DALAM TUBUH
Siti Mariam
Perjalan Obat Dalam tubuh
PERJALANAN OBAT DALAM TUBUH
• Model membran dari Stein dan Danielle: membran terdiri dari 2 basal lipid
monomolekuler (terdiri dari fosfolipid dan kolesterol) kutub hidrofob
menghadap ke bagian dalam dan kutub hidrofil yang merupakan basal
protein berada pada fase berair, dengan ketebalan 75 Ao (secara umum
ketebalan membran beragam 70 – 100 Ao). Model berlapis ini relative dapat
diterapkan pada berbagai sifat membran.
1. Filtrasi
2. Difusi Pasif
3. Difusi Sederhana
4. Transpor Aktif
5. Finositosis
1. FILTRASI
• Filtrasi/ difusi secara konvensional/ flux
liquiden : adalah mekanisme penembusan
pasif senyawa/ molekul melalui pori-pori
suatu membran.
Bila K sangat tinggi atau sangat rendah akan menyebabkan hambatan pada
proses difusi.
Kebanyakan zat aktif merupakan basa atau asam organik, sehingga dalam
keadaan terlarut sebagian molekul berada dalam bentuk terionkan dan
sebagian tak terionkan. Hanya zat aktif yang tak terionkan dan larut dalam
lemak yang dapat melalui membran dengan cara difusi pasif. Jumlah zat
aktif yang tak terionkan berbeda-beda pada setiap daerah saluran cerna
karena pH nya berbeda-beda (pH lambung 1-3,5 ; duodenum 5-6 dan
ileum 8). Zat aktif yang bersifat asam lemah akan terserap efektif dalam
lambung, sedangkan zat aktif yang bersifat basa lemah terserap efektif
dalam usus.
3. DIFUSI SEDERHANA
• Merupakan cara perlintasan
membran yang memerlukan
pembawa dengan karakteristik
tertentu (kejenuhan, spesifik
dan kompetitif).
• Perlintasan terjadi akibat
gradien konsentrasi dan tanpa
pembebasan energi.
• Contoh senyawa yang
mengalami absorpsi secara
difusi sederhana adalah
penetrasi glukosa ke bagian
dalam sel.
4. TRANSPOR AKTIF
• Transfor aktif memerlukan pembawa yang
merupakan bagian dari membran berupa enzim
atau senyawa protein yang dapat membentuk
kompleks pada permukaan membran (sama
seperti difusi sederhana)
Dosis
Aspek Bentuk Sediaan Rute
dan Rute Pemberian Sifat Sediaan Obat
Aspek Fisika Kimia Zat Aktif
Kelarutan Untuk dapat diabsorpsi, bahan obat harus berada dalam
bentuk terlarut. Kecepatan larut bahan aktif (misalnya dalam saluran cerna
atau dalam tempat intramuskular) menentukan laju absorbsi
Sifat Stereokimia zat aktif bentuk kristal (kelarutan lambat), solvat dan
hidrat mempengaruhi kecepatan kelarutan
Senyawa non polar (larut lemak) : Kecepatan Disolusi tetapi Kecepatan Absorpsi
Distribusi adalah
keseluruhan fenomena
yang berkaitan dengan
penyebaran zat aktif
atau metabolitnya di
dalam tubuh
Setelah obat mencapai
darah (pembuluh
darah) obat akan
ditransfor
(didistribusikan)
bersama aliran darah
sistem sirkulasi
DISTRIBUSI Lanjutan ……………
Berdasarkan fungsi
distribusinya, organisme
dapat dibagi dalam ruang
distribusi yang berbeda
yang disebut
kompartemen.
• Ruang Intra sel (75%
berat badan) terdiri dari
cairan intra sel dan
komponen padat
• Ruang Ekstra sel (25%
berat badan) terdiri dari
air plasma (4%) ruang
usus (16-20%) dan
cairan trans sel (1,5%)
terdiri dari cairan
cerebrospinal, limfa dan
cairan rongga tubuh.
DISTRIBUSI Lanjutan ……………
sehingga
obat yang terikat plasma merupakan
bentuk cadangan (depot) obat tidak aktif
minum obat
Frekuensi
• Lama kerja obat
• Eliminasi obat
Akan tetapi, tidak selalu seperti itu, kadang-kadang metabolit sama aktifnya
(atau lebih aktif) daripada obat asli. Sebagai contoh, diazepam (obat yang
digunakan untuk mngobati ansietas ) dimetbolisme menjadi nordiazepam
dan oxazepam, keduanya aktif.
Prodrug bersifat inaktif sampai dimetabolisme dalam tubuh menjadi obat
aktif, contoh, levodopa, suatu obat antiparkinson, dimetabolisme menjadi
dopamin, sementara obat hipotensif metildopa dimetabolisme menjadi metil
norepinefrin-α
Metabolit Inaktif
1. Filtrasi glomerulus
Faktor yang mempengaruhi:
◦ Laju filtrasi
◦ Ukuran partikel → ikatan protein plasma
◦ Kelarutan → umumnya zat lipofil atau hidrofil tidak mempengaruhi
karena kelarutan di dalam filtrasi glomerulus sama.
2. Reabsorpsi tubulus
Melibatkan difusi pasif.
Faktor yang mempengaruhi:
pH urin
Pka
Kelarutan obat
Obat basa lemah lebih mudah dieksresikan pada pH urin yang lebih asam. Obat
asam lemah lebih mudah dieksresikan pada pH urin yang basa, jika ingin lebih
dieksresikan, pH urin harus lebih besar daripada pKa.
3. Sekresi tubulus
Melibatkan transpor aktif
Eksresi tergantung dari mekanisme transpor masing-masing bahan → dapat terjadi
kompetisi bahan obat dengan mekanisme yang sama.
Contoh: penisilin vs befenezid (obat asam urat)
Eliminasi lewat empedu&usus
Umumnya zat yang mempunyai BM > 500
Bersifat lipofil karena tidak bisa melewati ginjal. Di dalam empedu harus
diemulsifikasikan terlebih dahulu agar dapat dieksresikan lewat usus menjadi
feses.
Dapat siklus enterohepatik → absorpsi menjadi sulit, karena harus melewati
GI tract → absorpsi darah → hati → GI tract sehingga absorpsi sulit.
Contoh obat: digitalis, obat jantung.