Anda di halaman 1dari 38

PERANAN DAN DUKUNGAN

DINAS LINGKUNGAN HIDUP DALAM


PERIZINAN TEMPAT PENYIMPANAN
SEMENTARA (TPS) LIMBAH MEDIS DARI
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

Disampaikan oleh :
Eka Rani

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LEBONG


BIODATA
 Nama : Eka Rani, ST
 Tempat/Tgl.Lahir: Tebat Agung, 27 Mei 1982
 Hp/E-mail : 081279322777 / nanderoyyan@gmail.com
 Pendidikan : Sarjana (S1) Teknik Kimia Universitas Sriwijaya
 Riwayat Pekerjaan :
- CPNS di BLHKP Kab. Lebong pada tahun 2011
- Pengendali Dampak Lingkungan di BLHKP Kab. Lebong sejak tahun 2012 s/d 2015
- Kepala Seksi Limbah B3 Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Peningkatan
Kapasitas di DLH Kab. Lebong sejak tahun 2016 – sekarang
DASAR HUKUM
 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
 Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 333,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5617);
 Peraturan Pemerintah Nomor No. 27 Thn 2012 tentang Izin Lingkungan
 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha
Terintegrasi secara Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6215);
 Permen LHK P.95/MENLHK/SETJEN/KUM.1/11/2018 Tentang Perizinan PLB3 Terintegrasi
dengan Izin Lingkungan melalui Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara
Elektronik;
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.22/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 tentang Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria
Pelayanan Perizinan Terintegrasi Secara Elektronik Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 927);
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
BAB VII
PENGELOLAAN B3 DAN LIMBAH B3
Pasal 59

(1) Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 wajib melakukan Pengelolaan Limbah B3 yang dihasilkannya.

(2) Dalam hal B3 telah kedaluwarsa pengelolaannya mengikuti ketentuan Pengelolaan Limbah B3.

(3) Dalam hal Setiap Orang tidak mampu melakukan sendiri Pengelolaan Limbah B3, pengelolaannya diserahkan kpd pihak lain .

(4) Pengelolaan Limbah B3 wajib memiliki izin dari Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.

(5) Menteri, gubernur, bupati/walikota wajib mencantumkan persyaratan lingkungan hidup yang harus dipenuhi dan kewajiban yang
harus dipenuhi Pengelola Limbah B3 dalam izin.

(6) Keputusan pemberian izin wajib diumumkan.

(7) Ketentuan lain mengenai Pengelolaan Limbah B3 diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Pasal 69

(8) c. Memasukkan limbah yang berasal dari wilayah NKRI ke media lingkungan hidup NKRI.

(9) d. Memasukkan Limbah B3 ke dalam wilayah NKRI.

(10) e. Membuang limbah ke media lingkungan hidup.


DASAR HUKUM PERIZINAN DAN KEWAJIBAN PENGELOLAAN
LIMBAH B3
 Undang-undang RI No. 32 / 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup :
 Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan pengelolaan limbah B3 yang dihasilkan (Pasal
59 ayat 1);
 Pengelolaan limbah B3 wajib mendapat izin dari Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai dengan
kewenangannya (Pasal 59 ayat 4)
 PP No. 101 Tahun 2014 Ttg Pengelolaan Limbah B3 :
 Pasal 3 : Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan pengelolaan limbah B3 yang
dihasilkan;
 Pasal 12 ayat (3), Pasal 33 ayat (1), Pasal 48 ayat (1), Pasal 56 ayat (1), Pasal 101 ayat (1), Pasal 146 ayat
(1), Pasal 176 ayat (1) : setiap badan usaha yang melakukan kegiatan pengelolaan limbah B3 wajib memiliki
izin dan/atau rekomendasi Pengelolaan Limbah B3
 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1204 Tahun 2004 tentang Sanitasi Lingkungan Rumah Sakit.
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 56 Tahun 2015 tentang Tata Cara dan
Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah B3 dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.12/Menlhk/Setjen/Plb.3/5/2020 Tentang Penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun.
 Surat Edaran Kemenkes RI Nomor HK.02.02/V/0361/2019 Tentang Kewajiban Memiliki Tempat Penyimpanan
Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (TPS-LB3) di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
JENIS-JENIS PERIZINAN PLB3 yang kewenangannya telah diserahkan
ke daerah sesuai UU 23/2014, PP 101/2014 dan Permen LH 30/2009
 Izin Penyimpanan Sementara Limbah B3;
 Izin Pengumpulan Limbah B3 skala Provinsi dan Kabupaten/Kota ;
 Rekomendasi izin pengumpulan limbah B3 skala nasional.
Kewenangan dalam Perizinan dan Pengawasan PLB3
Pengelolaan Perizinan/Rekomendasi Pengawasan
LB3 PLB3
Pusat Provinsi Kabupaten Pusat Provinsi Kabupaten

Penyimpanan     v     v
Pengumpulan v v v v v v
Pengangkutan v     v    
Pemanfaatan v     v    
Pengolahan v     v    
Penguburan     v   v
Penimbunan v   v v   v

Catatan :
v Penguburan/penimbunan khusus untuk limbah B3 dari fasyankes (limbah medis) yang perizinannya adalah surat
keputusan dari Kepala DLH Kab/Kota.
TUJUAN PERIZINAN PENGELOLAAN LB3

 Sebagai alat kontrol dalam penaatan Pengelolaan LB3;


 Memastikan pengelolaan Limbah B3 memenuhi persyaratan administratif dan
teknis sehingga meminimisasi potensi bahaya ke lingkungan;
 Memudahkan pengawasan;
 Mengurangi RESIKO Limbah B3 terhadap KESEHATAN MANUSIA dan
LINGKUNGAN HIDUP;
 Mendukung tercapainya Lingkungan Hidup yang Bersih dan Sehat guna
mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan.
PROSEDUR PERIZINAN TEMPAT PENYIMPANAN
SEMENTARA LIMBAH B3

Penghasil Limbah B3 DPMTSP Menyampaikan


Mengajukan Surat Surat Permohonan
Permohonan Izin TPS Izin TPS LB3 ke DLH
LB3 ke DPMPTSP

Tidak Lengkap DLH melakukan verifikasi :


- Kelengkapan administrasi
- Verifikiasi Lapangan
Menolak
Permohonan
Lengkap

Bupati
DLH mengeluarkan
menerbitkan izin
Rekomendasi rekomendasi
(DPMPTSP)
disampaikan ke
DPMPTSP
LIMBAH MEDIS ADALAH LIMBAH B3

LIMBAH MEDIS ADALAH LIMBAH B3.


Ayat 2 Pasal 5 PP 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun

Karakteristik LB3 :
a) Mudah Meledak
b) Mudah Menyala DIKELOLA SESUAI DENGAN
c) Reaktif PENGELOLAAN LB3
(PP No. 101 2014)
d) Infeksius
e) Korosif
f) Beracun
PENGELOLAAN LIMBAH B3 DARI FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN BERDASARKAN PERMEN-LH NO.56 TAHUN 2015

PENGURANGAN
DAN PEMILAHAN

PEYIMPANAN

PENGANGKUTAN

PENGOLAHAN

PENIMBUNAN/PENGUBURAN
Ad.1 Pengurangan dan Pemilahan
Pengurangan dan pemilahan limbah di fokuskan
terhadap eliminasi atau pengurangan alur limbah
medis (waste stream). Yang dapat dilakukan :
1) Pengurangan pada sumber
2) Pengunaan kembali (reuse)
3) Daur Ulang (recycle)
4) Pemilahan
ad.2 PENYIMPANAN
PERSYARATAN LOKASI PENYIMPANAN Persyaratan lokasi
Penyimpanan Limbah B3 meliputi:

1. Merupakan daerah bebas banjir dan tidak rawan bencana


alam, atau dapat direkayasa dengan teknologi untuk
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, apabila
tidak bebas banjir dan rawan bencana alam;
2. Jarak antara lokasi Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan
Pengolahan Limbah B3 dengan lokasi fasilitas umum
diatur dalam Izin Lingkungan.
LANJUTAN…

Limbah infeksius, benda tajam, dan/atau patologis


tidak boleh disimpan lebih dari 2 (dua) hari untuk
menghindari pertumbuhan bakteri, putrekasi, dan bau.
Apabila disimpan lebih dari 2 (dua) hari, limbah harus
dilakukan desinfeksi kimiawi atau disimpan dalam
refrigerator atau pendingin pada suhu 0◦C (nol derajat
celsius) atau lebih rendah.
PERSYARATAN FASILITAS PENYIMPANAN yaitu :
 Lantai kedap
 Tersedia sumber air untuk pembersihan
 Mudah diakses untuk penyimpanan
 Dapat dikunci
 Mudah diakses oleh kendaraan yang akan mengumpulkan/mengangkut limbah
 Terlindungi dari sinar matahari
 Tidak dapat diakses oleh hewan
 Dilengkapi ventilasi dan pencahayaan yang baik
 Berjarak jaug dari tempat penyimpanan makanan
 Peralatan pembersihan, pakaian pelindung dan wadah/kantong limbah harus
diletakkkan sedekat mungkin dengan lokasi penyimpanan
 Dinding, lantai dan langit-langit fasilitas penyimpanan senantiasa dalam
keadaan bersih
LANJUTAN…

MASA SIMPAN MEDIS :


90 hari jika yang dihasilkan = 50 kg/hari atau
lebih sejak limbah dihasilkan
180 hari jika yang dihasilkan < 50 kg/hari untuk
limbah B3 kategori I sejak limbah dihasilkan
Gambar TPS Limbah Medis
Gambar Kemasan Limbah Medis
Lanjutan…. Gambar Kemasan Limbah Medis
Ad.3 Pengangkutan
Pengangkutan LB3 dapat dilakukan dengan
menggunakan :

1. Kendaraan Roda 4 (empat)


2. Kendaraan Roda 3 (tiga)
Gambar Pengangkutan Dari Sumber
Limbah Medis
Lanjutan....Gambar Pengangkutan Dari
Sumber Limbah Medis
Gambar Alat Angkut Limbah Medis
Gambar Contoh Manifest
Ad.4 PENGOLAHAN LB3
PENGOLAHAN LB3 DAPAT DILAKUKAN PADA :

1. PenghasilLB3 Izin Pengolahan LB3


2. Pengolah LB3 sesuai kewenangan
Lanjutan…

Pengolahan LB3 dilakukan secara termal. Pengolahan


secara termal dapat dilakukan dengan :

1.Autoklaf Tipe Aliran Gravitasi


2.Gelombang Mikro
3.Iradiasi Frekuensi Radio
4.Insenerator
Lanjutan…
Pesyarataan penggunaan peralatan
pengolahan LB3 secara termal :
1) Pengopersian Peralatan
2) Uji Validasi
Lanjutan…

Pengolahan LB3 dengan cara Non Termal :

1)Enkapsulasi sebelum di timbun


2)Inertisasi sebelum di timbun
3)Desinfeksi kimiawi.
Ad.5 PENGUBURAN LB3
Penguburan LB3 dapat dilakukan pada
limbah medis berupa :

A.Patalogis
B.Benda Tajam
Lanjutan…
 Penguburan Limbah B3 harus mendapat persetujuan dari kepala
Instansi Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota setelah berkoordonasi
dengan instansi yang bertanggung jawab di bidang kesehatan
 Untukmendapatkan persetujuan penghasil LB3 menyampaikan
permohonan tertulis kepada Instansi Lingkungan Hidup
Kabupaten/Kota.
 Dilakukan pencatatan Limbah B3 yang dikubur
 Melakukan perawatan, pengamanan dan pengawasan kuburan
Limbah B3
 Masa berlaku persetujuan penguburan 5 (lima) tahun.
Gambar Syarat Penguburan Limbah
Medis
Ad.6 PENIMBUNAN LB3

Penimbunan LB3 dilakukan terhadap LB3


berupa :
a) Abu terbang Incenerator
b) Slag atau abu dasar Incinerator
Lanjutan…

 Penimbunan akhir LB3 harus memiliki izin pengelolaan


limbah B3 untuk kegiatan penimbunan LB3
 Sebelum dilakukan penimbunan LB3 wajib dilakukan :
A. Enkapsulasi
B. Inertisasi
Lanjutan …
 Persyaratan lokasi dan fasilitas penimbunan sama
dengan ketentuan penimbunan sampah rumah tangga.
(Landfill untuk sampah domestik)
 Penimbunan LB3 berupa abu terbang dan slag incinerator
harus mendapatkan persetujuan penimbunan LB3 dari
Kepala Instansi Lingkungan Hidup Provinsi jika
penimbunan LB3 berupa abu terbang dan slag incinerator
dilakukan lintas kabupaten/kota dan Kepala Instansi
Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota dilakukan di wilayah
Kabupaten/Kota.
Lanjutan…

Untuk mendapatkan persetujuan penimbunan


penghasil harus membuat surat permohonan
kepada Kepala Instansi Lingkungan Hidup
sesuai kewenangan
Masa berlaku persetujuan 5 (lima) s/d 10
(sepuluh) tahun
SANKSI MENURUT UU NO.32 Tahun 2009

Berdasarkan UU No.32 Tahun 2009 Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota wajib


menjatuhkan sanksi kepada penanggung jawab kegiatan apabila terjadi
pelanggaran terhadap izin lingkungan dan pengelolaan lingkungan. Sanksi
yang dijatuhkan berupa sanksi administrasi. Sanksi administrasi berupa :
(Pasal 76 ayat 1 dan 2, Pasal 78, pasal 80 ).
1. Teguran Tertulis
2. Paksaaan Pemerintah
3. Pembekuan Izin Lingkungan
4. Pencabutan Izin Lingkungan
LANJUTAN…
Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2009 Pasal 80 Ayat 1 bahwa yang merupakan sanksi adminsitrasi
paksaan pemerintah berupa :
Penghentian Sementara Kegiatan Produksi
Pemindahan Sarana Produksi
Penutupan Saluran Buangan Air Limbah atau Emisi
Pembongkaran
Penyitaan terhadap barang atau alat yang berpotensi menimbulkan pelanggaran
Penghentian Sementara Seluruh Kegiatan
 Tindakan lain yang bertujuan untuk menghentikan pelanggaran dan tindakan memulihkan fungsi
lingkungan hidup
Lanjutan…
• Selain sanksi administrasi yang diberikan kepada penanggung jawab kegiatan, juga
diberikan sanksi pidana dengan denda maksimal 3 Milyar Rupiah dan hukuman penjara
maksimal 3 (tiga) tahun (Pasal 98 ayat 1, pasal 99, pasal 102 dan pasal 103).
• Pasal 102
Setiap orang yang melakukan Pengelolaan Limbah B3 tanpa izin, dipidana penjara paling
singkat 1 tahun dan paling lama 3 tahun dan denda paling sedikit 1 M dan paling banyak 3
M.
• Pasal 103
Setiap orang yang menghasilkan Limbah B3 dan tidak melakukan Pengelolaan Limbah B3,
dipidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 3 tahun dan denda paling sedikit
1 M da paling banyak 3 M.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai