UNIVERSITAS INDONESIA
Disusun Oleh :
Dosen :
FAKULTAS TEKNIK
DEPOK
DESEMBER, 2019
Universitas Indonesia
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan laporan kami yang berjudul “Laporan Audit
Lingkungan Voluntary PT. Riau Andalan Pulp & Paper”. Penulisan laporan ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah tugas Mata Kuliah Audit Lingkungan di
Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak sulit bagi kami untuk menyelesaikan laporan ini.
Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada :
(1) Dr. Ir. Firdaus Ali, M.Sc., selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Audit
Lingkungan yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
kami memahami proses audit lingkungan hingga kamu mampu menyusun
laporan ini;
(2) Orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral;
(3) Teman-teman dan sahabat yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan laporan ini; dan
(4) Semua pihak yang telah memberikan informasi untuk penyelesaian
laporan ini.
Akhir kata, kami berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga laporan ini memberikan manfaat bagi
pengembangan ilmu.
Tim Penulis
Universitas Indonesia
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................II
DAFTAR ISI........................................................................................................III
DAFTAR BAGAN.................................................................................................V
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................VI
DAFTAR TABEL..............................................................................................VII
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
Universitas Indonesia
iv
BAB 5....................................................................................................................34
PENUTUP.............................................................................................................34
5.1 KESIMPULAN............................................................................................34
5.2 SARAN......................................................................................................35
LAMPIRAN..........................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................37
Universitas Indonesia
v
DAFTAR BAGAN
Universitas Indonesia
vi
DAFTAR GAMBAR
Universitas Indonesia
vii
DAFTAR TABEL
Universitas Indonesia
viii
BAB 3 PENDAHULUAN
Universitas Indonesia
ix
Kerusakan hutan dapat terus meluas setiap tahun akibat penggundulan hutam dan
ketidakseimbangan ekosistem lingkungan. Hal tersebut juga dapat menimbulkan
bencana alam, seperti kebakaran hutan di musim kemarau. Selain itu juga, proses
produksi dari industri pulp dan kertas dapat mencemari lingkungan air akibat
limbah cair yang dihasilkan mengandung zat kimia berbahaya.
Pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan industri pulp dan kertas
perlu dijalankan untuk memastikan pengelolaan lingkungan berjalan dengan baik
dan menjaga lingkungan yang terkena dampak dari industri pulp dan kertas
tersebut. Salah satu upaya proaktif yang dapat dilakukan untuk melindungi
lingkungan adalah dilakukannya kegiatan audit lingkungan. Berdasarkan
Peraturan Mentri Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 2013 tentang Audit
Lingkungan Hidup, audit lingkungan didefinisikan sebagai evaluasi yang
dilakukan untuk menilai ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
terhadap persyaratan hukum dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Audit lingkungan juga merupakan salah satu upaya untuk membantu
meningkatkan kinerja operasional perusahaan terhadap lingkungan yang pada
akhirnya dapat memberikan citra positif dari perusahaan.
Dalam rangka pemeliharaan kelestarian lingkungan dan membantu
menemukan penyelesaian masalah lingkungan hidup, serta mengaplikasikan audit
lingkungan hidup yang bersifat sukarela. Permasalahan yang dijabarkan di atas,
menjadi latar belakang dari pembahasan audit lingkungan hidup pada salah satu
industri kertas dan pulp yang dilakukan oleh PT. Andalan Riau Pulp & Paper
(RAPP).
3.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh PT.
Riau Andalan Pulp & Paper?
2. Apa saja temuan yang dihasilkan dari audit lingkungan voluntary pada
industri pulp & kertas di PT. Riau Andalan Pulp & Paper?
Universitas Indonesia
x
Universitas Indonesia
xi
Universitas Indonesia
xii
Universitas Indonesia
xiii
pulp dan kertas atau sekitar 5.500 ton/hari. Dalam proses produksi PT. RAPP
menggunakan sistem Super Batch Cooking dan Continous Cooking dengan
memiliki kapasitas produksi 2.700.000 ton/tahun. Hal ini yang menjadikan PT.
RAPP sebagai Single Pulp Production Lines terbesar di Asia dan penghasil kertas
tercepat di dunia serta salah satu perusahaan yang menghasilkan biaya produksi
rendah di dunia. Perusahaan ini menggunakan teknologi Elemental Chlorine Free
(ECF). Untuk memenuhi mutu dan lingkungan industri berskala Internasional.
Seluruh kegiatan proses produksi ditunjang oleh sistem operasi dan dapat dilihat
secara langsung melalui monitor yang disebut Distribution Control System.
Sistem manajemen PT. RAPP menggunakan sistem Integerated
Management System (IMS) yang bertujuan untuk menggabungkan seluruh unit
bisnis dan untuk meningkatkan kemajuan perusahaan. Untuk penanganan urusan
kualitas dan pengendalian pencemaran lingkungan PT. RAPP mengacu pada
standar ISO 9001 dan ISO 14001 yang mana lebih mengutamakan Costumer
Satisfaction and Pollution Abatement. Sedangkan untuk urusan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) karyawan mengacu pada
OSHAS 18001 yaitu wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) di area
lokasi kerja. Tuntutan konsumen akan bahan baku yang legal tanpa menggunakan
kayu hutan alam membuat perusahaan wajib menggunakan sertifikasi dalam
legalitas kayunya diantaranya Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI), Pengelolaan
Hutan Produksi Lestari (PHPL), Sertifikasi Verifikasi legalitas kayu (SVLK) dan
Chain of Custody standar Forest Stewardship Council (CoC FSC) (Fitriana,
2018).
Universitas Indonesia
xiv
PT. Riau Andalan Pulp & Paper memiliki beberapa bagian perusahaan,
antara lain (Onasi, 2018):
a. Riau Fiber merupakan unit yang mengelola kayu mulai dari bidang
pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan penebangan kayu untuk
menjadi produksi bahan baku serta pengembangan untuk jenis bibit kayu.
b. Riau Pulp merupakan unit yang memproduksi pulp dengan kayu dari Riau
Fiber sebagai bahan baku.
c. Riau Paper merupakan unit yang memproduksi kertas dengan pulp dari
Riau Pulp sebagai bahan baku.
d. Riau Power merupakan unit yang mengelola pada bidang pembangkitan
energi listrik dan mengolah kembali black liquor, air, dan bahan kimia.
e. Shared Service (Common Service) merupakan unit yang mengelola pada
bidang pelayanan seluruh unit dan mengelola keseluruhan logistik
perusahaan, diantaranya adalah supply chain management, finance, HRD,
dan accounting.
Universitas Indonesia
xv
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Riau Andalan Pulp and Paper
Sumber: (Fendy, 2014)
Universitas Indonesia
xvi
Universitas Indonesia
xvii
Engineering Department
Civil and Construction Maintenance
Electrical Maintenance
Mechanical Maintenance
Instrumentation Maintenance
Universitas Indonesia
xviii
Paper
Pada produk paper dibagi menjadi tiga bagian yaitu cut size, customer
roll, dan folio sheet yang terdiri dari berbagai jenis ukuran (Onasi, 2018).
Cut Size
Cut size merupakan jenis ukuran kertas yang sering digunakan dalam
kehidupan sehari hari dengan ukuran yang mengikuti standar internasional. Fungsi
cut size paper ini adalah dapat digunakan pada kebutuhan percetakan, seperti di
kantor dan di rumah. Pada PT. Riau Andalan Pulp and Paper memproduksi
berbagai jenis ukuran produk cut size, diantaranya sebagai berikut:
A4 = 210 x 297 mm
Letter = 216 x 279 mm
F4 = 215 x 330 mm
A3 = 297 x 420 mm
B4 = 257 x 364 mm
B5 = 182 x 257 mm
A4S = 215 x 297 mm
Quarto = 215 x 280 mm
Universitas Indonesia
xix
Customer Roll
Customer Roll merupakan jenis ukuran kertas yang dipesan sesuai
dengan permintaan konsumen dan produk akhirnya berbentuk rol yang dapat
dilihat. Customer roll digunakan pada industri percetakan yang memproduksi
dalam jumlah besar. Produksi customer roll berdasarkan permintaan dari
customer. Perusahaan akan menetapkan diameter untuk customer roll ini adalah
sebesar 1000 mm dengan lebar yang dapat dibuat menurut pesanan (customize).
Folio Sheet
Folio sheet merupakan kertas yang berukuran lebih besar daripada
potongan cut size dan untuk ukuran folio sheet ini diproduksi berdasarkan
permintaan dari customer. Produk folio sheet ini digunakan untuk percetakan
karena data dipotong berdasarkan ukuran yang diinginkan.
Universitas Indonesia
xx
dikirimkan menuju PT. Riau Andalan Kertas untuk proses pembuatan kertas dan
sebagian lagi dikirimkan menuju departemen pulp machine untuk dilakukannya
proses pengeringan dan pembuatan lembaran-lembaran pulp yang akan dijual ke
konsumen.
Secara garis besar, proses produksi pulp dalam setiap garis akan dibagi
kembali menjadi 4 tahap utama yaitu woodyard and chip screening, digesting,
washing and bleaching serta pulp dryer (pengeringan). Woodyard and chip
screening merupakan proses dimana area tersebut menyiapkan kayu agar siap
dikirim menuju digesting area yang terbagi menjadi dua tahap yaitu logging,
loading and unloading serta wood preparation and chip production. Kemudian,
akan memasuki area digester dimana terjadi perubahan chip kayu menjadi pulp
melalui proses penghancuran komponen lignin dari sebuah chip kayu yang
menyisakan serat-serat selulosa dan hemiselulosa yang akan diubah menjadi pulp
mengunakan bahan kimia berupa white liquor untuk menghancurkan lignin seperti
Na2S dan NaOH. Pada proses ini, garis 1 dan 2 menggunakan digester mode
super batch serta garis 3 dan 4 menggunakan mode kontinu.
Setelah hasil digester dikirim menuju discharge tank untuk dilakukannya
proses pencucian yang berguna mengeluarkan liquor – liquor yang terkandung
dalam pulp serta memisahkan material yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Pada
tahap washing terdiri dari 4 proses yaitu deknotting, washing screening, pressing
dan delignifaction of oxygen. Pulp yang dihasilkan dari proses pencucian, akan
dilakukan proses bleaching untuk meningkatkan tingkat keterangan mencapai
90% karena adanya kandungan lignin meskipun telah melewati proses
delignification of oxygen pada proses washing. Pemutihan tersebut dapat dibagi
menjadi beberapa tahap yang disimbolkan D, E, P, dan O berdasarkan perbedaan
konsentrasi pulp, suhu, waktu, pH dan dosis ClO2. Selain itu, tahap pemutihan
dapat dilakukan penggabungan atau integrasi berdasarkan simbolnya menjadi DO,
EOP, D1, D2 dimana garis satu dari tahap lainnya dilakukan pula pencucian pulp
menggunakan washer and roll press.
Kemudian, akan memasukin tahap pengeringan pulp yang merupakan
proses akhir sebelum dilakukan penjualan kepada konsumen, tahap pulp dryer
Universitas Indonesia
xxi
Universitas Indonesia
xxii
Sistem drainase air limbah pabrik disajikan Bagian dari air limbah
mengalir melalui unit pemulihan serat sebelum pergi ke sump. Dalam banyak
bagian menguras bawah tanah. Air limbah dari staf perumahan dibuang langsung
ke kanal yang terletak di luar pabrik.
Universitas Indonesia
xxiii
Gambar 2.6 Alur proses, alur produksi dan alur bahan baku dan bahan baku
penolong pada PT. RAPP
Sumber : (Onasi, 2018)
4.5 Pengelolaan Limbah
Hampir seluruh limbah di PT RAPP dimanfaatkan kembali untuk
keperluan proses produksi pulp. Umumnya, limbah-limbah tersebut dimanfaatkan
kembali melalui chemical recovery ataupun digunakan sebagai bahan bakar untuk
keperluan pembangkitan steam.
1. Limbah Weak Black Liquor
Universitas Indonesia
xxiv
Universitas Indonesia
xxv
Penggunaan Air
Proses Operasi Air Limbah (m3/hari)
(m /hari)
3
Tabel 2.2 Daftar Limbah yang dihasilkan dari Proses Produksi Pulp & Paper oleh
PT. RAPP
No Proses Limbah yang dihasilkan
Persiapan Bahan
1 Piths dan debu
Baku
Air Limbah, impurities,
2 Pembuatan Pulp
bahan batuan
3 Mesin Kertas Air Limbah
Universitas Indonesia
xxvi
Universitas Indonesia
xxvii
Universitas Indonesia
xxviii
auditor lingkungan hidup yang berlaku mulai tanggal 3 Oktober 2010. Kriteria
untuk memperoleh sertifikasi auditor lingkungan hidup meliputi kemampuan:
Memahami prinsip, metodologi, dan tata laksanan audit lingkungan hidup
Melakukan audit lingkungan hidup yang meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan pengambilan kesimpylan dan pelaporan
Merumuskan rekomendasi langkah perbaikan sebagai tindak lanjut audit
lingkungan hidup.
Berikut ini adalah tim pelaksana audit lingkungan industri Pulp & Paper
PT. RAPP:
Tabel 3.3 Tim Pelaksana Audit Lingkungan Industri Pulp & Paper PT. RAPP
No Pelaksana Audit Nama
Auditee PT. Riau Andalan Pulp & Paper
1
(RAPP)
Auditor Utama / Ketua Tim Divia Agustina
2
Auditor LH
3 Ahli Industri Pulp & Paper Siti Maysarah
4 Anggota Tim Auditor LH Amadira Rahdhani
5 Anggota Tim Auditor LH Maharani Permata Putri
6 Anggota Tim Auditor LH Inas Imtiyaz
7 Anggota Tim Auditor LH Rahmat Al Khaliq H
Universitas Indonesia
xxix
kegiatan yang akan diaudit. Aktifitas pra-audit juga meliputi pemilihan tata
laksana audit, penentuan tim auditor, dan pendanaan pelaksanaan kegiatan
audit. Pada saat ini, tujuan dan ruang lingkup audit harus telah disepakati.
3) Kegiatan Lapangan
a) Pertemuan pendahuluan. Tahap awal yang harus dilaksanakan oleh tim
audit adalah mengadakan pertemuan dengan pimpinan usaha atau kegiatan
untuk mengkaji tujuan audit, tata laksana, dan jadwal kegiatan audit.
b) Pemeriksaan lapangan. Pemeriksaan di lapangan dilaksanakan setelah
pertemuan pendahuluan. Tim audit akan mendapatkan gambaran tentang
kegiatan usaha atau kegiatan yang akan menjadi dasar penetapan areal
kegiatan yang memerlukan perhatian secara khusus. Dengan
melaksanakan pemeriksaan lapangan, tim auditor dapat menemukan hal-
hal yang terkait erat dengan kegiatan audit namun belum teridentifikasi
dalam perencanaan.
c) Pengumpulan data. Data dan informasi yang dikumpullkan selama audit
lingkungan akan mencakup tata laksana audit, dokumentasi yang diberikan
oleh pemilik usaha atau kegiatan, catatan dan hasil pengamatan tim
auditor, hasil sampling den pemantauan, foto-foto, rencana, peta, diagram,
kertas kerja dan hal-hal lain yang berkaitan, Informasi tersebut harus
terdokumentasi dengan baik agar mudah ditelusuri kembali. Tujuan utama
pengumpulan data adalah untuk menunjang dan merupakan dasar bagi
pengujian hasil temuan audit lingkungan.
d) Pengujian. Prinsip utama audit lingkungan adalah bahwa informasi yang
disajikan oleh tim auditor telah diuji dan dikonfirmasikan. Dokumentasi
yang dihasilkan oleh tim auditor harus menunjang semua pernyataan, atau
telah teruji melalui pengamatan langsung oleh tim auditor. Dalam menguji
hasil temuan audit, tim auditor harus menjamin bahwa dokumen yang
dihasilkan merupakan dokumen yang asli dan sah. Oleh karena itu tata
laksana audit harus menentukan tingkat pengujian data yang dibutuhkan,
atau harus ditentukan oleh tim auditor
Universitas Indonesia
xxx
e) Evaluasi hasil temuan. Hasil temuan audit harus dievaluasi sesuai dengan
tujuan audit dan tata laksana yang telah disetujui untuk menjamin bahwa
semua isu/masalah telah dikaji. Dokumentasi penunjang harus dikaji
secara teliti sehingga semua hasil temuan telah ditunjang oleh data dan
diuji secara tepat.
f) Pertemuan Akhir. Setelah penelitian lapangan selesai, tim auditor harus
memaparkan hasil temuan pendahuluan dalam suatu pertemuan akhir
secara resmi. Pertemuan ini akan mendiskusikan berbagai hal yang belum
terpecahkan atau informasi yang belum tersedia. Tim auditor harus
mengkaji hasil temuannya secara garis besar dan menentukan waktu
penyelesaian laporan akhir. Seluruh dakumentasi selama penelitian harus
dikembalikan kepada penanggung jawab usaha atau kegiatan.
4) Pasca Audit. Tim auditor akan menyusun laporan tertulis secara lengkap
sebagai hasil pelaksanaan audit lingkungan. Laporan tersebut juga mencakup
pemaparan tentang rencana tindak lanjut terhadap isu-isu lingkungan yang
telah diidentifikasi.
Kegiatan
Pendahuluan Pra Audit Pasca Audit
Audit
Universitas Indonesia
xxxi
5.3.1 Standar
Berikut merupaka standar yang digunakan oleh PT RAAP dalam
memenuhi stabilitas lingkungan:
a. ISO 9001:8000 (Sistem Manajemen Kualitas) dan ISO 14001 (Sistem
Manajemen Lingkungan) pabrik terus berinvestasi dalam teknologi untuk
memastikan pembangkit energi mandiri.
b. SNI 14-0435-1998 Cara uji tebal lembaran pulp, kertas dan karton
c. SNI 14-0439-1989 Kertas dan karton, Cara uji Gramatur
d. SNI 14-0441-1989 Serat pulp, kertas dan karton, Cara analisis
e. SNI 14-0433-1989 Kertas belum siap pakai, Ukuran
f. SNI 14-0072-1987 Kertas siap pakai untuk kertas tulis dan beberapa jenis
barang cetakan (Deret A dan B), Ukuran
g. SNI 14-0402-1999 Kondisi ruang dan pengkondisian lembaran pulp,
kertas dan karton untuk pengujian
h. SNI 14-0499-1989 Cara uji daya serap air (COBB) kertas dan karton
i. SNI 14-0495-1989 Cara uji opasitas cetak kertas
j. SNI 0114:2010 Kertas Duplikator
5.3.2 Peraturan
Berikut peraturan yang digunakan untuk audit dan menjaga stabilisasi
lingkungan:
a. UU nomor 32 Tahun 2009 mengenai perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup
b. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2013 mengenai
Audit Lingkungan Hidup
c. UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
d. UU Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
e. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan
Penyusunan Rencana Pengelolaan serta Penataan Hutan beserta peraturan
pelaksanaannya
Universitas Indonesia
xxxii
Universitas Indonesia
xxxiii
Universitas Indonesia
xxxiv
Baku mutu air kelas I maupun kelas II dan Pengelolaan kualitas air dan
Pengendalian Pencemaran air.
Temuan kedua adalah adanya beberapa tumpukan limbah pada area
landfill dari PT. RAPP ini. Limbah-limbah yang dihasilkan tidak diolah dengan
benar sehingga terjadi penumpukan limbah pada landfill PT. RAPP ini. Tidak
diolahnya limbah yang dihasilkan oleh PT. RAPP ini, serta adanya tumpukan
limbah pada landfill PT. RAPP ini tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang
mengatakan bahwa setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan
pengolahan limbah B3 yang dihasilkannya.
6.2 Temuan Aspek Konservasi Hutan
Temuan ketiga berasal dari LSM Jaringan Masyarakat Gambut Riau
(JMGR) dan WWF yakni PT RAPP melanggar komitmen kebijakan hutan lestari
yang dibuat induk perusahaan Asia Pacific Resources International Limited
(APRIL) dalam hal konservasi terhadap lingkungan. Pelanggaran tersebut berupa
masih dilakukannya penebangan hutan alam dan penggalian gambut untuk
membuat kanal.
Tindakan penebangan hutan alam yang dilakukan PT RAPP telah
melanggar beberapa peraturan diantaranya:
1. Peraturan Pemerintah No. 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Nasional
dimana PT RAPP dan PT SRL yang berperan sebagai pemasok kayu
APRIL telah menebang sebagian besar hutan alam.
2. Undang-Undang No. 18/2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Kerusakan Hutan yang tercantum pada setiap butir pasal 12 tentang
penebangan hutan.
3. Undang-Undang No. 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya.
Sementara itu, penggalian gambut yang dilakukan PT RAPP tidak sesuai
dengan Peraturan Pemerintah No. 57/2016 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Ekosistem Gambut dalam pasal 26 ayat 2 dimana Setiap orang dilarang membuat
saluran drainase yang mengakibatkan gambut kering. Berdasarkan laporan audit
Universitas Indonesia
xxxv
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) yang dilakukan pada
bulan Maret 2019 ditemukan bahwa persoalan terkait tempat operasional izin
Hutan Tanaman Industri (HTI) masih menyisakan masalah. Masih ada 5
kecamatan yang belum diberikan tanaman kehidupan sesuai dengan aturan
pemerintah yaitu 5% dari lahan yang memperoleh ijin.
6.3 Temuan Aspek Legalitas & Manajemen
PT. Riau Anadalan Pulp and Paper memiliki dan menerapkan sistem
manajemen lingkungan ISO 14001 sejak tahun 2001. Selain itu PT. Riau Andalan
Pulp And Paper juga memiliki kebijakan Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu
(SVLK) yang merupakan kebijakan atau prinsip untuk menjadmin semua produk
yang masuk pabrik berasal dari sumber-sumber yang legal serta lulus verifikasi.
Selain itu, PT.RAPP telah menerapkan sistem ring plantation dalam upaya
memproduksi perkebunan sebagai bahan produksi sendiri serta melindung hutan
konservasi dan mengurangi penembangan liar. Sistem tersebut dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekitar dalam mendukung mata pencaharian
masyarakat sekitar.PT. Riau Andalan Pulp and Paper yang merupakan anak
perusahaan dari APRIL
6.4 Temuan Aspek Pemanfaatan
PT. Riau Andalan Pulp and Paper telah melakukan sejumlah
pemanfaatan. Salah satu pemanfaatan yang dilakukan oleh PT. Riau Andalam
Pulp and Paper adalah pemanfaatan limbah. Limbah produksi yang dihasilkan dari
PT. Riau Andalan Pulp and Paper ini telah mereka manfaatkan dan mereka olah
kembali menjadi sumber energi. Sekitar 82,1 % dari total bahan bakar merupakan
bahan bakar yang berasal dari pengolahan limbah tersebut. Selain bertujuan untuk
mencapai efisiensi energi, pemanfaatan limbah menjadi sumber energi juga
dilakukan dalam rangka meminimalisasi limbah yang dihasillkan. Upaya
minimalisasi limbah produksi ini merupakan salah satu upaya untuk menerapkan
produksi bersih atau cleaner production 2009.
Hal diatas telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 81 tahun 2012
tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga,
dimana pada pasal 13 ayat (1b) dijelaskan Produsen wajib mendaur ulang sampah
Universitas Indonesia
xxxvi
menggunakan bahan baku produksi yang dapat di daur ulang. APRIL grup juga
ikut menjalankan komitmen yang dibuat oleh APRIL grup untuk mendaur ulang
air yang digunakan oleh industri pulp and paper ini. Dengan menerapkan
komitemen yang dibuat tersebut, dari keseluruhan air sungai yang digunakan oleh
industri pulp and paper ini, sekitar 78% dari air tersebut dikembalikan ke sungai
setelah melalui proses pengolahan serta proses daur ulang air. Kegiatan tersebut
telah sesuai dengan peraturan menteri PU No. 06/PRT/M/2011 tentang Pedoman
Penggunaan Sumber Daya Air Pasal 37 ayat 1 dimana Daur ulang air wajib
dilakukan oleh kelompok pengguna air dalam jumlah besar, hotel rumah sakit dan
industri dengan membangun instalasi daur ulang.
6.5 Rekomendasi
Tabel 4.5 Rekomendasi Temuan Audit Lingkungan
Kerugian jika
tidak
Keuntungan
Dasar melakukan
apabila
Temuan Rekomendasi Kebijakan / perbaikan /
melaksanakan
Peraturan tidak
rekomendasi
melaksanakan
rekomendasi
Air Keputusan Menurunkan Protes dari
limbah Gubernur Riau kadar COD masyarakat
Melakukan
effluent Nomor 23/200 air limbah akibat
pengolahan air
IPAL PT. 3 tentang dengan cukup tercemarny
RAPP limbah dengan peruntukan signifikan a badan
advance
memiliki dan baku mutu Menghindari air/sungai
oxygen
kadar air sungai tercemarnya Citra
process untuk
COD Kampar badan air perusahaan
menurunkan
melebihi akibat mmeburuk
kadar COD
baku mutu effluent IPAL Pelanggara
lingkunga PT. RAPP n hukum
n Melakukan Dapat Terkena
pemantauan melakukan sanksi
secara berkala penanganan administras
terhadap dengan segera i maupun
effluent IPAL apabila finansial
terdapat Menurunny
parameter a
yang kepercayaa
terlampaui n
baku mutunya masyarakat
Meminimalisi terhadap
r terjadinya perusahaan
Universitas Indonesia
xxxvii
Kerugian jika
tidak
Keuntungan
Dasar melakukan
apabila
Temuan Rekomendasi Kebijakan / perbaikan /
melaksanakan
Peraturan tidak
rekomendasi
melaksanakan
rekomendasi
pencemaran
badan air
akibat
effluent IPAL Kerugian
PT. RAPP finansial
Undang- Terkena
Undang pelanggara
Nomor 18 n hukum
tahun 2013 Mendapat
tentang Menepati sanksi
Pencegahan peraturan administras
PT. RAPP dan
Melakukan yang ada i maupun
melakuka Pemberantasa
peningkatan sehingga finansial
n n Kerusakan
pembaruan terhindar dari Citra
penebanga Hutan
RKU dengan sanksi dan perusahaan
n hutan
mengikuti kerugian memburuk
alam dan
peraturan Meningkatka Menurunny
melanggar
terkait n kepercayaan a
peraturan
konservasi berbagai kepercayaa
terkait
hutan dan juga pihak, salah n terhadap
konservasi
PP gambut satunya masyarakat
hutan
adalah yang juga
masyarakat dapat
menurunka
n penjualan
Kerugian
finansial
Ditemuka Membuat SOP Undang- Memperjela Kurangnya
nnya pengelolaan Undang s alur pemahama
tumpukan sampah yang Nomor 32 pengelolaan n pekerja
limbah lebih rinci Tahun 2009 limbah terkait
yang tidak tentang sehingga pengelolaa
terkelola Perlindungan meminimali n limbah
pada dan sir adanya Meningkat
landfill Pengelolaan limbah yang kan
PT. RAPP Lingkungan tidak kemungkin
Hidup terkelola an adanya
Menghindar limbah
i terjadinya yang tidak
pelanggaran terkelola
hukum Meningkat
sehinnga kan
juga
Universitas Indonesia
xxxviii
Kerugian jika
tidak
Keuntungan
Dasar melakukan
apabila
Temuan Rekomendasi Kebijakan / perbaikan /
melaksanakan
Peraturan tidak
rekomendasi
melaksanakan
rekomendasi
terhindar
dari sanksi
yang
berlaku kemungkin
Meminimali an
sir adanya pelanggara
pelanggaran n peraturan
terhadap yang
Memperketat peraturan membuat
peraturan yang ada perusahaan
terkait Menghindar terkena
i adanya sanksi
limbah yang
tidak
terkelola
Mengidentifika Keputusan Mempermu Tidak
si limbah Menteri dah ada
berdasarkan Ketenagakerj identifikasi teknik
sumbernya dan aan Nomor limbah perenca
melakukan 187 Tahun berdasarkan naan
perencanaan 2016 tentang sumber, pengelol
pengelolaan Penetapan mengidentif aan
limbah dengan Standar ikasi potensi sampah
baik sesuai Kompetensi pencemaran yg
dengan Kerja dari sampah spesifik
kebijakan Nasional / limbah
Indonesia berdasarkan
Kategori jenis
Pengadaan penanganan
Air, dan sifat
Pengelolaan dasar,
Sampah dan melakukan
Daur Ulang, minimasi
Pembuangan sampah
dan dengan
Pembersihan perencanaan
Limbah dan terhadap
Sampah teknik
Golongan pengolahan
Pokok sampah
Pengelolaan yang sesuai
Limbah dengan
Bidang ketentuan
Universitas Indonesia
xxxix
Kerugian jika
tidak
Keuntungan
Dasar melakukan
apabila
Temuan Rekomendasi Kebijakan / perbaikan /
melaksanakan
Peraturan tidak
rekomendasi
melaksanakan
rekomendasi
Pengelolaan
Limbah
Industri
Universitas Indonesia
xl
perlu melakukan evaluasi terhadap kinerja IPAL mereka serta perlu melakukan
perbaikan agar effluent yang dihasilkan sesuai dengan baku mutu yang berlaku.
Ditemukannya tumpukan limbah pada landfill PT. RAPP ini dapat
dikarenakan kelalaian dari PT. RAPP sendiri sehingga terdapat limbah-limbah
yang tidak diolah. Seperti yang tertera pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup bahwa setiap
orang yang menghasilkan limbah B3, perlu melakukan pengolahan terhadap
limbah B3 yang dihasilkannya. Maka dari itu, PT. RAPP perlu melakukan
pengolahan terhadap limbah-limbah tersebut sehingga tidak terjadinya
penumpukan limbah pada landfill PT. RAPP. Untuk kedepannya, agar dapat
dipastikan bahwa semua limbah telah terolah dengan baik, maka perlu adanya
peningkatan penegakan peraturan yang berlaku pada PT. RAPP tersebut sehingga
tidak terjadi kembali kelalaian serupa. Selain itu, perlu juga dibuat SOP
pengelolaan limbah yang terperinci serta perlu adanya pengecekan atau quality
control terhadap proses pengelolaan limbah tersebut agar seluruh kegiatan
pengelolaan limbah berjalan dengan baik.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa PT. RAPP masih
melakukan penebangan hutan alam dan juga penggalian gambut untuk membuat
kanal. Seperti yang tertera pada Undang-Undang Nomor 18 tahun 2013 tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Kerusakan Hutan bahwa setiap orang dilarang
melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan yang tidak sesuai dengan izin
pemanfaatan hutan. Maka PT. RAPP tidak diperkenankan untuk melakukan
penebangan hutan alam yang tidak sesuai dengan izinnya. Untuk mencegah
keberlanjutan dilakukannya penebangan hutan alam oleh PT. RAPP, perlu
diberikannya sanksi yang berat terhadap mereka yang sudah melakukan
penebangan hutan alam agar mereka tidak melakukan kembali hal tersebut.
contohnya seperti sanksi yang tertera pada Undang-Undang Nomor 18 tahun 2013
tentang Pencegahan dan Pemberantasan Kerusakan Hutan yaitu berupa sanksi
pidana ataupun sanksi administratif. penerapan sanksi ini perlu dilakukan dengan
harapan agar kedepannya PT. RAPP tidak melakukan penebangan hutan alam
kembali. Selain itu, kanak-kanal yang ada harus ditutup untuk meninggikan muka
Universitas Indonesia
xli
air tanah pada lahan gambut sehingga kandungan airnya tetap ada walaupun pada
kondisi kemarau. Cara lain dapat dilakukan dengan membangun bdendungan-
bendungan sederhana yang dapat mencegah air yang ada pada kanal-kanal
tersebut mengalir ke sistem aliran utama.
Universitas Indonesia
xlii
BAB 7
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
1. PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) merupakan bagian dari
perusahaan dari APRIL (Asia Pacific Resources International Holding
Ltd) grup yang bergerak pada bidang industri pulp dan paper.
2. PT. RAPP telah memiliki sertifikat ISO 9001:8000, ISO 14001 dan
OSHAS 18001 dalam menunjang keberlangsungan aktifitas industri
3. PT. RAPP menggunakan sertifikasi dalam legalitas kayunya yang terdiri
dari Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI), Pengelolaan Hutan Produksi
Lestari (PHPL), Sertifikasi Verifikasi legalitas kayu (SVLK) dan Chain of
Custody standar Forest Stewardship Council (CoC FSC)
4. PT. RAPP telah menjalankan komitmen yang dibuat oleh APRIL grup
dalam mendaur ulang air yang digunakan oleh industri pulp and paper,
selain itu perusahaan tersebut telah melakukan pemanfaatan limbah
produksi menjadi sumber energi dalam rangka meminimalisasi limbah
yang dihasillkan.
5. Berdasarkan audit cepat yang dilakukan penulis, terdapat beberapa temuan
audit yang perlu ditindak lanjuti, yakni :
Tercemarnya Sungai Kampar akibat buangan limbah PT. RAPP
memperburuk kualitas sumber air bersih masyarakat sekitar
Penumpukan limbah pada landfill PT. RAPP
PT. RAPP telah melanggar komitmen kebijakan hutan lestari yang
dibuat induk perusahaan Asia Pacific Resources International
Limited (APRIL) tentang hal konservasi terhadap lingkungan
6. Rekomendasi yang dapat digunakan bagi perusahaan dalam meningkatkan
kualitas perusahaan seperti membuat dan memberikan sanksi terhadap
komitmen yang telah dibuat PT. RAPP bagi pelaku guna menimbulkan
efek jera, serta melakukan pemantauan terhadap kualitas effluent air
Universitas Indonesia
xliii
Universitas Indonesia
xliv
Universitas Indonesia
xlv
DAFTAR PUSTAKA
APRIL. (2019). Retrieved from Aprilasia:
https://www.aprilasia.com/id/produk/produk-kertas
IPB, L. (2015). Penilaian Nilai Konservasi Tinggi PT. Riau Andalan Pulp and
Paper. Kuantan Singingi, Riau, Indonesia.
Onasi, T. (2018). Laporan Kerja Praktik di PT. RIau Andalan Pulp and Paper.
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
RI, J. B. (2001). Peraturan Pemerintah (PP) tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan
Pengendalian Pencemaran Air. Peraturan Pemerintah Pusat Nomor 82
Tahun 2001.
Universitas Indonesia
xlvi
Universitas Indonesia
xlvii
LAMPIRAN
Sesi Tanya Jawab
2. Arsyad : Apakah ada saran teknologi lain atau inovasi untuk mengolah
limbah dari industri kertas yang lebih ramah lingkungan? Lalu, kalau
transportasi di industri kertas itu apakah termasuk dalam proses?
Jawaban : Limbah produksi yang dihasilkan dari PT. Riau Andalan Pulp and
Paper ini telah mereka manfaatkan dan mereka olah kembali menjadi sumber
energi. Sekitar 82,1 % dari total bahan bakar merupakan bahan bakar yang berasal
dari pengolahan limbah tersebut. Selain bertujuan untuk mencapai efisiensi energi,
pemanfaatan limbah menjadi sumber energi juga dilakukan dalam rangka
meminimalisasi limbah yang dihasillkan. Upaya minimalisasi limbah produksi ini
Universitas Indonesia
xlviii
merupakan salah satu upaya untuk menerapkan produksi bersih atau cleaner
production 2009.
Universitas Indonesia