Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI KIMIA

ASAM NUKLEAT

DOSEN PENGAMPU :

Martina Kurnia Rohmah, S.Si., M.Biomed

DI SUSUN OLEH:

Kelompok 6

1. Ella Rahman Yulianti (18020200016)


2. Wandan Sari (18020200037)
3. Bella Nur Laila Azizah (18020200042)
4. Vieolitha Dhebira Putri Imantra (18020201052)
5. Ahmad Basryan Alamsyah (18020200068)
6. Mareta Nur Aisyah (18020200076)
7. Fitrotin Ni’mah (18020201089)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

STIKES RUMAH SAKIT ANWAR MEDIKA

2019

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan rahmat-Nya kami
diberi kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas mata
kuliah Biologi Kimia.

Makalah yang berjudul Asam Nukleat merupakan aplikasi dari kami. Selain untuk
memenuhi tugas mata kuliah tersebut juga untuk memberikan pengetahuan tentang materi
yang mencakup Asam Nukleat.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan memberi gambaran ataupun
menjadi referensi kita dalam mengenal dan mempelajari Asam Nukleat. Dalam makalah ini
kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik guna
perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan. Kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat dan memberi gambaran ataupun menjadi referensi kita dalam mengenal dan
mempelajari tentang Asam Nukleat. Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat
kami nantikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para
pembaca pada umumnya.

Sidoarjo, 18 Desember 2019

Penyusun

BAB I

2
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berawal tahun 1868 Friedrich Miescher (1844-1895) adalah orang yang


mengawali pengetahuan mengenai kimia dan inti sel. Pada tahun 1868, di
laboratorium Hoppe-Syler di Tubingen, beliau memilih sel yang terdapat pada nanah
bekas pembalut luka, kemudian sel-sel tersebut dilarutkan dalam asam encer dan
dengan cara ini diperoleh inti sel yang masih terikat pada sejumlah protein. Dengan
menambahkan enzim pemecah protein ia dapat memperoleh inti sel saja dan dengan
cara ekstraksi terhadap inti sel diperoleh suatu zat yang larut dalam basa tetapi tidak
larut dalam asam. kemudian zat ini dinamakan ”nuclein” sekarang dikenal dengan
nama nucleoprotein. Selanjutnya dibuktikan bahwa asam nukleat merupakan salah
satu senyawa pembentuk sel dan jaringan normal.
Ada dua jenis asam nukleat yaitu DNA (deoxyribonucleic acid) atau asam
deoksiribonukleat dan RNA (ribonucleic acid) atau asam ribonukleat. DNA oleh
seorang dokter muda Friedrich Miescher yang mempercayai bahwa rahasia kehidupan
dapat diungkapkan melalui penelitian kimia pada sel-sel. Sel yang dipilih oleh
Friedrich adalah sel yang terdapat pada nanah untuk dipelajarinya dan ia mendapatkan
sel-sel tersebut dari bekas pembalut luka yang diperolehnya dari ruang bedah.
Asam nukleat terdapat dalam semua sel dan memiliki peranan yang sangat
penting dalam biosintesis protein. Baik DNA maupun RNA berupa anion dan pada
umumnya terikat pada protein yang mempunyai sifat basa, misalnya DNA dalam inti
sel terikat padahiston.Senyawa gabungan antara asam nukleat dengan protein ini
disebut nukleoprotein.

B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Melakukan analisis identifikasi asam nukleat melalui isolasi asam nukleat dari sel
atau jaringan.
2. Melakukan identifikasi senyawa penyusun asam nukleat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

3
2.1 DASAR TEORI

Asam nukleat adalah biopolymer yang berbobot molekul tinggi dengan unit
monomernya mononukleotida. Asam nukleat terdapat pada semua sel hidup dan
bertugas untuk menyimpan dan mentransfer genetic, kemudian menerjemahkan
informasi ini secara tepat untuk mensintesis protein yang khas bagi masing-
masingsel. Asam nukleat, jika unit-unit pembangunnya deoksiribonukleotida ,
disebut asam deoksiribonukleotida (DNA) dan jika terdiri- dari unit-unit
ribonukleaotida disebut asam ribonukleaotida (RNA). Asam Nukleat juga
merupakan senyawa majemuk yang dibuat dari banyak nukleotida. Bila nukleotida
mengandung ribose, maka asam nukleat yang terjadi adalah RNA (Ribnucleic acid =
asam ribonukleat) yang berguna dalam sintesis protein. Bila nukleotida
mengandung deoksiribosa, maka asam nukleat yang terjadi adalah DNA
(Deoxyribonucleic acid = asam deoksiribonukleat) yang merupakan bahan utama
pementukan inti sel. Dalam asam nukleat terdapat 4 basa nitrogen yang berbeda
yaitu 2 purin dan 2 primidin. Baik dalm RNA maupun DNA purin selalu adenine
dan guanine. Dalam RNA primidin selalu sitosin dan urasil, dalam DNA primidin
selalu sitosin dan timin.
Asam-asam nukleat terdapat pada jaringan tubuh sebagai nukleoprotein,
yaitu gabungan antara asam nukleat dengan protein. Untuk memperoleh asam
nukleat dari jaringan-jaringan tersebut, dapat dilakukan ekstraksi terhadap
nukleoprotein terlebih dahulu menggunakan larutan garam IM. Setelah
nukleoprotein terlarut, dapat diuraikan atau dipecah menjadi protein-protein dan
asam nukleat dengan menambah asam-asam lemah atau alkali secara hati-hati, atau
dengan menambah NaCl hingga jenuh akan mengendapkan protein.
Cara lain untuk memisahkan asam nukleat dari protein ialah menggunakan
enzim pemecah protein, misal tripsin. Ekstraksi terhadap jaringan-jaringan dengan
asam triklorasetat, dapat pula memisahkan asam nukleat. Denaturasi protein dalam
campuran dengan asam nukleat itu dapat pula menyebabkan terjadinya denaturasi
asam nukleat itu sendiri. Oleh karena asam nukleat itu mengandung pentosa, maka
bila dipanasi dengan asam sulfat akan terbentuk furfural. Furfural ini akan
memberikan warna merah dengan anilina asetat atau warna kuning dengan p-
bromfenilhidrazina. Apabila dipanasi dengan difenilamina dalam suasana asam,

4
DNA akan memberikan warna biru. Pada dasarnya reaksi-reaksi warna untuk ribosa
dan deoksiribosa dapat digunakan untuk keperluan identifikasi asam nukleat.

2.2 JENIS-JENIS ASAM NUKLEAT


Asam nukleat dalam sel ada dua jenis yaitu DNA (deoxyribonucleic acid ) atau
asam deoksiribonukleat dan RNA (ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat. Baik
DNA maupun RNA berupa anion dan pada umumnya terikat oleh protein dan bersifat
basa. Misalnya DNA dalam inti sel terikat pada histon. Senyawa gabungan antara
protein danasam nukleat disebut nucleoprotein. Molekul asam nukleat merupakan
polimer sepertiprotein tetapi unit penyusunnya adalah nukleotida. Salah satu contoh
nukleutida asam nukleat bebas adalah ATP yang berfungsi sebagai pembawa energy.

2.3 STRUKTUR DNA DAN RNA


Asam nukleat biasanya tersusun atas DNA dan RNA yang terdiri dari
monomer nukleotida, dimana nukleotida ini biasanya tersusun atas gugus fosfat, basa
nitrogen,dan gula pentosa serta kelompok basa purin dan piridin seperti: adenine,
guanine, sitosin, timin dan danurasil.
2.3.1 DNA (deoxyribonucleic acid)
Asam ini adalah polimer yang terdiri atas molekul-molekul
deoksiribonukleotida yang terikat satu sama lain sehingga membentuk rantai
polinukleotida yang panjang. Molekul DNA yang panjang ini terbentuk oleh ikatan
antara atom C nomor 3 dengan atom C nomor 5 pada molekul deoksiribosa dengan
perantaraan gugus fosfat.

Secara kimia DNA mengandung karakteri/sifat sebagai berikut:


1. Memiliki gugus gula deoksiribosa.
2. Basa nitrogennya guanin (G), sitosin (C), timin (T) dan adenin (A).
3. Memiliki rantai heliks ganda anti paralel
4. Kandungan basa nitrogen antara kedua rantai sama banyak dan berpasangan
spesifik satu dengan lain. Guanin selalu berpasangan dengan sitosin (G±C),
dan adenidan adenin berpasangan dengan timin (A – T), sehingga jumlah
guanin selalu sama dengan jumlah sitosin. Demikian pula adenin dan timin.

5
2.3.2 RNA (Ribonukleic acid)
Asam ribonukleat adalah salah satu polimer yang terdiri atas molekulmolekul
ribonukleotida. Seperti DNA, asam ribonukleat ini terbentuk oleh adanya ikatan
antara atom C nomer 3 dengan atom C nomer 5 pada molekul ribose dengan
perantaraan gugus fosfat.
Meskipun banyak persamaannya dengan DNA, RNA mempunyai beberapa
perbedaan dengan DNA yaitu :
1. Bagian pentosa RNA adalah ribosa, sedangkan bagian pentosa DNA adalah
deoksiribosa.
2. Bentuk molekul DNA adalah heliks ganda. Bentuk molekul RNA bukan
heliksganda, tetapi berupa rantai tunggal yang terlipat sehingga menyerupai
rantai ganda.
3. RNA mengandung basa Adenin, Guanin dan Sitosin seperti DNA, tetapi tidak
mengandung Timin. Sebagai gantinya, RNA mengandung Urasil. Dengan
demikian bagian basa pirimidin RNA berbeda dengan bagian basa pirimidin
DNA.
4. Jumlah Guanin adalah molekul RNA tidak perlu sama dengan Sitosin,
demikian pula jumlah adenin tidak harus sama dengan Urasil.

Ada 3 macam RNA, yaitu tRNA (transfer RNA), mRNA (messenger RNA) dan rRNA
(ribosomal RNA). Ketiga macam RNA ini mempunyai fungsi yang berbeda-beda,
tetapi ketiganya secara bersama-sama mempunyai peranan penting dalam sintesis
protein.

2.4 Nukleotida dan Nukleosida


Molekul nukleotida terdiri atas nukleosida yang mengikat asam fosfat.
Molekul nukleosida terdiri atas pentosa ( deoksiribosa atau ribose ) yang mengikat
suatu basa (purin atau pirimidin). Jadi apabila suatu nukleoprotein dihidrolisis
sempurna akan dihasilkan protein, asam fosfat, pentosa dan basa purin atau pirimidin.
Rumus berikut ini akan memperjelas hasil hidrolisis suatu nucleoprotein.
Pentosa yang berasal dari DNA ialah deoksiribosa dan yang berasal dari RNA
ialah ribose Adapun basa purin dan basa pirimidin yang berasaldari DNA ialah
adenin,sitosin dan timin. Dari RNA akan diperoleh adenin, guanin, sitosin dan urasil.

6
Urasil terdapat dalam dua bentuk yaitu bentuk keto atau laktam dan bentuk enol atau
laktim.
Pada PH cairan tubuh, terutama urasil terdapat dalam entuk keto. Nukleosida
terbentuk dari basa purin atau pirimidin dengan ribose atau deoksiribosa. Basa purin
atau pirimidin terikat pada pentosa oleh ikatan glikosidik, yaitu pada atom karbon
nomor 1. Guanosin adalah suatu nukleosida yang terbentuk dari guanin dengan ribosa.
Pada pengikatan glikosidik ini sebuah molekul air yang dihasilkan terjadi dari atom
hidrogen pada atom N-9 dari basa purin dengan gugus OH pada atomC-1 dari
pentosa. Untuk basa pirimidin,gugus OH pada atom C-1 berikatan dengan atom H
pada atom N-1.

Pada umumnya nukleosida diberi nama sesuai dengan nama basapurin atau
basa pirimidin yang membentuknya. Beberapa nukleosida berikut ini ialah yang
membentuk dari basa purin atau dari basa pirimidin dengan ribosa:
1. Adenin nukleosida atau Adenosin
2. Guanin nukleosida atau Guanosin
3. Urasil nukleosida atau Uridin
4. Timin nukleosida atau Timidin
5. Sitosin nukleosida atau Sitidin

Apabila pentose yang diikat oleh deoksiribosa, maka nama nukleosida diberi
tambahan deoksi di depanya. Sebagai contoh “deoksiadinosin, deoksisitidin” dan
sebagainya. Disamping lima jenis basa purin atau basa pirimidin yang biasa terdapat
pada asam nukleat, ada pula beberapa basa purin dan basa pirimidin lain yang
membentuk nukleosida. Hipoksantin dengan ribosa akan membentuk hipoksantin
nukleosida atauinosin. DNA pada bakteri ternyata mengandung hidroksi metilsitosin.
Demikian pula tRNA (transfer RNA) mengandung derivat metalbasa purin atau
basapirimidin, misalnya 6-N-dimetiladenin atau 2-N dimetil guanin.
Dalam alam nukleosida terutama terdapat dalam bentuk ester fosfat yang
disebut nukleotida. Nukleotida terdapat sebagai molekul bebas atau berikatan dengan
sesama nukleotida membentuk asam nukleat. Dalam molekul nukleotida gugus fosfat
terikat oleh pentosa pada atom C-5. Beberapa nukleotida lain ialah sebagai berikut :
1. Adenin nukleotida atau Adenosinmonofosfat (AMP) (asam adenilat)

7
2. Guanin nukleotida atau Guanosinmonofosfat (GMP) (asam guanilat)
3. Hipoksantin nukleosida atau Inosinmonofosfat (IMP) (asam inosinat)
4. Urasil Nukleotida atau Uridinmonofosfat (UMP) (asam uridilat)
5. Sitidin nukleotida atau Sitidinmonofosfat (SMP) (asam sitidilat)
6. Timin nukleotida atau Timidinmonofosfat (TMP) (asam timidilat)

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

1. Tanggal Pelaksanaan : Jum’at , 13 Desember 2019


2. Alat dan Bahan
I. Pengamatan Isolasi Asam Nukleat
Alat : Tabung reaksi dan rak, neraca analitik, corong pisah, corong gelas, beaker
gelas, bola hisap, sentrifuse dan tabungnya, pengaduk gelas, pengaduk
kayu, pipet tetes, pipet ukur, penangas air.

8
Bahan : Larutan Buffer Tris-HCL 0,1 pH 8, Larutan Sodium Dodesil Sulfat (SDS),
Dikloro Metana: 2 Butanol (96:4), Larutan Ammonium Sulfat 4 M, Etanol
90%, dan Kecambah.
II. Hidrolisis asam nukleat.
Alat : Tabung reaksi dan rak, Pipet volume, dan corong pisah.
Bahan : Asam nukleat hasil isolasi dan H2SO4 1 M.
III. Uji Fosfat.
Alat : Tabung reaksi, pipet ukur, dan Bunsen.
Bahan : Hidrolisis asam nukleat, larutan asam molibdat 10% (larutan ammonium
molibdat dibuat dengan cara melarutkan 10g ammonium molibdat dalam 50 ml
aquades, tambahkan HNO3 pekat tetes demi tetes sampai ammonium molibdat
larut. Tambahkan aquades hingga tanda batas 100 ml), dan kalium fosfat.
IV. Uji Deoksiribosa
Alat : Tabung reaksi, pipet ukur, dan Bunsen.
Bahan : Hidrolisis asam nukleat, dan Reagen dische.
V. Uji Ribose
Alat : Tabung reaksi, pipet tetes, dan pipet ukur
Bahan : Hidrolisis asam nukleat, dan Reagen orsinol.
VI. Uji Basa Purin
Alat : Tabung reaksi, pipet ukur, dan Bunsen.
Bahan : Hidrolisis asam nukleat, larutan AgNO3 1%, dan Ammonia pekat.
3. Prosedur Kerja
1. Isolasi asam nukleat
Ditimbang 10 gram kecambah dengan neraca analitik kemudian
ditambahkan 10 ml buffer tris ,digerus dalam mortir hingga berbentuk pasta.
Pindahkan ke gelas kimia dan tambhkan 2 ml larutan ammonium sulfat 4 M.
Diaduk dengan pengaduk gelas selama 10 menit. Diaduk dengan pengaduk
gelas selama 10 menit. Dtimbahkan 20 ml larutan SDS dan diaduk kembali
selama 10 menit. Dicampurkan dipindahkan ke dalam corong pisah. Di ekstrak
dengan 20 ml larutan DCM 2 butanol kemudian dipisahkan lapisan bawah lalu
dibuang. Diambil lapisan atas lakukan sentrifuse pada kecepatan 4000 rpm
selama 10 menit. Supernatan yang dihasilkan di pipet dan dipindahkan ke
gelas kimia. Ditambhkan etanol 90 % dingin sebanyak 2,5 kali banyaknya

9
supernatan. Asam nukleat akan mengendap berupa benang-benang halus
sepanjang pengaduk kayu.
2. Hidrolisis Asam nukleat
Isilah tabung reaksi dengan asam nukleat hasil isolasi, tambahkan 10
ml H2SO4 1 M, didihkan selama 3 menit, disaring dan filtrate didinginkan dan
digunkan untuk percobaan selanjutnya.
3. Uji Fosfat
Masukkan 1ml hidrolisat asam nukleat dalam tabung reaksi,
tambahkan 3 ml larutan ammonium molibdat, dipanaskan selama 5 menit,
amati hasil yang terjadi, adanya endapan kuning menunjukkan fosfat positif
dan gunakan kalium fosfat sebagai pembanding.
4. Uji Deoksiribosa
Masukkan 1 ml hidrolisat asam nukleat dalam tabung reaksi,
tambahkan reagen dische 3 tetes, didihkan selama 5 menit, dan amati hasil
yang terjadi, warna biru menunjukkan adanya deoksiribosa.
5. Uji Ribosa
Masukkan 0,1 ml hidrolisat asam nukleat dalam tabung reaksi,
tambahkan 1 ml reagen orsinol, didihkan selama 5 menit, dan amati hasil
yang terjadi, adanya ribose ditunjukkan oleh perubahan warna larutan dari
kuning ke hijau.
6. Uji basa purin
Masukkan 1 ml hidrolisat asam nukleat dalam tabung reaksi,
tambahkan ammonia pekat tetes demi tetes sampai basa, ditambahkan 3 tetes
AgNO3, dan amati hasil yang terjadi, adanya endapan putih yang agak
menunjukkan adanya basa-purin.

HASIL PENGAMATAN

No Perlakuan Pengamatan Gambar


.

10
1. Isolasi asam nukleat Terdapat benang, positif (++)

Hidrolisis Asam
2. Negatif, putih bening berbusa
nukleat

Negatif +, tidak terdapat


3. Uji fosfat
endapan kuning

Hasil +, tidak terdapat warna


4. Uji deoksiribosa
biru

Negatif +, tidak terdapat


5. Uji basa purin
endapan warna putih

11
6. Uji ribosa Hasil (+++)

ANALISIS HASIL

Pada percobaan asam nukleat kami melakukan isolasi asam nukleat, hidrolisis
asam nukleat, uji fosfat, uji deoksiribosa, uji ribosadan uji basa purin. Pada praktikum
isolasi asam nukleat yang pertama dilakukan adalah menimbang 10 gram kecambah
kemudian ditambahkan 10 mL buffer tris dan digerus hingga berbentuk pasta.
Ditambahkan 2 mL larutan ammonium sulfat 4 M dan diaduk selama 10 menit.
Setelah itu ditambahkan 20 mL larutan SDS dan diaduk selama 10 menit. Lalu
diekstrak dengan 20 ml larutan DCM 2-butanol dan dipisahkan dalam corong pisah.
Kemudian lapisan atas di sentrifuge pada kecepatan 4000 rpm selama 10 menit.
Setelah itu supernatan dipipet dan ditambahkan etanol 90% dingin sebanyak 15 ml.
Dari perlakuan disamping didapatkan bahwa pada tabung reaksi terdapat benang-
benang halus.

Pada percobaan hidrolisis asam nukleat pertama yang dilakukan adalah mengisi
tabung reaksi dengan asam nukleat hasil isolasi, kemudian ditambahkan 10 mL H 2SO4
berfungsi untuk menghidrolisis asam nukleat sehingga terpecah menjadi komponen
komponennya. Kemudian tabung dididihkan selama 3 menit dalam penangas air
berfungsi untuk penyempurnaan proses hidrolisis sehingga akan didapatkan
komponen komponen asam nukleat. Setelah didihkan kemudian larutan disaring,
penyaringan berfungsi untuk memisahkan senyawa komponen penyusun asam nukleat
dengan senyawa pengotor. Dari perlakuan disamping diperoleh hasil larutan masih
terdapat benang tetapi sudah pecah menjadi kecil-kecil.

Prinsip uji fosfat adalah identifikasi gugus fosfat pada senyawa asam nukleat
berdasarkan reaksi identifikasi menggunakan larutan ammonium molibdat. Reaksi uji
dilakukan dengan cara memasukkan 1 ml hidrolisat asam nukleat dalam tabung
reaksi, ditambahkan 3 mL larutan ammonium molibdat. Ammonium molibdat

12
berfungsi sebagai pereaksi untuk mengidentifikasi adanya fosfat. Setelah itu
dipanaskan selama 5 menit untuk mempercepat reaksi yang terjadi. Berdasarkan uji
yang dilakukan didapatkan hasil positif yaitu adanya endapan kuning yang
menunjukkan bahwa fosfat positif.

Prinsip uji deoksiribosa adalah penentuan gula deoksiribosa pada asam nukleat
melalui reaksi identifikasi dengan reagen dische. Uji deoksiribosa dilakukan dengan
memasukkan 1 mL hidroksilat asam nukleat dalam tabung reaksi, ditambahkan reagen
dische 3 tetes. Penambahan reagen dische berfungsi sebagai pereaksi uji adanya
deoksiribosa pada hidrolisat asam nukleat. Setelah itu dididihkan selama 5 menit
untuk memperceoat reaksi. Berdasrkan hasil pengujian yang telah dilakukan bahwa
hidrolisat asam nukleat memberikan hasil negatif( tidak mengandung deoksiribosa)
kareana pada larutan tidak terbentuk warna biru.

Prinsip uji ribosa adalah penentuan gula ribosa pada asam nukleat berdasarkan
reagen orsinol. Pengujian adanya gula ribosa dengan 0.1 mL hidrolisat asam nukleat
ditambahkan 1 mL reagen orsinol. Penambahan reagen orsinol berfungsi penguji
adanya gula ribosa pada hidrolisat asam nukleat. Setelah reagen dipanaskan
selanjutnya campuran dipanaskan selama 5 menit agar reaksi berjalan dengan cepat.
Hasil percobaan menunjukkan sebelum dipanaskan campuran berwarna kuning pucat
tetapi setelah dipanaskan larutan berwarna kuning pekt. Hal ini menunjukkan bahwa
adanya sedikit ribosa pada hidrolisat asam nukleat.

Prinsip uji basa purin adalah penentuan basa purin pada hidrolisat asam nukleat
berdasarkan reaksi identifikasi menggunakan ammonia pekat dan AgNO3. Pengujian
basa purin pada hidrolisat asam nukleat dilakukan dengan 1 mL hidrolisat asam
nukleat ditambahkan dengan ammonia pekat tetes demi tetes sampai basa.
Penambahan ammonia ini berfungsi untuk membentuk suasana basa pada larutan.
Selanjutnya ditambahkan 3 tetes AgNO3 yang berfungsi untuk reagen penguji adanya
basa purin. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa tidak
terdapat endapan putih pada larutan tersebut hal ini menunjukkan tidak adanya basa
purin pada hidroksilat asam nukleat tersebut.

13
BAB IV

PEMBAHASAN

Praktikum pengujian asam nukleat ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan atau
kenampakan asam nukleat didalam bagian tanaman.Untuk itu digunakan kecambah sebagai
sampel yang telah dihaluskan didalam mortar. Penggunaan mortar sebagai media untuk

14
menghaluskan kecambah bertujuan agar membran dan dinding sel dari kecambah tersebut
dapat hancur sehingga lebih mudah pada saat ingin mengeluarkan asam nukletnya. Beberapa
reagen digunakan dengan tujuan untuk memisahkan supernatan yang mengandung DNA,
RNA dan protein dari debris sel.

Dari praktikum yang telah dilakukan ternyata brokoli yang telah direndam dengan
larutan detergen + larutan SDS mengalami pemisahan menjadi 2 fase.Terdapat bagian atas
dimana asam nukleat terlihat mengambang pada bagian permukaan larutan dan terdapat pula
endapan dari bahan – bahan lain yang terdapat didalam brokoli tersebut pada bagian bawah
larutan. Fraksinasi sel atau fraksinasi subselular ialah teknik untuk memisahkan bagian-
bagian sel. Secara umum, teknik ini melibatkan homogenisasi,yaitu pemecahan sel secara
halus dan sentrifugasi, yaitu pemisahan komponen – komponen sel oleh gaya sentrifugal
dalam alat sentrifuge. Pemutaran homogenat didalam sentrifuge akan memisahkan bagian –
bagian sel ke dalam dua fraksi,yaitu pelet yang terdiri atas struktur – struktur lebih besar yang
terkumpul dibagian bawah tabung sentrifuge dan supernatan yang terdiri atas bagian – bagian
sel yang lebih kecil yang tersuspensi dalam cairan diatas pelet tersebut. Supernatan dapat
disentrifugasi kembali dengan kecepatan yang lebih tinggi untuk mendapatkan pelet yang
lebih ringan atau kecil daripada pelet pertama. Dengan setrifugasi diferensial,supernatan
disentrifugasi dengan kecepatan yang makin tinggi sehingga didapatkan komponen yang
makin kecil dalam pelet yang berurutan. Pelet tersebuit dapat diresuspensikan dan
dimurnikan lebih lanjut dengan sentrifugase densitas gradien.

Hasil yang diperoleh yaitu Pada percobaan asam nukleat kami melakukan isolasi asam
nukleat, hidrolisis asam nukleat, uji fosfat, uji deoksiribosa, uji ribosadan uji basa purin. Pada
praktikum isolasi asam nukleat yang pertama dilakukan adalah menimbang 10 gram
kecambah kemudian ditambahkan 10 mL buffer tris dan digerus hingga berbentuk pasta.
Ditambahkan 2 mL larutan ammonium sulfat 4 M dan diaduk selama 10 menit. Setelah itu
ditambahkan 20 mL larutan SDS dan diaduk selama 10 menit. Lalu diekstrak dengan 20 ml
larutan DCM 2-butanol dan dipisahkan dalam corong pisah. Kemudian lapisan atas di
sentrifuge pada kecepatan 4000 rpm selama 10 menit. Setelah itu supernatan dipipet dan
ditambahkan etanol 90% dingin sebanyak 15 ml. Dari perlakuan disamping didapatkan
bahwa pada tabung reaksi terdapat benang- benang halus. Pada percobaan hidrolisis asam
nukleat pertama yang dilakukan adalah mengisi tabung reaksi dengan asam nukleat hasil
isolasi, kemudian ditambahkan 10 mL H2SO4 berfungsi untuk menghidrolisis asam nukleat

15
sehingga terpecah menjadi komponen komponennya. Kemudian tabung dididihkan selama 3
menit dalam penangas air berfungsi untuk penyempurnaan proses hidrolisis sehingga akan
didapatkan komponen komponen asam nukleat. Setelah didihkan kemudian larutan disaring,
penyaringan berfungsi untuk memisahkan senyawa komponen penyusun asam nukleat
dengan senyawa pengotor. Dari perlakuan disamping diperoleh hasil larutan masih terdapat
benang tetapi sudah pecah menjadi kecil-kecil.

Prinsip uji fosfat adalah identifikasi gugus fosfat pada senyawa asam nukleat
berdasarkan reaksi identifikasi menggunakan larutan ammonium molibdat. Reaksi uji
dilakukan dengan cara memasukkan 1 ml hidrolisat asam nukleat dalam tabung reaksi,
ditambahkan 3 mL larutan ammonium molibdat. Ammonium molibdat berfungsi sebagai
pereaksi untuk mengidentifikasi adanya fosfat. Setelah itu dipanaskan selama 5 menit untuk
mempercepat reaksi yang terjadi. Berdasarkan uji yang dilakukan didapatkan hasil positif
yaitu adanya endapan kuning yang menunjukkan bahwa fosfat positif.

Prinsip uji deoksiribosa adalah penentuan gula deoksiribosa pada asam nukleat melalui
reaksi identifikasi dengan reagen dische. Uji deoksiribosa dilakukan dengan memasukkan 1
mL hidroksilat asam nukleat dalam tabung reaksi, ditambahkan reagen dische 3 tetes.
Penambahan reagen dische berfungsi sebagai pereaksi uji adanya deoksiribosa pada hidrolisat
asam nukleat. Setelah itu dididihkan selama 5 menit untuk memperceoat reaksi. Berdasrkan
hasil pengujian yang telah dilakukan bahwa hidrolisat asam nukleat memberikan hasil
negatif( tidak mengandung deoksiribosa) kareana pada larutan tidak terbentuk warna biru.

Prinsip uji ribosa adalah penentuan gula ribosa pada asam nukleat berdasarkan reagen
orsinol. Pengujian adanya gula ribosa dengan 0.1 mL hidrolisat asam nukleat ditambahkan 1
mL reagen orsinol. Penambahan reagen orsinol berfungsi penguji adanya gula ribosa pada
hidrolisat asam nukleat. Setelah reagen dipanaskan selanjutnya campuran dipanaskan selama
5 menit agar reaksi berjalan dengan cepat. Hasil percobaan menunjukkan sebelum dipanaskan
campuran berwarna kuning pucat tetapi setelah dipanaskan larutan berwarna kuning pekat.
Hal ini menunjukkan bahwa adanya sedikit ribosa pada hidrolisat asam nukleat.

Prinsip uji basa purin adalah penentuan basa purin pada hidrolisat asam nukleat
berdasarkan reaksi identifikasi menggunakan ammonia pekat dan AgNO3. Pengujian basa
purin pada hidrolisat asam nukleat dilakukan dengan 1 mL hidrolisat asam nukleat
ditambahkan dengan ammonia pekat tetes demi tetes sampai basa. Penambahan ammonia ini
berfungsi untuk membentuk suasana basa pada larutan. Selanjutnya ditambahkan 3 tetes

16
AgNO3 yang berfungsi untuk reagen penguji adanya basa purin. Berdasarkan pengujian yang
telah dilakukan didapatkan hasil bahwa tidak terdapat endapan putih pada larutan tersebut hal
ini menunjukkan tidak adanya basa purin pada hidroksilat asam nukleat tersebut.

BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN

Asam nukleat merupakan senyawa organik termasuk DNA dan RNA. Asam nukleat
terdiri dari monomer-monomer yang tersusun dari satu nukleotida terdiri dari tiga unit yaitu:
gula dioksi ribosa, basa nitrogen (Adenin, Guanin, Timin dan Sitosin), dan gugus fosfat.

17
Dalam praktikum pengujian Asam Nukleat ini dilakukan isolasi DNA kecambah. Pemecahan
membran sel dan dinding sel dengan metode penghancuran (lisis) dapat dilakukan dengan
beberapa cara, diantaranya dengan cara fisika, kimiawi, dan biologis. Dengan cara fisika yang
dilakukan dalam praktikum ini yaitu dengan menggunakan mortar, cara kimiawi dengan
menggunakan campuran larutan garam atau dengan larutan deterjen, cara biologis dengan
penggunaan enzim seperti enzim selulase yang dapat memecah selulosa yang merupakan
penyusun dinding sel tumbuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Anna Poedjiadi. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press

Armstrong. 1995. Buku Ajar Biokimia. Jakarta: EGC.

Hawab, H.M. 2005. Pengantar Biokimia. Edisi Revisi. Bayumedia. Medan

http://kliksma.com/2014/09/fungsi-dan-struktur-asam-nukleat.html

Lehninger AL. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 3. Maggy Thenawijaya, penerjemah.

Seftiono, Hermawan. 2015. Modul Praktikum Biokimia Pangan. Universitas Trilogi.

Jakarta.

LAMPIRAN - LAMPIRAN

18
Dilakukan sentrifugase dengan Dilakukan penggerusan kecambah
kecepatan 4000 rpm selama 10 pada mortir sampai berbentuk
menit pasta

Terbagi menjadi 3 fasa saat Menimbang kecambah sebanyak 10

dipindah ke dalam corong pisah gram pada neraca analitik

19
10 gram kecambah ditambahkan Pengadukan selama 10 menit
dengan 10 mL buffer tris

Campuran pasta dipindahkan ke


dalam corong pisah

20

Anda mungkin juga menyukai