Anda di halaman 1dari 19

ABSORPSI

PERJALANAN OBAT DALAM TUBUH

Nasib obat di dalam


tubuh :
1.Absorpsi
2.Distribusi
3.Metabolisme/
Biotransformasi
4.Eliminasi / Ekskresi
Obat di daerah pemberian
Absorbsi

Obat dalam plasma


Distribusi

Obat dalam jaringan


Metabolisme

Metabolit dalam jaringan


Eliminasi

Obat/metabolit dalam urin, feses, empedu


1. ABSORPSI
• Absorpsi adalah pengambilan obat (zat
aktif) dari permukaan tubuh (termasuk
dari mukosa saluran cerna atau tempat-
tempat tertentu dari organ bagian dalam)
ke aliran darah atau sistem limfe

• Absorpsi (yang dialami juga dalam


distribusi dan ekskresi) terjadi karena
adanya transfor obat (pergerakan
obat)melalui membran biologik
Membran merupakan sawar absorpsi
Membran mempunyai 3 sifat dasar yaitu :
1. Permukaannya mempunyai tegangan muka
rendah
2. Lebih permeable terhadap zat-zat yang
larut dalam lemak
3. Resisten listrik tinggi
• Membran berbagai jaringan mempunyai struktur yang berbeda, tetapi
membran semua sel pada prinsipnya tersusun dengan cara yang sama.
Model struktur membran dikemukakan dengan konsep dari Stein dan
Danielle (1956) yang diperoleh dengan mikroskop elektron .

• Model membran dari Stein dan Danielle: membran terdiri dari 2 basal lipid
monomolekuler (terdiri dari fosfolipid dan kolesterol) kutub hidrofob
menghadap ke bagian dalam dan kutub hidrofil yang merupakan basal
protein berada pada fase berair, dengan ketebalan 75 A o (secara umum
ketebalan membran beragam 70 – 100 Ao). Model berlapis ini relative dapat
diterapkan pada berbagai sifat membran.

• Model membran juga dikemukakan Singer dan Nicholson dengan konsep


model Mozaik.
MEKANISME ABSORPSI
 Perlintasan senyawa obat melalui membrane dapat terjadi
sebagai :

1. Filtrasi
2. Difusi Pasif
3. Difusi Sederhana
4. Transpor Aktif
5. Finositosis
1. FILTRASI
• Filtrasi/ difusi secara konvensional/ flux
liquiden : adalah mekanisme penembusan
pasif senyawa/ molekul melalui pori-pori
suatu membran.

• Filtrasi ini dilakukan oleh senyawa non


elektrolit yang sukar larut dalam lemak
serta senyawa yang terionisasi sempurna
dengan bobot molekul rendah (semua
senyawa yang berukuran molekul cukup
kecil dan larut dalam air dapat melewati
kanal membran.
• Sebagian besar membran (membran
seluler, epitel usus halus, dll berukuran
kecil; 4-10 Ao) dan hanya dapat dilalui oleh
senyawa dengan bobot molekul kecil
2. DIFUSI PASIF
Difusi pasif terjadi pada senyawa yang larut dalam
komponen penyusun membran.

Penembusan terjadi karena adanya perbedaan


konsentrasi tanpa memerlukan energi sehingga
mencapai keseimbangan di kedua sisi membran, dimana
konsentrasi senyawa yang berada pada fraksi bebas di
kedua sisi membran mempengaruhi proses penembusan.

Waktu yang diperlukan untuk mencapai kesetimbangan


mengikuti hukum Difusi Fick :
DAK Ket : P : Tetapan permeabilitas
V = P (Ce – Ci ) V = --------- (Ce – Ci) X dan A : Tebal membran dan
X luas permukaan.
D : Koefisien Partisi
(Ce-Ci) : Perbedaan konsentrasi
ekstrasel-intrasel.
Permeabilitas membran terkait dengan : ukuran molekul, dimana molekul
yang lebih kecil akan berdifusi lebih cepat dibanding ukuran yang lebih
besar. Permeabilitas membran berkaitan erat dengan koefisien partisi
antara fase lipid dan fase air yang terletak di kedua sisi membran.
C fase lemak
K = ----------------
C fase air

Bila K sangat tinggi atau sangat rendah akan menyebabkan hambatan pada
proses difusi.

Kebanyakan zat aktif merupakan basa atau asam organik, sehingga dalam
keadaan terlarut sebagian molekul berada dalam bentuk terionkan dan
sebagian tak terionkan. Hanya zat aktif yang tak terionkan dan larut dalam
lemak yang dapat melalui membran dengan cara difusi pasif. Jumlah zat
aktif yang tak terionkan berbeda-beda pada setiap daerah saluran cerna
karena pH nya berbeda-beda (pH lambung 1-3,5 ; duodenum 5-6 dan
ileum 8). Zat aktif yang bersifat asam lemah akan terserap efektif dalam
lambung, sedangkan zat aktif yang bersifat basa lemah terserap efektif
dalam usus.
3. DIFUSI SEDERHANA
• Merupakan cara perlintasan
membran yang memerlukan
pembawa dengan karakteristik
tertentu (kejenuhan, spesifik
dan kompetitif).
• Perlintasan terjadi akibat
gradien konsentrasi dan tanpa
pembebasan energi.
• Contoh senyawa yang
mengalami absorpsi secara
difusi sederhana adalah
penetrasi glukosa ke bagian
dalam sel.
4. TRANSPOR AKTIF
• Transfor aktif memerlukan pembawa yang
merupakan bagian dari membran berupa enzim
atau senyawa protein yang dapat membentuk
kompleks pada permukaan membran (sama
seperti difusi sederhana)

• Sistem transfor ini bersifat jenuh artinya bila


semua molekul pembawa telah digunakan,
maka kapasitas maksimal tercapai. Sistem ini
juga menunjukkan suatu kekhususan untuk
semua molekul dimana akan terjadi persaingan
beberapa molekul yang berafinitas (mempunyai
kemampuan untuk berikatan) sama pada
pembawa tertentu. Molekul yang mempunyai
afinitas tinggi dapat menghambat proses
transfor.
Transfor aktif memerlukan energi yang diperoleh dari hidrolisa Adenosin
trifosfat (ATP) dibawah pengaruh ATP-ase, transfor aktif tidak tergantung pada
konsentrasi. Terjadi pada absorpsi; glukosa. Eliminasi penisilin, dll.
5. PINOSITOSIS
 Merupakan proses perlintasan membran oleh
molekul-molekul besar dan terutama oleh
molekul yang tidak larut. Perlintasan terjadi
dengan pembentukan vesikula (bintil) yang
melewati membrane, mekanisme ini mirip
dengan fagositosis bakteri oleh lekosit.
6. TRANSFOR PASANGAN ION
• Adalah suatu cara perlintasan
membran dari suatu senyawa
yang sangat mudah terionkan
pada pH fisiologik .
Perlintasan terjadi dengan
pembentukan kompleks
netral dengan senyawa
endogen seperti musin secara
difusi pasif. Senyawa yang
mengalami absorpsi secara
transfor pasangan ion yaitu
ammonium kwartener.
FAKTOR YG MEMPENGARUHI
ABSORPSI
• Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecepatan Absorpsi
• Kecepatan absorpsi berhubungan dengan jumlah jumlah zat aktif yang
diabsorpsi dari jumlah yang diberikan, tergantung pada beberapa factor :
1. Aspek Biologis
• Waktu kontak dengan permukaan absorpsi
• Nilai pH tempat absorpsi
• Besar dan luas permukaan yang mengabsorpsi
• Integritas membran
• Aliran darah pada organ yang mengabsorpsi

2. Aspek Fisika Kimia


 Sifat stereokimia zat aktif (bentuk kristal, dll)
 Kelarutan
 Ukuran partikel
3 Aspek Bentuk Sediaan dan
Rute Pemberian
• Dosis

• Rute Pemberian
• Sifat sediaan obat : bahan
pembawa dlm sediaan,
dimana kecepatan absorpsi
menurun menurut urutan
sediaan ; larutan – suspensi –
serbuik – kapsul – tablet –
tablet salut
•  
KECEPATAN ABSORPSI
Kecepatan Absorpsi
• Kecepatan absorpsi dapat dinaikkan (dengan memperkecil
pembatas kecepatan absorpsi) atau diturunkan/ menunda
absorpsi untuk mendapatkan aksi depot (diperlambat), pada
keadaan (penyakit) tertentu sesuai dengan maksud
penggunaan, contohnya pengobatan hipotensi dan obat KB.

Kerja depot pada obat suntik dicapai dengan cara :


• Melarutkan / mensuspensikan dalam minyak
• Menambah makromolekul, untuk meningkatkan viskositas
(kekentalan), sehingga dapat memperlambat difusi.
• Obat diabsorpsikan pada molekul pembawa, contohnya Al(OH)2
• Suspensi Kristal

Kerja depot pada tablet


• Penyalutan dengan penyalut yang sukar larut
• Pembenaman zat aktif pada malam (Wax)
• Mengikat zat aktif dengan resin penukar ion.
PEMBATAS KECEPATAN ABSORPSI
Pembatas Kecepatan Absorpsi (Rate Limiting Step)
Terdapat 2 kecepatan yang mempengaruhi absorpsi untuk mencapai bioavailabilitas dari
zat aktif, yaitu kecepatan disolusi dan kecepatan absorpsi.

Senyawa Polar (larut air) : Kecepatan Disolusi  tetapi Kecepatan Absorpsi 

yang menjadi pembatas kecepatan kecepatan Absorpsi

Untuk menaikkan absorpsi secara keseluruhan harus diupayakan dengan meningkatkan


permeabilitas zat aktif terhadap dinding dengan mengubah zat aktif menjadi kompleks yang
mudah berpenetrasi, contohnya tetrasiklin HCl menjadi tetrasiklin fosfat kompleks.
 
Senyawa non polar (larut lemak) : Kecepatan Disolusi tetapi Kecepatan Absorpsi 

yang menjadi pembatas kecepatan kecepatan Disolusi

Untuk meningkatkan absorpsi secara keseluruhan harus diupayakan dengan cara


meningkatkan disolusi, contohnya dengan menggunakan bentuk polimorfnya, membentuk
kompleks garam, eutektik, dll sehingga zat aktif mudak larut.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai