Anda di halaman 1dari 49

ANALISA KABUTUHAN {JAP PADA STASIT'N

PEREtsUSAN (STEPdLTXER) UNT$K PABRtr( xr:r-APA


SAWIT KAPASITAS SLAH 3O TOIIT TBS JJAI}I

TUGAS AKIIIR
D iaj ukan untu* l*Ielenglcapi
Syarat Memperoleb Gelar S*rjana Snins Terqaa

RONCI PAHI}APOTAN SINAGA


0502{}29

PR.OGRAM STUOI
TE KNOg"$GX PENGOT,AITAN HASIL PERKEBT'NAN
. S&K$tr,AH TINGGI TLMU PESTTAFITAN
AGRIBISI\rIS PTRKEBUNAI{
}flENAFT
2009
DAFTARTABEL

1. Tabel. 2. l.Suhu uap Masuk dan Keluar unit Yang tvtengstmakan ury --.....' 16

2. Tabel. 2. 2. Kesimpulan Pembentukan Uap Air"" """'23

3. Tabel. 2. 4. Kebutuhan Uap untuk Masing-masing unit di PKs-.-..-.-.- -........'25

4. Tabel.4. 1. Kebuhrban Steam (empiris)"'


di Perebusan """"""""30

5. Tabel. 4. 2. Komposisi TBS lvfasuk Rebusan """""""30

vil1
DAFTARGRAFIK

crrafik 1. Polarebusan 3 puncak di PKs Adolina (Tekanan). .-.........-29

Grafik 2. Pola rebusan 3 puocak di PKS Adolina (Suhu)"""' """"""29

x
DAFTARNOTASI

Notasi Setuen

Panas Jenis
t&allkg "C
Cp

Panas Jenis rata-rata


HraUkgoC
Cp

Total Energi t&al


a
f,m Jumlahmassa
Berat Komponen (massa) kg
m
0
m Laju Aliran Massa kgjam
0
fll Laju Alfuan Massa Air kg/jart
a

0
tfl v Laju Aliran MassaUaP kdjam
0
kdjam
m cst Kebutuhan Steam
OC
AT Selisih Temperatur Keluar Masuk
)" Panas Laten PenguaPan Air lftal/kg

xl
BAB I
PEI\TDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) mengolah Tadan


Buah segar
adalah minyak
(TBS) kelapa sawit menjadi beberapa hasil produksi, diantaranya
sawit mentah dan
cPo (crude Palm oit) atau yang dikenal dangan minyak kelapa
TBS, 45 ton /jam,
inti (Kemel) dengan kapasitas olah tertentu misalnya 30 ton
atau kapasitas 60 ton TBS/jam.
Untuk mencapai parameter mutu dan kapasitas olatr yang maksimal
ada

beberapa faktor yang mendukung salatr satunya adalah uap.


uap adalah suatu
didalam mesin
hasil pengubatran wujud air yang mengalami proses pemanasan
yang penting, karena
Boiler meqiadi uap. Mengapa uap adalah salatr satu faktor
uap.salah
pada pengolahan kelapa sawit ada beberapa unit yang menggunakan
proses perebusan
satu kunci utafira proses pengolatran kelapa sawit di PKS adalah
pabrik kelapa sawit
TBS, dan perebusan merupakan salatr satu unit pengolatran di
tersebut
yang menggunakan uap. Uap yang digunakan dalam proses perebusan
penyaluran uap
uap basah yang didisribusikan dari BPV melalui pipa-prpa
adalaft

ke perebusan.
kuantitas
NamurU sejauh ini dapat kita ketahui bahwa alat untuk mengukur
kita ketahui
uap yang di perlukan untuk proses perebusan di PKS tidak dapat
yang mengukur
secara benar dan nyata, karena tidak adanya alat flowmeter
Maka dengan
kuantitas uap yang dibututrkan dalam proses perebusan tersebut'
*ANALISA
latar belakang itulah penulis memilih judul Tugas Akhir
KEBUTUIIAN UAP PADA T]NIT PERE,BUSAI\I $TERILIZER) DI
PABRIK KELAPA SAWIT ADOLINA KAPASITAS 30 TON TBS/JAM
PT. PERKEBTTNAIY NUS${TARA I\P"
1.2. Tujuan

Tujuan Tugas Akhir ini adalah melakukan analisa kebuuhan uap pada

stasiun perebusan di Pabrik Kelapa sawit ADOLINA PT.


PERKEBL'jNAN

NUSANTARA IV kapasitas olah 30 Ton TBS / Iarrt, serta membandingkan


hasil
yang
yang didapatkan dari hasil perhitungan secarur teori dengan hasil fakta
didapatkan di laPangan.

1.3. Batasan Masalah


l. Proses penganalisaan dilalQkan di Pabrik Pengolatran Kelapa Sawit
dengan kapasias olah 30 Ton TBS I Jalan'

Data yang digunakan untuk proses penganalisaan Tugas Akhir


ini adalatt
2.
data-datayang sudah ada sebelumnya'
Diasumsikan bahwa proses pengolahan di Pabrik Kelapa
sawit
3.
datipada bahan
berlangsung secara ideal, dalam arti berapa kandrmgan
baku(TBS)yangmasukke'dalamprcsesmakainputyangkeluariuga
sama.
misalnya
Asumsi dilakukan tanpa perhitungan pada beberapa keadaaru
uap.
kehilangan kalor akibat perpindatran panas pada pipa distribusi
5. AnalisakebutuhanuaphanyapadaperebusandiPKSAD0LINA
PT.PERKEBUNAN NUSANTARA IV saja'

1.4. Rumusan Masalah


Menganalisa kebutuhan uap yang dibutuhkan di perebusan dengan
hasil
melakukan perhitungan pendekan secara teoritis dan membandingkan
perhitunganyangdiperolehdengandatalangsungdilapanganataudiPKs
AdolinaPTPN fV.
1.5. Ilfianfaat Dan Kegunmn
l. Kegunaan
a. Dapat memberi gambaran dari penerapan ilmu pengohhan hasil
perkebunaan khususnya mengenai kebrsuhan uap di stasim perebusan.

b. Dapat sehgai bahan masukan bagi kalangpn pabrik dm juga bagt

matrasiswa/mahasiswi lainnya, bahwa kebutuhan up @ perebusan

dapat di hitgng s@ar:a teori dan begltu juga dengan stasiun lainnya di
Pabrik Kelapa Sawit

2.lvlanfrat
l. Sebagai balnn pemhnding berapa keperluan uap di perebusan yang
didapat dari perhitungan dengan data yang sebenarnya di PKS tempat
penulis melaksankan Penelitian.
2. Menambah pengetafuuan penulis mengenai perhitungan kebutuhan uap
pada perebusan di PKS ADOLINA PT.PERKEBUNAN
NUSANTARA TV.
BAB II
TINJAUAN PUSTAI(A

2.1. Unit Proses Yang Menggunakan Uap Di PabrikKdepl S.wit


Tujuan daripada pengolahan kelapa sawit adalah mengutip minyak yang
sebanyak-banyaknya de,ngan biaya yang rendah dan losis yang reirdah. Proses
pengolahan kelapa sawit terdiri dari beberapa stasiun yang saling berhubungian
antara stasiun yang satu dengan stasiun yang lain. Adapun sfiasirm pengolatran
kelapa sawit di PKS adalah sehgai berikut :

l. StasiunPenimbangan
2. Stasiun Perebusan
3. Stasiun Penebahan
4. Stasiun Penge'mpaan
5. Stasiun Klarifikasi
6. Stasiun Pengolalran Inti
7. Stasiun Pembangkit Tenaga
8. Stasiun Pengolalran Limbah
Kualitas produk yang baik adalah target utama yang harus dicapai, karena
kualitas adalah suatu nilai tambah daripada prrrduk yang didapatkan. Dalam
proses pengolahannya tidak semua stasiun di PKS yang mengunakan uap untuk
kelancaran pengolalran kelapa sawit Adapun stasiun yang menggunakan uap
untuk proses adalah sabagai berikut :

2.1.1. Unit Peneb usan(Steriliar)


Tandan Budr Segar (TBS) yang sudah ditimbang di stasiun penimbangarq
selanrjutnya akan disortasi untuk memisahkan TBS menurut fral$i buah. TBS
yang sudah disortasi akao di masukkan kedalam lori yang bertapasitas 2,5 Ton
TBS / lori. Lori yang zudah terisi TBS serlaqiutnya akan di masukkan kedalam
rebusan (Sterilizer).

4
Gambar l. Sterilirer
yang digunakan untuk
Rebusan adalah sebuatr tabung besar bertekanan
wp(steom) yang berasal
merebus atau memaangkan TBS dengan menggunakan
&i BPY (B ac k P re s s ure Ye s s e l)'
Tujuan daripada perebusan adalah :
naiknya
l. Untuk menonaktifl<an enzim lipase yang dapat memicu
ALB (AsamLemakBebas)
2. Memudahkan dalam proses penebahan" agar mudatr membrondol'

3. Menurunkankadar air dalam buah'


4.Mempermudalrpemisalrancangkangdariintidalampemecatrandi
RiPPle Mill.
5.Melunalr{<arrdaeingbuatragarmempermudalrdalamprosesdi
Digester.

untuk mendapatkan hasil yang baik sesuai dengan prosedur, perebusan


yang telah ditetukan Dalam
harus dijalankan dengan baik tanpa melanggar soP
perebusan dikenal tiga sistem, yalu single peah double
peak dan triple peah
yang biasanya digunakan adalatr fiiple pealq karena paling s€mpuma dengan
dan puncak ketiga
tel€nan puncak pertama 1.7 kgtcnf, puncak kedua 2 k?lcnf
turbin yang dilewatkan
2.3kglcm2.. Uap yang digunakan adalah uap kering bekas
kering' Pada sterilizer
BPV yang diisi air sehingga uap yang dihasilkan tidak
terdapat 5 buah salurarU yaitu nain inlet, arile?y il&\ &rerasi,
saluran
condensat dan etchaust. Pada awal perebusan setelah pinhr difinp, dara dibuang
dengan memasukkan uap lewat aux. inlet dan membuka dea'ator &n kmdensat.

Setelatr udara di dalam sterilizer keluar, tekanan dinail*ar d€ogan membnrka main

inlet dan menutup saluran deaerasi dan kondensat S€telah Ekaom puncak

tercapai maka saluran main dan aux inlet ditutup dan me'mbuka sahnan deaerasi
dan konsdensat untuk membuang kondensat yang terbentuk Banr ke,mudian
membuka katup exhaust sampai tekanan di dalam sterilizer nol Unhrk puncak
kedua dan ketiga langkatrnya hampir sama .

Selanjuhya lori yang berisi Tandan Buah lvlatang GBM) yang sudah
keluar dari perebusan" akan di angkat oleh Houisting Crane dan dimasukkan
kedalam penebalraan (Thresher) untuk membrondolkan TBM agar mudah untuk
di lrma**an di Digester. ( PT. Astra Agro kstari, 2008)

2.1.2 Unit Digester


Fungsi digestcr adalah :
a) Melepaskan daging buah dari nut.
b) Melumatkan buatr agar efisein dalam prcses pengempaannya-
c) MenaikkantemPeraturbuah.
d) Melepaskan sel-sel minyak dari sel daging buah.
e) Mengalirkan sebagian minyak yang terbentuk di digester sehingga

mengurangi volume Pengempaan.


Digester merupakan sebuah tabung silinder vertical yang pada asnya
dipasang pisau-pisau pengaduk Suhu harus diiaga pada 90-950C. fULhal yang
harus diperhatikan adalatr :

Sebelum Proses

l. Diteliti apakah ada uap atau minyak yang bocor

2. Digester dijalanlcan satu persatu


3. Valve steam dibulo
4. Digester diisi penutu minimal % penuh
5. Pmit digesterjangan sampai tersumbat.
oClipa minyak dari
6. Temperatur digester hanrs dijaga konstan 90-95
ke oil
bottom bearing hanrs tetap bersih ager minyak lmcar mengdir
gUtter'

Saat Proses

l.Tutuppintuoutlet,danisidenganbrondolansampaiPenuhdan
pertatrantan kurang lebih 5 menit'

2. Buka Pintu outlet.


0C.
3. pastikan temperatur digester tetap dalam range 9G95

3/t datikapasiAs penuh'


4. Pastikan isi digester dipertahanl€n minimal

5. Drain hanrs tetap lancar mengalir'


Setelah Proses

l.Digesterdihentikanset€lahdigesterbetul.befulkosong.
dengan
2. Off-kan alat jika proses telah selesai, menghentikan alat lakukan

"first on last offsyst€rn".


3. Pembersihan dan pemeriksaan menyelunrh dilakukan setiap
Mnggu'

4. Simpan kembali alat kerja dan alat perlindung diri pada tempafitya
Yang perlu diperhatikan pada pengoperasian digester adalatl diusalmkan
homogen'
agar bqatr tidak terlalu lumat dan diusatrakan agarbuah dapat
( PT. Astra Agro t estari' 2008 )

2.1.3 Unlt.Screp Prqs


Screw p,ress adalatr alat yang digunakan untuk memisatrkan
minyak kasar
yang di
dari daging buah dan biji. Alat ini benrpa sebuah tabung berlubangJubang
datarnnya terdapt dua buatr screw yang ujunganya terdapat
konus yang dapat

maj u-mundur secaf,a hidrolis.


prosedur yang hanrs dilaksanakan dalam pengoperasiannya :

Sebelum Proses

l. sebelum srew Press dihidupkaru cBC, dan Nut Polishing Drum


sudah

harus hiduP.

Saat Pruses

l. Tekananhidrolik hanrs dlaga stabil


2. Press cake harus keluar merata di sekitar konus.
3. Dillution water yang digunakan hanrs sesni dengpa jumlah scrEw

pr€ss yang d[ialankan.

Setelah Proses

1. Screw hess harus dalam keadaan kosong

2. Screw hessharus dimatikan.


3. Pembersihan alat-alat dilakukan sotiap hari.
4. Pencucian dilatokan dengan mengalirkan air melalui oil grffier
5. Pembersihan dan pemeriksaaan muryeluruh dilalilkan setiry minggu.
Loses yang dapat terjadi pada mesin press adalah :

a) hesao muncrat yang berakibat banyak minyak yang akan terikut ke


dalam fiber. Kadar minyak di dalam fiber standarnya 4 '5o/o'

b) Broken nut yang tinggi, hal ini terjadi karena tekanan press yang
terlalu besar. Standar broken nut yang terjadi adalah <l8o/o'
Selarfutnya *rat (Fibre) yang masih bercampur dengan biji akan jatuh
kedalam Cake Breacker Corweour (CBCI sedangkan minyak kasar alran masuk
kedalam Crade Oil Gutter (COG). ( PT. Asfia Agro Lestari, 2008 )

2.1.4. lJnit Crude Ortl Tanh

Merupakan tangki untuk menampung dan mernanaskan minyak kasar


sebelum masuk ke clarifier. Kapasitas crude oil tankadalah 7 m3 dan suhu d[iaga

90-95rc. Diusahakan agar volume crude oil mencapai%'314 tinggi tangki, hal ini
dimaksudkan agm dapat selalu pada suhu 90-95f, karena ini adalah suhu ideal
untuk pemisahan minyak. Pada saat operasi jangan sampai crude oil tank kosong.
Bagian dalam Crude Oil Ta* (COT) harus dilangkapi dengan sistem pemanasan

dan sebaiknya menggunakan stean coil sedangfuan untuk sArt menggunakan


sistem Steam Injection. Pembersihan pada tangki ini dilakukan dengan cara
Blowdown sekali dalam 6 jam. ( PT. Astra Agro [rstari, 2008 )
2.1.5. Unit Yerticol Clafifier Tanh (YCT)
Clarifier adalah tempat pemisahan pertama antara minyak fugan slu@e
dengan cara pengendapan. Agar pengendapatr dapat berlangsrag se,mprma maka

diberi pengaduk dengan kecepatan 3-5 rpr& suhu harus di}€p 90-95'C. VCT
dilengkapi dengan dua (2) sistem pemanas yaitu sistem St€am Coil yang
bertujauan untuk penaikan suhu dan sistem Steam Inj*tion yang bertujr'an untuk
penalunan suhu di VCT. Hal yang harus diperhatikan pada pengoperasian clarifier

adalah:
l. Pada saat be,roperasi, buka "live steam coil" selama 15 menit dan buka
pula condensate by pass "close stsm coil" sampai tampk uap keluar
dari prpa outlet steam tap.

Cek ketebalan minyak melalui sight glass yang ada pada dinding tanki
Clarifier tank , Oil skimmer agar diatrn demgan ketebalan lapisan
minyak 45 - 60 cm.

3. Jangan mengubaFubah letak oil skimmer jika ketebalan lapisan


minyak sudah terbentuk stabil antara 45 - 60 cm. Untuk itu harus
digembok dan kuncinya disimpan oleh Assisten. Pada posisi ini
pastikan undertlow skimer digembok jugaTidak dibenarkan
mengurangi ketebalan lapisan minyak pada saat proses berhenti
kecuali pM slat fuwnyang lama misalnya slrut down selama lebaran
atau untuk mengosongkan tanki saat akan dicuci afau di-repair.

Pastikan suhu 90'C- 95"C dengan mengukur langsung dengan


menggrmakan thermometer stick ( alcohol ) dan pertahankan suhu
90"c - 95"c.

5. Live steam coil dibuka * l0 - 15 menit untuk membersihkan closed


steam coil saat pertama pCIses dan setelatr itu harus ditutup rapt.
6. Stiner dioperasikan dengan kecepatan 3 rpm - 5 rpm.

7. Bersihkan clarifier tank 4 bulan sekali atau jika nampak clarifier tank
tidak lagr berfungsi efisien misalnya temperatur beduktuasi,
pemisalun minyak kurang sempuma atau kelihagn grrmpalan kotoran
dalam undeflow

8. Bersihkan "sight glass" secara periodik sehingga ketinggian minyak


dalam tangki dapat dimonitor.

9. Lakukan pemeriksaan kekentalan dan kandungan minyak setiap jam


untuk mengontrol kandungan minyak di clarifier under flow.

Loses yang dapat terjadi di clarifier adalah minyak yang tinggi


di underflow, standamya adalah 54y", Loses ini dipengaruhi oleh volume
dilutio4 kandungan minyak di dillutiorl suhu pada saat pemisatran, dan waktu
pengendapan yang tidak sesuai. ( PT. Asha Agro Lestari, 2008 )

To sludge
<_ .lk
Tooil

Gambar 2. Clarifier Tank

2.1.6 Utit Oil Tanh


oil tank berfunngsi sebagai pengendapan minyak untuk memisahkan
minyak dari lumpur yang masih terikut pada minyak. Suhu harus tetap terjaga
pada suhu 90-95t. minyak yang masuk akan diendapkan" kotoran akan

10 I

,l

lli

,
I
fli
F
tr
mengendap pada bagian bawah sedangl<an minyak akan mengalir ke Oil Purifier.
Oil Tank juga dilengkapi dengan sistem coil steam yang bertujuan untuk
pr$ssss.s.Ssu\\\Nrsss\sSs-
Faktor- faktor yang mernpengaruhi kinerja oil tank adalah :

1. Temperatur
2. Kebersihan tangki

3. Kondisi steam coil

4. Blowdown

Minyak yang beraml dari oil tank selanjutnya akan masuk kedalam Oil
Purifier untuk proses pemurnian lebih lan$ut lagi. Minyak yang keluar dari oil
purifier selanjutnya akan dipompakan kedalam unit Vacum Dryier.
( PT. Astra Agro Lestari, 2008 )

2.1.7. Vacum Dryer

Adalah alat untuk mengurangi kadar air didalam minyak dengan cara
menyemprotkan minyak dan airnya dihisap dalam kondisi vacuum. Vacuum dryer
terdiri dari tabung hampa udara dan di dalamnya ada 9 buah nozzle iqiektor.
Tekanan didalam vacuum dryer sangat rendah. Pada tekanan yang rendatr fluida
akan lebih cepat menguap meskipun belum mencapai titik didihnya. Minyak dan

air memiliki titik didih yang berbeda minyak memiliki titik didih lebih tinggi dari
air. Pada saat minyak terhisap ke tabung minyak akan dikabutkan melalui nozzle
sehingga air didalam minyak akan mudah menguap dan terhisap oleh pompa
vacuum, sedangkan minyak tidak menguap dan jatuh ke hwah dihisap oleh oil
transfer pump yang kemudian mengalir ke storage ank
0c,
Yang perlu diperhatikan adalah suhu pemisahan diusahakan 90-95 dan

kevakuman di dalam bejana harus 0.8-l kgc#, karena bila tekanan terlalu besar

maka minyak alon terlalu basah sedanglon bila kevakuman terlalau besar
berakibat banyak minyak yang akan terhisap bersama uap air.
( PT. AsfiaAgrc I-estari 2008 )

11
2.1.8. Unit Storuge Tanh

Adalah tangki yang digunakan untuk menampung minyak yang

diproduksi. Ada dua buah dengan kapasitas masing-masing 2000 Ton. Agar tidak
membeku maka temperatur minyak di dalam tangki dipanaskan dengan koil steam
pada kisaran suhu 90-95oC. Setiap 6 bulan sekali dilakukan pengurasan untuk

mengeluarkan lumpurdi dasartangki.( PT.AsnaAgro Lestari, 2008 )

2.1,9. Anii Hot Well Tank

Adalah tanki yang digunakan untuk memanaskan air dan sebagai


tempat penampungan air panas. Di dalam tangki terdapat koil steam yang akan
memanaslCIn air. Air panas akan digunakan untuk keperluan proses dan
pembersihan. ( PT. Astra Agro Lestari, 2008 )

2.l.l0.AnfiSludge Tank

Sludge tank berfungsi untuk menampung sludge hasil pemisahan di


clarifier yang masih g minyak. Kapasitas sludge tank adalah 28440
liter atau 28,44 m3, di dalamnya terdapat injector steam unutk memanaskan
sludge.

Yang hanrs dipefiatikan pada saat pengoperasiannya adalah :

l. Suhu cairan di dalam tangki dipertatrankan sekitar 90-95"C.

2. Nonreturn valve dalam keadaan baik


3. Tangki diisi minimalzl3 daivolume tangki.
> 4. Pasir yang terdapat di kerucut dibuang setiap hari pada setiap awal
t. mengolah.

il 5. Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilakulon setiap


minggu.

t_f:
Hasil dari pemisahan di sludge tank selarfutnya akan di pompakan
kedalam sand cyclone untuk menyaring kotoran - kotoran yang berupa pasir dan

n kotoran lainnya Minyak yang masih mengandung lumpur akan diproses lebih
laqiut lagi di sludge septrator untuk mendapatkan minyak yang masih terkandung

t2
dalam lumpur. Minyak dari hasil pengolatnn di sludge sePafro4 selanjutnya
akan dipompakan ke unitVCT untuk proses pengendapan
( PT. Asra Agro Lestari, 2008 )

2.l.Ll.Ilnit Cafte Breocker Convqor (C.BC)


Adalah konveyor yang berfungsi unhrk memecah cake yang bergumpal hasil
presan sehingga fibef dan nut dapat dipisahl€n. CBC t€fdiri dari screw dimana
tepi dari screw.tersebut berbentuk gerigi yang brputar dengan kecepatan tertentu
sehingga gumpalan-gumpalan dapat terpecah dan penguapan air dapat terjadi.
Alat ini juga dilengkapi dengan alat pemanas yang diinjeksikan melalui jacket

CBC tersebut yang berfungsi untuk mempertatrankan suhu dalam CBC tersebut.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengoperasiannya :
i:
Sehelum Proses

l. Bersihkan spiklet maupun kotoran lain yang melekat pada poros cBC,
dan buanglatr sampah pada tempatnya.

2. Periksa minyak gearbolL coupling motor dan baut pondasi motor.


.-
3, Periksa kondisi padle atau kondisi ribbon conveyor'
t

4. Secara benrnrtan hidupkan fuel recycling conveyor, fuel conveyor,


t,
fibreshell conveyor, airlock fibre cyclone fan dan fibre cyclone fan.

5. Kemudian secara berurutan hidupkan nut elevator, airlock secondary


depericarper, fan secondary depericarper, inclined wet nut conveyor
dan nut Polishing drum-

6. Kemudian catat hour meter dan start CBC.

Sedangproses

l. Selama operasi amati getamn yang timbul. Sekiranya timbul getararl


yang tinggi, kosongkan terlebih datrulu CBC kemudian matikan untuk
dilakukan pengecekan dan perbaikan.

2. Pastikan tutup conveyor terpasang pada saat beroperasi'

3. Amati Ampere beban motor 11 Amp - 17 Amp.

t3
4. Bersihkan semua fibred an nut dari CBC. Periksa dan bersihkan hanger
bearing dari kotoran setiaP hari.

Setelah proses

1. Pada saat akan menghentikan CBC pastikan CBC kosong .

2. Off-kan alat bila telah selesai proses. Menghentikan alat lakukan


dengan'FIFO sYstem ".

3. Catat hour meter stop proses pada log sheet.

4. Latilkan pembersihan CBC setiap minggu.

5. Simpan kembali alat kerja dan alat pelindung diri pada t€mpahya
dengan rapi.

CBC memiliki interlock dengan mesin press, jadi bila CBC trip maka mesin
press akan secaftt otomatis mati. Biji yang jatuh kedalam polishing drum akan di

poles atau din ticinkan, agar mempermudatr dalam proses pemecatran di Ripple
Mill. Nut Granding Drum berfirngsi untuk menyortasi biji yang akan masuk
kedatm Ripple Mill, selaqiutnya biii yang masuk kedalam Ripple Mill akan di
pecatrdi antara Ripple Ptate stator dan rotor. Hasil pemecatran berupa creakcd
mixture yaitu campuran antara cangiang dan intl, akan dipisahkan oleh LTDS I
dan LTDS II, yang dipisatrkan melalui bantuan fan. Kernel yang sudah terpisah

akan di saring lagi didalam Hidrocycloru.(Yf . Astra Agro Lestari, 2008, )

2.1.12. Kernel Dtyer


Kemel silo berfisrgsi untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam
inti. Penurunan kadar air pada inti bertujuan untuk menghindari tumbuhnya jamur
pada saat penyimpanan di kernel storage. Suhu pada kemel silo tidak sama, ada
tiga bagian pada kernel silo yang mempunyai suhu yang berbeda Yartu, :

oC
Atas : 50

Tengah :60oC
oC
Bawatr : 70
Hal ini dilakukan agar pengeringan pada inti sempuma sampai pada

intinya. Suhu yang paling atas akan mengeringkan bagian luar dan suhu pada

t4
tengatr dan suhu bagian bawah
bagian tengatr akan mengeringkan pada bagian
Agro Lestari, 2008 )
akan mengeringkan bagian dalam inti. ( PT. Astra

2.1.13. Unit Kernel Storege


Kernel storage berfungsi untuk menguranng kadar
air dengan bantuan
tingkatan Yaitq :
steam. Pada kernel storage suhu aterdiri dari tiga
Atas : 50 "C

Tengah :60oC
oC
Bawah : 70

Halinidilakukanagarpengeringanpadaintilebihsempurnalagi,dan
ke tangki timbun'
me,nghindari tumbuhnya jamur pada saat di ransfer
( PT. Asra Agro Lestari 2008 )

2.1.14. Boch Prqsure Vessel (BPD


BackPrcssureYesselmerupakarrbejanatekanyangmenampungexhaust
proses yang membutuhkan
steam dari turbin uap untuk disaturkan ke unit-unit
stearn terutama sterilizer. suplai utama st€am untuk
BPV berasal dari steam bekas
dengan membuka by pass
turbin uap. Namun bila tidak mencukupi dapat dibantu
bar. Steam yang keluar dari
valve. Kisaran telonan kerja BpV adalah 3 bar - 3,4
sehingga untuk mengubahnya
exhaust turbin uap masih berupa superheated steam

menjadi saturated steaq di dalam bejana Bpv dimasukkan ak agw uap yang

dihasilkan tidak kering. ( PT. Astra Agro Lstari 2008

15
Safttyvake

Savetyrarlrc

Ke mein inkt

Gambar 3. Brck Pressure Yessel


l
I

t'

Berikut ini dapat kita lihat masing-masing unit yang menggunakan uap
pada Pabrik Kelapa Sawig dapat dilihat WdatabrJl.2.2.

Tabet.2.l. Suhu uap ldasuk dan Keluar Pada unit yang Membutuhkan uap

No UnitPemakaian Uap Uap lVlasuk uap


Tr(d) Keluar
Tz (Co)
I Unit Perebusan $terilizer) 30 130
2 Dieester 30 90-9s
3 Screw Press 80-85 90
4 Crude Oil Tank 40 90- 95
5 Vertikal Continous Tank 75 90-95
6 Oil Tank 80 lt0
7 Vacum Drver 85- 90 90- 95
8 Storase Tank 40 -45 95
9 Sludee Tank 70 90
l0 CBC (Cake Brercker Cowewr) 75 95
ll Kemel Drier 30 80
t2 Kernel Silo Drier 30 90
l3 Sludse Oil Tank 80 110
t4 BPV 230
l5 Dearator 27 95
l6 Taneki AirPanas 27 95
t7 Turbin Pumo
(Swnber: T*igon.2U)5 )

t6
2.2. PEREBUS$I (Steriliwr)
Perebusan adalah merupakan unit proses pengolatran kelapa sawit yang
terdiri dari sebuah tabung besar dan bertekanan yang digunakan untuk merebus
atau mematangkan Tandan Buatr Segar (TBS), dengan menggunakan uap/steam
0C 0C,
2,8-3 kgtcnf, dengan suhu uap masuk sekitar 30 dan suhu uap keluar 130

yang dikirim dari Back PressweYessel (BPV), atau biasa disebut uap bekas.

2.2.1. Tujuan Penebusan (Sterilizet)


t. Menghentikan kegiatan enzim
Enzim yang terdapat dalam buatr kelapa sawit hanrs di musnakan terlebih
dahuftr, slasana lembab dan suhu tinggi dalam perebusan, enzim-enzim akan mati,

dan proses pembentukan ALB (Asam Lemak Bebas) akibat oksidasi dalam
perebusan dapat di hentikan. ( Sinaga, 2008 )

2. Melepaskan Buah Dari TandannYa

Buah dengan tangkai dipersatulCIn oleh zat perekat yaitu pectin. Zat tersebut
akan terhidrolisa oleh enzim tanaman itu sendiri, misalnya pada saat matang .i
ll
scmpurna Karena hidrolisa pectin oleh enzim tidak dapat berlangsung sekaligus
utuk seluruh buah, maka hodrolisa yang pertama terjadi ialatr buatr bagian luar ,il

png mendapat bantuan panas udara di sekeliling sedangkan pada buah bagian
dalam belakangan terjadi.
Dalam paoen kejadian ini tidak dapat ditunggg sehingga buah bagian dalam
lepas seluruhnya. Dalam hal ini perebusan pada suhu yang tinggi akan

menghidrolisa pectin yang belum tertidrolisa di kebun, disamping suhu tinggi


tersebutjuga dipenganrhi oleh lamanya waktu perebusan dan sistem yang dipakai.
Perebusan pada suhu rendah selain menyebabkan tertinggalnya buah dalam
tandan, juga menyebabkan kesulitan dalam rmit-unit pengolatran lainya,

sebaliknya perebusan pada suhu yang tinggi memperkecil losis brodolan dalam
i
tandan kosong. ( Sinaga, 2008 ) I

3. Melunakkan Daging Bualt

Akibat perlakuan dari tekanan tertentu dan dengan suhu perebusan yang
tinggr, maka daging buah akan mer{adi lunab sehingga memudahkan proses
pemecahan sel-sel minyak didatam pengadukan . ( Sinaga, 2008 )

t7
4. Mengrrangi KadBr Air Dalam Buah
Akibat dari perlakuan pada tekanan uap yang tinggr serta suhu yang tinggi,
maka terjadi pengurangan lsdar air pada daging buatl dan birji, sehingga
memudahkan proses pemisahan minyak dan hti pada proses sela4iuhya.

( Sinaga,2008 )

2.2.2.Pengunaan Uep Dan Sistem Penebusan


l. Penggunaan UaP

Uap bekas dari turbin uap ( turbin pembangkit tenaga listik ) yang
0c dipergunakan sebagai media untuk
bertelenan 3 kgcn'dengan suhu 195
merebus buatr kelapa sawit didalam bejana perebusan.
Kebutuhan pernakaian uap selarna perebusan dan pengolahan di nyatakan

sebagai kebutuhan uap rata-rata untuk pengolahan dan pe'rebusar5


yaitu 450 kg I

Ton TBS dengan rincian 270 W uap untuk perebusan dan 180 kg untuk
pengolahan lainya. Kebbutuhan uap untuk mencapai puncak setiap siklus jauh

lebih tinggi dari pada kebutuhan uap rata-rata Dari hasil percobaarq ternyata
untuk mencapai puncak di bututrkan sekitar 800 kg uap /Ton TBS' NamuU
kebutuhan uap yang besar ini hanya berlangsung sekitar 3-4 menit saja, tetapi
pada saat tertentu bisa mencapai 6-10 menit, tergantung dari tekanan uap yang

tersedia perkembangan teknologi rebusan terbaru yaitu Contircus Steriliffiyang


tidak perlu menggunakan kurva peiebusan tiga puncak dan lebih efisien.

2.Sistem Perebusan
Sistem perebusan yang dipilh selalu disesuaikan dengan kemampuan
penyediaan uap pada stasiun Boiler yang meurproduksi uap. Dalam hal ini
penyediaan uap dianggap sudatr cukup, sehingga sistem perebusan yang dipakgi
adalah sistem tiga puncak (Triple Peak),dan lamanya perebusan 85 - 90 menit'

l8
LangkahJangkah perebusan :
l. Buang udara ( deaeration ) = 5 menit

2. Menaikkantekanan dari 0 ke 1,5 kgtcrr2 : l0 menit


3. Menunrnkan telcanan dari 1,5 ke I kg/cm2 = 3 menit
( buang kondensat )
4. Menaikkan Tekanan dari kglct*
I ke 2 : 10 menit

5. Menurunkan tekanan dari zke 1,5 kglcm2 : 3 menit


( buangkondensat)
6. Menaikkan tekanan dari 1,5 ke 3 kg/cm2 : I I menit
7. Masatahanan penebusan 3kglcm2 = 38 menit

8. Buang uap seluruhnya ( blowdown ) = 5 menit

Total waktu Perebusan : 85 menit


( Sumber: Baros,2008 )

2.3. Termodinamika
Terrnodinarnika adalah salah satu bidang terpenting dalam bidang ilmu
pengetahuan kerekayasaan. Cara kerja kebanyakan sistem dapat dijelaskan dengan

termodinamika, demikian pulq mengapa berbagai sistem tertentu tidak bekerja


seperti yang diinginkaq serta mengapa sistem lainnya sama sekali tidak mungkin
bekerja Termodinamika adalatr modal utama dari seorang sarjana teknik teorctik
untuk merancang motor bakar, pompa termal, motor roket, pusat pembangkit
tenaga lishilq sistem pendukung kehidupan, turbin gas, alat pendingin udara ("air
conditionet''), peralatan pemadam kebakararq ginjal buatarU kawat transmisi
superkonduktor, penyuling kimia, laser berdaya tinggi, dan sistem pemams surya.
Para mahasiswa yang menaruh perhatian terhadap salatr satu sistem tersebut perlu

memahami dan menerapkan termodinamika.


Tennodinamika memusatkan perhatian kepada faham tentang energl;
gagasan bahwa energi itu tetap lestari dalah hukum termodinamika yang pertama.

Dari gagasan inilah bertitik tolak ilmu termodinamika dan analisa rekayasa.
Konsep kedua dalam termodinamika adala entrupi; dengan entropi kemungkinan
atau kemustahilan berlangsunglya suatu proses dapat ditentukan. Proses entropi
mungkin terjadr, entapi yang membioasakan entopi mushahil dapat berlangsung.

l9
Gagasan inilah yang mendasari fuhm termodinamika yang kedua, yang anda
analisa fekayasa
mrmgkin pemah mendengamya. Hukum ini menjadi dasar dari
diperoleh dari
dalam menentukan jumlah daya guna maksimum yang dapat
sumber eoergi tertentq afau jumlah masukan ('input '\ daya guna maksimum
dilakukan
yang diperlukan untuk melaksanakan tugas tertentu. Perhitungan dapat
yang dianalisa' dan
tanpa pemahaman terperinci terhadap hakekat dari sistem
yang arnat sangat
generalitas yang luar biasa inilah yang memberikan keunggulan

bagi termodinamika
Pengertian yang mantap menge,lrai gagasan energi dan entropi
sangat

rekayasa
pokok bagi seorang yang mau menggunakan termodinamika dan analisa
Secara tradisional tennodinamika dipandang sebagi
mata pelajaran yang sukar,
mendapatkan kejelasan
dan beratus buku t€lah ditulis mengenai subjek ini untuk
mengabaikan fakta
dan ketepatan yang lebih baik. Kebanyakan dari buku itu
molekular, jadi berbagai
bahwa batEn aaru 2fi,itu dalam pembawaannya bersifat
gagasan dikembangkan dengan melupakan bahwa molekul itu ada' Pendekatan

Hasik anu maboskopik terhadap termodinamika secam matematika


rada

abstrak samgat sukar


sederhanq menarik sscara intelektual, tetapi karena begitu
lain mulai pada
diluasai oleh yang belum mengetahui subjek tersebut' Pendekatan
taraf molekular dan mengembankan persamaan dari dasar ini'
Tetapi pendekatan
untuk seseoftrrg
mikroskopik ini secara matematika agak mendekati dan sukar
yang belum memahami gagasan dasar yang terlibat. Di sini akan digunakan
selama
pendekatan madya, berbag8i gagasan mikroskopik akan dimanfaatkan
yang
bergunauntuk mengembangkan pengertian tentang matematika makroskopik
sebenarnya digunakan dalam analisa rekayasa, karena hal sedemikian sangat

diinginkan bagi mata pelajaran yang sangat penting ini'


oleh,
Ada pula perbedaan penting di antara termodinamika yang dianut
dan digUnakan oleh
katakanlah para fisikawan dan kimiawan, dengan yang dianut
para insinyur. Ilmuwan murni terutarna tertarik untuk menganalisa berbagai balmn
yang jumlahnya tertentu yang berinteraksi satu dengan lainnya, sedangkan
yang dialiri oleh
insinyur biasanya lebih banyak menganalisa sistem kompleks
zat. Ilmuwan lebih condong menggUnakan termodinamika
untuk memprediksi dan

menghubungkan pelbagai sifat zat dan mengembangkan


datA pam insinyur lebih

20
gagasan dasar
data tersebut, sehubungan dengan
condotrg unhrk menggunskan
suatu sistem
entopi, untuk menganalisa perilaku
kelestarian energi serta produksi
teknologiyangkompleks.Dalambukuinidigunakankeduapandangantersebut
tetapijalasbatrwapenekarrandiberikankepadakebutuhandanpendekatarrbagi
(Reynold' Perkins' 1994)
para insinyur akan termodinamika'

EntroPY ( Sari hukum Kedua )


atau
Entropi adalah sifat zat yang mengukur derajat keacakan

ketidakteraturarrFdatingkatmikroskopik.Adalahkeadaanyangalamiah,
batrwaentropiselaludiproduksikanolehsemuaproses.Berkaiandengan
produksientropiadalahhilangpyakerrarrpuanuntukmelakukankerjaberguna.
Energimerosotkebantukyangkurarrgberguna'dankadangkalakejadianini
daya energi (anilability of
ercrgt /' Gagasan yang
disebut sebagai perurunan
menyatakandapafiryaenfupidipordaksitetryitidakpernahdapatdibitwsakan'
1994)
yang kedua @eynol{ Perkins'
itulatr hukum termodinamika

2.3. UaP Air


yang merupakan fase gas dari air'
bila
Uap air adalah sejenis fluida
mengalamipemanasansampaitemperaturdidihdibawatrtekanantertenfu.Uapair
dalam keadaan murni kering'
uap air dipakai
tidak berwarna, bahkan tidak terlihat

pertamasekatis€bagaifluidakerjaadala}rolehJamesWattyangter{<enalsebagai
penemumesinuaP Torak
Uapairtidakmengikutihukum.hukumgassempurn4sampaibenar.
benarkering(kadaruapl00Yo).Bilauapkaingdipanaslranlebihtanjutmaka
uapakanberubahmenjadiuapadipanas(panaslaqiut)danselarrrjutnyadapat
dianggap sebagai gas semPurna

2.3.1. Proses Terhentuknya


Uap Air
0
10 C' kemudian kia panaskan
Kita ambil 1 kg es pada terrperatur
naik
dibawah tekanan standar. Dapat
di catat bahwa temperatur es akan mulai
0 q seperti diperlihatkan oleh garis AB dalam gambar 3'1'
sambil mendekati 0
sesudalrituakanterlihatdanmacamfaseyangbercampuryaitufasepadat(es)

2l
dan fase cair ( air ), seperti diperlihatkan oleh garis BC, tidak ada kenaikan
es mencair ( terbentuk air )'
tempemture pada fasa campuran ini hingga seluruh
proses tanformasi BC yang
Jumlatr energi panas yang diberikan selama
panas lebur, besamya 80 kka|rkg'
berlangsung tanpa kenaikan suhu disebut
pemanasan diteruskan terhadap
Titik 0 C disebut titik lebur ( titik beku ) es. Bila
0

di
l kgairpada0o C ltitikC )makaternperatur airakannaiksampai 1000 C
bawahtekananstandar,sepertidiperlihatkanolehgarisCD'
Bilaprosespemanasan(penambatranenergipanas)dilaqiutkansesuai
temperature tidak
garis DE di bawah tekanan standar, akan terlihat bahwa
berubatu sebagian dari air berubah menjadi uap
( fasa gas ), jadi selama
berlangsungnya penambatran energi panas pada fasa campuran ini' temperatur
pros€s' Alfiir dari fasa campumn
tidak naik t€tapi anergl panas terserap kedalam
uap air s&cara keseluruhan ( disebut air mendidih )'
Pada
ini ialah terbentuknya
titik E ditandai oleh suhu 100
0
c dan tekanan standar I atnl angka 100 disebut
titik didih air dibawah tekanan I atm ( 1,033 kg/cm2 )'

Gambar 5. Pembentukan UaP


Keterangan:

A-B fase pemanasan es

FC fase peleburan es

C.D fase penguaPan air

D.E fase penguaPan air

E.F pemanasan laqiut

22
Tabel 2.2. Kesimpulan Pembentukan Uap
Proses Energi masuk KlmUkg

Pemanasan es A-B Cr [o - (-10 ) 10 cl


Peleburan es B-C Panas lebur 80

Penguapan air C-D c2 ( 100-0 ) 100 Cz

Penguapan D-E Panas laten 538,9

Pemanasan lanjut E-F Cr( t suet'* ) ca( try-l0o )

Keterangan:
Cr : panas jenis es kkaltkg.oC

Cz : panas j€nis air lckal&g.oC

C: = panasjenis uap kkalkg.oC

Ts6 = temPeraturuaP safirrasi


Tw : temperatureuaPadipanas
Jumlah energi yang terserap selama proses transformasi DE disebut panas

) yang hsamya 538,9 kkaVcm2. kondisi uap pada 1.033


p€nguapan ( panas laten

kgtcnf absolut danlO0 o C disebut kondisi jenuh ( saturasi ) uap yang terbentuk
pada suhu dan tekanan satirasi disebut uap saturasi ( kenyang ).

Bila pemansan ( pemberian energi panas ) dilanjutkan tekanan standart


yang konstan maka suhu uap akan naik, sesuai dengan garis prosses EF. Uap yang

dihasilkan padakondisi F disebut uap panas lanjut (adi panas ).


( Diktat kuliah perpindahan panas, Amold.2009 )

2.4. Proaes Pembentukan Uap Pada Ketel Uap


Ketel uap terdiri dari beberapa komponen, dimana antara komponen yang
satu dengan yang lainnya mempunyai fungsi yang berbeda tetapi saling
berhubungan satu dengan yang lainnya. Dalam ketel uap terdapat ruang
pembakaran yangterbagi dalam dua ruangan yaitu;
l. Ruang pertama sebagai pembakaran, sebagian panas yang dihasilkan diterima
langsung oleh pipa-pipa air yang berada dalam ruang dapur tersebut yakni
pipa air dari upper Drum ke Header muka belakang dan ptpa-plpa air dari
Drum atas ke Header samping kanan kiri.

23
2. Ruang kedua merupakanruang gas panas yang diterima dari hasil pembakaran

dalam ruang pertama. Dalam ruang kedua ini sebagian besar panas dari

diterima oleh pipa-pipa air dari Upper lhum ke [,ow [hum.


Didalam nBng kedua terdapat sekat-sekat sedemikian rupa yang dapat
memperpanjang permukaan yang dilalui gas panas agar gas panas tersebut dapat
memanasi seluruh pipa-pipa air, sebagian permukaan luar Upper Drum dan
seluruh bagian luar Low Drum.

Upper Drum berfungsi sebagai tempat pembentukan uap, yang dilengkapi


dengan sekat-sekat penahan butir-butir air untuk memperkecil kemungkinan air
terbawa oleh uap. Uap hasil pengUapan didalam Upper Drum mempunyai suhu
205 - 217 0C, belum dapat dipergunakan. Oleh karena itu uap dipanaskan lebih
0C.
lanjut dalam pip Superheater hingga mencapai suhu 260 - 280
Sedangkan untuk Low Drum berfungsi sebagai tempat pemanas air ketel
yang didalamnya dipasang plat-plat pengumpul endapan halus untuk
memudahkan pernbuangan keluar. ( Tarigan, 2005 )

2.5. Distribusi Uap Di PKS


Uap basatr hasil penguapan di dalam drum atas pada ketel uap yang
mempunyai suhu 205-217" C, belum dapat dipergunakan untuk turbin uap, oleh
karena itu dilakukan pemanasan uap lebih la4iut Melalui plpa-prpa uap pemanas
lanjut (superheater pipe) sehingga uap benar-benar kering de,ngan suhu 260-280"
C. Untuk selar$utnya uap kering dengan suhu 260-280o C dipakai untuk
menggerakan tu6in uap yaitu untuk mengubatr energi potensial menjadi ercrgl
kinetik Dan energi kinetik diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk poros
turbin yang akhirnya diubah menjadi energi lisffi pada artenator. Pada umuilrnya

putaran turbin 5000 rpm. Kemudian uap dari turbin uap ditampung pada Back
Presure Vessel (BP$, yaitu merupakan bejana tekan yang menamptrng exhaust

dari turbh uap untuk disalurkan kepada stasiun yang memerlukan uap. Yang
dilengkapi dengan katup pengaman tekanan uap dan l<ran-kran uap pembagi
dimana t€kanan kerja BPV 3 - 3,4 bar. Di dalam bejana BPV dimasukan air agar
uap dihasilkan tidak kering

24
unit di PKS
Tsbel2.4. Kebutuhan uap untukmasing-masing
tiap ton (TBS) Kap 30
NO Unit Pernakai UaP
(KgUaP/Jant) Ton/Jam
(IBS/Jam)
(KgUaP[am)

220 6600
1 Sterilizer
35 r50
2 Digester
60 1800
3 Clarification station
15 450
4 Vakum oil drier
40 1200
5 Process water
30 900
6 Nur silo
30 900
7 Kernel silo
65 1950
8 Dearator
40 1200
9 Tu6in PumP
535 16050
t0 Total

Grunber: Surya ,2007 )

25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendeketan
Ikjian perhitungan kebuhrhan uap pada vnit sterilizer pada tugas alfiir ini
dilakukan dengan teoritis (empiris) konsep kapasitas panas.

Penghitungan kebutuhan energi (Q) menggunakan nrmus empiris:

Q: Em.CpAT ...............tU
Dimana:

Q = total energi yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi operasi" kkal


m: beratkomponen, kg
Cp: kapasitas panas komponen" l&aukg
AT: selisih temperatur sistenU oC

3.2 Pelaksanaan Penelitian

3.2.1 Tempat dan Lokasi Penelitian


Penelitian dilakukan dengan cara studi literatur dan pengamatan langsung
pemakaian steam di unit sterilizer pada Fbrik Adolina PT. Pertebumn
Nusantara IV (Persero).
Pengumpulan datadata liter*ur dikutip dari text book daa hasil-hasil penelitia
yang berhubungan dengan judul yang dimuat d[iurnal lokal dan luar negeri.

3.2.2 Metode Penelitian


Adapun metode yang dilakukan untuk menghitrmg kebutuhan uap pada
unit rebusan sistem horizontal adalah dengan menganalim kebutuhan kalor dan
nemca massa yang masuk pada perebusan Adapun langlcah-langkah yang di
ambil adalah sebagai berikut:

Menghitung panasjenis rata+ata(Cp) tandan buah segar adalah :

; 'L--
rn= l.'*.cp ...............t21

26
Dirnana:

Cp = panas jenis rata-rata 1 ttal,tg 0C I


om = laju aliran massa ( kg{am
)
:
Cp panasjenis ( kkal&g ) oC

Menghitung kebutuhan kalor pada unit rebusan :

Q* =omox Cpx 4f.............. .......t3I


Dimana:

Q* : kebutuhan kalor perebusan ( kkalfam )


o.* : Iaju aliran massa masuk perbusan
AT =selisihtemperaturkeluarperebusan

Menghitung panas laten yang dibutuhkan untuk penguapan.


omox
Q:': L.......... .................t4I
Dimana:
o.
o = laju aliran massa air yang diuapkan
L =panas latenpadatekanan3 kg/cm

Kerugian kalor dalam pendisfiibusian uap dari Back hessure


Vessel
(BPV) dipe*irakan 5 o/o. Ma}a kebutuhan kalor total yang
dibutuhkan unark
perebusan dapat dihitung dengan menggunakan
rumus;
Qw= ( Q"," + Qd+ 0,5 (Q*+ g*1 ................t5I

Kebutuhan uap untuk unit perebusan dapat dihitung dengan


menggunakan
konsep keseimbangan kalor, dimana sebagian uap yang
terdapat dalam sterilizer
akan terkondensasi menjadi air dan diperkirakan kualitas
uap 0,25.

Q*: A"............. ..........t61


0m,x
Qta: I he-( h1+ x( hre) ) ] ....................t7I

27
Dimana:
o*o: laju aliran uap masuk sterilizer
hr = entalpi uap jenuh pada tekanan 3 kg/cm2
hs : entalpi cairjenuh padatekanan 3kgtct*
hrs : eantalpi uap perubahan fasa pada tekanan 3kglcfif
Maka total kebutuhan uap pada unit perebusan sudah dapat diperkirakan
atau sudah dapat diketahui.

3.2.3 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dibagi atas dua sesi, yaitu studi literatur dan pengiamatan di
lapangan. Pengamatan di lapangaq dilakukan selama 3 hari.

28
Pendekatan empiris kebutuhan steam pada unit sterilizer didekati dengan
penghitungan kebutuhan energi untuk menaikkan suhu dan tekanan pada setiap
puncak perebusan. t{ambatan panas karena udara diabaikan karena praktek
dearasi dan kondensasi berlangsung sesuai dengan SOP yang diterapkan di pabrik
(Grafik 1.). Perhitungan kebutuhan steam pada setiap puncak perebusan adalah:

Tabel4.1. Kebutuhan steam di perebusan (empiris)


Puncak Energi (kkal) Panas laten Suhu ("C)

I Ql 40 ke 70

2 Q2 70 ke 80

3 Q3 QL 80 - 135

4.1.2. Neraca Massa dan Kapasitas Panas TBS


Neraca massa TBS pada rebusan di PKS Adolina dengan kapasitas 30
ton{am adalah:
Tabel 4.2. Komposisi andan buah segar masuk rcbusan.
Komponen Persentase Laju aliran massa (m,) Panas jenis (Cr)

(%) TBS (kdjam) (kkal/ke)

Tandan kosong 23 6.900 0,40

Serabut t2 3.600 0,43

Minyak 23 6.900 0,49

Lumpur l6 4.800 0,35

Air ll 3.300 1,00

Inti 7 2.100 0,38

Cangkang I 2.400 0,45

Jumlatt 100 30.000

Sumber : TarigarU 2005; Morad 2000

30
Neraca massa di unit sterilizer pada PKS Adolina adalah:

rnr l{i't. -iJ l*i,'"mJ

kruJr.'nr;rt
- air + lt{}S 5,11x t,irl
rr-q.rre*i .1.{ - nrin';,tk i).iitr t;n
'l'l}r\l jri-* t
'n
Gambar 6. Neraca Massa di unit sterilizer pada PKS Adolina

4.13. Perhitungan kebutuhan stetm padt unit sterilizer (empiris)


Dara-data yang mendukung (Geankoplis, 1984) untuk perhitungan steam
yang dibutuhkan di unit sterilizer adalah:

a- steam masuk dari BPV: l40t; 3,2kglcm2


b. Entalpi liquid steam 140"C = 589,13 kJ/kg (konversi I kJ/kg = 4,lM
kkatkg)
c. Entalpi vapor steam 140"C = 2733,9 kJkE (konversi 1 kJlkg = 4,184
ktaLeg)
d. Entalpi steam 100t = 419,04 kJ/kg
e. Cp steam pada la0t, I aftr (ab$ a7 kkalkgt

Kebutuhan steam pada puncak I


Kondisi operasi 70t, tekanan aftrosfr (l afin), perhitungan kebutuhan
steam untuk menaikkan suhu pada unit sterilizer dari suhu 40oC (suhu awal dalam

sterilizer, hasil pengamatan) adalah:

Qr = X m.CpAT

Q1
:(6.9@x0,,10)(70-25)+(3.600x0,43)(70-25)+(6.900x0,49)(7G.25)+(4.800x
0,3s) (70-2s) + (3.300 x 1) (70-2s) + (2.100 x 0,38) (70-25) + (2.400 x 0,45) (70-
2s)
Qr : 124.200 + 69.660 + 152.145 + 75.600 + 148.500 + 35.910 + 48.600
Ql = 654.615 ktal&g

3l
Kebutuhan steam pada puncakll
Kondisi operasi 80oc, tekanan afinosfir (l afin), perhitungan kebutuhan
steam untuk menaikkan suhu pada unit sterilizer dari suhu 70t (suhu awal dalam
sterilizer, hasil pengamatan) adalah:

Qz: X m.CpAT

Q2:(6.900x0,40)(80-25)+(3.600x0,43)(80-25)+(6.900x0,49)(s0-25)+(4.800x
0'35) (80-25) + (33m x r) (80-2s) + (2.100 x 0,38) (s0-2s) + (2.400 x 0,45) (E0-
2s)
Q2 = 151.800 + 85.140 + 185.955 + 92.400+ 181.500 +43.890 + 59.400
Q2 = 800.085 klal&g

Kebutuhan steam pada puncaklll


Kondisi operasi 135t, tekanan atnosfir ee kglcmzl, perhitungan
kebutuhan steam untuk menaikkan suhu pada unit sterilizer dari suhu gOt (suhu
awal dalam sterilizer, hasil pengamatan) adalah:

Q: : X m.CptrT

Q: = (6.900 x 0,40) (135-25) + (3.600 x 0,43) (135-25) + (6.900 x 0,49) (135-25) +


(4.800 x 0,35) (135-25) + (3.300 x 1) (13s-25) + (2.100
x 0,38) (135-25) + (2.400 x
0,4s) (l3s-25)

Q3
: + 170.280 + 37 t.9t0 +
303.600 1 84.800 + 363.000 + BT.7B}+ I t 8.E00
Q3 = l.600.l70kkalkg

Total kebutuhan energi untuk mencapai kondisi operasi 130t, 3 kg/cm2:

r*[nran
l3tlt.3 fu.i.nrJ
lirrtde t*at

{T:r}:rifi:ii

1131r

Gambar 7. Total Kebutuhan energi untukMencapai Kondisi


Operasi 130oC,3kglcm2

32
.14
Sehingga steam yang diperlukan:
Puncakl
Kondisi operasi 70oc, tekanan atmosfir (l atn), perhitungan kebutuhan st€am
I
untuk menaikkan suhu pada unit sterilizer dari suhu 40oC (suhu awal dalarn
t
sterilizer, hasil pengamatan).
Ir

Data:
steam masuk dari BPV: l40t; 3,2kglcm2
Cp steam pada 140"C, I atm (abs) 47 ktolt<g"C

M: Q 654.615k*alrtkg
Cp-LT- 4Tkkaltkg'C. (140 -1q"V
= 198'97 kdiam

Masa puncak I adalah 13 menit, jadi kebutuhan steam untuk mencapai puncak I
adalah \x195,97 kg = 43,1I kg.
60

PuncakII
Kondisi operasi 80t, tekanan atnosfir (r atm), perhitungan kebutuhan
st€am untuk menaikkan suhu pada unit sterilizer dari suhu 70'C (suhu awal dalam

sterilizer, hasil pengamatan).

Data:
steam masuk dari BPV: l40oC; 3,2kglcm2

Cp steam pada l40oc, I atm (abs) 47 kkalkg,C


y=Q= 800.085 kkal,kg
:283,72 kdjarr
CpAT 47k*alftrg'C.(140-80)'C

lvlasa puncak 2 adalall. 8 menit, jadi kebutuhan steam untuk mencapai puncak II

adalah )x253,72 kg = 37,83 kg


60

33
Puncak III
Kondisi operasi 135r, bkanan atnosfir (3,2 kg/cmz), perhitungan
kebutuhan steam untuk menaikkan suhu pada unit sterilizer
dari suhu 80"C (suhu
awal dalam sterilizer, hasil pengamatan).
Data:
steam masuk dari BpV: 140"C; 3,Zkglcm2
Cp steam pada 140oC, I atrn (abs) 0,47 kkal,&g"C

140t = 589,13 kJ/kg (konversi I kJ/kg = 4,lg4kkafeg)


Entalpi liquid steam
Entalpivaporsteam l40t =2733,9kJ&g (konversi I kJ/kg
=4,lg4kkal&g)

M_ I .600. 170 kkal4<g


MIv -NIL+CpAT (l I.438,6 - 2.464,9) + 47 kkakg,C. (t40 - I30), C
= 169,44 kg/jam

Masa puncak 3 adalah 60 menit, jadi kebutuhan steam untuk mencapai puncak
rII
adalah 9x69,44 kg: 169,44 kg
60

Total steam yang diperlukan untuk puncak I +z+3 adalah 43,11 kg +37,g3 kg+
169,44 kg = 250,38 kg

4.1.4 Kebutuhan uap di sterilizer pada pKS Adorina (aktuar)


Data yang diperoleh dari pKS Adolina, kebutuhan uap per
ton minyak di
unit sterilizer rata-rata 270 ton/jan.
Ralat pendekatan empiris:

p: 270:?50,38
=7,27%o.
270

34
4.2. Pembahasan

Adapun hal yang mempengaruhi perbedaan kebutuhan uap yang dihitung


berdasarkan teori perhitungan dengan fakta dari lapangan adalah sebagai berikut :

1. Udara dalam Sterilizer


Udara merupakan pengantar panas (isolator) yang kurang bailq dimana
udara akan mengurangi nilai panas dari pada uap tersebut. sehingga dapat
mempengaruhi kinoju, atau memperlama waktu perebusan dan juga menambatr
kuantitas uap pada perebusan. Maka pada s€tlap awal proses perebusan dimulai,
maupun penaikan puncak perebusan udara pasti di buang melalui pipa dearator
atau pipa pembuangan udara pada perebusan. Pengisian TBS ke dalam lori yang
kurang optimal juga dapat mempengaruhi kebutuhan uap selama proses
perebusan berlangsung dimana pengisian lori yang kurang padat dan
keanekaragaman bentuk dan ukuran dari rBs yang masuk ke lori akan
memberikan celah-celah yang akan terisi oleh udarq hal ini jelas akan
mempengaruhi kebutuhan uap pada saat perebusan berlangsung.

2. Kehilangan Panas Pada Pipa

Pada umumnya perpindalran panas yang terjadi selama proses penyaluran uap

dari pipa yang satu ke pipa uap yang lainya di pKS berlangsung secara konveksi
(aliran). uap dari BPY(Bock Pressure vessel) akan di alirkan melalui pipa-pipa
penyaluran uap yang memiliki paqiang dan diameter yang berbeda. Maka
diperkirakan kehilangan panas yang hitang mulai dari Bpv ke perebusan
berlangsung diasumsikan 5 o/o.Makakehilangan panas yang terjadi pada pipa-pipa
penyaluran uap juga dapat mempenganrhi jumlah uap yang di butuhkan untuk
merebus TBS pada perebusan menjadi TBM ( Tandan Buah Matang).

3. Lori yang masuk Perebusan


tori merupalcan wadah TBS direbus dalam proses perbusan yang terbuat dari
besi atau baja yang memiliki ukum yang cukup besar. Besi atau baja merupakan
benda yang menyerap panas dari suatu benda panas, maka lori juga menyerap
panas uap yang masuk ke perebusaq sehingga mempengaruhi kuantitas
penggunaan uap di perebusan

35
4. Adanya kebocoran pada pocking pintu perebusan maupun pada body
perebusan itu sendiri.

Jika pintu atau body perebusan sudah bocor, maka uap banyak yang terbuang
dan ini akan mempengaruhi tekanan dan waktu perebusan. Mengapa demikian,
aksbt*" kebmsrur \sr\Fbut psti \skanan percbusnrr suv&r n$rlr ilrcapai 0En
waktu yang diharapkan untuk mencapai tekanan kerja perebusan yang diinginkan
akan semakin hnyalq berarti uap yang dibutuhkan juga akan semakin banyak.

Kebutuhan uap untuk masing-masing PKS, kebutuhan uap untuk perebusan


adalah sekitar 220 kg uap / Ton TBS (surya" 2007). Dan juga menurut Iyung
Patran kebutuhan uap untuk prcses perebusan adalah sekitar 270 kg uap/ Ton
TBS. Jika dibandingkan dengian hasil yang diperoleh dari perhitungan secara teori
berdasarkan keadaan perebusan di pKs Adolin4 yaitu kebutuhan uap untuk
perebusan sekitar 250,3s
kg uap/ Ton TBS, memang sedikit berbeda Hal itu
mungkin disebapkan oleh keadaan masing-masing sistem perebusan di pKS
tersebut ketika penelitian untuk melakukan perhitungan kebutuhan uap di
perebusan itu berlangsung, sehingga hasil yang diperoleh sedikit berbeda.

36
BAB VI
KESIMPTILAI\I DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:


1. Berdasarkan perhitungan yang saya telah dapatkaq maka kebutuhan uap
untuk perebusan (surilizer) horizontal dengian menggunakan sistem
perebusan Triple peak di pKS ADOLINA prpN IV adalah sebagai
berikut:
Peak I : 43,11 kg uap
Peak II :37,83 kguap
Peak III :169,44 kg uap
Maka total uap yang di butuhkan adalah 250,3g kg/ton TBS
sedangl€n dari data pKs ADOLINA kebutuhan uap yang dibututrkan
untuk merebus satu ton TBS adalah z7}kguap/ton TBS

270:2i0,38
R- :7,27%o.
270

rlasil yang diperoleh dari perhitungan secara teori lebih kecil


daripada data
dari PKS langsun& itu dil€renakan adanya beberapa faktor yang
mungkin
menyebabkan hal tersebut dapat terjadi di lapangan yaitu
:
o Udara dalam Sterilizer
o Kehilangan panas pada pipa
o Loriyangmasukperebusan
o Adanya kebocoran rrrda packing pintu perebusan
maupun pada
body perebusan itu sendiri.

37
5.2. Saran
Ketel uap merupakan mesin yang digunakan untuk menghasilkan uap
dengan mengkonversikan air yang masuk menjadi uap basalr, namun sejauh
ini
ala untuk mengukur kuantitas uap yang dihasitkan betrmr ada- Maka olehkatena
itu perlu adanya alat flowmeter yang berfungsi untuk mengetahui
berapa kuantitas
uap yang masuk pada setiap unit yang menggunakan uap di pabrik
kelapa sawit.

3t

i.
DAFTARPUSTAKA

AngkaL M. (1996). Manajemen Pengolahan Kelapa sawit. Lpp Kampus Medan.


Naibdq B M. (1960). Makalah Pada Rapat Teknis Kelapa sawit. Lpp Kampus
Medan.
sinagq L. (2008). Makalah Training on Best practice In operation And
Maintenance For Palm Oil Mill, LPP Kampus Medan.
Simarmat4 M. (2009). Best Praktices Unhrk Mencapai Excellence Perfomrance
Di PKS.
Asha Agro Lestad Tbk (2007). Dokumen TrainingAsisten.
Dokumen. Praktek Kerja Lapangan.
Paha& t (2001). Panduan Lengkap Kelapa Sawit, lv{anajement agribisnis Indusni
Hilir HinggaHultl Panca Swaday4 Jakarta
Palm oil Factory Process Hand Book part I, Laboratory and Milling control.
Anonim. IVlalaysia
Dtrarrn4 s. (2004. Mata Kuliah pembangkit Tenaga srlpAp Medan.
Baros, A, w.(2008). Penggunaan uap Kering dalam usaha peningkatan
Efisiensi
Rebusan. LPP Kampus Medan
Tarigan, J. (2005). Perancangan Ketek uap untuk pKS Kapasitas 30
Ton TBS/
Jam. Universitas Sumatera Utam
Asha Agro Lestari, Tbk. (2004. Standar Operasional Prosedur pKS pelalawan.
Riau
Reynolds, c. Perkins, c. (1994). Terrrodinamika Teknik. Erlangga. Jakarta

39
Lampiran 1. ryncar, MAss BALANCE FoRMILL pRocESSING

l00I(g Lros ofMoisfinc

FFB t000Kg Oil Condeosd0S Kg


STERILISATOR

Strilis€d Fl ts 899,7K9

STRIPPING
Em$yBurch f Wafier 147,5 Kg
?jHKg -+ Nc82 Kg
oildsKg

Fruit665 KC
DilutimtrVater 173 kg
PRESSING

Water 739 Kg
AC Nos97 Kg
Nos CLARIFICATION DEPERJCARPING t?9.7 oil E,8Kg
oil z

Nua l,l0Kg

NUTCRACKING Watsr 147 Kg


72,8Ks Noo 57 Kg

oil 1,1 K8

Waier 13,4 Kg
Oil2SKs Kemels 672 Kg Nos t9,8 Kg
L -**,

40
Iampiran 2. Diagram hoses Pengolahan Kelapa Sawit

LOADINGRAMP

P.SPREADER/LTDS I

4t
Lampiran 3. Nerrca Bahan

NERACA BAHAN

42

Anda mungkin juga menyukai