Anda di halaman 1dari 2

1. Jelaskan jalur penetrasi obat dalam menembus kulit!

Jalur mana yang merupakan cara utama obat


menembus kulit?

2. Jelaskan kenapa pemakaian obat perkutan lebih bagus digunakan sehabis mandi!

3. Bagaimana pengaruhnya terhadap efek terapi cara mengoleskan sediaan perkutan sekali oles
dengan yg digosok-gosok?

3. Bagaimana pengaruhnya terhadap penembusan molekul obat ke kulit jika menggunakan obat
vasokonstriksi atau vasodilatasi? Jelaskan!

4. Stratum korneum yg lembab mempunyai afinitas yg sama terhadap senyawa yg larut lemak dalam
air atau dalam lemak. Jelaskan penyebabnya?

5. Pembawa yang menahan cairan kulit dan dapat meningkatkan jumlah air di permukaan kulit
umumnya baik untuk membantu absorpsi obat. Jelaskan cara dalam membantu absorpsi obat dari:

a. Pembawa berlemak

b. Pembawa surfaktan anionik dan kationik

c. Surfaktan konsentrasi tinggi dan rendah

Jawab :
1. Fenomena absorpsi perkutan (atau permeasi pada kulit) dapat digambarkan dalam
tiga tahap yaitu penetrasi pada permukaan stratum corneum, difusi melaluistratum
corneum, epidermis dan dermis, masuknya molekul ke dalammikrosirkulasi yang
merupakan bagian dari sirkulasi sistemik (Chien, 1987).Penetrasi melintasi stratum
corneum dapat terjadi melalui penetrasitransepidermal dan penetrasi
transappendageal. Pada kulit normal, jalur penetrasi obat umumnya melalui
epidermis (transepidermal), dibandingkan penetrasi melalui folikel rambut maupun
melewati kelenjar keringat (transappendageal). Jumlah obat yang terpenetrasi
melalui jalur transepidermal berdasarkan luas permukaan pengolesan dan tebal
membran. Kulit merupakan organ yang bersifat aktif secara metabolik dan
kemungkinan dapat merubah obat setelah penggunaan

2. Karena setelah mandi aliran darah pada tubuh sedang baik sehingga kulit
dalam keadaan terhidrasi sehingga mudah menyerap produk sediaan
perkutan

3. Pengolesan pada lokasi lesi merupakan cara pakai sediaan topikal yang
umum dilakukan. Cara ini dilakukan untuk hampir semua bentuk sediaan.
Banyaknya sediaan yang dioleskan disesuaikan dengan luas kelainan kulit
(tabel 2). Penambahan cara oles sediaan dengan menggosok dan menekan
juga dilakukan pada obat topikal dengan tujuan memperluas daerah
aplikasi namun juga meningkatkan suplai darah pada area lokal.
memperbesar absorpsi sistemik. Penggosokan ini mengakibatkan efek
eksfoliatif lokal yang meningkatkan penetrasi obat. 

4. Pada keadaan normal, kandungan air dalam lapisan tanduk rendah, yaitu 5-15%, namun
dapat ditingkatkan sampai 50% dengan cara pengolesan pada permukaan kulit suatu bahan
pembawa yang dapat menyumbat: vaselin, minyak atau suatu pembalut impermeabel.
Peranan kelembaban terhadap penyerapan perkutan telah dibuktikan oleh Scheuplein R, J,
dkk, thn 1971; stratum corneum yang lembab mempunyai afinitas yang sama terhadap
senyawa-senyawa yang larut dalam air atau dalam lipida. Sifat ini disebabkan oleh struktur
histologi sel tanduk dan oleh benang-benang keratin yang dapat mengembang dalam air dan
pada media lipida amorf yang meresap di sekitarnya (Tregear R, T, thn 1966).

Kelembaban dapat mengembangkan lapisan tanduk dengan cara pengurangan bobot


jenisnya atau tahanan difusi. Air mula-mula meresap di antara janngan jaringan, kemudian
menembus ke dalam benang keratin, membentuk suatu anyaman rangkap yang stabil pada
daerah polar yang kaya air dan daerah non polar yang kaya lipida (Blank I, H, dkk, thn 1969).

5. Dinamika adsorpsi tergantung pada koefisien difusi surfaktan. Ketika antarmuka


terbentuk, adsorpsi dibatasi oleh difusi surfaktan ke antarmuka. Dalam beberapa
kasus, ada pembentukan penghalang energi untuk adsorpsi atau desorpsi surfaktan. 

Anda mungkin juga menyukai