DI SUSUN OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadiat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat karuniaNya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan dan penulisan Laporan Akhir Kerja Praktek ini
sesuai waktu yang telah ditentukan.
Tujuan dari penyusunan laporan kerja praktek ini adalah untuk memenuhi persyaratan
kelulusan mata kuliah Kerja Praktek Program Studi S1 Teknik Kimia Universitas
Tanjungpura Pontianak. Disamping itu juga untuk menambah pengalaman langsung didunia
kerja, dan dengan dilakukannya kerja praktek ini penulis berharap mampu
menginformasikan proses pengolahan kelapa sawit serta cara menghitung efisiensi Boiler
Takuma yang digunakan di Pabrik PT. Multi Jaya Perkasa POM.
Adapun pembahasan laporan kerja praktek ini yaitu Proses Pengolahan Kelapa Sawit
Menjadi Crude Palm Oil (CPO) PT. Multi Jaya Perkasa Palm Oil Mill (POM) Ensalang,
Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat dengan kapasitas 45 ton/jam. Laporan Akhir Kerja
Praktek ini akan ditambahkan dengan tugas khusus berjudul Analisa Efisiensi Takuma
N.900 R Water Tube Boiler pada Pabrik Pembuatan Crude Palm Oil (CPO) di PT. Multi
Jaya Perkasa - POM.
Dalam pembuatan Laporan Kerja Praktek ini, penulis telah mendapatkan arahan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Rusnaidi Jakfar selaku Visiting Engineering dan Mill Manager
2. Bapak Amardi Piliang ST. selaku Asisten Mill Manager dan Pembimbing Lapangan
3. Bapak Ihut Manalu. selaku Kepala Bagian Maintenance
4. Bapak Harri Yan Soanduan. selaku Kepala Bagian Listrik
5. Bapak Markus Udin. selaku Supervisor Produksi
6. Bapak Syahrul Khairi, S.Si., M.Eng. selaku Dosen Pembimbing
7. Seluruh Staff dan karyawan PT. Multi Jaya Perkasa Palm Oil Mill (POM)
Penulis
RINGKASAN
Kelapa sawit (Elaeise Guenensis Jacq) merupakan salah satu tanaman industri yang
mana buahnya dapat diolah menjadi Crude Palm Oil (CPO). Sebelum menjadi Crude Palm
Oil (CPO) kelapa sawit atau yang lebih dikenal dengan Tandan Buah Segar (TBS) terlebih
dahulu melalui beberapa tahapan, setelah TBS selesai dipanen maka selanjutnya
ditransportasikan kepabrik. Tahap awal adalah stasiun penerimaan buah, pada stasiun ini
akan dilakukan penimbangan, sortasi buah dan pengumpulan buah. Dari stasiun penerimaan
buah selanjutnya adalah menuju stasiun sterilizer untuk proses perebusan, dari stasiun
sterilizer selanjutnya menuju ke stasiun thresher untuk proses perontokan. Brondolan akan
dikempa di stasiun press, dari stasiun press akan menghasilkan dua keluaran yaitu berupa
padatan atau cairan. Keluaran yang berupa padatan adalah berupa inti dan fibre, fibre akan
menuju ke stasiun boiler sebagai bahan bakar. Sedangkan inti akan disalurkan ke stasiun
kernel, keluaran yang berupa cairan adalah minyak kasar. Sedangkan minyak kasar akan
ditransportasikan untuk melakukan proses pemurnian.
Didalam proses pengolahan terdapat unsur yang terpenting didalam pabrik yaitu
pembangkit tenaga (power plant) salah satunya adalah boiler. Di dalam pabrik PT. Multi
Jaya Perkasa – POM Sekadau menggunakan water tube boiler dengan tipe Takuma N900 R.
Pada laporan ini akan membahas perhitungan efisiensi boiler Takuma N900 R, alat-alat yang
digunakan didalam boiler serta cara kerja dari boiler dan pengunaan bahan bakar perhari
nya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................ii
2.7 Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Multi Jaya Perkasa ............................ 6
Kemajuan industri di Indonesia sangat pesat hingga saat ini, hal ini ditunjukkan
dengan banyaknya pabrik kelapa sawit di Indonesia. Adapun provinsi di Indonesia yang
banyak perkebunan kelapa sawit serta pabrik pengolahan kelapa sawit menjadi minyak
crude palm oil (CPO) adalah provinsi Sumatera dan Kalimantan. Pengolahan kelapa
sawit merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha perkebunan
kelapa sawit. Hasil utama yang dapat diperoleh adalah minyak sawit, inti sawit, sabut,
cangkang dan tandan kosong. Pabrik kelapa sawit (PKS) dalam konteks industri kelapa
sawit di Indonesia dipahami sebagai unit ekstraksi Crude Palm Oil (CPO) dan inti sawit
dari Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) tersusun atas
unit-unit proses yang memanfaatkan kombinasi perlakuan mekanis, fisik, dan kimia.
Parameter penting produksi seperti efisiensi ekstraksi, rendemen, kualitas produk sangat
penting peranannya dalam menjamin daya saing industri perkebunan kelapa sawit di
banding minyak nabati lainnya. Perlu diketahui bahwa kualitas hasil minyak CPO yang
diperoleh sangat dipengaruhi oleh kondisi buah yang diolah dalam pabrik (Wardhanu,
2009).
Pada prinsipnya proses pengolahan kelapa sawit adalah proses ekstraksi CPO
secara mekanis dari Tandan Buah Segar (TBS) yang diikuti dengan proses
pemurnian. Secara keseluruhan proses tersebut terdiri dari beberapa tahap proses yang
berjalan secara berkesinambungan dan terkait satu sama lain. Kegagalan pada satu tahap
proses akan berpengaruh langsung pada proses berikutnya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun topik bahasan atau permasalahan yang akan dibahas dalam laporan akhir kerja
praktek ini adalah :
1. Menjelaskan proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO)
2. Menjelaskan cara kerja alat serta fungsinya
3. Menjelaskan komponen-komponen didalam boiler Takuma N.900 R serta
membahas cara pengoperasian Boiler Takuma N.900 R
4. Menghitung Efisiensi Boiler Takuma N.900 R
1.3 Tujuan Kerja Praktek
PT. Multi Jaya Perkasa Palm Oil Mill (POM) adalah salah satu perusahaan yang
bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit dan proses pengolahan kelapa sawit menjadi
Crude Palm Oil (CPO) dan kernel yang terletak di kecamatan sekadau hilir, kabupaten
sekadau. Perusahaan ini sering juga disingkat sebagai PT. MJP-POM. Pabrik kelapa sawit
ini memiliki luas lahan sekitar 9,03 Ha dan luas perkebunan kelapa sawit sebesar 6.114,12
Ha. PT. Multi Jaya Perkasa didirikan pada tahun 1990 setelah mendapatkan izin pembebasan
lahan. Sedangkan pabrik pengolahan kelapa sawit milik PT. MJP-POM sendiri mulai
didirikan pada tahun 2004 dan mulai beroperasi pada tahun 2005. Kantor direksi PT.MJP
terletak di Padang, Sumatera Barat dan memiliki kantor cabang di Pontianak, Kalimantan
Barat. Kantor cabang di Pontianak merupakan cabang yang hanya mengelola perkebunan
kelapa sawit yang ada di Kalimantan Barat. Perusahaan yang ada di Kalimantan Barat
merupakan cabang dari perusahaan yang ada di Sumatera.
PT. Multi Jaya Perkasa Palm Oil Mill (POM) awalnya merupakan perusahaan milik
pribadi dan setiap beberapa tahun selalu ada pergantian kepemilikkan. Karena adanya
beberapa permasalahan, salah satunya yaitu sengketa perizinan perusahaan dan pemilik
perusahaan saat itu tidak dapat menangani permasalahan tersebut sehingga akhirnya pada
tanggal 1 januari 2008 PT. MJP-POM resmi dilakukan take over (pembelian saham) 100%
oleh INCASI RAYA GROUP yang berpusat di Padang, Sumatera Barat, Indonesia. Hingga
saat PT. MJP-POM diambil oleh GUNAS GROUP. PT. MJP-POM pada awalnya menganut
pola PIR TRANS (Perkebunan Inti Rakyat), dimana pada saat itu 70% hasil perkebunan
merupakan milik rakyat dan 30% milik perusahaan. Hal tersebut memang besar persentase
bagi pihak rakyat karena 70% hasil tersebut akan dibagi lagi untuk rakyat trans lokal dan
trans asal. Trans Asal merupakan masyarakat yang bertransmigrasi dari pulau jawa dan
bagian trans asal tentunya lebih besar dari trans lokal. Akan tetapi sekarang PT.MJP-POM
telah menganut pola kemitraan yaitu bagi hasil secara merata. Untuk saat ini kapasitas
Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik PT. Multi Jaya Perkasa Palm Oil Mill (POM) sudah
mengalami perubahan menjadi 40 ton/jam. Untuk perkebunan yang menyuplai Tandan Buah
Segar (TBS) olah pada PT. Multi Jaya Perkasa Palm Oil Mill (POM) ada sejumlah 16 PT.
Perkebunan yang semuanya tergabung dalam GUNAS GROUP yang seluruhnya tersebar di
wilayah Kabupaten Sekadau dan Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Adapun perkebunan
yang tergabung dalam GUNAS GROUP antara lain :
Perkebunan PT. MJP-POM awalnya hanya terdiri dari 1 bagian yaitu MJP 1.
Wilayah perkebunan PT. MJP 1 yaitu Desa Selalong, Desa Ensalang, sebagian Desa
Perongkan, dan Desa Tinting Boyok. Karena adanya pengembangan dan perluasan lahan
perkebunan maka pada tahun 2009 dibnetuklah PT.MJP 2 yang terdiri dari MJP Kiatak,
Desa Nanga Mentrap, Desa Bokak Sebunbun, Desa Boti, Desa Rawak Hilir, Nanga
Kerabat, Ulak Limau, Kampung Segotah, Entada, Sungai Sambang, Cupang Gading,
Sekonau, Bayur, kaki Riam, dan Segiam. Sebagai upaya pengembangan perusahaan PT.
MJP saat ini telah berencana untuk berkembang dibidang pengelolaan karet, dan lahan
yang akan digunakan dalam perkebunan karet yaitu lahan perbukitan dengan kemiringan
45o. Selain itu pengembangan perusahaan juga akan dilakukan dalam peningkatan
perluasan areal perkebunan kelapa sawit.
2.2 Visi dan Misi PT. Multi Jaya Perkasa – POM
2.2.1 Visi
Menjadi salah satu perusahaan terbesar dan penghasil CPO (Crude Palm Oil) dengan
nilai jual yang tinggi.
2.2.2 Misi
Sehingga total keseluruhan luas areal perusahaan kelapa sawit PT. MJP-POM yaitu sebesar
9.03 Ha
Luas Lahan perkebunan kelapa sawit yang diolah oleh PT. Multi Jaya Perkasa
meliputi:
- Inti = 2.680,29 Ha
- Plasma = 2.633,83 Ha
- Swadaya (disekitar kebun plasma PIR Trans PT. MJP) = 800,00 Ha
Sehingga total luas lahan perkebunan kelapa sawit yang diolah oleh PT. Multi Jaya Perkasa
yaitu sekitar sebesar 6.114,12 Ha.
2.4 Lokasi Industri PT. Multi Jaya Perkasa
PT. Multi Jaya Perkasa – POM terletak di Ensalang, Desa Peniti, Kecamatan Sekadau
Hilir, Kabupaten Sekadau, Provinsi Kalimantan Barat. Pabrik ini berjarak sekitar 3 Km ke
jalan raya dan memiliki jarak tempuh sekitar 15 Km ke Kabupaten Sekadau. Selain itu PT.
Multi Jaya Perkasa-POM berada pada koordinat 00o02’26,42’’ lintang utara dan
110o48’29,32’’ lintang selatan.
Jarak Desa Ensalang ke pabrik PT. Multi Jaya Perkasa – POM sekitar 2 Km melewati
jalan tanah kuning. Setelah melewati gerbang perusahaan, terdapat kantor pos satpam
kemudian parkiran motor dan kantor perusahaan. Di samping kantor terdapat jembatan
timbangan untuk menimbang buah dari truk.
Kondisi terkini PT. Multi Jaya Perkasa sangatlah tidak efisien hal ini dikarenakan
umur perusahaan yang sudah memasuki 12 tahun. Umur yang sudah tua ini menyebabkan
setiap alat pada proses produksi mengalami pengkaratan. Akan tetapi sudah banyak alat yang
diganti karena tidak layak digunakan lagi. Ketidakefisiennya pabrik ini karena kurangnya
pengawasan yang ketat, safety keselamatan yang kurang, serta proses pengolahan limbah
yang kurang baik. Seperti pengolahan limbah padat (tandan kosong) yang dibiarkan
menumpuk padahal dapat dilakukan proses pembuangan menggunakan conveyor menuju
truk pengangkut tanpa harus dibantu dengan alat berat seperti eksapator.
Perusahaan PT. Multi Jaya Perkasa memiliki karyawan tetap, staff dan non staff serta
karyawan harian. Sehingga ada beberapa perbedaan dalam peraturan kerja. Adapun
peraturan-peraturan kerja terkait yaitu :
Masuk kerja :
Jam isitahat : Untuk karyawan non staff (bagian proses) serta karyawan harian
dilakukan dengan cara bergantian karena tidak dapat meninggalkan saat proses sedang
berlangsung. Pada saat proses sedang berlangsung karyawan tidak boleh tidur ataupun
meninggalkan pekerjaan.
Lindungan lingkungan keselamatan dan kesehatan kerja PT. Multi Jaya Perkasa –
POM dilakukan dengan cara penggunaan alat-alat safety seperti topi engineer, sepatu safety,
masker, sarung tangan, (kacamata safety untuk karyawan dan operator di stasiun boiler), dan
penutup telinga. Sedangkan untuk lingkungan kesehatan kerja, setiap pagi dan sesudah
proses seluruh tempat di perusahaan dibersihkan dari kotoran selama berlangsungnya proses
produksi. Kemudian untuk Amdal dari cerobong dalam proses di boiler dilakukan
pengecekan udara hasil pembakaran oleh pihak Lingkungan dan Pengawasan Kesehatan
Kerja Provinsi Kalimantan Barat selama 6 bulan sekali.
BAB III PROSES PRODUKSI PABRIK
Tanda Buah Segar yang berasal dari kebun-kebun diangkut ke pabrik dengan
menggunakan truk pengangkut untuk diolah. Pengangkutan secepatnya dilakukan setelah
pemanenan (diterima di pabrik maksimum 24 jam setelah dipanen). Hal ini bertujuan untuk
mencegah kenaikan kadar Asam Lemak Bebas (ALB) karena keterlambatan pemprosesan.
Truck pengangkut tandan buah segar (TBS) dari kebun sebelum diolah dalam pabrik PT.
MULTI JAYA PERKASA PALM OIL MILL (POM) pertama kali di terima di bagian
stasiun penerimaan buah untuk ditimbang menggunakan jembatan timbangan (Weight
Bridge). Fungsinya untuk mengetahui berat tandan buah segar yang diangkut oleh truck
tersebut, kemudian tandan buah segar (TBS) kelapa sawit tersebut disimpan di penampungan
sementara (Loading Ramp).
Jembatan timbang berfungsi untuk menimbang TBS yang masuk ke dalam pabrik dan
untuk menimbang produksi yang di angkut keluar dari pabrik berupa CPO, Tankos, Solid,
Kernel, Cangkang, dan lainnya. Penimbangan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah berat
dari produk yang di angkut sehingga dapat digunakan untuk :
Mengetahui / menetapkan start proses pengolahan
Menghitung kapasitas olah pabrik secara aktual
Menghitung ekstraksi pengolahan
Jumlah berat TBS / Kernel dapat diketahui dari selisih berat bruto (berat truck dan
buah/kernel) dengan berat truck nya saja. Penimbangan dilakukan 2 kali yaitu pada saat truk
berisi buah atau yang lainnya, dan pada saat truk kosong (setelah dibongkar di loading ramp).
Timbangan yang digunakan di PKS PT.MJP-POM adalah timbangan elektronik dengan
kapasitas 40 ton (40.000 kg). Timbangan ini dilengkapi dengan lantai jembatan timbang.
Tandan buah segar (TBS) setelah melewati proses penimbangan berat buah, kemudian
dilakukan grading atau sortasi untuk mengetahui kualitas buah dari kebun. Cara nya dengan
buah di pilah-pilah sesuai dengan parameter buah yang diinginkan oleh perusahaan PT. MJP-
POM.
Loading Ramp berjumlah 2 unit, unit ke 1 berjumlah 6 pintu tetapi untuk saat ini tidak
digunakan kembali sedangkan unit ke 2 memiliki 12 pintu yang digerakan dengan mesin
hidrolik. Pintu hidrolik ini bertujuan untuk mempermudah / mengatur pemasukan TBS
kedalam lori buah, dan setiap pintu ini mempunyai kapasitas ± 18 ton TBS. Setelah tandan
buah segar tersebut di pilih dan di tampung, tandan buah segar tersebut di jatuhkan menuju
dinding Loading, pintu loading dibuka dan tandan buah segar jatuh ke conveyor. Setelah
loading dibuka dengan mesin hidrolik, TBS akan jatuh menuju conveyor, adapun conveyor
yang digunakan yaitu :
Kemudian setelah dijalankan dengan conveyor tandan buah segar dijatuhkan kedalam
Lori (Wadah). Lori merupakan wadah tempat buah kelapa sawit sebelum dilakukan
perebusan. Daya tampung lori adalah 5 ton dengan waktu pengisian buah dari conveyor
menuju lori yaitu 10 menit. Didalam lori terdapat lubang-lubang kecil fungsinya sebagai
tempat keluarnya air dan minyak setelah direbus. Setelah itu lori dimasukan ke dalam stasiun
rebusan ( Sterilizer ). Dapat dilihat gambar lori dibawah ini :
1. Hidrolik
Alat untuk membuka pintu loading ramp. Cara kerjanya adalah sebagai berikut :
Metode Perebusan :
Untuk mendapatkan hasil terbaik, maka perlu diperhatikan cara perebusan. Metode
perebusan yang digunakan oleh PT. Multi Jaya Perkasa – POM adalah sistem tiga puncak
(Triple Peak). Adapun prinsip Triple Peak adalah tiga kali pemasukan uap (uap basah) ke
dalam Sterilizer dan tiga kali pembuangan uap (blow down).Tahap perebusan dengan pola
Triple Peak adalah tahap pencapaian puncak I, II dan III, di mana dilakukan tiga kali
pemasukan uap dan pembuangan uap. Jumlah puncak dalam pola perebusan ditunjukkan
oleh jumlah pembukaan dan penutupan dari steam masuk atau steam keluar selama
perebusan berlangsung yang diatur secara manual atau otomatis.
Sebelum dimasukkan uap untuk mencapai puncak I, terlebih dahulu dilakukan
Deaerasi (pembuangan udara) selama lima ±7 menit. Kemudian baru dimasukan uap untuk
mencapai puncak I dengan membuka pipa steam masuk selama 12-15 menit, atau sampai
dicapai tekanan sebesar 1, kg/cm2, lalu pipa steam ditutup, sedangkan pipa kondensat dan
exhaust pipa dibuka dengan tiba-tiba. Setelah tekanan turun sampai sebesar 0 kg/cm2 (± 30
menit) pipa-pipa tersebut ditutup. Pipa steam masuk kemudian dibuka kembali selama 12
menit atau sampai dicapai puncak II (tekanan 2 kg/cm2). Lalu pipa steam masuk ditutup,
sedangkan pipa kondensat dan exhaust pipa dibuka dengan tiba-tiba, tekanan turun sampai
sebesar 0 kg/cm2 (± 5 menit) pipa-pipa tersebut ditutup. Melalui dua puncak awal, perebusan
dilanjutkan dengan membuka steam masuk sampai dicapai puncak III (tekanan 2,5 kg/cm2),
lalu tekanan ini dipertahankan selama 45 menit, sebelum dilakukan pembuangan steam
terakhir. Setelah penahanan tekanan steam selesai, maka steam berada didalam Sterilizer
dibuang secara tiba-tiba. Pemasukan steam secara tiba-tiba pada pencapaian puncak I dan II
sehingga buah yang semula kaku menempel pada tandan akan lunak dan lebih mudah lepas
pada tandan saat ditebah dalam Thresher. Sedangkan penahan tekanan pada puncak III
bertujuan untuk memberikan kondisi yang cukup agar kadar Asam Lemak Bebas (ALB)
didalam TBS dapat dikurangi.Pada Sterillizer melalui 3 peak, di mana proses yang terjadi
pada setiap peak adalah sebagai berikut:
1. Tekanan uap
Dalam satu siklus perebusan bila tekanan uap dapat mencapai 2,8 kg/cm2 bertahan
dalam waktu 40-45 menit pada peak ketiga akan memberikan hasil yang memuaskan
2. Pembuangan udara dari sterilizer
Udara merupakan penghantar panas yang lambat sehingga akan menurunkan tekanan
di dalam perebusan, maka udara yang berada di dalam sterilizer harus dibuang
dengan cara deaerasi yang dilakukan saat mulainya perebusan awal TBS.
3. Pembuangan Kondensat
Pada proses perebusan, steam yang digunakan akan terkondensasi dan akan
beerkumpul di bagian dasar sterilizer yang harus dibuang. Kondesat harus dibuang
karena :
a. Air kondensat yang tidak dibuang dapat menggenangi buah yang direbus
sehingga minyak akan terikut dalam air kondensat
b. Air kondensat bersifat korosif sehingga akan mempercepat keausan pada liner,
dish end, dan bagian pintu sterilizer
c. Air yang terakumulasi akan mengabsorbsi panas steam sehingga panas dari steam
akan berkurang
4. Kebutuhan Uap
Jumlaah uap yang dibutuhkan untuk sekali perebusan dengan sistem triple peak
adalah sekitar 250-360 kg/ton TBS dengan rincian :
a. Pemanasan sterilizer : 80 – 120 kg
b. Proses Perebusan : 120 – 140 kg
c. Steam untuk deaerasi : 50 – 100 kg
Pemisahan brondolan (Threshing) sering juga disebut pemipilan buah atau stripping
bertujuan untuk melepaskan seluruh brondolan dari janjangan secara maksimal sehingga
kehilangan brondolan dalam janjangan dapat dikurangi. Thressher adalah alat penebah
berbentuk drum dengan pisau-pisau penebah didalamnya dan dilengkapi dengan kisi-kisi
sebagai tempat jatuhnya brondolan. Dalam drum ini terjadi pemisahan TBS yang telah
direbus menjadi brondolan dengan sistem diputar dan dibanting. Agar tandan masak lepas
dari brondolan nya secara maksimal maka harus diperhatikan adalah :
Hasil perhitungan kecepatan putar drum thressher didapat dari persamaan matematis sebagai
berikut :
40√(𝐷−𝑑)/2
N= (𝐷−𝑑)
Dimana :
N = putaran thressher
D = diameter drum
d = diameter TBS
1. Tippler
Merupakan alat yang digunakan untuk menuang lori yang berisi tandan buah segar
hasil rebusan.
2. Sterilizer Fruit Bunch Conveyor
Alat ini berfungsi sebagai pembawa TBS yang telah direbus kedalam thresher dan
alat untuk menuang TBS yang telah direbus dari lori ke Bunch Conveyor
menggunakan Tippler.
3. Thressher Drum
Berfungsi untuk melepaskan berondolan dari janjangan buah dengan cara bantingan.
Alat ini berupa mesin berbentuk drum berkisi-kisi yang berputar dengan kecepatan
23-25 rpm, diameter sekitar 2100 mm dan panjang 5100 mm dengan kapasitas 45
ton FFB/jam. Berikut ini adalah gambar dari thressher drum :
Lori yang membawa tanda buah segar yang telah direbus kemudian dituangkan dengan
menggunakan tippler selanjutnya diangkat dengan bunch conveyor dan kemudian akan
dituangkan ke thressher drum. Pemipilan dilakukan dengan cara membanting buah dalam
drum, buah terpipil akan jatuh melalui kisi-kisi dan akan ditampung dan dibawa oleh
distributing conveyor untuk didistribusikan ke unit-unit digester sedangkan untuk tandan
kosong akan dibawa oleh horizontal empty bunch conveyor ke empty bunch hopper untuk
dilakukan penimbunan sementara sebelum tandan kosong diangkut dengan truk untuk
diaplikasikan ke kebun.
Digester berfungsi untuk memudahkan penghancuran daging buah dan pelepasan biji
sehingga memudahkan dalam pengepresan. Pada saat yang bersamaan berfungsi untuk
memecahkan sel-sel minyak sehingga digester merupakan tempat pertama proses pemisahan
minyak dari daging buah selama pelumatan TBS dilakukan yaitu menggunakan steam.
1. Digester
Alat ini berfungsi untuk melumatkan daging buah. Pengadukan di digester akan
menyebabkan terjadinya :
Daging buah terlepas dari nut sehingga nut lebih mudah dipisahkan
Melumatkan daging buah sehingga minyak mudah dikeluarkan
Massa buah akan lebih merata dan temperatur menjadi lebih homogen
Sebagian minyak keluar dari daging buah kemudian dikeluarkan melalui
lubang bottom plate digester
Didalam Digester dipasang pisau pengaduk (digester arm) dan pisau pelempar
(expeller arm) yang berputar pada sumbunya sehingga diharapkan sebagian besar
daging buah terlepas dari bijinya. Pada pengadukkan dilakukan pemanasan untuk
memudahkan pelumatan buah dengan menggunakan air panas bersuhu sekitar 90-95
o
C. Pengisian di digester harus dilakukan kontinu dan selalu terisi penuh. Selama
pengadukan diperlukan pemanasan yang kontinu sehingga massa buah dan kekentalan
(viscosity) minyak menurun yang berakibat minyak akan mudah di keluarkan. Berikut
ini adalah gambar alat digester :
2. Screw Press
Maka hasil proses pengadukan dalam Digester masuk kedalam Screw Press yang
bertujuan untuk memeras daging buah sehingga dihasilkan minyak kasar (Crude
Oil). Tekanan kempa diatur oleh konis yang berada pada bagian ujung pengempaan
dan dapat digerakkan maju mundur secara sistem hidrolik, disini terdapat 4 unit
Screw Press dengan tekanan kempa 35-45 Kg/cm2. Kapasitas screw press yang
digunakan umumnya 10-18 ton TBS/jam. Tekanan kempa sangat berpengaruh pada
proses ini, karena tekanan kempa terlalu tinggi dapat menyebabkan inti pecah
(hancur), losses (kerugian) inti tinggi, dan mempercepat terjadi keausan pada
Material Screw Press, sebaliknya jika tekanan kempa terlalu rendah akan
mengakibatkan losses (kerugian) minyak pada ampas press dan inti akan bertambah.
Berikut ini adalah gambar dari screw press :
Gambar 3.5 Screw Press
Pengendalian Proses :
Buka kerangan steam untuk pemanasan massa digester. Pengaruh pemanasan didalam
digester akan menurunkan kekentalan minyak dan massa digester sehingga memudahkan
proses pengadukan. Setelah digester dihidupkan kemudian diisi buah dari distributing
conveyor sampai penuh. Volume massa buah di digester harus tetap penuh agar waktu dan
proses pengadukan berlangsung sempurna dengan memperhatikan temperatur tetap
mencapai 90oC. Bila temperatur terlalu rendah dapat mengakibatkan minyak mengental
sehingga sulit keluar melalui lubang didasar digester, disamping itu daging buah akan sulit
terlepas dari nutnya. Sebaliknya apabila suhu terlalu tinggi akan menyebabkan terbentuknya
emulsi sehingga minyak sulit dipisahkan. Buka chute dari digester ke press agar buah yang
sudah lumat di digester dapat masuk ke press. Minyak yang keluar dari buah selama
pengadukan sebaiknya dikeluarkan secara langsung ke Sand Trap Tank melalui lubang
perforasi didasar digester dan juga dibagian sisi chute.
Setelah press dihidupkan kemudian umpan dari digester dimasukkan sampai beberapa
saat kemudian sistem hidrolik cone dihidupkan dan atur tekanan cone agar diperoleh hasil
pressan dengan kehilangan minyak diampas rendah dan nut pecah seminimal mungkin.
Tekanan cone pada operasi normal bekerja sekitar 50-70 Bar dan kebutuhan Ampere sekitar
30-45 Ampere. Hasil pengempaan berupa minyak kasar dan ampas press. Minyak kasar
selanjutnya dialirkan ke Sand Trap Tank melalui Oil Gutter kemudian disaring melalui
vibrating screen dan masuk ke crude oil tank, sedangkan ampas press jatuh ke CBC (Cake
Breaker Conveyor). Minyak kasar hasil pengempaan diencerkan dengan penambahan air
panas bersuhu 90oC jumlahnya 15-30 % dari total minyak yang keluar.
Klarifikasi merupakan proses penjernihan crude oil hasil ekstraksi stasiun pressing
yang masih mengandung sejumlah air, sludge, pasir, dan solid melalui tahapan-tahapan di
stasiun klarifikasi yang menjadi faktor penentu kualitas CPO. Perlakuan lebih lanjut dari
minyak kasar adalah klarifikasi dan refining minyak. Klarifikasi berfungsi untuk
menghilangkan kotoran-kotoran yang bersifat tidak larut dalam minyak, sedangkan refining
(pemurnian) adalah untuk menghilangkan kotoran – kotoran yang larut dalam minyak
prosesnya yaitu dengan pengendapan, sentrifugasi dan penguapan.
Hasil samping dari proses pengepresan menghasilkan nut dan fibre. Produk samping
tersebut akan dilewatkan ke cake breaker conveyor menuju alat depericarper. Didalam
depericarper akan terjadi proses turbulensi dimana fibre akan terhisap oleh induced Draft
Fan menuju ke fibre cyclone, sedangkan biji yang berat (nut) akan jatuh kedalam tromol
(polishing drum) yang berputar. Didalam polishing drum nut akan bergesekan dengan
sesama nut dan dengan dinding polishing drum. Setelah sampai di ujung polishing drum nut
akan jatuh ke lubang-lubang yang telah ditetapkan sesuai ukuran nut tersebut, setelah jatuh
nut akan di bawa dengan screw conveyor menuju winnoing kolom yang dihisap oleh induced
draft fan menuju nut cyclone. Dibawah nut cyclone terdapat air lock yang fungsinya untuk
mengunci udara/ membuat udara menjadi vacuum agar tidak terhisap sampai ke fan nya.
Dari nut cyclone, nut akan jatuh ke nut silo. Berdasarkan teori didalam nut silo diberikan
pemanas dari blower dan heater dengan suhu 60-80 oC akan tetapi di PT. Multi Jaya Perkasa
tidak digunakan karena efisiensi Ripple Mill sangat baik yaitu > 96%. Setelah nut jatuh ke
nut silo, nut akan digetarkan oleh vibrating feeder yang fungsinya untuk memasukkan nut
ke dalam ripple mill, didalam ripple mill nut akan digiling / dipecahkan sehingga diperoleh
cangkang dan inti sawit (kernel). Cangkang dan kernel dilewatkan oleh cracked mixture
conveyor menuju cracked mixture elevator. Kemudian menuju LTDS kolom. Di LTDS 1
cangkang halus/ringan dan fibre akan terhisap oleh induced draft fan menuju LTDS cyclone,
sedangkan kernel utuh (lebih berat) akan jatuh kebawah menuju wet kernel conveyor.
Sedangkan untuk sisa cangkang dan kernel lainnya dimasukkan ke LTDS no.2 untuk
dilakukan pemisahan secara basah di claybath.
Fungsi nya :
- Memecahkan cake (ampas press) menjadi fiber dan biji serta menghantar ke
Depericarper.
- Mengeringkan/mengurangi kadar air pada fiber sebagai bahan bakar dan untuk
memudahkan kerja Blower pada Depericarper.
- Cake Breaker Conveyor ini terdiri dari satu talang dimana pada bagian tengah dari
diameter talang terdapat as screw yang mempunyai pisau-pisau pemecah. Didalam
conveyor ampas press panas diaduk-aduk dan dengan pengaruh udara luar membuat
ampas menjadi lebih kering (kadar air berkurang) sehingga ampas yang lebih ringan
akan mudah dipisahkan dari biji.
-
b). Depericarper
Gambar
Depericarper adalah alat untuk memisahkan ampas dengan biji serta memisahkan biji
dari sisa-sisa serabut yang masih melekat pada biji. Alat ini terdiri dari Separating Column
Polishing Drum. Ampas dan biji dari CBC masuk dari Separating Column. Disini fraksi
ringan yang berupa fibre, inti pecah halus, cangkang halus dan debu, terhisap dengan Fibre
Cyclone dan melalui Air Lock masuk dan ditampung dan dijatuhkan ke conveyor sebagai
bahan bakar pada boiler. Sedangkan fraksi berat seperti biji utuh, biji pecah, inti utuh dan
inti pecah turun kebawah masuk ke Polishing Drum.
Polishing Drum adalah suatu drum mendatar yang berputar. Didalamnya terdapat plat-
plat pembawa yang dipasang miring pada dinding. Alat ini berfungsi untuk memoles biji
agar fiber yang melekat pada nut bisa terlepas.
d). Nut Silo
Fungsi dari alat ini adalah untuk tempat pemeraman biji. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi kadar air sehingga lebih mudah dipecah dan inti lekang dari cangkangnya. Nut
silo juga berfungsi untuk menurunkan pengaruh pectin (yang berfungsi sebagai lem perekat)
yang terdapat antara cangkang dan inti.
Biji dari Nut Silo masuk ke Ripple Mill untuk dipecah sehingga inti terpisah dari
cangkang. Biji yang masuk melalui bagian atas rotor akan mengalami gaya sentrifugal
sehingga biji keluar dari rotor dan terbanting kuat yang menyebabkan inti pecah. Kecepatan
putarnya 900 rpm. disini terdapat 4 unit Ripple Mill dengan kapasitas setiap unit 6 ton/jam.
Setelah dipecahkan, inti yang masih bercampur dengan kotoran-kotoran dibawa ke Cracked
Mixture separating column melalui cracked mixture conveyor dan cracked mixture elevator.
Fungsi dari LTDS adalah untuk memisahkan kernel dan cangkang dengan bantuan kipas
penyedot (fan) dengan berdasarkan berat jenisnya
g). Claybath
Alat ini berfungsi untuk memisahkan cangkang dan kernel dengan cara basah yaitu dengan
menggunakan air dan CaCO3 ( Kalsium Karbonat )
Kernel dan cangkang yang telah dicuci di tabung pencucian kemudian menuju
saringan yang berada di atas bak hydrocyclone. Dan dibawah saringan ini terdapat
corong tempat jatuhnya air yang mengikut dengan kernel dan cangkang dari bak
pencucian. Saringan ini juga berputar seperti vibrating mesh yang berada dibawah
bak hidrocyclone.
Sebelum kernel dan cangkang dimasukkan ke claybath, terlebih dahulu
pastikan bahwa calcium telah larut di dalam bak hidrocyclone dan hidrocyclone
pump juga harus dipastikan hidup untuk sirkulasi larutan.
Kemudian kernel dan cangkang turun dari saringan yang berada di atas bak
hidrocyclone dan masuk ke dalam bak hidrocyclone yang berisi larutan calcium
sebagai media pemisah antara kernel dan cangkang
Kernel yang telah diselimuti oleh larutan calcium menyebabkan berat jenis kernel
menjadi lebih rendah dari berat jenis cangkang sehingga inti mengapung
dipermukaan larutan dan keluar melalui sebuah pipa yang posisinya dibagian atas
bak hidrocyclone menuju vibrating mesh sebelah kiri, sedangkan cangkang
mengendap ke bawah dan keluar melalui sebuah pipa yang berada dibagian dasar
menuju vibrating mesh sebelah kanan. Kernel yang keluar dari vibrating mesh
masuk ke wet kernel conveyor untuk proses selanjutnya sedangkan cangkang masuk
ke wet shell conveyor untuk kemudian diumpankan ke conveyor yang akan
dibawa ke boiler sebagai bahan bakar.
Inti yang masih mengandung air perlu dikeringkan sampai kadar air 7%. Inti yang
berasal dari pemisahan ini melalui kernel distribution conveyor didistribusikan kedalam dua
unit kernel silo, untuk di lakukan proses pengeringan. Inti akan dikeringkan dengan
menggunakan udara panas dari Boiler dengan bantuan blower dan heater yang akan
ditransferkan oleh fan menuju kernel silo
3.3 Utilitas
Penyadiaan suatu unit utilitas merupakan suatu syarat yang sangat penting dalam satu
pabrik, karena utilitas adalah suatu faktor penunjang pada proses yang ada di pabrik.Pada
proses pengolahan minyak kelapa sawit di PT. Multi Jaya Perkasa terdapat 4 unit utilitas
yaitu sebagai berikut.
Stasiun Water Treatment merupakan suatu tempat pengolahan air yang akan
dipakai atau dipergunakan dalam proses pengolahan maupun untuk keperluan domestik.
Sumber air yang dipergunakan baik untuk proses pengolahan maupun untuk domestik
adalah bersumber dari sungai jernih yang berada tidak jauh dari PKS.
Air pada pabrik kelapa sawit PT. Multi Jaya Perkasa berasal dari sungai Sekadau yang
ditampung di dalam waduk. Air merupakan kebutuhan yang sangat penting, air ini akan
diolah untuk menghasilkan steam yang dibutuhkan dalam pengolahan dan pengoperasian
pabrik. Air yang dihasilkan dari hasil pengolahan ini harus memenuhi standar air umpan
boiler.
Air yang keluar Dearator sebelum masuk ke boiler diinjeksikan bahan kimia yang
berguna untuk menaikkan pH, mencegah terjadinya korosi, mencegah pembentukan kerak
pada ketel boiler.
Pembangkit tenaga pada pabrik kelapa sawit PT. Multi Jaya Perkasa menggunakan
dua sistem yaitu : sistem turbin dan sistem diesel. Beberapa komponen utama pada sistem
ini adalah ketel atau boiler, turbin dan BPV. Tenaga penggerak dari generator yang
digerakkan oleh boiler, turbin dan back pressure vessel.
3.5.1 Boiler
Untuk mendapatkan tenaga uap dan listrik yang digunakan dalam proses pengolahan,
maka air yang berasal dari tangki dearator diproses dalam Boiler. Bahan bakar yang
digunakan berasal dari pengolahan kelapa sawit yang berupa serabut (fibre) dan cangkang.
3.5.2 Turbin Uap
Uap yang dihasilkan oleh boiler digunakan untuk menggerakkan sudut-sudut turbin
dan untuk menggerakkan poros yang dikopel dengan poros roda gigi. Dengan demikian akan
menghasilkan tenaga listrik yang akan digunakan untuk menggerakan elektro motor dalam
proses pengolahan.
Steam masuk pada turbine sesuai dengan perintah governoor. Fungsi dari governoor
ini adalah untuk menjaga dan menstabilkan putaran dari alternator dengan jalan membuka
menutup katup steam masuk secara otomatis. Batas maksimal putaran alternator sebesar
5.400 rpm. Jika seandainya governoor ini bermasalah, misalnya macet maka rpm akan terus
naik dan melewati batas putaran maksimal. Maka turbine akan trip / mati dengan jalan
pompa menutup katup steam masuk secara otomatis.
Fungsinya untuk melakukan proses pendinginan minyak pelumas pada gear box
turbin
Steam separator
Governor
Fungsinya mengatur cara kerja klep / valve turbin agar putaran turbin tetep stabil.
Fungsinya untuk meringankan putaran turbin apabila tekanan steam drop, dengan
cara membuka nozzel dan apabila kondisi normal nozzel ditutup.
Hand trip
Fungsinya untuk mematikan turbin secara otomatis apabila turbin ada problem
emergency.
Fungsinya untuk dapat menutup secara otomatis aliran uap masuk ke dalam casing
rotor.
Spesifikasi Turbine :
Merk : TURBOCRAFT
Serial No. : D-5449
KW or H.P : 750 KW
Inlet Press (N) : 18 kg/cm2
Inlet Press (M) : 20 kg/cm2
Inlet Temperature (N) : 408 oF
Inlet Temperature (M) : 417 oF
RPM : 5400
Exhaust Press (N) : 3.5 kg/cm2
Exhaust Press (M) : 3.5 kg/cm2
3.6 Laboratorium
Pada laboratorium kelapa sawit PT. Multi Jaya Perkasa ini yang diperiksa adalah
sebagai berikut:
a. Mutu air
b. Mutu buah
c. Kerugian (Losses) dalam proses pengolahan
d. Mutu produksi
Air yang dianalisa adalah air baku, air pengolahan dan air pemanas (feed water dan air
boiler). Analisa yang digunakan untuk melihat mutu air adalah sebagai berikut:
a. pH
b. Analisa TDS (total dissolved solid)
c. Kadar silica
d. P Alkalinity
e. O Alkalinity
f. Total Hardness
g. Sulphite
h. Phospate
i. Chlorida
j. Temperatur Deaerator
Untuk melihat buah kelapa sawit maka dilakukan analisa dengan cara sortasi. Selama
berlangsungnya proses pengolahan terjadi losses minyak. Besarnya persentase losses ini
tidak boleh melebihi standar yang telah ditetapkan.
Produk akhir dari pabrik berupa Crude Palm Oil (CPO) dan inti sawit (kernel) akan
dianalisa mutu, yaitu terhadap:
3.7.2 Recovery
Limbah cair padat yang masih mengandung minyak dikumpulkan dalam kolam
recovery untuk diambil minyaknya. Prinsip pemisahan disini berdasarkan perbedaan
densitas, dimana minyak akan naik keatas lalu dipompakan kembali ke sludge drain tank.
Limbah yang tersisa berada pada bagian bawah recovery mempunyai temperature 60-700C
yang langsung dipompakan ke Efflucant Treatment.
3.7.3 Kolam Pendinginan
Berfungsi untuk mendinginkan air limbah yang masih panas, sehingga suhu turun dari
(60oC – 70oC) menjadi (40oC - 45oC) dan untuk mendukung kehidupan bakteri anaerob pada
kolam berikutnya. Luas kolam yaitu 40 meter x 100 meter x 3.5 meter dengan volume kolam
adalah 14.000 m3.
Di pabrik PT. Multi Jaya Perkasa terdapat 5 kolam Facultative Pond antara lain :
1. Fakultative Pond I
Kolam ini memiliki luas sebesar 40 meter x 100 meter x 3,5 meter dengan volume
14.000 m3
2. Fakultative Pond II
Kolam ini memiliki luas sebesar 40 meter x 100 meter x 3,5 meter dengan volume
14.000 m3
3. Fakultative Pond III
Kolam ini memiliki luas sebesar 40 meter x 100 meter x 3,5 meter dengan volume
14.000 m3
4. Fakultative Pond IV
Kolam ini memiliki luas sebesar 30 meter x 80 meter x 2,5 meter dengan volume
6.000 m3
5. Fakultative Pond V
Kolam ini memiliki luas sebesar 100 meter x 30 meter x 3 meter dengan volume
9.000 m3
Solid Desanter yang dihasilkan dari unit pemurnian minyak dikumpulkan terlebih
dahulu sehingga mengalami pembusukan/ pengeringan, kemudian digunakan untuk
menyuburkan tanaman kelapa sawit.
Limbah padat yang berasal dari solid decanter menimbulkan bau, sehingga akan
mengalami pembusukan dan harus segera dibuang kelahan pertanian untuk dijadikan sebagai
pupuk pada tanaman kelapa sawit. Limbah ini dapat menyuburkan tanaman, sehingga dapat
mengurangi anggaran untuk membeli pupuk.
BAB IV TUGAS KHUSUS
Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai
terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian
digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang berguna dan
murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air dididihkan sampai menjadi steam,
volumnya akan meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk
mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dan
dijaga dengan sangat baik. Secara konversi energi, boiler memiliki fungsi untuk
mengkonversi kimia yang tersimpan di dalam bahan bakar menjadi energi panas yang
ditransfer ke fluida kerja.
Boiler yang digunakan di PT. Multi Jaya Perkasa – POM ada 2 yaitu Mechmar Water
Tube Boiler dan Takuma N900 R Water Tube Boiler yang menggunakan bahan bakar dari
limbah sawit seperti fiber dan cangkang kelapa sawit. Sistem boiler terdiri dari: sistem air
umpan (feed water sistem), sistem steam (steam sistem) dan sistem bahan bakar (fuel
sistem). Sistem air umpan (feed water sistem) menyediakan air untuk boiler secara otomatis
sesuai dengan kebutuhan steam. Sistem steam (steam sistem) mengumpulkan dan
mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan menuju
turbin untuk diproses dan dibagikan ke setiap stasiun.
Air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam disebut air umpan (feed water).
Dua sumber air umpan adalah:
Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai tekanan,
temperatur, dan laju aliran yang menentukan pemanfaatan steam yang akan digunakan.
Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem boiler mengenal keadaan tekanan-temperatur
rendah (low pressure/LP), dan tekanan-temperatur tinggi (high pressure/HP), dengan
perbedaan itu pemanfaatan steam yang keluar dari sistem boiler dimanfaatkan dalam suatu
proses untuk memanaskan cairan dan menjalankan suatu mesin (commercial and industrial
boilers), atau membangkitkan energi listrik dengan merubah energi kalor menjadi energi
mekanik kemudian memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik (power boilers).
Namun, ada juga yang menggabungkan kedua sistem boiler tersebut, yang memanfaatkan
tekanan-temperatur tinggi untuk membangkitkan energi listrik, kemudian sisa steam dari
turbin dengan keadaan tekanan-temperatur rendah dapat dimanfaatkan ke dalam proses
industri dengan bantuan heat recovery boiler.
Boiler/ketel uap pada dasarnya terdiri dari bumbung (drum) yang tertutup pada ujung
pangkalnya dan dalam perkembangannya dilengkapi dengan pipa api maupun pipa air.
Banyak orang mengklasifikasikan ketel uap tergantung kepada sudut pandang masing-
masing. Dalam laporan ini ketel uap diklasifikasikan dalam kelas yaitu:
1. Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa, maka ketel diklasifikasikan sebagai:
Pada ketel pipa api, fluida yang mengalir dalam pipa adalah gas nyala (hasil pembakaran),
yang membawa energi panas (thermal energy), yang segera mentransfernya ke air ketel
melalui bidang pemanas (heating surface). Tujuan pipa-pipa api ini adalah untuk
memudahkan distribusi panas (kalor) kepada air ketel.
Api/gas asap mengalir dalam pipa sedangkan air/uap diluar pipa Drum berfungsi
untuk tempat air dan uap, disamping itu drum juga sebagai tempat bidang pemanas.
Bidang pemanas terletak di dalam drum, sehingga luas bidang pemanas yang dapat dibuat
terbatas.
Pada ketel pipa air, fluida yang mengalir dalam pipa adalah air, energi panas ditransfer
dari luar pipa (yaitu ruang dapur) ke air ketel.
Gambar Water Tube Boiler
Cara Kerja :
Adapun cara kerja water tube boiler tipe N900 R yaitu umpan berupa fiber dan
cangkang kelapa sawit yang dibawa oleh conveyor menuju rotary feeder untuk dimasukkan
kedalam ruang pembakaran. Bahan bakar tersebut didorong oleh alat yaitu S.F.D fan menuju
ruang pembakaran. Proses pengapian terjadi diluar pipa. Panas yang dihasilkan digunakan
untuk memanaskan pipa yang berisi air. Steam yang dihasilkan kemudian dikumpulkan
terlebih dahulu didalam sebuah steam drum sampai sesuai, kemudian baru steam dilepaskan
ke pipa utama distribusi menuju turbin untuk digunakan sebagai energi listrik.
Kegunaan Steam :
Kapasitas dan tekanan steam boiler yang dipilih / digunakan harus di sesuaikan
dengan kebutuhan steam untuk pembangkit tenaga dan keperluan proses di pabrik minyak
kelapa sawit. Steam yang dihasilkan boiler di gunakan untuk :
Berikut ini adalah komponen boiler yang terdapat di PT. Multi Jaya Perkasa, antara lain :
1. Draft Control
Fungsinya adalah untuk membuka dan menutup katup pengeluaran hawa panas
apabila boiler akan mulai dioperasikan, agar motor Induced Draft Fan (IDF) tidak terlalu
berat untuk melakukan start awal.
Fungsinya adalah untuk mengisap hawa panas dan abu sisa pembakaran melalui
bagian atas dari boiler. Abu yang kasar akan keluar melalui dumper dust collector 1 dan 2,
sedangkan abu yang halus akan ikut bersama hawa panas keluar melalui Chimney
(cerobong asap).
Fungsinya untuk mengatur pengeluaran abu yang terbawa gas asap agar tidak
terbuang langsung lewat cerobong asap.
Berfungsi sebagai pengembus udara ke dapur boiler melalui bagian bawah dapur
boiler.
5. Second FDF
6. Rotary Feeder
Rotary feeder adalah merupakan corong pemasukan bahan bakar, yaitu cangkang dan
fibre.
Fungsi adalah untuk memompakan air dan deaerator ke boiler dengan menggunakan
tenaga listrik dan turbin.
8. Steam Driver Feed Water Pump
Fungsinya adalah sebagai tempat penyimpanan air di dapur boiler. Header ini
berbentuk silinder yang terdapat di dinding dapur Boiler.
2. pipa air yang menghubungkan drum dengan header samping kanan/samping kiri
Upper drum adalah tempat pemasukkan air dari deaerator dan juga sebagai tempat
berkumpulnya steam bahan yang dihasilkan dari dapur boiler, Lower Drum dan header yang
kemudian steam basah tersebut keluar manuju Super Heater.
Lower Drum adalah tempat penampungan air yang turun dari upper drum yang
kemudian air ini dialirkan ke pipa-pipa yang terdapat di dapur. Kotoran yang terdapat pada
air ini juga akan mengendap di Lower Drum ini dan akan dibersihkan dengan melakukan
Blowdown.
Super heater adalah tempat berkumpulnya steam kering sebelumnya telah di rubah,
dari steam basah menjadi steam kering di pipa super heater yang siap untuk didistribusikan
ke Turbin. Superheater adalah piranti penting pada unit pembangkit uap. Tujuannya adalah
untuk meningkatkan temperatur uap jenuh tanpa menaikkan tekanannya.
13. Chimney (cerobong asap)
Chimney adalah tempat keluarnya hawa panas yang telah dihisap oleh IDF.
Ruang bakar adalah tempat pembakaran dari bahan bakar (cangkan dan serabut),
untuk memanaskan dan mengguapkan air yang mengalir di dalam pipa – pipa pendidih.
Ruangan bakar ini bagian bawahnya disikat dengan susunan roster yang dapat dibuka /
ditutup dengan cara hidrolik dengan bantuan kompresor.
Didalam proses operasi boiler terdapat beberapa alat pengaman agar proses pengoperasian
boiler dapat berlangsung dengan aman. Adapun alat-alat pengaman tersebut antara lain :
Fungsinya untuk mengatur volume air di dalam drum atas secara otomatis, dimana
pada bagian ini di pasang level switch yang berfungsi untuk membatasi air di dalam
drum baik kondisi maksimum maupun minimum.
2. Safety valve
Alat ini bekerja apabila tekanan kerja melebihi dari tekanan yang telah ditentukan
sesuai dengan penyetelan klep pada alat ini. Di boiler ada 2 buah safety valve yaitu di drum
dan super heater fungsinya untuk membatasi besarnya tekanan operasi dalam drum atau
didalam header super heater.
3. Gelas Penduga
Gelas penduga adalah alat untuk melihat tinggi air didalam drum atas guna
memudahkan pengontrolan air dalam ketel selama operasi.
4. Alarm
Fungsinya sebagai petunjuk bahwa posisi level air di drum kurang dari batas minimal
atau posisi air lebih batas maximal yang di atur oleh modulating control.
Keran blow down (blow down valve) berfungsi untuk membuang endapan
yang tidak terlarut (total dissolved solid) pada lower drum sehingga nilai TDS air boiler yang
diharapkan dapat terjaga. Pola perlakuan blow down lebih baik dengan frekuensi yang tinggi
dari pada dilakukan dengan periode yang lama untuk sekali blow down.
Keran uap induk (main steam valve) berfungsi sebagai alat untuk membuka dan
menutup aliran uap boiler yang terpasang pada pipa uap induk.
Berfungsi sebagai pengontrol buka valve air umpan boiler ke dalam steam drum yang
dapat dilakukan secara otomatis melalui water level controller.
8. Soot Blower
Berfungsi sebagi alat penghebus debu yang ada pada bagian luar pipa-pipa air boiler.
9. Pressure gauge
Fungsi sebagai alat pengukur tekanan uap pada drum dan super heater. Sebelum boiler
dioperasikan, boiler terlebih dahulu dipanaskan dengan cara menghidupkan api secara
manual diruang bakar/ dapur boiler tujuan antara lain :
Pada ruang bakar ketel uap komponen yang paling penting adalah pipa waterwall,
dimana panas yang dihasilkan pada pembakaran bahan bakar diserap waterwall, sehingga
air yang terdapat pada pipa waterwall mengalami penaikan temperatur sampai berubah
menjadi uap. Tube Wall adalah merupakan pipa yang dirangkai membentuk dinding dan
dipasang secara vertikal pada 4 (empat) sisi, sehingga membentuk ruangan persegi empat
yang disebut ruang bakar. Fungsi tube wall adalah alat pemanas air dengan bidang yang
luas sehingga mempercepat proses penguapan.
11. Panel Utama (Main Panel)
Panel Utama (Main Panel) berfungsi sebagai pengontrol atau alat pengaman semua
alat-alat pada boiler.
Agar kualitas uap yang dihasilkan dari ketel uap sesuai dengan yang diinginkan atau
dibutuhkan maka dibutuhkan sejumlah panas untuk menguapkan air tersebut, dimana panas
tersebut diperoleh dari pembakaran bahan bakar di ruang bakar ketel.
Adapun alasan mengapa digunakan cangkang dan fiber sebagai bahan bakar adalah :
1. Bahan bakar cangkang dan fiber cukup tersedia dan mudah diperoleh dipabrik.
2. Cangkang dan fiber merupakan limbah dari pabrik kelapa sawit apabila tidak digunakan
3. Nilai kalor bahan bakar memenuhi persyaratan untuk menghasilkan panas yang
dibutuhkan.
4. Sisa pembakaran bahan bakar dapat digunakan sebagai pupuk untuk tanaman kelapa
sawit.
Cangkang adalah sejenis bahan bakar padat yang berwarna hitam berbentuk
seperti batok kelapa dan agak bulat, terdapat pada bagian dalam pada buah kelapa sawit yang
diselubungi oleh serabut. Pada bahan bakar cangkang ini terdapat berbagai unsur kimia
antara lain : Carbon (C), Hidrogen (H2), Nitrogen (N2), Oksigen (O2) dan Abu. Dimana unsur
kimia yang terkandung pada cangkang mempunyai persentase (%) yang berbeda jumlahnya,
bahan bakar cangkang ini setelah mengalami proses pembakaran akan berubah menjadi
arang, kemudian arang tersebut dengan adanya udara pada dapur akan terbang sebagai
ukuran partikel kecil yang dinamakan partikel pijar. Apabila pemakaian cangkang ini terlalu
banyak dari fiber akan menghambat proses pembakaran akibat penumpukan arang dan nyala
api kurang sempurna, dan jika cangkang digunakan sedikit, panas yang dihasilkan akan
rendah, karena cangkang apabila dibakar akan mengeluarkan panas yang besar.
Fiber adalah bahan bakar padat yang bebentuk seperti rambut, apabila telah mengalami
proses pengolahan berwarna coklat muda, serabut ini terdapat dibagian kedua dari buah
kelapa sawit setelah kulit buah kelapa sawit, didalam serabut dan daging buah sawitlah
minyak CPO terkandung. Panas yang dihasilkan fiber jumlahnya lebih kecil dari yang
dihasilkan oleh cangkang, oleh karena itu perbandingan lebih besar fiber dari pada cangkang.
Disamping fiber lebih cepat habis menjadi abu apabila dibakar, pemakaian fiber yang
berlebihan akan berdampak buruk pada proses pembakaran karena dapat menghambat
proses perambatan panas pada pipa water wall, akibat abu hasil pembakaran beterbangan
dalam ruang dapur dan menutupi pipa water wall, disamping mempersulit pembuangan dari
pintu ekspansion door (pintu keluar untuk abu dan arang) akibat terjadinya penumpukan
yang berlebihan.
Sebelum menghitung efesiensi boiler dengan bahan bakar serabut dan cangkang, terlebih
dahulu menghitung nilai pembakaran (heating value) dari bahan bakar tersebut. Nilai
pembakaran atau heating value dari bahan bakar bakar dapat dihitung jika diketahui
komposisi dari bahan bakar tersebut.
𝑂2
HHV = 33950 𝐶 + 144200 (𝐻2 − ) + 9400 𝑆
8
34,57%
HHVfiber = (33950 𝑥 49,5%) + 144200 (7,2% − ) + (9400 𝑥 0,2%)
8
36,649%
HHVCangkang = (33950 𝑥 51,6%) + 144200 (7,79% − ) + (9400 𝑥 0,04%)
8
𝑀𝑠 (𝐻𝐻𝑉𝑠𝑒𝑟𝑎𝑏𝑢𝑡 )+ 𝑀𝑐 (𝐻𝐻𝑉𝑐𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 )
HHV total =
𝑀𝑠 + 𝑀𝑐
BB = 6992,7 kg/jam
4.6 Reaksi Pembakaran
Pembakaran adalah sebuah reaksi antara oksigen dan bahan bakar yang menghasilkan panas.
Selama proses pembakaran didalam boiler terjadi suatu reaksi yang dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar (cangkang, dan fiber kelapa sawit). Adapun reaksi tersebut yaitu :
C + ½ O2 CO + kalor
CO + ½ O2 CO2 + kalor
C + O2 CO2 + kalor
H2 + ½ O2 H2O + kalor
S + O2 SO2 + kalor
Boiler yang digunakan di PKS PT. Multi Jaya Perkasa Sekadau yaitu Water Tube
Boiler Takuma tipe N-900. Water Tube Boiler ini menggunakan bahan bakar fiber dan
cangkang sawit.
Tekanan steam desain maksimal : 24 kg/cm2
Tekanan steam yang bekerja : 22 kg/cm2
Actual steam evaporation : 30 t/h (66000 Lbs/h)
Steam temperature : 250oC (482oF)
Feed water tempetature maksimal : 105oC (222oF)
Air Temperature : 30oC (86oF)
Kebutuhan bahan bakar : 7800 kg/h (17200 Lbs/h)
Efisiensi adalah suatu tingkatan kemampuan kerja dari suatu alat. Sedangkan
efisiensi pada boiler atau ketel uap yang didapatkan dari perbandingan antara energi yang
dipindahkan atau diserap oleh fluida kerja didalam ketel dengan masukan energi kimia
dari bahan bakar. Dalam perhitungan efisiensi boiler ini menggunakan metode langsung.
1) Metode Langsung
Energi yang didapat dari fluida kerja (air dan steam) dibandingkan dengan energi yang
terkandung dalam bahan bakar boiler.
Metode ini dikenal juga sebagai “metode input-output” karena kenyataan bahwa metode
ini hanya memerlukan keluaran/output (steam) dan panas masuk/input (bahan bakar) untuk
evaluasi efisiensi.
- Tidak memberikan petunjuk kepada operator tentang penyebab dari efisiensi sistem
yang lebih rendah
- Tidak menghitung berbagai kehilangan yang berpengaruh pada berbagai tingkat
efisiensi
Sehingga diperoleh :
kkal kkal
30000 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚 (691,8 − 105,6 )
kg kg
𝜂= 𝑥 100%
kg
6992,7 jam 𝑥 5044,37 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑘𝑔
𝜂 = 50 %