OLEH:
RIEZKA ZUHRIATIKA RASYDA
J1A 012 111
KELOMPOK 12
HALAMAN PENGESAHAN
Praktikan,
Muhammad Husni
CIC011058
Riezka Zuhriatika R.
J1A012111
ACARA III
KERUSAKAN MINYAK SELAMA PROSES PENGOLAHAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Terdapat berbagai jenis minyak yang beredar di pasaran. Masing-masing
jenis minyak tersebut memiliki kualitas yang berbeda. Namun, meskipun suatu
jenis minyak memiliki kualitas yang tinggi, jika minyak tersebut digunakan berkalikali maka kualitas minyaknya pasti akan menurun. Selain itu, minyak yang telah
digunakan berkali-kali juga bersifat tidak aman untuk dikonsumsi. Oleh karena
itu, perlu dilakukan praktikum ini agar dapat diketahui jenis minyak yang memiliki
kualitas yang bagus.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mempelajari pengaruh
pengolahan (pemanasan) terhadap perubahan kualitas (mutu) minyak goreng.
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah lemak (fat) biasanya digunakan untuk campuran trigliserida yang
berbentuk padat pada suhu ruangan, sedangkan minyak (oil) berarti campuran
trigliserida cair pada suhu ruangan. Lemak dan minyak adalah bahan-bahan
yang tidak larut dalam air yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Lemak dan minyak yang digunakan dalam makanan sebagian besar adalah
trigliserida yang merupakan ester dari gliserol dan berbagai asam lemak.
Komponen-komponan lain yang mungkin terdapat, meliputi fosfolipid, sterol,
vitamin dan zat warna yang larut dalam lemak seperti klorofil dan karotenoid.
Peran daripada lemak (lipid) dalam makanan manusia dapat merupakan zat gizi
yang menyediakan energi bagi tubuh; dapat bersifat psikologis dengan
meningkatkan nafsu makan; atau dapat membantu memperbaiki tekstur dari
bahan pangan yang diolah (Purnomo, 2010).
Minyak merupakan salah satu zat makanan yang penting bagi kebutuhan
tubuh manusia. Selain itu minyak juga merupakan sumber energi dimana satu
gram minyak dapat menghasilkan 9 kkal. Minyak nabati mengandung asam
lemak tak jenuh dan beberapa asam lemak esensial seperti asam oleat, linoleat
dan linolenat. Minyak berperan penting bagi pengolahan bahan pangan, kerena
minyak mempunyai titik didih yang tinggi ( 200oC). Oleh karena itu minyak dapat
digunakan untuk menggoreng makanan sehingga bahan yang digoreng menjadi
kehilangan kadar air dan menjadi kering. Selain itu pula minyak dapat juga
memberikan rasa yang gurih dan aroma yang spesifik (Suastuti, 2009).
Tengik merupakan istilah rasa dan bau khas yang tidak diinginkan (off
flavor) pada produk pangan yang mengandung minyak atau lemak. Ketengikan
disebabkan oleh reaksi oksidasi (disebut ketengikan oksidatif) atau reaksi
merupakan
terbentuknya
senyawa
hasil
reaksi
berantai
berupa
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 07 Juni 2014 di Laboratorium
Kimia dan Biokimia Pangan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri
Universitas Mataram.
Alat dan Bahan Praktikum
a. Alat-alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah timbangan
analitik, buret, refraktometer, pipet ukur, pipet volume, pipet tetes, waterbath,
dan Erlenmeyer 250 ml.
b. Bahan-bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah minyak
goreng TROPICAL baru, minyak goreng TROPICAL bekas, minyak goreng
curah baru, minyak goreng curah bekas, alkohol 95% netral, indikator
phenolphtalein (pp), NaOH 0,1 N, pelarut (60% asam asetat+40% kloroform),
larutan KI jenuh, aquades, larutan Na 2S2O3 0,1 N, amilum dan larutan pati
1%.
Prosedur Kerja
a. Bilangan Peroksida
1. Ditimbang 5 gram sampel.
2. Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml.
3. Ditambahkan 30 ml pelarut (60% asam asetat+40% kloroform) dan
digojog sampai sampel larut.
4. Ditambahkan 0,5 ml larutan KI jenuh kemudian didiamkan selama 2
menit di dalam ruang gelap.
5. Ditambahkan 30 ml aquades.
6. Dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1 N sampai warna kuning pucat.
7. Ditambahkan 0,5 ml larutan pati 1% atau 1 ml amilum sebagai
indikator.
8. Dititrasi dengan Na2S2O3 sampai warna biru hilang.
Volume
Blanko
(ml)
Volume
Titrasi
(ml)
N
Na2S2O3
5,0020
0,8
4,2
0,1
Bilangan
Peroksid
a
(mek/kg)
67,973
5,0034
0,8
0,05
0,1
5,0043
0,8
0,25
0,1
Minyak curah
bekas
5,0501
0,8
2,3
0,1
29,702
Sampel
Minyak TROPICAL
baru
Minyak TROPICAL
bekas
Berat bahan
(g)
Volume NaOH
(ml)
N NaOH
Bilangan
asam
(ml/gram)
20,004
0,9
0,1
115,177
20,19
1,5
0,1
190,1932
20,02
0,9
0,1
115,0849
20,02
0,1
127,8721
Minyak TROPICAL
baru
Minyak TROPICAL
bekas
Minyak curah baru
Minyak curah
bekas
Indeks Bias
(nd)
1,4652
1,4664
1,4640
1,4651
Hasil Perhitungan
a. Perhitungan Bilangan Peroksida
1. Minyak TROPICAL baru
(Ts- Tb) x N Na 2 S 2 O 3 x 1000
Berat sampel
Angka Peroksida =
=
0,9 ml x 0,1 x 256 x 100
20,004 gram
=
= 115,177 ml/gram
2. Minyak TROPICAL bekas
=
1,5 ml x 0,1 x 256 x 100
20,19 gram
=
= 190,1932 ml/gram
3. Minyak curah baru
=
0,9 ml x 0,1 x 256 x 100
20,02 gram
=
= 115,0849 ml/gram
4. Minyak curah bekas
PEMBAHASAN
Minyak goreng adalah minyak nabati yang telah dimurnikan dan dapat
digunakan sebagai bahan pangan. Minyak selain memberikan nilai kalori paling
besar diantara zat gizi lainnya juga dapat memberikan rasa gurih, tekstur dan
penampakan bahan pangan menjadi lebih menarik, serta permukaan yang
kering. Parameter kualitas minyak antara lain adalah bilangan peroksida,
bilangan asam, indeks bias dan warna minyak. Angka peroksida menunjukkan
banyaknya kandungan peroksida di dalam minyak akibat proses oksidasi dan
polimerisasi. Bilangan asam menunjukkan sejumlah asam lemak bebas yang
dikandung oleh minyak yang rusak, terutama karena peristiwa oksidasi dan
hidrolisis. Indeks bias merupakan suatu ukuran penyimpangan atau bias dari
cahaya yang dilewatkan pada medium yang cerah atau transparan (Dewi, 2012).
Parameter pertama yang dimati dalam praktikum ini adalah bilangan
peroksida dari setiap sampel minyak. Semakin tinggi bilangan peroksida pada
minyak maka semakin rendah mutu minyak tersebut. Bilangan peroksida yang
tinggi mengindikasikan minyak telah teroksidasi. Oksidasi minyak oleh oksigen
terjadi jika minyak dibiarkan kontak dengan udara, sedangkan kecepatan proses
oksidasinya tergantung pada jenis minyak dan kondisi penyimpanannya (Dewi,
2012). Pengamatan bilangan peroksida menunjukkan bahwa angka peroksida
tertinggi terdapat pada minyak TROPICAL baru, yaitu 67,973 mek/kg. Sampel
minyak yang diamati tersebut sudah tidak layak lagi untuk digunakan, sebab
berdasarkan SNI 3741-2013 tentang minyak goreng, batas maksimal bilangan
peroksida dalam minyak adalah 10 mek/kg (Budiatmaja, 2013). Selain itu,
menurut Gunawan (2009), bilangan peroksida pada minyak akan semakin
meningkat seiring dengan pengulangan penggorengan. Hal ini disebabkan
pemanasan yang terjadi saat proses penggorengan memacu terjadinya oksidasi
bilangan
asam
merupakan
salah
satu
parameter
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Minyak goreng adalah minyak nabati yang telah dimurnikan dan dapat
digunakan sebagai bahan pangan.
2. Pemanasan minyak (penggorengan) secara berkali-kali akan mempengaruhi
kualitas minyak goreng.
3. Bilangan peroksida tertinggi terdapat pada minyak TROPICAL baru, yaitu
67,973 mek/kg.
4. Bilangan asam tertinggi terdapat pada minyak TROPICAL bekas, yaitu
190,1932 ml/gram.
5. Indeks bias tertinggi terdapat pada sampel minyak TROPICAL bekas, yaitu
1,4664 nd.
6. Bilangan peroksida dan indeks bias keempat jenis sampel minyak sudah
tidak sesuai dengan SNI, namun bilangan asam dan warnanya masih sesuai
dengan SNI.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, M. T. I., 2012. Peningkatan Mutu Minyak Goreng Curah Menggunakan
Adsorben Bentonit Teraktivasi. UNESA Journal of Chemistry. Vol. 1(2):
48-49.
Gunawan, R., 2009. Teknologi Lemak dan Minyak. Arcan. Jakarta.
Budiaatmaja, M., 2013. Evaluasi Pengaruh Frekuensi Penggorengan dan Waktu
Penyimpanan Terhadap Perubahan Mutu Kerupuk Gandum. Universitas
Katolik Soegijapranata. Semarang.
Pratiwi, K. A., 2010. Analisis Bahan Makanan. Kanisius. Yogyakarta.
Purnomo, H., 2010. Ilmu Pangan. UI Press. Jakarta.
Rohman, A., 2007. Analisis Makanan. UGM Press. Yogyakarta.
Suastuti, N. G. A. M. D. A., 2009. Kadar Air dan Bilangan Asam dari Minyak
Kelapa yang Dibuat dengan Cara Tradisional dan Fermentasi. Jurnal
Kimia. Vol. 3 (2): 69.
Sutiah, K., Sofjan F. dan Wahyu S. B., 2008. Studi Kualitas Minyak Goreng
dengan Parameter Viskositas dan Indeks Bias. Jurnal Berkala Fisika. Vol.
11(2):57.