Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

“PEMBUATAN SIMPLISIA DAUN PEPAYA”

DISUSUN OLEH :
FARADICHA PUTRI HERDITA
P17120203041/1B

DOSEN PEMBIMBING :
ELOK WIDAYANTI, S.Si.,M.Si

PRODI D-III ANALISIS FARMASI DAN MAKANAN JURUSAN GIZI


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
2021
LAPORAN FARMAKOGNOSI DAN FITOKIMIA
PEMBUATAN SIMPLISIA DAUN PEPAYA

A. TUJUAN
Mahasiswa diharap mampu membuat simplisia setelah melakukan praktikum secara
mandiri di rumah.

B. TINJAUAN PUSTAKA
SIMPLISIA
Simplisia adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang digunakan untuk
pengobatan dan belum mengalami pengolahan, kecuali dinyatakan lain suhu
pengeringan tidak lebih dari 60ºC. (BPOM, 2014).

Pada umumnya pembuatan simplisia melalui tahapan sebagai berikut:


1. Pemanenan
Peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan dalam keadaan kering.
Tangan harus bersih. Penempatan dalam wadah tidak boleh terlalu penuh sehingga
tidak terjadi panas yang berlebihan. Umumnya daun dapat dipanen setelah tanaman
berumur satu tahun atau pada saat taman telah tumbuh maksimal yang tergantung
kepada masing-masing jenis tanaman. Pemanenan dilakukan dengan cara
pemangkasan menggunakan pisau atau gunting bersih.
2. Sortasi
Sortasi dilakukan untuk memisahkan bahan yang busuk, bahan yang tidak sesuai
(misal terlalu tua atau terlalu muda) atau kotoran yang tidak diinginkan.
3. Pencucian dan penirisan
Pencucian harus dilakukan segera setelah panen dengan menggunakan air bersih
Sebaiknya, air yang digunakan sudah diklorinasi. Setelah dicuci, bahan-bahan
ditiriskan di rak pengering.
4. Pengeringan
Sebaiknya dilakukan dalam rumah pengering yang tertutup tetapi sinar matahari
dapat menembus ke dalam rak-rak pengering. Rumah pengering dilengkapi rak
yang kuat, tahan karat dan selalu dijaga kebersihannya. Rumah pengering harus
dilengkapi dengan pengatur sirkulasi udara seperti ventilasi atau blower.
Pengeringan juga dapat dilakukan dengan alat pengering (pengering kabinet).
Pengering kabinet dengan sumber panas gas atau listrik. Rak-rak pengering berupa
stainless steel yang harus dijaga kebersihannya. Penyebaran bahan di atas rak
pengering harus dilakukan setipis mungkin agar cepat kering. Suhu pengering
diatur pada 40ºC – 60ºC.
5. Pengemasan dan pelabelan
Bahan kemasan : plastik PP tebal atau aluminium foil
Fungsi kemasan: kemasan primer dan kemasan sekunder
Kapasitas kemasan: bulky (besar) atau eceran (kemasan kecil)
Syarat kemasan: kedap air dan udara
Penyimpanan: bersih, tidak lembap, ventilasi cukup dan bebas dari hama
Label: menarik dan informatif.( Herawati, Nuraida, dan Sumarto, 2012).

URAIAN TUMBUHAN
 Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
 Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) 
 Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) 
 Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) 
 Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) 
 Sub Kelas : Dilleniidae 
 Ordo : Violales 
 Famili : Caricaceae 
 Genus : Carica 
 Spesies : Carica papaya L.

Pohon pepaya umumnya tidak bercabang atau bercabang sedikit, tumbuh hingga
setinggi 5 - 10 m dengan daun - daunan yang membentuk serupa spiral pada
batang pohon bagian atas. Daunnya menyirip lima dengan tangkai yang panjang
dan berlubang di bagian tengah. Daun pepaya (Carica papaya L) mengandung
berbagai macam zat antara lain : vitamin A 18250 SI , vitamin B1 0,15 mg,
vitamin C 140 mg, kalori 79 kal, protein 8,0 gram, lemak 2 gram, hidrat Arang
11,9 gram, kalsium 353 mg, fosfor 63 mg, besi 0,8 mg, air 75,4 gram , enzim
proteolitik papain, alkaloid karpin, pseudokarpin, glikosid, karposida lalu terdapat
juga damar. Daun pepaya mengandung bahan aktif “Papain”, sehingga efektif
untuk mengendalikan “ulat dan hama penghisap”.

C. METODOLOGI
a. WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum mandiri ini dilakukan dirumah.Praktikum dilaksanakan pada
tanggal 03 Februari 2021 – 07 Februari 2021
b. ALAT DAN BAHAN
1. Daun pepaya
2. Pisau
3. Wadah untuk menjemur daun pepaya
4. Kain hitam
5. Timbangan
6. Plastik penyimpanan simplisia
7. Penjepit
8. Sarung tangan
c. LANGKAH KERJA
1) Pemamenan bahan baku simplisia, yaitu daun pepaya.
2) Memisahkan Bahan baku simplisia dari benda asing/tumbuhan lain yang
tertempel pada daun pepaya.
3) Selanjutnya dilakukan pencucian terhadap daun pepaya menggunakan air
bersih dan mengalir.
4) setelah tahap pencucian selesai, dilakukan penimbangan untuk mengetahui
berat basah saat daun pepaya belum mengalami pengeringan.
5) Selanjutnya dilakukan perajangan terlebih dahulu agar proses pengeringan
daun pepaya berjalan lebih cepat.
6) Setelah itu daun pepaya di lakukan proses pengeringan secara alami
menggunakan matahari langsung tetapi memberikan penutup diatas daun
pepaya.
7) Selanjutnya sortir kering yaitu memisahkan kembali kotoran yang terbawa saat
proses pengeringan.
8) Setelah kering daun pepaya ditimbnag kembali kemudia dilakukan
pengamatan terhadap bentuk, warna, dan bau.
9) Proses yang terakhir bahan dikemas dalam plastik dan disimpan.
D. HASIL

Daun Pepaya Yang Masih Segar Daun Pepaya Yang Sudah Dikeringkan

Warna : Hijau Tua Warna : Hijau Tua


Bentuk : Tidak Beraturan Bentuk : Tidak Beraturan
Bau : Berbau Khas Bau : Berbau Khas

E. PEMBAHASAN
• Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
• Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
• Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
• Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
• Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
• Sub Kelas : Dilleniidae
• Ordo : Violales
• Famili : Caricaceae
• Genus : Carica
• Spesies : Carica papaya L.

Daun Pepaya (Carica papaya Folium)
 Senyawa Penyusun Daun Pepaya
Berdasarkan penelitian para ahli, daun pepaya diketahui mengandung 35 mg/100mg
Tocophenol. Sementara itu, daun pepaya muda juga diketahui banyak mengandung
zat bernama alkaloid juga enzim papain. Enzim ini identik dengan getah berwarna
putih kental. Fungsi dari enzim ini sendiri adalah untuk memecah protein sebab
ia bersifat proteolitik. Sementara itu, pada daun pepaya yang sudah tua, senyawa yang
dominan justru Fenolik. Seorang ahli bernama Suhartono, secara umum
menyimpulkan bahwa, daun pepaya mengandung 3 varian enzim yakni papain
sebanyak 10%, Khimoprotein sebanyak 45% dan juga Lisozim sebanyak 20% per
100%. Enzim khimoprotein sendiri berfungsi sebagai katalisator dalam reaksi
hidrolisis antara protein dengan poplipetida. Sementara itu enzim lisozim berperan
sebagai anti-bakteri dan bekerja dengan cara memecah dinding sel pada bakteri.
Mencermati kandungan daun pepaya yang kompleks ini, tidak mengherankan jika
kemudian banyak testimoni kesehatan yang menyatakan keampuhan daun pepaya
dalam menyembuhkan beberapa penyakit. Rasa pahit pada daun pepaya disebabkan
oleh kandungan senyawa alkaloid karpainnya (C14H25NO2).

Zat ini sangat ampuhdigunakan sebagai penurun deman, mereduksi tekanan darah dan 
membunuh mikrobaseperti amoeba. Daun pepaya juga kabarnya ampuh untuk mengo
bati penyakitsemacam disentri, sifilis, beri-beri, asma, bisul dan penghilang noda.
Sementara itu, kandungan enzim papain pada daun pepaya khususnya yang masih
muda bisamelembutkan daging dan ampuh digunakan sebagai pemulih jaringan kulit 
yang lukakarena jerawat ataupun luka bakar.
Bagian dari buah pepaya yang paling banyak memberi manfaat adalah daun pepaya
itu sendiri. Beberapa manfaat yang harus anda ketahui diantaranya :
1. Bermanfaat sebagai penyembuh penyakit demam berdarah.

Cara menggunakan daun pepaya sebagai obat demam berdarah yaitu dengan
merebus 5 lembar daun pepaya atau secukupnya saja kemudian direbus dengan 3
gelas air hingga tersisa 1 gelas saja. Sebaiknya jangan berlebihan dalam
mengkomsumsi daun pepaya ini kecuali jika sudah dalam tahap
mengkhawatirkan.

2. Bermanfaat sebagai peredam nyeri haid.

Bila nyeri haid terasa sangat mengganggu sebaiknya gunakan ini. Caranya, 1


lembar daun pepaya, asam jawa, garam secukupnya dan air dicampurkan dan
direbus hingga matang. Untuk khasiat yang lebih baik sebaiknya diminum selagi
hangat.

3. Bermanfaat untuk memperlancar pencernaan.
Kandungan dalam daun pepaya yang dinamakan karpain sangat baik untuk saluran
pencernaan kita karena karpainlah yang membantu membunuh micro organisme
yang mengganggu dalam pencernaan kita.
4. Berfungsi sebagai masker anti jerawat.
Cara menggunakannya terlebih dahuludaun pepaya harus di keringkan kemudian 
dilumatkan dan dicampur dengan air baru kemudian diusapkan ke wajah seperti
halnya dengan masker pada umumnya.
5. Berguna melunatkan daging.
Jika ingin memasak daging sebaiknya gunakan daun pepaya dagingnya menjadi
empuk dan enak saat dikunyah. Caranya, hancurkan daun pepaya yang masih
basah dan campurkan ke dalam daging yang telah diiris-iris, tapi jangan terlalu
banyak karena rasa pahit dari daun pepaya tersebut bisa membuat daging menjadi
tidak enak dimakan.

F. KESIMPULAN
Proses pembuatan simplisia diperlukan beberapa tahapan yaitu pengumpulan bahan
baku, sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi kering, dan
penyimpanan. Agar simplisia memiliki mutu dan ketahanan kualitas yang baik, perlu
lebih diperhatikan proses penyimpanannya karena sangat berpengaruh pada
kandungan kadar zat aktif dalam simplisia.

G. PUSTAKA ACUAN
1. BPOM, 2014, Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 Tentang Persyaratan Mutu Obat
Tradisional, Bpom: Jakarta.
2. Depkes RI, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat,
Departemen
3. Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 9-16.
4. Depkes RI, 1985, Cara Pembuatan Simplisia, Depkes: Jakarta.
5. Herawati, Nuraida, dan Sumarto, 2012, Cara Produksi Simplisia Yang Baik,
Seafast Center, Bogor, 10-11.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai