Anda di halaman 1dari 18

FARMAKOGNOSI

PRAKTIKUM XIII

“IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA SIMPLISIA”

Disusun Oleh:

YUTRESI EPRATA (19.71.021003)

PROGRAM STUDI D-III FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMADYAH PALANGKA RAYA

2020
BAB I

Tujuan Praktikum

1.Mahasiswa mampu melakukan identifikasi metabolit sekunder pada Alkaloid, Saponin, Steroid
dan Lignin pada simplisia tumbuhan.

Dasar Teori

Metabolisme merupakan seluruh perubahan kimia yang terjadi dalam sel hidup yang meliputi
pembentukan dan penguraian senyawaan kimia. Metabolime primer dalam suatu tumbuhan
meliputi seluruh jalur metabolisme yang sangat penting kemampuan tumbuhan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Metabolit sekunder peranan bagi tumbuhan dalam
jangka waktu yang panjang, seringkali sebagai tujuan pertahanan, serta memberikan karakteristik
yang khas dalam bentuk senyawa warna. Metabolit sekunder juga digunakan sebagai penanda
dan pengatur jalur metabolisme primer. Hormon tumbuhan yang merupakan metabolit sekunder
seringkali digunakan untuk mengatur aktivitas metabolisme sel dan pertumbuhan suatu
tumbuhan. Metabolit sekunder membantu tumbuhan mengelola sebuah sistem keseimbangan
yang rumit dengan lingkungan, beradaptasi mengikuti kebutuhan lingkungan. Warna yang yang
diberikan oleh metabolit sekunder dalam tumbuhan merupakan contoh yang bagus untuk
menjelaskan bagaimana sistem keseimbangan diterapkan. Melalui warna, tumbuhan dapat
menarik serangga untuk membantu proses penyerbukan dan juga dapat berguna untuk bertahan
dari serangan hewan. (Julianto, 2019).

Metabolisme sekunder menghasilkan sejumlah besar senyawa-senyawa khusus (kurang lebih


200.000 senyawa) yang secara fungsi tidak memiliki peranan dalam mebantu pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan namun diperlukan oleh tumbuhan untuk bertahan dari keadaan
lingkungannya. Metabolisme sekunder terhubung dengan metabolism primer dalam hal senyawa
pembangun dan enzim dalam biosintesis. Metabolisme primer membentuk seluruh proses
fisiologis yang memungkinkan tumbuhan mengalami pertumbuhan melalui menerjemahkan kode
genetik menghasilkan protein, karbohidrat dan asam amino. Senyawa khusus dari metabolisme
sekunder sangat penting untuk berkomunikasi dengan organisme lain secara mutualistik
(misalnya penarik organisme menguntungkan seperti penyerbuk) atau interaksi antagonis
(misalnya pencegah terhadap herbivora dan mikroba patogen). Lebih jauh lagi metabolit
sekunder membantu dalam mengatasi stres abiotik seperti peningkatan radiasi UV walaupun
mekanisme fungsinya masih belum sepenuhnya dipahami.(Julianto, 2019).

Simplisia adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang digunakan untuk pengobatan dan
belum mengalami pengolahan, kecuali dinyatakan lain suhu pengeringan tidak lebih dari 60°C
Serbuk Simplisia adalah sediaan Obat Tradisional berupa butiran homogen dengan derajat halus
yang sesuai, terbuat dari simplisia atau campuran dengan Ekstrak yang cara penggunaannya
diseduh dengan air panas.(BPOM, 2014).
BAB II

Alat dan Bahan

Alat Bahan
Spatula Kencur ( Kaempferia galanga
L.)
Kaca objek Labu Siam (Sechium edule
Jacq. Swartz.)
Pipet tetes Kelor (Moringa oleifera)
Kertas saring Buah Naga (Hylocereus
polyrhizus)
Mikroskop Anting-Anting (Acalypha
indica .L)
Cawan Porselen Pecut kuda (Stachytarpheta
jamaicensis)
Tabung Reaksi Reagen Meyer
Penjepit tabung Regen Liberman-Burchard
H2O
NaOH 4 N
HCl 2 N
Eter
florglusin
Kloroform

Cara Kerja

Identifikasi Metabolit Sekunder pada simplisia tumbuhan :

1.Uji Alkaloid

2 gr serbuk simplisia diletakkan pada


tabung reaksi
Dilarutkan dengan H2O dan 2 mL
NaOH 4 N dan 1 mL HCL 2 N

Ditambahkan 20 mL Kloroform
sampai terbentuk 2 lapisan

Diambil lapisan air dan dibagi


menjadi 3 tabung reaksi
Tabung 1 : sebagai pembanding
Tabung 2 : ditambahkan reagen
Meyer, jika terdapat endapan
kekuningan maka di dalam sampel
terdapat Alkaloid
Tabung 3 : ditambahkan reagen
Dragendrof, jika terdapat endapan
jingga maka di dalam sampel
terdapat Alkaloid

2. Uji Saponin

Serbuk Simplisia dimasukkan ke


dalam tabung

Ditambahkan H2O lalu dikocok


Catat perubahan yang terjadi. Jika
sampel mengandung Saponin akan
terdapat busa yang bertahan selama 10
menit

3. Uji Steroid

Serbuk simplisia dihaluskan lalu di


masukkan ke dalam tabung reaksi dan
ditambahkan etanol

Disaring dan diambil filtratnya, setelah


itu diuapkan hingga mengering

Suspensikan dengan H2O dan


ditambahkan eter

Pisahkan larutan eternya, kemudian


lapisan tersebut ditambahkan reagen
Liberman-Burchard menghasilkan
warna hijau tua yang berarti
mengandung Steroid
4. Identifikasi Lignin

Serbuk simplisia diletakkan pada


objek glass dan di basahi florglusin

Ditambahkan HCl 2 tetes, dan diamati


pada Mikroskop. Jika mengandung
Lignin maka terlihat dinding sel
warna merah
BAB III

HASIL PENGAMATAN

No Tumbuhan Uji
Alkaloid Saponin Steroid Lignin
1 Kencur (Kaempferia -Reagen - - -
galanga .L) Meyer :
Endapan
kekuningan-
kuningan (+)
-Reagen
Dragendrof :
Endapan
jingga (+).
(Latifah,
2015).
2 Labu Siam (Sechium -Reagen - - -
edule Jacq. Swartz) Meyer:
Endapan
Putih (+)
-Reagen
Dragendrof :
Endapan
coklat muda
(+).
(Marliana,
et.al. 2005).
3 Kelor (Moringa oleifera) - Tidak timbul - -
busa yang
stabil (-).
(Ikalinus,
et.al. 2015).
4 Buah Naga (Hylocereus - Membentuk Terbentuk -
polyrhizus) busa setinggi warna
1-10cm hijau.(+)
dengan (Sulistyarini,
selang waktu et.al. 2020).
±10
menit.(+)
(Sulistyarini,
et.al. 2020).
5 Anting-Anting - - Terbentuk Kuning
(Acalypha indica. L) warna Kecoklatan(-)
hijau.(+) (Handayani,
(Handayani, et.al. 2015).
et.al. 2015).
6 Pecut kuda - - - Merah (+).
(Stachytarpheta (Amin,
jamaicensis) 2012).
BAB IV

PEMBAHASAN

Metabolit sekunder berupa molekul-molekul kecil, bersifat spesifik (tidak semua organisme
mengandung senyawa sejenis), mempunyai struktur yang bervariasi, setiap senyawa memiliki
fungsi atau peranan yang berbeda-beda. Pada umumnya senyawa metabolit sekunder berfungsi
untuk mempertahankan diri atau untuk mempertahankan eksistensinya di lingkungan tempatnya
berada. Metabolit sekunder merupakan biomolekul yang dapat digunakan sebagai lead
compounds dalam penemuan dan pengembangan obat-obat baru. Senyawa metabolit sekunder
yang umum terdapat pada tanaman adalah : alkaloid, flavanoid, steroid, saponin, terpenoid dan
tannin. (Amin, 2012).

Pada praktikum identifikasi Metabolit Sekunder II ini yaitu menggunakan Anting-Anting


(Acalypha indica.L), Labu Siam (Sechium edule Jacq. Swartz), Kelor (Moringa oleifera), Buah
Naga (Hylocereus polyrhizus), Kencur (Kaempferia galanga .L) dan Pecut kuda (Stachytarpheta
jamaicensis).

Kencur dengan nama latin Kaempferia galanga L memiliki morfologi yaitu kencur memiliki
batang berbentuk basal yang memiliki ukuran kurang lebih 20 cm yang tumbuh dalam rumpun.
Kemudian kencur memiliki daun berwarna hijau berbentuk tunggal yang pinggir daunnya
berwarna merah kecoklatan. Bentuk dari daun kencur menjorong ada yang menjorong lebar dan
ada juga yang berbentuk bundar, untuk ukurannya daun kencur memiliki panjang 7-15 cm, lebar
2-8 cm, dengan ujung daun runcing pangkai berkeluk dan tepi daun rata. Untuk permukaan daun
bagian atas tidak mempunyai bulu tetapi pada bagian bawah memiliki bulu yang halus.
Kemudian untuk tangkai daun sedikit pendek memiliki ukuran berkisar antara 3-10 cm yang
terbenam didalam tanah, mempunyai panjang berkisar 2-4 cm yang memiliki warna putih.
Jumlah daun pada kencur tidak lebih dari 2-3 lembar dengan susunan yang saling berhadapan.
(Haryudin 2016). Pemanfaatan kencur baik pada kalangan industry maupun rumah tangga bukan
hanya digunakan sebagai obat namun bisa juga sebagai makanan, minuman yang kaya akan
manfaat bagi kesehatan. Pada negara berkembang seperti Indonesia penggunaan bahan baku
herbal kini lebih sering digunakan karena memiliki harga yang lebih murah serta banyak tumbuh
didaerah tropis sediaan herbal juga pada dasarnya dianggap lebih aman, lebih efektif, dan
memiliki efek samping yang lebih kecil dibandingkan dengan bahan kimia pada sediaan obat.
(Megantara, 2019).

Labu Siam dengan nama latin Sechium edule memiliki morfologi Buah labu siam permukaannya
berlekuk, berwarna hijau ketika masih muda dengan tekstur garis-garis. Ketika sudah semakin
matang, warna buah bagian luar berubah menjadi hijau pucat sampai putih. Buah labu siam
memiliki bentuk membulat agak lonjong dengan ukuran ujung berbeda dan kulit yang tipis tetapi
memiliki daging buah yang tebal. Buahnya memiliki biji yang pipih dan berkeping dua serta
berwarna putih. Kandungan magnesium dalam labu siam baik untuk kesehatan otot. Labu siam
mengandung mineral, baik mineral makro maupun mikro. Mineral makro yang terkandung di
dalam labu siam antara lain kalsium, magnesium, fosfor, kalium dan natrium. Mineral mikro
yang terkandung di dalam labu siam adalah besi, seng, mangan, dan selenium. Mineral berperan
dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh secara
keseluruhan. Tembaga dapat membantu iodium dalam menjaga tiroid tetap sehat. Seng dapat
membantu menyehatkan kulit dan mengurangi jerawat. (Nurmalasari, 2019).

Pada identifikasi Metabolit Sekunder pertama hasil penelitian (Latifah, 2015) menggunakan
simplisia Kencur (Kaempferia galanga L.) Uji Alkaloid pada Reagen Meyer menghasilkan
endapan kekuningan-kuningan (+)dan pada Reagen Dragendrof menghasilkan endapan jingga (+)
dimana dalam penjelasannya Uji senyawa alkaloid dilakukan dengan menggunakan reagen
Dragendorf dan Mayer. Hasil uji ekstrak etanol 80 % dan fraksi kloroform terjadi perubahan warna
ekstrak dari kuning kehijauan menjadi oranye dengan endapan jingga setelah diberi pereaksi
Dragendorf, sedangkan pada uji Mayer didapatkan endapan kekuningan-kuningan. Hasil analisis
menggunakan kedua reagen tersebut mengindikasikan bahwa ekstrak etanol 80 % positif dan fraksi
kloroform negatif mengandung alkaloid.(Latifah, 2015). Kemudian untuk hasil penelitian
(Marliana, et.al. 2005) menggunakan simplisia Labu Siam (Sechium edule Jacq. Swartz) pada
Reagen Meyer menghasilkan Endapan Putih (+) dan pada Reagen Dragendrof menghasilkan
Endapan coklat muda. Dimana dalam penjelasannya Hasil positif alkaloid pada uji Mayer ditandai
dengan terbentuknya endapan putih. Diperkirakan endapan tersebut adalah kompleks kalium-
alkaloid. Pada pembuatan pereaksi Mayer, larutan merkurium(II) klorida ditambah kalium iodida
akan bereaksi membentuk endapan merah merkurium(II) iodida. Jika kalium iodida yang
ditambahkan berlebih maka akan terbentuk kalium tetraiodomerkurat(II). Alkaloid mengandung
atom nitrogen yang mempunyai pasangan elektron bebas sehingga dapat digunakan untuk
membentuk ikatan kovalen koordinat dengan ion logam. Pada uji alkaloid dengan pereaksi Mayer,
diperkirakan nitrogen pada alkaloid akan bereaksi dengan ion logam K+ dari kalium
tetraiodomerkurat(II) membentuk kompleks kalium-alkaloid yang mengendap. Kemudian Hasil
positif alkaloid pada uji Dragendorff juga ditandai dengan terbentuknya endapan coklat muda
sampai kuning. Endapan tersebut adalah kalium-alkaloid. Pada pembuatan pereaksi Dragendorff,
bismut nitrat dilarutkan dalam HCl agar tidak terjadi reaksi hidrolisis karena garam-garam bismut
mudah terhidrolisis membentuk ion bismutil (BiO+). (Marliana, et.al. 2005).

Kelor dengan nana latin Moringa oleifera memiliki morfologi berupa semak atau dapat pula
berupa pohon dengan tinggi 12 m dengan diameter 30 cm. Kayunya merupakan jenis kayu lunak
dan memiliki kualitas rendah. Daun tanaman kelor dengan ukuran bersirip tak sempurna, kecil,
berbentuk telur, sebesar ujung jari. Helaian anak daun dengan warna hijau sampai kecoklatan,
bentuk bundar telur atau bundar telur daun terbalik, panjang 1-3 cm, lebar 4 mm sampai 1 cm,
ujung tumpul, pangkal membulat, tepi daun rata. Kulit akar berasa dan bau tajam, dari dalam
berwarna kuning pucat, bergaris halus, tetapi terang dan melintang. Tidak keras, bentuk tidak
beraturan, permukaan luar kulit agak licin, permukaan dalam agak berserabut, bagian kayu
warna cokelat muda, atau krem berserabut, sebagian besar terpisah. Efektifitas tanaman ini
sebagai agen antikanker juga terbukti dari beberapa publikasi penelitian yang menyatakan bahwa
benzyl isothiosianat (BITC) secara in vitro mampu menginduksi apoptosis terhadap sel kanker
ovarium. (Sarmoko, 2020).

Buah Naga dengan nama latin Hylocereus polyrhizus memiliki morfologi Bunga tanaman buah
naga terletak pada sulur batang, berbentuk terompet, dan berwarna putih. Susunan bunga
merupakan susunan bunga majemuk. Buahnya berbentuk bulat panjang dan lonjong serta
berdaging warna merah dan sangat tebal. Letak buah pada umumnya mendekati ujung cabang
atau batang. Pada batang atau cabang dapat tumbuh lebih dari 1 buah, terkadang bersamaan atau
berhimpitan. Ketebalan kulit buah 2-3 cm dan pada permukaan kulit buah terdapat jumbai atau
jambul berukuran 1-2 cm. Biji buah naga berbentuk bulat berukuran kecil dan berwarna hitam.
Kulit biji sangat tipis tetapi keras. (Setyowati, 2008).
Pada identifikasi Metabolit Sekunder kedua hasil penelitian (Ikalinus, et.al. 2015) menggunakan
simplisia Kelor (Moringa oleifera) uji Saponin menghasilkan Tidak timbul busa yang stabil (-).
Dalam penjelasannya Uji saponin pada ekstrak etanol kulit batang kelor (Moringa oleifera)
menunjukkan hasil negatif. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya busa pada sampel ketika
diberi pereaksi.(Ikalinus, et.al. 2015). Kemudian untuk hasil penelitian (Sulistyarini, et.al. 2020 )
menggunakan simplisia batang Buah Naga pada uji Saponin menghasilkan membentuk busa
setinggi 1-10cm dengan selang waktu ±10 menit. Dalam penjelasannya berdasarkan hasil
skrining fitokimia menunjukkan bahwa serbuk, ekstrak dan semua fraksi batang buah naga
mengandung saponin. Buih yang dihaslkan pada pengujian ini bersifat stabil. Penambahan HCl
mampu membuat busa lebih mantap dan stabil . Busa yang timbul disebabkan karena senyawa
saponin mengandung senyawa yang sebagian larut dalam air (hidrofilik) dan senyawa yang larut
dalam pelarut nonpolar (hidrofobik) sebagai surfaktan yang dapat menurunkan tegangan
permukaan. Saat digojok, gugus hidrofil akan berikatan dengan air sedangkan gugus hidrofob
akan berikatan dengan udara sehingga membentuk buih. (Sulistyarini, et.al. 2020 )

Anting-Anting dengan nama latin Acalypha indica.L memiliki Morfologi yaitu Anting-anting
memiliki daun tunggal, dengan bentuk lonjong, bulat, Pangkalnya tumpul dan ujung daun yang
merucing, bagian tepi daun Bergerigi, daging daun tipis lunak, permukaan daunnya licin dan
memiliki Tulang daun menyirip dimana ibu tulang daunnya dari pangkal ke ujung, daun
Berwarna hijau dengan panjang daun 2,5 cm.(Susanti, 2018). Pemberian Ekstrak herba Anting-
anting (Acalypha australis L.) dosis 1000 mg/kg BB/hari Selama dua minggu menurunkan kadar
GDS mencit Balb/C sebanding dengan Metformin. Selain itu, ekstrak kasar daun Anting-anting
(Acalypha indica Linn.) Pada kosentrasi 0,1%; 0,2%; 0,3%; 0,4%; dan 0,5% mampu
menghambat Pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus (Kartika, 2009).

Pada identifikasi Metabolit Sekunder ketiga hasil penelitian (Sulistyarini, et.al. 2020)
menggunakan simplisia Buah Naga (Hylocereus polyrhizus ) uji Steroid menghasilkan terbentuk
warna hijau.(+). Dalam penjelasannya hasil pengujian terhadap sampel menunjukkan
terbentuknya warna hijau pada serbuk, ekstrak, fraksi n heksan dan fraksi etil asetat. Hal ini
sesuai bahwa suatu steroid jika direaksikan dengan asam asetat anhidrat dan setetes asam sulfat
pekat akan menghasilkan warna hijau atau biru. Reaksi yang terjadi antara steroid dengan asam
asetat anhidrat adalah reaksi asetilasi gugus –OH pada steroid. Adanya senyawa steroid pada
serbuk, ekstrak, fraksi n-heksan dan fraksi etil asetat dikarenakan senyawa steroid merupakan
senyawa non polar yang tidak larut dalam fraksi air yang merupakan senyawa polar.
Penambahan asam asetat anhidrat bertujuan untuk membentuk turunan asetil, sedangkan
penambahan H2SO4 bertujuan untuk menghidrolisis air yang bereaksi dengan turunan asetil
membentuk larutan warna. Perubahan warna yang terbentuk karena terjadinya oksidasi pada
senyawa triterpenoid/steroid melalui pembentukan ikatan rangkap terkonjugasi. (Sulistyarini,
et.al. 2020). Kemudian untuk hasil penelitian (Handayani, et.al. 2015) menggunakan simplisia
Anting-Anting (Acalypha indica.L) uji Steroid menghasilkan terbentuk warna hijau.(+). Dalam
penjelasannya Identifikasi kandungan kimia simplisia nabati dilakukan dalam bentuk rajangan,
serbuk, ekstrak atau dalam bentuk lain yang ditambahkan dengan pereaksi tertentu dan reaksi
warna. Metode ini digunakan untuk mengetahui senyawa yang terkandung dalam serbuk daun
Anting-anting (Acalypha indica L.). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa yang
terkandung dalam serbuk daun Anting-anting adalah aleuron, alkaloid, saponin dan flavanoid
dan termasuk positif atau mengandung steroid. (Handayani, et.al. 2015).

Pecut kuda dengan nama latin (Stachytarpeta jamaicensis (L) Vahl)memiliki morfologi tanaman
Batang Terna tahunan, tegak, tinggi 20 – 90 cm. Daun Tunggal, bertangkai, letak berhadapan,
helaian daun berbentuk bulat telur, pangkal menyempit, ujung rancing, tepi bergerigi, permukaan
jelas berlekuk -lekuk,panjang 4-8 cm, lebar 3-6 cm, berwarna hijau tua. Bunga majemuktersusun
dalam poros bulir yang memanjang, seperti pecut, panjang 4-20 cm, bunga mekar dalam waktu
yang berbeda, ukurannya kecil, berwarna ungu, jarang berwarna putih. Buah Berbentuk garis,
berbiji 2. Biji Berbentuk jarum, berwarna hitam. Tanaman pecut kuda sebagai obat luka dengan
cara yang masih tradisional yaitu dengan cara daunnya dikunyah – kunyah atau ditumbuk sampai
agak halus kemudian ditempelkan pada bagian yang luka. (Cahya & Nugroho, 2017).

Pada identifikasi Metabolit Sekunder keempat hasil penelitian (Handayani, et.al. 2015) uji Lignin
menggunakan simplisia Anting-anting (Acalypha indica L.) menghasilkan terbentuk warna
Kuning Kecoklatan(-). Berdasarkan penjelasannya hal ini menunjukkan bahwa simplisia Anting-
anting (Acalypha indica L.) menunjukkan reaksi negatif atau tidak mengandung Lignin sesuai
dengan teori bahwa “Uji Lignin jika dilihat pada Mikroskop jika dinding sel yang berlignin akan
berwarna merah.”. Kemudian untuk hasil penelitian (Amin, 2012) uji Lignin menggunakan
simplisia Pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis) menghasilkan warna Merah (+). Dalam
penjelasannya Pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis) adalah tanaman dengan ciri daun letak
berhadapan, berupa daun tunggal tepi bergerigi, ujung daun runcing, bunga majemuk tersusun
dalam poros bulir yang memanjang, seperti pecut, sehingga disebut pecut kuda ini termasuk
famili Loranthaceae , uji kandungan kimia menunjukkan bahwa tanaman ini positif mengandung
lignin. (Amin, 2012).
KESIMPULAN

1. Identifikasi metabolit sekunder pada simplisia tumbuhan dilakukan dengan 4 uji dimana
tiap uji menggunakan 2 sampel atau simplisia yang berbeda. Untuk uji yang pertama atau
Alkaloid menghasilkan positif Alkaloid untuk kedua simplisia yaitu Kencur dan Labu
Siam. Untuk uji kedua atau uji Saponin menghasilkan positif untuk Buah Naga dan negatif
untuk Kelor. Uji ketiga atau uji Steroid menghasilkan positif untuk keduanya yaitu Anting-
Anting dan Buah Naga. Dan uji yang terakhir atau uji Lignin menghasilkan positif untuk
Pecut kuda dan negatif untuk simplisia Anting-Anting..
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Asni. 2012. SKRINING FARMAKOGNOSI TANAMAN ETNOFARMASI ASAL


KABUPATEN BULUKUMBA YANG BERPOTENSI SEBAGAI ANTIKANKER.
https://jtpc.farmasi.unmul.ac.id/ (Diakses 10/01/2021 12:05 WIB)

BPOM. 2014. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor
12 Tahun 2014 Tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional, BPOM: Jakarta, hal 311(Diakses
27/12/2020 14:52 WIB)

Cahya, Lalu Ardika., Nugroho, Rizal Pratama. 2017. ACTIVITY TEST EXUDATE OF HORSE
WHIP’S LEAF(Stachytarpeta jamaicensis (L) Vahl) AGAINST HEALING OF WOUND ON MALE
WHITE RATS (Rattus norvegicus). https://repository.pimedu.ac.id/ (Diakses 10/01/2021 14:34
WIB)

Handayani, Selpida., Kadir, Abdul., Masdiana. 2018. PROFIL FITOKIMIA DAN PEMERIKSAAN
FARMAKOGNOSTIK DAUN ANTING-ANTING (Acalypha indica. L).
http://www.jurnal.farmasi.umi.ac.id/ (Diakses 10/01/2021 11:07 WIB)

Haryudin, W., & Rostiana, O. 2016. Karakteristik Morfologi Bunga Kencur (Kaempferia galanga
L.). Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.
http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/bultro/article/view/1914 (Diakses 10/01/2021
13:15 WIB)

Ikalinus, Robertino., Widyastuti, Sri Kayati.,Setiasih, Ni Luh Eka. 2015. PHYTOCHEMICAL


SCREENING ETHANOL EXTRACT SKIN STEM MORINGA (MORINGA OLEIFERA).
https://ojs.unud.ac.id/ (Diakses 10/01/2021 10:45 WIB)

Julianto, Tatang Shabur. 2019. FITOKIMIA : Tinjauan Metabolit Primer dan Skinning Fitokimia.
https://chemistry.uii.ac.id (Diakses 27/12/2020 20:17 WIB)

Kartika, R. P. T. 2009. Perbandingan Pengaruh Ekstrak Kasar Daun Ekor


Kucing(Acalyphahispida Brum F.)dan Daun Anting-anting (Acalypha indica Linn.)Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Secara In Vitro.
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/5144/Perbandingan-pengaruh-ekstrak-kasar-daun-ekor-
kucing-acalypha-hispida-brum-f-dan-daun-anting-anting-acalypha-indica-linn-terhadap-
pertumbuhan-bakteri-Staphylococcus-aureus-secara-in-vitro (Diakses 10/01/2021 12:49 WIB)

Latifah. 2015. IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA FLAVONOID DAN UJI AKTIVITAS


ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK RIMPANG KENCUR Kaempferia galanga L.DENGAN
METODE DPPH (1,1-DIFENIL-2-PIKRILHIDRAZIL). https://etheses.uin-malang.ac.id (Diakses
09/01/2021 20:56 WIB)

Marliana, Soerya Dewi., Suryanti, Venty., Suyono. 2005. The phytochemical screenings and thin
layer chromatography analysis of chemical compounds in ethanol extract of labu siam fruit
(Sechium edule Jacq. Swartz.). https://core.ac.uk (Diakses 09/01/2021 21:03 WIB)

Megantara, Soleh, Sandra. 2019. KARAKTERISTIK MORFOLOGI TANAMAN KENCUR


(Kaempferia Galanga L.) DAN AKTIVITAS FARMAKOLOGI.
https://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/view/22089 (Diakses 10/01/2021 13:03 WIB)

Nurmalasari, Puspita. 2019. PEMANFAATAN LABU SIAM (Sechium edule (Jacq.) Sw.) DAN UBI
JALAR CILEMBU (Ipomoea batatas (L.) Lam. var. cilembu) SEBAGAI BAHAN UTAMA DALAM
PEMBUATAN SELAI. https://repository.usd.ac.id (Diakses 10/01/2021 13:11 WIB)

Setyowati, Ari. 2008. ANALISIS MORFOLOGI DAN SITOLOGI TANAMAN BUAH NAGA
KULIT KUNING (Selenicereus megalanthus). https://core.ac.uk (Diakses 10/01/2021 13:40 WIB)

Sulistyarini, Indah., Sari, Diah Arum., Wicaksono, Tony Ardian. 2020. SKRINING FITOKIMIA
SENYAWA METABOLIT SEKUNDER BATANG BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus).
https://publikasiilmiah.unwahas.ac.id/ (Diakses 10/01/2021 10:54 WIB)

Forestryana, Dyera., Arnida.,Yunus, Rahmat.2018. KAJIAN FARMAKOGNOSTIK TUMBUHAN


JERUJU (HYDROLEA SPINOSA L.)ASAL DESA TELUK SELONG MARTAPURA KABUPATEN
BANJAR KALIMANTAN SELATAN. http://jurnal.stikesborneolestari.ac.id/ (Diakses 10/01/2021
11:16 WIB)

Sarmoko, Kholid Alfan Nur. 2020. Kelor (Moringa oleifera L.).


https://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=2363 (Diakses 10/01/2021 13:35 WIB)

Anda mungkin juga menyukai