Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS MUTU MINYAK

Haniyah Najwaa, Rabbani Nisa Nibrasa, Rahman Nazwa Auliaa, Putri Aisyah Nabilaa, Putri Bilqist
Maisaa, Syauqiyyah Anny Nila b, Maysyaroh Ifahb
a
Praktikan Analisis dan Evaluasi Mutu Gizi Pangan Kelompok 5, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi
Manusia, Institut Pertanian Bogor, 16680, Bogor, Indonesia
b
Asisten Praktikum Analisis dan Evaluasi Mutu Gizi Pangan, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia,
Institut Pertanian Bogor, 16680, Bogor, Indonesia

ABSTRACT
Oil quality can be determined using the method of determining the peroxide number, saponification number,
iodine number, and acid number. The purpose of this practicum is to understand oil quality parameters, be able to
perform oil quality analysis, and be able to process and interpret oil quality analysis data. The free fatty acid value
method is by titrating the sample with NaOH, while the peroxide number method is by titrating the sample added with
potassium iodide with Na2S2O3. The results of free fatty acid values and peroxide numbers in fresh oil were 2.6% and
3.2974 mEq/mL. Meanwhile, the free fatty acid values and peroxide values for old oil were 2.11% and 1183.8 mEq/mL.
Palm oil (used cooking) has quality below SNI either based on %FFA or PV because the quality of the oil has decreased
due to use and storage for a long time.

Keyword: Fat, Free Fatty Acid, Oil, Peroxide, Quality

1. PENDAHULUAN dan bilangan peroksida sekitar 7-9 Meq


O2/kg[4].
Lemak atau minyak merupakan salah satu Mutu minyak dapat diketahui melalui
zat makanan yang penting sebagai sumber beberapa analisis seperti nilai asam lemak
energi bagi tubuh manusia. Kualitas minyak bebas dan bilangan peroksida. Nilai asam
dapat ditentukan dari komponen asam lemak lemak bebas (FFA) atau bilangan asam
penyusunnya, yaitu golongan asam lemak menunjukkan jumlah FFA yang terkandung
jenuh atau tidak jenuh. Asam lemak ikatan dalam lemak atau minyak yang berkaitan
rangkap mudah teroksidasi dan asam lemak dengan proses hidrolisis. Prinsip analisis
ikatan tunggal mudah terhidrolisis. Kedua bilangan asam ini adalah sampel lemak
proses kerusakan tersebut dapat berpengaruh dilarutkan dalam alkohol netral kemudian
terhadap mutu minyak. Mutu minyak dapat dipanaskan sampai larut. Sampel larut
diketahui menggunakan beberapa metode tersebut dititrasi menggunakan basa alkali
kimia, seperti penetapan bilangan peroksida, untuk dihitung bilangan asamnya[5]. Asam
bilangan penyabunan, bilangan iod, dan lemak bebas mudah mengalami oksidasi.
bilangan asam[1]. Asam lemak tidak jenuh dapat mengikat
Berdasarkan SNI, minyak kelapa sawit oksigen dan membentuk peroksida. Peroksida
memiliki bilangan asam maksimal 0,6 mg merupakan hasil oksidasi utama dari minyak.
KOH/g dan bilangan peroksida maksimal 1 Bilangan peroksida dapat digunakan untuk
mg O2/100 g. Minyak kelapa memiliki menentukan mutu maupun derajat kerusakan
bilangan asam ≤ 0,5% dan bilangan peroksida pada minyak[6]. Tujuan dari praktikum ini
≤ 2 meq/kg[2]. Minyak kanola bermutu baik adalah memahami parameter mutu minyak,
memiliki bilangan asam maksimal 0,6% mampu melakukan analisis mutu minyak,
bilangan peroksida maksimal 10 mek serta mampu mengolah dan
O2/kg[3]. Minyak zaitun memiliki bilangan menginterpretasikan data analisis mutu
asam ≤ 5 ml larutan kalium hidroksida 0,1 N minyak.
jenuh dan diamkan lalu aduk selama 2 menit.
2. METODE Ditambahkan 30 ml aquades kedalam labu
erlenmeyer yang sama kemudian titrasi
2.1 Waktu dan Tempat perlahan menggunakan Na2S2O3 hingga warna
Praktikum analisis mutu lemak metode kuning pudar. Kedalam larutan yang telah
nilai asam lemak bebas (FFA) dan bilangan dititrasi kemudian ditambahkan pati 1%
peroksida (PV) dilaksanakan di Laboratorium sebanyak 5 ml kemudian dititrasi kembali
Analisis Zat Gizi pada Senin, 14 November hingga warna biru pudar. Dicatat volume
2022 pukul 09.00-12.00 WIB. akhir Na2S2O3 yang digunakan untuk titrasi
hingga merubah warna larutan kemudian
2.2 Alat dan Bahan dihitung mutu lemak menggunakan rumus
Alat yang digunakan untuk analisis mutu berikut.
lemak metode nilai asam lemak bebas (FFA) 𝑃𝑉(𝑚𝐸𝑞/𝑚𝑙) =
(𝑆 − 𝐵)×𝑁×1000
𝑊
adalah labu erlenmeyer 250 ml, neraca
S = Volume titran (ml) untuk sampel
analitik, sampel minyak jelantah dan minyak
B = Volume titran (ml) untuk blanko
canola, etanol 95%, indikator fenolftalein,
N = Normalitas larutan titran Na2S2O3
dan NaOH 0,1 N. Alat dan bahan yang
(mEq/ml)
digunakan untuk mengukur mutu minyak
W = Massa sampel
menggunakan bilangan peroksida (PV) adalah
labu erlenmeyer 250 ml, neraca analitik,
sampel minyak jelantah dan minyak canola,
3. HASIL
larutan asam kloroform 50 ml, kalium iodida,
aquades, Na2S2O3 0,1 N, dan pati 1%.
Praktikum analisis mutu minyak
dilakukan menggunakan prosedur nilai asam
2.3 Prosedur Percobaan
lemak bebas (FFA) dan bilangan peroksida
Prosedur analisis mutu lemak metode nilai
(PV). Sampel yang digunakan pada praktikum
asam lemak yaitu masukan dan timbang
ini adalah minyak canola (minyak baru) dan
sampel sebanyak 10 gram ke dalam labu
minyak kelapa sawit (minyak lama). Berikut
erlenmeyer lalu dituangkan 100 ml etanol
ini hasil pengujian nilai asam lemak bebas
95% dan 2 tetes indikator fenolftalein.
(FFA) dan bilangan peroksida (PV) untuk
Campuran yang telah ada di dalam labu
masing-masing minyak.
erlenmeyer kemudian dikocok hingga
homogen. Larutan kemudian dititrasi Tabel 1 Hasil mutu minyak
menggunakan NaOH 0,1 N yang telah Sampel FFA (%) PV (mEq/mL)
distandarisasi hingga timbul warna merah
Minyak baru 2,6 3,2974
muda tipis dan bertahan selama 30 detik.
Dicatat volume akhir NaOH yang digunakan Minyak lama 2,11 1183,7
untuk titrasi hingga merubah warna larutan Berdasarkan tabel di atas, didapatkan hasil
kemudian dihitung mutu lemak menggunakan perhitungan FFA dan bilangan peroksida dari
rumus berikut. minyak baru dan minyak lama. Hasil nilai
56,1×𝑉×𝑁
%𝐹𝐹𝐴 = 𝑊
asam lemak bebas dan bilangan peroksida
V = volume akhir titran (NaOH) yang pada minyak baru adalah 2,6% dan 3,2974
digunakan mEq/mL. Sementara itu, hasil nilai asam
N = Normalitas larutan titran (NaOH) lemak bebas dan bilangan peroksida untuk
W = Berat Sampel minyak lama adalah 2,11% dan 1183,8
Prosedur analisis mutu lemak metode mEq/mL.
bilangan peroksida (PV) yaitu dimasukkan
sampel kedalam labu erlenmeyer sembari
ditimbang sebanyak 5 gram kemudian 4. PEMBAHASAN
dimasukkan larutan kloroform 50 ml.
Dilarutkan hingga homogen larutan kloroform Praktikum analisis mutu minyak
dan sampel lalu beri 0,5 ml kalium iodida dilakukan dengan menghitung nilai asam
lemak bebas (FFA) dan bilangan peroksida mutu tetap terjaga untuk memenuhi
(PV). Nilai asam lemak bebas (FFA) dan permintaan konsumen (Silalahi et al. 2017).
bilangan peroksida merupakan parameter Berdasarkan analisis yang dilakukan
yang dapat digunakan untuk menentukan diperoleh hasil nilai asam lemak bebas (FFA)
kualitas minyak. Nilai asam lemak bebas untuk sampel minyak baru sebesar 2,6%
(FFA) atau biasa disebut bilangan asam dengan bilangan peroksida (PV) sebesar
merupakan jumlah miligram kalium 3,2974 mEq/mL. Sementara itu, untuk sampel
hidroksida yang diperlukan untuk minyak lama diperoleh nilai asam lemak
menetralkan asam lemak bebas dalam 1 gram bebas (FFA) sebesar 2,1% dan bilangan
sampel[7]. Sementara itu, bilangan peroksida peroksida sebesar 1183,7 mEq/mL. Hasil
adalah miliekuivalen (mEq) peroksida per tersebut berbeda dengan standar kualitas
kilogram lemak. Praktikum ini menggunakan minyak goreng berdasarkan SNI 3741:2013
bahan minyak canola sebagai sampel minyak yaitu nilai asam lemak bebas (FFA) maksimal
baru dan minyak sawit (jelantah) sebagai 0,6 mg KOH/g dan bilangan peroksida
sampel minyak lama. maksimal 10 mek O2/kg.
Kualitas minyak goreng ditentukan Hasil yang diperoleh menunjukkan
dari komponen asam lemak penyusunnya, bahwa nilai FFA sampel minyak baru tidak
yakni golongan asam lemak jenuh atau tidak memenuhi standar SNI, sedangkan nilai
jenuh. Asam lemak tidak jenuh mengandung bilangan peroksida masih sesuai. Nilai FFA
ikatan rangkap. Sebaliknya, asam lemak yang melebihi persyaratan dapat disebabkan
jenuh tidak mempunyai ikatan rangkap. Asam karena sampel tersebut telah disimpan dalam
lemak yang memiliki semakin banyak ikatan jangka waktu cukup lama yaitu 2 bulan yang
rangkap akan semakin reaktif terhadap mana dapat mempengaruhi kualitasnya.
oksigen sehingga cenderung mudah Sementara itu, nilai FFA dan bilangan
teroksidasi. Sementara itu, asam lemak yang peroksida sampel minyak lama keduanya
rantainya dominan mengandung ikatan tidak memenuhi standar SNI yang
tunggal cenderung lebih mudah terhidrolisis. menunjukkan bahwa sampel minyak lama
Kedua proses kerusakan tersebut dapat memiliki kualitas yang buruk. Hal tersebut
menurunkan kualitas minyak. Kandungan dapat disebabkan karena sampel minyak lama
asam lemak bebas (free fatty acid, FFA) telah digunakan berulang kali sehingga
dalam minyak merupakan salah satu cara kualitasnya menurun. Perbedaan hasil juga
untuk mengukur kualitas minyak[8]. dapat disebabkan karena adanya kesalahan
Kadar FFA di dalam minyak dalam melakukan prosedur percobaan ketika
menunjukkan tingkat kerusakan minyak analisis, misalnya kurangnya ketelitian dalam
goreng akibat pemecahan tryacilglicerol dan menentukan titik titrasi.
oksidasi asam lemak[9]. Kadar FFA Penyimpanan minyak juga
dinyatakan dengan bilangan asam atau angka berpengaruh terhadap kualitas minyak.
asam. Minyak dengan kualitas tinggi Lamanya waktu penyimpanan dapat
memiliki nilai asam lemak bebas rendah atau berpengaruh terhadap kenaikan asam lemak
nilai bilangan asam rendah dan sebaliknya bebas. Semakin lama waktu penyimpanan
minyak dengan kualitas rendah memiliki maka semakin tinggi nilai asam lemak bebas
bilangan FFA yang tinggi [8]. yang dihasilkan. Kenaikan kadar asam lemak
Kandungan FFA (free fatty acid) atau bebas selama penyimpanan disebabkan proses
asam lemak bebas pada minyak goreng dapat hidrolisis, dimana pada setiap proses
menggambarkan kualitas minyak goreng hidrolisis akan menghasilkan satu molekul
tersebut. Kandungan FFA pada minyak gliserol dan tiga molekul asam lemak
goreng sangat penting untuk memastikan bebas[10]. Hal tersebut terbukti pada praktikum
bahwa apakah minyak goreng tersebut masih ini, yang mana sampel minyak canola yang
aman dan layak untuk digunakan. Hal digunakan telah dibuka sejak 2 bulan yang
tersebut mendasari pentingnya pengendalian lalu dan hasil perhitungan FFA menunjukan
mutu minyak goreng sebagai upaya menjaga bahwa kualitas minyak tersebut rendah serta
tidak memenuhi standar SNI. Selain
penyimpanan, penggunaan minyak berulang Analisis mutu lemak menggunakan
juga mempengaruhi kualitas minyak. bilangan peroksida cocok digunakan
Penggunaan minyak goreng yang digunakan menggunakan sampel minyak. Sampel
secara berulang-ulang dengan pemanasan minyak merupakan asam lemak tak jenuh.
tinggi dapat menyebabkan penurunan kualitas Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan
minyak goreng karena meningkatnya kadar rangkap yang mudah bereaksi dengan
asam lemak bebas pada minyak[11]. mengikat oksigen sehingga menghasilkan
Proses penghilangan asam lemak bebas senyawa peroksida. Oleh karena itu, metode
(FFA) dapat dilakukan secara kimia (alkali bilangan peroksida lebih cocok digunakan
refining) maupun fisik (physical refining). pada sampel minyak karena mudah diukur
Pemurnian secara kimia menggunakan alkali kadar peroksida nya[14]. Sebelum dilakukan uji
seperti NaOH dilakukan untuk menghasilkan mutu lemak menggunakan bilangan peroksida
garam karboksilat (sabun) dan gliserol. sampel harus dilarutkan terlebih dahulu.
Apabila reaksi saponifikasi ini mengandung Sampel minyak dan lemak dilarutkan dengan
FFA tinggi, maka sabun yang terbentuk akan pelarut kloroform yang merupakan pelarut
tinggi. Maka, trigliserida sebagai penyusun organik non-polar[15].
utama minyak akan terikat oleh sabun dan
terbawa banyak keluar bersama air. 5. SIMPULAN DAN SARAN
Sedangkan, pemurnian secara fisik diawali
dengan proses degumming dengan Analisis mutu lemak dapat dilakukan
menambahkan asam fosfat untuk dengan metode nilai asam lemak (%FFA) dan
menghilangkan zat-zat terlarut. Lalu, proses bilangan peroksida (PV). Nilai mutu lemak
netralisasi dilakukan dengan menambahkan berdasarkan metode %FFA untuk sampel
basa untuk menghilangkan FFA di dalam minyak sawit (jelantah) dan minyak canola
minyak. Proses selanjutnya adalah bleaching adalah 2,11% dan 2,6%. Nilai mutu lemak
untuk mengurangi pigmen warna dalam berdasarkan metode PV untuk sampel minyak
minyak yang dilanjutkan dengan deodorisasi sawit (jelantah) dan minyak canola adalah
untuk mengurangi rasa dan bau yang tidak 1183,7 dan 3,2974. Hasil tersebut berdasarkan
dikehendaki. Proses terakhir adalah %FFA minyak canola memiliki mutu dibawah
fraksionasi untuk mengkristalisasi fraksi lalu SNI sedangkan berdasarkan PV minyak
memisahkannya[12]. canola memiliki mutu sesuai dengan SNI.
Bilangan peroksida adalah indeks jumlah Minyak sawit (jelantah) memiliki mutu
lemak atau minyak yang telah mengalami dibawah SNI baik berdasarkan %FFA atau
oksidasi. Angka peroksida berfungsi sebagai PV karena mutu minyak mengalami
indikator kualitas minyak. Peroksida penurunan akibat bekas penggunaan dan
terbentuk akibat pemanasan yang penyimpanan dalam waktu lama. Praktikan
mengakibatkan kerusakan pada minyak atau selanjutnya diharapkan untuk lebih
lemak. Pengukuran angka peroksida pada memperhatikan prosedur dan hal-hal lainnya
dasarnya adalah mengukur kadar peroksida yang dapat mempengaruhi hasil praktikum.
dan hidroperoksida yang terbentuk pada tahap
awal reaksi oksidasi lemak. Angka peroksida
yang rendah dapat menunjukkan kondisi 6. DAFTAR PUSTAKA
oksidasi yang masih awal. Selain itu, angka
peroksida rendah dapat disebabkan laju 1. Suroso AS. 2013. Kualitas minyak
pembentukan peroksida baru lebih kecil goreng habis pakai ditinjau dari
dibandingkan dengan laju degradasinya bilangan peroksida, bilangan asam dan
menjadi senyawa lain. Jika jumlah peroksida kadar air. Jurnal Kefarmasian
dalam bahan pangan (lebih besar dari 100), Indonesia. 3(2): 77-88.
akan bersifat sangat beracun dan tidak dapat 2. Bouta IM, Abdul A, Kandowangko
dimakan, serta bahan pangan tersebut NY. 2020. Nilai bilangan peroksida
mempunyai bau yang tidak enak[13]. dan asam lemak bebas pada virgin
coconut oil hasil fermentasi yang
disuplementasi dengan kunyit 10. Nurfiqih D, Hakim L, Muhammad.
(Curcuma longa L.). Jambura Edu 2021. Pengaruh suhu, persentase air,
Biosfer Journal. 2(2): 51-56. doi: dan lama penyimpanan terhadap
10.34312/jebj. persentase kenaikan asam lemak bebas
3. Rahmi SRO. 2021. Pengaruh (ALB) pada crude palm oil (CPO).
frekuensi penggorengan terhadap Jurnal Teknologi Kimia Unimali.
bilangan peroksida dan angka asam 10(2):1-4. doi:
lemak bebas pada minyak bunga 10.29103/jtku.v10i2.4955
matahari, minyak kanola, dan minyak 11. Ayu A, Rahmawati F, Zukhri S. 2016.
zaitun [skripsi]. Surakarta (ID): Pengaruh penggunaan berulang
Universitas Muhammadiyah minyak goreng terhadap peningkatan
Surakarta. kadar asam lemak bebas dengan
4. Resti SA. 2017. Penentuan bilangan metode alkalimetri. Journal Of
peroksida dalam minyak zaitun Pharmacy Science. 6(1):1-5.
[skripsi]. Medan (ID): Universitas 12. Adiarso, Ismariny, Mahmud J,
Sumatera Utara. Prihawantoro S. 2019. Outlook
5. Fitri AS, Fitriana YAN. 2019. Analisis Teknologi Pangan 2019. Jakarta (ID):
angka asam pada minyak goreng dan Pusat Pengkajian Industri Proses dan
minyak zaitun. SAINTEKS. 16(2): Energi (PPIPE).
115-119. doi: 10.30595/st.v16i2.7128. 13. Aminah S. 2010. Bilangan peroksida
6. Mardiah, Pertiwi SRR, Marwana D. minyak goreng curah dan sifat
2019. Analisis mutu minyak goreng organoleptik tempe pada pengulangan
dengan pengulangan penggorengan. penggorengan. Jurnal Pangan dan
Jurnal Pangan Halal. 1(1): 1-8. doi: Gizi. 1(1). 7-14. doi:
10.30997/jiph.v1i1.2001. 10.26714/jpg.1.1.2010.%25p.
7. Munfarida A. 2021. Analisis asam 14. Kataren S. 2008. Pengantar teknologi
lemak bebas dan bilangan asam pada minyak dan lemak pangan. Jakarta
produk selai kacang tanah [skripsi]. (ID): UI Press.
Malang: Universitas Islam Negeri 15. Yeniza , Asmara AP. 2019. Penentuan
Maulana Malik Ibrahim. bilangan peroksida minyak RBD
8. Suroso, Asri S. 2013. Kualitas minyak (refined bleached deodorized) olein
goreng habis pakai ditinjau dari PT. PHPO dengan metode titrasi
bilangan peroksida, bilangan asam, iodometri. Amina: Ar-rainy Chemistry
dan kadar air. Jurnal Kefarmasiaan Journal. 1(2): 79-83. Doi:
Indonesia. 3(2): 77-88 10.22373/amina.v1i2.39
9. Silalahi RLR, Sari DP, Dewi IA. 2017.
Pengujian free fatty acid (FFA) dan
colour untuk mengendalikan mutu
minyak goreng produksi PT. XYZ.
Jurnal Teknologi dan Manajemen
Agroindustri. 6(1): 41-50. doi:
10.21776/ub.industria.2017.006.01.6

7. LAMPIRAN

Lampiran 1 Contoh perhitungan


1. Minyak lama
56,1×𝑉×𝑁 56,1×6×0,0626
%𝐹𝐹𝐴 = 𝑊
= 9,978
= 2, 11%
(𝑆 − 𝐵)×𝑁×1000
𝑃𝑉(𝑚𝐸𝑞/𝑚𝑙) = 𝑊
(72 − 0,1)×0.0825×1000
= 9,978
= 1183, 7 𝑚𝐸𝑞/𝑚𝐿
Lampiran 2 Pembagian tugas
Tabel 2 Pembagian tugas
No Nama NIM Tugas TTD
1 Nazwa Aulia Rahman I1401201061 Pembahasan, studi kasus no. 9
2 Aisyah Nabila Putri I1401201068 Abstrak, pendahuluan, studi
kasus no 7
3 Najwa Haniyah I1401201072 Metode, simpulan, studi kasus
no 5, editor
4 Nisa Nibras Rabbani I1401201079 Pembahasan, studi kasus no 6
5 Bilqist Maisa Putri I1401201080 Hasil, lampiran, studi kasus no
8

Anda mungkin juga menyukai