Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ANALISA PENCEMARAN LINGKUNGAN

PENCEMARAN AIR AKIBAT LIMBAH INDUSTRI, PRODUKSI DAN


PERTAMBANGAN

DISUSUN OLEH :

Nama : Dwi Ditia Zazzora

No Bp : 1704119

Kelompok :1

Kelas :B

Dosen : B.A. Martinus, Drs.,M.Si

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA PERINTIS PADANG

YAYASAN PERINTIS

PADANG

2020
BAB I
PENDAHULUAN

Air merupakan sumber kehidupan, tidak hanya bagi manusia, makhluk hidup yang lain
juga sangat membutuhkan air. kekurangan air pada tubuh manusi bisa mneyebabkan dehidrasi
karena ketahanan tubuh manusia sangat bergantung pada berbagai fungsi air sedangkan tubuh
manusia belum mengembangkan suatu sistem penyimpanan air sebagai sistem penyimpanan
lemak. Air merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan kehidupan manusia.
Ketersediaan air dari segi kualitas maupun kuantitas mutlak diperlukan”. Air di Indonesia
sangat melimpah, hal ini karena Indonesia merupakan negara kepulauan. Akan tetapi, hal ini
tidak dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Sebaliknya, masyarakat kebanyakan
menyalah gunakan kelebihan ini dengan mencemarinya. Pencemaran air adalah suatu perubahan
keadaan ditempat penampungan air antara lain seperti danau, sungai, lautan, dan air tanah akibat
aktivitas manusia. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat memerlukan air bersih untuk minum,
memasak, mencuci, dan keperluan lainnya.
Air tersebut juga mempunyai standar 3B (tidak berwarna, berbau, dan beracun). dalam
kehidupan sekarang, adakalanya masyarakat melihat air yang berwarna keruh dan berbau serta
bercampur dengan benda-benda sampah antara lain seperti kaleng, plastik, dan sampah organik.
Sumber-sumber yang mengakibatkan air tersebut tercemar berasal dari mana-mana. Contohnya
limbah-limbah industri yang dibuang dan dialirkan ke sungai. Semua akhirnya bermura di sungai
dan pencemaran air ini dapat merugikan manusia apabila mengkonsumsi air ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pencemaran Air
Istilah pencemaran air atau polusi air dapat dipersepsikan berbeda oleh satu orang dengan
orang lainnya mengingat banyak pustaka acuan yang merumuskan definisi istilah tersebut, baik
dalam kamus atau buku teks ilmiah. Pengertian pencemaran air juga didefinisikan dalam
Peraturan Pemerintah, sebagai turunan dari pengertian pencemaran lingkungan hidup yang
didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktek operasionalnya, pencemaran lingkungan
hidup tidak pernah ditunjukkan secara utuh, melainkan sebagai pencemaraan dari komponen-
komponen lingkungan hidup, seperti pencemaran air, pencemaran air laut, pencemaran air tanah
dan pencemaran udara. Dengan demikian, definisi pencemaran air mengacu pada definisi
lingkungan hidup yang ditetapkan dalam UU tentang lingkungan hidup yaitu UU No. 23/1997.
Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air
didefinisikan sebagai : “pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup,
zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya” (Pasal 1, angka 2). Definisi pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai
makna pokoknya menjadi 3 (tga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab atau pelaku dan
aspek akibat (Setiawan, 2001).
Berdasarkan definisi pencemaran air, penyebab terjadinya pencemaran dapat berupa
masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air sehingga menyebabkan
kualitas air tercemar. Masukan tersebut sering disebut dengan istilah unsur pencemar, yang pada
prakteknya masukan tersebut berupa buangan yang bersifat rutin, misalnya buangan limbah cair.
Aspek pelaku/penyebab dapat yang disebabkan oleh alam, atau oleh manusia. Pencemaran yang
disebabkan oleh alam tidak dapat berimplikasi hukum, tetapi Pemerintah tetap harus
menanggulangi pencemaran tersebut. Sedangkan aspek akibat dapat dilihat berdasarkan
penurunan kualitas air sampai ke tingkat tertentu.
Pengertian tingkat tertentu dalam definisi tersebut adalah tingkat kualitas air yang
menjadi batas antara tingkat tak-cemar (tingkat kualitas air belum sampai batas) dan tingkat
cemar (kualitas air yang telah sampai ke batas atau melewati batas). Ada standar baku mutu
tertentu untuk peruntukan air.
Sebagai contoh adalah pada UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 ayat 3 terkandung makna
bahwa air minum yang dikonsumsi masyarakat, harus memenuhi persyaratan kualitas maupun
kuantitas, yang persyaratan kualitas tettuang dalam Peraturan Mentri Kesehatan No. 146 tahun
1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Sedangkan parameter kualitas air
minum/air bersih yang terdiri dari parameter kimiawi, fisik, radioaktif dan mikrobiologi,
ditetapkan dalam PERMENKES 416/1990 (Achmadi, 2001).

2.2 Pencemaran Air Akibat Limbah Industri


Sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang bersifat mengalir dari hulu
(pegunungan) ke hilir. Sungai sangat bermanfaat bagi manusia dan juga bermanfaat bagi biota
air. Banyaknya pabrik dan industri rumah tangga tentunya menimbulkan dampak positif dan
negatif di kalangan masyarakat sekitar. Dampak positif dari banyaknya industri ini, tentunya
akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan akan mengurangi angka pengangguran di
Indonesia, yang selama ini juga menjadi masalah besar bagi Indonesia. Akan tetapi dampak
negatif ini yang menjadi fokus utama karena merugikan masyarakat dan lingkungan yaitu akan
terjadi pencemaran, baik pencemaran air, tanah dan udara. Saat ini air sungai menjadi masalah
yang perlu mendapatkan perhatian serius, karena air telah tercemar oleh limbah – limbah dari
berbagai hasil kegiatan manusia terutama industri.
Sebagian besar penduduk tinggal di pinggiran sungai, orang-orang ini selalu
membutuhkan air sungai untuk keperluan sehari-hari. Akibat dari sungai yang tercemar ini, tidak
sedikit penduduk yang mengalami sakit yang cukup memprihatinkan bahkan sampai meninggal.
Limbah industri yang seharusnya diolah untuk tidak mencemari lingkungan, tetapi dibuang ke
sungai begitu saja tanpa perlakuan lebih lanjut. Sungguh miris rasanya melihat hal ini yang
sebenarnya disebabkan oleh manusia itu sendiri.
Seiring dengan berjalan waktu, berita-berita mengenai pencemaran sungai semakin
banyak dan semakin menjadi pusat perhatian. Krisis air juga tejadi di hampir seluruh Pulau Jawa
dan sebagian Pulau Sumatera, terutama di kota-kota besar baik akibat pencemaran limbah cair
industri, rumah tangga ataupun pertanian. Sungai yang tercemar di Pulau Jawa contohnya yaitu
Sungai Citarum, Sungai Cimahi, dan Sungai Cibeureum. Pencemaran sungai di banyak wilayah
di Indonesia telah mengakibatkan terjadinya krisis air bersih. Kurangnya kesadaran warga sekitar
serta lemahnya pengawasan pemerintah untuk melakukan penegakan hukum yang benar
menjadikan masalah pencemaran sungai menjadi hal yang kronis yang semakin lama semakin
parah. Diharapkan semua masyarakat dapat bekerja sama untuk memecahkan masalah ini dan
dapat menjadikan sungai menjadi lebih bersih seperti dulu.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti
danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti
gunung berapi, badai, dan gempa bumi juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap
kualitas air, hal ini tidak dapat disalahkan sebagai penyebab pencemaran air. Menurut Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001, Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan
Pengendalian Pencemaran Air. Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukannya makhluk
hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas
air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukannya. Air yang tercemar secara fisik dapat dilihat adanya perubahan dari warna asli,
walaupun dapat juga tidak tampak perubahan yang nyata.
Industri-industri di Indonesia semakin berkembang, baik jumlah, teknologi, tingkat
produksi maupun limbah yang dihasilkan. Industri-industri khususnya yang berada di dekat
aliran sungai cenderung akan membuang limbahnya ke dalam sungai yang dapat mencemari
ekosistem air, pembuangan limbah industri ke sungai – sungai dapat menyebabkan berubahnya
susunan kimia, bakteriologi serta fisik air. Polutan yang dihasilkan oleh pabrik dapat berupa :
1. Logam berat : timbal, tembaga, seng dan lain-lain.
2. Panas air yang tinggi temperaturnya sulit menyerap oksigen yang pada akhirnya akan
mematikan biota air.

Jumlah aliran air limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi tergantung dari jenis
dan besar kecilnya industri, pengawasan pada proses industri, derajat penggunaan air, derajat
pengolahan air limbah yang ada. Limbah industri yang tidak diolah terlebih dahulu sangat
mencemari air sungai. Jenis limbah ini bergantung pada jenis industrinya, misalnya zat warna
dari pabrik tekstil, sampah organik dari pabrik pulp/kertas, dan merkuri dari industri tertentu.
Pembuangan limbah cair ke perairan berpotensi mencemari lingkungan. Akibatnya senyawa
raksa, merkuri yang terlarut dalam air masuk melalui rantai makanan dari mikroorganisme ke
ikan kemudian ke manusia yang mengkonsumsinya. Ini merupakan salah satu penyebab
kematian.
Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran dari semua masyarakat untuk mencegah hal ini terjadi.
Banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai cara penanggulangan pencemaran air antara lain:

1. Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi
sumber mata air agar tidak tercemar.
2. Tidak membuang sampah ke sungai.
3. Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.
4. Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga limbah yang nantinya bersatu dengan air
sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem.
5. Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak
tercemar.

Pencemaran air adalah masuknya suatu zat, energi maupun komponen lainnya baik
berupa makhluk hidup maupun benda mati ke dalam air yang menyebabkan penurunan kualitas
air sehingga air tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya. Umumnya, air yang tercemar
memiliki beberapa ciri yaitu seperti perubahan warna, rasa, bau, dan menjadi keruh. Sungai
merupakan salah satu sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup makhluk
hidup sehari – hari. Manfaat sungai sangat vital untuk semua makhluk hidup. Usaha pelestarian
sungai dapat dimulai dari hal yang terkecil seperti tidak membuang sampah sembarangan hingga
ke yang terbesar yaitu tidak membuang limbah langsung ke sungai. Jika kualitas sungai baik,
kesehatan makhluk hidup juga menjadi baik, karena sungai juga merupakan salah satu sumber
mata air.

2.3 Pencemaran Limbah Pabrik


Pencemaran, barangkali kita sudah terlampau akrab dengan kata iru di telaingan kita.
Terlebih akhir- akhir ini, di saat zaman mulai modern, industri dimana- mana dan mesin- mesin
canggih meraja lela. Pencemaran akrab di telinga kita, terlebih kita tinggal di Indonesia.
Pencemaran sendiri diartikan sebagai masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi
dan/ atau komponen lain ke dalam air maupun ke dalam udara. Dalam arti lain, pencemaran juga
merupakan pengertian dari berubahnya tatanan atau komposisi air atau udara oleh kegiatan
manusia dan juga proses alam, sehingga kualiatas air atau udara tersebut menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan pembentukannya. Itulah garis besar arti dari
pencemaran. Dari definisi pengertian yang telah disampaikan di atas, kita mengetahui
bahwasannya pencemaran ini merupakan keadaan yang sungguh tidak baik atau keadaan yang
jelas sangat merugikan. Pencemaran membuat materi yang dicampurinya baik air ), udara
maupun tanah menjadi tidak berfungsi dengan semestinya.

2.3.1 Pengertian Limbah Pabrik


Pencemaran adalah dimasukkannya sesuatu yang dapat menyebabkan materi awalnya
menjadi berkeadaan tidak baik dan menyimpang dari fungsi yang sebenarnya. Sementara itu
sesuatu yang dapat menyebabkan pencemaran ini sangat beragam, yakni bisa berupa makhluk
hidup, zat, energi maupun komponen- komponen lain. Sesuatu yang menyebabkan pencemaran
ini biasanya disebut dengan limbah. Limbah ini dapat kita temukan dalam keseharian kita.
bahkan apa saja aktivitas manusia, sangat berpotensi menghasilkan limbah.
Limbah sendiri dibagi menjadi beberapa macam, diantaranya adalah limbah rumah
tangga dan juga limbah industri atau limnah pabrik.  Seperti halnya namanya, limbah rumah
tangga merupakan limbah yang dihasilkan dari aktivitas rumah tangga manusia sehari- hari.
Beberapa aktivitas manusia yang menghasilkan limbah antara lain adalah mencuci, baik piring
maupun pakaian dan memasak. Sementara yang dimaksud limbah pabrik adalah segala barang
usang dari pabrik yang sudah tidak dipakai lagi yang berbentuk padat, cair maupun gas. Tentu
saja limbah- limbah ini dihasilkan dari proses industrialisasi yang dilakukan oleh pabrik.
Pencemaran limbah pabrik merupakan pencemaran yang disebabkan karena adanya
limbah pabrik dari hasil industrialisasi. Limbah pabrik ini bisa saja berbentuk cair, padat maupun
gas. Dan pencemaran ini juga bisa menyerang air, udara maupun tanah. Artikel ini akan
membahas lebih lanjut mengenai pencemaran yang disebabkan oleh limbah pabrik atau limbah
insustri.

2.3.2 Macam- macam Limbah Pabrik atau Industri


Industri merupakan salah satu bidang perekonomian yang menjanjikan dalam kesuksesan.
Bahkan salah satu tolok ukur suatu negara dikatakan maju adalah apabila mata pencaharaian
penduduknya yang semula di bidang pertanian dapat beralih ke bidang industri. Industri di dunia
pun ada banyak sekali macamnya, ada industri makanan, industri tekstil, industri pembuatan
elektronik, industri pembuatan alat transportasi, hingga pembuatan alat- alat berat.
Industri yang ada pun bisa berskala kecil, menengah maupun berskala besar. Masing-
masing skala industri tersebut mempunyai limbahnya masing- masing. Dengan demikian limbah
pabrik atau industri ini ada bermacam- macam. Macam- macam limbah industri atau limbah
pabrik adalah sebagai berikut:

1. Limbah cair
Jenis limbah pabrik yang pertama adalah limbah pabrik yang berbentuk cair. Limbah pabrik
cair merupakan sisa- sisa produksi dari pabrik yang bentuknya cair. Biasanya limbah pabrik cair
ini akan dibuang langsung ke saluran air seperti selokan, kali bahkan lautan. Limbah cair ini
sifatnya ada yang berbahaya dan ada pula yang dapat dinetralisir secara cepat.
Limbah pabrik yang berbahaya yang dibuang langsung ke saluran seperti kali, laut, maupun
selokan tanpa dinetralisir terlebih dahulu pada akhirnya akan mencemari saluran- saluran
tersebut sehingga akan menyebabkan ekosistem air menjadi rusak, bahkan banyak makhluk
hidup yang akan mati dibuatnya. Contoh limbah cair dari pabrik ini antara lain adalah sisa
pewarna pakaian cair, sisa pengawet cair, limbah tempe, limbah tahu, kandungan besi pada air,
kebocoran minyak di laut, serta sisa- sisa bahan kimia lainnya.

2. Limbah padat
Selain limbah cair, jenis limbah pabrik selanjutnya adalah limbah padat. Limbah padat
merupakan buangan dari hasil- hasil industri yang tidak terpakai lagi yang berbentuk padatan,
lumpur maupun bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan, ataupun sampah yang
dihasilkan dari kegiatan- kegiatan industri, serta dari tempat- tempat umum. Limbah padat
seperti ini apabila dibuang di dalam air pastinya akan mencemari air tersebut dan dapat
menyebabkan makhluk hidup yang tinggal di dalamnya akan mati.
Sementara apabila dibuang di wilayah daratan tanpa adanya proses pengolahan, maka akan
mencemari tanah di wilayah tersebut. Beberapa contoh dari limbah pabrik padat antara lain
adalah plastik, kantong, sisa pakaian, sampah kertas, kabel, listrik, bubur- bubur sisa semen,
lumpur- lumpur sisa industri, dan lain sebagainya.
3. Limbah gas
Selain limbah cair dan limbah padat, ada pula jenis limbah pabrik lainnya yakni limbah gas.
Limbah gas merupakan limbah yang disebabkan oleh sumber alami maupun sebagai hasil
aktivitas manusia yang berbentuk molekul- molekul gas dan pada umumnya memberikan
dampak yang buruk bagi kehidupan makhluk hidup yang ada di Bumi. Limbah gas ini tentu saja
berbentuk gas. Oleh karena bentuknya gas, maka limbah pabrik gas ini biasanya mencemari
udara. Beberapa contoh limbah gas ini antara lain adalah kebocoran gas, pembakaran  pabrik,
asap pabrik sisa produksi dan lain sebagainya.
Itulah beberapa macam limbah yang dapat dihasilkan dari aktivitas industri. Limbah- limbah
pabrik tersebut dapat mencemari tanah, air maupun udara yang pada akhirnya akan mencemari
lingkungan yang menjadi tempat tinggal makhluk hidup. Padahal kita telah mengetahui
bahwasannya pencemaran merupakan hal yang tidak baik dan dapat menyebabkan banyak
dampak buruk.

2.3.3 Dampak Pencemaran Limbah Pabrik


Pencemaran merupakan peristiwa yang dapat merugikan makhluk hidup. Ada banyak
sekali dampak yang dapat ditimbulkan dari pencemaran limbah pabrik ini. Dampak- dampak
yang ditimbulkan ini tentu saja merupakan dampak yang buruk. Adapun dampak- dampak yang
dapat muncul sebab adanya pencemaran limbah pabrik ini antara lain adalah sebagai berikut:

1. Dampak bagi kesehatan


Dampak kesehatan yang ditimbulkan dari limbah pabrik ini antara lain adalah sebagai
berikut:
 Menyebabkan adanya sampah beracun.
 Timbul penyakit yang menular dari rantai makanan
 Timbulnya penyakit jamur.
 Menyebabkan penyakit kolera, diare, dan tifus.
 Timbul sampah yang dapat menimbulkan penyakit yang berhubungan dengan tikus.
 Timbul sampah yang akan menjadi tempat perkembangbiakan lalat sehingga mudah
menularkan infeksi.
2. Dampak bagi lingkungan
Selain akan berdampak pada kesehatan, adanya limbah pabrik ini juga dapat menyebabkan
dampak buruk bagi lingkungan. Adapun beberapa dampak negatif yang disebabkan oleh limbah
pabrik bagi lingkungan antara lain adalah sebagai berikut:
 Menurunnya kualitas lingkungan
 Menurunnya estetika atau nilai keindahan lingkungan
 Terhambatnya pengembangan negara
 Membuat lingkungan kurang nyaman untuk ditempati
 Membuat makhluk hidup yang terkena pencemaran menjadi musnah atau mati.

Itulah beberapa dampak negatif yang dapat timbul akibat adanya pencemaran yang
dilakukan oleh industri pabrik bagi lingkungan. Maka dari itulah bagi masyarakat yang
bertempat tinggal di daerah yang merupakan daerah industri maka hal mengenai limbah ini harus
selalu diwaspadai agar tidak merusak lingkungan.
Demikianlah dampak- dampak yang bisa ditimbulkan oleh adanya pencemaran oleh
limbah pabrik. Dampak negatif tersebut akan selalu terasa apabila tidak diusahakan untuk
mengolah limbah secara baik dan benar. Maka dari itulah perlu adanya upaya- upaya tertentu
agar limbah yang dihasilkan dapat dinetralisir agar tidak membahayakan, dan apabila sudah
terlanjur  tercemar maka harus diupayakan untuk mengatasi pencemaran- pencemaran tersebut.

2.3.4 Upaya Mengatasi Pencemaran Limbah Pabrik


1. Mengupayakan pengelolahan limbah sebaik mungkin
Limbah yang dihasilkan dari proses produksi pabrik merupakan limbah yang
berbahaya, karena sebagain pabrik menggunakan bahan- bahan kimia dalam operasional
produksi pabrik mereka. Maka dari itulah harus diupayakan langkah- langkah untuk membuat
limbah menjadi ramah lingkungan dan tidak mengandung zat- zat yang berbahaya. setelah
limbah- limbah yang dihasilkan ini menjadi ramah lingkungan, maka membuangnya langsung ke
lingkungan tidak akan menyebabkan pencemaran.Contoh yang paling banyak adalah ketika
limbah pabrik berupa limbah cair maupun limbah gas. Setelah limbah cair dan gas ini diolah
sedemikian rupa, maka bisa dilepas ke alam (misal ke laut dan juga angkasa). Dan pembuangan
limbah tersebut secara langsung di lingkungan tidak akan menyebabkan pencemaran air dan juga
pencemaran udara.
2. Tidak membuang limbah cair langsung ke sumber air
Cara bijak yang lainnya adalah tidak membuang limbah pabrik yang cair ke dalam sumber
air secara langsung, terlebih tanpa adanya penyaringan dan pengolahan terlebih dahulu. Limbah
cair yang langsung berasal dari pabrik, tanpa diolah biasanya akan menyebabkan lingkungan
menjadi tercemar. Hal ini karena belum adanya pemisahan antara zat yang berbahaya maupun
tidak.Apabila limbah segar seperti ini langsung di buang ke sungai maupun laut maka akan
menyebabkan ekosistem laut dan ekosistem sungai menjadi rusak dan tercemar. Hal ini papsti
akan berdampak pada matinya banyak makhluk hidup yang menghuni sumber air tersebut.

3. Mengubur limbah- limbah yang bersifat organik


Untuk limbah pabrik padat, maka perlu adanya tindakan yang berbeda antara limbah- limbah
organik dan non organik. Limbah- limbah yang bersifat organik bisa dikubur karena limbah
tersebut dapat terurai dengan abik apabila dikubur di dalam tanah. Dengan mengubur limbah-
limbah organik maka kita hanya mengatasi keberadaan limbah organik saja, namun juga kita
akan mendapatkan tanah yang lebih subur dan dapat digunakan untuk berbagai kepentingan
tertentu yang pastinya akan bermanfaat.

4. Menggunakan kembali limbah- limbah pabrik yang masih bisa didaur ulang
Selain limbah- limbah organik, ternyata limbah anorganik juga mempunyai penanganannya
sendiri. limbah pabrik anorganik yang sulit untuk diurai secara alami maka dapat dipilah- pilah.
Dan limbah yang bersifat anorganik ini dapat kita daur ulang untuk menjadi sesuatu yang baru.
Limbah anorganik yang masih bisa untuk didaur ulang sebaiknya kita daur ulang saja.
Disamping kita membantu menangani persoalan limbah padat pabrik, kita juga dapat menghamat
bahan baku.

5. Menanam banyak pepohonan


Cara bijaksana yang selannjutnya adalah menanam banyak pohon di sekitar pabrik. Hal ini
lebih mengarah ke limbah gas. Limbah pabrik yang bersifat gas biasanya dibuang melalui
cerobong asap dan selanjutnya akan mencemari udara. Udara yang tercemar ini akan
menyebabkan penipisan pada lapisan ozon pada akhirnya apabila tidak ditangani dengan baik.
Maka dari itulah, kita dianjurkan untuk menanam pepohonan untuk dapat menetralisir udara
yang telah tercemar tersebut agar tidak terlalu berbahaya.Itulah beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk menangani pencemaran dari Limbah pabrik tersebut. Sebagai manusia yang
mengelola Bumi, maka kita harus memeperhatikannya dan mengupayakan usaha- usaha yang
baik agar dapat menyelamatkan lingkungan.

2.4. Pencemaran Air Akibat Aktivitas Penambangan


2.4.1 Ada beberapa ciri-ciri air yang tercemar, diantaranya
1.       Ciri fisik indikator air tercemar

a). Sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari partikel dan suspensi
b). Berwarna suram
c). Sedikit berbau
2.      Ciri Kimia 

a).  Mengandung campuran zat kimia organik dari penguraian tinja, urin, dan sampah lain
dan anorganik yang berasal dari air bersih
 b). Bersifat basa sewaktu masih baru dan lama-kelamaan akan berubah menjadi berbau
asam saat mulai membusuk.
3.      Ciri Bakteriologis             

            a)   Terdapat mikroorganisme patogen dan mikroorganisme golongan coli

2.4.2 Penyebab Air Tercemar


Banyak hal-hal yang menyebabkan adanya pencemaran air terutama dalam dunia
pertambangan, diantaranya: 
1.   Bahan Buangan Padat
Bahan buangan padat adalah bahan buangan yang berbentuk padat, baik yang kasar
maupun yang halus, misalnya sampah. Buangan tersebut bila dibuang ke air menjadi
pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan, pengendapan ataupun pembentukan koloidal.
2.    Bahan buangan organik dan olahan bahan makanan
Bahan buangan organic umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau
terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan menaikkan
populasi mikroorganisme.
3.    Bahan buangan anorganik
Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya adalah
logam. Apabila masuk ke perairan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam dalam
air. Bahan buangan anorganik ini biasanya berasal dari limbah industri yang melimbatkan
unsur-unsur logam seperti timbal (Pb), Arsen (As), Magnesium (Mg), dll.
4.    Bahan buangan cairan berminyak
Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung menutupi
permukaan air. Jika bahan buangan minyak mengandung senyawa yang volatile, maka akan
terjadi penguapan dan luas permukaan minyak yang menutupi permukaan air akan
menyusut. Penyusutan minyak ini tergantung jenis minyak dan waktu. Lapisan minyak pada
permukaan air dapat terdegradasi oleh mikroorganisme tertentu, tetapi membutuhkan waktu
yang lama.
5.    Bahan buangan berupa panas
Perubahan kecil pada temperatur air lingkungan bukan saja dapat menghalau ikan atau
spesies lainnya, namun juga akan mempercepat proses biologis pada tumbuhan dan hewan
bahkan akan menurunkan tingkat oksigen dalam air. Akibatnya akan terjadi kematian pada
ikan atau akan terjadi kerusakan ekosistem.
6.    Bahan buangan zat kimia
Dalam pertambangan sering terjadi pengeboman dengan menggunakan bahan-bahan
kimia. Di laut, sering terjadi kebocoran tangker minyak karena bertabrakan dengan kapal
lain. Minyak yang ada di dalam kapal tumpah menggenangi lautan dalam jarak sampai
ratusan kilometer. Ikan, terumbu karang, burung laut dan hewan-hewan laut banyak yang
mati karenanya. Untuk mengatasinya, polutan dibatasi dengan pipa mengapung agar tidak
tersebar, kemudian permukaan polutan ditaburi dengan zat yang dapat mengurai minyak.
 
2.4.3 Dampak Pencemaran Air Akibat Kegiatan Pertambangan
Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum, meracuni
makanan hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat
hujan asam, dan sebagainya. Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat (dari kegiatan
pertanian) telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali (eutrofikasi
berlebihan). Ledakan pertumbuhan ini menyebabkan oksigen, yang seharusnya digunakan
bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati,
dekomposisi mereka menyedot lebih banyak oksigen. Sebagai akibatnya, ikan akan mati, dan
aktivitas bakteri menurun.
Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi atas 3 kelompok, yaitu :  
1)    Dampak terhadap kehidupan biota air
Banyaknya zat pencemaran pada air limbah pabrik akan menyebabkan menurunnya kadar
oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga mengakibatkan kehidupan dalam air membutuhkan
oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya. Akibat matinya bakteri-bakteri, maka
proses penjernihan air secara alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat.
Panas dari industri juga akan membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah
tidak didinginkan terlebih dahulu.
2)   Dampak terhadap kesehatan
Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :

 Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen,


 Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit,
 Jumlah air yang tersedia tidak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat 
membersihkan diri, 
 Air sebaga media untuk hidup vector penyakit.

3)    Dampak terhadap estetika lingkungan


Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan perairan, maka
perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat
disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau
lemak juga dapat mengurangi estetika lingkungan.

2.4.4 Upaya Penanggulangan Pencemaran Air Pada Kegiatan Pertambangan


Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air akibat pertambangan, hendaknya kita
tidak menambah terjadinya bahan pencemar antara lain tidak membuang sampah-sampah,
limbah industri secara sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai, danau ataupun ke
dalam selokan. Tidak menggunakan bahan kimia secara berlebihan, karena penggunaan bahan
kimia yang berlebihan akan mencemari air. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk
mencega pencemaran air dalam pertambangan, diantaranya:
1.      Mengadakan sosialisasi kepada semua karyawan dalam perusahaan tentang pentingnya  
menjaga kebersihan lingkungan tambang
2.      Pengolahan limbah pabrik yang akan dibuang
3.      Mengadakan penghijauan di sekitar lokasi penambangan

Pengolahan limbah 
Limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke sungai atau
selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, untuk diolah sebelum
dibuang. Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan lain yang berguna,
misalnya dapat diolah menjadi keset. Sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme
dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat digunakan sebagai pupuk.

Melestarikan hutan
Melestarikan Hutan di Hulu Sungai. Agar tidak menimbulkan erosi tanah di sekitar hulu
sungai sebaiknya pohon-pohon atau pepohonan tidak digunduli atau ditebang atau merubahnya
menjadi areal pemukiman penduduk. Dengan adanya erosi otomatis akan mambawa tanah, pasir,
dan sebagainya ke aliran sungai dari hulu ke hilir yang sehingga menyebabkan pendangkalan
sungai. Pengenceran dan penguraian polutan air tanah sulit sekali karena airnya tidak mengalir
dan tidak mengandung bakteri pengurai yang aerob, jadi air tanah yang tercemar akan tetap
tercemar dalam waktu yang lama, walau tidak ada bahan pencemaran yang masuk. Oleh karena
itu banyak usaha untuk menjaga agar tanah tetap bersih, misalnya:
a.     Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah pemukiman atau perumahan

b.    Pembuangan limbah industri diatur sehinga tidak mencemari lingkungan atau ekosistem

c.     Pengawasan terhadap penggunaan jenis- jenis pestisida dan zat – zat kimia lain yang dapat
menimbulkan pencemaran

d.    Memperluas gerakan penghijauan

e.     Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan


DAFTAR PUSTAKA

Anonymous (2008). Water Pollution. From http://en.wikipedia.org/wiki/Water_pollution/ , 29


Oktober 2010.

Anonymous (2009). Diktat Penuntun Pratikum Kimia Anorganik. Malang: UMM.

Anonymous (2010). Pencemaran Air. From http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_air/ , 24


Agustus 2010.

Faruq, Umar (2010). Makalah Pencemaran Air. From http://henithree.student.umm.ac.id/


2010/01/23/makalah-pencemaran-air/, 23 Januari 2010.

Hastomo (2010). Leaflet Polusi Air. Yogyakarta: Dinas Kesehatan DIY.

http://hayattulloh17.blogspot.co.id/2016/10/makalah-pencemaran-air-sungai-das_7.html

http://inimakalahku.blogspot.co.id/2014/11/pencemaran-pir-oleh-limbah-industri.html

http://csrindonesia.com/mengendus-limbah-sungai-citarum-upaya-menuju-nol-pembuangan-
bahan-kimia-berbahaya/

http://bandung.bisnis.com/read/20170222/82444/567749/soal-sungai-tercemar-pemkot-cimahi-
butuh-masukan

http://m.rmoljabar.com/news.php?id=10240

Kursus Dasar-Dasar Analisa Dampak Lingkungan Kumpulan Diktat Universitas Gadjah Mada
Bekerja Sama Dengan Kantor Menteri PPLH. Yogyakarta. 1984.

Pencemaran Udara Dan Pengaruh Terhadap Kesehatan. Seminar PPBMI-Batam. Yogyakarta.


1984.

Suparwato (2008). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.

Wardhana, Wisnu Arya (1994). Teknik Analisa Radio Aktivitas Lingkungan. Yogyakarta: Andi
Offset.

Anda mungkin juga menyukai