Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH BIOKIMIA MEDIK

GANGGUAN METABOLISME KARBOHIDRAT PADA PENYAKIT


DIABETES MELLITUS

Dosen Pengampu : DR. Anna P. Roswiem, MS

Disusun Oleh

1. Nabila Desnira Heryana (18010173)


2. Nida Alia (18010174)
3. Putri Arum Widianingsih (18010177)
4. Rahmat Hidayattulloh (18010178)
5. Ramdan Fitrajaya (18010179)
6. Ria Agustin Anggraeni (18010180)
7. Sari Nur Fitriani (18010182)
8. Sherly Maulidina LS (18010183)
9. Siti Samsiah (18010184)
10. Veronica H Setiawati (18010187)
11. Yuli Marliani (18010189)
12. Yuliana Kartika (18010190)

PROGRAM STUDI FARMASI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI BOGOR
2021

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh berkurangnya
produksi insulin atau resistensi reseptor insulin yang ditandai dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein.

Diabetes mellitus sering disebut sebagai The Great Imitator Diseuse, karena penyakit ini
dapat mengenai semua organ tubuh dengan menimbulkan berbagai macam komplikasi.
Komplikasi-komplikasi yang terjadi pada diabetes mellitus adalah arterosklerosis,
mikroangiopathi diabetik, retinopathi diabetik, katarak, pielonephritis, glomerulosklerosis
diabetik ( Kimmelstiel Wilson Disease ), neuropathi diabetik, stroke, infeksi, dan lain-lain
(Suparman, 1993).

Pada Diabetes mellitus, metabolisme karbohidrat yang terutama mengalami gangguan


adalah proses pembentukan energi dari glukosa melalui glikolisis. Sebagai konsekuensi dari
pembentukan energi tersebut pemecahan glikogen ( glikogenolisis ) meningkat. Bila hal
tersebut terus berlangsung, maka tubuh lama kelamaan akan menyediakan energi yang berasal
dari bahan yang bukan dari karbohidrat ( Glukoneogenesis ).

Pada orang normal, konsentrasi glukosa darah berkisar antara 70 - 110 mg/100 ml darah
yang diukur pada orang yang sedang berpuasa, dilakukan pagi hari sebelum sarapan.
Konsentrasi ini meningkat menjadi 120 - 140 mg/100 ml darah selama satu jam pertama
setelah makan dan kembali normal biasanya dalam 2 jam setelah makan. Konsentrasi glukosa
darah jarang meningkat di atas 140 mg/l 10 ml darah, kecuali pada penderita diabetes mellitus
dan penyakit lain seperti : obesitas, hipertensi, stress, asfiksia, post gastrektomi, post
gastroenterostomi, penyakit serebrovaskular dan lain-lain.

Hormon insulin memegang peran pokok dalam pengaturan konsentrasi glukosa darah,
walaupun hormon-hormon lain seperti glukagon, epinephrin dan norepinephrin berperan juga.
Insulin dihasilkan oleh sel-sel pulau Langerhans dalam pankreas dan disekresi ke dalam
darah sebagai respon langsung terhadap hiperglikemia. Fungsi utama insulin adalah untuk
meningkatkan kecepatan transpor glukosa ke dalam sel disamping fungsi - fungsi lainnya
seperti pemacu sintesis glikogen, lemak, dan protein dalam banyak sel. Kemampuan insulin
untuk mempermudah transpor glukosa menyebabkan peningkatan semua jalur reaksi
metabolisme glukosa. Beberapa jalan metabolisme insulin belum diketahui secara jelas. Pada
diabetes mellitus terjadi penumpukan glukosa dalam darah ( hiperglikemi ) sampai suatu titik
dimana nilai ambang reabsorbsi glukosa oleh ginjal dilampaui sehingga terjadi glukosuria
(Haznam, 1991 ; Robbins dun Kumar, 1992 ).

Frekuensi kejadian diabetes mellitus di Indonesia adalah 1,5 - 2 % dari jumlah penduduk
(Haznam, 1991). Dan studi Minis kita mengetahui bahwa banyak faktor yang dapat
mengganggu sekresi insulin dan metabolisme glukosa dalam sel-sel, seperti terganggunya
hormon gastrointestinal, asam - asam lemak, asam-asam amino tertentu dan lain- lain.

Pada diabetes mellitus terjadi suatu kelainan metabolisme sehingga menimbulkan gejala-
gejala seperti polidipsi, poliphagi, poliuria, tubuh lemah, berat badan menurun, kesemutan,
visus menurun, gatal-gatal, keputihan, dan lain- lain. Pada keadaan lebih lanjut bisa timbul
asidosis, ketonuria, dehidrasi, dyspnoe, dan akhimya kematian.

Dari berbagai hal yang telah diuraikan di atas maka dirasa perlu untuk melakukan suatu
studi literatur terutama tentang hal-hal yang menyangkut metabolisme glukosa normal beserta
kelainannya vang terjadi pada diabetes mellitus.

1.2 Tujuan Penulisan


Dari studi literatur yang dilakukan diharapkan diperoleh informasi yang lebih lengkap
mengenai : metabolisme glukosa pada diabetes mellitus sehingga dengan pengetahuan
tersebut kita dapat melakukan langkah-langkah untuk mengurangi kompikasi-komplikasi
yang mungkin timbul pada diabetes mellitus.

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Jalur Reaksi Biokimia Dalam Metabolisme Karbohidrat


Pada metabolisme karbohidrat terdapat berbagai jalur reaksi biokimia, antara lain yaitu
jalur glikolisis, oksidasi piruvat, dan siklus asam sitrat. Ketiga jalur metabolism ini
merupakan jalur reaksi oksidasi glukosa yang berperan penting sebagai jalur penghasil
energi. Hasil pencernaan makanan berupa glukosa akan diserap dan masuk dalam darah.
Selanjutnya glukosa akan didistribusikan ke seluruh tubuh, terutama ke otak, serta hati, otot,
sel darah merah, ginjal, jaringan lemak dan jaringan lainnya. Tubuh sangat membutuhkan
glukosa terutama untuk menghasilkan energi.
Tubuh manusia juga bisa menghasilkan glukosa dari senyawa non karbohidrat, antara lain
dari lemak ( gliserol ) serta laktat, melalui jalur reaksi gluconeogenesis. Gluconeogenesis
merupakan upaya tubuh untuk meningkatkan kadar glukosa dalam darah. Sebagian besar
proses gluconeogenesis terjadi di hati, sehingga apabila terjadi penyakit hati yang berat,
dapat terjadi gangguan proses gluconeogenesis yang mengakibatkan penurunan kadar
glukosa darah.
Sebagian glukosa yang masuk ke dalam hati dan otot skeletal akan diubah menjadi
glikogen melalu proses glycogenesis. Glikogen merupakan simpanan karbohidrat di hati dan
otot skeletal yang berperan sebagai cadangan energi saat tidak ada asupan makanan. Apabila
diperlukan, maka glikogen akan dipecah melalui proses glikogenolisis, untuk menghasilkan
glukosa sebagai sumber energi.
Glukosa dihati Sebagian juga diubah menjadi asam glukoronat melalui jalur uronat.
Asam glukoronat ini berperan penting untuk proses konjugasi bilirubin. Bilirubin yang
terkonjugasi menyebabkan bilirubin menjadi larut dalam air, sehingga dapat disekresikan ke
dalam usus melalu saluran empedu.
Dijaringan lemak, glikosa dapat diubah menjadi lemak berupa triasilgliserol. Melalui
jalur glikolisis akan menghasilkan dihidroksiaseton fosfat, yang selanjutnya diubah oleh
enzim gliserol-3-fosfat dehydrogenase menjadi gliserol-3-fosfat, yang merupakan bahan
baku sintesis triasilgliserol. Triasilgliserol merupakan cadangan energi yang timbun dalam
jaringan lemak. Oleh karena itu kelebihan makan makanan yang mengandung karbohidrat
juga bisa memicu kegemukan, akibat timbunan triasilgliserol di jaringan lemak.
Glukosa bisa diubah menjadi fruktosa, melalui reaksi yang menghasilkan sorbitol terlebih
dahulu, yang dikatalis oleh enzim sorbitol dehydrogenase. Jalur reaksi ini terutama
meningkat pada kondisi penyakit tertentu, yaitu diabetes mellitus. Glukosa juga dibutuhkan
untuk sintesis laktosa. Jalur reaksi ini sangat penting untuk wanita yang sedang menyusui.
Sebaliknya, galaktosa yang berasl dari pencernaan laktosa bisa diubah menjadi glukosa di
hati. Jalur-jalur metabolism karbohidrat yang telah dituliskan diatas di rangkum dan
digambarkan pada Gambar 1.

( Keterangan : Glukosa dapat mengalami berbagai jalur rekasi seperti glikolisis, oksidasi
piruvat, siklus asam sitrat, jalur Hexose Monophosphat Pathway ( HMP ), jalur uronat,
glikogenolisis, maupun sintesis fruktosa, galaktosa dan laktosa. Reaksi pembentukan glukosa
dari gliserol dan asam laktat disebut gluconeogenesis. Glukosa juga sebagai penghasil ribose
utnuk sintesis DNA dan RNA yang penting untuk sintesis protein ).
Dengan memperhatikan Gambar 1 terlihat bahwa jalur metabolisme karbohidrat sangat
berhubungan erat dengan metabolism lemak dan protein. Maka metabolisme karbohidrat,
protein dan lemak merupakan proses yang terintegrasi secara holistic. Kondisi fisiologis
maupun patologis pada dasarnya merupakan resultante dari ketiga metabolisme tersebut.
Namun pada makalah ini membahas salah satu dari ketiga metabolism, yaitu metabolisme
karbohidrat.

2.2 Penyakit Akibat Kelainan Metabolisme Karbohidrat


Regulasi jalur metabolisme karbohidrat terutama diperankan oleh hormone insulin. Ada
beberapa penyakit yang berhubungan dengan metabolisme karbohidrat. Penyakit metabolic
yang paling banyak dijumpai di Indonesia terkait dengan kelainan metabolisme karbohidrat
adalah diabetes mellitus.
Diabetes mellitus adalah kelainan metabolisme karbohidrat yang ditandai peningkatan
kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Hiperglikemia disebabkan glukosa dalam
darah tidak dapat digunakan oleh tubuh dengan baik akibat defisiensi insulin maupun
resistensi insulin. Disregulasi insulin menyebabkan abnormalitas dalam pengendalian jalur-
jalur reaksi di dalam proses metabolisme karbohidrat. Penderita diabetes mellitus mempunyai
resiko menderita berbagai komplikasi yang spesifik akibat perjalanan penyakit ini, antara lain
retinopati, gagal ginjal, neuropati, aterosklerosis, gangrene, dan penyakit arteri koronaria.
Pemeriksaan laboratorium bagi penderita diabetes mellitus sangat diperlukan untuk
menegakkan diagnosis serta memonitor terapi dan mencegah komplikasi dengan memonitor
glukosa darah. Penting juga dilakukan pengaturan pola makan yang tepat bagi penderita
diabetes mellitus dalam upaya mengontrol kadar glukosa darah.

BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Glikolisis
3.2 Oksidasi Piruvat
3.3 Siklus Asam Sitrat
3.4 Glukoneogenesis
3.5 Glikogenesis dan Glikogenolisis
3.6 Jalur Pentosa Phosphat
3.7 Jalur Uronat
3.8 Metode Pemeriksaan Laboratorium Kadar Glukosa Darah
BAB 4
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Dari uraian-uraian yang telah disebutkan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Pada diabetes Mellitus terjadi perubahan metabolisme glukosa sebagai berikut :

1. Pada Diabetes Mellitus aktivitas transport glukosa dari luar ke dalam sel menurun, baik pada
otot maupun lemak, sehingga terjadi peningkatan glukosa plasma.
2. Proses-proses metabolisme yang terganggu pada Diabetes Mellitus :
A. Proses-proses yang meningkat :
 Glikogenolisis
 Glukoneogenesis
B. Proses-proses yang menurun :
 Glikolisis
 TCC
 Glikogenesis
 HMP shunt

3. Diabetes Mellitus dapat pula terjadi karena reseptor insulin terganggu atau gangguan post
reseptoar sehingga transpor glukosa terganggu pula. Akibat dari semua ini, maka akan terjadi
:
 Krisis energi
 Hiperglikemia dan glukosuria
 Komplikasi-komplikasi lain akibat kelainan metabolisme secara keseluruhan pada
Diabetes Mellitus
DAFTAR PUSTAKA

1. https://play.google.com/books/reader?
id=RzNTDwAAQBAJ&hl=en_US&pg=GBS.PP1 . Diakses pada 5 April 2021 pukul
16.02 .
2. Alberti, Defronzo, Keen, Zimmet. 1992. lnternal text hook of diabetes mellitus. Great
Britain: John Willey and Sons.
3. Baron, D. N. 1992. Kapita selekta patologi klinik. Jakarta: EGC Penerbit Buku
Kedokteran
4. Craighead, J. E. 198 1. Viral diabetes mellitus in man and experimental animals. A.
M. J. Med, 70, 127-134.
5. Fleegler, S.M; Roger, K. D. ; Drash, A.L et al. 1979. Age sex and sesion of onset
jouvenile diabetes in different geographic ureas pediatric, 63,374-379.
6. Guyton, A. C. 1992. Buku ajar fisiologi kedokteran bagian II. Jakarta : EGC
Penerbit buku kedokteran.
7. Harper. 1990. Buku ajar biokomia edisi 20. Jakarta: EGC penerbit buku kedokteran.

Anda mungkin juga menyukai