KELOMPOK V Profesi Apoteker Kelas B ANGELA SUMBUNG AYU ZEFANIA K.P RIAN MARCELLO L. VERA AMELIA MURNIYANTI RASYID (N21111193) (N21111195) (N21111196) (N21111197) (N21111198)
INTERAKSI OBAT
modifikasi efek suatu obat akibat obat lain yang diberikan pada awalnya atau diberikan bersamaan bila dua obat atau lebih obat berinteraksi sedemikian rupa sehingga keefektifan atau toksisitas satu obat atau lebih berubah terjadi pada aspek farmakokinetik (absorpsi, distribusi, metabolisme atau ekskresi) atau farmakodinamik suatu obat dalam tubuh pasien salah satu faktor yang mempengaruhi absorpsi suatu obat adalah motilitas atau laju pengosongan lambung laju pengosongan lambung dapat dipercepat atau ditunda dengan pemberian obat-obat tertentu
Interaksi Obat
ABSORPSI OBAT
Pada awalnya proses yang terjadi adalah disintegrasi, disolusi sehingga obat berada dalam keadaan terlarut (pada bentuk sediaan padat). Dalam lumen saluran cerna kemungkinan obat mengalami penguraian pH lambung, enzim, flora pada saluran cerna, dan komponen lainnya. Proses penembusan obat ke dinding saluran cerna (absorpsi) menuju sirkulasi sistemik, pada tahap penembusan ini kemungkinan obat mengalami metabolisme. Metabolisme obat pada absorpsi ini dapat terjadi di hati melalui vena porta sebelum masuk ke sirkulasi sistemik, peristiwa ini diberi istilah first-pass effect (metabolisme lintas pertama). Absorpsi obat tergantung pada formulasi farmasetik, pKa dan kelarutan obat dalam lemak, di samping pH, flora bakteri, dan aliran darah dalam organ pencernaan (meliputi usus besar, usus halus, usus dua belas jari, dan lambung)
KESIMPULAN
Makin cepat pengosongan lambung maka makin cepat obat sampai di usus sehingga mempercepat absorbsi obat oleh usus. Percepatan pengosongan lambung akan mempercepat absorbsi suatu obat sehingga efek farmakologi yang ditimbulkan juga cepat. Penundaan pengosongan lambung akan memperlambat absorbsi suatu obat sehingga efek farmakologi yang ditimbulkan juga lambat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Aslam M, Tan CK, dan Prayitno A. Farmasi Klinis. PT Elex Media Komputindo. Jakarta. 2003. Hal. 77,78, 120-124. 2. Baxter K. Stockleys Drug Interaction. Ed.8. Pharmaceutical Press. London. 2008. Diakses sebagai file pdf. Hal.3. 3. Ganiswarna. Farmakologi dan Terapi. Ed.5. UI Press. Jakarta. 2007. Hal. 864-865.
4. Shargel, L dan Andrew. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan. Ed.2. 1988. Penerbit Universitas Airlangga. Surabaya. Hal.94.
5. Prescott, LF. Gastric Emptying and Drug Absorption. Br.J.clin.Pharmac. [serial internet]. 1974. [dikutip 22 Februari 2012]; 1:[berkisar 2 screen]. Diakses dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1402550/pdf/brjclinpharm00282-0010.pdf
6. Widianto, MB. Sebelum atau Sesudah Makan? Interaksi Obat dengan Makanan, CDK. [serial internet]. 1989. [dikutip 22 Februari 2012]; No.55:[berkisar 1 screen]. Diakses dari http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/55_11_SebelumatauSesudahMakan.pdf/55_11_Sebelu matauSesudahMakan.html