Disusun Oleh:
201611008
POLITEKNIK KAMPAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Sumber energy fosil yaitu minyak bumi dan batubara didunia, satelah terjadinya krisis energy
yang mencapai puncak pada decade 1970, menghadapi kenyataan bahwa persediaan minyak
bumi, sebagai salah satu tulang punggung produksi energy terus berkurang.
Beberapa ahli berpendapat, bahwa pola konsumsi seperti sekarang, maka dalam waktu 50
tahun cadangan minyak bumi dunia akan habis. Keadaan ini bisa kita amati cenderung
meningkatnya harga minyak pasar dalam negeri, serta ketidak stabilan harganya di pasar, karena
beberapa negara maju sebagai konsumen minyak terbesar mulai melepaskan diri dari
ketergantungannya kepada minyak bumi sekaligus berusaha mengendalikan harga, agar tidak
meningkat.
Jika dikaitkan dengan penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar sistem pembangkit
listrik, maka kecenderungan tersebut berarti akan meningkatkan pula biaya operasional
pembangkitan yang berpengaruh langsung terhadap biaya satuan produksi energy listriknya.
Dilain pihak biaya satuan produksi energy listrik dari sistem pembangkit listrik yang
memanfaatkan sumber daya energy terbarukan menunjukkan tendensi menurun, sehingga banyak
ilmuwan percaya, bahwa pada suatu saat biaya satuan produksi tersebut akan lebih rendah dari
biaya satuan produksi dengan minyak bumi atau energy fosil lainnya.
Perkembangan PLTN di dunia semakin pesat, hal ini dikarenakan hasil yang menjanjikan dan
emisi karbon yang rendah dibandingkan dengan sumber energy fosil. Selain menjanjikan energy
yang relative besar dan mudah, energy nuklir juga mekhawatirkan dengan adanya radiasi yang
berakibat pada mutasi makhluk hidup disekitarnya.
Selain itu, ada juga sumber energy yang dikembangkan seperti dari air, matahari maupun
biofuel. Pengembangan energy terbarukan secara keseluruhan masih terbatas, yakni didaerah-
daerah yang terjangkau dengan mudah. Pengembangan tanaman kelapa sawit mengalami
kenaikan di daerah sumatera akibat konsumsi minyak sawit (CPO) dunia dari tahun ke tahun
juga terus menunjukkan tren meningkat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Seperti apa potensi pengembangan tanaman sawit di Indonesia?
2. Bagaimana proses pengolahan kelapa sawit menjadi energy alternative yang ramah
lingkungan?
3. Manfaat apa yang bisa diperoleh dari hasil dan prose pengolahan kelapa sawit?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui potensi pengembangan kelapa sawit di Indonesia
2. Mengetahui proses pengolahan kelapa sawit menjadi energy alternative yang ramah
lingkungan
3. Mengetahui manfaat yang diperoleh dari hasil dan proses pengolahan sawit
BAB II
PEMBAHASAN
Potensi pengembangan kelapa sawit ini sangat cocok dikembangkan di Indonesia, karena
kelapa sawit memiliki sifat toleran terhadap lingkungan. Tanaman ini hidup pada daerah
beriklim tropis dengan lama penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam/hari, dengan curah hujan
tahunan 1.500 – 4.000 mm.
Media tanam yang cocok adalah dengan kondisi tanah yang mengandung banyak
lempung, bererasi baik dan subur, berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, pH tanah
4-6 dan tanah tidak berbatu. Tanah latosol, ultisol dan alluvial, tanah gambut saprik, dataran
pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa sawit.
Loading ramp merupakan tempat buah sementara, tempat sortasi buah untuk diperiksa
tingkat kematangan buah. Sistem yang digunakan adalah sistem hidrolik yang terdiri dari dua
line sebelah kiri dan kanan dan mempunyai pintu. Pada saat pintu dibuka lori yang berada
dibawah cage akan terisi dengan TBS, lori ditarik dengan capstand.
2. Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses perebusan dalam suatu bejana yang disebut dengan sterilizer.
Adapun fungsi dari sterilisasi antara lain:
3. Thresser
Pada tahapan mesin threser, buah yang masih melekat pada tandannya akan dipisahkan
dengan menggunakan prisip pembantingan, sehingga buah tersebut terlepas ( kemudian
ditampung dan dibawa oleh fruit conveyor ke digester.
Tujuan mesin threser adalah untuk memisahkan brondolan dari tandan, alat yang
digunakan pada mesin ini adalah drum berputa dan pada bagian dalam threser dipasang batang-
batang besi perantara sehingga membentuk kisi-kisi yang memungkinkan brondolan keluar dari
threser. Jika masih ada brondolan yang melekat pada tandan maka bisa dipakai sistem “Double
Threshing:.
4. Digester
Buah yang sudah terlepas (brondolan) yang dibawa oleh fruit conveyor dimasukan ke
dalam digester atau peralatan pengaduk. Tujuan dari penggunaan digester adalah untuk
memisahkan daging buah sawit terlepas dari bijinya. Dalam proses pengadukan digester ini
digunakan uap air yang temperaturnya selalu dijaga agar stabil antara 80-900C.
Tujuan dari digester antara lain:
Di dalam digester brondolan diaduk menggunakan pisau pengaduk yang terdiri dari 6
pasang pisau, yang pisau 1-5 pasang digunakan untuk mengaduk/melumatkan dan pisau yang ke
6 untuk pelempar atau mengeluarkan hasil lumatan dari digester menuju screw press.
5. Screw Press
Fungsi dari screw press adalah untuk mengekstraksi minyak dalam buah yang telah
dilumatkan sehingga minyak dalam pericorp terpisah dari serat dan biji. Bentunya silinder
horizontal, di dalam terdapat 2 ulir yang saling berlawanan arah dengan tekanan kerja 50 ton/m 3.
Tekanan mesin press tidak boleh terlalu tinggi karena bisa menyebabkan inti pecah dan screw
press mudah aus dan sebaliknya jika tekanan mesin press terlalu rendah maka oil losses diampas
tinggi.Pada pengempaan akan menghasilkan minyak kasar 50% minyak, 42% air dan 8% zat
padat.
6. Klarifikasi Minyak
a. Sand Trap Tank
Cairan yang keluar dari pressan dan digester ditampung dalam “ Oil Gutter” (sebagai
tempat penampungan crude oil) dan dialirkan kedalam sand trap tank. Alat ini berfungsi untuk
mengurangi jumlah pasir dalam minyak yang akan dialirkan keayakan, dengan maksud agar
ayakan terhindar dari gesekan pasir kasar yang dapat menyebabkan kehausan ayakan. Alat ini
bekerja berdasarkan gravitasi yaitu mengendapkan padatan. Bentuk sand trap tank ada yang
bentuk kotak dan silinder.
b. Vibrating Screen
Minyak bagian atas dari snd trap tank yang masih mengandung serat dan sedikit kotoran
dialirkan ke ayakan getar ( vibrating screen). Proses ini bertujuan untuk mengurangi material
kasar yang terikut pada minyak dan mengurangi kekentalan dari liquid (minyak CPO). Vibrating
screen yang digunakan adalah double deck vibrating screen, dimana screen pertama berukuran
30 mesh dan screen kedua 40 mesh.
Minyak yang keluar dari vibrating screen dialirkan ke crude oil tank untuk
mengendapkan partikel-partikel yang tidak larut dan lolos dari vibrating screen sebelum
dipompakan ke continous settling tank (CST). Pada crude oil tankn ini minysk dipanaskan
dengan steam melalui pipa pemanas dengan suhu 90-950C.
Minyak dari COT dipompakan ke CST dimana sebelumnya dilewatkan ke buffer tank
agar aliran minyak masuk ke CST tidak terlalu cepat. CST bertujuan untuk mengendapkan
lumpur (sludge) berdasarkan perbedaan berat jenisnya. Di CST suhu dipertahankan 86-900C.
minyak pada bagian atas CST dikutip dengan bantuan skimmer menuju oil tank, sedangkan
sludge (yang masih mengandung minyak) pada bagian bawah dialirkan secara underflow ke
sludge tank.
e. Oil Tank
Minyak dari CST menuju ke oil tank untuk ditampung sementara waktu, sebelum
dialirkan ke oil purifier. Di dalam oil tangk juga terjadi pemanasan sekitar 75-800C dengan
tujuan untuk mengurangi kadar air.
f. Oil Purifier
Di dalam purifier dilakukan pemurnian untuk mengurangi kadar kotoran dan kadar air
yang terdapat pada minyak berdasarkan atas perbedaan densitas dengan menggunakan gaya
sentrifugal. Kotoran dan air yang memliki densitas yang besar akan berada pada bagian yang
luar, sedangkan minyak yang mempunyai densitas lebih kecil bergerak ke arah poros dan keluar
melalui sudut-sudut untuk di alirkan ke vacuum drier. Kotoran dan air yang melekat pada
dinding di bloedown ke saluran pembuangan untuk dibawa ke fat pit.
g. Vacuum Drier
Minyak yang keluar dari purifier masih mengandung air, maka untuk mengurangi kadar
air tersebut, minyak dipompakan ke vacuum drier. Disini minyak disemprot dengan
menggunakan nozzle sehinggacampuran minyak dan air tersebut akan pecah. Hal ini akan
mempermudahpemisahan air dalam minyak, dimana minyak yang memiliki tekanan uap lebih
render dari air akaan turun ke bawah dan kemudian dipompakan ke storage tank.
h. Sludge Tank
i. Sludge Centrifuge
Sludge centriguge adalah alat yang digunakan untuk memisahkan minyak yang masih
terkandung di dalam sludge, dengan cara pemisahan berdasarkan sentrifugal. Prinsip kerjanya
adalah nozzle separator berputar dengan gaya centrifugal dimana pemisahannya, fraksi berat
(lumpur,kotoran) terlempar ke dinding bowl dan fraksi ringan (air dan minyak) akan ke tengah.
j. Sludge Drain Tank
Lapisan bawah dari CST, dan sludge tank pada selang waktu tertentu didrain menuju
sludge drain tank. Di sludge drain tank minyak mengalir tenang dan ditampung pada reclaimed
tank, dan kemudian dipompa kembali ke CST untuk kemudian dimurnikan lagi, sedangkan
kotoran dan air dialirkan ke fat pit.
k. Fat Pit
Sebelum sludge dibuang ke kolam pengolahan limbah, terlebih dahulu ditampung di fat
pit dengan maksud agar minyak yang masih terbawa dapat terpisah kembali. Di fat pit
diinjeksikan uap sebagai pemanas untuk mempermudah proses pemisahan minyak dengan
kotoran. Minyak yang ada pada permukaan dibiarkan melimpah. Selanjutnya minyak ditampung
pada sebuah bak pada pinggiran kolam fat pit dan kemudian dipompakan kembali ke sludge
darin tank
l. Storage Tank
Minyak dari vacuum dryer, kemudian dipompakan ke storage tank (tangki timbun), pada
suhu simpan 45-550C. setiap hari dilakukan pengujian mutu. Minyak yang dihasilkan dari daging
buah berupa minyak yang disebut crude palm oil (CPO).
Pengolahan Kernel
1. Cake Breaker Conveyor (CBC)
Ampas dari screw press yang terdiri dari fiber dan nut yang masih menggumpal masuk ke
CBC. Fungsi dari cake breaker conveyor adalah untuk membawa dan membantu memisahkan
gumpalan yang terdiri dari bji sawit/nut dan fiber (serabut) dan membawanya ke defericarper.
2. Defericarfer
Defericarfer adalah alat untuk memisahkan fiber dengan nut. Fiber dan nut dari CBC
masuk ke separating column. Disini fraksi ringan yang berupa fiber dihisap dengan fibre cyclone
dan di tamping dalam hopper sebagai bahan bakar pada boiler. Sedangkan fraksi berat berupa nut
turun ke bawah masuk ke polishing drum.
3. Nut Polishing Drum
Nut polishing drum berupa drum berlubang-lubang yang berputar. Akibat dari perputaran
ini terjadi gesekan yang mengakibatkan serabut yang masih menempel pada nut terkikis dan
terpisah dari nut. Nut jatuh, selanjutnya nut diangkut oleh nut conveyor dan destoner (second
defericarfer) untuk memisahkan batu dan benda-benda yang lebih berat dari nut seperti besi. Nut
yang terbawa ke atas jatuh kembali di dalam air lock dan di tampung oleh nut elevator untuk
dibawa ke dalam nut silo.
4. Nut Silo
Fungsi dari nut silo adalah tempat penyimpanan nut sementara sebelum diolah pada
proses selanjutnya, hal ini dilakukan untuk mengurangi kadar air sehigga lebih mudah dipecah
dan inti lekang dari cangkangnya. Bila proses pemecahan nut dengan menggunakan nut creaker
maka nut silo harus dilengkapi dengan sistem pemanasan.
5. Ripple Mill
Biji dari nut silo masuk ke ripple mill untuk dipecah sehingga inti terpisah dari cangkang.
Biji yang masuk melalui rotor akan mengalami gaya sentrifugal sehingga biji keluar dari rotor
dan terbanting dengan kuat yang menyebabkan cangkang pecah. Setelah dipecahkan inti yang
masih bercampur dengan kotoran-kotoran di bawa ke kernel grading drum.
Pada kernel grading drum ini disaring antara nut, shell dan kotoran dengan nut yang
belum terpecahkan. Untuk nut shell dan kotoran lolos dari saringan di bawa ke LTDS. Sementara
untuk nut atau yang tertahan dikembalikan ke nut conveyor.
Pada bagian ini akan terjadi pemisahan dimana fraksi-fraksi yang lebih ringan akan
dihisap oleh LTDS cyclone. Fraksi-fraksi yang ringan akan dihisap yang terdiri dari cangkang
dan serabut akan di bawa ke shell hopper melalui fibred an shell conveyor. Inti dan sebagian
cangkang yang belum terpisahkan, dipisahkan lagi pada clay bath.
8. Clay Bath
Fungsi dari clay bath adalah untuk memisahkan cangkang dan inti sawit pecah yang besar
dan beratnya hampir sama dengan menggunakan cairan calsium carbonat (CaCO3). Proses
pemisahan dilakukan berdasarkan kepala perbedaan berat jenis. Bagian yang ringan akan
mengapung dan bagian yang berat akan tenggelam. Inti yang merupakan fraksi ringan akan
dibawa ke kernel silo.
9. Kernel Silo
Inti yang masih mengandung air, perlu dikeringkan sampai kadar air 7 %. Inti yang
berasal dari pemisahan di clay bath melalui top wet kernel conveyor di distribusikan ke dalam
unit kernel silo untuk dilakukan proses pengeringan. Pada kernel silo ini inti akan dikeringkan
dengan menggunakan udara panas dari steam heater yang dihembuskan oleh fan kernel silo ke
dalam kernel silo. Pengeringan dilakukan pada temperature 60-800C selama 4-8 jam. Kernel
yang telah dikeringkan ini di bawa ke kernel bulk silo (kernel storage) melalui dry kernel
transport fan.
Fungsi dari kernel ini adalah untuk tempat penyimpanan inti produksi sebelum dikirim
keluar untuk dijual. Kernel storage pada umumnya berupa bulk silo yang seharusnya dilengkapi
dengan fan agar uap yang masih terkandung dalam inti dapat keluar dan tidak menyebabkan
kondisi dalam storage lembab yang pada akhirnya menimbulkan jamur.
Manfaat yang dapat diperoleh dari kelapa sawit yang sudah diolah bagi kehidupan
manusia dan juga sekitarnya antara lain: sebagai minyak goreng, sebagai campuran bahan bakar
biodiesel, sebagai pelumas, bahan pembuatan mentega, bahan pembuatan lotion dan cream kulit,
sebagai makanan hewan, membantu mendinginkan kulit terkena luka bakar dan dapat menjadi
kompos.
Limbah cair pabrik kelapa sawit dapat digunakan sebagai pupuk. Aplikasi limbah cair
memiliki keuntungan antara lain dapat mengurangi biaya pengolahan limbah cair dan sekaligus
berfungsi sebagai sumber hara bagi tanaman kelapa sawit.
Semua limbah padat pabrik kelapa sawit dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
energy dalam pabrik kelapa sawit, yaitu sebagai bahan bakar boiler untuk memasok kebutuhan
uap panas dan pembangkit listrik. Limbah serabut dan cangkang dapat dipakai langsung begitu
keluar dari proses produksi sebagai bahan bakar.
Selain itu cangkang bisa menjadi produk yang bernilai ekonomis yang tinggi, yaitu
karbon aktif, fenol, asap, cair, tepung tempurung dan briket arang. Cangkang sawit memiliki
banyak kegunaan serta manfaat bagi industry, usaha, dan rumah tangga. Beberapa diantaranya
adalah produk yang bernilai ekonomis yang tinggi, yaitu karbon aktif, fenol, asap, cair, tepung
tempurung dan briket arang.
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
1. Potensi pengembangan kelapa sawit ini sangat cocok dikembangkan di Indonesia, karena
kelapa sawit memiliki sifat toleran terhadap lingkungan. Media tanam yang cocok pada
kondisi tanah yang mengandung banyak lempung, bererasi baik dan subur, berdrainase baik,
permukaan air tanah cukup dalam, pH tanah 4-6 dan tanah tidak berbatu serta
pengembangan di bidang kelapa sawit (intensifikasi) untuk mendukung pengembangan
produksi kelapa sawit.
2. Proses Pengolahan Kelapa Sawit ini terdapat dua pengolahan yaitu pengolahan menjadi
CPO dan pengolahan kernel.
Pada pengolahan menjadi CPO terdiri dari beberapa proses yaitu:
1. Loading Ramp,
2. Sterilisasi,
3. Thresser,
4. Digester,
5. Screw Press
6. Klarifikasi Minyak
Sand Trap Tank
Vibrating Screen
Crude Oil Tank (COT)
Continous Settling Tank (CST)
Oil Tank
Oil Purifier
Vacuum Drier
Sludge Tank
Sludge Centrifuge
Sludge Drain Tank
Fat Pit
Storage Tank
Pengolahan Kernel mempunyai beberapa proses yaitu:
1. Cake Breaker Conveyor (CBC)
2. Defericarfer
3. Nut Polishing Drum
4. Nut Silo
5. Ripple Mill
6. Kernel Grading Drum
7. Light Tenera Dry Separator (LTDS)
8. Clay Bath
9. Kernel Silo
10. Kernel Storage (bulk silo)
3. Manfaat yang dapat diperoleh dari kelapa sawit yang sudah diolah bagi kehidupan
manusia dan juga sekitarnya antara lain: sebagai minyak goreng, sebagai campuran bahan
bakar biodiesel, sebagai pelumas, bahan pembuatan mentega, bahan pembuatan lotion
dan cream kulit, sebagai makanan hewan, membantu mendinginkan kulit terkena luka
bakar dan dapat menjadi kompos.
3.2 SARAN
1. Sebagai manusia selektif, sebaiknya mulai memilih sumber energy alternatif yang ramah
lingkungan karena sumber energy uang selama ini banyak dipakai adalah sumber energy
fosil yang akan habis.
2. Sebagai pemerintah, seharusnya mengembangkan atau membudidaya tanaman kelapa sawit
terutama di pulau-pulau yang kondisi lingkungan serupa agar kelapa sawit lebih banyak
dihasilkan
3. Sebagai mahasiswa, sebaiknya kita berlomba-lomba mencari dan menciptakan sebuah
inovasi baru untuk mengembangkan sumber-sumber energi lain yang lebih ramah
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA