1
1.2 Tujuan
Mempelajari penetapan bilangan asam dan persen asam lemak bebas
pada minyak.
2
BAB II LANDASAN TEORI
3
Bilangan Asam atau angka asam adalah jumlah miligram KOH (Kalium
Hidroksida) yang dibutuhkan untuk menetralkan asam-asam lemak bebas
dari satu gram minyak atau lemak. Bilangan Asam dipergunakan untuk
mengukur jumlahasam lemak bebas yang terdapat dalam lemak dan minyak.
Bilangan asam adalah ukuran jumlah asam bebas yang dihitung berdasar
bobot molekul asam lemak atau campuran asam lemak. Bilangan asam
dinyatakan sebagai jumlah miligram KOH 0,1 N yang dibutuhkan untuk
menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak. Bilangan
asam ini menyatakan jumlah asam lemak bebas yang terkandung dalam
minyak, dan biasanya dihubungkan dengan telah terjadinya hidrolisis minyak
berkaitan dengan mutu minyak.
Berat molekul asam lemak yang dominan dalam minyak (rata-rata dari
campuran asam lemak), untuk minyak kelapa = 205, minyak kelapa sawit =
263. Sedang untuk minyak lain, selain minyak sawit dan minyak kelapa,
dihitung sebagai asam oleat = 282.
Dari rumus di atas, faktor 56,1 adalah bobot molekul larutan KOH, jika
dipergu-nakan larutan NaOH untuk titrasinya, maka faktor tersebut menjadi
39,9.
4
Asam lemak bebas merupakan hasil degradasi/deesterifikasi/hidrolisis
lemak yang dapat menunjukkan kualitas bahan makanan mulai menurun.
Reaksi hidrolisis lemak adalah sebagai berikut:
Banyaknya asam lemak bebas yang terdapat dalam suatu lemak atau
minyak dinyatakan dengan bilangan asam. Bilangan asam merupakan jumlah
miligram KOH yang diperlukan untuk menetralkan asaml emak bebas yang
terdapat dalams atu gram lemak atau minyak. Penetapan bilangan asam
dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak lemak dalam alkohol netral panas
dan ditambahkan beberapa tetes fenolftalein sebagaii ndikator. Alkohol netral
panas digunakan sebagai pelarut netral supayat idak mempengaruhi pH
karena titrasi ini merupakan titrasi asambasa. Alkohol dipanaskan untuk
meningkatkan kelarutan asam lemak. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi
asam dengan basa yang menghasilkan garam. Reaksinya adalah sebagai
berikut:
5
Hidrolisis dapat menurunkan mutu minyak (Winarno, 2002). Kandungan
air dalam minyak mampu mempecepat kerusakan minyak. Air yang ada
dalam minyak dapat juga dijadikan sebagai media pertumbuhan
mikroorganisme yang dapat menghidrolisis minyak (Ketaren, 1986).
6
Alat : - Erlen meyer
- Pipet -Labu ukur 250 ml
- Neraca
- Buret
- Klem dan statif
Bahan :
- Minyak kelapa sawit
- Minyak jelantah
- Indikator PP
- Etanol
- NaOH 0,01 N
- Asam oksalat 0,01 N
NaOH
0,01 N
7
10ml Asam oksalat 0,01
N + 2 tts PP
(dilakukan 3x percobaan)
NaOH
0,01 N
8
2,5 gr minyak + 25 ml
etanol yang sudah
dipanaskan + 3 tts PP
( dilakukan 2x percobaan )
9
4.1 Data pengamatan
a. Standarisasi
No NaOH Asam oksalat
V1 N1 V2 N2
1 11,5 ml X (0,008) 10 ml 0,01 N
2 11,4 ml X (0,008) 10 ml 0,01 N
3 11,3 ml X (0,008) 10 ml 0,01 N
Percobaan 1
V1 . N1 = V2 . N2
11,5 N = 10 x 0,01
N = 10 x 0,01
11,5
N = 0,008
Percobaan 2
V1 . N1 = V2 . N2
11,4 N = 10 x 0,01
N = 10 x 0,01
11,4
N = 0,008
Percobaan 3
V1 . N1 = V2 . N2
11,3 N = 10 x 0,01
N = 10 x 0,01
11,3
N = 0,008
10
Sampel Ulangan Ml NaOH Mg / Gr Bilangan Asam % FFA
Minyak 1 13,5 ml 2,5 gr
kelapa / 2,01 1,23 %
sawit 2 13,8 ml 2500 mg
Rata-rata 13,65 ml
Minyak 1 130,2 ml 2,5 gr
jelantah / 19,41 10,8 %
2 133,5 ml 2500 mg
Rata-rata 131,85 ml
Bilangan asam
VNaOH x NNaOH x BM etanol
gr sampel
Bilangan asam minyak kelapa sawit
VNaOH = 13,65 ml
NNaOH = 0,008 N
BM etanol = 46
Gr sampel = 2,5 gr
maka,
13,65 x 0,008 x 46 = 2,01
2,5 gr
11
131,85 x 0,008 x 46 = 19,41
2,5 gr
4.2 Pembahasan
a. melakukan standarisasi NaOH. Dimasukkan sebanyak 10 ml asam oksalat
0,01 N kedalam erlen meyer lalu tambahan 2 tetes indikator PP kemudian
dititrasi dengan NaOH 0,01 N sampai terjadi perubahan warna pink seulas.
Percobaan dilakukan sebanyak 3x. Volume yang didapat kan ialah
sebanyak 11,5 ml, 11,4 ml dan 11,3 ml.
12
b. Mencari Normalitas NaOH. Didapatkan hasil sebesar 0,008 N.
c. Menentukan bilangan asam. Masing-masing 2,5 gr minyak kelapa sawit
dan minyak jelantah dimasukkan kedalam erlen meyer kemudian
ditambahkan etanol yang sudah dipanaskan kedalam erlen meyer, lalu
tambahkan 3 tetes indikator PP. Titrasi dengan NaOH sampai berubah
warna menjadi pink. Percobaan dilakukan sebanyak 2x. Volume yang
didapatkan ialah sebanyak 13,65 ml untuk kelapa sawit dan 131,85 ml
untuk minyak jelantah.
d. Menghitung bilangan asam dan kadar FFA dari minyak kelapa sawit dan
minyak jelantah.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil simpulan bahwa untuk
mengetahui bilangan asam yang ada dalam minyak sawit atau minyak kelapa bisa
13
dengan titrasi dengan menggunakan pereakasi basa yaitu KOH atau NaOH,
penentuan bilangan asam bertujuan untuk mengetahui kualitas minyak, kualitas
minyak berbanding terbalik dengan bilangan asam, semakin tinggi kualitas
minyak maka semakin rendah bilangan asam yang dikandungnya, minyak sawit
terbukti memiliki kulitas lebih tinggi dari minyak kelapa. Rata Bilangan asam
minyak sawit dan minyak jelantah dalam percobaan ini adalah 2,01 dan 19,41
serta % FFA dari minyak kelapa sawit dan minyak jelantah adalah 1,23 % dan
10,8 % .
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/50507721/28/Penentuan-Bilangan-Asam
http://diajengsurendeng.blogspot.com/2011/11/prosedur-analisa-penentuan-
bilangan.html
http://himka1polban.wordpress.com/laporan/89-2/
http://blog.ub.ac.id/dermolen/soal-analisa-lemak/
14
15