Cincin terbuka
dari
quinazolidine
Apakah analog quinazolinones.
Zat dalam grup ini memiliki pengaruh yang lebih kuat dari
hydrochlorothiazide
Durasi aksi dalam tubuh.
Saat memasuki tubuh diubah menjadi bentuk aktif dengan
efek diuretik.
3. INDOLINE DERIVATIVE
Membuka sebuah
cincin thiazide.
Sebuah bagian
chlorobenzamide.
Sulfonamide hanya 1
grup.
efek diuretik seperti
thiazide, namun efek
antihipertensi yang
lebih baik.
indapamide
DIURETIK HEMAT KALIUM
Mekanisme:
Diuretik hemat kalium ini bekerja pada hilir tubuli
distal dan duktus koligentes daerah korteks dengan
cara menghambat reabsorpsi natrium dan sekresi
kalium dengan jalan antagonisme kompetitif
(sipironolakton) atau secara langsung (triamteren dan
amilorida).
Pembagian:
Diuretik dengan efek langsung (amilorid dan
triamteren)
Antagonis aldosteron (spironolakton)
DIURETIC HEMAT KALIUM
KLASIFIKASI MENURUT JENIS MEKANISME
1. Aldosterone antagonist
spironolactone
spironolactone
Diuretik yang mempertahankan kalium menyebabkan
diuresis tanpa kehilangan kalium dalam urine.
Spironolakton, yang merupakan antagonis aldosteron dan
bersaing dengan reseptor tubularnya yang terletak di
nefron sehingga mengakibatkan retensi kalium dan
peningkatan ekskresi air serta natrium. Obat ini juga
meningkatkan kerja tiazid dan diuretik loop.
Diuretik yang mempertahankan kalium lainnya termasuk
amilorida, yang bekerja pada duktus pengumpul untuk
menurunkan reabsorpsi natrium dan ekskresi kalium
dengan memblok saluran natrium, tempat aldosteron
bekerja.
Diuretik ini digunakan bersamaan dengan diuretik yang
menyebabkan kehilangan kalium serta untuk pengobatan
edema pada sirosis hepatis
5.2 NON ALDOSTERONE
ANTAGONIST
Triamterene
Sebuah turunan
pteridine (asam
folat, riboflavin)
untuk mengganggu
pertukaran ion pada
tubulus distal.
5.2 NON ALDOSTERONE
ANTAGONIST
Amiloride
Struktur Pyrazine
adalah analog terbuka
triamterene
DIURETIKA LOOP
Mekanisme kerja:
1. Penghambat enzim Na+, K+, ATP-ase
2. Penghambat atau pemindahan siklik-AMP
3. Penghambat glikosis
Pembagian:
Turunan asam fenoksiasetat
Turunan sulfonamid
TURUNAN ASAM FENOKSIASETAT
Asam etakrinat menimbulkan aktivitas diuretik karena
dapat berinteraksi dengan gugus sulfhidril enzim yang
bertanggungjawab pada proses absorbsi kembali Na+ di
tubulus renalis, yang berperan pada interaksi tersebut
adalah gugus α, β-ikatan rangkap tidak jenuh.
PADA TURUNAN FENOKSIASETAT AKTIVITAS OPTIMAL DICAPAI
BILA:
1. Gugus asam oksiasetat terletak pada posisi 1 cincin
benzen
2. Gugus akriloil sulfhidril yang reaktif terletak pada
posisi para dari gugus asam oksiasetat
3. Gugus aktivasi (CH3 atau Cl) terletak pada posisi 3
atau posisi 2 dan 3
4. Substituen alkil dari 2 sampai 4 panjang atom C
terletak pada posisi a dari karbonil pada gugus
akriloil.
5. Atom-atom H terletak pada posisi ujung –C=C dari
gugus akriloil.
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS
1. Reduksi gugus αβ-keton tidak jenuh akan menghilangkan aktivitas,
karena senyawa tidak mampu berinteraksi dengan gugus SH enzim.
2. Substitusi H pada atom Cα dengan gugus alkil akan menurunkan
aktivitas.
3. Adanya gugus etil pada atom Cβ membuat senyawa mempunyai
aktivitas maksimal. Makin besar jumlah atom C, aktivitasnya makin
menurun.
4. Substitusi pada cinin aromatik. Adanya gugus Cl pada posisi orto
cincin aromatik, dapat meningkatkan aktivitas lebih besar dibanding
substitusi pada posisi meta, karena efek induktif gugus penarik
elektron tersebut dapat menunjang serangan nukleofil terhadap
gugus SH. Disubstitusi gugus Cl atau metil pada posisi orto dan meta
akan lebih meningkatkan aktivitas. Adanya gugus pendorong
elektron kuat pada cincin aromatik, seperti gugus amino atau
alkoksi akan menurunkan aktivitas secara dratis.
5. Adanya gugus oksiasetat pada posisi para dapat meningkatkan
aktivitas, letak gugus orto atau meta akan menurunkan aktivitas.
TURUNAN SULFAMOIL BENZOAT
Pembagian:
Asam 5-sulfamoil-2-aminobenzoat