Anda di halaman 1dari 48

i

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN AUDIT LINGKUNGAN VOLUNTARY


PT. RIAU ANDALAN PULP & PAPER (RAPP)

Dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Audit Lingkungan

Disusun Oleh :

Abdurrahman Munif (1606890372)

Amadira Rahdhani (1606893090)

Divia Agustina Ahmad (1606830713)

Inas Imtiyaz (1806243854)

Maharani Permata Putri (1606836515)

Rahmat Al Khaliq H (1606835746)

Siti Maysarah (1806244143)

Dosen :

Dr. Ir. Firdaus Ali, M.Sc.

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

DEPOK

DESEMBER, 2019

Universitas Indonesia
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan laporan kami yang berjudul “Laporan Audit
Lingkungan Voluntary PT. Riau Andalan Pulp & Paper”. Penulisan laporan ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah tugas Mata Kuliah Audit Lingkungan di
Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak sulit bagi kami untuk menyelesaikan laporan ini.
Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada :
(1) Dr. Ir. Firdaus Ali, M.Sc., selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Audit
Lingkungan yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
kami memahami proses audit lingkungan hingga kamu mampu menyusun
laporan ini;
(2) Orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral;
(3) Teman-teman dan sahabat yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan laporan ini; dan
(4) Semua pihak yang telah memberikan informasi untuk penyelesaian
laporan ini.
Akhir kata, kami berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga laporan ini memberikan manfaat bagi
pengembangan ilmu.

Depok, 11 Desember 2019

Tim Penulis

Universitas Indonesia
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................II

DAFTAR ISI........................................................................................................III

DAFTAR BAGAN.................................................................................................V

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................VI

DAFTAR TABEL..............................................................................................VII

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................1


1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................2
1.3 TUJUAN PENULISAN...................................................................................3
1.4 MANFAAT PENULISAN...............................................................................3
1.5 BATASAN PENULISAN................................................................................3
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN..........................................................................4

BAB 2 GAMBARAN UMUM INDUSTRI...........................................................5

2.1 SEJARAH SINGKAT.....................................................................................5


2.2 STRUKTUR ORGANISASI & MANAJEMEN...................................................7
2.3 PRODUK INDUSTRI...................................................................................10
2.4 PROSES PRODUKSI...................................................................................12
2.5 PENGELOLAAN LIMBAH...........................................................................16

BAB 3 MEKANISME AUDIT LINGKUNGAN...............................................20

3.1 AUDIT, AUDITEE, DAN AUDITOR.............................................................20


3.1.1 Definisi Audit, Auditee dan Auditor....................................................20
3.1.2 Tim Pelaksana Audit...........................................................................20
3.2 PROSES PELAKSANAAN AUDIT................................................................21
3.3 STANDAR DAN PERATURAN TERKAIT......................................................23
3.3.1 Standar................................................................................................23
3.3.2 Peraturan............................................................................................24

Universitas Indonesia
iv

BAB 4 TEMUAN & REKOMENDASI..............................................................25

4.1 TEMUAN ASPEK LIMBAH.........................................................................25


4.2 TEMUAN ASPEK KONSERVASI HUTAN....................................................26
4.3 TEMUAN ASPEK LEGALITAS & MANAJEMEN..........................................27
4.4 TEMUAN ASPEK PEMANFAATAN.............................................................27
4.5 REKOMENDASI.........................................................................................28

BAB 5....................................................................................................................34

PENUTUP.............................................................................................................34

5.1 KESIMPULAN............................................................................................34
5.2 SARAN......................................................................................................35

LAMPIRAN..........................................................................................................36

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................37

Universitas Indonesia
v

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Proses Pelaksanaan Audit Lingkungan................................................22

Universitas Indonesia
vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logo PT. Riau Andalan Pulp and Paper.............................................6


Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Riau Andalan Pulp and Paper......................8
Gambar 2.3 Produksi Kertas PaperOne™............................................................12
Gambar 2.4 Flow Diagram Proses Produksi PT. RAPP.......................................14
Gambar 2.5 Alur proses produksi dan pemakaian air..........................................15
Gambar 2.6 Alur proses, alur produksi dan alur bahan baku dan bahan baku
penolong pada PT. RAPP.......................................................................................16

Universitas Indonesia
vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Total Water Balance..............................................................................17


Tabel 2.2 Daftar Limbah yang dihasilkan dari Proses Produksi Pulp & Paper oleh
PT. RAPP...............................................................................................................18
Tabel 3.1 Tim Pelaksana Audit Lingkungan Industri Pulp & Paper PT. RAPP. .21
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Air Baku (Sungai Kampar).........................................25
Tabel 4.2 Rekomendasi Temuan Audit Lingkungan.............................................28

Universitas Indonesia
viii

BAB 3 PENDAHULUAN

3.1 Latar Belakang


Hutan merupakan salah satu ekosistem yang sangat penting di bumi ini.
Peran hutan terhadap semua kehidupan, baik secara langsung dan tidak langsung
tidak dapat dipungkiri lagi. Hutan berperan besar terhadap keberlangsungan
makhluk hidup di muka bumi karena hutan mampu memproduksi oksigen (O 2)
sebagai kebutuhan vital makhluk hidup dan secara alami hutan mampu
menangkap air hujan (catchment area). Hutan juga dapat mengendalikan banjir
dan mengatur ketersediaan air saat musim kemarau. Hubungan hutan dengan
kehidupan manusia sangat berkaitan erat karena hutan juga mampu memberikan
manfaat kepada manusia berupa produksi hasil hutan, baik hutan kayu maupun
hutan non kayu untuk kemudian dimanfaatkan dan diproses lebih lanjut oleh
manusia (LPPM IPB, 2015)
Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan bahan baku industri
yang bersumber dari hasil hutan semakin meningkat. Hal ini dapat disebabkan
oleh semakin meningkatnya jumlah manusia dan kebutuhannya yang disertai
dengan dorongan untuk mendapatkan keuntungan, yang salah satunya dengan
melaksanakan kegiatan industri. Pemanfaatan sumber daya hutan secara terus-
menerus di sisi lain dapat mempengaruhi fungsi dan kondisi hutan yang mana
dapat merusak kondisi awal hutan itu sendiri.
Salah satu industri yang menggunakan sumber daya alam dari hutan
adalah industri pulp dan kertas. Di Indonesia, peluang terhadap pengembangan
industri pulp dan kertas merupakan salah satu peluang yang cukup besar untuk
dilakukan. Berdasarkan Data Kementrian Perindustrian pada tahun 2017, jumlah
kapasitas terpasang industri kertas dan pulp nasional mencapai 10.43 juta ton.
Angka tersebut melonjak sekitar 31,25% dari 7,93 juta ton pada tahun 2016
(Ridwan, 2017). Melihat semakin tingginya jumlah industri pulp dan kertas
tersebut, maka dampak yang ditimbulkan secara langsung dari prosesnya dapat
mempengaruhi lahan hijau lingkungan hutan dan ekosistem di sekitarnya.

Universitas Indonesia
ix

Kerusakan hutan dapat terus meluas setiap tahun akibat penggundulan hutam dan
ketidakseimbangan ekosistem lingkungan. Hal tersebut juga dapat menimbulkan
bencana alam, seperti kebakaran hutan di musim kemarau. Selain itu juga, proses
produksi dari industri pulp dan kertas dapat mencemari lingkungan air akibat
limbah cair yang dihasilkan mengandung zat kimia berbahaya.
Pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan industri pulp dan kertas
perlu dijalankan untuk memastikan pengelolaan lingkungan berjalan dengan baik
dan menjaga lingkungan yang terkena dampak dari industri pulp dan kertas
tersebut. Salah satu upaya proaktif yang dapat dilakukan untuk melindungi
lingkungan adalah dilakukannya kegiatan audit lingkungan. Berdasarkan
Peraturan Mentri Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 2013 tentang Audit
Lingkungan Hidup, audit lingkungan didefinisikan sebagai evaluasi yang
dilakukan untuk menilai ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
terhadap persyaratan hukum dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Audit lingkungan juga merupakan salah satu upaya untuk membantu
meningkatkan kinerja operasional perusahaan terhadap lingkungan yang pada
akhirnya dapat memberikan citra positif dari perusahaan.
Dalam rangka pemeliharaan kelestarian lingkungan dan membantu
menemukan penyelesaian masalah lingkungan hidup, serta mengaplikasikan audit
lingkungan hidup yang bersifat sukarela. Permasalahan yang dijabarkan di atas,
menjadi latar belakang dari pembahasan audit lingkungan hidup pada salah satu
industri kertas dan pulp yang dilakukan oleh PT. Andalan Riau Pulp & Paper
(RAPP).
3.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh PT.
Riau Andalan Pulp & Paper?
2. Apa saja temuan yang dihasilkan dari audit lingkungan voluntary pada
industri pulp & kertas di PT. Riau Andalan Pulp & Paper?

Universitas Indonesia
x

3. Bagaimana rekomendasi dari temuan audit lingkungan PT. Riau Andala


Pulp & Paper?
3.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan laporan audit lingkungan voluntary pada industri pulp
dan kertas PT. RAPP ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami upaya pengelolaan lingkungan oleh PT.
Riau Andalan Pulp & Paper
2. Melaksanakan audit lingkungan voluntary pada industri pulp & kertas
di PT. Riau Andalan Pulp & Paper
3. Memberikan rekomendasi dari temuan audit lingkungan PT. Riau
Andalan Pulp & Paper
3.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan laporan audit lingkungan voluntary pada industri pulp
dan kertas PT. RAPP ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Audit Lingkungan, Fakultas
Teknik, Universitas Indonesia.
2. Untuk menjadi media pembelajaran dan menambah ilmu pengetahuan
terkait mekanisme dan pelaksanaan audit lingkungan, khususnya pada
industri pulp dan kertas.
3. Untuk menjadi masukan pada indutsri terkait mengenai temuan dan
rekomendasi dari hasil audit lingkungan.
3.5 Batasan Penulisan
Terdapat beberapa batasan penulisan pada laporan audit lingkungan
industri pulp dan kertas PT. RAPP ini, antara lain :
1. Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh PT. RAPP
terbatas pada aspek terkait limbah, konservasi hutan, legalitas dan
manajemen, serta pemanfaatan.
2. Gambaran umum industri terbatas pada sejarah struktur organisasi dan
manajemen, proses produksi, dan pengelolaan limbah.
3. Temuan dan rekomendasi didasarkan pada informasi yang ada.

Universitas Indonesia
xi

3.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan laporan ini, antara lain :
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini membahas terkait latar belakang audit lingkungan voluntary pada
industri Pulp & Paper PT. RAPP, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, batasan penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB 2 GAMBARAN UMUM INDUSTRI
Bab ini membahas mengenai sejarah singkat, struktur organisasi dan
manajemen, produk industri, proses produksi, serta pengelolaan limbah industri
Pulp & Paper PT. RAPP.
BAB 3 MEKANISME AUDIT LINGKUNGAN
Bab ini membahas mengenai mekanisme audit lingkungan yang berisikan
definisi audit, auditee, dan auditor, tim pelaksana audit, proses pelaksanaan audit,
serta standar dan peraturan terkait audit lingkungan pada industri Pulp & Paper
PT. RAPP.
BAB 4 TEMUAN & REKOMENDASI
Bab ini membahas terkait temuan dan rekomendasi dari hasil audit
lingkungan voluntary pada industri Pulp & Paper PT. RAPP
BAB 5 KESIMPULAN & SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran.

Universitas Indonesia
xii

BAB 4 GAMBARAN UMUM


INDUSTRI

4.1 Sejarah Singkat


PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) merupakan bagian dari
perusahaan dari APRIL (Asia Pacific Resources International Holding Ltd) grup
yang bergerak pada bidang industri pulp dan paper. APRIL grup berada dalam
satu kelompok perusahaan yang bernama RGE (Royal Golden Eagle) yang
didirikan oleh Bapak Sukanto Tanoto pada tahun 1973. RGE mengelola beberapa
perusahaan manufaktur yang berbasis pada sumber daya alam pada berbagai
negara, seperti di Indonesia, China, dan Brasil (Onasi, 2018).
PT. RAPP terletak di Pangkalan Kerinci, Kecamatan Langgam, Kabupaten
Pelalawan, Provinsi Riau. Sedangkan kantor pusat dan urusan administrasi serta
kerjasama terletak di Jl. Teluk Betung No. 31 Jakarta Pusat 10230. PT. RAPP
merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri pulp (bubur kertas) dan
kertas. Dalam menghasilkan produknya, PT. RAPP melakukan banyak tahap
dalam proses produksinya. Lokasi produksi yang terletak di Pangkalan Kerinci
merupakan lokasi yang strategis karena dekat dengan sumber bahan baku
(kawasan Hutan Tanaman Industri) dengan iklim yang sesuai untuk pertumbuhan
pohon yang menjadi bahan baku pulp dan kertas. Bahan baku pendukung produksi
berupa air juga mudah diperoleh karena kawasan ini dekat dengan aliran Sungai
Kampar. Sedangkan untuk bahan baku utama diperoleh dari lahan konsesi pabrik
seluas 280.500 ha, dimana rencana tata ruang HTI (Hutan Tanaman Industri)
diperkirakan seluas 189.000 ha dan areal efektif tanam seluas 136.000 ha. Pada
tahun 2000 bahan baku yang berasal dari kayu alam Mixed Hard Wood (MHW)
mulai digantikan dengan kayu hasil tanam yaitu jenis akasia (Fendy, 2014).
Perusahaan ini mulai beroperasi penuh pada tahun 1966, yang mana saat
itu produksi rata- rata perhari sebesar 200 ton pulp. Nilai produksi ini mulai
bervariasi dibulan-bulan berikutnya sekitar kurang lebih 200-1800 ton
pulp/hari.Di tahun 2003 jumlah produksi mengalami peningkatan hingga
mencapai 1.975.000 ton/tahun. Ditahun 2004-2006 target sebesar 2.000.000 ton

Universitas Indonesia
xiii

pulp dan kertas atau sekitar 5.500 ton/hari. Dalam proses produksi PT. RAPP
menggunakan sistem Super Batch Cooking dan Continous Cooking dengan
memiliki kapasitas produksi 2.700.000 ton/tahun. Hal ini yang menjadikan PT.
RAPP sebagai Single Pulp Production Lines terbesar di Asia dan penghasil kertas
tercepat di dunia serta salah satu perusahaan yang menghasilkan biaya produksi
rendah di dunia. Perusahaan ini menggunakan teknologi Elemental Chlorine Free
(ECF). Untuk memenuhi mutu dan lingkungan industri berskala Internasional.
Seluruh kegiatan proses produksi ditunjang oleh sistem operasi dan dapat dilihat
secara langsung melalui monitor yang disebut Distribution Control System.
Sistem manajemen PT. RAPP menggunakan sistem Integerated
Management System (IMS) yang bertujuan untuk menggabungkan seluruh unit
bisnis dan untuk meningkatkan kemajuan perusahaan. Untuk penanganan urusan
kualitas dan pengendalian pencemaran lingkungan PT. RAPP mengacu pada
standar ISO 9001 dan ISO 14001 yang mana lebih mengutamakan Costumer
Satisfaction and Pollution Abatement. Sedangkan untuk urusan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) karyawan mengacu pada
OSHAS 18001 yaitu wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) di area
lokasi kerja. Tuntutan konsumen akan bahan baku yang legal tanpa menggunakan
kayu hutan alam membuat perusahaan wajib menggunakan sertifikasi dalam
legalitas kayunya diantaranya Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI), Pengelolaan
Hutan Produksi Lestari (PHPL), Sertifikasi Verifikasi legalitas kayu (SVLK) dan
Chain of Custody standar Forest Stewardship Council (CoC FSC) (Fitriana,
2018).

Gambar 2.1 Logo PT. Riau Andalan Pulp and Paper


Sumber: (Fitriana, 2018)

Universitas Indonesia
xiv

PT. Riau Andalan Pulp & Paper memiliki beberapa bagian perusahaan,
antara lain (Onasi, 2018):
a. Riau Fiber merupakan unit yang mengelola kayu mulai dari bidang
pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan penebangan kayu untuk
menjadi produksi bahan baku serta pengembangan untuk jenis bibit kayu.
b. Riau Pulp merupakan unit yang memproduksi pulp dengan kayu dari Riau
Fiber sebagai bahan baku.
c. Riau Paper merupakan unit yang memproduksi kertas dengan pulp dari
Riau Pulp sebagai bahan baku.
d. Riau Power merupakan unit yang mengelola pada bidang pembangkitan
energi listrik dan mengolah kembali black liquor, air, dan bahan kimia.
e. Shared Service (Common Service) merupakan unit yang mengelola pada
bidang pelayanan seluruh unit dan mengelola keseluruhan logistik
perusahaan, diantaranya adalah supply chain management, finance, HRD,
dan accounting.

4.2 Struktur Organisasi & Manajemen


Struktur organisasi perusahaan mempunyai arti penting dalam suatu
perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau direncanakan oleh
perusahaan, serta dapat memberikan batasan-batasan yang tegas dan sekaligus
bertanggung jawab atas tugasnya tersebut. Struktur Organisasi PT. RAPP
mengikuti tipe organisasi garis dan staff dimana kekuasaan dan tanggung jawab
bercabang pada setiap pimpinan dari teratas sampai yang terbawah. Adapun
struktur organisasi berserta tugas dan tanggung jawab pada masing-masing
struktur organi sasi PT. Riau Andalan Pulp and Paper yaitu (Fendy, 2014):

Universitas Indonesia
xv

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Riau Andalan Pulp and Paper
Sumber: (Fendy, 2014)

 Mill General Manager (Manajer Umum Pabrik)


Tugas dan tanggung jawab : mengorganisir kelancaran operasi dan
administrasi serta berperan dalam mengambil keputusan strategic operasional di
pabrik. Untuk mengadakn kebijaksanaan operasi dibantu oleh 6 manager
dibawahnya yaitu Finance Manager, Personal and Administration Manager,
Research Process and Product Deveopment Operation and Product Quality
Control - Technical Manager, Production Manager, dan Maintenance Manager.

 Finance Manager (Manager Keuangan)


Tugas dan tanggung jawab : mengkoordinir laporan keuangan atau yang
dinilai dengan uang untuk semua barang baik itu yang ada pada jumlah produksi
maupun non produksi serta melayani urusan keuangan departemen dan karyawan.

Universitas Indonesia
xvi

 Personal and Administration Manager (Manager Personalia dan


Administrasi)
Tugas dan tanggung jawabnya dalam mengkoordinir bagian :
 General Service
 Personal Administration
 APRIL Learning Institute
 Security
 Transportation
 Health Care Clinic

 Research Process and Product Deveopment Operation and Product Quality


Control - Technical Manager (Manager Teknik)
Tugas dan tanggung jawab dalam mengkoordinir bagian :
 Research
 Process and Product Development
 Customer Service
 Operation and Quality Control Product

 Production Manager (Manager Produksi)


Tugas dan tanggung jawab dalam mengkoordinir bagian :
 Wood Yard
 Fiberline
 Pulp Machine
 Chemical Plant
 Recaust Lime Klin
 Technical

 Maintenance Manager (Manager Perawatan)


Tugas dan tanggung jawab dalam mengkoordinir bagian-bagian
pemeliharaan pabrik seperti :

Universitas Indonesia
xvii

 Engineering Department
 Civil and Construction Maintenance
 Electrical Maintenance
 Mechanical Maintenance
 Instrumentation Maintenance

Departemen-departemen pada PT. RAPP dipimpin oleh seorang


superintendent yang dibantu oleh seorang deputy assisten superintendent serta 6
orang supervisor superintendent area. Superintendent berkewajiban mengatur
manajemen di areanya seperti mengatur jadwal kerja teknisi. Setiap area memiliki
supervisor yang bertugas membantu superintendent di bidang manajemen.
Supervisor tersebut juga memiliki kewajiban dalam mengawasi dan membantu
serta merencanakan pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh teknisinya.
Supervisor ini tidak betanggung jawab di luar areanya. Para supervisor ini sering
mengadakan rapat untuk mendiskusikan kelancaran proses produksi, untuk
meningkatkan kapasitas produksi, serta membicarakan suatu masalah yang harus
ditangani secara bersama.

4.3 Produk Industri


PT. Riau Andalan Pulp and Paper menghasilkan produk berupa pulp dan
paper. Produk-produk telah tersertifikasi legalistasnya serta menggunakan bahan
baku yang berkelanjutan melalui Programme for te Endorsement of Forest
Certification (PEFC) (Grup April, 2019). Berikut adalah produk yang dihasilkan
dari PT. Riau Andalan Pulp and Paper:
 Pulp
Pulp merupakan material dasar dari berbagai produk berbahan kertas,
mulai dari papan yang digunakan di pabrik-pabrik, hingga produk kebutuhan
sehari-hari seperti kertas, tisu, kantong teh, dan majalah. PT. Riau Andalan Riau
Pulp and Paper ini membuat pulp dalam bentuk dua jenis yaitu pulp berbentuk
lembaran yang akan dijual pada konsumen dan pulp berbentuk bubur yang
digunakan oleh perusahaan untuk proses pembuatan paper.

Universitas Indonesia
xviii

 Paper
Pada produk paper dibagi menjadi tiga bagian yaitu cut size, customer
roll, dan folio sheet yang terdiri dari berbagai jenis ukuran (Onasi, 2018).
 Cut Size
Cut size merupakan jenis ukuran kertas yang sering digunakan dalam
kehidupan sehari hari dengan ukuran yang mengikuti standar internasional. Fungsi
cut size paper ini adalah dapat digunakan pada kebutuhan percetakan, seperti di
kantor dan di rumah. Pada PT. Riau Andalan Pulp and Paper memproduksi
berbagai jenis ukuran produk cut size, diantaranya sebagai berikut:
 A4 = 210 x 297 mm
 Letter = 216 x 279 mm
 F4 = 215 x 330 mm
 A3 = 297 x 420 mm
 B4 = 257 x 364 mm
 B5 = 182 x 257 mm
 A4S = 215 x 297 mm
 Quarto = 215 x 280 mm

Merek unggulan dari Grup APRIL dikenal dengan PaperOne™


menawarkan berbagai kertas dengan kualitas premium dan terbuat dari 100% serat
perkebunan terbarukan yang diproduksi untuk memenuhi tingginya kebutuhan di
masyarakat. PaperOne™ telah bersertifikat PEFC yang memastikan bahwa
produk ini berasal dari perkebunan yang dikelola secara berkelanjutan. Selain itu,
PT. Riau Andalan Pulp and Paper juga memproduksi merk paper seperti Dunia
Mas, Copy&Laser, Lazer IT, ZAP, Ixora, PPLite, Excellent Copy Paper, Perfect
Print, BMO (Bright White Multi Purpose Office).

Universitas Indonesia
xix

Gambar 2.3 Produksi Kertas PaperOne™


Sumber: (APRIL, 2019)

 Customer Roll
Customer Roll merupakan jenis ukuran kertas yang dipesan sesuai
dengan permintaan konsumen dan produk akhirnya berbentuk rol yang dapat
dilihat. Customer roll digunakan pada industri percetakan yang memproduksi
dalam jumlah besar. Produksi customer roll berdasarkan permintaan dari
customer. Perusahaan akan menetapkan diameter untuk customer roll ini adalah
sebesar 1000 mm dengan lebar yang dapat dibuat menurut pesanan (customize).

 Folio Sheet
Folio sheet merupakan kertas yang berukuran lebih besar daripada
potongan cut size dan untuk ukuran folio sheet ini diproduksi berdasarkan
permintaan dari customer. Produk folio sheet ini digunakan untuk percetakan
karena data dipotong berdasarkan ukuran yang diinginkan.

4.4 Proses Produksi


Secara garis besar, PT. RAPP merupakan pabrik yang terintegrasi,
dimana dalam sebuah pabrik terdapat unit pembuatan pulp dan unit pembuatan
kertas secara terpadu. Secara garis besar, proses produksi pulp di PT. RAPP
terbagi menjadi 4 garis produksi yang dikenal dengan sebutan fiberline. Garis 1
dan 3 memproduksi pulp berbahan kayu akasia dengan kapasitas produksi
masing-masing 2100 ton/hari hingga 2600 ton/hari. Garis ke 2 memproduksi pulp
berbahan baku kayu mix hardwood dengan kapasitas produksi sebesar 3400
ton/hari. Kemudian, garis 4 memproduksi pulp yang berasal dari chip kayu akasia
dan MHW yang berukuran 3-7mm dengan kapasitas produksi sebesar 450
ton/hari. Pulp yang telah dihasilkan oleh keempat garis tersebut sebagian akan

Universitas Indonesia
xx

dikirimkan menuju PT. Riau Andalan Kertas untuk proses pembuatan kertas dan
sebagian lagi dikirimkan menuju departemen pulp machine untuk dilakukannya
proses pengeringan dan pembuatan lembaran-lembaran pulp yang akan dijual ke
konsumen.
Secara garis besar, proses produksi pulp dalam setiap garis akan dibagi
kembali menjadi 4 tahap utama yaitu woodyard and chip screening, digesting,
washing and bleaching serta pulp dryer (pengeringan). Woodyard and chip
screening merupakan proses dimana area tersebut menyiapkan kayu agar siap
dikirim menuju digesting area yang terbagi menjadi dua tahap yaitu logging,
loading and unloading serta wood preparation and chip production. Kemudian,
akan memasuki area digester dimana terjadi perubahan chip kayu menjadi pulp
melalui proses penghancuran komponen lignin dari sebuah chip kayu yang
menyisakan serat-serat selulosa dan hemiselulosa yang akan diubah menjadi pulp
mengunakan bahan kimia berupa white liquor untuk menghancurkan lignin seperti
Na2S dan NaOH. Pada proses ini, garis 1 dan 2 menggunakan digester mode
super batch serta garis 3 dan 4 menggunakan mode kontinu.
Setelah hasil digester dikirim menuju discharge tank untuk dilakukannya
proses pencucian yang berguna mengeluarkan liquor – liquor yang terkandung
dalam pulp serta memisahkan material yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Pada
tahap washing terdiri dari 4 proses yaitu deknotting, washing screening, pressing
dan delignifaction of oxygen. Pulp yang dihasilkan dari proses pencucian, akan
dilakukan proses bleaching untuk meningkatkan tingkat keterangan mencapai
90% karena adanya kandungan lignin meskipun telah melewati proses
delignification of oxygen pada proses washing. Pemutihan tersebut dapat dibagi
menjadi beberapa tahap yang disimbolkan D, E, P, dan O berdasarkan perbedaan
konsentrasi pulp, suhu, waktu, pH dan dosis ClO2. Selain itu, tahap pemutihan
dapat dilakukan penggabungan atau integrasi berdasarkan simbolnya menjadi DO,
EOP, D1, D2 dimana garis satu dari tahap lainnya dilakukan pula pencucian pulp
menggunakan washer and roll press.
Kemudian, akan memasukin tahap pengeringan pulp yang merupakan
proses akhir sebelum dilakukan penjualan kepada konsumen, tahap pulp dryer

Universitas Indonesia
xxi

memiliki pabrik khusus untuk menangani proses pengeringan sebelum packing


product. Proses ini akan mengubah slurry pulp menjadi padatan lembaran pulp
menggunakan pulp machine dan akan dibentuk pada unit bale dengan
memisahkan air dari slurry pulp secara efisien dengan kondisi tanpa merusak serat
dan berat pulp. Mesin pulp akan mengubah menjadi lembaran pulp dengan kadar
air mencapai 10% yang selanjutkan akan dilakukan proses pemotongan,
pengebalan, pengunitan dengan alasan untuk mempermudah distribusi produk
menuju konsumen. Selama proses garis-garis tersebut berjalan, dibutuhkan
chemical plant yang berfungsi mewadahin bahan kimia yang dibuthkan selama
proses produksi seperti raw liquor (NaOH), oxygen, CLO2, hypo untuk
desinfektan, dan Sulfur dioksida (SO2). Berikut merupakan alur produksi pulp dan
kertas pada PT. RAPP :

Gambar 2.4 Flow Diagram Proses Produksi PT. RAPP


Sumber : (Onasi, 2018)

Universitas Indonesia
xxii

Sistem drainase air limbah pabrik disajikan Bagian dari air limbah
mengalir melalui unit pemulihan serat sebelum pergi ke sump. Dalam banyak
bagian menguras bawah tanah. Air limbah dari staf perumahan dibuang langsung
ke kanal yang terletak di luar pabrik.

Gambar 2.5 Alur proses produksi dan pemakaian air


Sumber : (Onasi, 2018)

Universitas Indonesia
xxiii

Gambar 2.6 Alur proses, alur produksi dan alur bahan baku dan bahan baku
penolong pada PT. RAPP
Sumber : (Onasi, 2018)
4.5 Pengelolaan Limbah
Hampir seluruh limbah di PT RAPP dimanfaatkan kembali untuk
keperluan proses produksi pulp. Umumnya, limbah-limbah tersebut dimanfaatkan
kembali melalui chemical recovery ataupun digunakan sebagai bahan bakar untuk
keperluan pembangkitan steam.
1. Limbah Weak Black Liquor

Universitas Indonesia
xxiv

Limbah weak black liquor merupakan sisa pemasakan dan pencucian


pulp pada digesting area dan washing area. Limbah weak black liquor tersebut
perlu dipekatkan agar kandungan zat organiknya dapat dibakar pada recovery
boiler. Pemekatan tersebut dilakukan pada unit multi effect evaporator. PT RAPP
memiliki 4 unit evaporator. Setelah mengalami pemekatan, solid content dari
weak black liquor dapat mencapai 70-72% sehingga menjadi heavy black liquor.
Heavy black liquor inilah yang kemudian dijadikan bahan bakar recovery boiler
untuk pembangkitan steam.
Kandungan mineral anorganik sisa pembakaran pada recovery boiler
berupa lelehan (smelt) kemudian dikirimkan menuju unit rekostisasi. Pada unit
ini, anorganik dicampurkan ke dalam dissolving tank untuk dicampurkan dengan
weak green liquor. Campuran ini kemudian dijernihkan dan di reaksikan dengan
kapur (CaO) untuk membentuk white liquor. White liquor ini kemudian
dijernihkan dengan memisahkan lumpur kapur, sehingga white liquor siap dikirim
ke white liquor tank untuk proses pemasakan. Lumpur kapur yang terpisahkan
kemudian di kalsinasi pada unit lime kiln untuk membentuk kapur yang dapat
digunakan kembali untuk proses rekostisasi.
2. Limbah Kulit Kayu
Limbah jenis ini dihasilkan dari woodyard and chip screening area.
Kedua jenis limbah ini dimanfaatkan sebagai bahan bakar power boiler untuk
keperluan pembangkitan steam
Tabel 2.1 Total Water Balance
Penggunaan Air
Proses Operasi Air Limbah (m3/hari)
(m /hari)
3

Digestor 40,8 22,1


Pencucian 206,4 214,4
Pengenceran pulp hingga
302,4 -
konsistensi 2%
Beating 500,5 383
Mesin kertas 1,2 524 912,9
Mesin kertas 3 57 73,3

Universitas Indonesia
xxv

Penggunaan Air
Proses Operasi Air Limbah (m3/hari)
(m /hari)
3

TOTAL 1633,1 1605,7


Sumber : (Onasi, 2018)
Berikut adalah sumber utama timbulan limbah padat dari proses
produksi:
 Empulur yang dihasilkan dari operasi unit depithing. Jumlah empulur
dipisahkan menyumbang 20% dari jumlah ampas tebu. Karena mesin
penggulung hanya dioperasikan di musim tebu (empat bulan) maka pabrik
tersebut mengkonsumsi 8.300 ton bagasse tebu per tahun menghasilkan
553 ton empulur.
 Cinder dihasilkan dari pembakaran batu bara dari ketel uap. Diperkirakan
bahwa jumlah cinder terhitung 30% dari jumlah batubara yang
dikonsumsi. Sekitar 4400 ton batu bara digunakan per tahun yang
menghasilkan 1320 ton batu bara.
 Kertas bekas (produk berkualitas rendah) berasal dari finishing dan
pemotongan. Saat ini, jumlah kertas limbah ini sekitar 15% dari total
jumlah kertas dari mesin kertas. Jumlah kertas bekas di sini tampaknya
tinggi. Alasan utama ini mungkin karena gulungan di mesin kertas tidak
bersih sehingga kertas rusak. Alasan lain mungkin ujung untuk memotong
terlalu besar.

Tabel 2.2 Daftar Limbah yang dihasilkan dari Proses Produksi Pulp & Paper oleh
PT. RAPP
No Proses Limbah yang dihasilkan
Persiapan Bahan
1 Piths dan debu
Baku
Air Limbah, impurities,
2 Pembuatan Pulp
bahan batuan
3 Mesin Kertas Air Limbah

Universitas Indonesia
xxvi

No Proses Limbah yang dihasilkan

4 Finishing Limbah Kertas


Sumber : (Onasi, 2018)

Universitas Indonesia
xxvii

BAB 5 MEKANISME AUDIT


LINGKUNGAN

5.1 Audit, Auditee, dan Auditor


5.1.1 Definisi Audit, Auditee dan Auditor
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 2013
tentang Audit Lingkungan Hidup didefinisikan sebagai evaluasi yang dilakukan
untuk menilai ketaatan penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan terhadap
persyaratan hukum dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. Dalam audit
lingkungan terdapat auditee dan auditor, yang mana auditee adalah organisasi atau
industri atau perusahaan yang diaudit, sedangkan auditor lingkungan adalah orang
yang mempunyai kualifikasi untuk mengerjakan audit lingkungan.
Umumnya, seorang pimpinan audit harus membicarakan kepada auditee
mengenai tujuan, ruang lingkup, dan kriteria audit yang disetujui selama
perencanaan audit. Audit lingkungan harus dilaksanakan secara independen oleh
auditor yang terlepas dari auditee. Prosedur audit lingkungan harus dikemukakan
secara terbuka untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dan miskomunikasi.
Para auditor harus dibekali dengan seluruh bahan-bahan yang relevan dari auditee
untuk dikaji dan diverifikasi.
5.1.2 Tim Pelaksana Audit
Dalam tugas ini, penulis melakukan audit lingkungan pada industri pulp
dan kertas, yaitu PT Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP). Penulis berperan
sebagai auditor dalam audit lingkungan PT. RAPP. Tim pelaksana audit
sebenarnya adalah orang berkualifikasi yang siap dan dapat melaksanakan audit
lingkungan adalah yang sudah berada dalam usaha dan auditor lingkungan yang
telah terdaftar dan terakreditasi. Klasifikasi auditor lingkungan terdiri atas:
Associate Environmental Auditor, Lead EMS Auditor, Environmental Auditor,
EMS Auditor dan Principal Environmental Auditor. Pasal 51 Ayat (2) UU Nomor
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
dinyatakan bahwa auditor lingkungan hidup wajib memiliki sertifikat kompetensi

Universitas Indonesia
xxviii

auditor lingkungan hidup yang berlaku mulai tanggal 3 Oktober 2010. Kriteria
untuk memperoleh sertifikasi auditor lingkungan hidup meliputi kemampuan:
 Memahami prinsip, metodologi, dan tata laksanan audit lingkungan hidup
 Melakukan audit lingkungan hidup yang meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan pengambilan kesimpylan dan pelaporan
 Merumuskan rekomendasi langkah perbaikan sebagai tindak lanjut audit
lingkungan hidup.
Berikut ini adalah tim pelaksana audit lingkungan industri Pulp & Paper
PT. RAPP:
Tabel 3.3 Tim Pelaksana Audit Lingkungan Industri Pulp & Paper PT. RAPP
No Pelaksana Audit Nama
Auditee PT. Riau Andalan Pulp & Paper
1
(RAPP)
Auditor Utama / Ketua Tim Divia Agustina
2
Auditor LH
3 Ahli Industri Pulp & Paper Siti Maysarah
4 Anggota Tim Auditor LH Amadira Rahdhani
5 Anggota Tim Auditor LH Maharani Permata Putri
6 Anggota Tim Auditor LH Inas Imtiyaz
7 Anggota Tim Auditor LH Rahmat Al Khaliq H

5.2 Proses Pelaksanaan Audit


Tahapan pelaksanaan audit lingkungan adalah sebagai berikut:
1) Pendahuluan. Penerapan audit lingkungan akan tergantung kepada jenis audit
yang dilaksanakan, jenis usaha atau kegiatan dan pelaksanaan oleh tim
auditor.
2) Pra-audit. Kegiatan pra-audit merupakan bagian yang penting dalam
prosedur audit lingkungan. Perencanaan yang baik pada tahap ini akan
menentukan keberhasilan pelaksanaan audit dan tindak lanjut audit tersebut.
Informasi yang diperlukan pada tahap ini meliputi informasi rinci mengenai
aktifitas di lapangan, status hukum, struktur organisasi, dan lingkup usaha atau

Universitas Indonesia
xxix

kegiatan yang akan diaudit. Aktifitas pra-audit juga meliputi pemilihan tata
laksana audit, penentuan tim auditor, dan pendanaan pelaksanaan kegiatan
audit. Pada saat ini, tujuan dan ruang lingkup audit harus telah disepakati.
3) Kegiatan Lapangan
a) Pertemuan pendahuluan. Tahap awal yang harus dilaksanakan oleh tim
audit adalah mengadakan pertemuan dengan pimpinan usaha atau kegiatan
untuk mengkaji tujuan audit, tata laksana, dan jadwal kegiatan audit.
b) Pemeriksaan lapangan. Pemeriksaan di lapangan dilaksanakan setelah
pertemuan pendahuluan. Tim audit akan mendapatkan gambaran tentang
kegiatan usaha atau kegiatan yang akan menjadi dasar penetapan areal
kegiatan yang memerlukan perhatian secara khusus. Dengan
melaksanakan pemeriksaan lapangan, tim auditor dapat menemukan hal-
hal yang terkait erat dengan kegiatan audit namun belum teridentifikasi
dalam perencanaan.
c) Pengumpulan data. Data dan informasi yang dikumpullkan selama audit
lingkungan akan mencakup tata laksana audit, dokumentasi yang diberikan
oleh pemilik usaha atau kegiatan, catatan dan hasil pengamatan tim
auditor, hasil sampling den pemantauan, foto-foto, rencana, peta, diagram,
kertas kerja dan hal-hal lain yang berkaitan, Informasi tersebut harus
terdokumentasi dengan baik agar mudah ditelusuri kembali. Tujuan utama
pengumpulan data adalah untuk menunjang dan merupakan dasar bagi
pengujian hasil temuan audit lingkungan.
d) Pengujian. Prinsip utama audit lingkungan adalah bahwa informasi yang
disajikan oleh tim auditor telah diuji dan dikonfirmasikan. Dokumentasi
yang dihasilkan oleh tim auditor harus menunjang semua pernyataan, atau
telah teruji melalui pengamatan langsung oleh tim auditor. Dalam menguji
hasil temuan audit, tim auditor harus menjamin bahwa dokumen yang
dihasilkan merupakan dokumen yang asli dan sah. Oleh karena itu tata
laksana audit harus menentukan tingkat pengujian data yang dibutuhkan,
atau harus ditentukan oleh tim auditor

Universitas Indonesia
xxx

e) Evaluasi hasil temuan. Hasil temuan audit harus dievaluasi sesuai dengan
tujuan audit dan tata laksana yang telah disetujui untuk menjamin bahwa
semua isu/masalah telah dikaji. Dokumentasi penunjang harus dikaji
secara teliti sehingga semua hasil temuan telah ditunjang oleh data dan
diuji secara tepat.
f) Pertemuan Akhir. Setelah penelitian lapangan selesai, tim auditor harus
memaparkan hasil temuan pendahuluan dalam suatu pertemuan akhir
secara resmi. Pertemuan ini akan mendiskusikan berbagai hal yang belum
terpecahkan atau informasi yang belum tersedia. Tim auditor harus
mengkaji hasil temuannya secara garis besar dan menentukan waktu
penyelesaian laporan akhir. Seluruh dakumentasi selama penelitian harus
dikembalikan kepada penanggung jawab usaha atau kegiatan.
4) Pasca Audit. Tim auditor akan menyusun laporan tertulis secara lengkap
sebagai hasil pelaksanaan audit lingkungan. Laporan tersebut juga mencakup
pemaparan tentang rencana tindak lanjut terhadap isu-isu lingkungan yang
telah diidentifikasi.

Kegiatan
Pendahuluan Pra Audit Pasca Audit
Audit

Bagan 3.1 Proses Pelaksanaan Audit Lingkungan

5.3 Standar dan Peraturan terkait

Universitas Indonesia
xxxi

5.3.1 Standar
Berikut merupaka standar yang digunakan oleh PT RAAP dalam
memenuhi stabilitas lingkungan:
a. ISO 9001:8000 (Sistem Manajemen Kualitas) dan ISO 14001 (Sistem
Manajemen Lingkungan) pabrik terus berinvestasi dalam teknologi untuk
memastikan pembangkit energi mandiri.
b. SNI 14-0435-1998 Cara uji tebal lembaran pulp, kertas dan karton
c. SNI 14-0439-1989 Kertas dan karton, Cara uji Gramatur
d. SNI 14-0441-1989 Serat pulp, kertas dan karton, Cara analisis
e. SNI 14-0433-1989 Kertas belum siap pakai, Ukuran
f. SNI 14-0072-1987 Kertas siap pakai untuk kertas tulis dan beberapa jenis
barang cetakan (Deret A dan B), Ukuran
g. SNI 14-0402-1999 Kondisi ruang dan pengkondisian lembaran pulp,
kertas dan karton untuk pengujian
h. SNI 14-0499-1989 Cara uji daya serap air (COBB) kertas dan karton
i. SNI 14-0495-1989 Cara uji opasitas cetak kertas
j. SNI 0114:2010 Kertas Duplikator

5.3.2 Peraturan
Berikut peraturan yang digunakan untuk audit dan menjaga stabilisasi
lingkungan:
a. UU nomor 32 Tahun 2009 mengenai perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup
b. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2013 mengenai
Audit Lingkungan Hidup
c. UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
d. UU Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
e. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan
Penyusunan Rencana Pengelolaan serta Penataan Hutan beserta peraturan
pelaksanaannya

Universitas Indonesia
xxxii

f. Peraturan Menteri Perdagangan No. 31 Tahun 2016 tentang Ketentuan


Impor Limbah Non Bahan Berbahaya dan Beracun

Universitas Indonesia
xxxiii

BAB 6 TEMUAN &


REKOMENDASI

6.1 Temuan Aspek Limbah


Temuan pertama yaitu tercemarnya Sungai Kampar akibat buangan
limbah RAPP memperburuk kualitas sumber air bersih masyarakat sekitar.
Berikut hasil pengujian Dinas Lingkungan Hidup Riau yang bekerjasama dengan
Universitas Riau terkait kualitas air Sungai Kampar:
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Air Baku (Sungai Kampar)
Baku Mutu Kelas II
No Parameter Hasil Uji
PP. 82/2001
1 pH 5,65 6-9
2 COD 53,09 mg/L 25 mg/L
Sumber: (DLH Riau, 2018)

Untuk mengawasi kualitas air sungai, Dinas Lingkungan Hidup dan


Kehutanan (DLHK) Riau, memantau tiga sampai empat kali dalam setahun pada
musim hujan dan kemarau. Titik pantau tersebar pada 17 lokasi mencakup tiga
kabupaten. Dari hulu ke hilir dianggap mewakili keseluruhan sungai. Hasil
evaluasi dari 2014 sampai 2018, mayoritas titik pantau menunjukkan, Sungai
Kampar tercemar berat. Tak ada perbaikan kualitas air sungai selama empat tahun
atau belum memenuhi baku mutu air kelas I maupun kelas II, berdasarkan
Keputusan Gubernur Riau Nomor 23/2003, tentang peruntukan dan baku mutu air
Sungai Kampar.
Kesimpulan DLHK dalam evaluasi ini, parameter dominan penyebab
penurunan kualitas air Sungai Kampar di beberapa titik pantau adalah dissolved
oxygen (DO), BOD, COD, klorin bebas, fecal coli dan total fosfat. Di beberapa
titik pantau lain dominan parameter TSS, besi dan total coliform. Limbah Cair
yang dibuang RAPP ke Sungai Kampar di atas baku mutu yang ditetapkan
sehingga tidak sesuai dengan Keputusan Gubernur Riau No. 23/2003 tentang

Universitas Indonesia
xxxiv

Baku mutu air kelas I maupun kelas II dan Pengelolaan kualitas air dan
Pengendalian Pencemaran air.
Temuan kedua adalah adanya beberapa tumpukan limbah pada area
landfill dari PT. RAPP ini. Limbah-limbah yang dihasilkan tidak diolah dengan
benar sehingga terjadi penumpukan limbah pada landfill PT. RAPP ini. Tidak
diolahnya limbah yang dihasilkan oleh PT. RAPP ini, serta adanya tumpukan
limbah pada landfill PT. RAPP ini tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang
mengatakan bahwa setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan
pengolahan limbah B3 yang dihasilkannya.
6.2 Temuan Aspek Konservasi Hutan
Temuan ketiga berasal dari LSM Jaringan Masyarakat Gambut Riau
(JMGR) dan WWF yakni PT RAPP melanggar komitmen kebijakan hutan lestari
yang dibuat induk perusahaan Asia Pacific Resources International Limited
(APRIL) dalam hal konservasi terhadap lingkungan. Pelanggaran tersebut berupa
masih dilakukannya penebangan hutan alam dan penggalian gambut untuk
membuat kanal.
Tindakan penebangan hutan alam yang dilakukan PT RAPP telah
melanggar beberapa peraturan diantaranya:
1. Peraturan Pemerintah No. 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Nasional
dimana PT RAPP dan PT SRL yang berperan sebagai pemasok kayu
APRIL telah menebang sebagian besar hutan alam.
2. Undang-Undang No. 18/2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Kerusakan Hutan yang tercantum pada setiap butir pasal 12 tentang
penebangan hutan.
3. Undang-Undang No. 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya.
Sementara itu, penggalian gambut yang dilakukan PT RAPP tidak sesuai
dengan Peraturan Pemerintah No. 57/2016 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Ekosistem Gambut dalam pasal 26 ayat 2 dimana Setiap orang dilarang membuat
saluran drainase yang mengakibatkan gambut kering. Berdasarkan laporan audit

Universitas Indonesia
xxxv

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) yang dilakukan pada
bulan Maret 2019 ditemukan bahwa persoalan terkait tempat operasional izin
Hutan Tanaman Industri (HTI) masih menyisakan masalah. Masih ada 5
kecamatan yang belum diberikan tanaman kehidupan sesuai dengan aturan
pemerintah yaitu 5% dari lahan yang memperoleh ijin.
6.3 Temuan Aspek Legalitas & Manajemen
PT. Riau Anadalan Pulp and Paper memiliki dan menerapkan sistem
manajemen lingkungan ISO 14001 sejak tahun 2001. Selain itu PT. Riau Andalan
Pulp And Paper juga memiliki kebijakan Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu
(SVLK) yang merupakan kebijakan atau prinsip untuk menjadmin semua produk
yang masuk pabrik berasal dari sumber-sumber yang legal serta lulus verifikasi.
Selain itu, PT.RAPP telah menerapkan sistem ring plantation dalam upaya
memproduksi perkebunan sebagai bahan produksi sendiri serta melindung hutan
konservasi dan mengurangi penembangan liar. Sistem tersebut dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekitar dalam mendukung mata pencaharian
masyarakat sekitar.PT. Riau Andalan Pulp and Paper yang merupakan anak
perusahaan dari APRIL
6.4 Temuan Aspek Pemanfaatan
PT. Riau Andalan Pulp and Paper telah melakukan sejumlah
pemanfaatan. Salah satu pemanfaatan yang dilakukan oleh PT. Riau Andalam
Pulp and Paper adalah pemanfaatan limbah. Limbah produksi yang dihasilkan dari
PT. Riau Andalan Pulp and Paper ini telah mereka manfaatkan dan mereka olah
kembali menjadi sumber energi. Sekitar 82,1 % dari total bahan bakar merupakan
bahan bakar yang berasal dari pengolahan limbah tersebut. Selain bertujuan untuk
mencapai efisiensi energi, pemanfaatan limbah menjadi sumber energi juga
dilakukan dalam rangka meminimalisasi limbah yang dihasillkan. Upaya
minimalisasi limbah produksi ini merupakan salah satu upaya untuk menerapkan
produksi bersih atau cleaner production 2009.
Hal diatas telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 81 tahun 2012
tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga,
dimana pada pasal 13 ayat (1b) dijelaskan Produsen wajib mendaur ulang sampah

Universitas Indonesia
xxxvi

menggunakan bahan baku produksi yang dapat di daur ulang. APRIL grup juga
ikut menjalankan komitmen yang dibuat oleh APRIL grup untuk mendaur ulang
air yang digunakan oleh industri pulp and paper ini. Dengan menerapkan
komitemen yang dibuat tersebut, dari keseluruhan air sungai yang digunakan oleh
industri pulp and paper ini, sekitar 78% dari air tersebut dikembalikan ke sungai
setelah melalui proses pengolahan serta proses daur ulang air. Kegiatan tersebut
telah sesuai dengan peraturan menteri PU No. 06/PRT/M/2011 tentang Pedoman
Penggunaan Sumber Daya Air Pasal 37 ayat 1 dimana Daur ulang air wajib
dilakukan oleh kelompok pengguna air dalam jumlah besar, hotel rumah sakit dan
industri dengan membangun instalasi daur ulang.
6.5 Rekomendasi
Tabel 4.5 Rekomendasi Temuan Audit Lingkungan
Kerugian jika
tidak
Keuntungan
Dasar melakukan
apabila
Temuan Rekomendasi Kebijakan / perbaikan /
melaksanakan
Peraturan tidak
rekomendasi
melaksanakan
rekomendasi
Air Keputusan  Menurunkan  Protes dari
limbah Gubernur Riau kadar COD masyarakat
Melakukan
effluent Nomor 23/200 air limbah akibat
pengolahan air
IPAL PT. 3 tentang dengan cukup tercemarny
RAPP limbah dengan peruntukan signifikan a badan
advance
memiliki dan baku mutu  Menghindari air/sungai
oxygen
kadar air sungai tercemarnya  Citra
process untuk
COD Kampar badan air perusahaan
menurunkan
melebihi akibat mmeburuk
kadar COD
baku mutu effluent IPAL  Pelanggara
lingkunga PT. RAPP n hukum
n Melakukan  Dapat  Terkena
pemantauan melakukan sanksi
secara berkala penanganan administras
terhadap dengan segera i maupun
effluent IPAL apabila finansial
terdapat  Menurunny
parameter a
yang kepercayaa
terlampaui n
baku mutunya masyarakat
 Meminimalisi terhadap
r terjadinya perusahaan

Universitas Indonesia
xxxvii

Kerugian jika
tidak
Keuntungan
Dasar melakukan
apabila
Temuan Rekomendasi Kebijakan / perbaikan /
melaksanakan
Peraturan tidak
rekomendasi
melaksanakan
rekomendasi
pencemaran
badan air
akibat
effluent IPAL  Kerugian
PT. RAPP finansial
Undang-  Terkena
Undang pelanggara
Nomor 18 n hukum
tahun 2013  Mendapat
tentang  Menepati sanksi
Pencegahan peraturan administras
PT. RAPP dan
Melakukan yang ada i maupun
melakuka Pemberantasa
peningkatan sehingga finansial
n n Kerusakan
pembaruan terhindar dari  Citra
penebanga Hutan
RKU dengan sanksi dan perusahaan
n hutan
mengikuti kerugian memburuk
alam dan
peraturan  Meningkatka  Menurunny
melanggar
terkait n kepercayaan a
peraturan
konservasi berbagai kepercayaa
terkait
hutan dan juga pihak, salah n terhadap
konservasi
PP gambut satunya masyarakat
hutan
adalah yang juga
masyarakat dapat
menurunka
n penjualan
 Kerugian
finansial
Ditemuka Membuat SOP Undang-  Memperjela  Kurangnya
nnya pengelolaan Undang s alur pemahama
tumpukan sampah yang Nomor 32 pengelolaan n pekerja
limbah lebih rinci Tahun 2009 limbah terkait
yang tidak tentang sehingga pengelolaa
terkelola Perlindungan meminimali n limbah
pada dan sir adanya  Meningkat
landfill Pengelolaan limbah yang kan
PT. RAPP Lingkungan tidak kemungkin
Hidup terkelola an adanya
 Menghindar limbah
i terjadinya yang tidak
pelanggaran terkelola
hukum  Meningkat
sehinnga kan
juga

Universitas Indonesia
xxxviii

Kerugian jika
tidak
Keuntungan
Dasar melakukan
apabila
Temuan Rekomendasi Kebijakan / perbaikan /
melaksanakan
Peraturan tidak
rekomendasi
melaksanakan
rekomendasi
terhindar
dari sanksi
yang
berlaku kemungkin
 Meminimali an
sir adanya pelanggara
pelanggaran n peraturan
terhadap yang
Memperketat peraturan membuat
peraturan yang ada perusahaan
terkait  Menghindar terkena
i adanya sanksi
limbah yang
tidak
terkelola
Mengidentifika Keputusan  Mempermu  Tidak
si limbah Menteri dah ada
berdasarkan Ketenagakerj identifikasi teknik
sumbernya dan aan Nomor limbah perenca
melakukan 187 Tahun berdasarkan naan
perencanaan 2016 tentang sumber, pengelol
pengelolaan Penetapan mengidentif aan
limbah dengan Standar ikasi potensi sampah
baik sesuai Kompetensi pencemaran yg
dengan Kerja dari sampah spesifik
kebijakan Nasional / limbah
Indonesia berdasarkan
Kategori jenis
Pengadaan penanganan
Air, dan sifat
Pengelolaan dasar,
Sampah dan melakukan
Daur Ulang, minimasi
Pembuangan sampah
dan dengan
Pembersihan perencanaan
Limbah dan terhadap
Sampah teknik
Golongan pengolahan
Pokok sampah
Pengelolaan yang sesuai
Limbah dengan
Bidang ketentuan

Universitas Indonesia
xxxix

Kerugian jika
tidak
Keuntungan
Dasar melakukan
apabila
Temuan Rekomendasi Kebijakan / perbaikan /
melaksanakan
Peraturan tidak
rekomendasi
melaksanakan
rekomendasi
Pengelolaan
Limbah
Industri

Berdasarkan temuan-temuan yang ada, sudah terdapat beberapa komitmen


yang baik dan dipegang oleh PT. Riau Andalan Pulp and Paper. Selain itu, PT.
Riau Andalan Pulp and Paper yang sudah menerapkan sistem manajemen
lingkungan ISO 140001 juga merupakan suatu hal yang baik. Namun disamping
komitmen-komitemen yang dibuat oleh PT. Riau Andalan Pulp and Paper, masih
terdapat temuan-temuan terkait masalah limbah dan juga konservasi hutan.
Sistem perbaikan pertama yang dapat dilakukan adalah meningkatkan
penerapan komitmen yang sudah dibuat oleh PT. Riau Andalan Pulp and Paper.
Hal ini dikarenakan, jika pihak manajemen atau top manajemen sudah
berkomitmen dengan kuat untuk menjalankan Sistem Manajemen Lingkungan dan
komitmen-komitmen lain yang sudah dibuat, kemungkinan besar seluruh bagian
perusahaan juga akan ikut mematuhi komitmen-komitmen tersebut.
Untuk kedepannya, agar bisa menghindari tercemarnya air sungai akibat
kualitas efluen air limbah yang buruk, pihak PT. Riau Andalan Pulp and Paper ini
perlu melakukan pemantauan terhadap kualitas effluent air limbah secara berkala
dan juga melakukan pemantauan terhadap kegiatan pengoperasikan IPAL, agar
dapat mendeteksi apabila terjadi kesalahan dalam proses pengolahan. Jika telah
dilakukan pemantauan terhadap kualitas effluent dan juga terhadap tahap
operasional, apabila terjadi sebuah masalah atau terdapat baku mutu yang
terlampaui, dapat segera ditangani dengan tepat. Selain itu,dikarenakan PT. Riau
Andalan Pulp and Paper memiliki kualitas effluent air limbah yang melebihi baku
mutu air kelas I maupun kelas II berdasarkan keputusan Gubernur Riau Nomor
23/2003 tentang peruntukan dan baku mutu air sungai Kampar, maka PT. RAPP

Universitas Indonesia
xl

perlu melakukan evaluasi terhadap kinerja IPAL mereka serta perlu melakukan
perbaikan agar effluent yang dihasilkan sesuai dengan baku mutu yang berlaku.
Ditemukannya tumpukan limbah pada landfill PT. RAPP ini dapat
dikarenakan kelalaian dari PT. RAPP sendiri sehingga terdapat limbah-limbah
yang tidak diolah. Seperti yang tertera pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup bahwa setiap
orang yang menghasilkan limbah B3, perlu melakukan pengolahan terhadap
limbah B3 yang dihasilkannya. Maka dari itu, PT. RAPP perlu melakukan
pengolahan terhadap limbah-limbah tersebut sehingga tidak terjadinya
penumpukan limbah pada landfill PT. RAPP. Untuk kedepannya, agar dapat
dipastikan bahwa semua limbah telah terolah dengan baik, maka perlu adanya
peningkatan penegakan peraturan yang berlaku pada PT. RAPP tersebut sehingga
tidak terjadi kembali kelalaian serupa. Selain itu, perlu juga dibuat SOP
pengelolaan limbah yang terperinci serta perlu adanya pengecekan atau quality
control terhadap proses pengelolaan limbah tersebut agar seluruh kegiatan
pengelolaan limbah berjalan dengan baik.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa PT. RAPP masih
melakukan penebangan hutan alam dan juga penggalian gambut untuk membuat
kanal. Seperti yang tertera pada Undang-Undang Nomor 18 tahun 2013 tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Kerusakan Hutan bahwa setiap orang dilarang
melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan yang tidak sesuai dengan izin
pemanfaatan hutan. Maka PT. RAPP tidak diperkenankan untuk melakukan
penebangan hutan alam yang tidak sesuai dengan izinnya. Untuk mencegah
keberlanjutan dilakukannya penebangan hutan alam oleh PT. RAPP, perlu
diberikannya sanksi yang berat terhadap mereka yang sudah melakukan
penebangan hutan alam agar mereka tidak melakukan kembali hal tersebut.
contohnya seperti sanksi yang tertera pada Undang-Undang Nomor 18 tahun 2013
tentang Pencegahan dan Pemberantasan Kerusakan Hutan yaitu berupa sanksi
pidana ataupun sanksi administratif. penerapan sanksi ini perlu dilakukan dengan
harapan agar kedepannya PT. RAPP tidak melakukan penebangan hutan alam
kembali. Selain itu, kanak-kanal yang ada harus ditutup untuk meninggikan muka

Universitas Indonesia
xli

air tanah pada lahan gambut sehingga kandungan airnya tetap ada walaupun pada
kondisi kemarau. Cara lain dapat dilakukan dengan membangun bdendungan-
bendungan sederhana yang dapat mencegah air yang ada pada kanal-kanal
tersebut mengalir ke sistem aliran utama.

Universitas Indonesia
xlii

BAB 7
PENUTUP

7.1 Kesimpulan
1. PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) merupakan bagian dari
perusahaan dari APRIL (Asia Pacific Resources International Holding
Ltd) grup yang bergerak pada bidang industri pulp dan paper.
2. PT. RAPP telah memiliki sertifikat ISO 9001:8000, ISO 14001 dan
OSHAS 18001 dalam menunjang keberlangsungan aktifitas industri
3. PT. RAPP menggunakan sertifikasi dalam legalitas kayunya yang terdiri
dari Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI), Pengelolaan Hutan Produksi
Lestari (PHPL), Sertifikasi Verifikasi legalitas kayu (SVLK) dan Chain of
Custody standar Forest Stewardship Council (CoC FSC)
4. PT. RAPP telah menjalankan komitmen yang dibuat oleh APRIL grup
dalam mendaur ulang air yang digunakan oleh industri pulp and paper,
selain itu perusahaan tersebut telah melakukan pemanfaatan limbah
produksi menjadi sumber energi dalam rangka meminimalisasi limbah
yang dihasillkan.
5. Berdasarkan audit cepat yang dilakukan penulis, terdapat beberapa temuan
audit yang perlu ditindak lanjuti, yakni :
 Tercemarnya Sungai Kampar akibat buangan limbah PT. RAPP
memperburuk kualitas sumber air bersih masyarakat sekitar
 Penumpukan limbah pada landfill PT. RAPP
 PT. RAPP telah melanggar komitmen kebijakan hutan lestari yang
dibuat induk perusahaan Asia Pacific Resources International
Limited (APRIL) tentang hal konservasi terhadap lingkungan
6. Rekomendasi yang dapat digunakan bagi perusahaan dalam meningkatkan
kualitas perusahaan seperti membuat dan memberikan sanksi terhadap
komitmen yang telah dibuat PT. RAPP bagi pelaku guna menimbulkan
efek jera, serta melakukan pemantauan terhadap kualitas effluent air

Universitas Indonesia
xliii

limbah secara berkala dan juga melakukan pemantauan terhadap kegiatan


pengoperasikan IPAL.
7.2 Saran
1. Bagi Pemerintah, perlu diadakan pemantauan rutin terkait aktifitas setiap
aktifitas industri dalam meningkatkan integritas hukum yang berlaku di
Indonesia.
2. Bagi PT.RAPP, diharapkan untuk menciptakan program industri kawasan
hijau guna menjaga keseimbangan ekosistem dan kelestarian lingkungan.
3. Bagi Masyarakat, dapat meningkatkan kesadaran serta wawasan terkait
kebijakan lingkungan yang telah dibuat guna mengawasi kegiatan industri
yang mempengaruhi aspek-aspek lingkungan.
4. PT. RAPP dapat menggantikan sebagian sumber bahan bakunya dengan
tanaman yang memiliki laju pertumbuhan yang lebih cepat.

Universitas Indonesia
xliv

Universitas Indonesia
xlv

DAFTAR PUSTAKA
APRIL. (2019). Retrieved from Aprilasia:
https://www.aprilasia.com/id/produk/produk-kertas

Fendy. (2014). Retrieved from https://fendygoo.blogspot.com/2014/07/makalah-


rapp.html

Fitriana, A. D. (2018). IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL


RESPONSIBILITY PT. RIAU ANDALAN PULP AND PAPER (RAPP)
DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN
SEKITAR (STUDI PADA RUMAH BATIK ANDALAN . Universitas Islam
Indonesia.

IPB, L. (2015). Penilaian Nilai Konservasi Tinggi PT. Riau Andalan Pulp and
Paper. Kuantan Singingi, Riau, Indonesia.

MENLH. (2013). Audit Lingkungan Hidup. Peraturan Menteri Lingkungan


Hidup Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Audit Lingkungan Hidup.

Onasi, T. (2018). Laporan Kerja Praktik di PT. RIau Andalan Pulp and Paper.
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

RI, J. B. (2001). Peraturan Pemerintah (PP) tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan
Pengendalian Pencemaran Air. Peraturan Pemerintah Pusat Nomor 82
Tahun 2001.

Riau, D. (2018). Hasil Pengujian Air Baku Sungai Kampar.

Ridwan. (2017, Februari 1). Jumlah Kapasitas Terpasang Industri Kertas


Melonjak 31,52 Persen. Retrieved Desember 12, 2019, from
https://www.industry.co.id/read/3696/jumlah-kapasitas-terpasang-industri-
kertas-melonjak-3152-persen

Universitas Indonesia
xlvi

Universitas Indonesia
xlvii

LAMPIRAN
Sesi Tanya Jawab

1. Arma : Apa alasan merekomendasikan pengolahan oksidasi kimia dengan


AOP?

Jawaban : Karena kekurangan yang ada pada pengolahan fisik maupun


biologis dimana pengolahan fisik dan biologis tidak mampu mengolah bahan
organik secara efektif. Terlebih lagi, pengolahan biologis membutuhkan
kondisi optimum dan bantuan mikroorganisme yang relatif lebih lama.
Penelitian tentang AOP sebagai pengolahan limbah pulp dan kertas telah
banyak dilakukan dan terbukti efektif menghilangkan polutan organik.

2. Arsyad : Apakah ada saran teknologi lain atau inovasi untuk mengolah
limbah dari industri kertas yang lebih ramah lingkungan? Lalu, kalau
transportasi di industri kertas itu apakah termasuk dalam proses?

Jawaban: PT.RAPP telah menerapkan sistem ring plantation dalam upaya


memproduksi perkebunan sebagai bahan produksi sendiri serta melindung hutan
konservasi dan mengurangi penembangan liar. Sistem tersebut dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekitar dalam mendukung mata pencaharian
masyarakat sekitar.PT. Riau Andalan Pulp and Paper yang merupakan anak
perusahaan dari APRIL
3. Bella : Bagaimana pemanfaatan limbah yang dihasilkan dari proses
pembuatan pulp dan kertas ?

Jawaban : Limbah produksi yang dihasilkan dari PT. Riau Andalan Pulp and
Paper ini telah mereka manfaatkan dan mereka olah kembali menjadi sumber
energi. Sekitar 82,1 % dari total bahan bakar merupakan bahan bakar yang berasal
dari pengolahan limbah tersebut. Selain bertujuan untuk mencapai efisiensi energi,
pemanfaatan limbah menjadi sumber energi juga dilakukan dalam rangka
meminimalisasi limbah yang dihasillkan. Upaya minimalisasi limbah produksi ini

Universitas Indonesia
xlviii

merupakan salah satu upaya untuk menerapkan produksi bersih atau cleaner
production 2009.

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai