DISUSUN OLEH :
KELOMPOK/SHIFT : 2/1A
ANGGOTA : 1. NUR AULIA BATASUNAH 1704013
2. THERESA REZEKI 1704035
3. RIYADIL JANNAH 1704061
4. SEPTIANA ELSA UTARI 1704107
5. DWI DITIA ZAZZORA 1704119
6. YOLANDA RAMADHANI 1704125
DOSEN PEMBIMBING : LOLA AZYNELA, M.Farm, Apt
ASISTEN DOSEN : 1. DESSY KURNIA RISMA
2. RAHMI OKTARI
HARI/JAM : SELASA/08.00-10.30
1.3. Manfaat
1. Mengetahui manfaat dari lada hitam
2. Mengetahui cara mengisolasi alkaloid piperin dari lada hitam
3. Dapat mempraktekkan cara mengisolasi senyawa pada suatu tumbuhan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4.1. Hasil
1. Gambar Rangkaian Alat
2. Perhitungan
Berat sampel = 170 gram
Berat kristal = 0.002 gram
Rendemen = 0.002 gram x 100% = 0,001%
170 gram
3. Titik Leleh
Titik leleh kristal diperoleh 125oC yang diukur dengan menggunakan
alat Melting Point Aparatus.
4.2. Pembahasan
Lada (Piper ningrum L.) merupakan salah satu jenis rempah yang
memiliki bau yang khas. Piperin merupakan salah satu senyawa yang
terkandung dalam lada putih. Piperin dapat diperoleh dengan isolasi yang
berarti mengambil senyawa piperin dalam lada dengan memisahkannya dari
senyawa yang lain yang terdapat dalam lada. Metode yang dapat digunakan
untuk isolasi senyawa piperin dalam lada yaitu ekstraksi soxhletasi.
Lada atau merica (Piper nigrum L.) adalah tumbuhan penghasil
rempah-rempah yang berasal dari bijinya. Lada sangat penting dalam
komponen masakan dunia. Pada masa lampau harganya sangat tinggi
sehingga memicu penjelajah Eropa berkelana untuk memonopoli lada dan
mengawali sejarah kolonisasi Afrika, Asia, dan Amerika.
Alkaloid adalah segolongan senyawa organik yang memiliki atom
nitrogen basa. Alkaloid merupakan metabolit sekunder yang penting bagi
kehidupan manusia karena di dalamnya tercakup berbagai macam senyawa
berkhasiat pengobatan, penyegar, maupun racun yang dapat dimanfaatkan
manusia.
Alkaloid dihasilkan oleh banyak organisme, mulai dari bakteria,
fungi (jamur), tumbuhan, dan hewan. Ekstraksi secara kasar biasanya
dengan mudah dapat dilakukan melalui teknik ekstraksi asam-basa. Rasa
pahit atau getir yang dirasakan lidah dapat disebabkan oleh alkaloid.
Istilah "alkaloid" (berarti "mirip alkali", karena dianggap bersifat
basa) pertama kali dipakai oleh Carl Friedrich Wilhelm Meissner (1819),
seorang apoteker dari Halle (Jerman) untuk menyebut berbagai senyawa
yang diperoleh dari ekstraksi tumbuhan yang bersifat basa (pada waktu itu
sudah dikenal, misalnya, morfina, striknina, serta solanina). Hingga
sekarang dikenal sekitar 10.000 senyawa yang tergolong alkaloid dengan
struktur sangat beragam, sehingga hingga sekarang tidak ada batasan yang
jelas untuknya.
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat aktif dari bagian tanaman obat.
Adapun tujuan dari ekstraksi yaitu untuk menarik komponen kimia yang
terdapat dalam simplisia. Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua
komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan
pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimana
perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi
masuk ke dalam pelarut.
Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu
pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel
yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar
sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan
berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat
aktif di dalam dan di luar sel.
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk
simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur
kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel
melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi
antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya
tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan
konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai
terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.
Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan
penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya
dipekatkan.
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk
simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring
sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga
menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-
molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat aktif di
dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan sifon,
seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler
hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon
tidak berwarna. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
Hal yang dilakukan dalam percobaan ini yaitu menghaluskan lada
pada lumpang yang berfungsi agar zat-zat yang terkandung di dalam lada
putih mudah melarut dalam pelarut yang digunakan. Menimbang
sebanyak 170 gram lada halus sebagai sampel yang akan ditentukan kadar
piperinnya. Metode yang dapat dilakukan yaitu ekstraksi soxhletasi karena
sampel yang digunakan adalah lada putih yang berupa padatan. Selain itu,
metode ekstraksi soxhletasi lebih mudah dan efisien untuk dilakukan.
Proses soxhletasi pada percobaan ini, menggunakan pelarut berupa
etanol digunakan untuk melarutkan zat yang diinginkan dari dalam lada
hitam. Piperin dan etanol memiliki kepolaran yang sama yaitu bersifat polar
sehingga etanol mampu melarutkan piperin sesuai dengan prinsip like
dissolved like. Piperin merupakan senyawa alkaloid yang dapat larut dalam
etanol, dimana antara piperin dengan etanol mampu untuk membentuk
ikatan hidrogen.
Ekstrak yang diperoleh dibiarkan pada ruang tumbukan agar ekstrak
bertambah pekat. Ekstrak yang pekat dan kental tersebut ditambahkan
dengan larutan KOH dalam alkohol dan diperoleh larutan berwarna cokelat.
Penambahan larutan KOH dalam etanol bertujuan untuk memperoleh
piperin dari ekstrak pekat tersebut, dimana di dalam ekstrak tersebut
terdapat komponen lain ketika ditambahkan KOH-alkohol yang
menyebabkan piperin yang ada dalam ekstrak tersebut bereaksi menjadi
garam asam piperat dan dengan penambahan KOH-alkoholat dapat
mengeliminasi senyawa lainnya, karena dalam ekstrak tersebut masih ada
zat pengotor. Masih terdapatnya zat pengotor ini disebabkan senyawa
piperin, merupakan senyawa alkaloid golongan amida yang dapat
mengalami reaksi hidrolisis baik dalam suasana asam maupun basa. Jadi
penambahan larutan KOH-alkoholat ini bertujuan untuk mengisolasi
senyawa piperin dalam bentuk garamnya, karena senyawa golongan alkaloid
sering kali diisolasi dalam bentuk garamnya yaitu garam asam piperat.
Filtrasi dilakukan untuk memisahkan senyawa piperin dari pengotornya.
Filtrat yang diperoleh berwarna cokelat.
Filtrat yang diperoleh dimasukkan ke dalam termos yang berisi es
dan didiamkan selama semalam untuk mempercepat proses kristalisasi.
Kristal yang terbentuk selanjutnya dilakukan direkristalisasi menggunakan
etanol, rekristalisasi ini berdasarkan prinsip perbedaan dalam kelarutan.
Piperin dalam suhu kamar berbentuk kristal dan bersifat polar yang sama
dengan etanol sehingga dapat terlarut dalam etanol. Kristal yang diperoleh
berwarna kuning dengan massa kristal sebesar 0,002 gram dalam 170 gram
lada hitam.Rotary evaporator adalah alat yang digunakan untuk melakukan
ekstraksi, penguapan pelarut yang efisien dan lembut. Kompenen utamanya
adalah pipa vakum, pengontrol, labu evaporasi, kondensor dan
labu penampung hasil kondensasi.
Piperin terkandung dalam biji lada. Namun, kandungan piperin
terbanyak diperoleh dari biji lada hitam piperin sebagai alkaloid dalam lada
diproduksi tanaman ini untuk melindungi buahnya dari serangan hama
ataupun serangga dengan rasa pedas dan menyengat yang dimilikinya.
Piperin berwujud padatan kristal jarum berwarna kuning , titik lelehnya 127-
129,5 oC, larut dalam pelarut organik dan sedikit larut dalam air serta
merupakan basa yang tidak optis aktif.
Piperin tidak optis aktif karena dalam strukturnya, tidak terdapat
atom C kiral, yaitu atom C yang mengikat 4 atom C lainnya dengan gugus
yang berbeda. Atom C kiral menyebabkan struktur piperin tidak simetris
sehingga tidak menciptakan efek pemantulan bagi cahaya polarisasi.
Isolasi piperin dilakukan terhadap lada hitam dan bukan terhadap
lada putih. Hal ini disebabkan karena kandungan piperin pada lada hitam
lebih banyak dibandingkan pada lada putih. Lada hitam diperoleh dari
pengeringan buah lada yang belum terlalu matang. Tanaman lada
memproduksi secara besar-besaran pada waktu buah dibentuk. Karena itu,
buah lada yang belum matang memiliki kandungan piperin yang banyak
daripada buah lada yang tela masak. Piperin diproduksi lebih banyak ketika
buah belum matang dengan tujuan mencegah pembusukan buah oleh hama
selagi buah masih muda.
Isolasi piperin dari lada hitam dilakukan dengan cara ektrasi padat-
cair yaitu dengan teknik soxhletasi. Pada percobaan kali ini kita
menggunakan pelarut etanol dengan harapan tidak ada zat pengotor yang
mempengaruhi jalannya proses ekstraksi. Mekanisme ekstraksinya ialah
pelarut dipananskan dan akan menjadi uap. Uap pelarut tersebut naik dan
mengalir ke bagian atas alat soxhlet. Oleh kondensor, uap pelarut
dikondensasi menjadi embun pelarut. Embun (cairan) pelarut akan jatuh
keruang soxhlet yang berisi sampel lada hitam. Cairan pelarut yang jatuh
perlahan-lahan akan terdifusi kedalam sampel mengekstrak piperin yang
terkandung dalam lada hitam. Ekstrak piperin dalam pelarut kemudian
mengalir menuju sifon. Jika cairan pada sifon telah penuh, cairan (ekstrak
piperin dalam pelarut) akan jatuh melalui pipa kapiler pada sifon. Setiap kali
cairan ini jatuh menuju labu pelarut maka ekstraksi telah berjalan satu
sirkulasi. Semakin lama sirkulasi maka diharapkan semakin banyak pula
piperin dalam lada hitam yang terekstrak.
BAB V
KSEIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum mengenai isolasi piperin dari lada hitam
adalah diperolehnya kadar piperin dalam lada hitam yaitu sebanyak 0,001%
dan diperoleh titik didihnya yaitu 125oC dan organoleptis dari kristal
barupaserbuk berwarna kuning kehijuan dengan aroma yang khas.
5.2. Saran
1. Gunakanlah alat praktikum dengan baik
2. Lakukan praktikum dengan teliti dan serius
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, C., dkk, 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Underwood, A.L, Day, R.A., 1981. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta. Erlangga.
Rindit, et al., 2007. “Kandungan Fenol dan Sifat Antibakteri dari berbagai Jenis
Ekstrak Produk Gambir (Uncaria gambir Roxb)”. Jurnal Ekstrak Uncaria
gambir Roxb. Vol 18(3), 141 – 146