Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLIT SEKUNDER

PERCOBAAN II
ALKALOID

OLEH :

NAMA : ASADUL IZZAN


STAMBUK : F1D118009
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN PEMBIMBING : TITIN EKA YANTI

PROGRAM STUDI BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Alkaloid merupakan senyawa organik yang paling banyak ditemukan, karena

sebagian besar zat alkaloida berasal dari tanaman. Pada umumnya alkaloida memiliki

satu buah atom nitrogen atau lebih dengan sifat basa sehingga disebut alkaloid.

Alkaloid berfungsi untuk pelindung tanaman dari penyakit, serangan hama, sebagai

pengatur perkembangan, dan sebagai basa mineral untuk mengatur keseimbangan ion

pada bagian-bagian tanaman, alkaloida yang ditemukan dan dihasilkan oleh tanaman

termasuk dalam bagian kelompok metabolit sekunder.

Keberadaan alkaloid umumnya terkonsentrasi pada jumlah yang tinggi pada

bagian tanaman tertentu seperti akar, biji, buah, daun dan di kulit batang. Alkaloid

memiliki beberapa sifat yaitu berbentuk kristal yang halus, memiliki rasa pahit dan

asam serta alkaloid yang bebas bersifat basa. Senyawa aktif dalam tanaman yang

bersifat racun bagi manusia tetapi dapat digunakan sebagai obat adalah alkaloid

sehingga digunakan secara luas dalam bidang pengobatan, dengan alkaloid dapat

digunakan sebagai pengatur tumbuh atau penghalau atau penarik serangga, alkaloid

yang tersebar luas didunia tumbuhan terdapat dalam tumbuhan sebagai garam organik

dimana alkaloid diperoleh dengan mengekstraksi bahan tumbuhan memakai air yang

diasamkan dan dilarutkan sebagai garam.

Hampir semua alkaloid yang ditemukan dalam mempunyai keaktifan biologis

tertentu, ada yang sangat beracun tetapi ada pula yang sangat berguna dalam

pengobatan misalnya kuinin, morfin dan strikhnin merupakan alkaloida yang terkenal

dan mempunyai efek fisiologis dan psikologis. Alkaloida dapat ditemukan dalam
berbagai tumbuhan yang umumnya ditemukan didalam kadar yang kecil dan harus

dipisahkan dari campuran senyawa yang rumit yang berasal dari tumbuhan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan praktikum Alkaloid.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai:

1. Bagaimana cara mengisolasi alkaloid dari tumbuh-tumbuhan?

2. Bagaimana perbandingan alkaloid dari berbagai jenis tumbuhan?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui cara mengisolasi alkaloid dari tumbuh-tumbuhan.

2. Untuk membandingkan alkaloid dari berbagai jenis tumbuhan.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui cara mengisolasi alkaloid dari tumbuh-tumbuhan.

2. Dapat membandingkan alkaloid dari berbagai jenis tumbuhan.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Alkaloid

Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di

alam. Hampir seluruh senyawa alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar

luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Hampir lebih dari 5000 senyawa alkaloid yang

ditemukan dalam tumbuhan mempunyai keaktifan fisiologis tertentu. Semua alkaloid

mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang biasanya bersifat basa dan

sebagian besar atom nitrogen ini merupakan bagian dari cincin heterosiklik (Ningrum,

2016).

Alkaloid biasanya berbentuk garam organik dalam tumbuhan berbentuk padat

dan berkristal serta kebanyakan tidak berwarna. Keberadaan alkaloid di dalam daun

dan buah segar biasanya memberikan rasa pahit di lidah. Alkaloid dapat juga

berbentuk cair, misalnya nikotin dan konin. Pada umunya alkaloid hanya larut dalam

pelarut organik. Kebasaan pada alkaloid menyebabkan senyawa tersebut mudah

mengalami dekomposisi terutama oleh panas dan sinar dengan adanya oksigen. Hasil

dekomposisi seringkali berupa N-oksida. Alkaloid dapat dipisahkan dari sebagian

besar komponen tumbuhan yang lain berdasarkan sifat basanya. Oleh karena itu,

golongan senyawa ini sering diisolasi dalam bentuk garamnya dengan suatu pelarut

HCl atau H2SO4 (Salmiwanti, 2016).

D. Sifat Kimia Senyawa Alkaloid


Sifat kimia senyawa alkaloid yaitu antara lain Alkaloid dapat berbentuk cair

yaitu koinin, nikotin dan spartein, dalam tumbuhan berada dalam bentuk bebas,

berbentuk N-oksida atau dalam bentuk garamnya dan umumnya mempunyai rasa

yang pahit. Alkaloid dalam bentuk bebas tidak larut dalam air tetapi larut dalam

kloroform, eter dan pelarut organik lainnya yang bersifat relatif nonpolar.

Kebanyakan alkaloid bersifat basa, sifat tersebut tergantung pada adanya pasangan

elektron pada nitrogen. Jika gugus fungsional yang berdekatan dengan nitrogen

bersifat melepaskan elektron, sebagai contoh; gugus alkil, maka ketersediaan elektron

pada nitrogen naik dan senyawa lebih bersifat basa. Senyawa trietilamin lebih basa

dari pada dietilamin dan senyawa dietilamin lebih basa dari pada etilamin.

Sebaliknya, bila gugus fungsional yang berdekatan bersifat menarik elektron (contoh;

gugus karbonil), maka ketersediaan pasangan elektron berkurang dan pengaruh yang

ditimbulkan adalah alkaloid dapat bersifat netral atau bahkan sedikit asam

(Kusrahman, 2012).

C. Peran Alkaloid pada Tumbuhan

Senyawa alkaloid merupakan senyawa organik terbanyak ditemukan di alam.

Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis

tumbuhan. Secara organoleptik, daun daunan yang berasa sepat dan pahit, biasanya

teridentifikasi mengandung alkaloid. Selain daun-daunan, senyawa alkaloid dapat

ditemukan pada akar, biji, ranting, dan kulit kayu. Fungsi alkaloid sendiri dalam

tumbuhan sejauh ini belum diketahui secara pasti, beberapa ahli pernah

mengungkapkan bahwa alkaloid diperkirakan sebagai pelindung tumbuhan dari

serangan hama dan penyakit, pengatur tumbuh, atau sebagai basa mineral untuk

mempertahankan keseimbangan ion (Hammado, 2013).


D. Peran Alkaloid bagi Manusia

Peran alkaloid bagi manusia sudah ada sejak dahulu kala. Peran itu ada

semenjak manusia menggunakan bahan alam sebagai obat-obatan, meski belum

mengetahui senyawa aktif yang berperan sebagai obat. Alkaloid memiliki efek dalam

bidang kesehatan berupa pemicu sistem saraf, menaikkan tekanan darah, mengurangi

rasa sakit, anti mikroba, obat penenang, obat penyakit jantung dan lain-lain. alkaloid

mempunyai peran tertentu antara lain: opium dari dahulu kala dikenal sebagai obat

analgesik, beberapa pabrik menggunakan alkaloid seperti alkaloid berberin sebagai

obat diabetes, kanker prostat dan leukemia serta sanguinarin berfungsi sebagai anti

radang (Masfufah, 2016).


III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 23 November 2020, pada pukul 15.30-

Selesai dan bertempat di Laboratorium Biologi Unit Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Bahan dan kegunaan pada praktikum alkaloid
No. Nama Bahan Kegunaan
1 2 3
1. Kembang kol (Brassica oleracea), Sebagai bahan pengamatan
Daun pepaya (Carica papaya) dan
Pare (Momordica charantia)
2. Asam asetat 10% Sebagai larutan yang memisahkan
senyawa-senyawa pada bahan yang
diamati
3. Ammonium hidroksida Untuk mengendapkan ekstrak
4. Kertas whatman 41 Untuk menyaring ekstrak
5. Tissue Untuk membersihkan alat yang
digunakan
6. Kertas label Untuk pemberi tanda pada tabung reaksi
7. Aluminium foil Sebagai wadah dari sampel

C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Alat dan kegunaan pada praktikum alkaloid
No. Nama Alat Kegunaan
1 2 3
1. Timbangan analitik Untuk menimbang bahan yang akan diamati
2. Mortal Untuk mengerus bahan yang diamati
3. Gelas ukur Untuk menukur larutan yang diambil
4. Pipet tetes Untuk mengambil larutan
Tabel 2. Lanjutan
5. Tabung reaksi Untuk menempatkan ekstrak
6. Rak tabung Untuk menempatkan tabung reaksi
7. Gelas Kimia Untuk menempatkan sampel yang akan dipanaskan
8. Corong Untuk memudahkan penyaringan
9. Hot plate Untuk memanaskan larutan

D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Menimbang masing-masing bahan Kembang kol (Brassica oleracea), Daun pepaya

(Carica papaya) dan Pare (Momordica charantia) sebanyak 0,2 gram

2. Menggerus bahan dan memindahkan sampel pada tabung reaksi dan menambahkan 10 ml

asam asetat 10%.

3. Mendiamkan sampel selama 4 jam.

4. Menyaring sampel dan memanaskan ekstraknya pada hot plate hingga menjadi ¼ bagian.

5. Menambahkan amonium hidroksida 10-15 tetes ke dalam ekstrak hingga terdapat endapan.

6. Menyaring dan mengeringkan residu, kemudian menimbang residu tersebut.

7. Menghitung total kadar alkaloid dengan rumus Total kadar alkaloid = (Berat kertas saring

+ Residu) - Berat kertas saring awal.


III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 3.


Tabel 3. Hasil pengamatan kadar alkaloid
No Nama sampel Berat Kertas Berat kertas Total kadar
saring awal (g) saring+residu alkaloid (g)
1 2 3 4 5
1. Kembang kol 0,26 0,34 0,08
(Brassica oleracea)
2. Daun papaya 0,27 0,36 0,09
(Carica papaya)
3. Pare (Momordica 0,28 0,32 0,04
charantia)

B. Analisis Data

Total kadar alkaloid = (Berat kertas saring + Residu) – Berat kertas saring awal
Kembang Kol = 0,34-0,26
= 0,08 g
Daun Pepaya = 0,36-0,27
= 0,09 g
Pare = 0,32-0,28
= 0,04 g

C. Pembahasan

Alkaloida adalah golongan senyawa organik yang banyak ditemukan di alam

yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan dan mikroba. Senyawa ini mengandung

sebuah atom nitrogen yang bersifat basa lemah, mempunyai cincin nitrogen yang

sebagian besar heterosiklik yang bersifat aktif dan mempunyai efek fisiologis. Hampir

semua alkaloid yang ditemukan di alam mempunyai efek fisiologis tertentu.

Isolasi alkaloid dilakukan dengan terlebih dahulu menyiapkan bahan-bahan

yang akan diisolasi alkaloidnya yaitu kembang kol (Brassica oleracea), daun pepaya

(Carica papaya) dan pare (Momordica charantia) kemudian bahan di kupas lalu di potong

menjadi bagian-bagian kecil guna memudahkan dalam penimbangan dan penggerusan. Bahan

telah digerus kemudian bahan dipeindahkan ke dalam tabung reaksi dan menambahkan 10 ml

asam asetat 10% dan mendiamkannya selama 4 jam. Alkaloid merupakan senyawa

yang bersifat basah lemah dan berbentuk kristal-kristal pada tumbuhan dengan terikat

pada gugus N, sehingga dengan penambahan asam asetat maka alkaloid akan diubah

menjadi kristal-kristal bebas. Menyaring sampel dan memanaskan ekstraknya pada


hot plate hingga menjadi ¼ bagian, menambahkan amonium hidroksida 10-15 tetes ke

dalam ekstrak hingga terdapat endapan. Amonium hidroksida merupakan senyawa

asam kuat, sehingga ketika amonium hidroksida dilarutkan dengan alkaloid yang basa

lemah maka kristal alkaloid yang terbentuk akan ditarik ke luar sel, untuk kemudian

selanjutnya menyaring dan menimbang residu tersebut.

Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa hasil yang ditemukan

kadar alkaloid yang paling banyak yaitu pada dan papaya (Carica papaya) yaitu

dengan berat 0,09 g dan yang kedua yaitu pada kembang kol dengan berat 0,08 g, dan

yang paling sedikit yaitu pada pare dengan total kadar yang dimiliki yaitu 0,04 g.

Ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya) memiliki aktivitas farmakologi sebagai

antelmintik, antimalaria, antibakteri, dan antiinflamasi. Daun pepaya (Carica papaya)

mengandung alkaloid karpainin, karpain, pseudokarpain, vitamin C dan E, kolin, dan

karposid. Daun kol mengandung air, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium,

fosfor,besi, natrium, kalium, vitamin (A, C, E, tiamin, riboflavin, nicotinamide),

flavonoid, glutamin, sulphoraphane, glukosinolat, kalsium, dan beta karoten. pare

mengandung adalah saponin, flavonoid, polifenol, alkaloid, triterpenoid, momordisin,

glikosida cucurbitacin, charantin, asam butirat, asam palmitat, asam linoleat, dan asam

stearat.

Menurut Putri (2017), daun papaya (Carica papaya) memiliki kandungan

senyawa alkaloid karpain, papain, flavonoida, polifenol, dan saponin. Selain itu, daun

pepaya mengandung protein, lemak, vitamin kalsium, dan zat besi yang berfungsi

sebagai pembentuk hemoglobin. Daun pepaya segar dapat berfungsi sebagai

antioksidan. Rasa pahit yang terdapat pada daun pepaya didapatkan dari kandungan

alkaloid karpain. Ekstrak daun pepaya dapat berfungsi sebagai antioksidan. Senyawa

alkaloid pada daun pepaya merupakan senyawa metabolit sekunder yang berfungsi
sebagai antioksidan dan sebagai pemberi rasa pahit. Senyawa alkaloid bersifat basa

karena semua jenis alkaloid paling sedikit memiliki kandungan nitrogen yang bersifat

basa.

V. PENUTUP

A. Simpulan

Simpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Prose mengisolasi alkaloid yaitu dengan cara menyiapkan bahan yaitu kembang kol

(Brassica oleracea), daun pepaya (Carica papaya) dan pare (Momordica charantia)

kemudian bahan di kupas lalu di potong setelah dipotong masing-masing bahan di timbang

sebanyak 0,2 gram, selanjutnya bahan di gerus dan setelah di gerus bahan dipeindahkan ke dalam

tabung reaksi dan menambahkan 10 ml asam asetat 10% dan mendiamkannya selama 4 jam,

lalu menyaring sampel dan memanaskan ekstraknya pada hot plate hingga menjadi ¼

bagian, menambahkan amonium hidroksida 10-15 tetes ke dalam ekstrak hingga terdapat

endapan dan selanjutnya menyaring dan menimbang residu tersebut.

2. Hasil yang ditemukan kadar alkaloid yang paling banyak yaitu pada dan papaya (Carica

papaya) yaitu dengan berat 0,09 g dan yang kedua yaitu pada kembang kol dengan berat
0,08 g, dan yang paling sedikit yaitu pada pare dengan total kadar yang dimiliki yaitu 0,04

g.

B. Saran

Saran dapat diajukkan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk praktikan agar lebih serius mengikuti praktikum dan agar lebih mendengarkan lagi

arahan dari asisten.

DAFTAR PUSTAKA

Hammado, N. dan Ilmiati, I., 2013, Identifikasi Senyawa Bahan Aktif Alkaloid pada
Tanaman Lahuna (Eupatorium odoratum), Jurnal Dinamika, 4(2): 2-3

Kusrahman, A, 2012, Isolasi, Karakterisasi Senyawa Aktif dan Uji Farmaka Ekstrak Biji
Kebiul pada Mencit (Mus musculus) serta Penerapannya dalam Pembelajaran Kimia
di SMAN 1 Bengkulu Selatan, Skripsi, Program Pascasarjana (S2) Pendidikan IPA,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu

Masfufah, N., 2016, Isolasi dan Uji Aktivitas Senyawa Alkaloid dari Tanaman Anting-anting
(Acalypha indica L.) pada Sel Kanker Payudara T47D, Skripsi, Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang.

Ningrum, R., Elly, P. dan Sukarsono, 2016, Identifikasi Senyawa Alkaloid dari Batang
Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa) sebagai Bahan Ajar Biologi untuk SMA
Kelas X, Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia, 2(3): 231

Salmiwanti, 2016, Isolasi Senyawa Metabolit Sekunder Fraksi N-Heksana Daun Pegagan
(Centella asiatica L. Urban) dan Uji Anti Bakteri terhadal Mycobacterium
tuberculosis, Skripsi, UIN Alauddin Makassar.

Anda mungkin juga menyukai