Anda di halaman 1dari 19

HUBUNGAN KUANTITATIF STRUKTUR DAN

AKTIVITAS OBAT DIURETIK


OLEH
Kelompok 5:

• Dinda Tiara Suci 1704059


• Budi Raharjo 1704117
• Dwi Ditia Zazzora 1704119
• Yolanda Ramadhani 1704125
• Herma Yustika 1704127
• Ilhamdi Sofnel 1704129
• Suci Permatasari 1704131

LOGO

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


DIURETIK
Diuretika adalah zat-zat yang dap
at memperbanyak pengeluaran k
emih (diuresis) melalui kerja lang Obat-obat lainnya yang menstimulasi di
sung terhadap ginjal uresis dengan mempngaruhi ginj
al secara tidak langsung termasuk dala
m definisi ini, misalnya zat-zat yang
memperkuat kontraksi jantung (digo
ksin, teofilin), memperbesar volume dar
ah
(dekstran) atau merintangi sekresi horm
on antidiuretik ADH (air, alkohol)
Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilis
asi cairan udema, yang berarti mengubah kes
eimbangan cairan sedemikian rupa sehingga c
airan ekstrasel kembali menjadi normal
GOLONGAN OBAT DIURETIK
Berdasarkan cara bekerja, ada beberapa jenis diuretik yang diketahui p
ada saat ini. Antara lain :

Diuretik osmotik dan Aquaretics. Obat-obat ini hanya direabsorpsi se


dikit oleh tubuli, hingga rabsorpsi air juga terbatas. Efeknya adalah diur
esis osmotik dengan ekskresi air kuat dan relatif sedikit ekskresi Na+. C
ontoh : manitol, glukosa, sorbitol, sukrosa, dan urea.

Penghambat karbonik anhidrase ginjal. Diuretik jenis ini merintangi


enzim karbonanhidrase di tubuli proksimal, sehingga
disamping karbonat, juga Na+ dan K+ diekskresikan lebih banyak, bers
amaan dengan air. Khasiat diuretiknya hanya lemah,
setelah beberapa hari terjadi tachyfylaxie, maka perlu digunakan secar
a selang seling (intermittens). Contoh : asetazolamida.

Diuretik derifat tiasid. Efeknya lebih lemah dan lebih lambat, tetapi be
rtahan lebih lama (6-48 jam) dan terutama digunakan
pada terapi pemeliharaan hipertensi dan kelemahan jantung (decompe
nsatio cordis). Obat-obat ini memiliki kurva dosis-efek
datar, artinya bila dosis optimal dinaikkan lagi efeknya tidak bertambah
(diuresis, penurunan tekanan darah).
Diuretik loop. Obat-obat ini berkhasiat kuat dan pesat tetapi agak singk
at (4-6 jam). Banyak digunakan pada keadaan akut, misalnya pada ude
ma otak dan paru-paru. Memperlihatkan kurva dosis-efek curam, artinya
bila dosis dinaikkan efeknya senantiasa bertambah. Contoh : furosemida
, bumetanida dan etakrinat.

Diuretik hemat kalium (Potassium Sparing Diuretic). Efek obat ini ha


nya lemah dan khusus digunakan
terkombinasi dengan diuretika lainnya guna menghemat ekskresi kalium
. Aldosteron menstimulasi reabsorpsi
Na+ dan ekskresi K+ ; proses ini dihambat secara kompetitif oleh obat-ob
at ini. Amilorida dan triamteren dalam
keadaan normal hanya lemah efek ekskresinya mengenai Na+ dan K+. T
etapi pada penggunaan diuretika loop
tiazid terjadi ekskresi kalium dengan kuat, maka dengan pemberian bers
ama penghemat ekskresi kalium ini
menghambat ekskresi K+ dengan kuat pula. Mungkin juga ekskresi dari
MEKANISME KERJA SECARA MOLEKULER

Kebanyakan diuretika bekerja dengan mengurangi reabsorpsi natriu


m, sehingga pengeluarannya lewat kemih
diperbanyak. Obat-obat ini bekerja khusus terhadap tubuli tetapi jug
a di tempat lain, yakni di:
1. Tubuli proksimal : Ultrafiltrat mengandung sejumlah besar gara
m yang di sini direabsorpsi secara aktif untuk
kurang lebih 70% antara lain ion Na+ dan air, begitu pula dengan glu
kosa dan ureum. Diuretika osmotis (manitol,
sorbitol) bekerja di sini dengan merintangi reabsorpsi air dan juga
natrium.
2. Lengkungan henle. Di bagian menaik dari Henle’s loop ini kura
ng lebih 25% dari semua ion Cl- yang telah difiltrasi direabsorsi seca
ra aktif, disusul dengan reabsorpsi pasif dari Na+ dan K+ tetapi tanp
a air, hingga filtrat menjadi hipotonis. Diuretika loop seperti furosem
ida, bumetanida dan etakrinat bekerja terutama di sini dengan me
rintangi transpor Cl- dan demikian reabsorpsi Na+. Pengeluaran K+ d
an air juga diperbanyak.
3. Tubuli distal. Di bagian pertama segmen ini, Na+ direab
sorpsi secara aktif pula tanpa air hingga filtrat menjadi lebi
h cair dan lebih hipotonis. Senyawa Thiazida Dan Klortali
don bekerja di empat ini dengan memperbanyak ekskresi
Na+ dan Cl- sebesar 5-10%. Di bagian kedua segmen ini, i
on Na+ ditukarkan dengan ion K+ atau NH4+. Proses ini dik
endalikan oleh hormon anak ginjal
aldosteron. Antagonis aldosteron (Spirolakton) dan zat pe
nghemat kalium (Amilorida, Triamteren) bertitik kerja di si
ni dengan mengakibatkan ekskresi Na+ kurang dari 5% da
n retensi K+.

4.Saluran pengumpul. Hormon antidiuretik ADH (Vasopre


sin) dari hipofisis bertitik kerja di sini dengan jalan mempe
HUBUNGAN KUANTITATIF
STRUKTUR DAN
AKTIVITAS
1. PENGHAMBAT KARBONIK ANHIDRASE
GINJAL

Hubungan struktur-aktivitas
1. Yang berperan terhadap aktivitas diuretik penghambat
karbonik anhidrase adalah gugus sulfamil bebas. Mono
dan disubstitusi pada gugus sulfamil akan menghilangk
an aktivitas diuretik karena pengikatan obat-reseptor
menjadi lemah.
2. Pemasukan gugus metil pada asetazolamid (metazola
mid) dapat meningkatkan aktivitas obat dan memperpa
njang masa kerja obat. Hal ini disebabkan karena meta
zolamid mempunyai kelarutan dalam lemak lebih bes
ar, absorpsi kembali pada tubulus menjadi lebih baik d
an afinitas terhadap enzim lebih besar. Metazolamid
mempunyai aktivitas diuretik ± 5 kali lebih besar diband
ing asetazolamid.
Hubungan struktur-aktivitas
1. Yang berperan terhadap aktivitas diuretik penghambat karb
onik anhidrase adalah gugus sulfamil bebas. Mono dan
disubstitusi pada gugus sulfamil akan menghilangkan aktivi
tas diuretik karena pengikatan obat-reseptor menjadi lem
ah.
2. Pemasukan gugus metil pada asetazolamid (metazolamid)
dapat meningkatkan aktivitas obat dan memperpanjang ma
sa kerja obat. Hal ini disebabkan karena metazolamid mem
punyai kelarutan dalam lemak lebih besar, absorpsi kemb
ali pada tubulus menjadi lebih baik dan afinitas terhadap
enzim lebih besar. Metazolamid mempunyai aktivitas diureti
k ± 5 kali lebih besar dibanding asetazolamid.
3. Modifikasi yang lain dari strutur asetazolamid secara umum
Contoh :
a. Asetazolamid (diamox, glaupax), diabsorpsi se
cara cepat dalam saluran cerna, diekskresikan mel
alui urin dalam bentuk tak berubah ± 70%. Kadar p
lasma tertinggiobat dicapai dalam ± 2 jam setelah
pemberian oral, dengan waktu paro ± 5 jam. Aseta
zolamid juga digunakan untuk pengobatan glauko
ma dan sebagai penunjang pada pengobatan epile
psi petit mal, dikombinasi dengan obat anti kejang,
2. Diuretik derivat tiazid

Hubungan struktur dan aktifitas


Studi hubungan struktur-aktivitas diuretik turunan ti
azid menunjukkan bahwa aktivitas diuretik meningk
at bila senyawa mempunyai gambaran struktur seb
agai berikut:
1.Pada posisi 1 cincin heterosiklik adalah gugus SO2
atau CO2- Gugus SO2 mempunyai aktivitas yang le
bih besar.
2.Pada posisi 2 ada substituen gugus alkil yang rend
ah, biasanya gugus metil.
3.Pada posisi 3 ada substituen lipofil, seperti alkil ter
halogenasi (CH2Cl, CH2SCH2CF3), CH2-C6H5 dan
CH2SCH2-C6H5.
4.Ada ikatan C3-C4 jenuh. Reduksi ikatan rangkap pa
da C -C dapat meningkatkan aktivitas diuretik ± 10
Tabel Hubungan struktur-aktivitas diuretik turunan
tiazid
Contoh
Hidroklortiazid (H.C.T), merupakan obat pilihan untu
k mengontrol sembab jantung dan sembab yang ber
hubungan dengan penggunaan kortikosteroid atau h
ormon estrogen. Hidroklortiazid juga digunakan untu
k mengontrol hipertensi ringan, kadang-kadang diko
mbinasi dengan obat-obat antihipertensi, seperti res
erpin dan hidralazin (Ser-Ap-Es) atau β-bloker, seper
ti asebutolol (Sectrazid). Awal kerja obat terjadi ± 2 j
am setelah pemberian secara oral, kadar plasma tert
inggi dicapai dalam ± 4 jam, dengan masa kerja ± 10
jam. Ketersediaanhayatinya ± 65% dan dapat menin
gkat menjadi ± 75% bila diberikan bersama-sama m
akanan. Dosis diuretik : 25-200 mg 1-2 dd, untuk me
3. Diuretik
Loop
Diuretik loop dibagi menjadi dua turunan :
1. Turunan fenoksiasetat
2. Turunan sulfonamida

• Turunan fenoksiasetat
Contoh : Asam Etakrinat.
Asam etakrinat menimbulkan aktivitas diuretik karena dap
at berinteraksi dengan gugus sulfhidril enzim yang bertang
gung jawab pada proses absorpsi kembali Na+ di tubulus r
enalis. Yang berperan pada interaksi tersebut adalah gugu
s α-β ikatan rangkap tidak jenuh
Mekanisme reaksi asam etakrinat dengan gugus sulfhidril
enzim dijelaskan sebagai berikut :
• Turunan sulfonamida
Contoh turunan asam 5-sulfamoil-2-aminobenzoat : furosemid dan
azosemid Contoh turunan asam 5- sulfamoil-3-aminobenzoat : bu
metanid dan piretanid.
Contoh :
Furosemid (lasix, farsix, salurix, impugan), merupakan diuretika sal
uretik yang kuat, aktivitasnya 8-10 kali diuretika tiazid. Awal kerja o
bat terjadi dalam 0,5-1 jam setelah pemberian oral, dengan masa
kerja yang relatif pendek ± 6-8 jam. Absorpsi furosemid dalam salu
ran cerna cepat, ketersediaanhayatinya 60-69% pada subyek nor
mal, dan ± 91-99% obat terikat oleh plasma protein. Kadar darah
maksimal dicapai dalam 0,5-2 jam setelah pemberian oral, dengan
waktu paro biologis ± 2 jam. Furosemid digunakan untuk pengobat
an hipertensi ringan dan moderat, karena dapat menurunkan tekan
an darah. Dosis : 20-80 mg/hari.
4. Diuretik Hemat Kalium

Diuretik hemat kalium dibagi menjadi dua kelompok, yaitu


diuretika dengan efek langsung dan antagonis aldosteron
.
1. Diuretik dengan efek langsung
Contoh : amilorid dan triamteren.
Amilorid HCl (puritrid), selain bekerja melalui mekani
sme kerja di atas juga dapat menyebabkan retensi io
n K+ dan H+. Amilorid digunakan untuk mengontrol se
mbab dan hipertensi.
Awal kerja amilorid terjadi 2-3 jam setelah pemberia
n secara oral, kadar serum tinggi dicapai dalam 3-4 j
am, waktu paruh ± 6 jam dan mempunyai masa kerja
yang cukup panjang ± 24 jam. Penggunaan obat ini d
apat dalam bentuk tunggal atau dikombinasi dengan
diuretik turunan tiazid. Dosis oral untuk diuretik : 5 m
g 1-2 dd, untuk mengontrol hipertensi : 5 mg 1 dd.
2. Antagonis aldosteron
Aldosteron, adalah mineralokortikoid yang di
keluarkan oleh korteks adrenalis. Merupakan senya
wa yang sangat aktif untuk menahan elektrolit, dap
at meningkatkan absorpsi kembali ion Na+ dan Cl- s
erta ekskresi ion K+ dalam saluran pegumpul.
5. Diuretik pembentukan asam

Mekanisme terjadinya efek diuresis oleh diure


tik golongan ini adalah pembentukan garam dan ke
mudian diekskresikan bersama-sama dengan sejuml
ah ekivalen air dan terjadi diuresis.
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts

Anda mungkin juga menyukai