Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Prak. Fitokimia yang di
ampu oleh :
Ibu. Lilik Sulastri, M.Fam.
Disusun oleh :
BOGOR
1
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
2.1Tanaman(morfologi,khasiat,kandungan)………………………...…………..5
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan……………………………………………...……........…….…21
5.2 Saran……………………………………………………..………………….21
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
suplemen makanan dan telah diteliti untuk pencegahan penyakit seperti kanker
atau penyakit jantung koroner. Meskipun studi awal menunjukkan bahwa
suplemen antioksidan dapat meningkatkan kesehatan, pengujian lanjutan yang
lebih besar termasuk beta-karoten, vitamin A, dan vitamin E secara tunggal atau
dalam kombinasi yang berbeda menunjukkan bahwa suplementasi tidak
berpengaruh pada tingkat kematian.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui uji aktivitas antioksidan di sampel air
the, air yakon, dan air stevia dengan metode dpph dengan ic 50 dengan kadar
bahan baku yang standar yang dinyatakan dengan persen (%b/b)
4
BAB II
DASAR TEORI
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Theales
Famili : Theacae
Genus : Cammellia
Species : Cammellia sinensis
1. Morfologi Akar
Morfologi pertama datang dari bagian akar teh. Bagi beberapa orang yang
senang untuk meminum teh ataupun memanen teh, pasti tahu bagaimana bentuk
dari akar tanaman ini. Perakarannya yaitu jenis tunggang dengan cabang yang
jumlahnya hanya sedikit saja Tetapi tanaman yang memiliki perakaran yang
dangkal dan juga cukup peka sehingga dapat membantu tanaman, agar bisa
5
menyentuh fisik tanah dengan baik Kemampuan akar untuk bisa menembus tanah
yang keras juga tidak terlalu besar dan sangatlah terbatas. Sehingga kedalaman
tanah yang bisa ditembus hanya 23 cm saja. Alasan inilah yang menyebabkan akar
dari tanaman teh biasanya saling berkaitan dari satu tanaman ke tanaman lain agar
tidak rubuh. Ditambah lagi informasi menarik yang ada pada tanaman teh, akar
tersebut memiliki pertumbuhan pucuk. Tanaman ini lebih membutuhkan
karbohidrat karena nantinya akan membantu pertumbuhan pucuk baru, setelah
dilakukan pemangkasan. Lapisan menyerupai gabus yang fungsinya untuk
membantu mencegah keluar masuknya air secara berlebihan, serta menjadi tempat
untuk menyimpan makanan yang sebagian besar berupa karbohidrat.
2. Morfologi Daun
Morfologi selanjutnya yang akan kita identifikasi dari tanaman teh adalah
morfologi daun . Sesuai dengan pembahasan sebelumnya daun teh memiliki ciri
khas yang unik. Tanaman teh memiliki helaian berbentuk langset dengan tulang
daun yang menyirip dan juga runcing di bagian ujungnya. Selain itu daun teh
masuk kedalamtipe daun tunggal yang tumbuh berselang-seling di bagian cabang
dan muncul, dibagian ketika daun tepat di bawah tajuk. Jika dilihat secara fisik
daun teh ini memiliki sisi yang lancip bergerigi dan juga memiliki warna daun
yang cukup muda. Di mana daun ini berukuran kurang lebih 2.5 hingga 25 cm
yang paling besar. Serta luasnya memiliki lebih banyak rambut. Sedangkan untuk
bagian daun tua mereka memiliki warna yang lebihjauh keluhan dengan
permukaan yang lebih licin, dibandingkan dengan beberapaciri daun muda. Jika
dilihat dari pertumbuhanya daun teh mengalami dua fase, yaitu fase aktif dan fase
inaktif. Yang disebut dengan fase aktif adalah fase pertumbuhan normal atau
disebut juga dengan fase peko. Sedangkan fase inaktif adalah fase istirahat
pertumbuhan tuna.
3. Morfologi Batang
Selanjutnya bisa dilihat dari daun atau tanaman teh yaitu bagian batangnya
biasanya bagian batangnya akan tertutupi oleh daun yang lebat. Sehingga
seringkali tidak terlihat secara fisik namun batang. Tanaman teh sendiri berukuran
6
kecil di mana batang ini tidak akan dilakukan pemangkasan, sehingga pohon
tersebut akan rapi dan berbentuk seperti pohon cemara. Tetapi tanaman ini tidak
perlu dikhawatirkan karena tanpa adanya penyangga pun tanaman teh akan
tumbuh secara lurus.
4. Morfologi Bunga
5. Morfologi Biji
Terakhir, morfologi dari tanaman teh adalah bijinya. Biji teh termasuk
pada arti biji yang berkeping dua dengan kotiledo. Sehingga apabila dibandingkan
dengan tanaman perdu lainnya ukuran dari tanaman teh ini cukup besar. Ditambah
lagi, apabila dibelah maka anda bisa melihat bagaimana bentuk dari embrio akar
dan tunas yang ada pada biji tersebut. Warnanya coklat dan mempunyai tiga
ruang, dengan kulit tipis, bentuknya bundar pada satu sisi, dan datar pada sisi
yang lain
7
2.2 Metabolit Sekunder
1. Golongan Fenol
a. Katekin
Katekin pada daun teh merupakan senyawa yang sangat kompleks, tersusun
sebagai komponen senyawa katekin (C),epikatekin (EC), epikatekin galat (ECG),
epigalokatekin (EGC), epigalokatekin galat (EGCG), dan galokatekin (GC).
Kandungan total katekin pada daun the segar berkisar 13.5 – 31% dari seluruh
berat kering daun dan kandungan katekin C. sinensis varietas assamica selalu
lebih besar daripada C. sinensis varietas sinensis.
Senyawa katekin merupakan senyawa yang paling penting pada daun teh,
yang berfungsi sebagai antioksidan yang menyehatkan tubuh. Hasil penelitian
University of Kansas (2007) yang dipresentasikan di American Chemical Society,
menyatakna bahwa katekin dalam the hijau berkemampuan 100 kali lebih efektif
untuk menetralisir radikal bebas dari pada vitamin C dan 25 kali lebih ampuh dari
vitamin E.
Selain itu senyawa katekin juga berperan dalam menentukan sifat produk teh
seperti rasa, warna dan aroma. Senyawa katekin dalam reaksinya dengan kafein,
protein, peptide, ion tembaga dan siklodekstrin membentuk beberapa senyawa
kompleks yang sangat berhubungan dengan rasa dan aroma. Katekin menentukan
warna seduhan terutama pada the hitam, pada proses oksidasi enzimatis
(fermentasi) sebaian katekin terurai menjadi senyawa theaflavin yang berperan
8
memberi warna kuning dan senyawa thearubigin yang berperan memberi warna
merah kecoklatan.
b. Flavanol
a. Alkaloid
9
utama selama proses pelayuan adalah penguraian protein menjadi asam-asam
amino, asam amino bersama karbohidrat dan katekin akan membentuk sebyawa
aromatis asam amino, yang berupa senyawa karbohidrat, alcohol, aldehid, keton,
dan ester. Asam amino yang banyak berperan dalam pembentukan senyawa
aromatis adalah alanine, fenil alanine, valn, leusin, dan isoleusin. Adapun
kandungan protein dan asam amino bebas pada daun teh adalah berkisar antara 1.4
– 5% dari berat kering daun, dimana kandunan asam amino bebas pada C. sinensis
varietas sinensis lebih tinggi daripada C. sinensis varietas assamica, sehingga
seduhan C. sinensis varietas sinensin memiliki aroma yang lebih baik.
Kandungan asam amino bebas pada daun teh sebanyak 50% didominasi
oleh asam amino L-theanin, sisanya berupa asam glutamate, asam aspartate dan
arginine. L-theanin merupakan asam amino yang sangat khas karena hanya
ditemukan di dalam daun teh dan beberapa jenis jamur serta beberapa spesies
Camellia yaitu C. javonica dan C. sasanqua. Asam amino L-theamin telah terbukti
mendorong terbentuknya gelombang α di dalam otak yang dapat memberikan rasa
tenang. Oleh karena itu, meminum teh setelah pulang kerja, saat menerima tamu,
bercengkrama dengan keluarga atau tea break saat seminar maupun rapat
merupakan kebiasaan yang baik karena aktivitas L-theanin dapat menurunkan
ketegangan dan memberikan perasaan rileks.
oksidasi substrat dalam reaksi rantai (Halliwell et al., 2004). Antioksidan dapat
melindungi sel-sel dari kerusakan yang disebabkan oleh molekul tidak stabil yang
dikenal sebagai radikal bebas. Antioksidan dapat mendonorkan elektronnya
kepada molekul radikal bebas, sehingga dapat menstabilkan radikal bebas dan
10
menghentikan reaksi berantai. Contoh antioksidan antara lain β karoten, likopen,
vitamin C, vitamin E.
1. Antioksidan alami
11
multifungsional, dapat berfungsi sebagai pereduksi atau donor elektron,
penangkap radikal bebas, pengkelat logam, dan peredam terbentuknya singlet
oksigen. Antioksidan alami lainnya yaitu antosianin yang merupakan pigmen
pemberi warna merah keunguan pada sayuran, buah-buahan dan tanaman bunga
yang merupakan senyawa flavonoid yang bisa melindungi sel dari sinar
ultraviolet. Antosianin pada tanaman hadir bersamaan dengan pigmen alami
seperti flavonoid, karotenoid, anthaxanthin, dan betasianin (Astawan et al., 2008).
2. Antioksidan sintetik
1. Antioksidan Primer
Antioksidan primer merupakan zat atau senyawa yang dapat menghentikan reaksi
berantai pembentukan radikal bebas yang melepaskan hidrogen. Antioksidan
primer dapat berasal dari alam atau sintetis. Contoh antioksidan primer adalah
Butylated hidroxytoluene (BHT) (Winarsi, 2007). Reaksi antioksidan primer
terjadi pemutusan rantai radikal bebas yang sangat reaktif, kemudian diubah
menjadi senyawa stabil atau tidak reaktif. Antioksidan ini dapat berperan sebagai
donor hidrogen atau CB-D (Chain breaking donor) dan dapat berperan sebagai
akseptor elektron atau CB-A (Chain breaking acceptor) (Triyem, 2010).
12
2. Antioksidan Sekunder
3. Antioksidan Tersier
13
BAB III
METODE KERJA
a. Alat
Labu ukur 100 ml
Tabung reaksi
Pipet volume
Beaker glass
Batang pengaduk
Bulp
Kaca arloji
Kapas
Alumunium foil
Spektrometer uv-vis
Oven
b. Bahan
Metanol
DPPH
Ekstrak air yakon,air the,air stevia
aquadest
1) Siap kan masing masing sampel air yakon, air teh, air stevia timbang
sampel sebanyak 100 mg.
2) Larutan masing masing sampel dengan air sampai dengan homogen.
3) Setelah homogeny siap kan labu ukur 100 ml sebanyak 3 buah. Masing
masing 1 labu untuk 1 sampel. Lalu larut kan sampel yang sudah
homogeny kedalam labu dengan aquadest ad 100 ml masing masing diberi
14
label sesuai nama sampel. (100mg dalam 100 ml air sama dengan 1000
ppm)
4) Siap kan masing masing 6 labu ukur ukur 100ml untuk satu sampel, lalu
beri label untuk 5 ppm = 0,5 ml, 10 ppm = 1ml, 20 ppm =2ml, 40 ppm
=4ml, 80 ppm, 160 ppm= 8ml ad 100 ml air. Lalukan yang sama pada
masing masing sampel
5) lalu mambuat larutan dpph dengan menimbang dpph sebanyak 10 mg
dalam air 100 ml labu ukur yang sudah ditutup rapat dengan alumuniun
foil
6) Siapkan tabung reaksi sebanyak 7 buah tabung reaksi, lalu bungkus rapat
tabung reaksi dengan alumunium foil dan kapas yang sudah dilapisi
alumunium foil untuk penutup mulut dari tabung reaksi. Lalu kan hal yang
sama untuk 3 sampel tersebut. Masing masing beri label tabung 1 untuk
kontrol minus, tabung 2 untuk 5 ppm, tabung 3 untuk 10 ppm, tabung 4
untuk 20 ppm, tabung 5 untuk 40 ppm, tabung 6 untuk 80 ppm, dan tabung
7 untuk 160 ppm. Lalukan hal yang sama untuk masing-masing 3 sampel
tersebut.
7) Masukan 2 ml dpph + 2 ml etanol + 2ml ekstrak yang sudah di encerkan
di labu ukur . Masukan kedalam tabung reaksi sesuai dengan label sampel
yang sudah disiapkan, dan untuk cairan control minus masukan 2 ml dpph
+ 6 ml methanol.
8) Setelah sudah semua dimasukan pada tabung reaksi , dan sudah dipastikan
tabung reaksi tertutup rapat. Masukan tabung reaksi tersebut kedalam
incubator selama 30 menit dengan suhu 37 derajat celcius diruang gelap.
9) Siapkan spektro prepare selama 15 menit. Dan jika sudah 30 menit
keluarkan sampel dri ruang incubator dan lakukan uji spektometer.
Lalukan hal yang sama pada masing masing sampel.
15
BAB IV
4.1 Hasil
1. hasil spektro dan perhitungan dari sampel air sampel air STEVIA :
Hasil Grafik
GRAFIK
16
Pembahasan dari hasil ekstrak stevia
Pada hasil uji kadar antioksidan bahwa pada sample ekstrak air stevia ini
menunjukan hasil yang menaik setiap perbedaan konsentrasi artinya setiap
kenaikan konsentrasi terjadi peningkatan %inhibisi yang dengan grafik nya akan
menunjukan linear.
Sehingga pada pengujian ekstrak air stevia ini dapat menangkal radikal bebas.
Semakin bentuk linear semakin pula anti oksidan yang terkandung dalam ektrak
stevia ini Dengan nilai IC 50 Sebesar 49,07 PPM Terjadinya perubahan warna
dengan perbedaan antara control (-) bewarna ungu gelap meskipun sudah di
inkubasi dengan sampel 5 ppm- 160 ppm yaitu warna kuning terang setelah
melakukan inkubasi selama 30 menit dengan suhu 370c Sehingga anlisi pengujian
antioksidan pada metode DPPH dengan sampel ekstrak air stevia ini berhasil dari
perubahan warna, nilai abs, dan nilai %inhibisi, serta ic50
17
Pembahasan pada hasil grafik
Pada sampel air yakon ini tidak bisa dibuat grafik persamaan linear
dikarenakan nilai presentasi yang dihasilkan persennya turun naik . Karena
seharusnya semakin tinggi konsentrasi semakin tinggi persen inhibisi, sedangkan
hasil dari pengamatan sampel ini tidak menunjukan itu . Jadi data yang dihasilkan
linear , penyebabnya dapat dikarenakan sampel tidak homogen pada saat
pengerjaan atau pengukuran yang keliru. Pada konsentrasi 40 ppm dapat
menghambat radikal bebas sebesar 42% tidak bisa dibuat nilai IC50N karena data
TIDAK LINEAR. Terjadinya perubahan warna dengan perbedaan antara control
(-) bewarna ungu gelap meskipun sudah di inkubasi dengan sampel 5 ppm- 160
ppm yaitu warna kuning terang setelah melakukan inkubasi selama 30 menit
dengan suhu 370c Sehingga anlisi pengujian antioksidan pada metode DPPH
dengan sampel ekstrak air stevia ini berhasil dari perubahan warn
Hasil abs dara prektofotometro dengan panjang gelombang 517 NM dari air
teh
18
3. hasil spektro dan perhitungan dari sampel air sampel air teh
Pada sampel air yakon ini tidak bisa dibuat grafik persamaan linear
dikarenakan nilai presentasi yang dihasilkan persennya turun naik . Karena
seharusnya semakin tinggi konsentrasi semakin tinggi persen inhibisi, sedangkan
hasil dari pengamatan sampel ini tidak menunjukan itu . Jadi data yang dihasilkan
linear , penyebabnya dapat dikarenakan sampel tidak homogen pada saat
19
pengerjaan atau pengukuran yang keliru. Pada konsentrasi 5 ppm dapat
menghambat radikal bebas sebesar 25,06 % tidak bisa dibuat nilai IC50N karena
data tidak linear. Terjadinya perubahan warna dengan perbedaan antara control (-)
bewarna ungu gelap meskipun sudah di inkubasi dengan sampel 5 ppm- 160 ppm
yaitu warna kuning terang setelah melakukan inkubasi selama 30 menit dengan
suhu 370c Sehingga anlisi pengujian antioksidan pada metode DPPH dengan
sampel ekstrak air teh ini berhasil dari perubahan warna
20
BAB V
PENUTUP
5.1 kesimpulan
5.2 Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-
content/uploads/2014/01/perkebunan_warta-vol19No3-2013-4.pdf
https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-teh/#:~:text=Morfologi
%20Daun&text=Tanaman%20teh%20memiliki%20helaian%20berbentuk,juga
%20runcing%20di%20bagian%20ujungnya.&text=Di%20mana%20daun%20ini
%20berukuran,luasnya%20memiliki%20lebih%20banyak%20rambut.
22