Disusun Oleh
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh berkurangnya
produksi insulin atau resistensi reseptor insulin yang ditandai dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein.
Diabetes mellitus sering disebut sebagai The Great Imitator Diseuse, karena penyakit ini
dapat mengenai semua organ tubuh dengan menimbulkan berbagai macam komplikasi.
Komplikasi-komplikasi yang terjadi pada diabetes mellitus adalah arterosklerosis,
mikroangiopathi diabetik, retinopathi diabetik, katarak, pielonephritis, glomerulosklerosis
diabetik ( Kimmelstiel Wilson Disease ), neuropathi diabetik, stroke, infeksi, dan lain-lain
(Suparman, 1993).
Pada orang normal, konsentrasi glukosa darah berkisar antara 70 - 110 mg/100 ml darah
yang diukur pada orang yang sedang berpuasa, dilakukan pagi hari sebelum sarapan.
Konsentrasi ini meningkat menjadi 120 - 140 mg/100 ml darah selama satu jam pertama
setelah makan dan kembali normal biasanya dalam 2 jam setelah makan. Konsentrasi glukosa
darah jarang meningkat di atas 140 mg/l 10 ml darah, kecuali pada penderita diabetes mellitus
dan penyakit lain seperti : obesitas, hipertensi, stress, asfiksia, post gastrektomi, post
gastroenterostomi, penyakit serebrovaskular dan lain-lain.
Hormon insulin memegang peran pokok dalam pengaturan konsentrasi glukosa darah,
walaupun hormon-hormon lain seperti glukagon, epinephrin dan norepinephrin berperan juga.
Insulin dihasilkan oleh sel-sel pulau Langerhans dalam pankreas dan disekresi ke dalam
darah sebagai respon langsung terhadap hiperglikemia. Fungsi utama insulin adalah untuk
meningkatkan kecepatan transpor glukosa ke dalam sel disamping fungsi - fungsi lainnya
seperti pemacu sintesis glikogen, lemak, dan protein dalam banyak sel. Kemampuan insulin
untuk mempermudah transpor glukosa menyebabkan peningkatan semua jalur reaksi
metabolisme glukosa. Beberapa jalan metabolisme insulin belum diketahui secara jelas. Pada
diabetes mellitus terjadi penumpukan glukosa dalam darah ( hiperglikemi ) sampai suatu titik
dimana nilai ambang reabsorbsi glukosa oleh ginjal dilampaui sehingga terjadi glukosuria
(Haznam, 1991 ; Robbins dun Kumar, 1992 ).
Frekuensi kejadian diabetes mellitus di Indonesia adalah 1,5 - 2 % dari jumlah penduduk
(Haznam, 1991). Dan studi Minis kita mengetahui bahwa banyak faktor yang dapat
mengganggu sekresi insulin dan metabolisme glukosa dalam sel-sel, seperti terganggunya
hormon gastrointestinal, asam - asam lemak, asam-asam amino tertentu dan lain- lain.
Pada diabetes mellitus terjadi suatu kelainan metabolisme sehingga menimbulkan gejala-
gejala seperti polidipsi, poliphagi, poliuria, tubuh lemah, berat badan menurun, kesemutan,
visus menurun, gatal-gatal, keputihan, dan lain- lain. Pada keadaan lebih lanjut bisa timbul
asidosis, ketonuria, dehidrasi, dyspnoe, dan akhimya kematian.
Dari berbagai hal yang telah diuraikan di atas maka dirasa perlu untuk melakukan suatu
studi literatur terutama tentang hal-hal yang menyangkut metabolisme glukosa normal beserta
kelainannya vang terjadi pada diabetes mellitus.
BAB 2
LANDASAN TEORI
( Keterangan : Glukosa dapat mengalami berbagai jalur rekasi seperti glikolisis, oksidasi
piruvat, siklus asam sitrat, jalur Hexose Monophosphat Pathway ( HMP ), jalur uronat,
glikogenolisis, maupun sintesis fruktosa, galaktosa dan laktosa. Reaksi pembentukan glukosa
dari gliserol dan asam laktat disebut gluconeogenesis. Glukosa juga sebagai penghasil ribose
utnuk sintesis DNA dan RNA yang penting untuk sintesis protein ).
Dengan memperhatikan Gambar 1 terlihat bahwa jalur metabolisme karbohidrat sangat
berhubungan erat dengan metabolism lemak dan protein. Maka metabolisme karbohidrat,
protein dan lemak merupakan proses yang terintegrasi secara holistic. Kondisi fisiologis
maupun patologis pada dasarnya merupakan resultante dari ketiga metabolisme tersebut.
Namun pada makalah ini membahas salah satu dari ketiga metabolism, yaitu metabolisme
karbohidrat.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Glikolisis
3.2 Oksidasi Piruvat
3.3 Siklus Asam Sitrat
3.4 Glukoneogenesis
3.5 Glikogenesis dan Glikogenolisis
3.6 Jalur Pentosa Phosphat
3.7 Jalur Uronat
3.8 Metode Pemeriksaan Laboratorium Kadar Glukosa Darah
BAB 4
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Dari uraian-uraian yang telah disebutkan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada Diabetes Mellitus aktivitas transport glukosa dari luar ke dalam sel menurun, baik pada
otot maupun lemak, sehingga terjadi peningkatan glukosa plasma.
2. Proses-proses metabolisme yang terganggu pada Diabetes Mellitus :
A. Proses-proses yang meningkat :
Glikogenolisis
Glukoneogenesis
B. Proses-proses yang menurun :
Glikolisis
TCC
Glikogenesis
HMP shunt
3. Diabetes Mellitus dapat pula terjadi karena reseptor insulin terganggu atau gangguan post
reseptoar sehingga transpor glukosa terganggu pula. Akibat dari semua ini, maka akan terjadi
:
Krisis energi
Hiperglikemia dan glukosuria
Komplikasi-komplikasi lain akibat kelainan metabolisme secara keseluruhan pada
Diabetes Mellitus
DAFTAR PUSTAKA
1. https://play.google.com/books/reader?
id=RzNTDwAAQBAJ&hl=en_US&pg=GBS.PP1 . Diakses pada 5 April 2021 pukul
16.02 .
2. Alberti, Defronzo, Keen, Zimmet. 1992. lnternal text hook of diabetes mellitus. Great
Britain: John Willey and Sons.
3. Baron, D. N. 1992. Kapita selekta patologi klinik. Jakarta: EGC Penerbit Buku
Kedokteran
4. Craighead, J. E. 198 1. Viral diabetes mellitus in man and experimental animals. A.
M. J. Med, 70, 127-134.
5. Fleegler, S.M; Roger, K. D. ; Drash, A.L et al. 1979. Age sex and sesion of onset
jouvenile diabetes in different geographic ureas pediatric, 63,374-379.
6. Guyton, A. C. 1992. Buku ajar fisiologi kedokteran bagian II. Jakarta : EGC
Penerbit buku kedokteran.
7. Harper. 1990. Buku ajar biokomia edisi 20. Jakarta: EGC penerbit buku kedokteran.