Anda di halaman 1dari 7

Nilai

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA III


BAHAN ORGANIK ASING

Nama Mahasiswa : MELANI


NIM : 19.71.020972
Kelas : FARMASI-A
Dosen Pengampu : Apt. Zainur Hakim, M.Farm

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
2021
PRAKTIKUM III

I. TUJUAN
 Mahasiswa mampu melakukan pengujian simplisia sesuai dengan
standar Materia Medika Indonesia
 Dapat melakukan analisis kuantitatif non-spesifik BAHAN
ORGANIK ASING pada simplisia
II. TEORI
Bahan organik adalah sekumpulan beragam senyawa-senyawa
organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses
dekomposisi baik berupa humus hasil bumi fikasi maupun senyawa-
senyawa organik hasil penambang alisasi dan termasuk juga mikrobia
heterotrofik organik dan autotrof yang terlibat dan berada di dalamnya
(Madjid, 2007)
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, benda organik asing,
disingkat benda asing, adalah satu atau keseluruhan dari apa yang
disebutkan di bawah ini :
(1) Fragmen bagian atau bagian tanaman asal simplisia selain
bagian tanaman yang disebutkan dalam paparan makroskopik
atau bagian sedemikian yang nilai batasnya disebutkan
monografi
(2) Hewan atau hewan asing berikut fragmennya, zat yang
dikeluarkan hewan, kotoran hewan, batu, tanah atau zat
pengatur lainnya.
Simplisia adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang
digunakan untuk pengobatan dan belum mengalami pengolahan.
Pengeringan dapat dilakukan dengan penjemuran dibawah sinar
matahari, diangin-angin, atau menggunakan oven, kecuali dinyatakan
lain suhu pengeringan dengan oven tidak lebih dari 60o (FHI Edisi II,
hal 5)
Simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan
belum mengalami perubahan proses apapun, dan kecuali dinyatakan
lain umumnya berupa bahan yang tidak dikeringkan. Simplisia terbagi
menjadi 3 jenis yakni, simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia
mineral (pelikan) (FI Edisi III, hal XXX)
Simplisia nabati harus bebas dari serangga fragmen hewan atau
kotoran hewan tidak boleh menyimpang warna dan baunya tidak
boleh mengandung lendir dan cendawan atau menunjukkan tanda-
tanda pengotoran lain tidak boleh mengandung bahan lain yang
beracun atau berbahaya syarat simplisia hewan juga harus memenuhi
kriteria tersebut simplisia pelikan harus bebas dari pengotoran oleh
tanah batu hewan fragmen hewan dan bahan asing lainnya (Depkes
RI, 1978)

III. ALAT DAN BAHAN


Alat
 Kurs Platina
 Alat Timbang Digital
 Pinset
 Kalkulator
 Sarung Tangan
 Kertas Timbang
Bahan
 Daun Sambung Nyawa (Gynura procumbens [Lour]. Merr)

IV. CARA KERJA

Timbang berat kosong wadah krus (bisa diganti botol plastik kecil
dengan tutup)

Lalu, ditimbang simplisia Daun Sambung Nyawa (Gynura procumbens


[Lour]. Merr) antara 25-500 g, dan diratakan dalam krus

Bahan organik asing seperti (batu, pasir, krikil dll yang bukan
simplisia) dipisahkan sesempurna mungkin dengan pinset, kemudian
ditimbang diatas kertas dalam tempat timbangan

Terakhir, ditetapkan jumlah dalam persennya terhadap bobot simplisia

V. HASIL PENGAMATAN
No Perlakuan Bobot
1 Timbangan Awal (berat 35 g
bahan awal)
2 Berat setelah bahan 34 g
organik asing
dipisahkan
3 Total berat organik 1g
asing

 Perhitungan :
 Gunakan rumus :

Kadar bahan organik asing (%) = x 100 %

Diket : Berat bahan sampel awal 35 g


Ditanya : Kadar bahan organik asing (%)
Jawab : Berat bahan sampel awal – Berat bahan sample
setelah pemisahan bahan organik asing
= 35 g – 34 g = 1 g

Kadar bahan organik asing (%) = x 100 %

= x 100 %

= 0,03 %
VI. PEMBAHASAN
Simplisia yang saya gunakan disini berasal dari daun Daun
Sambung Nyawa (Gynura procumbens [Lour]. Merr). Kandungan dan
manfaat minyak atsiri dari Daun Sambung Nyawa mengandung
kandungan etanol, steroid, flavonoid dan kaempferol dalam ekstrak
daun sambung nyawa memiliki sifat antiinflamasi dan antivirus. Oleh
karena itu, tanaman ini dipercaya dapat meredakan peradangan, seperti
rematik, dan penyakit tertentu yang disebabkan oleh virus.
Tujuan percobaan bahan organik asing ini adalah untuk melihat
mutu dari sebuah simplisia. Dimana simplisia tersebut dapat dikatakan
memiliki mutu yang baik dan bagus apabila diproses sesuai aturan
yang telah ditentukan dan tidak memiliki/melebihi dari ketentuan yang
telah ditentukan.
Pada literatur yaitu Depkes RI, 1978, mengatakan simplisia nabati
harus bebas dari serangga fragmen hewan atau kotoran hewan tidak
boleh menyimpang warna dan baunya tidak boleh mengandung lendir
dan cendawan atau menunjukkan tanda-tanda pengotoran lain tidak
boleh mengandung bahan lain yang beracun atau berbahaya syarat
simplisia hewan juga harus memenuhi kriteria tersebut simplisia
pelikan harus bebas dari pengotoran oleh tanah batu hewan fragmen
hewan dan bahan asing lainnya Hal ini dikarenakan apabila terdapat
benda yang telah disebutkan akan berdampak pada khasiat yang
terdapat pada simplisia tersebut, selain itu simplisia juga akan
terkontaminasi oleh bakteri yang mungkin dibawa serangga atau angin.
Sebelum melakukan percobaab benda organik asing, pertama-tama
siapkan alat-alat yang diperlukan seperti alat timbang digital, pinset,
kalkulator, sarung tangan, kertas timbang, kurs platina (tapi saya ganti
menggunakan tabung ukuran sedang, serta tak menggunakan pinset,
karena keterbatasan alat).
Hasil percobaan terhadap simplisia yang telah dilakukan
didapatkan hasil bahwa simplisia yang digunakan terdapat benda
organik asing berupa kertas dan batu kecil, dari hasil perhitungan yang
telah dilakukan, simplisia masih dapat digunakan karena tidak
melebihi dari ketentuan yang terdapat pada FI Edisi III yang
mengatakan bahwa benda sing tidak boleh melebihi dari 2,0%.
Kemungkinan benda organik asing masuk ke dalam simplisia pada saat
penimbangan atau penempatan simplisia yang kurang hati-hati.
Jadi, mutu simplisia yang digunakan pada percobaan ini dapat
dikatakan memasuki dari standarisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 1978, Materia Medika Indonesia, Jilid 2, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
Farmakope Herbal Indonesia, Edisi II. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Farmakope Indonesia 1979, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Madjid, Abdul. 2007. Bahan Organik Tanah Universitas Sriwijaya. Palembang.

Anda mungkin juga menyukai