16 - 23
ISSN 2407-0939 print/ISSN 2721-2041 online
ABSTRAK
Pada pabrik kelapa sawit terdapat stasiun pemurnian yaitu pada stasiun klarifikasi. Adapun fungsi
dari stasiun pemurnian yakni sebagai pemisah minyak dengan kotoran dan untuk dapat memperoleh cpo
dalam keadaan yang benar-benra murni, Pada stasiun pemurnian minyak kasar (crude palm oil) diolah dan
dimurnikan, yakni miyak hasil ekstraksi keluaran dari mesin press dengan demikian maka akan
didapatkannya minyak yang sesuai standar. Terdapat sejumlah mesin yang siap bekerja secara
berkepanjangan selama proses pengolahan pada stasiun pemurnian maka akibatnya jika terjadi kerusakan
pada mesin akan menggagalkan proses pengolahan. Agar stasiun pemurnian dapat beroprasi degan lancar
maka kegiatan perawatan adalah kegiatan yang perlu dilakukan terutama pada bagaian yang kritis. Dapat di
identifikasi menggunakan metode FMEA untuk memilih kegiatan perawatan yang sangat tepat pada bagian
yang mengalami kritis. Maka dari itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagian yang kritis pada
stasiun pemurnian dengan menggunakan metode FMEA. Prosedur untuk menemukan hasil observasi yaitu
Mengumpulkan bahan yaitu berupa data, Mengenali bagian kritis, Memilih kegiatan perawatan. Didapatkan
hasil observasi ini yaitu bagian yang mengalami kritis pada stasiun pemurnian terdapat pada valve auto dan
valve inlet dengan nilai RPN sebesar 432. Dengan demikian kegiatan perawatan yang dilakukan dengan
mengganti komponen (replacement).
Kata Kunci: Stasiun Klarifikasi , Maintence, FMEA, Risk Priority Number, Komponen Kritis,
ABSTRACT
At the palm oil mill there is a purification station, namely the clarification station. The function of the
purification station is as a separator of oil and impurities and to be able to obtain CPO in a completely pure
state. At the crude palm oil refining station, it is processed and purified, namely the extracted oil from the
press machine. standard oil is obtained. There are a number of machines that are ready to work for a long
time during the processing at the refining station, so as a result, if there is damage to the machine, the
processing will fail. In order for the purification station to operate smoothly, maintenance activities are
activities that need to be carried out, especially in critical areas. It can be identified using the FMEA to
select the most appropriate maintenance activities for critical parts. Therefore, the purpose of this study was
to determine the critical parts of the purification station using the FMEA method. The procedure for finding
the results of observations are Collecting materials in the form of data, Identifying critical parts, Selecting
maintenance activities. The results of this observation are that the critical parts at the purification station are
found in the auto valve and valve inlet with an RPN value of 432. Thus, maintenance activities are carried
out by replacing components (replacement).
Keywords: Station Clarification, Maintenance, FMEA, Risk Priority Number, Critical Components,
16
SITEKIN: Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 20, No. 1, Desember 2022, pp.16 - 23
ISSN 2407-0939 print/ISSN 2721-2041 online
Agar mendapatkan kualitaas yang sempurna maka keandalan sistem dan telah banyak diadopsi oleh
sebuah pabrik melanjutkan sebuah proses berbagai bidang FMEA merupakan salah satu
pemurnian, proses pemurnian ini yakni lanjutan metode analisis yang paling efektif dan tepat [17].
dari proses pressing [6]. Pemurnian dikerjakan di Melalui metode FMEA dapat diketahui
stasiun kalrifikasi. Proses pemurnian minyak kegagalan komponen kritis pada suatu sistem
menjadi CPO merupakan proses yang bertujuan berdasarkan nilai RPN. FMEA dapat dipakai
untuk menghilangkan kadar air yang ada pada untuk dapat mengetahui cacat yang terjadi pada
minyak sehinnga kualitas dari CPO tersebut baik. sistem, peoses dan juga desain [18] Komponen
Efesiensi pemisah minyak dari NOS, efesiensi kritis merupakan bagian yang memiliki potensi
pemisah kadar air pada minyak dan juga kegagalan yang paling besar maka bagian kritis
mendaptkan rendemen minyak yang baik dengan menjadi paling utama dalam melakukan kegiatan
kehilangan minyak yang sangat rendahh perawatan.
merupakan tujuan utama dari proses pada stasiun PT. Surya Panen Subur 2 adalah perusahaan
klarifikasi [7]. yang bergerak dibidang pengolahan kelapa sawit
Suatu peralatan yang digerakkan oleh menjadi CPO dan inti sawit (kernel), PT. Surya
suatu tenaga yang digunakan untuk meringankan Panen Subur 2 mengasilkan CPO dengan
manusia dalam mengerjakan produk ataupun kapasitas 60 ton/jam, PT. Surya panen subur 2
bagian-bagian tertentu yakni mesin. [8]. Terdapat sangat berusaha untuk mendapatkan hasil CPO
sejumlah mesin yang siap bekerja secara yang lebih baik agar para konsumen puas dengan
berkepanjangan selama proses pengolahan pada produk yang dihasikan. Obsevasi dilakukan di
stasiun pemurnian maka akibatnya jika terjadi stasiun klarifikasi yaitu stasiun akhir untuk
kerusakan pada mesin akan menggagalkan proses memurnikan CPO. Pada stasiun pemurnian
pengolahan.Yang menyebabkan keausan pada terdapat beberapa mesin yang siap beroperasi
mesin adalah sering terjadinya gesekan antar tools untuk memurnikan CPO yaitu dari buah kelapa
dengan demikian aka perawatan mesin dilakukan sawit. Adapun Mesin – mesin yang terdapat pada
setelah mesin melakukan proses operasi setiap stasiun pemurnian ini pada PT. Surya Panen
1000 psc [9]–[13]. Mesin yang rusak secara Subur 2 yaitu, CCT, Underflow, Vibrating screen,
mendadak maka akan sangat menghambat proses sludge tank, sand cyclone, drain tank, buffer
pengolahan. Dengan demikian untuk menghindari tank,sludge centrifuge, reclaimed tank, oil tank,
terjadinya kerusakan pada mesin dan untuk vacum dryer, storage tank, dan sludeg pit.
menjaga keadaan mesin tetap baik dan siap Mesin-mesin tersebut sering mengalami masalah
beroprasi maka diperlukannya kegiatan perawatan atau kerusakan yang mengakibatkan pabrik harus
yang tepat agar proses pengolahan berjalan stop mengolah.
dengan lancar yang paling terhadap bagian yang Adapun tujuan dari penelitian ini untuk
mengalami kritis. Bagian yang mengalami mengetahui bagian yang kritis pada stasiun
potensi yang paling besar dan akibat dari klarifikasi dan memilih kegiatan perawatan yang
kerusakannya tersebut akan dapat mempengaruhi tepat untuk meminimalan potensi kerusakan.
kinerja sistem adalah komponen kritis. Dengan Dengan demikian maka penelitian ini
demikian cara yang tepat adalah dengan cara menggunakan metode FMEA. Karena metode
mengenali bagian kritis agar dapat ditetapkannya FMEA dapat mengidentifikasi, menemukan, serta
kegiatan penangannya. dapat menghilangkan moda kegagalan.
Untuk dapat mengidentifikasi kegagalan
berdasarkan tolak ukur rating dan nilai maka hal Metode Penelitian
tersebut dapat dilihat atau bersumber dari
seberapa besar tingkat keparahan, tingkat kejadian Penelitian dilakukan di PT Surya Panen Subur 2
dan juga tingkat deteksi [14]. yang berlokasi di daerah pulo kruet, kecamatan
Untuk dapat mengidentifikasi potensi Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya Provinsi
kegagalan yang terjadi pada suatu sistem maka Aceh. Penelitian ini dilakukan dengan cara
diperlukannya suatu metode yang dapat observasi, adapun bahan yang dikumpulkan
mengidentifikasi kegagalan tersebut yakni adalah bahan spesifikasi, bahan oprasional, data
menggunakan metode FMEA. Hasil RPN yang kerusakan dan data perawatan mesin di stasiun
sarupa, tetapi tetapi mempunyai tingkat risiko kalrifikasi. Bahan tersebut diperoleh dari hasil
kegagalan yang tak serupa hal ini dapat diketahu ekplorasi perusahaan dan juga wawancara. Untuk
dari penggunaan FMEA [15]. Metode FMEA mendapatkan data mengenai kerusakan,
adalah salah satu metode yang dapat mengenli penggantian komponen, perawatan dan oprasional
serta menghilangkan cacat produksi, baik mesin stasiun kalrifikasi adalah dengan cara
kejadian yang dilihat maupun yang berpotensi observasi dokumen. Untuk meperoleh data
[16]. Dalam meningkatkan keamanan serta sebagai pelengkap data dokumen perusahaan
17
SITEKIN: Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 20, No. 1, Desember 2022, pp.16 - 23
ISSN 2407-0939 print/ISSN 2721-2041 online
adalah dengan cara wawancara adapun responden Prosedur dalam penelitian ini dapat dilihat pada
yang diwawancarai adalah pihak maintanance. flowchat berikut :
Mulai
Perumusan Masalah
Pengumpulan data
Kesimpulan
Selesai
18
SITEKIN: Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 20, No. 1, Desember 2022, pp.16 - 23
ISSN 2407-0939 print/ISSN 2721-2041 online
Terdapat 4 jenis kegagalan pada sand cyclone, dengan tingkat severity,occurence dan detection yang berbeda-beda,
tedapat 1 tingkat risiko kritis dan 3 tingkat risiko rendah. Untuk mengetahui seberapa besar nilai rpn pada sand cyclone
maka dapat dilihat pada tabel berikut ini
19
SITEKIN: Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 20, No. 1, Desember 2022, pp.16 - 23
ISSN 2407-0939 print/ISSN 2721-2041 online
Terdapat 3 jenis kegagalan pada vibrating screen, dengan tingkat severity,occurence dan detection yang berbeda-beda,
tedapat 1 tingkat risiko sedang dan 2 tingkat risiko rendah. Untuk mengetahui seberapa besar nilai rpn pada vibrating
screen maka dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Terdapat 3 jenis kegagalan pada vacum dryer, dengan tingkat severity,occurence dan detection yang berbeda-beda,
tedapat 1 tingkat risiko sedang dan 2 tingkat risiko rendah. Untuk mengetahui seberapa besar nilai rpn pada vacum dryer
maka dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 8. Perhitungan Nilai RPN Vacum Dryer
Terdapat 2 jenis kegagalan pada pompa condensat/ efluent, dengan tingkat severity,occurence dan
detection yang berbeda-beda, terdapat 2 tingkat risiko rendah. Untuk mengetahui seberapa besar nilai rpn
pada pompa condensat/ efluent maka dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 9. Perhitungan Nilai RPN Pompa Condensat / Efluent
Untuk mengetahui daftar prioritas risiko maka dapat dilihat pada tabel berikut ini :
20
SITEKIN: Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 20, No. 1, Desember 2022, pp.16 - 23
ISSN 2407-0939 print/ISSN 2721-2041 online
Dapat diuraikan pada Tabel 10 yaitu, didapati total jam operasi selama 1 tahun yaitu 7.224 jam
pada sandcyclone terdapat 1 bagian kritis yaitu operasi pada kasus ini. Maka itu nilai MTBF
pada valve auto dan valve inlet, 1 komponen dapat diketahui pada Tabel 11 sebegai berikut :
risiko sedang yaitu pada selang angin, 2 Tabel 11. ( Mean time between failure)
komponen risiko rendah yaitu pada pipa dan cone.
Pada sludge centrefuge terdapat 1 komponen MTBF MTBF
No Mesin Komponen
risiko sedang yaitu pada bearing, terdapat 8 (Jam) (Bulan)
komponen risiko rendah yaitu pada liner, nozzle, 1 Sandcyclone Valve auto 3.612 5
seal fruit copling, ball valve, belting, dan pipa dan Valve
inlet / outlet. Pada vibrating screen terdapat 1 Inlet
komponen risiko sedang yaitu pada mesh
vibrating , terdapat 2 komponen risiko rendah
yaitu pada spring pool dan balancing spring. Pada Kesimpulan
vacum dryer terdapat 1 komponen sedang yaitu FMEA yakni suatu analisis yang bisa
pada nozzle, 2 komponen risiko rendah yaitu pada dilaksanakan untuk mengetahui bagian kritis
presure gaugres dan pipa. Pompa condensat serta melakukan kegiatan perawatan untuk
terdapat 2 komponen risiko rendah yaitu pada mengurangi potensi kerusakan mesin pada stasiun
valve inlet dan pipa inlet/ outlet. pemurnian. Dalam observasi ini dapat
Untuk menentukan prioritas tindakan disimpulkan bahwa Adapun elemen yang
perawatan adalah dengan cara berdasarkan dari mengalami risiko paling kritis adalah Valve auto
nilai RPN yang diperoleh maka dapat dan valve inlet pada sandcyclone dengan nilai
dilakukannya penyusunan tingkat risiko. Daftar RPN sebesar 432 .Dengan demikian kegiatan
tabel 6 merupakan daftar komponen mesin perawatan yang dilaksanakan adalah mengganti
berdasarkan urutan tingkat risiko. Komponen elemen atau bagian yang kritis. jadwal melalukan
mesin yang paling kritis adalah valve auto dan perawatan valve auto dan valve inlet adalah setiap
valve inlet, Maka komponen tersebut harus 3.612 jam atau 5 bulan. Untuk menghindari dan
memperoleh perhatian kegiatan perawatan meminimalkan kerusakan pada mesin maka
dikarnakan mengalami tingkat risiko yang paling tindakan perawatan sangat penting dilakukan,
besar. dengan dilakukannya perawatan maka akan dapat
Pada bagian yang mengalami kritis maka memperpanjang masa pakai nya, dapat juga
akan dilaksanakannya kegiatan perawatan dengan menjamin kesiapan operasional keseluruhan
cara penggantian komponen sesuai dengan waktu fasilitas, serta jaga dapat menjamin keamanan dan
rata-rata kerusakannya. Perhitungan MTBF juga keselamatan dalam melakukan pekerjaan
digunakan untuk menentukan jadwal perawatan, Sesudah dilaksanakan observasi ini
dengan cara rata-rata waktu antar kegagalan adapun saran yang dapat diberikan untuk
komponen. Untuk mengetahui berapa nilai dari penelitian selanjutnya adalah sebaiknya peneliti
MTBF maka dihitung berdasarkan berapa lama selalu berkomuikasi dengan baik dengan
waktu operasi terhadap jumlah kegagalan. narasumber agar peniliti dan juga narasumber
Jumlah kegagalan yang terjadi adalah 2 penelitian ini tidak terjadi kesalah pahaman, dari
kegagalan. Kapasitas olah PT. Surya Panen Subur setiap proses sesi wawancara mauapun proses
2 adalah 60 ton/jam dengan demikian diketahui pengambilan data, karena hal ini akan sangat
21
SITEKIN: Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 20, No. 1, Desember 2022, pp.16 - 23
ISSN 2407-0939 print/ISSN 2721-2041 online
menghambat proses penelitian. Srbaik nya [10] Arif Rahman and S. Perdana, “Analisis
narasumber penelitian dipilih yang benar-benar Produktivitas Mesin Percetakan Perfect
mengetahui kegagalan-kegagalan mesin pada Binding Dengan Metode OEE Dan
stasiun klarifikasi, mengetahui permasalahan FMEA,” J. Ilm. Tek. Ind., vol. 7, no. 1,
yang terapat pada stasiun klarifikasi, narasember pp. 34–42, 2019.
dapat berkomunikasi dengan baik agar peneliti [11] A. Wicaksono and F. Yuamita,
mendaaptkan informasi yang benar dan secara “Pengendalian Kualitas Produksi Sarden
mendala untuk membantu peneliti dengan Mengunakan Metode Failure Mode and
demikian maka hasil dari penelitian menjadi Effect Analysis (FMEA) Untuk
akurat. Meminimumkan Cacat Kaleng Di PT.
Maya Food Industries,” J. Teknol. dan
Daftar Pustaka Manaj. Ind. Terap., vol. 1, pp. 1–6, 2022,
doi: https://doi.org/10.55826/tmit.v1iI.6.
[1] S. Balili and F. Yuamita, “Analisis [12] A. Wicaksono and F. Yuamita,
Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja “Pengendalian Kualitas Produksi Sarden
Bagian Mekanik Pada Proyek PLTU Mengunakan Metode Failure Mode And
Ampana (2x3 MW) Menggunakan Effect Analysis (FMEA) Dan Fault Tree
Metode Job Safety Analysis (JSA),” J. Analysis (FTA) Untuk Meminimalkan
Teknol. dan Manaj. Ind. Terap., vol. 1, Cacat Kaleng Di PT XYZ,” J. Teknol.
no. II, pp. 61–69, 2022. dan Manaj. Ind. Terap., vol. 1, no. III, pp.
[2] F. S. Lubis, B. G. Farahitari, and M. Yola, 145–154, 2022.
“Efesiensi Biaya Persediaan Bahan Baku [13] A. S. M. Absa and S. Suseno, “Analisis
Pembuatan Paving Block Menggunakan Pengendalian Kualitas Produk Eq Spacing
Metode Heuristic Silver Meal,” J. Teknol. Dengan Metode Statistic Quality Control
dan Manaj. Ind. Terap., vol. 1, no. II, pp. (SQC) Dan Failure Mode And Effects
104–113, 2022. Analysis (FMEA) Pada PT. Sinar
[3] D. P. Pamungkas, “Sistem Informasi Semesta,” J. Teknol. dan Manaj. Ind.
Kuliner di Indonesia (Studi Kasus: Terap., vol. 1, no. III, pp. 183–201, 2022.
Kulina. id),” Electron. Informatics, Vocat. [14] R. Pawankar, G. W. Canonica, S. T.
Educ., 2016. Holgate, R. F. Lockey, and M. S. Blaiss,
[4] I. Rahmanto and M. I. Hamdy, “Analisa “WAO white book on allergy,”
Resiko Kecelakaan Kerja Karyawan Milwaukee, WI World Allergy Organ.,
Menggunakan Metode Hazard and vol. 3, pp. 156–157, 2011.
Operability (HAZOP) di PT PJB Services [15] A. Mansur and R. Ratnasari, “Analisis
PLTU Tembilahan,” J. Teknol. dan Risiko Mesin Bagging Scale Dengan
Manaj. Ind. Terap., vol. 1, no. II, pp. 53– Metode Fuzzy Failure Mode and Affact
60, 2022. Analysis (Fuzzy-Fmea) Di Area
[5] L. M. Ramdani and A. Z. Al Faritsy, Pengantongan Pupuk Urea Pt. Pupuk
“Analisis Pengendalian Kualitas Pada Sriwijaja,” Teknoin, vol. 21, no. 4, 2015.
Produksi Base Plate R-54 Menggunakan [16] N. B. Puspitasari and A. Martanto,
Metode Statistical Quality Control Dan “Penggunaan FMEA dalam
5S,” J. Teknol. dan Manaj. Ind. Terap., mengidentifikasi resiko kegagalan proses
vol. 1, no. II, pp. 85–97, 2022. produksi sarung ATM (Alat Tenun
[6] B. Sunarko, “Pengolahan Kebun Kelapa Mesin)(studi kasus PT. Asaputex Jaya
Sawit Dengan Sistem Kemitraan,” Tegal),” J@ Ti Undip J. Tek. Ind., vol. 9,
Jakarta. Agromedia Pustaka, 2009. no. 2, pp. 93–98, 2014.
[7] P. M. Naibaho, “Teknologi pengolahan [17] W. Wang, X. Liu, Y. Qin, and Y. Fu, “A
kelapa sawit,” Pus. Penelit. Kelapa Sawit, risk evaluation and prioritization method
Medan, vol. 306, 1998. for FMEA with prospect theory and
[8] A. Sofjan, “Manajemen Produksi dan Choquet integral,” Saf. Sci., vol. 110, pp.
Operasi edisi revisi,” Sofjan Assauri,- 152–163, 2018.
Jakarta Lemb. Penerbit Fak. Ekon. Univ. [18] R. Y. Hanif, H. S. Rukmi, and S. Susanty,
Indones., 2008. “Perbaikan kualitas produk keraton
[9] P. Barosz, M. Dudek-Burlikowska, and luxury di PT. X dengan menggunakan
M. Roszak, “The application of the metode failure mode and effect analysis
FMEA method in the selected production (FMEA) dan FAULT TREE ANALYSIS
process of a company,” Prod. Eng. Arch., (FTA),” Reka Integr., vol. 3, no. 3, 2015.
vol. 18, 2018. [19] J. Piątkowski and P. Kamiński, “Risk
22
SITEKIN: Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 20, No. 1, Desember 2022, pp.16 - 23
ISSN 2407-0939 print/ISSN 2721-2041 online
23