Anda di halaman 1dari 17

KIMIA MEDISINAL

“Obat Diuretik”

dosen

Disusun oleh kelompok 4 :


 Anis Nindi Hasianavita 16334023
 Afifah Maulani 16334024
 Andriyani Safitri 16334025
 Vera Maulida 16334026
 Abdul Malik 16334027
 Santi Juliana 16334028
Definisi

Diuretik adalah senyawa yang dapat


meningkatkan volume urin. Yang
berkerja terutama dengan meningkatkan
ekskresi ion-ion Na+, Ca- Atau HCO3-

Obat diuretik dapat pula digunakan


untuk mengatasi hipertensi dan edema.
Edema dapat terjadi pada penyakit gagal
jantung kongesif, sindrom nefrotik dan
edema premenstruasi.
Macam-macam diuretik

Secara umum diuretika dibagi menjadi tujuh, yaitu :


1. Diuretika osmotik
2. Diuretika pembentuk asam
3. Diuretika merkuri organik
4. Diuretika penghambat karbonik anhidrase
5. Diuretika turuna tiazida
6. Diuretika hemat kalium
7. Diuretika loop
1. Diuretika Osmotik
Merupakan senyawa yang dapat meningkatkan ekskresi urin
dengan Mekanisme kerja berdasarkan perbedaan tekanan osmosa.
Memiliki molekul rendah, dalam tubuh tidak mengalami
metabolisme, secara pasif disaring melalui kapsula Bowman ginjal,
dan tidak diabsorpsi kembali oleh tubulus renalis.
Diuretika osmotik adalah natriuretik, dapat meningkatkan
ekskresi natrium dan air. Efek samping diuretika osmotik antara lain
adalah gangguan keseimbangan elektrolit, dehidrasi, mata kabur,
nyeri kepala dan takikardia
Contoh : manitol, glukosa, sukrosa dan urea.
2. Diuretik pembentuk asam
• Senyawa golongan ini efek diuretiknya lemah dan menimbulkan
asidosis hiperkloremik sistemik. Efek samping yang ditimbulkan
antara lain adalah iritasi lambung, penurunan nafsu makan. mual,
asndosis dan ketldaknormnlan fungsi ginjal.
• Contoh: amonium klorida, amonium nitrat dan kalsium klorida.
Mekanisme kerja
• Mekanisme Kerja: Mekanisme terjadinya efek diuresis oleh
amonium klorida digambarkan secara skematik melalui reaksi
sebagai berikut :
3. Diuretik Merkuri Organik
•Diuretik merkuri organik adalah saluretik karena dapat menghambat
absorbsi kembali ion-ion Na+. Cl- dan air.

• Mekanisme kerja : Diuretika merkuri organik mengandung ion


merkuri, yang dapat berinteraksi dengan gugus SH enzim ginjal (Na, K-
dependent ATP-ase) yang berperan pada produksi energi yang diperlukan
untuk absorpsi kembali elektrolit dalam membran tubulus, sehingga
enzim menjadi tidak aktif. Akibatnya absorpsi kembali ion-ion Na+, dan
Cl- di tubulus menurun. kemudian dikeluarkan bersama-sama dengan
sejumlah ekivalen air sehingga terjadi Efek diuretis.
Mekanisme reaksi diuretika merkuri organik dengan gugus SH enzim
dijelaskan sebagai berikut :

Keterangan :
GH dapat berupa gugus-gugus nukleofil, seperti OH,
COOH, NH2, SH atau cincin imidazol.
Hubungan struktur-aktifitas

• R = gugus aromatik, heterosiklik atau alisiklik yang terikat


pada rantai propil melalui gugs karbamoil. Gugus R sangat
menentukan distribusi dan kecepatan ekskresi diuretika.

• R’ = biasanya gugus metil, dapat pula gugus etil, secara


umum pengaruh gugus terhadap sifat senyawa adalah kecil.

• X = substituen yang bersifat hidrofil. Biasanya X adalah


gugus teofilin, yang dapat menurunkan toksisitas obat,
mengurangi efek iritasi setempat, meningkatkan kecepatan
absorpsi, dan uga mempunyai efek diuretik (terjadi
potensiasi). Bila X adalah gugus tiol, seperti asam
merkaptoasetat, atau tiosorbitol, dapat mengurangi
toksisitas terhadap jantung dan efek iritasi setempat.
Struktur Beberapa Diuretika Merkuri
Organik
Contoh:
3. Diuretik LOOP
•Diuretik LOOP adalah senyawa aktivitasnya lebih besar dibanding
turunan tiazid, dapat memblok pengangkutan NaCl pada LOOP of Henle
sehingga menurunkan absorpsi NaCl dan meningkatkan ekskresi NaCl

Mekanisme Kerja:
1. Penghambatan enzim Na+ K+ ATP-ase
2. Penghambatan atau pemindahan siklik-AMP
3. Penghambatan glikolisis

Efek Samping: hiperurisemi, hiperglikemi, hipotensi, hipokalemi, hipokloremik alkalosis,


kelainan hematologis, dan dehidrasi
Lanjutan…
1. Tur. Asam Fenoksiasetat
contoh : asam etakrinat
Asam etakrinat menimbulkan aktivitas diuretik karena
dapat berinteraksi dengan gugus sulfhidril enzim yang
bertanggung jawab pada proses absorpsi kembali Na+ di
tubulus renalis. Yang berperan pada interaksi tersebut adalah
gugus α-β ikatan rangkap tidak jenuh.
Lanjutan…
Hubungan Struktur dan Aktivitas
Aktivitas diuretik yang optimal akan tercapai :
Lanjutan…
1. Tur. Sulfamoil Benzoat
Turunan ini dibagi menjadi dua golongan yaitu turunan asam 5-
sulfamoil-2-aminobenzoat dan 5- sulfamoil-3 aminobenzoat.
1. Contoh turunan asam 5-sulfamoil-2-aminobenzoat : furosemid
dan azosemid
2. Contoh turunan asam 5- sulfamoil-3-aminobenzoat :
bumetanid dan piretanid.
Hubungan Struktur dan Aktivitas
• Substituen pada posisi 1 harus bersifat asam, gugus karboksilat
mempunyai aktivitas diuretik optimum.
• Gugus sulfamoil pada posisi 5 merupakan gugus fungsi untuk aktivitas
diuretik yang optimum.
• Gugus aktivasi pada posisi 4 bersifat penarik elektron, seperti gugus Cl
dan CF3., dapat pula diganti dengan gugus fenoksi (C6H5-O-), alkoksi,
anilino (C6H5-NH-), benzil, benzoil, atau C6H5-S-, disertai penurunan
aktivitas.
• Pada turunan asam 5-sulfamoil-2-aminobenzoat, substituen pada gugus
2 amino relatif terbatas, hanya dengan gugus furfuril, benzil dan
tienilmetil yang menunjukkan aktivitas diuretik optimal.
• Pada turunan asam 5-sulfamoil-3-aminobenzoat, substituen pada gugus
3 amino relatif lebih banyak tanpa mempengaruhi aktivitas diuretik
optimal.
Furosemide dan Bumetanid
• Furosemid (lasix, farsix, salurix, impugan), merupakan diuretika
saluretik yang kuat, aktivitasnya 8-10 kali diuretika tiazid. Awal
kerja obat terjadi dalam 0,5-1 jam setelah pemberian oral,
dengan masa kerja yang relatif pendek ± 6-8 jam. Absorpsi
furosemid dalam saluran cerna cepat.

• Bumetanid (burinex), merupakan diuretika yang kuat dengan


masa kerja pendek (± 4 jam). Pemindahan gugus amin dari
posisi 2 ke posisi 3, dapat meningkatkan aktivitas diuretik
sampai ± 50 kali. Bumetanid diabsorpsi dalam saluran cerna
cepat dan sempurna.

Anda mungkin juga menyukai