Telah dilakukan percobaan dengan judul “Penentuan Bilangan Iod dan Bilangan
Asam”, yang bertujuan untuk menentukan bilangan iod dari lemak atau minyak.
Prinsip yang digunakan pada percobaan ini adalah analisis kuantitatif. Hasil yang
diperoleh dari percobaan ini adalah hasil pengujian minyak goreng terhadap bilangan
iod dan kadar asam secara berturut-turut adalah 12,691 dan 0,205. Kesimpulan yang
diperoleh dari percobaan ini adalah mengacu pada SNI 01-3741-2002, minyak
goreng memenuhi standar syarat mutu SNI baik dari bilangan iod dan bilangan
asamnya. Dengan kata lain, kualitas sampel minyak goreng adalah bagus.
BAB I
PENDAHULUAN
Hasil
Minyak
ditimbang 1 gram
ditambahkan 2,5 ml etanol 95%
dipanaskan sampai mendidih sambil diaduk
dititrasi dengan KOH 0,1 N menggunakan indikator PP
Hasil
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.2 PEMBAHASAN
Uji kualitas minyak dapat ditentukan dengan bilangan iod dan bilangan asam.
Bilangan iod menunjukkan derajat ketidakjenuhan asam lemak penyusun minyak.
Asam lemak tidak jenuh mampu mengikat iodium dan membentuk persenyawaan
yang jenuh. Banyaknya iodine yang diikat menunjukkan banyaknya ikatan rangkap
dimana asam lemak tidak jenuh mampu mengikat iodium dan membentuk
persenyawaan yang jenuh. Sedangkan, bilangan asam merupakan indikator
kandungan asam lemak bebas dalam minyak dan menjadi pengukur kualitas minyak.
Bilangan asam tinggi menunjukkan kualitas minyak yang rendah. Penentuannya
dilakukan dengan cara titrasi menggunakan KOH-alkohol dengan ditambahkan
indikator pp.
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan bilangan iod dari lemak dan
minyak. Uji yang pertama adalah uji penentuan bilangan iod. Mula-mula sampel
minyak atau lemak ditimbang sebanyak 0,5 g dalam erlenmeyer bertutup. Tujuan
dari ditutupnya erlenmeyer adalah untuk mencegah masuknya mikroorganisme yang
dapat mempengaruhi jalannya reaksi. Sampel ditambahkan 10 ml kloroform dan 25
ml reagen Hanus, kemudian simpan di tempat gelap selama 30 menit (sesekali
dikocok). Fungsi penambahan kloroform dan reagen Hanus adalah untuk
membasakan minyak yang ada di dalam erlenmyer. Lalu ditambahkan 10 ml larutan
KI 15%. Fungsi KI adalah untuk mengoksidasi iod dalam sampel yang dilakukan
secara titrasi redoks (titrasi iodometri). Konsentrasi KI yang digunakan 15% sebab
jika di bawah 15% KI sukar mengoksidasi dan 15% dianggap sebagai konsentrasi
yang setara untuk dipakai pada titrasi ini. Sampel lalu ditambahkan 100 ml akuades
yang telah dididihkan dan titrasi dengan larutan natrium tiosulfat 0,1 N sampai
larutan berwarna kuning pucat. Fungsi natrium tiosulfat adalah sebagai agen
pereduksi I2 yang dihasilkan dari I2 jadi I- (iodida). Larutan ditambahkan 2 ml larutan
pati 1%. Titrasi dilanjutkan sampai warna biru hilang. Larutan blanko yang dibuat
dari 25 ml reagen Hanus dan ditambah 10 ml larutan KI 15%, diencerkan dengan 100
ml akuades yang telah dididihkan dan dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat 0,1 N.
Percobaan kedua dilakukan untuk menentukan bilangan asam (kadar asam
lemak bebas) dari sampel. Mula-mula ditimbang 1 gram minyak dimasukkan ke
dalam erlenmeyer. 2,5 ml etanol 95% ditambahkan ke dalam sampel, panaskan
sampai mendidih (lebih kurang 10 menit) dalam penangas air sambil diaduk. Fungsi
penambahan etanol adalah untuk melarutkan minyak dengan KOH sehingga sebelum
titrasi minyak ini larut dalam KOH. Selain itu, etanol berguna mempercepat proses
hidrolisis minyak. Fungsi pemanasan adalah untuk mempercepat reaksi dan melihat
pengaruh pemanasan terhadap bilangan asam yang dihasilkan. Setelah itu, sampel
dititrasi dengan KOH 0,1 N, menggunakan indikator fenolftalein, sampai terbentuk
warna merah jambu.
Berdasarkan tabel data hasil pengamatan bilangan iod, dapat dilihat bahwa
volume titrasi blanko, sampel 1, dan sampel 2 secara berturut-turut adalah 7; 2; dan 2
ml. Hasil perhitungan menggunakan rumus penentuan bilangan iod menunjukkan
bahwa bilangan iod dari sampel adalah 12,691. Tabel data hasil pengamatan bilangan
asam menunjukkan bahwa kadar asam dari sampel ada,ah 0,205. Menurut SNI 01-
3741-2002, bilangan maksimum dari bilangan iod sekitar 45-60 sedangkan bilangan
maksimum dari bilangan asam adalah 0,6. Dengan demikian, sampel pada percobaan
ini memenuhi standar syarat mutu minyak goreng SNI 01-3741-2002,
BAB V
KESIMPULAN
5.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan dari percobaan ini, yaitu:
1. Penentuan bilangan iod dalam sampel minyak goreng diketahui bilangan iodnya
adalah 12,691.
2. Penentuan bilangan asam dalam sampel minyak goreng diketahui bilangan
asamnya adalah 0,205.
3. Menurut SNI 01-3741-2002, kualitas minyak goreng pada percobaan ini adalah
memenuhi standar syarat mutu SNI.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Khoirunnisa, Z., Wardana, A. S., & Rauf, R. (2020). Angka Asam dan Peroksida
Minyak Jelantah dari Penggorengan Lele Secara Berulang. Jurnal
Kesehatan, 12(2), 81-90.
Tarigan, J., & Simatupang, D. F. (2019). Uji Kualitas Minyak Goreng Bekas Pakai
dengan Penentuan Bilangan Asam, Bilangan Peroksida dan Kadar Air. Ready
Star, 2(1), 6-10.
Ulfindrayani, I. F., & A’yuni, Q. (2018). Penentuan kadar asam lemak bebas dan
kadar air pada minyak goreng yang digunakan oleh pedagang gorengan di
Jalan Manyar Sabrangan, Mulyorejo, Surabaya. Journal of Pharmacy and
Science, 3(2), 17-22.
LAMPIRAN
Kadar asam =