Anda di halaman 1dari 41

PENGENDALIAN MUTU, LOSSES

& RANDEMEN
DI PABRIK KELAPA SAWIT
APA ITU PENGAWASAN MUTU ?

Pengawasan mutu adalah penggunaan segala cara, kegiatan-


kegiatan atau aktifitas-aktifitas untuk memperoleh, mempertahankan
dan meningkatkan mutu.
Pengawasan Mutu dimulai dari inspeksi raw material, pengontrolan
proses hingga produk akhir melalu pemeriksaan di laboratorium
untuk mencegah terjadinya penyimpangan mutu produk sewaktu
proses produksi masih berlangsung.
Laboratorium dapat sebagai, pengontrol proses, memberikan indikasi
jika terjadi penyimpangan proses sehingga diperoleh produk akhir
yang diinginkan.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Ekstraksi

1. MUTU BUAH
1) BUAH MENTAH
2) PERSENTASE BERONDOLAN
3) BUAH BERGAGANG PANJANG
4) JANJANGAN KOSONG
5) BUAH IMMATURE ( Buah tahun tanam muda)

2. EFFISIENSI PENGOLAHAN / TARGET


LOSSES
TARGET MUTU RAW MATERIAL (KRITERIA SORTASI)
DEFINISI

1. UNRIPE
Kurang dari 5 brondolan yang
lepas dari janjangan

2. RIPE
Dari 5 brondolan yang lepas
sampai 50 % brondolan yang
lepas dari janjangan
3. OVER RIPE
Lebih dari 50 % brondolan yang lepas atau lebih dari setengah
janjangan busuk dan lunak

4. EMPTY BUNCH
Lebih dari 90 % brondolan yang lepas

5. LONG STALK
Panjang tangkai janjangan lebih dari 2.5 cm
MASS BALANCE palM OIL MILL

LIQUOUR
BUNCH PRESS
7%
CHOPPING TO COMPOST
EMPTY BUNCH 20%
BUNCH PRESS 13%

FRESH FRUIT BUNCH 100% FUEL


FIBRE 13.4 % SHELL 6.3 %
BOILER
DRY KERNEL 6.1 %

EVAPORATION
11% NUT 13.1%
WET KERNEL 6.8 %

LOOSE FRUIT 69%


EVAPORATION 0.7 %
DISPATCHED
PRESS CPO 24.5%
SYSTEM
DILUTION
CRUDE OIL 42.5 %
SLUDGE 18 %

TO EFFLUENT TO COMPOST
PKS LSI T MORAWA
Effisiensi Pengolahan/Target Losses

Target sample Target FFB


Kehilangan minyak Keterangan
(%) (%)
Janjangan kosong
Tanpa EB Press 2,5 0,50 EB/FFB = 20%
Dengan EB Press 1,8 0,24 EBP/FFB = 13%
Buah dalam janjangan
Tanpa EBPress 0,4 0,016 Oil content = 20%
Dengan EB Press 0.4 0
Fibre 7,5 (oldb) 0,55 Fibre/FFB = 13%
Nut 0,5 0,065 Nut/FFB = 13%
sludge 1 0,45 Sludge/FFB = 45%
Total Tanpa EB Press 1,581
Dengan EB Press 1,305

Target sample Target FFB


Kehilangan Kernel Keterangan
(%) (%)
Fibre Cyclone 1 0,13 Fibre/FFB = 13%
Buah dalam janjangan 0,4 0,0064 Kernel Content = 8%
Winower 1 1 0,042 Shell/FFB = 6%
Proporsi = 70%
Winower 2 1 0,012 x 2 line = 0,12 Shell/FFB = 6%
Proporsi = 20%
Claybath 1 0,006 Shell/FFB = 6%
Proporsi = 10%
Total 0,256
Oil Losses & KERNEL LOSSES
Apa yang dimaksud dengan mutu ?
Mutu adalah Kesesuaian dengan spesifikasi yang ada
dan yang harus memenuhi keinginan pembeli.
Spesifikasi dapat ditentukan oleh produsen atau
konsumen.
Kontrak Mutu dari
Mutu dari POM
Costumer/Buyer (Pembeli)

Quality CPO :
FFA =<3% = <5%
= < 0.5 %
Moisture = 0.2 %
Impurities = 0.02 %
Quality PK :
Moisture =<7% = < 16 %

Impurities =<7%
Tugas Laboratorium

1. Memeriksa kualitas CPO dan kernel

2. Menghitung Oil Losses & Kernel Losses


pada proses produksi.

3. Menganalisa Raw water dan Boiler water.

4. Memonitor perombakan anaerobik dengan


melakukan analisa rutin limbah.
Parameter Mutu Minyak Sawit

1. FFA (Free Fatty Acid)


2. Moisture content (Kadar Air)
3. Impurities content (Kadar Kotoran)
4. Peroxide value
5. DOBI
6. ß Carotene
7. Iodine Value
FREE FATTY ACID (FFA)

Free Fatty Acid (Asam Lemak Bebas) dalam minyak produksi


adalah untuk menilai kadar asam lemak bebas dalam minyak
dengan melarutkan lemak tersebut dalam pelarut organik yang
sesuai dan menetralisasi larutan tersebut dengan alkali dengan
menggunakan indikator phenolpthalein

Spesifikasi : Nilai FFA dalam CPO tidak lebih dari 3 %


PROSES CONTROL / FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PADA FREE FATTY ACID (FFA)

 Tingkat kematangan buah sawit (persentase Over Ripe tinggi)


 Permukaan buah tergores/luka, akibat bantingan mulai dari
kebun sampai ke pabrik.
 Memperpanjang penanganan buah dari waktu panen hingga
waktu proses.
 Keterlambatan atau penundaan antara panen dan proses.
MOISTURE CONTENT

Penentuan Kadar air pada minyak produksi adalah Untuk menilai


kandungan zat menguap dalam minyak yaitu jumlah zat/bahan yang
menguap pada suhu 103oC, termasuk di dalamnya air serta
dinyatakan sebagai berkurangnya berat apabila contoh dipanaskan
pada suhu 103oC

Spesifikasi :
NIlai Moisture content pada CPO tidak lebih dari 0.3 %
PROSES CONTROL / FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PADA MOISTURE CONTENT

 Jaga temperatur crude oil tank menjadi 90 - 100 O C


 Jaga suhu Clarifier tank pada 90 -100 OC dan usahakan tidak terjadi
turbulensi.
 Pastikan vacuum dryer telah beroperasi seperti tekanan vacuum telah
disetel pada -18 sampai - 28 in Hg. Periksa minyak before dan after
vacuum.
 Selalu melakukan continous drain di clean oil tank
 Pada saat sebelum dispatch, lakukan drain di storage tank.

CPO
PROSES CONTROL / FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PADA MOISTURE CONTENT

 Jaga saat pencucian clay di Claybath yang lengket pada kernel, tidak terlalu
basah.
 Jaga suhu di Kernel Drier /Silo sekitar 70 O C .
 Jaga kernel drier tetap penuh tidak ada udara panas yang langsung bebas ke
atmosfir.
 Periksa saringan pemanas tidak tumpat dan fan bekerja dalam kondisi baik
pada Kernel Drier/silo drier.
 Periksa kadar air di Kernel Commond Point dan di Kernel Produksi untuk
melihat performance dari kernel drier.

PALM KERNEL
IMPURITIES CONTENT

Kadar Kotoran pada minyak produksi adalah untuk menilai kadar


kotoran dalam minyak yang berupa zat yang tidak larut dalam pelarut
organik yang telah ditentukan kemudian disaring dengan media
penyaring dan dicuci dengan pelarut tersebut, dikeringkan lalu
ditimbang

Spesifikasi :

Nilai Dirt Content pada CPO tidak lebih dari 0.05 %


PROSES CONTROL / FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PADA IMPURITIES CONTENT

 Jaga temperatur crude oil tank menjadi 90 - 100 O C


 Jaga suhu Clarifier tank pada 90 -100 O C dan usahakan tidak
terjadi turbulensi.
 Selalu melakukan continous drain di clean oil tank
 Pada saat sebelum dispatch, lakukan drain di storage tank.

CPO
PROSES CONTROL / FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PADA IMPURITIES CONTENT
 Lakukan pengaturan feeding pada ripple mill agar di peroleh hasil keluaran ripple mill
yang merata pada winnower.
 Periksa dan pastikan ripple mill sudah bekerja dengan baik, dengan memastikan
efisiensi dan broken kernel < 20%.
 Periksa dan pastikan proporsi feeding ke winnower 1, 2 dan claybath sudah sesuai
design.
 Secara berkala lakukan pemeriksaan terhadap dumper, belting, impeller, kondisi
cyclone, air lock winnower dan ducting tidak ada yang bocor.
 Periksa dan jaga specific gravity larutan clay sekitar 1.12 - 1.14.
 Periksa kadar kotoran di Kernel Commond Point dan di Kernel Produksi untuk melihat
performance dari kernel drier.

PALM KERNEL
OIL LOSSES PADA FIBER di PRESS Station
Tujuan :
a.Mengetahui kehilangan minyak dan persentasi nut pecah dalam fibre
b.Menentukan ratio Nut/fibre untuk pressing yang optimum

Sampling Point : Contoh diambil dalam jumlah yang sama dari ketiga
sudut corong keluar press

Sample Size : 1Kg/1.5 Jam

Sampling Methods : Ditempatkan dalam wadah terpisah setiap press,


wadah bertutup dan beridentitas jelas

Spesifikasi :
Kehilanagn minyak didalam fibre dari mesin press tidak lebih dari 7 % (dry
basis)
Biji yang pecah didalam fibre tidak lebih dari 20 % (biji pecah/total biji)
Proses Control / FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI pada PRESS

 Jagalah agar digester selalu dalam keadaan posisi


antara 3/4 hingga penuh (pelampung bekerja dengan
baik), Pastikan bahwa suhu digester selalu berada pada
95 ± 5 0C.
 Operasikan cone hidraulik press cake keluar secara
kontiniu. Ampermeter normal pada waktu beroperasi
berkisar antara 15-42 A (tergantung pada jenis Screw
Press).
 Periksa aliran minyak kasar, air pelarut dan DCO
berjalan lancar.
 Jaga rata-rata air pengencer sekitar 30 %
OIL LOSSES PADA CLARIFICATION

Tujuan :
Memonitor effisiensi dari proses klarifikasi

Sampling Point : Dari ujung pipa sludge pada tangki clarifier

Sample size : 200 ml/1.5 Jam

Sampling Methods :
Contoh yang diambil disimpan terpisah untuk setiap tangki
clarifier. Wadah bertutup dan beridentitas
Proses Control / FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI pada CLARIFICATION
 Cek dan pastikan temperatur pada clarifier tank 90-100 O C.

 Pastikan Dilution Water pada kisaran 30% dan Temperatur di Crude Oil
Tank Maksimum.

 Jaga ketebalam oil layer.

 Pastikan agitator pada clarifier tank berfungsi dengan benar dan tidak
ada lengan agitator yang rusak

 Pastikan dan periksa steam coil dan steam injection pada clarifier tank
sudah beroperasi dengan benar (tidak ada kebocoran pada steam coil)

 Periksa skeaming minyak dan skeaming underflow dalam keadaan baik


dan tidak ada yang rusak

 Jaga agar feeding pada clarifier tank konstan / merata.


Oil losses in sludge waste

Tujuan :

a.mengetahui kehilangan minyak dalam sludge waste

b.Mempertahankan effeciency sludge centrifuge untuk


meminimalkan kehilangan minyak dan menurunkan
organic loading

Spesifikasi : < 1 % (wet basis)


Proses Control / FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI pada SLUDGE WASTE

 Pastikan unit clarifier sudah beroperasi dengan benar dan sesuai standart.

 Periksa temperatur sludge tank pada suhu 90-100OC

 Pastikan dalam keadaan operasional tanki balance tank selalu dalam keadaan penuh

 Periksa unit mesin sludge centrifuge dalam keadaan baik dan layak beroperasi

 Dalam keadaan operasional periksa putaran sludge centrifuge (1450-1500 rpm) dan tidak
ada nozzle yang tersumbat, centrifuge dioperasikan dalam keadaan penuh

 Pastikan ukuran nozzle sludge centrifuge sesuai standart (1.7 mm) apabila sudah besar
harus segera di ganti untuk menghindari looses yang tinggi pada sludge waste

 Periksa dan pastikan tidak ada pipa oil recycle dari sludge centrifuge yang putus,jarak pipa
recycle dengan ujung bowl 25mm

 Periksa dan pastikan tidak ada kebocoran oli pada fluid coupling.

 Periksa dan pastikan tidak ada bowl sludge centrifuge yang bocor
Oil Losses pada Sterilizer Condensate
Tujuan :
a.Mengukur kehilangan minyak pada masing-masing sterilizer
b.Memonitor efficiency sterilisation
c.Memonitor kematangan buah yang masuk
d.Mempelajari kehilangan minyak yang berhubungan dengan double versus triple
peak sterilizer
e.Kualitas dari minyak sterilizer
f.Mengetahui jangka waktu pembersihan sterilizer

Sampling Point : Ex-trap condensate setelah recycle oil, jika tidak ada
recovery fit harus diambil dari ex-strilizer
Sample size : 200 ml/1.5 jam
Sampling Methods : Sampel dikumpulkan dalam wadah bertutup dan
beridentitas jelas
Spesifikasi : Kadar minyak didalam kondensat sterilizer tidak
lebih dari 1.5 % (Wet basis)
Proses Control / FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI pada Sterilizer
 Pastikan tekanan maksimum bisa tercapai dengan
mengaktifkan instalasi make up steam.
 Pastikan pembuangan udara (deaerasi) sudah
maksimal.
 Upayakan sterilisasi dilaksanakan dengan system
automatic menggunakan program PLC yang sudah
ditentukan.
 Lakukan drain berkala (auto atau manual) pada
condensate valve untuk menghindari terendamnya buah
di dalam sterilizer.
 Pastikan steam trap pada pipa inlet Steam berfungsi
dengan baik, agar air condensasi tidak berlebih.
 Pastikan recorder chart atau kertas grafik berfugsi
dengan baik.
OIL LOSSES PADA EMPTY BUNCH

Tujuan :
a.Mengukur Kehilangan minyak pada Empty Bunch
b.Menghasilkan data harian dari kehilangan minyak untuk keperluan kontrol
c.Mendeteksi FFB yang terlalu matang dan berlebih pada kapasitas thresher

Sampling point : Empty Bunch Conveyor setelah recycle

Sampel Size : 2 Janjang/1.5 Jam

Sampling Methods : - Setiap janjangan ke 10 dan 20


- Empty bunch dengan USB dibedakan
- Belah memanjang menjadi empat bagian, dimana 1
bagian dari setiap Janjang di rajang dengan tebal 1 cm
- Tempatkan dalam plastik dan beri identifikasi jelas

Spesifikasi : Rata –rata USB tidak melebihi 2 % dari total FFB yang diproses
Proses Control / FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI pada pada EMPTY BUNCH

 Dipengaruhi dari Sterilizer, pastikan selama


perebusan tidak ada air condensate yang
menggenangi janjangan.
 Proses Steaming Time sesuai standart.
 Feeding ke Thresher diupayakan merata demikian
pula feeding ke mesin Bunch Press.
 Pastikan screen pemisah loose fruit berfungsi baik
sehingga tidak terbawa ke Thresher Drum.
 Untuk Pemeriksaan Mesin E/B Press selalu
diperhatikan keausan dari Pisau/Blade, putaran
(rpm), Clearance antara Main Screw dengan Press
Cage.
OIL LOSSES PADA USB
Tujuan :
a.Memantau effisiensi dari proses sterilisasi dan threshing
b.Memonitor kehilangan minyak akibat dari proses
perebusan yang tidak sempurna

Sampling Point : - EB Conveyor sebelum dilakukan proses perebusan


ulang
- EB Conveyor setelah recycle

Sample Size : - 400 atau 200 janjang/ 2 Jam


- 5 Janjang /1.5 Jam
Sampling Methods :
Menghitung dengan counter janjang yang tidak rontok (5 %
brondolan yang masih melekat pada janjangan)
Mengambil Janjang no. 25, 30, 35, 40 dan 45. Janjang yang tidak rontok
buahnya harus dikembalikan dan diganti dengan janjang kosong
Proses Control / FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI pada USB
 Pastikan proses perebusan buah pada unit mesin sterilizer sudah
benar (waktu perebusan, step – step perebusan dan tekanan
perebusan sudah sesuai standart)

 Raw Material

 Pastikan putaran unit mesin thresing beroperasi sesuai dengan


standart (21 rpm)

 Pastikan retarding blade (pisau pengarah threshing) posisinya sudah


benar dan tidak ada yang rusak atau lepas.

 Pastikan dan cek lamanya (waktu) yang di butuhkan janjangan di


dalam threshing mulai dari masuk sampai keluar sudah memenuhi
standart.

 Feeding ke Thresher diupayakan konstan.


KERNEL LOSSES PADA FIBRE CYCLONE

Tujuan :
Mengetahui banyaknya kehilangan kernel pada fibre
cyclone

Sampling Point : Dibagian bawah pemutar sistem fibre cyclone

Sample Size : 1 Kg/ 1.5 Jam

Sampling Methods :
Sampel dikumpulkan dalam wadah bertutup dan beridentitas
jelas
Proses Control / FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI pada FIBRE CYCLONE
 Periksa dan pastikan unit mesin screw press sudah berfungsi dengan benar dan
sesuai dengan standar ( broken nut < 20% )

 Secara visual cek pemisahan nut dan fibre pada CBC sudah berlangsung dengan
benar

 Lakukan pembersihan secara berkala terhadap blade pada CBC untuk menjaga
kemampuan kerja CBC dalam memisahkan nut dari fibre

 Pastikan dan periksa keadaan dumper fibre cyclone dalam keadaan baik dan
tidak ada yang rusak.

 Pastikan belting terpasang dengan benar dan tidak kendor

 Periksan dan cek kondisi impeler fibre cyclone dalam keadaan baik dan bebas
dari kotoran yang menempel

 Pastikan separating columm dalam keadaan baik dan posisi terkunci


KERNEL LOSSES PADA WINNOWER

Tujuan :
Mengetahui banyaknya kehilangan kernel pada Winnower

Sampling Ponit : Ex-Winnower

Sampling Size : 1 kg/1.5 Jam

Sampling Methods :
Sample disimpan dalam wadah bertutup dan beridentitas jelas
Proses Control / FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI pada WINNOWER
 Lakukan pengaturan feeding pada ripple mill agar di peroleh hasil keluaran
ripple mill yang merata pada winnower.

 Periksa dan pastikan ripple mill sudah bekerja dengan baik, dengan
memastikan efisiensi dan broken kernel <20%

 Periksa dan pastikan unit mesin winnower dalam keadaan baik yaitu
pemeriksaan terhadap dumper, belting, impeller, kondisi cyclone dan air
lock winnower

 Periksa dan pastikan posisi separating columm dalam keadaan baik dan
terkunci

 Lakukan pembersihan terhadap impeller winnower secara berkala untuk


membuang kotoran yang menempel di impeller
Kernel Losses pada Claybath
Tujuan :
untuk mengetahui total kehilangan kernel dalam shell
setelah separation

Sample Point : Lubang pengeluaran cangkang dari claybath

Sample Size : 1 kg/1.5 Jam

Sample Methods :
Sampel disimpan dalam wadah bertutup dan beridentitas
Proses Control / FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI pada CLAYBATH

 Pastikan dan cek terlebih dahulu Specific Gravity (SG) dari CaCo3
sudah sesuai standar oleh personel Laboratorium yaitu : 1.2- 1.14

 Pastikan agitator claybath (pengaduk) berfungsi dengan baik

 Lakukan pengaturan feeding claybath jangan sampai over capacity


yang akan mengakibatkan banyak looses dan pemakaian CaCo3 cepat
jenuh dan boros.

 Pastikan dan periksa dewatering screen (perporated screen) pada


claybath tidak ada yang bocor, sehingga dapat mengakibatkan banyak
looses

 Pastikan dan periksa pompa claybath berfungsi dengan baik dan tidak
ada kerusakan.
PROGRAM
PROGRAM –PROGRAM
–PROGRAM
PENINGKATAN PERFORMANCE
PENINGKATAN & RANDEMEN
PERFORMANCE PABRIK
PABRIK

MATERIAL

1. Melakukan Analisa
Management “Fish
Bone” (4M) dengan
menggunakan prinsip
PDCA (Plan Do Check
Action) METHODA
PROGRAM –PROGRAM
PENINGKATAN PERFORMANCE & RANDEMEN PABRIK

2. Melakukan rutin
meeting Mingguan
dengan Mandor dan
Staff bersama Mill
Manager POM
PROGRAM –PROGRAM
PENINGKATAN PERFORMANCE & RANDEMEN PABRIK

3. Fokus terhadap Target Kinerja

Selalu Memberikan dan


Mengingatkan kembali Target-
target yang diberikan
Perusahaan kepada Karyawan,
sehingga motivasi kerja
terus terjaga.

Anda mungkin juga menyukai