HEAD OFFICE
JLN. TIUNG 5 PERUM KPC MUNTHE BLOK H NO 31
KEL.SWARGA BARA, KEC. SANGATTA UTARA,
KABUPATEN KUTAI TIMUR,
KALIMANTAN TIMUR
TELEPON/FAX : (0549) 2031287
SITE OFFICE
JLN. POROS PROVINSI MUARA WAHAU KM-98
DESA TEPIAN LANGSAT,KEC.BENGALON,
KABUPATEN KUTAI TIMUR,
KALIMANTAN TIMUR
LAPORAN PELAKSANAAN
LAND APPLICATION (LA)
Nomor Izin : 503/9/DPMPTSP-PPNP/LA/VIII Tahun 2019
Triwulan II
PERIODE APRIL – JUNI 2022
KATA PENGANTAR
Pelaksanaan land application (LA) yang kami lakukan merupakan bagian dari upaya pengelolaan lingkungan
hidup yang dilakukan oleh PT Kutai Balian Nauli, yaitu dengan konsep pemanfaatan limbah sehingga tercapai konsep
“Zero Waste” dalam pengelolaan limbah pabrik kelapa sawit.
Laporan hasil pelaksanaan land application (LA) PT Kutai Balian Nauli ini disusun dalam rangka ketaatan terhadap
surat keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kutai Timur No.
503/9/DPMPTSP-PPNP/LA/VII tahun 2019 mengenai Pemberian Perpanjangan Izin Pembuangan Air Limbah
(Pemanfaatan Air Limbah Dari Industri Minyak Sawit Pada Tanah) di Perkebunan Kelapa Sawit PT Kutai Balian Nauli,
Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur Laporan ini disusun berdasarkan ketentuan sebagaimana dalam
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 29 Tahun 2003 tentang Pedoman dan Syarat Perijinan Pemanfaatan
Air Limbah Industri Minyak Sawit pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit.
Dalam laporan ini, dipaparkan hasil pemantauan terhadap kualitas air limbah untuk periode triwulan II tahun
2022 (April – Juni 2022), kualitas air tanah tahun 2022 dan kualitas tanah di lahan aplikasi tahun 2021.
Ir. Sunartomo
Direktur
Hal
I. AIR LIMBAH
Pabrik pengolahan kelapa sawit PT Kutai Balian Nauli memiliki kapasitas olah 45 ton TBS/jam. Air limbah
yang dihasilkan dimanfaatkan sebagai pupuk cair organik pada lahan perkebunan kelapa sawit PT Kutai Balian Nauli.
Pemanfaatan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 28
dan 29 tahun 2003. Pemantauan LCPKS yang akan dimanfaatkan pada lahan dilakukan setiap bulan. Pemantauan
dilakukan dengan mengambil sampel LCPKS pada outlet Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang menuju lahan
yang akan dilakukan aplikasi. Hasil pengukuran pada LCPKS dapat dilihat pada tabel berikut:
Berdasarkan analisis Laporan Hasil Uji (LHU) LCPKS selama bulan April - Juni 2022 dan kegiatan swapantau
harian (pH), dapat dilihat bahwa kualitas LCPKS pada outlet IPAL Pabrik PT Kutai Balian Nauli tidak ada parameter
yang melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) sehingga dapat digunakan sebagai pupuk organik yang memenuhi syarat
untuk dimanfaatkan pada lahan perkebunan.
Dapat dilihat pada hasil analisis bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sumur pantau yang
berada di area aplikasi LCPKS, area kontrol dan sumur penduduk. Semua parameter masih dalam batas normal.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi penurunan kualitas pada air tanah di PT Kutai Balian Nauli.
III. TANAH
Pemanfaatan LCPKS pada lahan perkebunan dapat mempengaruhi kualitas tanah pada lahan aplikasi.
Untuk mengetahui kondisi ini, diperlukan pemantauan secara berkala agar dapat mengetahui pengaruhnya
terhadap kualitas tanah di lahan aplikasi. Pemantauan tersebut dilakukan setiap 1 tahun sekali dengan mengambil
sampel tanah sesuai kedalaman tertentu yang telah ditentukan, juga pada lokasi yang telah ditentukan. Hasil
pengujian sampel tanah LA tahun 2021 dapat dilihat pada tabel berikut:
Dari hasil análisis hasil uji kualitas tanah tahun 2021 yang dilakukan oleh PT Global Environment
Laboratory, ditunjukkan bahwa pH tanah di lokasi pemantauan tergolong asam. Kemudian, dengan memperhatikan
nilai KTK, KB, C-organik, K-tersedia dan P-tersedia maka tanah di lokasi pemantauan secara umum dapat
dikategorikan mempunyai tingkat kesuburan yang tergolong sedang.
IV. KESIMPULAN
Dari data pemantauan dan pengujian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa air limbah
cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) yang akan diaplikasikan di lahan perkebunan PT Kutai Balian Nauli pada bulan April
s/d Juni 2022 tidak terdapat parameter penting yang melebihi NAB (Nilai Ambang Batas) yang telah dipersyaratkan
dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 29 dan 28 tahun 2003 tentang Pedoman Syarat dan Tata Cara
Perizinan Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit. Hal ini dapat
terjadi dikarenakan pengelolaan IPAL PT Kutai Balian Nauli telah bekerja secara efektif.