Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI

PENGENALAN ALAT DAN PENGGUNAANNYA

Disusun oleh :
Yuvita Dian Damayanti

: 142210101025

Hilma Imaniar

: 142210101027

Catur Anindita

: 142210101029

Balgis Yulia

: 142210101031

Risa Riski Maulida

: 142210101033

Fanitika Imansari

: 142210101035

Sutatik

: 142210101037

Novita Tansha

: 142210101039

Desy Ayu F.

: 142210101041

Ainun Nihayah

: 142210101043

Nadya Dini

: 142210101045

Poppy Dwi J.

: 142210101047

Alfiatur Rohmah

: 142210101049

BAGIAN BIOLOGI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2015
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1

Latar Belakang....................................................................................................1

1.2

Rumusan Masalah...............................................................................................1

1.3

Tujuan Praktikum................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................3


2.1

Pengertian Mikrobiologi.....................................................................................3

2.2

Manfaat Mikrobiologi di Bidang Kefarmasian...................................................4

2.3

Alat-alat Praktikum Mikrobiologi......................................................................4

BAB III METODE KERJA...............................................................................................8


3.1

Alat yang digunakan...........................................................................................8

3.2

Cara kerja............................................................................................................9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................11


4.1

Instrumen..........................................................................................................11

4.2

Pemanas............................................................................................................32

4.3

Alat alat berbahan gelas.................................................................................34

4.4

Alat alat non gelas..........................................................................................37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................41


5.1

Kesimpulan.......................................................................................................41

5.2

Saran.................................................................................................................42

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................43

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikrobiologi adalah sebuah cabang ilmu biologi yang mempelajari
ikroorganisme. Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi
bidang yang sangat penting dalam biologi setelah Louis Pateur dapat menjelaskan
proses fermentasi anggur (wine) dan membuat serum rabies. Mikroorganise atau
mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk
mengamatinya diperlukan alat bantu berupa mikroskop.
Laboratorium mikrobiologi memiliki banyak alat-alat yang perlu diketahui
fungsinya, prinsip dan cara penggunaannya. Selain peralatan gelas, seperti gelas
ukur, labu Erlenmeyer, beaker glass, labu ukur, dan tabung reaksi, pada
laboratorium mikrobiologi masih ada sejumlah alat khususnya antara lain
autoklave, oven, mikroskop, jarum ose, gelas objek, gelas penutup, inkubator,
laminar air flow, colony counter, dan lain-lain.
Pada saat malakukan praktikum mikrobiologi, terlebih dahulu praktikan perlu
mengetahui jenis-jenis alat yang akan digunakan pada praktiukum tersebut. Selain
itu, praktikan juga perlu mengetahui prosedur penggunaannya, cara pembersihan
dan fungsi dari masing-masing alat tersebut. Pada saat ini alat merupakan salah satu
pendukung dari pada keberhasilan suatu pekerjaan di laboratorium, sehingga untuk
memudahkan berlangsungnya praktikum , pengetahuan mengenai alat sangat
diperlukan.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka perlu dilakukannya praktikum
pengenalan alat beserta fungsi dan cara kerjanya, agar dapat melakukan praktikum
mikrobiologi dengan langkah-langkah yang baik sehingga meminimalisir terjadinya
kecelakaan kerja saat praktikum.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam praktikum
Pengenalan Alat dan Penggunannya antara lain

1.2.1

Apa fungsi dari masing-masing pealatan standar yang terdapat di

laboratorium mikrobiologi?
1.2.2 Bagaimanakah prinsip kerja dari masing-masing pealatan standar yang
terdapat di laboratorium mikrobiologi?
1.2.3 Apa saja jenis-jenis dari mesing-masing pealatan standar yang terdapat di
laboratorium mikrobiologi?
1.3 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum pengenalan alat dan penggunaannya antara lain :
1.3.1 Praktikan dapat mengetahui fungsi dari masing-masing pealatan standar
yang terdapat di laboratorium mikrobiologi
1.3.2 Praktikan dapat memahami prinsip kerja dari masing-masing pealatan
standar yang terdapat di laboratorium mikrobiologi
1.3.3 Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis dari mesing-masing pealatan
standar yang terdapat di laboratorium mikrobiologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Mikrobiologi
Mikrobiologi merupakan ilmu tentang mikroorganisme, yang mencakup
bermacam-macam kelompok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai sel
tunggal maupun kelompok sel, termasuk kajian virus yang bersifat mikroskopik
meskipun bukan termasuk sel. Mikroorganisme (disebut juga mikroba, mikrobia,
atau jasad renik ) adalah jasad hidup yang mempunyai ukuran yang sangat kecil,
tanpa bantuan alat perbesaran seperti mikroskop, sulit sekali untuk dilihat dan
diamati bentuknya secara baik. Sel mikroorganisme, terutama kelompok prokariot
seperti bakteri dan ganggang biru dapat dibedakan dari sel tumbuhan dan hewan,
salah satunya adalah dilihat dari struktur selnya yang tidak memiliki membran inti.
Umumnya dapat hidup bebas di berbagai habitat secara kosmopolitan, dan dapat
hidup sebagai bagian dari organisme multiseluler (sebagai parasit). Sel tunggal
mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan
antara lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi
dengan sendirinya
Awal perkembangan ilmu mikrobiologi pada pertengahan abad 19 oleh
beberapa ilmuwan dan telah membuktikan bahwa mikroorganisme berasal dari
mikroorganisme sebelumnya bukan dari tanaman ataupun hewan yang membusuk.
Selanjutnya ilmuwan membuktikan bahwa mikroorganisme bukan berasal dari
proses fermentasi tetapi merupakan penyebab proses fermentasi, misalnya buah
anggur menjadi minuman yang mengandung alkohol. Ilmuwan juga menemukan
bahwa mikroba tertentu menyebabkan penyakit tertentu. Pengetahuan ini
merupakan awal pengenalan dan pemahaman akan pentingnya mikroorganisme
bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia. Awal abad 20 ahli mikrobiologi telah
meneliti

bahwa

mikroorganisme

mampu

menyebabkan

berbagai

macam perubahan kimia baik melalui penguraian maupun sintesis senyawa organik
yang baru. Hal inilah yang disebut dengan biochemial divesity atau keaneka
ragaman biokimia yang menjadi ciri khas mikroorganisme. Disamping itu, yang
penting lainnya adalah mekanisma perubahan kimia oleh mikroorganisme sangat

mirip dengan unity in biochemistry yang artinya bahwa proses biokimia pada
mikroorganisme adalah sama dengan proses biokimia pada semua makhluk hidup
termasuk manusia. Bukti yang lebih baru menunjukkan bahwa informasi genetik
pada semua organisme dari mikroba hingga manusia adalah DNA.
2.2 Manfaat Mikrobiologi di Bidang Kefarmasian
Produk alami yang disintesis oleh mikroorganisme menjadi sangat penting.
Produk anti koagulan, antidepresan, vasodilator, herbisida ,insektisida, hormone
tanaman ,enzim dan inhibitor enzim telah diisolasi oleh mikroorganisme.
Mikroorganisme lebih sering digunakan untuk menghasilkan enzim seperti enzim
amylase yang digunakan untuk membuat bir, roti, dan memproduksi tekstil. serta
enzim protease yang digunakan untuk mengempukan daging, melunakan kulit,
membuat detergen dan keju.
Mikrobiologi farmasi modern berkembang setelah perang dunia ke-II dengan
dimulainya produksi antibiotic. Suplai produk farmasi dunia termasuk antibiotic,
steroid, vitamin, vaksin, asam amino,enzim, dan hormone manusia diproduksi
dalam jumlah besar oleh mikroorganisme. Streptomyces hydroscopius memiliki
strain yang berbeda untuk membuat hamper 200 antibiotik yang berbeda.Antibiotik
pada dasarnya dibuat dalam skala industri dengan cara menginokulasikan spora dari
kapang dalam suatu media pertumbuhan dan menginkubasinya dalam aerasi yang
baik.setelah mencapai konsentrasi yang cukup, larutan diekstraksi, dipresitipasi dan
diperlakukan dengan prosedur standar industry lainnya.
Vaksin diproduksi oleh industry mikrobiologi. Banyak vaksin anti virus yag
diproduksi besar-besaran dari pemanfaatan telur ayam dan kultur sel.Produksi
vaksin untuk penyakit infeksi bakteri umumnya memerlukan pertumbuhan bakteri
dalam jumlah besar.
Steroid merupakan kelompok bahan kimia yang meliputi kortison yang
digunakan sebagai obat anti-inflamasi dan estrogen sebagai progeseron yang
digunakan sebagai kontrasepsi oral. Mendapatkan steroid dari hewan atau

mensintesisnya

secara

kimiawi

merupakan

proses

yang

sulit,

namun

mikroorganisme seperti streptomyces dapat mensintesis steroid dari strerol.


2.3 Alat-alat Praktikum Mikrobiologi
Menurut (Fatiqin & Aini, 2013) alat-alat tersebut adalah sebagai berikut :
2.3.1 Mikroskop, mikroskop digunakan untuk melihat benda-benda yang
ukurannya sangat kecil yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang.
Mikroskop juga digunakan untuk melihat sel mikroorganisme, jadi dengan
mikroskop kita dapat mengamati sel mikroorganisme dengan jelas.
Mikroskop terdiri dari; lensa okuler, pemutar lensa objektif, tabung okuler,
meja benda, condenser, lensa objektif, pemutar kekuatan lampu, tombol onoff, pengatur jarak interpupilar, penjepit spesimen, iluminator, sekrup
pemutar vertikal, sekrup pemutar horizontal, sekrup pemutar kasar, sekrup
pemutar halus, sekrup pengencang tabung okuler, dan sekrup pengatur
kondenser
2.3.2 Autoklaf, autoklaf yaitu alat yang digunakan untuk menstresilkan
berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mkirobiologi dengan
menggunakan uap air panas bertekanan
2.3.3 Inkubator, merupakan alat yang digunakan untuk menginkubasi atau
memeram mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan
pengatur suhu dan dan pengatur waktu. Suhu di dalam inkibator konstan dan
dapat diatur sesuai dengan tujuan inkubasi
2.3.4 Hot Plate dan stirrer bar, adalah alat yang digunakan untuk
menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang
terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat
proses homogenisasi.
2.3.5 Colony counter, merupakan alat yang berfungsi sebagai penghitung
jumlah mikroba pada cawan petri dengan menggunakan sinar dan luv.
Perhitungan mikroba dapat dilakukan dengan perbesaran menggunakan luv
7

atau dengan menandai beberapa koloni yang terdapat pada cawan petri
menggunakan bulpoint yang terdapat pada coloni counter dan juga
menggunakan tombol check.
2.3.6 Lamina air flow, BSC atau yang biasa dikenal lamina air flow adalah alat
yang berguna untuk bekerja secara aseptis karena BSC mempunyai pola
pengaturan pada penyaringan aliran udara sehingga menjadi steril dan
aplikasi sinar UV beberapa jam sebelum digunakan.
2.3.7 Pipet mikro dan tip, merupakan alat untuk memindahkan cairan yang
bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari l.
2.3.8 Cawan petri, adalah alat yang digunakan sebagai wadah untuk
mengkultur bakteri, khamir, spora atau biji-bijian.
2.3.9 Tabung reaksi, alat ini memiliki fungsi sebagai tempat media
pertumbuhan mikroba dalam bentuk media tegak atau miring yang disumbat
dengan kapas, dibulatkan lalu disterilkan dengan kapas berada tetap
diatasnya dan diikat. Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair.
2.3.10 Erlenmeyer, labu erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan, bahan
atau cairan. Labu erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan
menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung aquades,
kultivasi mikroba dalam kultur cair.
2.3.11 Jarum inokulum atau ose, alat yang berfungsi untuk memindahkan atau
mengambil koloni suatu mikroba kemedia yang akan digunakan kembali.
2.3.12 Beker glass, alat yang digunakan dalam banyak fungsi. Pada
mikrobiologi, dapat digunakan preparasi media-media, emanmpung aquades
maupun tempat untuk memanasi air.
2.3.13 Batang penyebar atau batang pengaduk, digunakan untuk menyebar
biakan bakteri yang terdapat diatas wadah pembiakan. Bentuknya segitiga

kecil. Sesuai dengan namanya alat ini menyebarkan mikroba-mikroba yang


ada pada suatu media.
2.3.14 Kaca penyaring atau corong, alat ini digunakan dalam proses
penyaringan dan memindahkan media medium cair dari tempat yang besar
ke tempat yang kecil misalnya pada gelas kimia ke labu erlenmeyer, prinsip
kerjanya yaitu meletakkan corong pada bagian mulut labu dan dipegang lalu
cairan dipindahkan.
2.3.15 Gelas ukur, berguna untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu
erlenmeyer, gelas ukur, memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala
volumenya. Pada saat mengukur volume larutan, sebaiknya volume larutan
tersebut ditentukan berdasarkan menikus cekung larutan.
2.3.16 Bunsen, salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang
steril adalah pembakaran bunsen. Untuk strelisasi jarum ose atau yang
lainnya, bagian api yang paling cocok untuk memijarkan adalah bagian api
yang berwarna biru (paling panas). Perubahan bunsen dapat bmenggunakan
bahan bakar gas atau metanol.
2.3.17 Pinset, pinset memiliki banyak fungsi diantaranya untuk mengambil
benda dengan menjepit misalnya saat memindahkan cakram antibiotik.
2.3.18 PH indikator Universal, berguna untuk mengukur atau mengetahui pH
suatu larutan.
2.3.19 Pipet filler atau Rubber bulb, adalah alat untuk menyedot larutan yang
dapat dipasang pada tangkai pipet ukur.
2.3.20 Pipet ukur, merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume
yang diketahui.
2.3.21 Mortar dan pestle, mortar dan penumbuk digunakan untuk menumbuk
atau menhacurkan materi cupilikan, misalnya daging, roti, atau tanah
sebelum diproses lebih lanjut.

2.3.22 Rak tabung reaksi, alat ini digunakan untuk meletakkan tabung reaksi
sehingga mempermudah saat pemegangan ataupun peletakkan tabung
reaksi, alat ini juga memiliki fungsi agar substarat atau media yang ada
dalam tabung reaksi tidak tumpah.
2.3.23 Penjepit tabung reaksi, digunakan untuk menjepit tabung reaksi. Alat ini
digunakan untuk mempermudah pada saat pemanasan tabung reaksi,
sehingga tidak terasa panas pada tabung reaksi dan menghindari kecelakaan
karena pemanasan tersebut.

10

BAB III METODE KERJA


3.1 Alat yang digunakan
Peralatan yang rutin digunakan
a)
Instrumen :
1. Autoklaf
2. Laminar air flow hood / laminar air flow cabinet
3. Inkubator
4. Sentrifuga
5. Colony counter
6. Mikroskop cahaya
7. Neraca analitik
8. Ph meter
9. Oven
10. Ultrasonic cleaner
11. Microplate reader
12. Freezer
13. Shaker incubator
14. Ultrasonic homogenizer
b)
Pemanas :
1. Lampu spiritus
2. Hot plate
3. Microwave
c)
Alat alat berbahan gelas :
1. Erlenmeyer
2. Tabung reaksi
3. Cawan petri
4. Gelas ukur
5. Beaker glass
6. Spreader
d)
Alat alat non gelas :
1. Pinset
2. Jarum Ose
3. Mikropipet
4. Cotton swap
3.2 Cara kerja
3.2.1

Pengenalan alat dan penggunaannya

Dikenali dan dipelajari cara penggunaan, prinsip kerja, dan fungsi dan
alat-alat standar praktikum

Digambar dan disebutkan bagian-bagian dari alat tersebut

3.2.2

Pengamatan dengan menggunakan mikroskop cahaya

11

Disiapkan mikroskop, lensa, lampu, dan preparat


Dipasang lensa ojektif dan lensa okuler pada mikroskop
Diletakkan preparat di atas meja preparat dan penjepit
Dinyalakan lampu sebagai sumber cahaya

3.2.2.1Pada perbesaran lensa lemah


Diputar revolver hingga lensa objektif tepat pada perbesaran 10
kali

Diamati objek

Dalam memfokuskan objek dapat dilakukan dengan memutar


sekrup kasar
Digerak-gerakkan atau digeser preparat jika belum ditemukan
objek yang sesuai

Diamati objek yang ditemukan

3.2.2.2Pada perbesaran lensa kuat

12

Diputar revolver hingga lensa objektif tepat pada perbesaran 40


kali

Diamati objek

Digerak-gerakkan atau digeser preparat jika belum ditemukan


objek yang sesuai

Untuk memfokuskan objek dapat dilakukan dengan memutar


sekrup halus (dalam perbesaran kuat tidak boleh menggunakan
sekrup kasar

Diamati objek yang ditemukan

13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Instrumen
4.1.1 Autoklaf

Fungsi :
Autoclave digunakan untuk mensterilkan alat-alat dan
bahan yang akan digunakan dalam laboratorium.
Autoklaf

terutama

ditujukan

untuk

membunuh

endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan
terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Pada spesies yang sama,
endospora dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang dapat membunuh
sel vegetatif bakteri tersebut. Endospora dapat dibunuh pada suhu 100 C,
yang merupakan titik didih air pada tekanan atmosfer normal. Pada suhu
121 C, endospora dapat dibunuh dalam waktu 4-5 menit, dimana sel
vegetatif bakteri dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu
65 C.

Prinsip kerja :
-

Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoclave lama kelamaan
akan mendidih.

Uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoclave.

Setelah udara dalam autoclave diganti dengan uap air, katup udara/uap
ditutup sehingga tekanan udara dalam autoclave naik.

Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai, maka proses sterilisasi
dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur.

Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan


dibiarkan turun perlahan hingga mencapai suhu 0.
14

Cara kerja :
1. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam
autoklaf. Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat
ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk
menghindari terbentuknya kerak dan karat.
2. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol beretutup ulir,
maka tutup harus dikendorkan.
3. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak
ada uap yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan
dikencangkan terlebih dahulu.
4. Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada
suhu 121oC.
5. Tunggu

samapai

air

mendidih

sehingga

uapnya

memenuhi

kompartemen autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman.


Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai
selesai. Penghitungan waktu 15 menit dimulai sejak tekanan mencapai
2 atm.
6. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam
kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan
(jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klepklep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.
4.1.2 Laminar air flow hood / laminar air flow cabinet

15

Fungsi :
Untuk bekerja secara aseptis dalam pekerjaan persiapan bahan tanaman,
penanaman, dan pemindahan tanaman dari suatu botol ke botol yang lain
dalam kultur in vitro.

Prinsip kerja :
LAF mempunyai pola pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga
menjadi steril dan aplikasi sinar UV beberapa jam sebelum digunakan. Alat
ini diberi nama Laminar Air Flow karena meniupkan udara steril secara
kontinue melewati tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari debu dan
spora-spora yang mungkin jatuh ke dalam media, waktu pelaksanaan
penanaman. Aliran udara berasal dari udara ruangan yang ditarik ke dalam
alat melalui filter pertama (pre-filter), yang kemudian ditiupkan keluar
melalui filter yang sangat halus yang disebut HEPA (High efficiency
Particulate Air FilterI), dengan menggunakan blower.

Cara kerja :
1. Nyalakan lampu UV, minimum selama 30 menit, sebelum laminar air
flow digunakan. Hindarkan sinarnya dari badan dan mata.

16

2. Siapkan semua alat-alat steril yang akan dipergunakan. Alat-alat yang


dimasukkan ke dalam laminar air flow cabinet, disemprot terlebih
dahulu dengan alcohol 70% atau spiritus.
3. Meja dan dinding dalam LAF disemprot dengan alkohol 70% atau
dengan spiritus untuk mensterilkan LAF.
4. Blower pada LAF dihidupkan untuk menjalankan air flow.
5. Nyalakan lampu dalam LAF.
6. LAF sudah siap untuk digunakan.

Hal yang perlu diperhatikan


1. Jangan meletakkan lampu bunsen terlalu dekat dengan filter dan
alkohol untuk merendam peralatan kultur.
2. Jangan menumpuk alat-alat, botol-botol media, dan lain-lain benda di
depan tempat bekerja sehingga menghalangi aliran udara.
3. Jangan mencelupkan alat tanam dengan nyala api kedalam alkohol
(nyala api alkohol yang terdapat pada alat tanam, tidak terlihat dengan
jelas di tempat yang terang,
4. Jangan mendekati lampu bunsen, dengan tangan yang baru disemprot
alkohol atau spiritus.
5. Bersihkan Laminar Air Flow Cabinet, setelah selesai bekerja. Jangan
meninggalkan botol bekas, kapas bekas, dan sebagainya di dalam LAF.

4.1.3 Inkubator

17

Fungsi :
Memiliki fungsi yang sama dengan water bath yaitu sebagai alat inkubasi
pada analisa mikrobiologi (Anonim, Cara Menggunakan Incubator
Laboratorium, 2015).

Prinsip kerja :
Menciptakan suhu stabil dan konstan. Suhu inkbator dipengaruhi oleh
adanya perubahan suhu pada suhu ruang. Oleh karena itu, perubahan suhu
ruang perlu diawasi terutama saat terjadi perubahan musim.

Cara kerja :
1

Colokkan kabel inkubator pada sumber daya listrik

Siapkan sampel yang akan diinkubasi kemudian letakkan pada rak


dalam ruang inkubator kemudian tutup pintu incubator

Jika persiapan sampel telah selesai, tekan tombol POWER pada posisi
ON, maka alat akan langsung menyala ditandai dengan display menyala

Siapkan sampel yang akan diinkubasi kemudian letakkan pada rak


dalam ruang incubator kemudian tutup pintu incubator

Set TIMER dengan memutar tombol TIMER sesuai waktu yang


diinginkan, di set awal per 10 jam , jadi jika ingin menginkubasi selama
24 jam putar tombol pada posisi 2 lebih 4 strip

18

Untuk set suhu, tekan tanda < kemudian digit hijauakan berkedip.
Naikkan atau turunkan dengan menekan ^/v kemudian tekan MD
(enter). Catatan: SV : digit hijau suhu yang diinginkan PV: digit merah,
suhu yang ada sekarang

Bila inkubasi telah selesai, matikan alat dengan menekan kembali


tombol POWER pada posisi OFF

Lepaskan colokan pada sumber daya listrik

Cara perawatan :
1

Lap bersih atau lap yang dibasahi air kemudian lap dengan kain kering
setiap selesai digunakan

Rak dapat dilepas untuk memudahkan membersihkan dengan cara


ditarik

4.1.4 Sentrifuga

Fungsi :
Digunakan untuk memisahkan suatu larutan dengan berat molekul yang
berbeda berdasarkan gaya sentrifugal.
Prinsip kerja :
Prinsip kerja centrifuge yaitu dengan memutar tabung reaksi, dimana ukuran
tabung reaksi yang digunakan harus sama. Centrifuge bekerja dengan
menggunakan prinsip sedimentasi , di mana percepatan sentripetal
menyebabkan zat yang lebih padat akan mengendap didasar tabung. Dengan
cara yang sama, benda ringan akan cenderung bergerak ke atas tabung
(melayang di dalam tabung). Gaya centrifugal yang dihasilkan berasal dari
19

putaran motor listrik yang mendapat supply. Semakin tinggi putaran motor
maka semakin besar gaya centrifugal yang dihasilkan, begitu juga

sebaliknya.
Cara kerja :
1

Tempatkan tabung reaksi di dudukan centrifuge.

Seimbangkan dengan tabung reaksi lain dengan


larutan yang berbeda yang sudah di taruh pada
ruang test tube yang berlawanan.

Tutup kaca centrifuge dan putar tombol serta


atur

waktu

serta

kecepatan

centrifuge

Sentrifugasi membutuhkan waktu satu menit


atau lebih. Perhatikan bahwa Anda harus
mematikan

centrifuge

dengan

saklar

dan

menunggu untuk itu untuk berhenti berputar, untuk secara efektif


memisahkan endapan dan solusi.

Bagian-bagian colony counter :


a. Motor : kecepatan motor yang tinggi akan menghasilkan gaya
sentrifugal yang tinggi.

20

b. Speed Control : untuk mengatur kecepatan motor agar sesuai dengan


kebutuhan tanpa speed control motor akan berputar dengan kecepatan
maksimum.
c. Timer: berfungsi untuk mengatur lamanya alat bekerja.
d. Break system: pengereman motor diperlukan agar putaran motor dapat
dengan segera dihentikan.

4.1.5 Colony counter

Fungsi :
Alat ini berfungsi untuk menghitung jumlah coloni dari bakteri.
Prinsip kerja :
Prinsip kerja alat ini yaitu menghitung pertambahan jumlah bakteri secara
manual.
Cara kerja :
1

Sambungkan pen count dengan pen jack


(hubungkan Kabel Power ke sumber
listrik).

21

Tekan tombol (turn on) lamp flours


kiri dan kanan serta lampu indikator.

Buka tutup petridis, lalu letakkan


cawan petridis pada colony count
dengan posisi terbalik, jepit dan
tutup kembali.

Hidupkan tombol hitung untuk


mulai

menghitung

dengan

menekan ujung pen count ke


gelas penutup plate sehingga
memberikan

signal

dan

mengubah angka di count indicator.


5

Catat

jumlah

koloni

yang

ditunjukkan oleh count indikator


dan hitung jumlah koloni dalam
satuan CFU/ml.
CATATAN : Jika penggunaan memerlukan waktu yang lama, colony

counter harus sering di matikan.


Bagian-bagian Colony Counter
1. Pen jack : tempat memasukkan count pen
2. Tombol reset : untuk mengatur tayangan dari indikator hitung dalam
keadaan 000
3. Power switch : untuk menghidupkan lampu fluoresen sebelah kiri
4. Power switch : untuk menghidupkan lampu fluoresen sebelah kanan
5. Source switch : untuk menghidupkan lampu pada count indicator
6. Tombol hitung : tombol untuk memulai hitungan pada count indicator
7. Lampu signal count indicator
8. Pembesar (loupe)
9. Indikator hitung (count indicator) : maksimal 3 angka/ 3 digit

22

10. Petridish (cawan petri) yang akan dihitung jumlah koloninya


11. Penjepit petridish (cawan petri)
12. Pen hitung / count pen
4.1.6 Mikroskop cahaya

Fungsi :
Mikroskop cahaya yaitu mikroskop yang menggunakan cahaya untuk
membentuk bayangan dari benda yang akan dilihat. Mikroskop cahaya ini
mempunyai perbesaran 1.000 - 2.000. Pada mikroskop konvensional,
sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang dipantulkan dengan
suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat dibawah kondensor.
Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor.
Mikroskop cahaya menggunakan tiga jenis lensa, yaitu lensa obyektif, lensa
okuler, dan kondensor.

Prinsip kerja :
Perbesaran total diperoleh dengan cara mengalikan perbesaran objektif
dengan perbesaran okuler. Misalnya perbesaran total yang diperoleh dari
objektif 40 kali dan okuler 10 kali ialah 40 x 10 = 400 kali. Sedangkan
prinsip kerja/proses pemantulan cahaya/pengamatan pada miksorskop.
Perbesaran saat menggunakan objektif 100 kali, diafragma iris kondensor
harus digunakan dalam keadaan terbuka penuh, karena objektif dengan
perbesaran tiggi memebutuhkan lebih banyak cahaya. Perbesaran objektif
100 kali juga harus menggunakan minyak imersi. Hal ini bertujuan untuk
mencegah hilangnya cahaya yang disebabkan oleh perbedaan bias (refraktif)
23

antara kaca dan udara. Indeks bias udara 1, sedangkan kaca 1.56 dan indeks
bias minyak imersi sama dengan kaca yaitu 1,56

Cara kerja :
1

Peganglah lengan mikroskop dengan salah satu tangan dan tangan lain
menyangga kaki mikroskop. Letakkan mikroskop di atas meja
pengamatan dengan bagian lengan tepat berada di hadapanmu. Lalu,
lensa dan cermin dengan menggunakan kertas tisu. Setelah dibersihkan,
pasangkan lensa okuler dengan perbesaran lemah.

Agar didapat medan penglihatan yang baik, putarlah revolver sehingga


diperoleh perbesaran terkecil pada lensa objektif yang searah dengan
lensa okuler dan tubus okuler.

Putarlah cermin mikroskop ke arah sumber cahaya sambil melihat


melalui lensa okuler sehingga diperoleh medan yang terang tanpa
bayangan benda lain.

Letakkan preparat yang akan kalian amati di atas meja benda, lalu
jepitlah dengan penjepitnya sehingga cahaya yang terkumpul dalam
kondensor menembus kaca benda.

Untuk mencari fokus, lakukanlah dengan dua cara berikut ini.

Perbesaran lemah. Lensa okuler dengan perbesaran 5 kali dan lensa


objektif dengan perbesaran 10 kali dapat diartikan bahwa preparat
diamati dengan perbesaran 50 kali. Dengan cara menurunkan lensa
okuler serendah mungkin, lensa objektif juga diturunkan sampai
berjarak kira-kira 8 mm dari kaca preparat. Setelah itu, arahkan salah
satu mata kalian ke lubang lensa okuler sambil memutar-mutar
makrometer sampai diperoleh gambaran preparat yang jelas.

Perbesaran kuat. Lensa okuler dengan perbesaran 12,5 dan lensa


objektif dengan perbesaran 60 kali sehingga preparat dapat diamati
24

dengan perbesaran 750 kali. Mulailah dengan menutup preparat dengan


kaca penutup, lalu naikkan kondensor sampai mau menyentuh kaca
preparat (objek), kemudian bukalah diafragma selebar-lebarnya dan
turunkan lensa objektif sampai hampir menyentuh kaca penutup
preparat. Setelah itu, dengan makrometer, naikkan lensa objektif sampai
diperoleh gambaran preparat yang jelas.
8

Setelah mikroskop selesai digunakan, bersihkanlah lensa objektif


dengan menggunakan xylol.

4.1.7 Neraca analitik

Fungsi :
Alat untuk mengetahui berat / massa suatu bahan. Di dalam lab
mikrobiologi umumnya dipakai untuk menimbang media pertumbuhan,
menimbang sampel, dll. Timbangan digital saat ini dilengkapi dengan
penara kembali (tare), pengubah satuan, ketelitian yang tinggi, dan fitur
lainnya.

Prinsip kerja :
Alat penghitung satuan massa suatu benda dengan teknik digital dan tingkat
ketelitian yang cukup tinggi. Prinsip kerjanya yaitu dengan penggunaan
sumber tegangan listrik yaitu stavolt dan dilakukan peneraan terlebih dahulu
sebelum digunakan kemudian bahan diletakkan pada neraca lalu dilihat
angka yang tertera pada layar, angka itu merupakan berat dari bahan yang
ditimbang.

25

Cara kerja :
1

Disiapkan timbangan analitik dalam kondisi seimbang atau water pass


(dengan mengatur sekrup pada kaki neraca sehingga gelembung air di
water pass tepat berada di tengah).

Dibersihkan ruang dalam neraca analitik dengan menggunakan kuas.


Piringan neraca dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat
dibersihkan dengan menggunakan etanol/alkohol.

Ditancapkan stop kontak pada stavolt.

Ditekan tombol On kemudian tunggu hingga muncul angka 0,0000 g.

Dimasukkan alas bahan (gelas arloji, kertas atau benda tipis) dengan
membuka kaca tidak begitu lebar supaya tidakmempengaruhi
perhitungan karena neraca analitik ini sangat peka.

Ditutup kaca neraca analitik.

Ditekan tombol zero supaya perhitungan lebih akurat.

Dimasukkan bahan yang akan ditimbang dengan membuka kaca tidak


begitu lebar, begitu pun ketika akan menambahkanatau mengurangi
bahan untuk menyesuaikan massa yang diinginkan.

Ditutup kaca.

10 Ditunggu hingga angka di layar monitor neraca analitik tidak berubahubah dan sesuai dengan massa yang diinginkan.
11 Diambil bahan yang telah ditimbang.
12 Ditekan tombol Off hingga tidak ada angka di layar monitor neraca
analitik.

26

13 Dilepas stop kontak dari stavolt.


14 Dibersihkan ruang dalam neraca analitik dengan menggunakan kuas.
Piringan neraca dapat diangkat dan seluruhtimbangan dapat dibersihkan
dengan menggunakan etanol / alkohol

Kekurangan :
1

Alat ini memiliki batas maksimal yaitu 1 mg atau 210 g, jika melewati
batas tersebut maka ketelitian perhitungan akanberkurang

Tidak dapat menggunakan sumber tegangan listrik yang besar, sehingga


harus menggunakan stavolt. Jika tidak, maka benang di bawah pan akan
putus

Harga yang mahal

Kelebihan :
1

Memiliki tingkat ketelitian yang cukup tinggi dan dapat menimbang zat
atau benda sampai batas 0,0001 g atau 0,1 mg.

Penggunaannya tidak begitu rumit jika dibandingkan dengan timbangan


manual, sehingga lebih efisien dalam hal waktu dan tenaga.

4.1.8 Ph meter

Fungsi :

27

PH meter adalah sebuah alat elektronik yang berfungsi untuk mengukur pH


(derajat keasaman atau kebasaan) suatu cairan (ada elektroda khusus yang
berfungsi untuk mengukur pH bahan-bahan semi-padat). Sebuah pH meter
terdiri dari sebuah elektroda (probe pengukur) yang terhubung ke sebuah
alat elektronik yang mengukur dan menampilkan nilai pH.

Prinsip kerja :
Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada potensial
elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat di dalam elektroda
gelas yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat di luar elektroda
gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari gelembung
kaca akan berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukurannya relatif kecil dan
aktif. Elektroda gelas tersebut akan mengukur potensial elektrokimia dari
ion hidrogen atau diistilahkan dengan potential of hidrogen. Untuk
melengkapi sirkuit elektrik dibutuhkan suatu elektroda pembanding.
Sebagai catatan, alat tersebut tidak mengukur arus tetapi hanya mengukur
tegangan. Skema elektroda pH meter akan mengukur potensial listrik antara
Merkuri Klorid (HgCl) pada elektroda pembanding dan potassium chloride
(KCl) yang merupakan larutan di dalam gelas elektroda serta petensial
antara larutan dan elektroda perak. Tetapi potensial antara sampel yang tidak
diketahui dengan elektroda gelas dapat berubah tergantung sampelnya. Oleh
karena itu, perlu dilakukan kalibrasi dengan menggunakan larutan yang
equivalent yang lainnya untuk menetapkan nilai pH.

Cara kerja :
1. Kalibrasi terlebih dahulu

pH meter sebelum digunakan, dengan

menggunakan larutan buffer (larutan dengan nilai keasaman

yang

sudah diketahui dengan berbagai tingkatan suhu) dengan langkah


sebagai berikut :
- Siapkan buffer pH 7 dan buffer pH 4
- Buka penutup plastic elektroda
- Bilas elektroda dengan air DI (De Ionisasi/ air bebas ion) dan
-

keringkan dengan menggunakan kertas tisu.


Nyalakan pH meter dengan menekan tombol ON/OFF.
28

Masukan elektroda kedalam larutan buffer pH 7


Tekan tombol CAL dua kali, putar elektroda agar larutan buffer

homogen
Biarkan beberapa saat sampai nilai yang tertera di disply tidak

berubah
Tekan tombol CAL satu kali lagi, dan biarkan tulisan CAL pada

disply berhentiberkedip
Angkat elektroda dari larutan buffer pH 7, kemudian bilas dengan

air DI beberapa kali dan keringkan dengan kertas tisu


Masukan elektroda kedalam larutan buffer pH 4
Tekan tombol CAL dua kali, putar elektroda agar larutan buffer

homogen
Biarkan beberapa saat sampai nilai yang tertera di display tidak

berubah
Tekan tombol CAL satu kali lagi, dan biarkan tulisan CAL pada

disply berhenti berkedip


Angkat elektroda dari larutan buffer pH 4, kemudian bilas dengan

air DI beberapa kali dan keringkan dengan kertas tisu


Pada layar bagian bawah akan muncul angka 7 dan angka 4 yang
menunjukan pH meter tersebut telah dikalibrasi dengan buffer pH 7

dan buffer pH 4
- pH meter telah siap digunakan
2. Alat pH meter yang sudah di kalibrasi, maka sudah bisa digunakan
untuk mengukur derjata keasaman suatu larutan yang belum diketahui
nilainya dengan langkah sebagai berikut :
- Siapkan sampel larutan yang akan di check pH-nya
- Jika larutan panas, biarkan larutan mendingin sampai dengan
suhunya sama dengan suhu ketika kalibrasi. Contohnya jika
kalibrasi dilakukan pada suhu 20C maka pengukuranpun
-

dilakukan pada suhu 20C


Buka penutup plastic elektroda, bilas dengan air DI dan keringkan

dengan menggunakan kertas tisu


Nyalakan pH meter dengan menekan tombol ON/OFF
Masukan elektroda kedalam sampel, kumudian putar agar larutan

homogeny
Tekan tombol MEAS untuk memulai pengukuran, pada layar akan

muncul tulisan HOLD yang kelapkelip


Biarkan sampai tulisan HOLD pada layar berhenti kelap-kelip

29

Nilai pH yang ditunjukan pada layar adalah nilai pH larutan yang

di check
- Matikan pH meter dengan menekan kembali tombol ON/OFF
3. Setelah digunakan pH meter harus disimpan dan di rawat untuk
menjaga keakuratan alat tersebut dengan langkah :
- Pembersihan pH meter setelah di gunakan dengan menggunakan
larutan HCl 0.1 N (encer) dengan cara direndam selama 30 menit
-

kemudian dibersihkan dengan air DI.


Ketika tidak dipakai, elektroda utama bagian gelembung gelasnya
harus selalu berada pada keadaan lembab. Oleh karena itu,
penyimpanan elektroda disarankan selalu direndam dengan
menggunakan air DA. Penyimpanan pada posisi kering akan
menyebabkan membran gelas yang terdapat pada gelembung

elektroda akan mudah rusak dan pembacaannya tidak akurat.


Ketika disimpan, pH meter tidak boleh berada pada suhu ruangan
yang panas karena akan menyebabkan sensor suhu pada alat cepat

rusak.
Penggantian batere dilakukan jika pada layer muncul tulisan low

battery.
Pembersihan elektroda bisa dilakukan berkala setiap minimal 1
minggu sekali.

4.1.9 Oven

Fungsi :
Oven merupakan salah satu alat laboratorium yang penting, fungsinya untuk
memamaskan atau mengeringkan alat-alat laboratorium atau objek-objek
lainnya. Biasanya

digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas

laboratorium, zat-zat kimia maupun pelarut organik. Dapat pula digunakan


untuk mengukur kadar air. Suhu oven lebih rendah dibandingkan dengan
suhu tanur yaitu berkisar antara 105C.

30

Prinsip kerja :
Oven merupakan alat sterilisasi dengan menggunakan prinsip Uap Panas
Kering sehingga dapat mengeringkan alat-alat gelas. Tidak semua alat gelas
dapat dikeringkan didalam oven, hanya alat gelas dengan spesifikasi tertentu
saja yang dapat dikeringkan, yaitu alat gelas dengan ketelitian rendah.
Sedangkan untuk alat gelas dengan ketelitian tinggi tidak dapat dikeringkan
dengan oven. Apabila alat gelas dengan ketelitian tinggi tersebut
dimasukkan ke dalam oven, maka alat gelas tersebut akan memuai dan
berakibat ketelitiannya tidak lagi teliti. Biasanya digunakan desikator untuk
mengeringkannya.

Cara kerja :
1

Menghidupkan oven terlebih dahulu dengan menghubungkan pada


sumber listrik.

Memasukan alat tersebut kedalam oven yang telah diatur.

Meletakkan alat tersebut diatas rak-rak yang telah tersedia, lalu tutup
kembali pintu oven.

Tekan tombol power, kipas dinyalakan dan kecepatan kipas juga di atur
Atur suhu (1600 1800 C ) dengan menekan tombol SET, pada
layar SV akan menunjukkan suhu yang diinginkan. Jika peralatan
terbuat dari plastic, dan bahan yang mudah berubah volume seperti
pipet ukur dan labu ukur sebaiknya suhu tidak melebihi 100C.
-

Bila suhu 1700C, atur waktu 1 jam

Bila suhu 1600C, atur waktu 2 jam

Bila suhu 1500C, atur waktu 2,5 jam

Bila suhu 1400C, atur waktu 3 jam


31

Tunggu layar PV hinggan menunjukkan suhu yang hamper sama


dengan layar SV

Tekan tombol power untuk mematikan Oven.

Setelah selesai sterilisasi pemanasan di hentikan dan alat-alat dibiarkan


mendingin, kemudian alat atau bahan yang sudah steril dikeluarkan dari
alat tersebut

Jangan lupa mencabut kabel oven dari sumber listrik agar tidak terjadi
hal yang tidak diinginkan.

4.1.10 Ultrasonic cleaner

Fungsi :
Mennghilangkan kontaminan dari objek dengan cara membenamkan mereka
dalam tangki cairan dibanjiri dengan frekuensi tinggi gelombang suara
Prinsip kerja :
Prinsip kerja ultrasonic cleaner adalah mengubah energi listrik menjadi
getaran dengan frekuensi sangat tinggi. Getaran ini akan dirambatkan
melalui medium cair ke benda-benda yang berada di dalam medium itu.
Partikel yang melekat akan terlepas, molekul-molekul akan terurai, sel akan
pecah, dan DNA akan terpotong-potong sebagai akibat dari getaran yang

mengenainya.
Cara kerja :
1

Memastikan bak dalam keadaan bersih dan katup air tertutup;

Mengisi bak dengan air kran hingga mencapai batas yang ada di dalam
bak;

32

Menambahkan deterjen netral sebanyak 2 sendok makan;

Memasukkan peralatan yang akan dicuci ke dalam keranjang, kemudian


memasukkan keranjang dan peralatan yang ada di dalamnya ke dalam
bak;

Menghubungkan kabel listrik ke sumber listrik;

Mengatur waktu pencucian selama 20 menit tergantung dari tingkat


kekotoran alat yang dicuci;

Menekan tombol start. Pencucian akan berlangsung selama waktu


yang kita tentukan. Setelah waktu pencucian selesai getaran akan
berhenti.

4.1.11 Microplate reader

Fungsi :
Untuk menganalisis senyawa aktif atau mikroba cepat berdasarkan
kekeruhan (OD)

Prinsip kerja :
Prinsip kerja aat ini sama dengan spektrofotomer, yaitu mengenai
penyerapan energi cahaya oleh spesi kimia, hanya saja alatnya lebih kecil.

Cara kerja :
1

Hubungkan dengan arus listrik

Tekan tombol ON

33

Hubungkan dengan printer

Warm up selama kurang lebih 15 menit

Leatkkan microplate yang berisi sample pada tempat yang telah ada

Pembacaan sample microplate

Tunggu hasilnya secara langsung akan di print

4.1.12 Freezer

Fungsi :
Untuk menyimpan bahan yang akan rusak jika dibiarkan dalam keadaan
tidak beku, seperti reagen, enzim, faktor pertumbuhan atau larutan tertentu.

Prinsip kerja :
Memanfaatkan sifat dari gas freon yang suhunya akan menjadi rendah bila
tekanannya juga rendah.

Cara kerja :
Freezer bekerja dengan membuang panas dari dalam kompartemen. Proses
diawali dengan refrigeran dalam bentuk gas masuk ke kompresor sehingga
refrigen menjadi sangat panas. Kompresor memompakan gas freon dengan

34

tekanan yang tinggi dan temperatur yang tinggi. Lalu gas freon dikirim ke
kondensor untuk di buang kalornya agarfreon dapat berubah bentuk menjadi
cair akan tetapi tekanannya masih tinggi. Freon cair ini terus masuk ke pipa
kapiler dengan terlebih dahulu disaring dari kemungkinan kotoran yang ikut
terbawa. Dari pipa kapiler ini freon cair diuapkan oleh evaporator yang
mana sebelumnya melewati katup ekspansi. Di dalam evaporator tekanan
dan temperatur freon rendah sekali sehingga freon kembali kedalam bentuk
gas. Freon yang telah berbentuk gas ini akan masuk kesaluran hisap untuk

disirkulasikan ulang kompresor.


Bagian-bagian freezer
-

Kompresor
Merupakan alat yang digunakan sebagai penekan gas freon sehingga
tekanannya tinggi

Kondensor Berfungsi untuk membuang kalor dari freon sehingga freon


berubah bentuk dari gas menjadi cair.

Filter
Berfungsi untuk menyaring freon dari kemungkinan kotoran yang ikut
terbawa freon.

Pipa kapiler
Berfungsi untuk menghasilkan tekanan yang tinggi ketika freon
berbentuk cair.

Expanding Valve
Berfungsi untuk mengatur banyaknya freon yang masuk ke evaporator.

Evaporator

35

Merupakan tempat penguapan freon cair menjadi gas sehingga


temperatur freon menjadi rendah.
-

Termostat
Berfungsi untuk mengatur temperatur dari freezer.

Akumulator
Berfungsi untuk menampung bahan pendingin cair.

4.1.13 Shaker incubator

Fungsi :
Shaker incubator merupakan alat laboratorium yang berfungsi sebagai
perangkat inkubasi yang menyediakan getaran untuk aplikasi biomedis.,
untuk mengocok suatu campuran bahan kimia yang memerlukan temperatur
dan kecepatan (rpm) konstan, biasanya digunakan untuk maserasi dan
inkubasi mikroba.

Prinsip kerja :
Saat motor berputar untuk menggerakkan tuas yang terhubung dengan plat,
secara otomatis mekanik shaker bisa langsung menggerakkan plat tersebut
dengan gerakan memutar.

Cara kerja :
36

1. Hubungkan power supply ke stop kontak dan tekan tombol ON


2. Pasang accessories pada lubang pemasangan plat
3. Masukkan tabung yang berisi bahan pada flask clamps
4. Tutup alat dan atur kecepatan, suhu, dan waktu
5. Tunggu sampai berhenti dengan sendirinya
6. Matikan shaker ketika sudah selesai dan tekan tombol OFF
7. Cabut power supply dan bersihkan tempat bahan
4.1.14 Ultrasonic homogenizer

Fungsi :
Fungsi untuk menghomogenkan suatu larutan agar tidak terdapat gelembung
didalamnya.

Prinsip kerja :
Cara kerja :
1

Ultrasonic Homogenizer dihubungkan dengan power supply.

Sample yang ada di dalam botol dimasukkan ke dalam Ultrasonic


Homogenizr yang telah berisi air keran atau aquades.

Putar tombol waktu sesuai yang diinginkan.

37

Setelah sample homogen angkat sample

4.2 Pemanas
4.2.1 Lampu spiritus

Fungsi :
Untuk membakar zat atau memanaskan suatu larutan.
Prinsip kerja :
Memanaskan atau membakar menggunakannyalaapi yang berasal dari
spirtus (methanol)

Cara kerja :
1

Buka tutup pembakar spirtus

Nyalakan api pada sumbu menggunakan korek api

Taruh alat atau bahan yang akan digunakan diatas api

Jika telah selesai, matikan api dengan cara langsung menutup pembakar
spirtus menggunakan penutup alat ini.

4.2.2 Hot plate

38

Fungsi :
Hotplate merupakan piringan panas yang berfungsi untuk memanaskan dan
menghomogenkan suatu larutan secara lebih cepat dengan suhu.

Prinsip kerja :
Memanaskan tempat bahan (plate) yang ada pada alat ini sehingga mampu
mempercepat proses homogenisasi.

Cara kerja :
1

Pastikan Hot Plate diletakkan pada posisi datar dan aman

Sambung kabel Hot Plate ke Stop contact (listrik)

Hidupkan Hot Plate

Set suhu yang diinginkan

Taruhbahan diatas piringan (plate)

Jika telah selesai, kembalikan suhu pada suhu awal

Matikan Hot Plate

Cabut sambungan kabel dari Stop Contact (listrik)

39

Hati hati untuk pengambilan bahan, karenaalat yang digunakan dapat


panas

4.2.3 Microwave

Fungsi :
Microwave adalah sebuah gelombang elektromagnetik dengan panjang
gelombang antara 1 milimeter sampai 1 meter dan berfrekuensi antara 300
megahertz sampai 300 gigahertz. Fungsinya untuk memanaskan alat gelas
atau bahan, dengan temperatur pemanasan maksimal 300 derajat celcius

Prinsip kerja :
Mengubah radiasi gelombang mikro menjadi energi panas.

Cara kerja :
1. Arus listrik bolak-balik dengan beda potensial rendah dan arus searah
dengan beda potensial tinggi diubah dalam bentuk arus searah.
2. Magnetron menggunakan arus ini untuk menghasilkan gelombang
mikro dengan frekuensi 2,45 GHz.
3. Gelombang mikro diarahkan oleh sebuah antenna pada bagian atas
magnetron ke dalam sebuah waveguide.

40

4. Waveguide meneruskan gelombang mikro ke sebuah alat yang


menyerupai kipas, disebut dengan stirrer. Stirrer menyebarkan
gelombang mikro di dalam ruang oven.
5. Gelombang mikro ini kemudian dipantulkan oleh dinding dalam oven
dan diserap oleh mikroba.
6. Karena setiap gelombang mempunyai sebuah komponen positif dan
negatif, molekul-molekul mikroba didesak kedepan dan kebelakang
selama 2 kali kecepatan frekuensi gelombang mikro, yaitu 4,9 juta kali
dalam setiap detik.
4.3 Alat alat berbahan gelas
4.3.1 Erlenmeyer

Fungsi :
-

Untuk mengukur dan mencampur bahan analisa

Untuk menampung larutan, bahan padat ataupun cairan

Dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan (melarutkan)


bahan-bahan komposisi media

Sebagai tempat kultivasi mikroba dalam kultur cair

Sebagai tempat untuk melakukan titrasi bahan

Cara kerja :

41

1. Siapkan Erlenmeyer masukkan larutan/padatan/cairan kedalam


Erlenmeyer
2. Tambahkan pelarut yang sesuai hingga tanda batas, perhatikan
meniscus.
3. Disalah satu sisi, ada tanda untuk menunjukkan volume isi dan
memiliki spot yang dapat diberi label.
4.3.2 Tabung reaksi

Fungsi :
Gelas tahan panas yang berfungsi untuk mereaksikan dua atau lebih larutan
dan bahan kimia. Wadah penyimpanan medium atau larutan yang akan
disterilkan

Prinsip kerja :
Sebagai wadah penyimpanan medium dengan volume tidak diketahui
karena tidak dilengkapi dengan skala.

Cara kerja :
1

Sterilkan alat yang akan digunakan untuk melakukan percobaan

Masukkan tabung reaksi yang telah disterilkan pada rak tabung reaksi

Masukkan bahan yang akan dilarutkan pada tabung reaksi.

4.3.3 Cawan petri

42

Fungsi :
Sebagai wadah penyimpanan dan pembuatan kultur media

Prinsip kerja :
Medium diletakkan di dalam cawan petri kemudian ditutup dengan
menggunakan penutup cawan

Cara kerja :
1

Letakkan medium pada cawan petri

Tutup cawan petri dengan penutup cawan

Tipe-tipe :
Alat ini berbentuk bulat bisa terbuat dari kaca atau plastik dan memiliki
ukuran bervariasi biasanya berdiameter 6 cm, 7.5cm atau 10cm dengan
tinggi 1.5cm.

4.3.4 Gelas ukur

Fungsi :

43

Digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Alat ini
mempunyai skala, tersedia bermacam-macam ukuran., mulai dari 10 mL
sampai 2 L. Tidak boleh digunakan untuk mengukur larutan/pelarut dalam
kondisi panas. Perhatikan meniscus pada saat pembacaan skala.

Prinsip kerja :
Pengukuran cairan dengan melihat meniscus. Cairan tidak boleh dalam
keadaan panas.
Cara kerja :
Siapkan gelas ukur masukkan cairan yang akan diambil amati skala
(meniscus cekung)

4.3.5 Beaker glass

Fungsi :
Wadah penampung yang digunakan untuk: -mengaduk - mencampur memanaskan cairan di atas hot plate. Tidak dapat digunakan untuk
mengukur volume suatu zat karena tingkat ketelitiannya rendah.

Cara kerja :
Masukkan larutan/zat ke beaker glass aduk/campur/panaskan zat tersebut

4.3.6 Spreader

44

Fungsi :
Batang L bermanfaat untuk menyebarkan cairan di permukaan media agar
bakteri yang tersuspensi dalam cairan tersebut tersebar merata.

Prinsip kerja :
Spreader diletakkan di atas biakan dan tarik spreader hingga biakan merata.

4.4 Alat alat non gelas


4.4.1 Pinset

Fungsi :
Pinset yang terdiri dari dua bilah yang salah satu ujungnya saling menempel
dan ujung lainnya dapat bergerak bebas satu sama lain. Pinset menggantikan
fungsi jari manusia misalnya karena benda sangat kecil untuk dipegang
fungsi

adalah untuk mengambil benda dengan menjepit misalnya saat

memindahkan cakram antibiotik.

Prinsip kerja :

45

Menjepit dengan kedua lengan pinset untuk mengambil atau memindahkan


benda.
4.4.2 Jarum Ose

Fungsi :
Untuk memindahkan atau mengambil koloni suatu mikrobia ke media yang
akan digunakan kembali.

Prinsip kerja :
Memindahkan mikroorganisme dari satu media ke media lain dengan teliti.

Cara kerja :
Jarum Ose disentuhkan pada bagian mikrobia kemudian digosokkan pada
kaca preparat untuk diamati.

Tipe jarum ose


1

Ose bulat :

untuk menggores mikroorganisme dengan bentuk zig-zag,

mengambil mikroorganisme pada media miring


2

Ose jarum : untuk

menanam

mikroorganisme,

mengambil

mikroorganisme pada media tegak dengan cara menembuskan jarum


pada media
4.4.3 Mikropipet

46

Fungsi :
Memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari
1000l

Prinsip kerja :
Mengambil cairan dengan jumlah satuan kecil (mikroliter) dengan akurat

Cara kerja :

Ujung mikropipet dibersihkan dengan kapas alkohol. Lalu sebelum


digunakan,

Thumb Knob ditekan berkali-kali untuk memastikan

lancarnya mikropipet.
2

Tip bersih dimasukkan ke dalam Nozzle/ujung mikropipet.

Thumb Knob ditekan sampai hambatan pertama/first stop, jangan ditekan


lebih ke dalam lagi.

Tip dimasukkan ke dalam cairan sedalam 3-4 mm.

47

Pipet ditahan dalam posisi vertikal kemudian tekanan dari Thumb Knob
dilepas, maka cairan akan masuk ke tip.

Ujung tip dipindah ke tempat penampung yang diinginkan.

Thumb Knob ditekan sampai hambatan kedua/second stop atau ditekan


semaksimal mungkin sehingga semua cairan akan keluar dari ujung tip.

Jika ingin melepas tip, Thumb Knob diputar searah jarum jam dan
ditekan sehingga tip akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau
diggunakan alat tambahan yang berfungsi mendorong tip keluar.

Jenis mikropipet :
Pada mikropipet, yang membedakan adalah tip dari mikropipet
-

White tip, digunakan untuk memipet dengan volume 0.5 - 10 l

Yellow tip, digunakan untuk memipet dengan volume 10 - 100 l

Blue tip, digunakan untuk memipet dengan volume 100 - 1000 l

4.4.4 Cotton swap

Fungsi :
Untuk mengambil sampel mikroorganisme pada permukaan padat.

Prinsip kerja :

48

Memperoleh mikroorganisme pada permukaan benda yang kemungkinan


adanya mikroorganisme sangat kecil

Cara kerja :
Swab akan lebih baik jika cotton swab dicelupkan terlebih dahulu ke dalam
larutan atraktan semisal pepton water. Setelah dibasahi, cotton swab
diulaskan ke permukaan sampel dengan cara dipilin dan sedikit ditekan.
Seluruh permukaan diulas, bila perlu secara melintang dan membujur zigzag sehingga semua permukaan akan tercakupi.

Jenis cotton swap :


regular, pointed, small

49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Praktikan dapat mengetahui fungsi dari alat-alat yang digunakan dalam praktikum
ini :
1. Autoklaf : mensterilkan berbagi macam alat dan bahan yang di gunkan dalam
mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan.
2. Beaker glass : wadah untuk mengaduk,mencampur, dan memanaskan cairan
pada laboratoriiun.
3. Cawan petri : membiakkan sel.
4. Colony counter : untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah
di inkubasi di dalam cawan karena kaca pembesar.
5. Cotton swap : untuk mengambil sampel mikroorganisme pada media padat.
6. Erlenmeyer : menampung larutan,bahan atau cairan.
7. Freezer : untuk menyimpan bahan-bahan, biasanya protein dan enzim, pada
suhu yang rendah.
8. Gelas ukur : mengukur volume zat.
9. Hot plate : memnghomogenkan larutan dengan pengadukan.
10. Incubator : temapt hasil penanaman mikroba.
11. Jarum ose : memindahkan biakkan unuk di tanam ke media baru.
12. Laminar air flow : pengerjaan secara aseptis.
13. Lampu spiritus : membakar/memanaskan suatu sediaan.
14. Microplate reader : untuk menganalisis senyawa aktif atau mikroba cepat
berdasarkan kekeruhan (OD)
15. Microwave : pemanas.
16. Mikropipet : memindahkan cairan yang volumenya cukup kecil,yaitu <100 ml.
17. Mikroskop cahaya : untuk melihat benda berukuran micron dengan jelas.
18. Neraca analitik : menimbang bahan yang akan di gunakan di praktikum yang
tingkat ketelitian tinggi.
19. Oven : mensterilkan alat-alat gelas yang tahan panas.
20. PH meter : mengukur kadar asam dan basa dalam larutan.
21. Pinset : mengambil benda dengan cara menjepit benda tersebut.
22. Sentrifuga : sebagai pemisah zat dalam cairan yang di duga dapat mengendap
dengan cara pemutaran menggunkan kekuatan rotasi.
23. Shaker incubator : perangkat inkubasi yang menyediakan getaran untuk
aplikasi biomedis.
24. Spreader : untuk meratakan mikroba pada media.
25. Tabung reaksi : tempat media pertumbuhan mkiroba.
26. Ultrasonic homogenizer : untuk menghomogenkan suatu larutan agar tidak
terdapat gelembung didalamnya.
27. Untrasonic cleaner : mennghilangkan kontaminan dari objek dengan cara
dibenam dalam tangki cairan frekuensi tinggi.
50

5.2 Saran
Praktikan harus mengetahui fungsi dan cara kerja dari masing-masing alat di
laboratorium mikrobiologi agar menghindari kecelakaan kerja praktikum dan
meminimalisir kerusakan alat-alat praktikum.

51

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2015, January). Cara Menggunakan Incubator Laboratorium. Retrieved


Oktober 1, 2015, from Alat Labor: http://www.alatlabor.com
Anonim. (2012). Pengenalan Alat Mikrobiologi. Jakarta: Erlangga.
Fatiqin, A., & Aini, F. (2013). Panduan Praktikum Mikrobiologi Umum. Palembang:
IAIN Raden Fatah.
Sumanti, D. M. (2008). Diktat Penuntun Praktikum Mikrobiologi Pangan. Jatinangor:
Universitas Padjajaran.

52

Anda mungkin juga menyukai