daftar 10 Besar Penyakit di Puskesmas Ponorogo Tahun 2018


No Jenis penyakit Pria Wanita Jumlah
1 Hiperensi 575 625 1200
2 Common cold 495 687 1182
3 Diabetes Mellitus 525 579 1104
4 Myalgia 489 598 1087
5 Gastritis 625 452 1077
6 Astitris 432 482 1057
7 Disorder of refraction 382 525 907
8 Influenza 387 501 888
9 Gatal-gatal 402 476 878
10 Supervisor of other 377 382 759

Tabel 3.15. Daftar 10 Besar Penyakit di Puskesmas Babadan Tahun 2018


No Jenis penyakit Pria Wanita Jumlah
1 ISPA 257 179 436
2 Nyeri Sendi 218 73 291
3 Gastritis 159 73 232
4 Hipertensi 143 52 195
5 Diabetes Mellitus 63 31 94
6 Diare 42 28 70
7 Myalgia 53 10 63
8 Influenza 40 28 68
9 Penyakit Kulit Infeksi 37 22 59
10 Ganglion 45 10 55
Jumlah 1.057 506 1.563

24
3. CSR

CSR yang telah diberikan oleh CV. Pita Delapan Abadi ialah dengan
memberikan bantuan untuk Kelurahan Cokromenggalan dan di lingkungan sekitar
Bengkel yaitu Jl. Industri, Kelurahan Cokromenggalan, Kecamatan Babadan,
Kabupaten Ponorogo untuk kegiatan lingkungan dan hari besar agama. Serta menjaga
hubungan baik dengan tetangga yang berbatasan, sehingga di kemudian hari terjalin
hubungan yang kondusif. Peran serta pemrakarsa terhadap kerusakan jalan yaitu
mengurangi beban tonase truk pengangkut hasil produksi Fiberglasss dan serta membantu
dalam perbaikan jalan di sekitar Bengkel Fiberglass.

4. PERIJINAN YANG DIMILIKI


Perijinan yang telah dimiliki yaitu :
a. KTP Bapak Feri Heru Narukian 3518141003810004
b. NPWP Bapak Feri Heru Narukian Nomor 35.722.638.0-647.000
c. SIUP Menengah Nomor 0729/KP/405.27/I/2012
d. TDP Nomor 0000000440
e. Sertifikat Hak Milik No. 1040 Tahun 2001 dan Sertifikat Hak Milik No 1053
Tahun 2001

D. KUALITAS UDARA DAN DEBU


Pada saat dokumen UKL-UPL ini disusun telah dilakukan uji laboratorium kualitas
udara dan debu di lokasi kegiatan. Berikut Data Hasil Laboratorium uji sampel Udar a dan
Debu di CV. Pita Delapan Abadi

25
BAB IV
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP

Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya suatu kegiatan.
Perubahan tersebut mempengaruhi kondisi rona lingkungan hidup di area kegiatan dan
sekitarnya. Dampak dapat pula dinyatakan sebagai hubungan sebab akibat atau timbal balik
antara kegiatan terhadap rona lingkungan hidup di sekitarnya. Hubungan sebab akibat tersebut
dapat bersifat saling mendukung ataupun berlawanan pada setiap tahapan kegiatan dan pada
setiap rincian kegiatan.
Kajian dampak yang mungkin terjadi akibat adanya suatu kegiatan hendaknya dapat
dikelola secara tepat sehingga dampak negatif yang timbul bisa dicegah, diminimalisir atau
ditanggulangi dan dampak positifnya dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan.
Kegiatan Pembangunan Bengkel Fiberglass oleh CV. Pita Delapan Abadi yang terletak di
Jalan Industri ini secara administrasi terletak di Jalan Industri, Kelurahan Cokromenggalan
Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo saat ini berada pada tahap awal pembangunan,
sehingga setiap tahap kegiatan baik Prakonstruksi, konstruksi , Operasi dan Pasca Operiasi
memerlukan tinjauan dampak kegiatan.
Dampak yang terjadi pada tahap prakonstruksi dan tahap konstruksi diperlukan
pengelolaan dan pemantauan selama tahapan tersebut agar dampak yang terjadi tidak menganggu
lingkungan sekitar bengkel Fiberglass. Sedangkan dampak yang terjadi pada tahap operasional
memerlukan pengelolaan dan pemantauan secara periodic dalam jangka waktu yang cukup
panjang dan berkesinambungan karena tahap operasional merupakan tahapan yang paling lama
memberikan dampak terhadap masyarakat sekitar Bengkel fiberglass. Dan pada tahap pasca
operasional memerlukan waktu + 2 (dua) bulan sejak penetapan tanggal pasca operasional.
Kegiatan konstruksi dan operasional akan memberikan dampak baik dampak positif
maupun dampak negatif, sehingga dalam pelaksanaannya perlu dilakukan pula upaya
pengelolaan lingkungan sehingga dapat diidentifikasi dampak-dampak yang kemungkinan akan
terjadi beserta cara pengelolaan maupun pemantauannya.

26
Institusi pengelola terhadap upaya pengelola dan pemantau lingkungan hidup perlu
ditetapkan dalam dokumen ini agar dapat dipastikan mengenai pelaksana, pengawas dan
penerima laporan. Identifikasi dampak lingkungan yang akan terjadi beserta besaran dampaknya
dari kegiatan konstruksi dan operasional bengkel Fiberglass seperti pada penjelasan dan matrix
sebagai berikut:

1. Pekerjaan yang dilakukan pada setiap tahap :


1.1. Tahap Prakonstruksi
Pada awal kegiatan/usaha pendirian Bengkel Fiberglass CV. Pita Delapan Abadi,
maka diperlukan persiapan lahan dan beberapa jenis perijinan untuk menunjang
legalitas kegiatan usaha tersebut. Hal ini dilakukan guna memberikan pemahaman
tentang kegiatan yang akan dikerjakan agar terjadi saling pengertian dan kesiapan
diantara beberapa pihak.

1.2. Tahap Konstruksi


- Pembersihan lahan dan pematangan lahan, yaitu pembersihan dari rumput
- Rumput, ilalang dan tanaman liar lainnya, serta pengurugan dan pemerataan lahan
dengan tanah urug agar diperoleh ketinggian sesuai rencana agar tanah tidak
tergenang.
- Mobilisasi peralatan dan material, yaitu meliputi mengadakan peralatan yang
diperlukan selama kegiatan konstruksi serta pengadaan material bangunan (tanah
urug, besi, pasir, semen, galvalum, asbes) dengan kendaraan angkut adalah truk dan
diperkirakan akan menimbulkan penurunan kualitas udara, kerusakan jalan dan
meningkatnya arus kepadatan lalu lintas.
- Mobilisasi tenaga kerja, yaitu merupakan aktivitas tenaga kerja melakukan aktivitas
pembersihan lahan, pengurugan dan pembangunan.
- Pekerjaan pembangunan kantor, area kerja dan sebagainya.

1.3. Tahap Operasi


- Menyiapkan bahan baku berupa plat besi dan besi solid dengan jumlah yang akan
disesuaikan dengan kebutuhan minimal sebagai stock awal mengingat supplier barang
berada di Sekitar Ponorogo dan dapat dikirim ke bengkel dengan cepat dan disimpan
dalam gudang penyimpanan bahan baku.
27
- Bahan cat/thinner disimpan dalam gudang penyimpanan bahan baku.
- Mesin-mesin las listrik, tools/equipment & botol LPG akan disimpan dalam
keadaan aman pada lokasi/gudang yang sudah disediakan
- Kendaraan truck yang akan dipasangi bak akan ditempatkan secara rapi dan teratur
dan mudah bergerak.
- Untuk bahan-bahan sisa potongan besi akan ditempatkan pada tempat yang
disediakan.
- Untuk kaleng-kaleng cat bekas pakai akan disimpan dalam tempat penampungan
sementara limbah B3.
- Untuk sampah domestik akan ditempatkan pada TPS sampah domestik.

1.4. Tahap Pasca Operasi


- Menyelesaikan masalah ketenaga kerjaan.
- Menyelesaikan sewa-menyewa lahan dan mengembalikan lahan kepada pemilik.

2. Dampak Lingkungan yang ditimbulkan

2.1. Tahap Prakonstruksi


a. Sumber dampak : Persiapan lahan dan Perijinan
b. Jenis dampak : Perubahan persepsi masyarakat
c. Besaran dampak : Jumlah masyarakat dalam perubahan persepsinya
d. Tolak ukur : Persepsi masyarakat

2.2 Tahap Konstruksi


a. Sumber dampak : Pembersihan lahan dan pematangan lahan, Mobilisasi
peralatan dan material, Pekerjaan pembangunan kantor,
area kerja dan gudang.
b. Jenis dampak : Penurunan kualitas udara dan debu, Peningkatan limbah
padat domestik, Gangguan arus lalu lintas Kerusakan
jalan
c. Besaran dampak : Kadar debu dan parameter kualitas udara, jumlah limbah
padat domestik (rumput ilalang & tanaman liar),
Intensitas kemacetan, jumlah kerusakan jalan yang
28
dilewati kegiatan ini
d. Tolak ukur : Per.Gub Jatim No. 10 Tahun 2009 tentang Emisi Udara
Ambien Undang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, tingkat kemacetan, dan tingkat
kerusakan jalan

2.3 Tahap Operasi


1. Kesempatan Kerja
a. Sumber dampak : Pengoperasian usaha jasa bengkel Fiberglass Kegiatan
Domestik dan Perkantoran
b. Jenis dampak : Kesempatan kerja, Peningkatan arus lalu lintas, Polusi
kebisingan dan gas, potensi limbah B3 (Kaleng
Cat/Thinner, Kaleng Oli), Sampah domestik, Limbah cair
domestik, Timbulnya potensi kebakaran, Timbulnya
kecelakaan kerja

c. Besaran dampak : Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, Intensitas arus lalu
lintas, Tingkat kebisingan dan gas, Menyesuaikan data
yang ada (limbah B3), Volume sampah domestik, Debit
limbah cair domestik, Insidentil kebakaran, Insidentil
kecelakaan kerja

d. Tolak ukur : Jumlah kebutuhan tenaga kerja, Tingkat kemacetan arus


lalu lintas. SK Menaker No. 51 Tahun 1999 (untuk
kebisingan didalam ruang), PP No. 18 Tahun 1999 Jo PP
No. 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah B3,
Undang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah, Kep. Men Lingkungan Hidup No. 112 Tahun
2003 dan Pergub Jatim No. 72 Tahun 2013 tentang Baku
Mutu Air Limbah Domestik.

2. Kecelakaan Kerja dan Penurunan Kesehatan Pekerja


a. Sumber Dampak : Kegiatan Pembuatan Produk dari Fiberglass

29
b. Jenis Dampak : Peningkatan kecelakaan kerja dan penurunan kesehatan
Pekerja
c. Besaran Dampak : Kecelakaan sejumlah pekerja akibat operasonal bengkel
d. Tolak Ukur Dampak : Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja dan Undang –Undang Nomor 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan

3. Potensi Limbah B3
a. Sumber Dampak : Pengoperasian Bengkel Fiberglass CV. Pita Delapan
Abadi
b. Jenis Dampak : Potensi Limbah B3
c. Besaran Dampak : Banyaknya limbah B3 bekas Kaleng Cat dan Thinner
d. Tolak Ukur Dampak : Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

2.4 Tahap Pasca Operasi


a. Sumber dampak :Penyelesaian pengoperasian bengkel Fiberglass,
Pembersihan lahan

b. Jenis dampak :Hilangnya kesempatan kerja, Debu dan penurunan


kualitas udara

c. Besaran dampak : Jumlah tenaga kerja yang dirumahkan, Selama kegiatan


pembersihan lahan

d. Tolak ukur : Jumlah pemutusan hubungan kerja, Per.Gub Jatim No.


10 Tahun 2009 tentang Emisi Udara Ambien

3. Upaya Pengelolaan Lingkungan


3.1 Tahap Prakonstruksi
a. Bentuk Pengelolaan : Forum dialog dengan masyarakat sekitar, koordinasi
dengan Pemda dalam pengurusan ijin kegiatan usaha
b. Lokasi : Bengkel Fiberglass, Jalan Industri, Kelurahan

30
Cokromenggalaan, Kecamatan Babadan, Kabupaten
Ponorogo
c. Periode : selama tahap Prakonstruksi

3.2 Tahap Konstruksi


a. Bentuk Pengelolaan : - Pengaturan kegiatan dengan baik sehingga tidak
menimbukan kemacetan
- Pemasangan rambu-rambu di area proyek
- Menerapkan SOP dengan baik
- Menyediakan peralatan K3
- segera memperbaiki jalan yang rusak akibat kegiatan
ini
b. Lokasi : Bengkel Fiberglass, Jalan Industri, Kelurahan
Cokromenggalan, Kecamatan Babadan, Kabupaten
Ponorogo
c. Periode : Selama tahap Konstruksi

3.3 Tahap Operasi


1. Kesempatan Kerja
a. Bentuk Pengelolaan : - Rekruitmen tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan dan
aturan yang ada
- Menginformasikan kepada masyarakat tentang
kegiatan di Bengkel Fiberglass
- Penghijauan di sekeliling area bengkel dengan
menenam pohon
- Membuat tempat penyimpanan sementara limbah B3
yang desain teknisnya lantai kedap air dan tertutup
- Menyediakan TPS sampah / depo / container sampah
dengan kapasitas dan jumlah yang memadai
- Menyediakan sanitasi dengan baik

31
- Membuat pengelolaan limbah cair domestik,
septictank dan sumur resapan
b. Lokasi : Bengkel Fiberglass, Jalan Industri, Kelurahan
Cokromenggalan, Kecamatan Babadan, Kabupaten
Ponorogo
c. Peridoe : setiap 6 bulan sekali

2. Kecelakaan Kerja dan Penurunan Kesehatan Pekerja


a. Bentuk Pengelolaan : - Menerapkan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) terhadap pekerja
- Mendaftarkan semua pekerja ke BPJS Ketenagakerjaan
dan Kesehatan
- Penyediaan Kotak Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K)
- Melengkapi pekerja dengan Alat Pelindung Diri (APD)
seperti : masker, sarung tangan, sepatu boat, kacamata
las dll
- Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan Standart
Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku
b. Lokasi : Bengkel Fiberglass, Jalan Industri, Kelurahan
Cokromenggalan, Kecamatan Babadan, Kabupaten
Ponorogo
c. Periode : 3 bulan sekali

3. Potensi Limbah B3
a. Bentuk Pengelolaan : Membuat tempat penyimpanan sementara / TPS B3 dan
melengkapi kegiatan dengan izin TPS Limbah B3
b. Lokasi : Area Bengkel Fiberglass
c. Periode : 3 bulan sekali

4. Potensi Limbah Padat Sisa Produksi


a. Bentuk Pengelolaan : Mengumpulkan limbah sisa produksi berupa bekas

32
cetakan (matt) di tempat khusus limbah cetakan (matt)
b. Lokasi : Tempat Penyimpanan Limbah Sisa Produksi
c. Periode : 3 bulan sekali

3.4 Tahap Pasca Operasi


a. Bentuk Pengelolaan : - Pemberian pesangon yang layak
- Memberikan alternative pekerjaan yang lain
b. Lokasi : Bengkel Fiberglass, Jalan Industri, Kelurahan
Cokromenggalan, Kecamatan Babadan, Kabupaten
Ponorogo

c. Periode : Pasca tahap operasi

4. Upaya Pemantauan Lingkungan


4.1 Tahap Prakonstruksi
a. Bentuk Pemantauan : Penyebaran kuisioner terhadap masyarakat sekitar area
proyek, koordinasi dengan Pemda dalam menyelesaikan
masalah perizinan
b. Lokasi : Bengkel Fiberglass, Jalan Industri, Kelurahan
Cokromenggalan, Kecamatan Babadan, Kabupaten
Ponorogo
c. Periode : selama tahap Prakonstruksi

4.2 Tahap Konstruksi


1. Penurunan Kualitas Udara
a. Bentuk Pemantauan : Pengambilan sample udara untuk dianalisa di
Laboratorium
b. Lokasi : Bengkel Fiberglass, Jalan Industri, Kelurahan
Cokromenggalan, Kecamatan Babadan, Kabupaten
Ponorogo
c. Periode : saat pengurugan lahan

33
2. Gangguan Lalu Lintas / Kemacetan
a. Bentuk Pemantauan : Pengamatan tingkat kemacetan lalu lintas di lapangan
b. Lokasi : Jalan keluar masuk Bengkel Fiberglass CV. Pita Delapan
Abadi
c. Periode : selama tahap Konstruksi

3. Peningkatan Volume Sampah


a. Bentuk Pemantauan : Visual dan perhitungan sampah domestik di area TPS
b. Lokasi : Jalan keluar masuk Bengkel Fiberglass CV. Pita Delapan
Abadi
c. Periode : selama tahap Konstruksi

4. Peningkatan Kerusakan Jalan


a. Bentuk Pemantauan : Memeriksa tingkat kerusakan sekitar jalan keluar
masuk tempat proyek
b. Lokasi : Jalan keluar masuk Bengkel Fiberglass CV. Pita
Delapan Abadi
c. Periode : selama tahap Konstruksi

5. Peningkatan Intensitas Debu


a. Bentuk Pemantauan : Mengawasi tingkat kadar debu di sekitar masyarakat
b. Lokasi : Sekitar Bengkel Fiberglass
c. Periode : selama tahap Konstruksi

4.3 Tahap Operasi


1. Peningkatan Limbah B3
a. Bentuk Pemantauan : Pengecheckan dan pendataan potensi limbah Cat &
Thinner di lapangan atau di ruangan penyimpanan
kaleng bekas Cat & Thinner
b. Lokasi : Tempat penyimpanan sementara limbah B3
c. Periode : 3 bulan sekali

34
2. Peningkatan Limbah Sisa Produksi
a. Bentuk Pemantauan : Pengecheckan limbah cetakan (matt) di area
penyimpanan limbah cetakan (matt)
b. Lokasi : Tempat penyimpanan Limbah Sisa Produksi
c. Periode : 3 bulan sekali

3. Peningkatan Volume Sampah


a. Bentuk Pemantauan : Visual dan pengukuran sampah domestik di area TPS
sampah domestik di lokasi
b. Lokasi : Di area TPS sampah domestik
c. Periode : setiap 6 bulan sekali

4. Penurunan Kualitas Air


a. Bentuk Pemantauan : Pengambilan sample air limbah domestik dari lokasi
Saluran pembuangan limbah domestik dan di analisa di
Laboratorium
b. Lokasi : Di lapangan / area saluran air kotor
c. Periode : Setiap 6 bulan sekali

5. Peningkatan Intensitas Kebisingan


a. Bentuk Pemantauan : Mengawasi secara cermat dan ketat polusi kebisingan
dan gas, Pengambilan sample udara ambient dan analisa
di Laboratorium
b. Lokasi : Area Bengkel Fiberglass
c. Periode : Setiap 6 bulan sekali

6. Gangguan Lalu Lintas/Kemacetan


a. Bentuk Pemantauan : Mengawasi kelancaran arus lalu lintas di sekitar bengkel\
b. Lokasi : Pintu keluar masuk Bengkel Fiberglass
c. Periode : Setiap 3 bulan sekali
35
7. Tingkat Kecelakaan Kerja dan Penurunan Kesehatan Pekerja
a. Bentuk Pemantauan : Mengawasi secara cermat dan ketat tingkat keselamatan
Pekerja
b. Lokasi : Area Bengkel Fiberglass
c. Periode : Setiap 3 bulan sekali

8. Bahaya Kebakaran
a. Bentuk Pemantauan : Pengawasan secara ketat potensi kebakaran dan
kedisiplinan pekerja
b. Lokasi : Area kerja Bengkel Fiberglass
c. Periode : Setiap 1 bulan sekali

4.4 Tahap Pasca Operasi


1. Pemutusan Hubungan Kerja
a. Bentuk Pemantauan : Pengamatan pemutusan hubungan kerja
b. Lokasi : Bengkel Fiberglass
c. Periode : 2 bulan pasca operasi

2. Penurunan Kualitas Udara


a. Bentuk Pemantauan : Pengamatan secara visual debu dan penurunan kualitas
udara dan kontaminasi lahan
b. Lokasi : Di area Bengkel Fiberglass
c. Periode : 2 bulan pasca operasi

5. Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan


5.1 Tahap Prakonstruksi
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
a. Pelaksana : CV. Pita Delapan Abadi
b. Pengawas : Lurah Cokromenggalan & Camat Babadan
c. Pelaporan : - Dinas Lingkungan Hidup Kab. Ponorogo
- DPM PTSP Kab. Ponorogo
36
- Camat Babadan
- Lurah Cokromenggalan

5.2 Tahap Konstruksi


Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
a. Pelaksana : CV. Pita Delapan Abadi
b. Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kab. Ponorogo
c. Pelaporan : - Dinas Lingkungan Hidup Kab. Ponorogo
- Dinas Perhubungan Kab. Ponorogo
- Dinas PUPR Kab. Ponorogo
- Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kab. Ponorogo

5.3 Tahap Operasi


Institusi Pengelolaan dan Pemantaun Lingkungan
a. Pelaksana : CV. Pita Delapan Abadi
b. Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kab. Ponorogo
c. Pelaporan : - Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kab. Ponorogo
- Dinas Kesehatan Kab. Ponorogo
- Dinas Perhubungan Kab. Ponorogo
- Dinas Lingkungan Hidup Kab. Ponorogo

5.4 Tahap Pasca Operasi


Institusi Pengelola dan Pemantau Lingkungan
a. Pelaksana : CV. Pita Delapan Abadi
b. Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kab. Ponorogo
c. Pelaporan : - Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kab. Ponorogo
- Dinas Lingkungan Hidup Kab. Ponorogo

6. Sistem & Periode Pelaporan


a. Sistem Pelaporan
CV.Pita Delapan Abadi selaku pelaksana kegiatan akan melaporkan setiap kegiatan
yang memiliki dampak lingkungan kepada instansi yang kompeten/yang terkait, baik
37
secara tertulis maupun secara lisan sesuai peraturan dan perudang-undangan yang
berlaku.

b. Periode Pelaporan
Secara tertulis akan dilaksanakan 6 (enam) bulan sekali kepada Dinas Lingkungan
Hidup Kab. Ponorogo.

38
Tabel Matrik Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) Bengkel Fiberglass CV. Pita Delapan Abadi

Bentuk Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi


Sumber Jenis Besaran Upaya Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pengelolaan dan
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Pemantauan
Lingkungan Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup Lingkungan
Hidup Hidup
A. Tahap Prakonstruksi
Persiapan Perubahan Jumlah - Forum Bengkel Selama tahap - Penyebaran Bengkel Selama tahap Pelaksana :
lahan dan persepsi masyarakat dialog Fiberglass CV. Prakonstruksi kuisioner Fiberglass CV. Prakonstruksi CV. Pita Delapan
perizinan masyarakat dalam dengan Pita Delapan terhadap Pit Delapan Abadi
perubahan masyarakat Abadi Jl. Industri masyarakat Abadi Jl.
persepsinya sekitarnya Cokromenggalan sekitar area Industri Pengawas :
Ponorogo proyek Cokromenggala Lurah
n Ponorogo Cokromenggalan
- Koordinasi - Koordinasi dan Camat
dengan dengan Pemda Babadan
Pemda dalam
dalam penyelesaian Penerima
pengurusan masalah Laporan :
izin kegiatan perizinan Dinas
usaha Lingkungan
Hidup Kab.
Ponorogo, DMP
PTSP Kab.
Ponorog, Camat
Babadan
B. Tahap Konstruksi
Pembersiha Penurunan Kadar debu Pemagaran Lahan Bengkel Selama tahap Pengambilan Lahan Bengkel Saat Pelaksana :
n lahan dan kualitas dan parameter area proyek Fiberglass CV. Konstruksi sample udara Fiberglass CV. pengurugan CV. Pita Delapan
pematangan udara dan kualitas udara kegiatan dan Pita Delapan ambient untuk Pita Delapan lahan Abadi
lahan debu penyiraman Abadi selanjutnya Abadi
Pengawas :
lahan dianalisa di
DLH Kab.
laboratorium
Ponorogo

39
Penerima
laporan :
DLH Kab.
Ponorogo

Peningkatan Jumlah limbah Menyediakan Penempatan TPS Selama tahap Visual dan Area TPS di Selama tahap Pelaksana :
limbah padat TPS sampah di area Bengkel Konstruksi pengukuran Bengkel Konstruksi CV. Pita Delapan
padat domestik yaitu domestik Fiberglass sampah Fiberglass Abadi
domestik 0,0036 dengan domestik di
Pengawas :
m3/hari kapasitas dan area TPS
DLH Kab.
jumlah yang sampah
Ponorogo
memadai domestik di
lokasi Penerima
Laporan :
DLH Kab.
Ponorogo
Gangguan Intensitas Pengaturan Jalan keluar Selama tahap Pengamatan Jalan keluar Selama tahap Pelaksana :
arus lalu kemacetan kegiatan masuk Bengkel Konstruksi tingkat masuk Bengkel Konstruksi CV. Pita Delapan
lintas dengan baik Fiberglass kemacetan lalu Fiberglass Abadi
sehingga lintas di
Pengawas :
tidak lapangan
DLH Kab.
menimbulkan
Ponorogo
kemacetan
Penerima
Laporan :
DLH Kab.
Ponorogo, Dinas
Perhubungan
Kab. Ponorogo
Mobilisasi Penurunan Kadar debu Pemagaran Bengkel Fiberglass Selama tahap Pengambilan Bengkel Saat Pelaksana :
peralatan & kualitas dan parameter area proyek CV. Pita Delapan Konstruksi sample udara Fiberglass CV. mobilisasi CV. Pita Delapan
material udara dan kualitas udara kegiatan dan Abadi Jl. Industri ambient untuk Pita Delapan peralatan dan Abadi
debu penyiraman Cokromenggalan selanjutnya Abadi Jl. Industri material
Pengawas :
lahan Ponorogo dianalisa di Cokromenggalan
DLH Kab.

40
laboratorium Ponorogo Ponorogo
Penerima
Laporan :
DLH Kab.
Ponorogo
Gangguan Intensitas Pengaturan Jalan keluar Selama tahap Pengamatan Jalan keluar Selama tahap Pelaksana :
arus lalu kemacetan kegiatan masuk Bengkel konstruksi tingkat masuk Bengkel Konstruksi CV. Pita Delapan
lintas dengan baik Fiberglass kemacetan lalu Fiberglass Abadi
sehingga lintas di
Pengawas :
tidak lapangan
DLH Kab.
menimbulkan
Ponorogo
kemacetan
Penerima
Laporan :
DLH Kab.
Ponorogo, Dinas
Perhubungan
Kab. Ponorogo
Kerusakan Jumlah Segera Jalan keluar Selama tahap Memeriksa Jalan keluar Selama tahap Pelaksana :
jalan kerusakan memperbaiki masuk Bengkel Konstruksi tingkat masuk Bengkel Konstruksi CV. Pita Delapan
jalan yang jalan yang Fiberglass kerusakan Fiberglass Abadi
dilewati rusak akibat sekitar jalan
Penerima
kegiatan ini kegiatan ini keluar masuk
Laporan :
tempat proyek
DLH Kab.
Ponorogo, Dinas
Perhubungan
Kab. Ponorogo,
Dinas PUPR Kab.
Ponorogo
Pekerjaan Debu dan Kadar debu Penyiraman Bengkel Pengelolaan Mengawasi Bengkel Selama tahap Pelaksana :
pembangunan penurunan dan parameter lahan Fiberglass CV. Pita dilakukan tingkat kadar Fiberglass CV. Konstruksi CV. Pita Delapan
kantor, area kualitas kualitas udara Delapan Abadi Jl. selama debu di sekitar Pita Delapan Abadi
kerja dan udara Industri pekerjaan masyarakat Abadi Jl. Industri
Pengawas :

41
gudang Cokromenggalan urugan Cokromenggalan DLH Kab.
Ponorogo Ponorogo Ponorogo
Penerima
Laporan :
DLH Kab.
Ponorogo
C. Tahap Operasi
Pengoperasian Polusi Tingkat Penghijauan Area bengkel 6 bulan sekali Mengawasi Area Bengkel 6 bulan sekali Pelaksana :
usaha jasa kebisingan kebisingan & di sekitar Fiberglass secara cermat Fiberglass CV. Pita Delapan
bengkel dan gas bau gas gudang, dan ketat Abadi
fiberglass CV. melakukan tingkat polusi
Pengawas :
Pita Delapan pekerjaan kebisingan dan
DLH Kab.
Abadi pada jam-jam gas
Ponorogo
kerja,
menggunakan Pengambilan Penerima
peralatan sample udara Laporan :
yang tidak ambient dan DLH Kab.
menimbulkan analisa di Ponorogo
kebisingan laboratorium
Peningkatan Intensitas arus Pengaturan Pintu keluar 3 bulan sekali Mengawasi Pintu keluar 3 bulan sekali Pelaksana :
arus lalu lalu lintas kendaraan masuk Bengkel kelancaran masuk Bengkel CV. Pita Delapan
lintas keluar masuk Fiberglass arus lalu lintas Fiberglass Abadi
di sekitar
Pengawas :
bengkel
DLH Kab.
Ponorogo
Penerima
Laporan :
Dinas
Perhubungan
Kab. Ponorogo
Timbulnya Kecelakaan Menerapkan Area Bengkel 3 bulan sekali Mengawasi Area Bengkel 3 bulan sekali Pelaksana :
kecelakaan sejumlah sistem Fiberglass, jalan secara cermat Fiberglass CV. Pita Delapan
kerja pekerja akibat Keselamatan industry, dan ketat Abadi

42
operasonal dan Kelurahan tingkat
Pengawas :
bengkel Kesehatan Cokromenggalan, keselamatan
DLH Kab.
Kerja (K3), Kecamatan pekerja
Ponorogo
mendaftarkan Babadan,
semua kabupaten Penerima
pekerja ke Ponorogo Laporan :
BPJS Dinas Sosial dan
Ketenagakerj Tenaga Kerja
aan dan Kab. Ponorogo
Kesehatan,
Penyediaan
Kotak
Pertolongan
Pertama
(P3K),
Melengkapi
pekerja
dengan Alat
Pelindung Diri
(APD) seperti
: masker,
sarung
tangan,
sepatu boat,
kacamata las
dll, pekerjaan
dilaksanakan
sesuai dengan
SOP yang
berlaku.
Kesempatan Jumlah tenaga Rekruitmen Bengkel Fiberglass 6 bulan sekali Menginformasi Bengkel 6 bulan sendiri Pelaksana :
kerja kerja yang tenaga kerja, CV. Pita Delapan kan kepada Fiberglass CV. CV. Pita Delapan
dibutuhkan menginforma Abadi Jl. Industri masyarakat Pita Delapan Abadi
sikan kepada Cokromenggalan sekitar bengkel Abadi Jl. Industri
Pengawas :

43
masyarakat Ponorogo Cokromenggalan DLH Kab.
sekitar Ponorogo Ponorogo
bengkel
Penerima
Laporan :
Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja
Kab. Ponorogo
Potensi Banyaknya Membuat Area Bengkel 3 bulan sekali Pengechekan Area Bengkel 3 bulan sekali Pelaksana :
limbah B3 limbah B3 tempat Fiberglass dan pendataan Fiberglass CV. Pita Delapan
bekas Kaleng penyimpanan potensi limbah Abadi
Cat dan sementara B3 di lapangan
Pengawas :
Thinner limbah B3, dan tempat
DLH Kab.
melengkapi penyimpanan
Ponorogo
kegiatan kaleng bekas
dengan izin cat dan thinner Penerima
TPS limbah B3 Laporan :
DLH Kab.
Ponorogo
Potensi Banyaknya Mengumpulk Tempat 3 bulan sekali Pengecheckan Tempat 3 bulan sekali Pelaksana :
Limbah Sisa limbah sisa an limbah sisa penyimpanan limbah cetakan penyimpanan CV. Pita Delapan
Produksi produksi produksi limbah sisa (matt) di area limbah sisa Abadi
berupa berupa bekas produksi penyimpanan produksi
Pengawas :
cetakan (matt) cetakan limbah sisa
DLH Kab.
(matt) di produksi
Ponorogo
tempat
khusus Penerima
limbah sisa Laporan :
produksi DLH Kab.
Ponorogo
Timbulnya Insidentil Menerapkan Area kerja 1 bulan sekali Pengawasan Area kerja 1 bulan sekali Pelaksana :
potensi SOP dengan Bengkel secara ketat Bengkel CV. Pita Delapan
kebakaran ketat, Fiberglass potensi Fiberglass Abadi
penempatan kebakaran dan
Pengawas :
APAR di kedisiplinan

44
sekitar area pekerja DLH Kab.
kerja bengkel, Ponorogo
penyimpanan
Penerima
sementara
Laporan :
limbah B3 &
DLH Kab.
ruang kantor
Ponorogo, Dinas
Sosial dan
Tenaga Kerja
Kab. Ponorogo,
Dinas PUPR Kab.
Ponorogo
Kegiatan Sampah Volume Menyediakan Penempatan TPS 3 bulan sekali Visua dan Area TPS di area 3 bulan sekali Pelaksana :
domestik domestik sampah TPS sampah di area Bengkel pengukuran Bengkel CV. Pita Delapan
dan domestik yaitu domestik Fiberglass sampah Fiberglass Abadi
perkantoran 0,0036 dengan domestik di
Pengawas :
m3/hari kapasitas dan area TPS
DLH Kab.
jumlah yang sampah
Ponorogo
memadai, domestik di
pengelolaan lokasi Penerima
sampah Laporan :
domestik DLH Kab.
secara Ponorogo
mandiri,
misalnyaa 3R
Reduce,
Recycle,
Reuse
Limbah cair limbah cair Menyediakan Pembuatan 6 bulan sekali Pengambilan Di area saluran 6 bulan sekali Pelaksana :
domestik domestik yaitu sanitasi septictank dekat sample air limbah cair CV. Pita Delapan
0,23 m3/hari dengan baik, WC/KM dan limbah domestik Abadi
membuat sumur resapan di domestik dari
Pengawas :
septictank area Bengkel lokasi saluran
DLH Kab.
dan sumur Fiberglass pembuangan
Ponorogo
resapan limbah

45
domestik dan
Penerima
analisa di
Laporan :
laboratorium
DLH Kab.
Ponorogo
D. Tahap Pasca Operasi
Penyelesaian Pemutusan Sejumlah Pemberian Bengkel Fiberglass 2 bulan pasca Melakukan Bengkel 2 bulan pasca Pelaksana :
pengoperasian hubungan tenaga kerja pesangon CV. Pita Delapan operasi koordinasi dan Fiberglass CV. operasi CV. Pita Delapan
bengkel kerja yang di PHK sesuai Abadi Jl. Industri musyawarah Pita Delapan Abadi
fiberglass peraturan Cokromenggalan dengan Abadi Jl. Industri
Pengawas :
yang berlaku Ponorogo Disnaker dan Cokromenggalan
DLH Kab.
serikat pekerja Ponorogo
PonorogoPeneri
ma Laporan :
DLH Kab.
Ponorogo
Pembersihan Penurunan Kadar debu Pembersihan Bengkel Fiberglass 2 bulan pasca Mengawasi Bengkel 2 bulan pasca Pelaksana :
lahan kualitas dan parameter lahan dengan CV. Pita Delapan operasi tingkat kadar Fiberglass CV. operasi CV. Pita Delapan
udara dan kualitas udara semaksimal Abadi Jl. Industri debu di sekitar Pita Delapan Abadi
debu mungkin dan Cokromenggalan masyarakat Abadi Jl. Industri
Pengawas :
seaman Ponorogo Cokromenggalan
DLH Kab.
mungkin Ponorogo
Ponorogo
sehingga
tidak Penerima
menimbulkan Laporan :
penurunan DLH Kab.
kualitas udara Ponorogo
sekitar
lingkungan
bengkel

46
BAB V
SURAT PERNYATAAN PEMRAKARSA

a. Nama Perusahaan : CV. Pita Delapan Abadi


b. Nama Pimpinan Perusahaan : Feri Heru Narukiyan
c. Jabatan : Direktur
d. Alamat Perusahaan : Jalan Industri, Kelurahan Cokromenggalan, Kabupaten
Ponorogo
e. Telp / Fax :
f. Jenis Usaha / Kegiatan : Bengkel Fiberglass
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Kami bersedia melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai yang
tercantum dalam dokumen UKL – UPL ini serta bersedia dipantau dampaknya sesuai
peraturan oleh instansi/pihak yang berwenang sesuai surat tugas dari pejabat yang
berwenang.
2. Kami bersedia mengelola semua dampak yang ditimbulkan akibat kegiatan yang kami
lakukan.
3. Bila kami lalai/tidak melaksanakan UKL – UPL ini kami bersedia menerima sanksi
sesuai peraturan yang berlaku dan bersedia menerima pembinaan dari instansi/pihak yang
berwenang.
4. Kami bersedia membuat dokumen lingkungan baru, apabila terjadi perubahan lokasi,
luasan, jenis usaha/kegiatan, kapasitas produksi, bahan baku/bahan penolong dan
sebagainya sesuai peraturan yang berlaku.
5. Kami bersedia melaksanakan pelaporan UKL – UPL setiap 6 bulan sekali ke Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo dan dinas/instansi yang terkait
6. Apabila kami lalai tidak melaksanakan point 5 kami bersedia menerima sanksi sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Demikian Surat Pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Ponorogo , ……………………………
CV. Pita Delapan Abadi
Penanggung Jawab DPLH

Feri Heru Narukiyan

47
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolahan


Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059)

2. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5285)

3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

4. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Jenis Usaha dan/atau
Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup.

5. Peraturan Bupati ponorogo Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan
Yang Wajib Dilengkapi Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) serta Surat
Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

6. UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.

7. Kep. Men. LH No. 112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik

8. Pergub Jatim No. 10 Tahun 2009 Untuk Udara Ambien.

9. SK Menaker No. 51 Tahun 1999 Untuk Kebisingan Didalam Ruangan. 10. PP No. 18
Tahun 1999 Jo. PP No. 85 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah B3.

10. PP No. 18 Tahun 1999 Jo. PP No. 85 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah B3

11. Kep. Men. LH No. 48/MENLH/11/1996 Tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan.

48
LAMPIRAN

49
STANDART PROSEDUR PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

1. Tidak boleh panik, usahakan tetap tenang;


- karena setiap kepanikan akan mengurangi daya piker dan gerak seseorang.
- memastikan lokasi kebakaran.
2. Membunyikan alarm;
- Alarm dibunyikan guna memberitahu adanya kebakaran dan melakukan tindakan
pengamanan.
- mengusahakan melokalisir dan membatasi daerah kebakaran guna mencegah
menjalarnya api lebih luas.
3. Mempergunakan alat konvensional dan/atau Pemadam Api Ringan (APAR);
- Kecepatan, keamanan dan ketepatan menggunakan Goni basah, pasir dan/atau
APAR akan berpengaruh dalam pemadaman kebakaran.
- Jika api masih berkobar/membesar, segera usahakan pemadaman api dengan
peralatan yang lebih memadai
- Menghindari menjadi korban yang sia-sia akibat kecerobohan diri sendiri
sehingga terjebak dalam kebakaran api.
4. Segera mematikan aliran listrik dan mesin las;
- Dalam kebakaran kami harus berusaha mengurangi segala kemungkinan dapat
membesarnya api dan jatuhnya korban bahaya lainnya.
- Segera memutuskn/mematikan aliran listrik pada saklar dan disegel, mematikan
semua mesin las dan menjauhkan tabung LPG dari kebakaran
5. Memberitahukan kepada Satpol PP untuk menanggulangi kebakaran yang lebih besar di
butuhkan bantuan dari Satpol PP jika memungkinkan
6. Melaporkan kejadian tersebut pada Pimpinan perusahaan untuk di tindak lanjuti;
- Pimpinan sebagai penanggung jawab harus mengetahui kejadian musibah
kebakaran dan untuk menindak lanjuti sampai memastikan kebakaran dapat
dipadamkan dan apabila ada korban untuk mendapatkan perawatan.
7. Menghubungi pihak kepolisian setempat;
- Mengusahakan agar orang-orang yang tidak berkepentingan di larang keluar atau
masuk area kerja

50
- Melarang orang-orang yang tidak berkepentingan memasuki daerah kebakaran
guna penyelidikan dari pihak kepolisian
- Melokalisir, membatasi area kebakaran dengan police line

51

Anda mungkin juga menyukai