Anda di halaman 1dari 3

Sistem Imun

Sistem imun merupakan sistem kekebalan tubuh. Sistem imun ini dijalankan oleh
antibodi, yaitu suatu protein yang akan memberikan pertahanan dengan melawannya
ketika terjadi infeksi yang disebabkan oleh patogen, yaitu mikroorganisme. Ketika antibodi
sudah tidak mampu melawan patogen tersebut, maka akan menimbulakan beberapa
penyakit. Untuk mengobati ataupun mencegah timbulnya penyakit tersebut dapat
dilakukan dengan rekaya genetika yaitu dengan antibodi monoklonal.

Antibodi monoklonal adalah antibodi monospesifik yang dapat mengikat satu


epitop. Dengan kata lain, antibodi monoklonal adalah zat yang diproduksi oleh sel
gabungan tipe tunggal yang memiliki kekhususan tambahan. Atau dapat juga didefinisikan
sebagai antibodi yang didapat dari penggabungan sel-sel penghasil antibodi dengan sel
yang terkena virus atau penyakit. Antibodi monoklonal mengenali setiap determinan dari
antigen (bagian dari makromolekul yang dikenali oleh sistem kekepalan tubuh / epitope).
Mereka menyerang molekul targetnya dan mereka bisa memilah antara epitope yang
sama. Selain sangat spesifik, mereka memberikan landasan untuk perlindungan melawan
patogen.

Monoklonal antibodi terdiri dari empat tipe, antara lain sebagai berikut :

1. Mouse
Tipe ini merupakan antibodi monoklonal pertama yang digunakan. Didalam tipe ini
keseluruhan protein yang digunakan merupakan protein dari tikus sehingga efek
klinis yang diperoleh berkurang akibat dari respon tubuh atau interaksi antibodi
pada manusia dengan antibodi monoklonal tersebut. Tipe ini juga dapat
menyebabkan komplikasi.
2. Chimeric
Tipe ini merupakan perbaikan dari tipe sebelumnya (mouse) yang bertujuan untuk
mengurangi efek samping yang ditimbulkan. Pada tipe chimeric ini, daerah
konstan antibodi tikus (biru) digantikan dengan antibodi manusia (kuning). Adapun
contoh dari Chimeric adalah Rituximab.
3. Humanized
Pada tipe ini, antibodi monoklonal yang terbentuk terdiri dari antibodi tikus pada
loop CDR dan sisanya berasal dari antibodi manusia. Contoh untuk tipe
humanized adalah Omalizumab.
4. Human
Antibodi monoklonal tipe human ini protein telah sepenuhnya berasal dari
manusia. Immunoglobulin dari tikus diganti dengan immunoglobulin dari manusia.
Contoh dari tipe human ini adalah Adalimumab, dimana antibodi ini spesifik untuk
inflamasi sitokin TNFα.

Produksi antibodi monoklonal dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui
hibridoma (menggunakan mencit/murin) dan phage (menggunakan mikroba).
1. Hibridoma

Dalam metode tradisional, untuk mendapaatkan antibodi monoklonal


dilakukan imunisasi pada hewan menggunakan antigen yang sesuai sehingga
akan diperoleh antisera dari darah. Antisera spesifik terhadap protein tunggal.
Dan kualitas antisera ini sangat ditentukan oleh kemurnian antigen yang
digunakan.
Sedangkan untuk metode modern, pembuatan
antibodi monoklonal dilakukan dengan cara
mengisolasi sel B dari imunisasi hewan (mencit).
Selanjutnya sel B yang diperoleh tersebut dicampur
dengan sel myeloma sehingga akan diperoleh fusi
sel B dan myeloma. Kemudian sel fusi tersebut
ditumbuhkan pada media yang mengandung
antigen, dimana sel yang tumbuh didalam media
hanya sel hibrid. Hal ini dimaksudkan agar sel fusi
mensekresikan antibodi kedalam medium.
Selanjutnya sel hibridoma akan bergabung dengan
yang lain dan membuat antibodi yang spesifik.
Kemudian dilakukan seleksi terhadap hibridoma
yang spesifik terhadap antigen. Dari sel yang telah
terpilih tersebut kemudian diklon untuk kemudian
dibuat antibodi monoklonal.

Aplikasi antibodi monoklonal dalam dunia farmasi


sangat beragam, diantaranya yaitu dalam pembuatan obat-
obatan terutama antibiotik, obat-obat immunosupresan dan immunostimulan serta dalam
pembuatan vaksin. Sebagai contoh adalah sebagai berikut :
1. Omalizumab
Omalizumab merupakan antibodi monoklonal anti-IgE yang digunakan
untuk menurunkan gejala alergi pada penyakit astma yang dimediasi oleh IgE. Hal
ini terjadi karena igE yang terikat oleh omalizumab tidak dapat mengikat FcεRII
sehingga omalizumab akan menekan fungsi IgE. Berkurangnya ikatan antara IgE
dengan reseptor IgE akan menghambat respon alergi yang dimediasi oleh IgE dan
juga akan menyebabkan berkurangnya ekspresi FcεRI pada permukaan sel mast
dan basofil. Hal ini menyebabkan interaksi antara antigen dan alergen dengan IgE
spesifik dari aktivasi sel-sel inflamasi akan berkurang,
2. Immunoglobulin intravena (IVIG)
Immunoglobulin intravena ini digunakan untuk terapi atau pengobatan
penyakit autoimun. Untuk meredakan penyakit autoimun digunakan IVIG dalam
dosis tinggi. Hal ini dikarenakan dalam dosis tinggi akan terjadi kejenuhan pada
binding site untuk IgE pada reseptor Fcγ. Sehingga mencegah autoantibodi dan
terbentuknya kompleks dengan antigen. Selain itu pada keadaan abnormal yaitu
dengan sirkulasi IgG yang tinggi dapat ditekan oleh IVIG yang selanjutnya akan
berpengaruh pada sintesis immunoglobulin sehingga produksi autoantibodi
berkurang. Selain itu presentasi antigen oleh sel B juga ditekan. Hal ini
menunjukkan bahwa epitop akan menyebar dan respon autoimun akan terhambat.
3. Vaksin
Produksi atau pembuatan vaksin menggunakan metode phage. Vaksin
dibuat dengan mengisolasi gen yang mengkode antigen dari mikroba yang masih
bersangkutan. Gen tersebut disisipkan pada plasmid yang sejenis tetapi telah
dilemahkan. Mikroba yang sudah disisipi gen tersebut akan membentuk antigen
yang murni. Ketika antigen disuntikkan pada tubuh manusia, maka sistem
kekebalan tubuh manusia akan membentuk antibodi yang berfungsi melawan
antigen yang telah masuk ke dalam tubuh. Selain itu, vaksin juga dapat digunakan
untuk pengobatan pengobatan kanker. Dimana vaksin tersebut diperoleh dari
antigen sel tumor.

DAPUS
Parham, Peter. 1950. The Immune System – Fourth Edition. New York : Garland Science

Anda mungkin juga menyukai