Disusun oleh
Kelas : FA 2
Kelompok/Gelombang : K4/G3
1. Mohamad Akbar Gumelar (221FF03057)
2. Syifa Najwa Saharani (221FF03060)
3. Rivaldo Septian Mahardika (221FF03061)
4. Nita Fatmawangi (221FF03064)
5. Marita Feliana (221FF03065)
I. Tujuan
Kompetensi yang Dicapai :
Mahasiswa mampu menjelaskan dan melakukan teknik penanganan (handling) dan
pengendalian (restraint) hewan percobaan.
Tujuan Praktikum :
Setelah praktikum, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mengetahui dan melakukan teknik handling pada hewan rodent (binatang pengerat)
dan restraint pada hewan percobaan.
2. Untuk mengukur tingkat kesehatan hewan uji mencit (mus musculus) dengan
metode BCS (Body Condition Scoring )
II. Prinsip
Kemampuan dan keterampilan dalam melakukan handling dan restraint terhadap hewan
percobaan akan menentukan hewan tersebut mudah untuk dikendalikan atau tidak.
Sebagai tambahan, mahasiswa perlu menguasai metode habituasi rodent (metode cup dan
metode tunnel) dengan tujuan agar hewan merasa nyaman/tidak stress sebelum diberikan
perlakuan.
Tidak semua hewan percobaan dapat digunakan dalam suatu penelitian. Oleh
karena itu, harus dipilih hewan mana yang sesuai dan dapat memberikan
gambaran dari sebuah tujuan yang akan dicapai dari penelitian tersebut. Hewan
percobaan yang digunakan dalam penelitian dapat berupa rodent ataupun non-
rodent. Baik rodent ataupun non- rodent, seorang peneliti perlu memahami
dengan baik karakteristik dari hewan percobaan. Sehingga, teknik penanganan
terhadap hewan percobaan perlu dikuasai dengan baik. Penanganan hewan
secara rutin akan menjadikan hewan lebih jinak, mudah untuk ditangani, serta
menghilangkan stress yang dapat mempengaruhi kondisi eksperimen.
Dalam melakukan penelitian dengan hewan diperlukan pengetahuan dan
keterampilan tentang penanganan hewan coba agar penelitian dapat berjalan
lancar sesuai dengan rencana. Oleh karena itu jika hendak melakukan penelitian
dengan hewan coba peneliti perlu memperhatikan hal-hal dibawah ini:
2. Cara menangani hewan coba yang tidak benar dapat berakibat cidera
fisik pada peneliti, hewan coba, kerusakan alat atau dapat menimbulkan
stress pada hewan coba. Oleh karena itu perlu dipahami cara memelihara
dan memperlakukan hewan coba yang benar.
5. Untuk melindungi tangan dari gigitan hewan coba dapat digunakan kaos
tangan dari kulit atau karet yang cukup tebal
Dalam praktikum farmakologi, hewan percobaan yang biasa digunakan adalah mencit,
tikus dan kelinci. Setiap jenis hewan tersebut mempunyai karakteristik masing-masing.
Karakteristik beberapa hewan percobaan
1. Mencit
• Penakut dan fotofobik
• Cenderung sembunyi dan berkumpul sesamanya
• Mudah ditangani
• Lebih efektif pada malam hari
• Aktivitas terganggu dengan adanya manusia
Mencit ukurannya lebih kecil, berkembang biak sangat cepat, dan 99% gennya mirip
dengan manusia. Oleh karena itu mencit sangat representatife jika digunakan sebagai
model penyakit genetik manusia (bawaan). Selain itu, mencit juga sangat mudah untuk
di rekayasa genetiknyasehingga menghasilkan model yang sesuai untuk berbagai macam
penyakit manusia. Mencit juga lebih mudah dalam penanganan, tempat penyimpanan,
serta harganya yang relatif lebih murah.
2. Tikus
• Sangat cerdas
• Mudah ditangani
• Tidak begitu bersifat fotofobik
• Lebih resisten terhadap infeksi
• Kecenderungan berkumpul dengan sesama sangat kurang
• Jika makanan kurang atau diperlakukan secara kasar akan menjadi liar, galak dan
menyerangsi pemegang
Ada beberapa jenis tikus Putih Galur Sprague Dawley ketenangan dan kemudahan
penanganan(jinak), Berat dewasa antara 250-300 g untuk betina, dan 450 – 520 g untuk
jantan. Usia hidupantara 2, 5 – 3, 5 tahun. Ekornya lebih panjang daripada tikus galur
wistar,berkembang biak dengan cepat. Tikus jenis ini paling banyak digunakan dalam
penelitian – penelitian biomedis seperti toksikologi, uji efikasi dan keamanan, uji
reproduksi, uji behavior/perilaku, aging, teratogenik, onkologi, nutrisi, dan uji
farmakologi lainnya. Tikus jenis galur wistar memiliki bobot yang lebih ringan dan lebih
galak daripada galur Sprague dawley. Tikus ini banyak digunakan pada penelitian
toksikologi, penyakit infeksi, uji efikasi, dan aging.
3. Kelinci
V. Prosedur Kerja
Habituasi Mencit dengan Metode Tunnel (tunnel method)
(2.1) (2.2)
Kepala tikus ditahan dengan ibu jari, jari telunjuk, dan jari
tengah yang menahan dibelakang mandibula.