Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

PRE - PRAKTIKUM BIOKIMIA


PROTEIN ISOLAT

Disusun Oleh :
KELOMPOK 3 REGULAR A
Jesiska Muaratan 213307030021
Nirwana Sitepu 213307030022
Puja Anggi Cintiya 213307030023
Jenny Alfa Dilla Br. Tarigan 213307030024
Stefanus Rio Pendamenta Taringan 213307030025
Sosa Ester Kristiani Lase 213307030026
Wilson Kanggaran 213307030027
Monica Silviyana Simbolon 213307030028
Nazla Khairunnisa Lubis 213307030029
Tiara Fortuna AR 213307030030

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI KLINIS


FALKUTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagin tubuh.

Karena zat ini disamping berfungsi sebagai bahan bahan dalam tubuh juga berfungsi

sebagai zat pembangun dan pengatur. Protein adalah sumber asam amino yang

mengandung unsur C,H,O dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

Molekul protein mengandung mengandung pula fosfor, belerang dan ada jenis protein

yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga.

Isolat protein kedelai adalah produk dari tepung kedelai bebas lemak

atau berkadar lemak rendah dengan kandungan protein sekitar 95% dari bahan kering.

Selanjutnya dikatakan bahwa isolat protein kedelai memiliki beberapa fungsi dalam

olahan daging seperti penyerapan dan pengikat lemak, pengikatan flavor, pembentuk

dan menstabilkan emulsi lemak dan membuat ikatan disulfida. Oleh karena itu untuk

meningkatkan kualitas daging burger ditambahkan bahan tambahan yang tidak

mengganggu kesehatan, salah satunya adalah isolat tepung protein kedelai.

Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang

merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu

sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,

oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor.


1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menghitung analisis kualitatif pada isolat protein

2. Untuk menghetaui cara memperoleh protein isolate

3. Untuk mengetahui proses pelarutan protein dengan asam encer hingga menghasilkan
protein isolate

1.3 Manfaat

Berdasarkan tujuan diatas, maka manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah:

1. Agar mahasiswa dapat menghitung analisis kualitatif pada isolate protein

2. Agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui cara memperoleh protein isolate

3. Agar mahasiswa dapat mengetahui proses pelarutan protein dengan asam encer hingga
menghasilkan protein isolate
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Protein

Protein berasal dari bahasa Yunani “proteios” yang berarti pertama atau utama.

Protein merupakan makromolekul yang menyusun lebih dari separuh bagian sel (Fatchiyah

dkk, 2011).

Protein adalah zat makanan yang mengandung nitrogen yang diyakini sebagai faktor

penting untuk fungsi tubuh, sehingga tidak mungkin ada kehidupan tanpa protein (Muchtadi,

2010). Protein merupakan makromolekul yang terdiri dari rantai asam amino yang

dihubungkan oleh ikatan peptida membentuk rantai peptida dengan berbagai panjang dari dua

asam amino (dipeptida), 4-10 peptida (oligopeptida), dan lebih dari 10 asam amino

(polipeptida) (Gandy dkk, 2014).

Berdasarkan susunan atomnya, protein mengandung 50-55% atom karbon (C), 20-

23% atom oksigen (O), 12-19% atom nitrogen (N), 6-7% atom hidrogen (H), dan 0,2-0,3%

atom sulfur (S) (Estiasih, 2016)

2.2 Isolat Protein Kacang Kedelai

Untuk memperoleh protein dalam konsentrasi tinggi, dibuat protein dalam bentuk

konsentrat atau isolat. Isolat protein kedelai merupakan bentuk paling murni dari protein

karena kadarnya yang sangat tinggi yaitu minimal 95% dalam berat kering. Produk ini hampir
bebas dari komponen lain seperti karbohidrat dan lemak. Isolat protein dibuat hampir sama

dengan konsentrat protein, hanya saja ekstraksinya berbeda. Caranya dengan mencampurkan

isolat dengan air dengan perbandingan 1:8 kemudian diatur pH sampai 8,5-8,7 dengan

penambahan NaOH 2N dan diaduk selama 30 menit pada 50-55°C hingga protein terekstrak

(Capuholic, 2009).

Isolat protein kedelai memiliki beberapa fungsi dalam olahan daging seperti

penyerapan dan pengikat lemak, pengikatan flavor, pembentuk dan menstabilkan emulsi

lemak dan membuat ikatan disulfida.

2.3 Penetapan Kadar Protein

Analisis protein dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu secara kualitatif (reaksi

Xantoprotein, reaksi Hopkins-Cole, reaksi Millon, reaksi Nitroprusida, dan reaksi Sakaguchi)

dan secara kuantitatif (metode Kjeldahl, metode titrasi formol, metode Lowry, metode

spektrofotometri visible (Biuret), dan metode spektrofotometri UV) (Apriyantono dkk 1989).

2.3.1 Uji Kualitatif Protein

Menurut Raharjo (2017) Analisa protein dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu

secara kualitatif dan secara kuantitatif. Analisa protein secara kualitatif yaitu dengan reaksi

Xantoprotein, reaksi Hopkins-Cole, reaksi Millon, reaksi Nitropusida dan reaksi Sakaguchi,

sedangkan analisa protein secara kuantitatif yaitu dengan metode Kjedahl, metode titrasi

formol, motode Lowry, metode spektrofotometri visible ( Biuret ) dan metode

spektrofotometri UV
1. Reaksi Xantoprotein

Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam larutan protein.

Setelah dicampur terjadi endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila

dipanaskan. Reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul

protein. Reaksi ini positif untuk protein yang mengandung tirosin, fenilalanin dan triptofan.

2. Reaksi Hopkins-Cole

Larutan protein yang mengandung triptofan dapat direaksikan dengan pereaksi

Hopkins-Cole yang mengandung asam glioksilat. Pereaksi ini dibuat dari asam oksalat

dengan serbuk magnesium dalam air. Setelah dicampur dengan pereaksi Hopkins-Cole, asam

sulfat dituangkan perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan di bawah larutan protein.

Beberapa saat kemudian akan terjadi cincin ungu pada batas antara kedua lapisan tersebut.

3. Reaksi Millon

Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila

pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat

berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol,

karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna.

4. Reaksi Natriumnitroprusida

Natriumnitroprusida dalam larutan amoniak akan menghasilkan warna merah dengan

protein yang mempunyai gugus –SH bebas. Jadi, protein yang mengandung sistein dapat

memberikan hasil positif. 5. Reaksi Sakaguchi Pereaksi yang digunakan adalah naftol dan
natriumhipobromit. Pada dasarnya reaksi ini memberikan hasil positif apabila ada gugus

guanidin. Jadi, arginin atau protein yang mengandung arginin dapat menghasilkan warna

merah.

5. Metode Kjeldahl

Metode ini merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen total pada

asam amino, protein, dan senyawa yang mengandung nitrogen. Sampel didestruksi dengan

asam sulfat dan dikatalisis dengan katalisator yang sesuai sehingga akan menghasilkan

amonium sulfat. Setelah pembebasan alkali dengan kuat, amonia yang terbentuk disuling uap

secara kuantitatif ke dalam larutan penyerap dan ditetapkan secara titrasi.

6. Metode Spektrofotometri UV

Asam amino penyusun protein diantaranya adalah triptofan, tirosin dan fenilalanin

yang mempunyai gugus aromatik. Triptofan mempunyai absorbsi 11 maksimum pada 280

nm, sedang untuk tirosin mempunyai absorbsi maksimum pada 278 nm. Fenilalanin

menyerap sinar kurang kuat dan pada panjang gelombang lebih pendek. Absorpsi sinar pada

280 nm dapat digunakan untuk estimasi konsentrasi protein dalam larutan. Supaya hasilnya

lebih teliti perlu dikoreksi kemungkinan adanya asam nukleat dengan pengukuran absorpsi

pada 260 nm. Pengukuran pada 260 nm untuk melihat kemungkinan kontaminasi oleh asam

nukleat. Rasio absorpsi 280/260 menentukan faktor koreksi yang ada dalam suatu tabel.

7. Metode Biuret
Larutan protein dibuat alkalis dengan NaOH kemudian ditambahkan larutan CuSO4

encer. Uji ini untuk menunjukkan adanya senyawa-senyawa yang mengandung gugus amida

asam yang berada bersama gugus amida yang lain. Uji ini memberikan reaksi positif yaitu

ditandai dengan timbulnya warna merah violet atau biru violet. Pembentukan bahan – bahan

kimia tertentu pada larutan protein kemungkinan dapat mengakibatkan larutan protein yang

semula tidak berwarna menjadi berwarna. Reaksi pembentukan warna protein sering dipakai

untuk menunjukkan adanya protein atau protein tertentu, walaupun beberapa diantara reaksi –

reaksi tidak spesifik karena beberapa zat lain dengan reagen yang sama memberikan hasil

yang sama. Pemeriksaan total protein menggunakan metode biuret prinsipnya yaitu ion kupri

akan bereaksi dengan protein dalam suasana basa membentuk kompleks berwarna ungu.

Absorbansi kompleks ini sebanding dengan konsentrasi protein dalam sampel

8. Reaksi Sakaguchi

Pereaksi yang digunakan adalah naftol dan natriumhipobromit. Pada dasarnya reaksi

ini memberikan hasil positif apabila ada gugus guanidin. Jadi, arginin atau protein yang

mengandung arginin dapat menghasilkan warna merah.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah antara lain sebagai
berikut:
1. Beaker glass
2. Erlenmeyer
3. Gelas ukur
4. Corong
5. Kertas saring
6. Pipet tetes
7. Penangas air
8. Timbangan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah antara lain sebagai
berikut:
1. N-heksan
2. NaOH 0.1 N
3. HCl 0.1 N
4. Tepung kedelai

3.2 Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja yang diterapkan dalam penelitian ini adalah:


1. Ditimbang sampel ( tepung kedelai ) 5 g, dimasukkan kedalam beaker glass
2. Ditambahkan 50 ml n-heksannya
3. Diaduk dan diamkan 5 menit lalu disaring, diambil residunya
4. Ditambah 50 ml NaOH 0.1 N, diaduk dan disaring
5. Diambil filtratnya dimasukkan dalam beaker glass dan ditambahkan 30 ml HCl 0.1N
6. Disaring (dengan kertas saring yang telah ditimbang terlebih dahulu)
7. Residu pada kertas saring dikeringkan dan ditimbang beratnya sampai diperoleh berat
konstan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
DAFTAR PUSTAKA
Capuholic. 2009. Isolat Protein. Magelang, Indonesia. www.google.com.

http://repository.unimus.ac.id/1114/3/BAB%20II.pdf

https://www.academia.edu/15728128/LAPORAN_PRAKTIKUM_ISOLAT_PROTEIN_ANALISIS_
KUALITATIF_PROTEIN

Anda mungkin juga menyukai