2018
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/7972
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS (FREE FATTY ACID)
DAN BILANGAN IODIN (IODINE VALUE) PADA CPO (CRUDE
PALM OIL) DAN CPKO (CRUDE PALM KERNEL OIL) DI
PT. SUCOFINDO MEDAN
TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR
Saya menyatakan bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, 2018
Disetujui di
Medan, juli 2018
ABSTRAK
Kata Kunci : Bilangan Iodin (Iodine Value), CPO (Crude Palm Oil), CPKO
(Crude Palm Kernel Oil) dan Kadar Asam Lemak Bebas (Free Fatty
Acid)
ABSTRACT
Keywords : Crude Palm Oil, Crude Palm Kernel Oil, Free Fatty Acid And
Iodine Value
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha pemurah dan
maha penyayang, dengan limpah karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan tugas akhir ini dengan judul“PENENTUAN KADAR ASAM
LEMAK BEBAS (FREE FATTY ACID ) DAN BILANGAN IODIN (IODINE
VALUE) PADA CPO (CRUDE PALM OIL) DAN CPKO (CRUDE PALM
KERNEL OIL) DI PT. SUCOFINDO MEDAN”.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari kesempurnaan, karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tugas
akhir ini dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membangun hingga selesainya tugas akhir ini.
Medan, 2018
Penulis,
Halaman
Bab 1 Pendahuluan
5.1 Kesimpulan 26
5.2 Saran 26
Daftar Pustaka 27
Lampiran 28
Halaman
Halaman
Halaman
Gambar 1 Penentuan Bilangan Iodin 31
Gambar 2 Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas 33
Asam lemak bebas adalah asam organik yang terdapat sebagai ester
trigliserida atau lemak, baik yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam ini
adalah asam karboksilat yang mempunyai rantai karbon panjang. Rantai karbon yang
jenuh ialah rantai karbon yang tidak mengandung ikatan rangkap, sedangkan yang
Salah satu standart mutu minyak goreng adalah bilangan iodin yang dapat
menyatakan derajat ketidakjenuhan minyak atau lemak dan dapat juga dipergunakan
untuk menggolongkan jenis minyak pengering dan minyak bukan pengering.
Biasanya jumlah iod yang diserap menunjukkan banyaknya ikatan rangkap atau
ikatan tidak jenuh. Gliserida dengan tingkat ketidakjenuhan yang tinggi akan
mengikat iod dalam jumlah yang besar. Bila bilangan iod semakin tinggi maka
kualitas dari suatu minyak goreng semakin bagus. Akan tetapi bila bilangan iodin
tinggi atau banyak ikatan tidak jenuh maka akan mudah teroksidasi sehingga minyak
menjadi tengik dan menurun daya simpannya (Ketaren,S. 1986).
1.2. Permasalahan
Apakah kadar Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid) dan Bilangan Iodin
(Iodine Value) pada minyak CPO (Crude Palm Oil) dan CPKO (Crude Palm
Kernel Oil) yang dilakukan di PT. SUCOFINDO GATOT SUBROTO sudah
sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Untuk menentukan kadar Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid) dan Bilangan
Iodin (Iodine Value) pada minyak CPO (Crude Palm Oil) dan CPKO (Crude Palm
Kernel Oil), Sehingga dapat digunakan dengan baik sesuai dengan standar mutu dari
minyak sawit yang telah ditetapkan SNI.
Dengan mengetahui kadar Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid) dan
Bilangan Iodin (Iodine Value) pada minyak CPO (Crude Palm Oil) dan CPKO
(Crude Palm Kernel Oil) yang di analisa, maka dapat diketahui bahwa minyak
tersebut sudah memenuhi standar mutu atau belum, sehingga pihak perusahaan dapat
melakukan penanganan lebih lanjut untuk meningkatkan mutu minyak tersebut.
Dapat mengetahui tingkat ketidakjenuhan dari minyak CPO (Crude Palm Oil) dan
minyak (Crude Palm Kernel Oil).
Dengan mencermati hal – hal yang dipaparkan di atas, maka yakinlah bahwa
pemerintah tidaklah percuma memilih kelapa sawit sebagai salah satu komoditas
perkebunan yang, mendapatkan prioritas untuk pengembangan penamaannya.
Secara umum terdapat dua macam minyak kelapa sawit, yaitu minyak kelapa
sawit yang berasal dari daging buah (sabut) dan minyak kelapa sawit yang berasal
dari ekstrak inti buah (kernel). Hasil ekstraksi daging buah disebut minyak mentah
2. Perebusan TBS
Perebusan dilakukan dengan mengalirkan uap panas selama 1 jam atau
tergantung pada besarnya tekanan uap. Pada umumnya besarnya tekanan
uap yang digunakan adalah 2,5 atmosfer dengan suhu 125°C. Perebusan
yang terlalu lama dapat menurunkan kadar minyak dan pemucatan kernel.
Sebaliknya perebusan dalam waktu yang terlalu pendek menyebabkan
semakin banyak buah ynag tidak rontok dari tandannya. Tujuan perebusan
adalah
- Menurunkan enzim lipase yang menstimulir pembentukan ALB.
- Mempermudah pelepasan buah dari tandan dan inti dari cangkang.
- Memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses
pemerasan, serta
- Untuk mengkoagulasikan (mengendapkan) protein sehingga
memudahkan pemisahan minyak.
Lovibond 3–4R - -
Minyak kelapa sawit dapat dipucatkan dengan penyerapan zat warnanya oleh
tanah pemucat pada suhu rendah sampai 100°C. tetapi karotena adalah termolabil,
terutama dalam keadaan hampa udara. Karena itu minyak sawit dapat juga
dipucatkan pada suhu tinggi (sekitar 250°C). Tetapi pada suhu tinggi tersebut dapat
terbentuk persenyawaan antara rantai asam lemak yang teroksidasi dengan karotena
yang tidak mudah diadsorbsi oleh tanah pemucat, sehingga akan menyebabkan sisa
warna setelah pemucatan menjadi lebih banyak. Dengan demikian untuk
memperoleh minyak sawit dengan daya pucat yang tinggi oksidasi harus ditekan
serendah – rendahnya.
Dari uraian diatas jelas bahwa minyak sawit yang bermutu baik adalah yang
kadar ALB rendah dan mempunyai daya pemucatan yang tinggi, sedangkan pada
penyimpanan, baik kadar ALB maupun daya pemucatan tersebut hendaklah dapat
dipertahankan cukup lama tanpa banyak berubah. (Mangoensoekarjo, 2008)
Kenaikan kadar ALB ditentukan mulai dari saat tandan dipanen sampai
tandan diolah di pabrik. Kenaikan ALB ini disebabkan adanya reaksi hidrolisa pada
minyak. Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan ALB. Reaksi ini
akan dipercepat dengan adanya faktor – faktor panas, air, keasaman, dan katalis
Dalam perhitungan kadar asam lemak bebas minyak sawit dianggap sebagai
asam palmitat (berat molekul 256). Daging kelapa sawit mengandung enzim lipase
yang dapat menyebabkan kerusakan pada mutu minyak ketika struktur seluler
terganggu. Enzim yang berada di dalam jaringan daging buah tidak aktif karena
terselubung oleh lapisan vakuola, sehingga tidak dapat berinteraksi dengan minyak
yang banyak terkandung pada daging buah. Masih aktif dibawah 15°C dan non aktif
dengan temperatur di atas 50°C. apabila trigliserida bereaksi dengan air maka
menghasilkan gliserol dan asam lemak bebas. (Sumarna, 2014)
Bilangan Iodin adalah jumlah (gram) iodin yang dapat diikat oleh 100 gram
lemak. Ikatan rangkap yang terdapat pada asam lemak tidak jenuh akan bereaksi
dengan iodin atau senyawa iodin. Gliserida dengan tingkat ketidakjenuhan yang
tinggi akan mengikat iodin dalam jumlah yang lebih besar.
Titik akhir titrasi dinyatakan dengan hilangnya warna biru dengan indikator
amilum.Bilangan iodin dapat menyatakan derajat ketidakjenuhan dari minyak atau
lemak dan juga dapat digunakan menggolongkan jenis minyak pengering dan minyak
bukan pengering. Minyak mengering mempunyai bilangan iodin yang lebih dari 130.
Minyak yang mempunyai bilangan iodin 100 sampai 130 bersifat setengah
mengering.
Asam lemak yang tidak jenuh dalam minyak dan lemak mampu menyerap
sejumlah iodin dan membentuk senyawa jenuh. Besarnya jumlah iodin yang diserap
menunjukkan banyaknya ikatan rangkap atau ikatan tidak jenuh.Bilangan iodin
dinyatakan sebagai jumlah gram iodin yang diserap oleh 100gr lemak/minyak.
Kecepatan reaksi antara asam lemak tidak jenuh dengan halogen tergantung
pada macam halogen dan struktur dari asam lemak. Dalam urutan iod > brom > flour
> klor, menunjukkan bahwa semakin kekanan reaktivitasnya semakin bertambah.
Penentuan bilangan iodin biasanya menggunakan cara Hanus, Kaufmann, dan Wijs
dan perhitungan bilangan iodin dari masing-masing cara tersebut adalah sama.
Semua cara ini berdasarkan atas prinsip titrasi dimana pereaksi halogen berlebihan
ditambahkan pada contoh yang diuji. Stelah reaksi sempurna kelebihan reaksi
ditentukan jumlahnya dengan titrasi (Ketaren S, 1986).
Prosedur :
Contoh minyak atau lemak dimasukkan kedalam labu erlenmeyer 200 dan
300 ml yang bertutup. Kemudian, dilarutkan dengan 10 ml Kloroform atau karbon
tetraklorida, dan ditambahkan 25 ml pereaksi. Reaksi dibiarkan selama 1 jam di
tempat yang gelap. Sebagian iodium (I 2 ) akan dibebaskan dari larutan (larutan KI
yang digunakan adalah KI 10 persen atau 10 ml larutan KI 15 persen). Iod yang
dibebaskan dititrasi dengan larutan natrium thiosulfate 0,1 N dengan indikator
larutan pati. Titrasi untuk blanko dilakukan dengan cara yang sama.
Pada cara ini digunakan pereaksi Kaufmann yang terdiri dari campuran 5,2
ml larutan brom murni didalam 1000 ml methanol dan dijenuhkan dengan natrium
bromide. Contoh yang telah ditimbang dilarutkan dalam 10 ml kloroform kemudian
ditambahkan 25 ml pereaksi. Di dalam pereaksi ini, natrium bromide akan
mengendap. Reaksi dilakukan di tempat yang gelap. Larutan ini dititrasi dengan
larutan natrium thiosulfat 0,1 N dengan indikator larutan pati. Blanko dikerjakan
dengan cara yang sama.
Pada cara Von Hubl dugunakan pereaksi yang terdiri dari larutan 25 gram iod
di dalam 500 ml etanol dan larutan 30 gram merkuri klorida di dalam 500 ml etanol.
C. Cara Wijs
Pembuatan Larutan Wijs
Pereaksi Wijs yang terdiri dari larutan 16 gram iod monoklorida dalam 1000
ml asam asetat glasial. Cara lain yang lebih baik untuk membuat larutan ini yaitu
dengan melarutkan 13 gram iod dalam 1000 ml asam asetat glasial, kemudian
dialirkan gas klor sampai terlihat perubahan warna yang menunjukkan bahwa jumlah
gas klor yang dimasukkan sudah cukup. Pembuatan larutan ini agak sukar, dan
bersifat tidak tahan lama: Larutan ini sangat peka terhadap cahaya, panas, dan udara,
sehigga harus disimpan di tempat yang gelap, sejuk dan tertutup rapat.
Prosedur:
Contoh minyak yang telah disaring ditimbang sebanyak 0,1 - 0,5 gram di
dalam Erlenmeyer 500 ml yang bertutup, kemudian ditambahkan 20 ml karbon
tetraklorida sebagai pelarut. Ditambahkan 25 ml larutan wijs dengan pipet, dengan
kelebihan volume pereaksi sekitar 50-60 persen. Dengan cara yang sama dibuat juga
larutan blanko. Erlenmeyer disimpan di tempat gelap pada suhu 25º ± 5ºC selama 30
menit. Akhirnya ditambahkan 20 ml larutan kalium iodide 15 persen dan 100 ml air.
Kemudian, botol ditutup serta dikocok dengan hati-hati. Titrasi dilakukan dengan
larutan natrium thiosulfat 0,1N dengan menggunakan indikator larutan pati.
(Ketaren S,1986)
a. Titrasi Iodometri
Titrasi Iodometri dapat dilakukan tanpa indikator dari luar karena warna I 2
yang dititrasi itu akan lenyap bila titik akhir tercapai, warna itu mula-mula cokelat
agak tua, menjadi lebih muda, lalu kuning, kuning-muda, dan seterusnya, sampai
akhirnya lenyap. Namun lebih mudah dan lebih jelas bila ditambahkan amilum ke
dalam larutan sebagai indikator.Amilum dengan I 2 membentuk suatu kompleks
berwarna biru tua yang masih sangat jelas sekalipun I 2 sedikit sekali.Pada titik akhir
titrasi, iod yang terikat itu pun hilang bereaksi dengan titran sehingga warna biru
3.1.2 Bahan
a. Sampel CPO (Crude Palm Oil) dan CPKO (Crude Palm Kernel Oil)
b. NaOH 0,25N
c. Alkoholnetralpanas (etilalkohol 95% yang
telahdinetralkandenganNaOHmenggunakanIndikatorphenolptalein)
d. IndikatorPhenolptalein
e. Larutancyclohexan : glacial acetic acid (C 6 H 12 : CH 3 COOH) = 1:1
f. Larutanwijs
g. Aquadest
h. Kaliumiodida (KI 10 %)
i. Larutan standard Thio (Na 2 S 2 O 3 ) 0,1 N
j. Strach solution
Tabel 3. Data Analisa Bilangan Iodin Pada Crude Palm Oil(CPO) dan Crude
Palm Kernel Oil (CPKO)
No Sampel Kode Berat Berat Berat Volume Volume Normalit Bilangan
Erlenme Erlenme Sampel Blanko Titrasi as Iodin
yer yer + (g) (mL) Sampel Na 2 S 2 O 3 (Mg/L)
kosong Sampel (mL) (N)
(g) (g)
1 CPO R23 171,7067 171,9145 0,2078 48,0 39,1 0,0984 53,48
Keterangan :
= 4,16 %
= 4,15 %
= 2,73 %
= 2,72 %
= 53,48 meq
= 53,46 meq
= 17,97 meq
= 17,96 meq
4.3 Pembahasan
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, diperoleh rata – rata kadar asam
lemak bebas untuk CPO(R23) = 4,16%, CPO(R24) = 4,15%, CPKO(R25) = 2,73%
dan CPKO(R26) = 2,72% , dan rata – rata bilangan iodin untuk CPO(R23) = 53,48
meq, CPO(R24) = 53,46 meq, CPKO(R25) = 17,97 meq dan CPKO(R26) = 17,96
meq.
Asam lemak bebas dalam konsentrasi tinggi yang terikut dalam minyak sawit
sangat merugikan. Tingginya asam lemak bebas ini mengakibatkan rendemen turun.
Untuk itulah perlu dilakukan usaha pencegahan terbentuknya asam lemak bebas
dalam minyak sawit. Terbentuknya asam lemak bebas pada minyak sawit ditentukan
disebabkan oleh aktivitas enzim lipase. Enzim lipase umumnya terdapat pada produk
– produk pertanian penghasil minyak atau lemak diantaranya buah kelapa sawit,
Gliserida dengan tingkat ketidakjenuhan yang tinggi akan mengikat iod dalam
jumlah yang besar. Bila bilangan iodin semakin tinggi maka kualitas dari suatu
minyak goreng semakin bagus.Jadi parameter iodin ini sangat penting untuk menjaga
kualitas dari suatu minyak sehingga mutunya dapat terjamin dan harus memenuhi
Standar Nasional Indonesia (SNI).
- Dari hasil analisis yang telah dilakukan, diperoleh rata – rata kadar asam lemak
bebas untuk CPO(R23) = 4,16%, CPO(R24) = 4,15%, CPKO(R25) = 2,73% dan
CPKO(R26) = 2,72% , dan rata – rata bilangan iodin untuk CPO(R23) = 53,48
meq, CPO(R24) = 53,46 meq, CPKO(R25) = 17,97 meq dan CPKO(R26) = 17,96
meqmasih dibawah ambang batas standar SNI
- Diperoleh kualitas minyak CPO dan CPKO masih sesuai dengan standar mutu
yang ditetapkan oleh SNI.
5.2. Saran
Fauzi, Y. 2002. Kelapa Sawit Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis
Usaha dan Pemasaran. Jakarta: Penebar Swadaya.
Hadi, M. M. 2004. Teknik Berkebun Kelapa Sawit. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa
Lawson, H. W. 1985. Standard for Food and Oils. Volume 5. Connecticut: Avi
Publishing Company.
Lubis, R. E. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. Jakarta: PT. Agromedia Pustaka
Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sumarna, D. 2014. Studi metode pengolahan minyak kelapa sawit merah (red palm
oil) dari crude palm oil. Jurnal jurusan teknologi hasil pertanian fakultas
pertanian universitas mulawarman
1.2 Spesifikasi Crude Palm Oil (CPO) menurut Gabungan Pengusaha Kelapa
Sawit Indonesia ( Indonesian Palm Oil Producer Association) (GAPKI)
1. FFA (as palmitic acid) 5,00% max
2. Moisture and impurities 0,50% max
1.3 Spesifikasi Crude Palm Oil (CPO) menurut National Institute Of Oilseed
Products (NIOP) Trading Rules 1993-1994
1. FFA (as palmitic) (at time of shipment) 5% max
2. M & I (combined)
1.1 Spesifikasi Crude Palm Kernel Oil (CPKO) menurut SNI 01-0003-1987
1. colour,appearance - yellowish white
2. FFA as palmitic %(w/w) 5,0 max
3. Moisture %(w/w) 0,05 max
4. Impurities %(w/w) 0,45 max
1.3 Spesifikasi Crude Palm Kernel Oil (CPKO) menurut Federasi Asosiasi
Minyak Dan Lemak Nabati Indonesia (Federation Of Indonesian Vegetable
Oils And Fats Association) (FAMNI) Product Specifications
1. FFA (as lauric ) 5,0% max
2. Moisture 0,45% max
3. Impurities 0,05% max
4. Iodine value (wijs) 18 max
1.4 Spesifikasi Crude Palm Kernel Oil (CPKO) menurut National Institute Of
Oilseed Products (NIOP) Trading Rules 1993-1994
1. FFA (as lauric) (at time of shipment) 5% max
2. M&I (combined) (at time of shipment) 0,5% max
3. FFA (as lauric) 5% basis
(at time of arrival on C.I.F. or time of shipment on F.O.B.)
4. Iodine value (wijs) (at time of shipment) 19 max
CPO CPKO
CPO CPKO