PERCOBAAN II
ALKALOID
OLEH :
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sebagian besar zat alkaloida berasal dari tanaman. Pada umumnya alkaloida memiliki
satu buah atom nitrogen atau lebih dengan sifat basa sehingga disebut alkaloid.
Alkaloid berfungsi untuk pelindung tanaman dari penyakit, serangan hama, sebagai
pengatur perkembangan, dan sebagai basa mineral untuk mengatur keseimbangan ion
pada bagian-bagian tanaman, alkaloida yang ditemukan dan dihasilkan oleh tanaman
bagian tanaman tertentu seperti akar, biji, buah, daun dan di kulit batang. Alkaloid
memiliki beberapa sifat yaitu berbentuk kristal yang halus, memiliki rasa pahit dan
asam serta alkaloid yang bebas bersifat basa. Senyawa aktif dalam tanaman yang
bersifat racun bagi manusia tetapi dapat digunakan sebagai obat adalah alkaloid
sehingga digunakan secara luas dalam bidang pengobatan, dengan alkaloid dapat
digunakan sebagai pengatur tumbuh atau penghalau atau penarik serangga, alkaloid
yang tersebar luas didunia tumbuhan terdapat dalam tumbuhan sebagai garam organik
dimana alkaloid diperoleh dengan mengekstraksi bahan tumbuhan memakai air yang
tertentu, ada yang sangat beracun tetapi ada pula yang sangat berguna dalam
pengobatan misalnya kuinin, morfin dan strikhnin merupakan alkaloida yang terkenal
dan mempunyai efek fisiologis dan psikologis. Alkaloida dapat ditemukan dalam
berbagai tumbuhan yang umumnya ditemukan didalam kadar yang kecil dan harus
dipisahkan dari campuran senyawa yang rumit yang berasal dari tumbuhan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
D. Manfaat Praktikum
A. Alkaloid
alam. Hampir seluruh senyawa alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar
luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Hampir lebih dari 5000 senyawa alkaloid yang
mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang biasanya bersifat basa dan
sebagian besar atom nitrogen ini merupakan bagian dari cincin heterosiklik (Ningrum,
2016).
dan berkristal serta kebanyakan tidak berwarna. Keberadaan alkaloid di dalam daun
dan buah segar biasanya memberikan rasa pahit di lidah. Alkaloid dapat juga
berbentuk cair, misalnya nikotin dan konin. Pada umunya alkaloid hanya larut dalam
mengalami dekomposisi terutama oleh panas dan sinar dengan adanya oksigen. Hasil
besar komponen tumbuhan yang lain berdasarkan sifat basanya. Oleh karena itu,
golongan senyawa ini sering diisolasi dalam bentuk garamnya dengan suatu pelarut
yaitu koinin, nikotin dan spartein, dalam tumbuhan berada dalam bentuk bebas,
berbentuk N-oksida atau dalam bentuk garamnya dan umumnya mempunyai rasa
yang pahit. Alkaloid dalam bentuk bebas tidak larut dalam air tetapi larut dalam
kloroform, eter dan pelarut organik lainnya yang bersifat relatif nonpolar.
Kebanyakan alkaloid bersifat basa, sifat tersebut tergantung pada adanya pasangan
elektron pada nitrogen. Jika gugus fungsional yang berdekatan dengan nitrogen
bersifat melepaskan elektron, sebagai contoh; gugus alkil, maka ketersediaan elektron
pada nitrogen naik dan senyawa lebih bersifat basa. Senyawa trietilamin lebih basa
dari pada dietilamin dan senyawa dietilamin lebih basa dari pada etilamin.
Sebaliknya, bila gugus fungsional yang berdekatan bersifat menarik elektron (contoh;
gugus karbonil), maka ketersediaan pasangan elektron berkurang dan pengaruh yang
ditimbulkan adalah alkaloid dapat bersifat netral atau bahkan sedikit asam
(Kusrahman, 2012).
Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis
tumbuhan. Secara organoleptik, daun daunan yang berasa sepat dan pahit, biasanya
ditemukan pada akar, biji, ranting, dan kulit kayu. Fungsi alkaloid sendiri dalam
tumbuhan sejauh ini belum diketahui secara pasti, beberapa ahli pernah
serangan hama dan penyakit, pengatur tumbuh, atau sebagai basa mineral untuk
Peran alkaloid bagi manusia sudah ada sejak dahulu kala. Peran itu ada
mengetahui senyawa aktif yang berperan sebagai obat. Alkaloid memiliki efek dalam
bidang kesehatan berupa pemicu sistem saraf, menaikkan tekanan darah, mengurangi
rasa sakit, anti mikroba, obat penenang, obat penyakit jantung dan lain-lain. alkaloid
mempunyai peran tertentu antara lain: opium dari dahulu kala dikenal sebagai obat
obat diabetes, kanker prostat dan leukemia serta sanguinarin berfungsi sebagai anti
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 23 November 2020, pada pukul 15.30-
Selesai dan bertempat di Laboratorium Biologi Unit Botani, Jurusan Biologi, Fakultas
B. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Bahan dan kegunaan pada praktikum alkaloid
No. Nama Bahan Kegunaan
1 2 3
1. Kembang kol (Brassica oleracea), Sebagai bahan pengamatan
Daun pepaya (Carica papaya) dan
Pare (Momordica charantia)
2. Asam asetat 10% Sebagai larutan yang memisahkan
senyawa-senyawa pada bahan yang
diamati
3. Ammonium hidroksida Untuk mengendapkan ekstrak
4. Kertas whatman 41 Untuk menyaring ekstrak
5. Tissue Untuk membersihkan alat yang
digunakan
6. Kertas label Untuk pemberi tanda pada tabung reaksi
7. Aluminium foil Sebagai wadah dari sampel
C. Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Alat dan kegunaan pada praktikum alkaloid
No. Nama Alat Kegunaan
1 2 3
1. Timbangan analitik Untuk menimbang bahan yang akan diamati
2. Mortal Untuk mengerus bahan yang diamati
3. Gelas ukur Untuk menukur larutan yang diambil
4. Pipet tetes Untuk mengambil larutan
Tabel 2. Lanjutan
5. Tabung reaksi Untuk menempatkan ekstrak
6. Rak tabung Untuk menempatkan tabung reaksi
7. Gelas Kimia Untuk menempatkan sampel yang akan dipanaskan
8. Corong Untuk memudahkan penyaringan
9. Hot plate Untuk memanaskan larutan
D. Prosedur Kerja
2. Menggerus bahan dan memindahkan sampel pada tabung reaksi dan menambahkan 10 ml
4. Menyaring sampel dan memanaskan ekstraknya pada hot plate hingga menjadi ¼ bagian.
5. Menambahkan amonium hidroksida 10-15 tetes ke dalam ekstrak hingga terdapat endapan.
7. Menghitung total kadar alkaloid dengan rumus Total kadar alkaloid = (Berat kertas saring
A. Hasil Pengamatan
B. Analisis Data
Total kadar alkaloid = (Berat kertas saring + Residu) – Berat kertas saring awal
Kembang Kol = 0,34-0,26
= 0,08 g
Daun Pepaya = 0,36-0,27
= 0,09 g
Pare = 0,32-0,28
= 0,04 g
C. Pembahasan
sebuah atom nitrogen yang bersifat basa lemah, mempunyai cincin nitrogen yang
sebagian besar heterosiklik yang bersifat aktif dan mempunyai efek fisiologis. Hampir
yang akan diisolasi alkaloidnya yaitu kembang kol (Brassica oleracea), daun pepaya
(Carica papaya) dan pare (Momordica charantia) kemudian bahan di kupas lalu di potong
menjadi bagian-bagian kecil guna memudahkan dalam penimbangan dan penggerusan. Bahan
telah digerus kemudian bahan dipeindahkan ke dalam tabung reaksi dan menambahkan 10 ml
asam asetat 10% dan mendiamkannya selama 4 jam. Alkaloid merupakan senyawa
yang bersifat basah lemah dan berbentuk kristal-kristal pada tumbuhan dengan terikat
pada gugus N, sehingga dengan penambahan asam asetat maka alkaloid akan diubah
asam kuat, sehingga ketika amonium hidroksida dilarutkan dengan alkaloid yang basa
lemah maka kristal alkaloid yang terbentuk akan ditarik ke luar sel, untuk kemudian
kadar alkaloid yang paling banyak yaitu pada dan papaya (Carica papaya) yaitu
dengan berat 0,09 g dan yang kedua yaitu pada kembang kol dengan berat 0,08 g, dan
yang paling sedikit yaitu pada pare dengan total kadar yang dimiliki yaitu 0,04 g.
Ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya) memiliki aktivitas farmakologi sebagai
karposid. Daun kol mengandung air, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium,
glikosida cucurbitacin, charantin, asam butirat, asam palmitat, asam linoleat, dan asam
stearat.
senyawa alkaloid karpain, papain, flavonoida, polifenol, dan saponin. Selain itu, daun
pepaya mengandung protein, lemak, vitamin kalsium, dan zat besi yang berfungsi
antioksidan. Rasa pahit yang terdapat pada daun pepaya didapatkan dari kandungan
alkaloid karpain. Ekstrak daun pepaya dapat berfungsi sebagai antioksidan. Senyawa
alkaloid pada daun pepaya merupakan senyawa metabolit sekunder yang berfungsi
sebagai antioksidan dan sebagai pemberi rasa pahit. Senyawa alkaloid bersifat basa
karena semua jenis alkaloid paling sedikit memiliki kandungan nitrogen yang bersifat
basa.
V. PENUTUP
A. Simpulan
1. Prose mengisolasi alkaloid yaitu dengan cara menyiapkan bahan yaitu kembang kol
(Brassica oleracea), daun pepaya (Carica papaya) dan pare (Momordica charantia)
kemudian bahan di kupas lalu di potong setelah dipotong masing-masing bahan di timbang
sebanyak 0,2 gram, selanjutnya bahan di gerus dan setelah di gerus bahan dipeindahkan ke dalam
tabung reaksi dan menambahkan 10 ml asam asetat 10% dan mendiamkannya selama 4 jam,
lalu menyaring sampel dan memanaskan ekstraknya pada hot plate hingga menjadi ¼
bagian, menambahkan amonium hidroksida 10-15 tetes ke dalam ekstrak hingga terdapat
2. Hasil yang ditemukan kadar alkaloid yang paling banyak yaitu pada dan papaya (Carica
papaya) yaitu dengan berat 0,09 g dan yang kedua yaitu pada kembang kol dengan berat
0,08 g, dan yang paling sedikit yaitu pada pare dengan total kadar yang dimiliki yaitu 0,04
g.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Hammado, N. dan Ilmiati, I., 2013, Identifikasi Senyawa Bahan Aktif Alkaloid pada
Tanaman Lahuna (Eupatorium odoratum), Jurnal Dinamika, 4(2): 2-3
Kusrahman, A, 2012, Isolasi, Karakterisasi Senyawa Aktif dan Uji Farmaka Ekstrak Biji
Kebiul pada Mencit (Mus musculus) serta Penerapannya dalam Pembelajaran Kimia
di SMAN 1 Bengkulu Selatan, Skripsi, Program Pascasarjana (S2) Pendidikan IPA,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu
Masfufah, N., 2016, Isolasi dan Uji Aktivitas Senyawa Alkaloid dari Tanaman Anting-anting
(Acalypha indica L.) pada Sel Kanker Payudara T47D, Skripsi, Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang.
Ningrum, R., Elly, P. dan Sukarsono, 2016, Identifikasi Senyawa Alkaloid dari Batang
Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa) sebagai Bahan Ajar Biologi untuk SMA
Kelas X, Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia, 2(3): 231
Salmiwanti, 2016, Isolasi Senyawa Metabolit Sekunder Fraksi N-Heksana Daun Pegagan
(Centella asiatica L. Urban) dan Uji Anti Bakteri terhadal Mycobacterium
tuberculosis, Skripsi, UIN Alauddin Makassar.