Anda di halaman 1dari 27

DASAR

FISIOLOGIK
PERJALANAN
DAN NASIB OBAT
DI DALAM TUBUH
MEMBRAN BIOLOGIK

Rintangan/sawar yang dihadapi zat aktif


sebelum mencapai titik tangkap/sebelum
mengalami perubahan/peniadaan, berbeda
untuk setiap zat aktif, tapi ada kesatuan
struktur pada manusia, hewan dan
tanaman
1.MEKANISME LINTAS
MEMBRAN

1. FILTRASI
2. DIFUSI PASIF
3. TRANSPOR AKTIF
4. DIFUSI SEDERHANA
5. PINOSITOSIS
6. TRANSPOR OLEH PASANGAN ION
FILTRASI
 Filtrasi adalah mekanisme penembusan pasif
melalui pori-pori suatu membran
 Penembusan air terjadi karena adanya
perbedaan tekanan hidrostatik atau osmotik;
semua senyawa yang berukuran cukup kecil
dan larut dalam air dapat melewati kanal
membran
DIFUSI PASIF
 Difusi pasif menyangkut senyawa yang
dapat larut dalam komponen penyusun
membran.
 Penembusan terjadi karena adanya
konsentrasi/elektrokimia tanpa
memerlukan energi sehingga mencapai
keseimbangan di kedua membran.
DIFUSI PASIF
 Waktu yang diperlukan untuk mencapai
keseimbangan tersebut mengikuti hukum
Difusi Fick :

V = P (Ce – Ci)

P : tetapan permeabilitas
Ce dan Ci : konsentrasi pada kedua
kompartemen
DIFUSI PASIF

P = DAK
ΔX
D : Koefisien difusi molekul
K : Koefisien partisi
A : Luas permukaan
Δ X : Tebal membran
K = KOEFISIEN PARTISI

Konsentrasi dalam fase lemak


Konsentrasi dalam fase air
 Teori difusi non ionik/hipotesa pH partisi
menunjukkan pentingnya faktor-faktor
yang berpengaruh pada difusi
transmembran dari suatu molekul
(derajat ionisasi molekul, pH
kompartemen)
Derajat ionisasi tergantung pada :
 Tetapan disosiasi dari senyawa/pKa (pH
dimana bentuk terionkan dan bentuk tak
terionkan jumlahnya sama)

Hanya fraksi zat aktif yang tak terionkan dan larut


dalam lemak yang dapat melalui membran
dengan cara difusi pasif.
PERSAMAAN HENDERSON HASSELBACH
Untuk asam
 pH = pKa + log I
NI
Untuk basa
pH = pKa + log NI
I
PENERAPAN PADA ASAM ASETIL SALISILAT (pKa =3)
 Lambung (pH =1)
1 = 3 + log I
NI
I/ NI = 1/100
Usus (pH = 5,5)
5,5= 3 + log I
NI
I/NI = 317

Pada lambung,konsentrasi bentuk yang tak terionkan yang dapat


berdifusi dari asam asetil salisilat lebih besar dibandingkan
konsentrasinya saat berada di usus dan di lambung difusi pasif
terjadi lebih tinggi
TRANSPOR AKTIF
TRANSPOR AKTIF

 Transpor aktif memerlukan pembawa,


yang merupakan bagian dari membran,
berupa enzim atau senyawa protein,
dengan molekul yang dapat membentuk
kompleks pada permukaan membran
TRANSPOR AKTIF

 Sistem ini dapat bersifat jenuh, artinya


jika semua molekul pembawa telah
digunakan maka kapasitasnya tercapai
 Transpor aktif perlu energi yang
diperoleh dari hidrolisa adenosin tri fosfat
(ATP) di bawah pengaruh ATP-ase
TRANSPOR AKTIF
 Laju transpor aktif tidak tergantung pada
konsentrasi
 Berperan pada penyerapan kembali
glukosa dr tubulus, peniadaan sejumlah
asam endogen (asam 5-asetat dll) dari
jaringan otak serta peniadaan penisilin
melalui urin dsb.
DIFUSI SEDERHANA/
TERFASILITASI
 Difusi sederhana memerlukan suatu
pembawa dengan karakteristik tertentu
(dapat mengalami kejenuhan, bersifat
spesifik, kompetitif) akibat gradien
konsentrasi dan tanpa membutuhkan
energi
 Contoh : penetrasi glukosa ke bagian
dalam sel darah
PINOSITOSIS
 Pinositosis merupakan suatu proses
perlintasan membran oleh molekul-molekul
besar dan terutama molekul yang tidak larut
 Perlintasan terjadi dengan pembentukan
vesikula (bintil) yang melewati membran
 Mekanisme ini mirip dengan fogositosis bakteri
oleh leukosit
TRANSPOR OLEH
PASANGAN ION
 Transpor oleh pasangan ion adalah suatu cara
perlintasan membran dari suatu senyawa yang sangat
mudah terionkan pada pH fisiologik (contoh: amonium
kwartener)

 Perlintasan terjadi dengan pembentukan kompleks


yang netral (pasangan ion) dengan senyawa endogen
seperti musin, yang dapat menyebabkan terjadinya
difusi pasif kompleks tersebut melalui membran
2. ABSORBSI DAN JALUR
PEMBERIAN OBAT
Absorbsi : suatu fenomena yang
memungkinkan zat aktif melewati jalur
pemberian obat menuju sistem peredaran
darah dan penyerapan obat terjadi secara
langsung dengan mekanisme perlintasan
membran
2. ABSORBSI DAN JALUR
PEMBERIAN OBAT
Enteral
1. Oral
rongga Mulut  lambung  usus halus
usus besar
2. Rektal
Tdk dipengaruhi pH lambung atau enzim-enzim
lambung yang dapat merusak zat aktif;
mencegah inaktivasi yang sudah diserap ke
peredaran darah oleh hati
2. ABSORBSI DAN JALUR
PEMBERIAN OBAT
Parenteral
IV DAN IA
IM
SK
Intramuskular lebih cepat penyerapannya
dibanding subkutan.
2. ABSORBSI DAN JALUR
PEMBERIAN OBAT
 Perbedaan kecepatan tersebut disebabkan
oleh :
A. Jaringan seluler subkutan lebih banyak
memiliki jaringan penghubung daripada
intramuskular
B. Permeabilitas kapiler kutan dan intramuskular
lebih besar dari usus tetapi vaskularisasi
jaringan muskular lebih banyak dari sub
kutan
2. ABSORBSI DAN JALUR
PEMBERIAN OBAT
 Inhalasi
Tujuan : untuk mendapatkan efek sistemik khususnya
yang bertujuan untuk pembiusan
 Hal ini karena besarnya kemampuan penyerapan dari
epitel paru-paru mencapai 90 m2.
 Intensitas vaskularisasi paru menyebabkan
peningkatan fungsi permukaan membran kapiler
alveolus sehingga membantu terjadinya difusi pasif

Anda mungkin juga menyukai