PENDAHULUAN
GAMBARAN UMUM
Pabrik kelapa sawit PKS Hanau merupakan salah satu pabrik pengolahan kelapa
sawit dibawah naungan PT. Tapian Nadengan yang merupakan anak dari perusahaan
dari PT. SMART Tbk, yang berlokasi di desa Derangga, Kecamatan Hanau,
Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah. Jika dilihat dari peta PKS Hanau
terletak diantara kota Sampit dan Pangkalan Bun sehingga jarak Hanau Mill terletak
sejauh 181 km dari kota Sampit dan 104 km dari kota Pangkalan Bun. PKS Hanau
terdapat 2 jenis pengolahan kelapa sawit yaitu Hanau Mill (HNAM) dan Hanau
Kernel Crushing Plant (HNAK) dimana keduanya saling bekerja sama dalam
melakukan proses pengolahan kelapa sawit. HNAM dana HNAK berada pada
wilayah perkebunan kelapa sawit Sinarmas region 6 Kalimantan Tengah. TBS yang
diolah di PT. Tapian Nadengan berasal dari beberapa perkebunan, diantaranya
sebagai berikut.
Pabrik kelapa sawit Hanau terbagi menjadi 2 pabrik yaitu Hanau Mill (HNAM)
dan Hanau Kernel Crushing Plant (HNAK). Hanau Mill merupakan tempat
pengolahan yang menggunakan bahan baku berupa tandan buah segar dan
menghasilkan 2 produk yaitu minyak Crude Palm Oil (CPO) dan Kernel, sedangkan
Hanau Kernel Crushing Plant (KCP) merupakan tempat pengolahan yang
menggunakan bahan baku berupa kernel yang memiliki 2 produk yaitu Palm Kernel
Oil (PKO) dan Palm Kernel Meal (PKM). PT. Tapian Nadengan dibangun pada tahun
1998 dan mulai beroperasi pada tahun 2000 untuk HNAM dan 2008 untuk HNAK.
Luas area pabrik terhitung 6,2 Ha dan total luas dari perkebunan supplier pada
HNAM adalah 17.062 Ha, memiliki kapasitas olah 80 ton TBS/jam dan 150 ton
kernel/hari untuk HNAK. Sumber daya manusia yang ada di HNAM sebanyak 189
orang dan HNAK sebanyak 41 orang. Fasilitas pendukung yang ada di PKS Hanau
yaitu : Perumahan staff, Perumahan karyawan, Mesjid, Kios-kios. Berikut layout
pabrik Hanau Mill dan Hanau KCP.
Dalam suatu pabrik atau perusahaan pasti memiliki struktur organisasi agar
proses produksi dapat berjalan dengan baik, berikut struktur organisasi yang ada pada
Hanau Mill dan Hanau KCP di bawah naungan PT. Tapian Nadengan sebagai
berikut.
2.3.1 Departemen yang ada di PKS Hanau Mill dan Hanau KCP
Adapun departemen yang ada di PKS Hanau (HNAM & HNAK), yaitu :
PEMBAHASAN
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung
bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap
pelapah. Minyak dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah sesuai
kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas
(FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya.
Inti sawit (kernel, yang sebetulnya adalah biji) merupakan endosperma dan
embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi.
3.2 Alur Proses Produksi
Berikut alur proses produksi yang ada dalam pengolahan kelapa sawit
sehingga dapat menghasilkan produk CPO dan Kernel yang sesuai dengan standar
mutu yang telah ditetapkan oleh manajemen.
STASIUN PEREBUSAN
STASIUN THRESSING
CPO KERNEL
Pos security merupakan critical point pertama pada pabrik, pada pos
security sendiri bertugas untuk melakukan pengecekan barang yang akan
masuk kedalam pabrik serta mengatur lalu lintas keluar masuk truk.
A. Tugas
- Melakukan pemeriksaan barang yang akan masuk kedalam pabrik
o Asal barang
o Tujuan pengiriman
o No polisi
o Nama supir
o Kelengkapan truk
- Melakukan pemeriksaan segel dan penyegelan pada truk
o CPO dilakukan 1 kali penyegelan
o PKO dilakukan 3 kali penyegelan dan 3 segel gembok
o Pelepasan segel pada truk TBS
- Melakukan amano kontrol di pabrik pada malam hari
o Terdapat 11 titik kontrol di pabrik
- Menerbitkan surat izin masuk pabrik dan instruksi kerja untuk pengambilan
CPO dan PKO dengan persetujuan dari krani produksi dan KTU
- Membuat laporan harian untuk diserahkan ke manager pabrik
o Pupuk o Kernel
o CPO o Absensi security
o PKO o Amano kontrol
o Gembok PKO o Berita acara
o TBS o Buku olahraga
A. Tujuan Weighbridge :
a. Sebelum Operasi
b. Selama Operasi
c. Stop Operasi
TRUK MASUK
TRUK KELUAR
BONGKAR
MUATAN
a. Penimbangan TBS
D. Peralatan di weightbridge
3.3.3 Grading
Grading adalah kegiatan menyortir TBS, menurut kriteria masing –
masing yang sudah ditentukan oleh pihak manajemen yang berlaku.
Terdapat 2 tempat grading di PKS hanau mill yaitu line A dan line B.
Hanau mill memiliki 7 perkebunan/estate yang merupakan pemasok
bahan baku (raw material) tandan buah sawit yaitu :
A. Tujuan :
Mandor menentukan
Truk dipilih dengan
Truk Menuju Lokasi letak dimana truk
sistem grading per
Grading harus menurunkan
divisi
buah
Mandor
Semua truk
Truk Menuju menentukan letak
plasma harus di
Lokasi Grading truk harus
grading
menurunkan buah
Hasil grading
Penggradingan Penghitungan
dicatat pada buku
dilakukan ketika brondolan dengan
laporan grading
buah diturunkan gerobak = 45 kg
dan SPB
Truk menuju
Membuat laporan
timbangan untuk
harian grading
menimbang tarra
C. Sistem Pelaksanaan Grading
Buah normal
Buah mentah Tidak ada brondolan
yang lepas dalam 1
tandan, umumnya
berwarna kehitaman
Buah abnormal
Hopper Ramp 3
Rebusan 1
1
1 Rebusan 2
5
4 Rebusan 3
2
Rebusan 4
Hopper Ramp 6
Keterangan :
No 3 = Capstan 2B No 6 = Lori
B. Diagram alir pada loading ramp
Fruit Hopper
Lori
Berfungsi sebagai tempat penampungan TBS pada saat perebusan didalam
sterilizer
= 96 lori
Capstan
Capstan adalah alat yang digunakan untuk menggulung sling (wire ropes)
sehingga dapat digunakan untuk menarik lori kosong maupun bermuatan.
Bollard
Bollard digunakan sebagai alat pembantu kerja capstan pada proses penarikan
atau pendorongan lori,misalkan pemasukan lori ke dalam rebusan.
Handle Control Gate dan Hydraulic Power Pack.
Handling valve berfungsi untuk membuka dan menutup pintu hopper saat
pemasukan buah ke lori. Valve ini bekerja dengan sistem hidrolik. Sedangkan
power pack berfungsi untuk memompakan minyak ke dalam silinder hidrolik.
Tekanan kerja power pack yitu berkisar 15 – 50 bar. Jumlah Handle Control Gate
adalah 16 buah dan Hydraulic Power Pack 1 buah pada masing-masing Line A
dan Line B.
Rail track
Merupakan tempat jalannya lori yang terbuat dari baja. Sekitar rail ini harus
bersih dari kotoran ataupun brondolan agar lori bisa berjalan dengan lancar.
Terdapat 6 rail track yang ada di loading ramp.
Berfungsi untuk mengangkut kotoran dari bagian dasar hopper untuk dibawa
ke elevator. Terdapat 1 buah pada setiap line.
Dirt Elevator
Tojok
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mengangkat TBS yang jatuh
kembali ke dalam lori
D. Troubleshooting
a. Tabung Sterilizer
b. Air Compressor
Berfungsi untuk menghubungkan rail track pada lantai loading ramp menuju rail
track pada tabung rebusan. Terdapat 2 buah Centilever Rail Bridge pada masing-
masing line.
d. Exhaust Chamber
f. Safety Device
berfungsi untuk mencatat tekanan yang bekerja pada tabung strilizer selama
24 jam dengan satuan psi.
C. Perhitungan Rebusan
S × N × C × 60 menit
Kapasitas Rebusan =
Cycle Time + Sequencing Time
4 × 8 × 5 × 60 menit
Kapasitas Rebusan =
(88+30) menit
= 81,35 ton/jam
Ket :
S : Jumlah sterilizer
N : Jumlah lori pada rebusan
C : Kapasitas lori
Perhitungan Squencing Time
Sequencing time adalah waktu yang dibutuhkan antara start sterilizer yang
satu dengan start sterilizer berikutnya. Berikut adalah rumus
perhitungannya:
8 × 5 × 60 menit
Sequencing time =
80 ton/jam
= 30 menit
D. Sistem operasi perebusan
A C E
13 3 14 4 48 8
MS
C
1 2 34 56 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Waktu
Note :
MS = Main Steam
E = Exhaust
C = Condensate
= Valve terbuka
* = SOP-Pengolahan/Review MCMD#5/2004 hal 17
Dalam Triple Peak terdapat 3 jenis tekanan yang harus dipenuhi yaitu :
Masalah Penyebab
A. Fungsi
Lori USB
Tippler
Bunch hopper
Autofeeder
USB Conveyor
USB
Thresher drum
a. Capstand
Digunakan untuk menarik lori keluar dari rebusan, dan untuk menarik
lori dari Transfer Carriage untuk ditumpahkan di Tippler.
b. Bollard
d.Tippler
Berfungsi untuk menuang lori berisi TBS yang telah direbus ke Bunch
Hopper agar selanjutnya TBS yang telah direbus tersebut dapat
ditransferkan menuju Thresher Drum.
f. Autofeeder
h. Thresher Drum
Stipper Shaft
Spider arm Bantalan
Kisi-kisi
Gambar 3.32 Threser Drum
: 7,5 menit
F. Parameter keberhasilan
TIPPLER
a. Sebelum Operasi
Periksa Kondisi :
THRESHER
Sebelum Operasi:
1. Periksa Thresher Drum berikut :
PastikanThresher Drum, plate kisi-kisi, pisau pengangkat pada drum
dalam keadaan baik/bersih.
Periksa oil level pada Gearbox.
2. Periksa All Thresher Conveyor:
Sebelum operasi, pastikan tidak terdapat janjangan kosong atau kotoran
yang menumpuk pada Hanger Bearing.
3. Lakukan pembersihan pada celah-celah drum.
a. Operasional :
c. Setelah Operasional :
H. Trouble shooting
Stasiun Digester and Press terdiri dari dua mesin utama sebagai berikut :
Hot water
Fruit Distributing Conveyor dilution tank
Bottom Cross Conveyor
Digester
Digester
Fruit Elevator
Crude
C. Mesin-Mesin Utama
1. Fruit Elevator
5. Digester
1. Temperatur 90-95
2. Volume digester minimal 75%
6. Press Machine
Digester
a. Sebelum Operasi :
b. Operasional :
1. Lakukan pengisian digester secara berurutan dan tutup terlebih dahulu chute
press.
2. Pastikan volume masing-masing unit digester tetap penuh (minimal ¾
dari volumenya) dan bila kurang dari ¾ volume, operasional mesin press
di stop.
3. Panaskan berondolan dalam digester 90 – 95 oC.
4. Bersihkan drainage pada bottom plate Digester dengan steam.
5. Jalankan digester dan perhatikan suara-suara yang tidak normal selama 20
menit, buka chute press.
6. Pengeluaran minyak dari drainage bottom plate harus lancar.
7. Pertahankan temperatur kerja digester 90 – 95 oC.
8. Monitor ampere kerja digester disesuaikan dengan kapasitas digester.
c. Stop Operasi :
1. Pastikan tabung digester telah benar-benar kosong.
2. Tutup semua aliran steam ke digester.
3. Switch off aliran listrik.
4. Lakukan pembersihan lingkungan kerja dari digester.
Press
a. Sebelum Operasi :
b. Operasional :
1. Jalankan screw press sebelum chute dibuka dan posisi cone tertutup
(maksimal) di lubang press cake liner.
2. Pastikan secara visual kondisi dari press cake, apakah berminyak atau
broken nut tinggi.
3. Laksanakan juga monitor terhadap ampere kerja press disesuaikan dengan
type press.
4. Selama operasi, operator harus menjaga kebersihan lingkungan stasiun
press.
5. Perhatikan kondisi water dilution agar komposisi oil in crude oil antara 35%
- 39% dan temperatur 90 – 95 oC.
c. Stop Operasi
a. Prinsip Pemisahan
Crude oil hasil dari pengepresan dialirkan melalui oil gutter (talang) dan
masuk kedalam sand trap tank, material yang mempunyai berat jenis lebih
berat (pasir) akan mengendap dan harus dilaksanakan drain secara kontiniu
setiap pegantian shift. Selanjutnya berat jenis yang lebih ringan (minyak
kasar) akan naik keatas dan keluar melalui pipa over flow menuju ke
vibrating screen.
Start Proses.
Memastikan kondisi permukaan dalam sand trap tank bersih dari kotoran
kasar.
Memastikan kerangan pipa menuju vibrating screen telah dibuka.
Memastikan dilution water dari st press mengalir sesuai perbandingan
1:1 terhadap minyak.
Membuka valve steam inject ke sand trap tank line A dan line B untuk
mencapai suhu 90 oC. Tutup kerangan apabila crude oil telah mencapai
90 oC.
Saat Proses.
2. Vibrating Screen
a. Prinsip Kerja
Crude oil dari over flow sand trap tank masuk ke vibrating screen , minyak
dan sludge akan menembus lubang saringan, sedangkan Non Oil Solid (NOS)
akan tertahan pada deck tersebut dan dialirkan dengan getaran ke arah luar deck
menuju ke sludge waste conveyor yang akan mengirim kembali ke bottom
cross conveyor.
Gambar 3.55. Cara Kerja Vibrating Screen
Sebelum Start
Saat Proses.
Stop Proses.
Screw conveyor yang bertujuan untuk membawa fibre-fibre halus beserta pasir
hasil keluaran vibrating screen menuju ke bottom cross conveyor.
Tangki yang berfungsi menampung sementara crude oil hasil penyaringan dari
vibrating screen, untuk selanjutnya dipompakan ke buffer tank to CST. Crude
oil yang berada di tangki ini dipanaskan dengan steam coil/spiral dengan
temperatur 90-95 oC.
Cara kerja unit ini menggunakan sistem over flow yaitu crude oil setelah
melalui vibrating screen masuk ke tangki, didalam tangki terdapat sekat
sehingga minyak akan overflow melewati sekat dan selanjutnya akan
dipompakan ke CST.
b. Operasional COT
Start Proses
Saat Proses
Stop Proses
Pastikan tidak ada lagi umpan crude oil dari vibrating screen
Matikan Pompa dan tutup semua inlet steam, kerangan drain dan lain-
lain
5. Buffer Tank
Tangki yang berfungsi untuk menampung sementara minyak yang berasal dari
COT untuk kemudian didistribusikan ke CST dan menjaga umpan pada CST
tetap stabil sehingga proses pengendapan di CST dapat berjalan dengan baik.
Crude oil dipompakan menuju buffer tank kemudian masuk ke dalam CST
melalui pipa menuju bagian tengah tangki. Di dalam tangki dengan
temperatur 90 oC stirer arm memecah sel-sel minyak dengan putaran 1-3
rpm sehingga dengan gaya gravitasi minyak yang mempunyai berat jenis
lebih ringan akan naik keatas yang akan ditampung oil skimer untuk dikirim
ke oil purifier tank, sedangkan yang memiliki berat jenis lebih berat akan
turun kebawah. Sludge akan mengalir melalui pipa underflow yang
selanjutnya dikirim ke sludge tank.
Retention time adalah waktu tinggal cairan atau massa dalam suatu wadah
bervolume tertentu dan dinyatakan dalam satuan waktu.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐶𝑆𝑇 𝑥 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝑆𝑇
Retention time = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑎𝑏𝑟𝑖𝑘 𝑥 (%𝑂𝐸𝑅+%𝑊𝑎𝑡𝑒𝑟 𝐷𝑖𝑙𝑢𝑡𝑖𝑜𝑛)
2 𝑥 90 𝑡𝑜𝑛
Retention time = 𝑡𝑜𝑛
80 𝑥 (22,75%+22,75%)
𝑗𝑎𝑚
Oil Purifier Tank berfungsi untuk menampung minyak dari keluaran CST dan
memisahkan dirt (pengotor) dari minyak dengan pengendapan sehingga
minyak akan overflow untuk selanjutnya diumpankan ke vacuum drier. Tangki
yang berjumlah 2 buah bertujuan agar waktu retensinya lebih lama sehingga
menghasilkan minyak yang lebih murni dan bersih. Minyak dalam tangki ini
dipanaskan dengan steam indirect/steam coil/steam spiral dengan suhu 60-
80oC.
9. Heating tank
Sebuah tabung yang berfungsi untuk mengurangi kadar air (moisture) yang
terkandung dalam minyak dengan cara mengkabutkan minyak di dalam ruang
bertekanan vacuum. Terdapat 2 buah vacuum dryer dengan kapasitas 45
ton/jam.
Minyak dari Heating tank dipompakan naik ke vacum drier . Di dalam alat
tersebut terdapat lima nozle yang berfungsi untuk mengkabutkan minyak.
Akibat pengabutan tersebut butir-butir air akan memisah dengan butiran
minyak. Karena kondisi minyak yang dikabutkan panas maka butir-butir air
tersebut akan mudah menjadi uap air yang akhirnya akan mudah diisap oleh
kevacuman tersebut.
Minyak akan turun kedasar tangki yang sudah dilengkapi dengan floating
valve untuk selanjutnya dikirim ke tangki stok sedangkan uap air yang
terikat akan diisap keluar.
Gambar 3.65. Detail Of Vacum Dryer
b. Pompa Vacum
Flushing
Flushing pada sand cyclone bertujuan untuk membuang pasir yang telah
menumpuk pada sight glass dengan cara menyemprotkan air. Flushing ini
dilakukan setiap 3 menit dan sekali selama 8 detik.
Berfungsi untuk memisahkan sludge dengan pasir serta Non Oil Solid lainnya
sehingga hanya minyak dan partikel kecil yang akan melewati lubang
saringan. Pada vibrating ini digunakan deck 30 mesh.
Cara kerja alat ini memanfaatkan gaya sentrifugal dari pemutaran bowl
yang telah diisi penuh dengan sludge.
Sludge yang memiliki Berat Jenis > 1 (heavy phase) akan terlempar keluar
melalui nozle dengan ukuran 1,9 mm, sedangkan minyak yang memiliki
berat jenis lebih ringan (light phase) akan terkumpul di teengah bowl dan
dialirkan melalui discharge pipe untuk dikirim kembali ke Crude Oil Tank.
Sedangkan berat jenis yang lebih berat (heavy phase) akan masuk kedalam
Final Effluent.
Gambar 3.74. Cara Kerja Sludge Centrifuge
Pompa yang berfungsi untuk memompakan minyak dari collection oil tank
ke Crude Oil Tank.
Berfungsi untuk memompakan minyak dari condensate pit dan fat pit
menuju back tank kemudian dilution tank sebagai dilution pada oil gutter
Stasiun nut dan kernel merupakan stasiun yang berfungsi untuk mengolah press cake
hasil stasiun Press sehingga diperoleh kernel untuk diolah lebih lanjut menjadi PKO.
Hasil sampingan dari pengolahan press cake adalah cangkang dan fiber yang
digunakan untuk bahan bakar boiler. Pada stasiun nut & kernel terdapat 4 tahap yaitu:
1. Pemisahan fiber dan nut
2. Pemecahan nut
4. Pengeringan kernel
Beberapa fungsi dan tujuan dari stasiun pengolahan nut dan kernel ini adalah
sebagai berikut:
2. Depericarper Station
Mesin yang berfungsi untuk membersihkan nut dari fibre halus yang masih
menempel untuk kemudian dihisap oleh Depericarper dengan cara diputar dan
dibanting oleh stipper. Kecepatan putar Nut Polishing Drum adalah 10-12 rpm.
Berfungsi untuk membawa nut keluaran nut polishig drum menuju sistem
pneumatic nut transport (destoner). Kecepatan putar Nut Auger Conveyor
adalah 60 rpm.
Gambar 3.85. Nut Auger Conveyor
Nut transport system berfungsi untuk memisahkan nut dari batu dan besi serta
membawa nut dengan hisapan angin menuju nut hopper.
8. Ripple Mill
Ruang antara ripple plate dan rotor bar harus diatur agar sesuai dengan
ukuran besar biji sawit yang diumpankan dalam ripple mill Semakin
kecil ruang antara ripple plate dan rotor bar, semakin tinggi pula
effisiensi pemecahan tetapi kapasitas ripple mill biasanya akan
berkurang. Pengaturan jarak antara rotor bar dan stator bar dinamakan
Adjustment, yaitu dengan cara menggeser dudukan bearing pada poros
rotor bar.
Conveyor yang terletak di bawah ripple mill dan setelah crackes mixture
elevator yang berfungsi untuk mengangkut massa hasil pemecahan di ripple
mill menuju cracked mixture elevator. Dengan kecepatan putar 50-60 rpm.
KDS 1 berfungsi untuk memisahkan kernel utuh dari cangkang dan broken
kernel dengan sistem pneumatic. Hisapan dari fan mengakibatkan cangkang
akan terhisap dan kernel akan jatuh kebawah. KDS 2 berfungsi untuk
memisahkan kernel utuh yang terikut dengan cangkang dan broken kernel
dimana kernel utuh akan jatuh kebawah dan cangkang dan broken kernel akan
masuk ke dalam claybath.
a. Peralatan pendukung
Berfungsi untuk mengangkut kernel dari wet kernel elevator untuk dibagikan
menuju kernel silo. Dengan kecepatan 60 rpm.
Berfungsi untuk mengangkut kernel kering output dari kernel silo menuju dry
kernel elevator.
Berfungsi untuk mengangkat kernel kering dari dry kernel conveyor menuju
batching tank.
18. Batching Tank
A. Fungsi :
25,6 𝑥 𝑡 𝑥 𝑁
%FFA = × 100%
𝑊
Catatan
t = volume larutan natrium hidroksida yang digunakan (ml).
N = normalitas larutan natrium hidroksida.
W = berat sampel minyak yang digunakan.
2. Penentuan %Moisture yaitu menentukan kadar air yang
terdapat pada minyak kelapa sawit dengan menggunakan prinsip
pemanasan hingga air yang ada pada sampel menguap. Standar
moisture pada hanau mill adalah kurang dari 0,15%.
Catatan :
W2 = berat wadah dan sampel sebelum di oven
W3 = berat wadah dan sampel setelah di oven
W1 = berat wadah
Catatan :
W4 = Berat crucible sebelum divacuum
W5 = Berat crucible setelah di vacuum dan di oven
W2 = Berat wadah dan sampel sebelum di vacuum
W1 = Berat wadah
B. Analisa Mutu Kernel
Kalkulasi
Catatan :
W1 = Berat wadah
25,6 𝑥 𝑡 𝑥 𝑁
5) %FFA = × 100%
𝑊
Catatan :
W4 = Berat sampel setelah di ekstraksi
W5 = Berat sampel sebelum di ekstraksi
W1 = Berat wadah
W2 = Berat wadah dan sampel setelah di oven
2. Air Boiler
Analisa Standar
pH 10,5 – 11,5
Alkalinity 500 ppm
Hydrate Alkalinity 2,5 x Silica
Total Alkalinity 700 ppm
Total Hardness TRACE
Silica 150 Max
Chloride 300 Max
Sulfite 30-50 ppm
TDS 1500 – 2000 ppm
Fosfat 15 – 25 ppm
Besi 1
D. Jar Test
Jar test adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui berapa dosis bahan
kimia untuk pembuatan cairan untuk raw water yang diinjeksikan pada
eksternal treatment. Jenis bahan kimia yang digunakan adalah soda ash,
alum, dan kasflok.
Perhitungan :
Dimana :
ppm = ppm larutan standar yang diinjeksikan
flowrate = pengukuran flowrate dari raw water
jam = jam pengadaan air yang di-treatment ke pabrik
E. Soxlet dan spin test
a. Minyak CPO
b. Minyak PKO
2. Ekstraksi dengan Spin test
Spin test adalah metode ekstraksi sample cairan dengan cara diputar
pada kecepatan 2000 rpm selama lima menit. Dengan adanya gaya
sentrifugal akibat putaran tinggi maka partikel yang ringan (minyak)
sedangkan partikel yang lebih berat seperti sludge dan emulsi akan
terlempar menjauhi pusat putaran
3.12 Boiler
3.13 Engine Room
STERILIZER
DEAERATOR
STORAGE TNK
1. Diesel Genset
Diesel Genset adalah satu set alat yang digerakkan dengan mesin diesel yang
dilengkapi dengan gearbox dan alternator sehingga mampu menghasilkan
energi kinetik yang pada akhirnya energi kinetik tersebut akan diubah
menjadi energi elektrik.
Ampere : 1071 A
Frekwensi : 50 Hz
Phase :3
Weight : 6000 Kg
DIESEL GENSET NO 5
Merk : Komatsu
Serial No : 65339
Frequency : 50 Hz
P.F : 0,8
Phase :3
Weight : 3900 Kg
DIESEL GENSET NO 6
Merk : Komatsu
Serial No : 30006
Frequency : 50 Hz
P.F : 0,8
Phase :3
Weight : 5350 Kg
2. Steam Turbine
Steam turbine adalah alat pembangkit listrik dengan prinsip mengubah
tekanan steam menjadi energi kinetik/putaran yang kemudian dihubungkan
menuju gearbox dan diteruskan ke alternator untuk mengubah menjadi
energi listrik.
\
Gambar 3.147. Make Up Steam
Panel Utama
Berfungsi sebagai unit penerima daya listrik yang dibangkitkan oleh unit
pembangkitan turbin ataupun diesel genset untuk dilanjutkan ke pemakai
beban.
Panel utama terdiri dari :
Pemutus Utama (Main Breaker)
Pemutus Netral (Neutral Swicth)
Pilot Lamp
Metering
Protection
2. Synchroscope
3. Capasitor Bank
Berfungsi untuk memperbaiki faktor daya / Cos φ untuk meningkatkan
efisiensi daya. capasitor bank terdiri dari :
Capasitor
Contactor
Breaker
Power Factor Regulator
4. Proteksi
Berfungsi untuk melindungi turbin dari bahaya arus berlebih, tegangan lebih,
arus balik dan gangguan ke tanah. Alat-alat proteksi terdiri dari :
5. Out Going
Berfungsi untuk membagi arus listrik ke bagian distribusi sesuai dengan besar
beban. Out going terdiri dari :
Pemutus (MCCB)
Metering
Earth Leakage Relay
3.14 Workshop