Laporan Pratikum
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat syarat guna
Menyelesaikan masalah mata kuliah Biokimia
Oleh:
Kelompok 4
Hendra Kurniawan 512015601
Febriant V I B Pranoto 512016020
Tepa Mabel 512016036
Nanda Guluh Pangestika 512016037
Raka Titis Ubaidillah 512016043
Lemak termasuk lipida, akan tetapi lipida belum tentu lemak. Lipida
merupakan semua komponen dalam bahan pangan yang dapat larut dalam pelarut
organik, yang termasuk kedalam pelarur organik adalah ( heksana, kloroform,
propanol, etanol, dan metanol ). Karena struktur molekulnya yang kaya akan
rantai unsur karbon(-CH2-CH2-CH2-) maka lemak mempunyai sifat hydrophob.
Ini menjadi alasan yang menjelaskan sulitnya lemak untuk larut di dalam air.
Lemak dan minyak adalah termasuk kedalam golongan lipid yang tidak larut
dalam air, akan tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil-eter
(C2H5-O-C2H5) , kloroform, benzena dan hidrokarbon lainya. Lemak dan minyak
merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti triester dari
gliserol . Jadi lemak dan minyak juga merupakan senyawaan ester . Hasil
hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol . Asam
karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang
panjang dan tidak bercabang. Lemak dan minyak sering kali diberi nama derivat
asam-asam lemaknya, yaitu dengan cara menggantikan akhiran at pada asam
lemak dengan akhira in ( Herlina, Netti dan Ginting, M Hendra, 2002 ).
Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau
hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya
digunakan untuk menggoreng makanan. Minyak goreng adalah minyak yang
dipakai untuk menggoreng, seperti minyak kelapa, minyak jagung, minyak
kacang. Minyak goreng tersusun atas asam lemak berbeda yaitu sekitar dua puluh
jenis asam lemak. Setiap minyak atau lemak tidak ada yang hanya tersusun atas
satu jenis asam lemak, karena minyak atau lemak selalu ada dalam bentuk
campuran dari berberapa asam lemak. Asam lemak yang dikandung oleh minyak
sangat menentukan mutu dari minyak, karena asam lemak tersebut menentukan
sifat kimia dan stabilitas minyak. Kerusakan minyak akan mempengaruhi kualitas
dan nilai gizi makanan yang digoreng. Pemanasan minyak goreng dengan suhu
yang sangat tinggi akan menyebabkan sebagian minyak teroksidasi. Minyak yang
rusak akibat proses oksidasi akan menghasilkan makanan berwarna kurang
menarik dan rasa yang tidak enak, serta kerusakan beberapa vitamin dan asam
lemak esensial di dalam minyak. Proses oksidasi tersebut terjadi saat minyak
tersebut mengalami kontak dengan sejumlah oksigen. Reaksi oksidasi juga akan
menimbulkan bau tengik pada minyak dan lemak. Analisis kadar asam lemak
bebas (free fatty acid) ditentukan sebagai kandungan asam lemak yang terdapat
paling banyak dalam minyak tertentu. Asam lemak terbanyak yang dimiliki oleh
sawit adalah asam palmitat. Cara kerja analisis kadar asam lemak bebas adalah
dengan mengaduk minyak dalam keadaan cair, setelah itu ditimbang sebanyak
28,20,2 gr dalam Erlenmeyer. Kemudian, 50 mL Alkohol netral 96% yang telah
dipanaskan sampai mendidih dan 2 mL indikator fenolphtalein (PP) ditambahkan.
Kemudian dititrasi dengan larutan 0,1 N NaOH yang telah distandardisasi sampai
berubah menjadi warna merah jambu dan tidak hilang selama 30 detik. Asam
lemak bebas dinyatakan sebagai % FFA (free fatty acid) atau sebagai angka asam.
Angka asam merupakan mg KOH yang dibutuhkan untuk meneralkan 1 gr
minyak. ( Jurnal, 2012 ).
Minyak goreng dengan kadar total polar material (TPM) sudah mencapai
angka 24-27% dalam pemakain 4 kali seharusnya tidak boleh dipakai lagi. Saat
minyak goreng dipakai berulang-ulang maka ajkan menimbulkan kadar senyawa
yang dapat merusak kualitas minyak tersebut. Proses inilah yang membuat
makanan mudah bebau tengik. Hal ini juga dapat menimbulkan kegemukan, darah
tinggi, meningkatnya kolestrol, jantung koroner, hingga kanker bagi si
pengonsumsinya (Wahyuni,2012).
II. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami kandungan asam lemak.
2. Mengetahui asal mula penaman lemak dan minyak.
3. Memahami pengertian lemak dan minyak.
III. Metodologi
Waktu dan Tempat Pratikum
2. Timbangan digital
3. Pipet ukur
4. Pipet tetes
5. Corong gelas
6. Gelas ukur
7. Labu takar
2. Alkohol
3. Aquadest
4. Asetat : Kloroform ( 3:2 )
5. KI jenuh
6. NaOH 0,1 N
7. Na2S2O3
8. Pati
9. PP
Tahap Pelaksanaan
1. % FFA
10 gram minyak, erlenmeyer 250 ml + 50 ml alkohol panas, kemudian 1
ml PP, lalu titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N ( hingga warna merah
muda ).
2. Angka Peroksida
5 gram minyak, erlenmeyer 250 ml + 30 ml asetat : kloroform (3:2),
kemudian kocok kurang lebih selama 1 menit, lalu 0,5 ml KI jenuh ( kocok
dan diamkan selama 1 menit ), lalu 30 ml aquadest + 0,5 ml pati (warna
biru), lalu titrasi dengan larutan Na2S2O3 (putih keruh).
3. Perhitungan
% FFA = ml titrasi NaOH x N NaOH x100
Berat sampel x 1000
Angka Peroksida = ml Na2S2O3 x N Na2S2O3 x1000
Berat sampel
Kurva
Chart Title
350
300
250
Axis Title 200
150
100
50
0
%FFA A.P %FFA A.P %FFA A.P
Perhitungan
V. Kesimpulan
1. Dalam penyusunnya asam lemak dibagi menjadi dua macam yaitu asam lemak
jenuh dengan asam lemak tidak jenuh. Asam lemak jenuh adalah asam lemak
dengan rantai tunggal. Asam lemak jenuh ini seperti asam laurat, asam miristat,
asam palmiat dan asam stearat ini dapat menyumbat pembuluh darah. Sedangkan
asam tidak jenuh adalah asam lemak yang mempunyai ikatan tidak jenuh baik
tunggal ataupun ganda. Bersifat mudah rusak apabila terkena panas tetapi sangat
bermanfaat untuk kesehatan tubuh.
2. Lemak dan minyak sering kali diberi nama derivat asam-asam lemaknya, yaitu
dengan cara menggantikan akhiran at pada asam lemak dengan akhira in , misalnya :
Lemak dan minyak juga diberi nama dengan cara yang biasa dipakai untuk
penamaan suatu ester, misalnya: