PRAKTIKUM IV
(Praktikum Mata Kuliah Refinery dan Pengolahan Turunan Minyak Sawit)
Kelas 4A
Kelompok 5
1.2. Tujuan
Adapun praktikum ini bertujuan diamatinya adalah sebagai berikut :
1. Untuk memisahkan fraksi olein dan stearin dari RBDPO.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada saat penurunan suhu, fraksi stearin yang memiliki titik leleh tinggi (48-
500C) lebih mudah membeku, sedangkan fraksi olein yang memiliki titik leleh
rendah (18-200C) tetap berbentuk cair dan sebagian besar karotenoid yang larut
minyak ikutterlarut ke dalam fraksi olein (Gunstone dan Noris, 1983). Fraksiolein
berwarna merah sedangkan fraksi stearin berwarna kuning pucat. Warna merah
pada olein disebabkan kandungan karotenoid yang terlarut didalamnya sedangkan
fraksi stearin hanya sedikit mengandung karotenoid.
2.3 Metode Fraksinasi
Metode fraksinasi dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu Dry fractionation,
detergent fractionantion dan solvent fractionation. Metode yang dilakukan adalah
metode dry fractionation, alasannya karena metode ini tidak membutuhkan bahan-
bahan kimia atau bahan aditif lainnya. Proses fraksinasi diawali dengan minyak
RBDPO dihomogenisasi dengan suhu yang sudah pernah mencapai 70°C
tujuannya adalah untuk melelehkan kristal-kristal yang ada di dalam minyak
supaya proses kristalisasi dapat berjalan dengan baik dan terkontrol selama proses
pendinginan. Proses pembentukan dan pertumbuhan kristal terjadi ketika minyak
diagitasi dan didinginkan dengan menggunakan sirkulasi air dingin (chilled-water)
(Basiron, 2005).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
4.1. Hasil
4.1.1. Tabel 1 hasil pengamatan proses deodorasi
No Parameter yang Sebelum Setelah fraksinasi
. diamati fraksinasi Olein Stearin
1. Warna Coklat _ Kuning
2. Tekstur Cair _ Kental
3. Bau Agak tengik _ Minyak goreng
4.2. Pembahasan
Fraksinasi adalah proses modifikasi minyak/lemak tertua dan telah mendasari
pengembangan industri produk olahan lemak dan minyak makan modern. Pada
praktikum ini metode yang digunakan yaitu dry fractionation. Metode ini tidak
membutuhkan bahan-bahan kimia atau bahan aditif lainnya. Proses fraksinasi
diawali dengan minyak RBDPO dihomogenisasi dengan suhu yang sudah pernah
mencapai 70°C tujuannya adalah untuk melelehkan kristal-kristal yang ada di
dalam minyak supaya proses kristalisasi dapat berjalan dengan baik dan terkontrol
selama proses pendinginan. Proses pembentukan dan pertumbuhan kristal terjadi
ketika minyak diagitasi dan didinginkan dengan menggunakan sirkulasi air dingin
(chilled-water) (Basiron, 2005).
Selama proses chilling berlangsung, maka akan terbentuk nukleasi yang
disebut sebagai inti kristal yang berukuran kecil-kecil. Setelah terbentuk inti
kristal, kristal-kristal tersebut akan mengalami pertumbuhan dan kemudian
apabila suhu minyak sudah mencapai suhu yang diinginkan, proses pendinginan
dapat dihentikan. Penggunaan suhu chilling tergantung pada kualitas olein yang
dibutuhkan (biasanya sekitar 20°C). Minyak yang sudah terkristalisasi secara
parsial kemudian akan masuk ke dalam proses filtrasi. Untuk proses filtrasi, alat
filter yang digunakan yaitu kertas saring. Pada proses filtrasi ini akan
menghasilkan olein dan stearin.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan hasil yang didapatkan yaitu
setelah dilakukan fraksinasi hanya mendapatkan stearin sedangkan olein tidak
tidak ada. Adapun faktor – faktor yang menyebabkan tidak adanya olein yaitu
minyak RBDPO tidak terbentuk kristal pada saat dikristalisasi yang menyebabkan
olein dan stearin tidak dapat dipisahkan (difiltrasi) atau disebut minyak
susu/emulsi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah didapat pada praktikum ini, maka dapat
disimpulkan bahwa
1.2. Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka disarankan untuk
DAFTAR PUSTAKA
Basiron, Y. (2005). Palm Oil. In: Bailey’s Industrial Oil and Fat Products. 6th ed.
(Ed. F. Shahidi). A John Wiley & Sons, Inc. New Jersey.