Anda di halaman 1dari 18

 

5/20/2018 Ma ka la h dbso se dia a n se mi solid.doc x - slide pdf.c om

MAKALAH DBSO SEDIAAN SEMI SOLID

DISUSUN OLEH :

NAMA : HASANOR RISQI

NIM : 12613148

KELAS :C

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2014

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-dbso-se dia a n-se mi-soliddoc x 1/18


 

5/20/2018 Ma ka la h dbso se dia a n se mi solid.doc x - slide pdf.c om

I.  LATAR BELAKANG

Seiring dengan semakin berkembangnya sains dan tekhnologi, perkembangan di


dunia farmasi pun tak ketinggalan. Semakin hari semakin banyak jenis dan ragam
 penyakit yang muncul. Perkembangan pengobatan pun terus di kembangkan.
Berbagai macam bentuk sediaan obat, baik itu liquid, solid dan semisolid telah
dikembangkan oleh ahli farmasi dan industri.

Ahli farmasi mengembangkan obat untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat,


yang bertujuan untuk memberikan efek terapi obat, dosis yang sesuai untuk di

konsumsi oleh masyarakat. Selain itu, sediaan semisolid digunakan untuk


 pemakaian luar seperti krim, salep, gel, pasta dan suppositoria yang digunakan
melalui rektum. Kelebihan dari sediaan semisolid ini yaitu praktis, mudah dibawa,
mudah dipakai, mudah pada pengabsorbsiannya. Juga untuk memberikan
 perlindungan pengobatan terhadap kulit.

Berbagai macam bentuk sediaan semisolid memiliki kekurangan, salah satu


diantaranya yaitu mudah di tumbuhi mikroba. Untuk meminimalisir kekurangan

tersebut, para ahli farmasis harus bisa memformulasikan dan memproduksi


sediaan secara tepat. Dengan demikian, farmasis harus mengetahui langkah-
langkah yang tepat untuk meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan. Dengan
cara melakukan, menentukan formulasi dengan benar dan memperhatikan
konsentrasi serta karakteristik bahan yang digunakan dan dikombinasikan dengan
 baik dan benar.

II.  SALEP 

1.  Pengertian salep / ointment  


FI III : sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan
sebagai obat luar. FI IV: sediaan setengah padat ditujukan untuk
 pemakaian topikal pada kulit atau selaput.

2.  Syarat pembuatan salep.

a.  Pemerian : Tidak boleh berbau tengik

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-dbso-se dia a n-se mi-soliddoc x 2/18


 

5/20/2018 Ma ka la h dbso se dia a n se mi solid.doc x - slide pdf.c om

 b.  Kadar : Kecuali dinyatakan lain utk salep yg mengandung obat


keras/narkotik, kadar obat adl 10%

c.  Dasar salep : kecuali dinyatakan lain, basis salep adalah vaselin putih
(vaselin album)

d.  Homogenitas, jika dioleskan pd sekeping kaca atau bahan transparan lain
yg cocok harus menunjukkan susunan yg homogeny

3.  Aturan umum pembuatan salep 


1. Bagian –  bagian yang dapat larut dalam sejumlah campuran lemak yamg
diperuntukkan bilamana perlu dilarutkan dengan pemanasan di dalamnya.

2. Zat-zat yang mudah larut dalam air kecuali ditentukan lain ,bila banyak
nya air yang dipergunakan untuk pelarutan dapat dipungut oleh jumlah
campuran lemak yang telah ditentukan, mula-mula dilarutkan dalam air;
 banyaknya air yang dipergunakan mula-mula dikurangi dari jumlah yang
telah ditentukan dari campuran lemak.
3. Zat-zat yang dalam lemak dan dalam air atau kurang cukup dapat larut
harus sebelumnya dijadikan serbuk, dan diayak melalui dasar ayakan B40.
Pada pembuatan unguenta ini zat yang padat sebelumnya dicampur rata
dengan lemak, yang beratnya sama atau setengahnya,bilamana perlu
sebelumnya dilelehkan dan kemudian sejumlah sisa lemaknya telah atau
tidak dilelehkan ditambahkan sebagian demi sebagian.
4. Apabila unguenta dibuat dengan perlelehan, maka campurannya harus
diaduk sampai dingin.

4.  Penggolongan salep menurut sifat farmakologi / teraupetik &


penetrasinya  
a.  Salep epidermis/S.penutup

a.  Utk melindungi kulit & menghasilkan efek lokal, tdk diabsorbsi

 b.  Kadang di+ antiseptik, astringen, anastesi lokal

c.  DS yg baik DS. Senyawa hidrokarbon

 b.  Salep endodermis

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-dbso-se dia a n-se mi-soliddoc x 3/18


 

5/20/2018 Ma ka la h dbso se dia a n se mi solid.doc x - slide pdf.c om

a.  Salep yg bhn obatnya menembus ke dlm kulit ttp tdk melalui kulit,
terabsorbsi sebagian

 b.  Digunakan utk melunakkan kulit/selaput lendir

c.  Ds yg baik : minyak lemak (adeps lanae, lanolin, minyak


tumbuh2an)

c.  Salep diadermis

a.  Salep yg bhn obatnya menembus ke dlm tubuh mll kulit &
mencapai efek yg diinginkan (merkuri iodida, beladona)

 b.  DS : larut dalam air, emulsi based

Berdasarkan komposisi dasar salep dapat digolongkan sebagai berikut:

1.  Dasar salep hidrokarbon, yaitu terdiri dari antara lain:


a)  Soft Paraffin Basis diperoleh melalui pemurnian hidrokarbon semisolid
dari minyak bumi digunakan untuk zat aktif yang tidak berwarna,
 berwarna putih, atau berwarna pucat.
 b)  Hard Paraffin Merupakan campuran bahan-bahan hidrokar-bon solid yang
diperoleh dari minyak bumi. Biasanya digunakan untuk memadatkan basis
salep.
c)  Liquid Paraffin merupakan campuran hidrokarbon cair dari minyak bumi
digunakan untuk menghaluskan basis salep dan mengurangi viskositas
sediaan krim.
d)  Vaselin Putih adalah campuran yang dimurnikan dari hidrokarbon
setengah padat, diperoleh dari minyak bumi dan keseluruhan atau hampir
keseluruhan dihilangkan warnanya. Dapat mengandung stabilisator yang
sesuai.
e)  Vaselin Kuning Vaselin kuning adalah campuran yang dimurnikan dari
hidrokarbon setengah padat yang diperoleh dari minyak bumi. Dapat
mengandung zat penstabil yang sesuai. 6. Campuran Vaselin Dengan
Malam Putih & Malam Kuning Salep kuning: terdiri dari 50 g lilin kuning
dan 950 g vaselin putih untuk tiap 1000 g. Salep putih: Tiap 1000 g
mengandung 50 g lilin putih dan 950 g vaselin putih.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-dbso-se dia a n-se mi-soliddoc x 4/18


 

5/20/2018 Ma ka la h dbso se dia a n se mi solid.doc x - slide pdf.c om

Pertimbangan pemilihan basis hidrokarbon 

a.  Basis hidrokarbon bersifat kompatibel dengan banyak zat aktif karena inert,
 b.  Sedikit atau tidak mengandung air,
c.  Serta tidak mengabsorbsi air dari lingkungannya.
d.  Kandungan airnya yang sangat sedikit dapat mencegah hidrolisis zat aktif
seperti beberapa antibiotik
e.  Kemampuan menyerap air yang rendah menyebabkan basis ini dapat
digunakan pada eksudat (luka terbuka).meskipun demikian, basis ini tetap
meningkatkan hidrasi kulit sehingga meningkatkan absorbsi zat aktif secara
 perkutan.
f.  Oleh karena itu, basis hidrokarbon merupakan basis dari salep dasar dan jika
tidak disebutkan apa-apa maka basis hidrokarbon yang digunakan sebagai
salep dasar adalah vaselin putih.

Contoh salep basis hidrokarbon

Acid Salicylici Unguentum (Salep Asam Salisilat) dan Acid Salicylici Sulfuris

Unguentum (Salep Asam Salisilat Belerang).

2.  Dasar salep serap,yaitu dapat menyerap air terdiri antara lain:

Tipe basis serap :


Tipe 1 dasar salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam
minyak. Contohnya adalah Parafin hidrofilik dan Lanolin anhidrat. Tipe 2 emulsi
air dalam minyak yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan air tambahan.
Contoh tipe ini adalah Lanolin.

Kelebihan & kekurangan basis serap

   Keuntungan dasar salep absorpsi ini, walaupun masih mempunyai


sifat-sifat lengket yang kurang menyenangkan, tetapi mempunyai sifat
yang lebih mudah tercuci dengan air dibandingkan dasar salep
 berminyak.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-dbso-se dia a n-se mi-soliddoc x 5/18


 

5/20/2018 Ma ka la h dbso se dia a n se mi solid.doc x - slide pdf.c om

   Kekurangan dasar salep ini ialah kurang tepat bila dipakai sebagai
 pendukung bahan-bahan antibiotik dan bahan-bahan lain yang kurang
stabil dengan adanya air.

Dasar salep dapat dicuci dengan air

   Dasar Salep Emulsi M/A (vanishing cream)


   Emulsifying Ointment B.P
   Hidrophilic ointment
   Fase minyak (fase internal) terdiri dari petrolatum bersamaan dengan
satu atau lebih alkohol BM tinggi, seperti cetyl atau stearyl alcohol.
  
Asam stearat mungkin termasuk dalam fase minyak jika emulsi
tersebut dalam bentuk sabun.
   Petrolatum dalam fase minyak juga dapat mempertahankan kestabilan
air dalam keseluruhan formulasi
   Fase air (fase eksternal) dari basis tipe ini terdiri dari:
    bahan pengawet : metilparaben, propilparaben, benzil
alkohol, dan asam sorbat.
  
humektan : gliserin, propilen glikol, atau polietilen glikol.
   emulsifier (biasanya menjadi bagian yg paling banyak), bisa non-ionik
kationik, anionik, atau amfoter. juga terdiri dari komponen yg larut
dalam air, stabilizer, pengontrol pH, atau bahan lain yang berhubungan
dengan sistem air.
3.  Dasar salep larut dalam air Sifat basis larut air:

Larut dalam air, Dapat dicuci, Tidak berminyak, Bebas lipid, Tidak

mengiritasi, Komponen utama : polietilen glikol = carbowax HOCH 2 (CH2OCH2)


nCH2OH (ada gugus polar dan ikatan eter yang banyak).

SALEP POLIETILENGLIKOL(TOPIKAL OINTMENT)

R/ PEG 3350 400 g

PEG 400 600 g

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-dbso-se dia a n-se mi-soliddoc x 6/18


 

5/20/2018 Ma ka la h dbso se dia a n se mi solid.doc x - slide pdf.c om

Berdasar fisik-konsistensi (viskositas = kekentalan) 

1. Unguentum seperti mentega, tidak mencair pada suhu biasa tetapi mudah

dioleskan tanpa tenaga


2. Cream  banyak mengandung air, mudah diserap kulit.

3. Pasta > 50% zat padat

4. Gelones Spumae suspensi partikel anorganik kecil atau molekul organik


 besar, suatu salep yang lebi halus.

Zat-zat yang dapat dilarutkan dalam dasar salep


Umumnya kelarutan obat dalam minyak lemak lebih besar daripada dalam
vaselin. Champora, Mentholum, Phenolum, Thymolum dan Guayacolum lebih
mudah dilarutkan dengan cara digerus dalam mortir dengan minyak lemak. Bila
dasar salep mengandung vaselin, maka zat-zat tersebut digerus halus dan
tambahkan sebagian (+ sama banyak) Vaselin sampai homogen, baru
ditambahkan sisa vaselin dan bagian dasar salep yang lain. Champora dapat
dihaluskan dengan tambahan Spiritus fortior atau eter secukupnya sampai larut
setelah itu ditambahkan dasar salep sedikit demi sedikit, diaduk sampai spiritus
fortiornya menguap. Bila zat-zat tersebut bersama-sama dalam salep, lebih mudah
dicampur dan digerus dulu biar meleleh baru ditambahkan dasar salep sedikit
demi sedikit.

Zat-zat yang mudah larut dalam air

Bila masa salep mengandung air dan obatnya dapat larut dalam air yang tersedia
maka obatnya dilarutkan dulu dalam sebagian dulu dalam air dan dicampur
dengan bagian dasar salep yang dapat menyerap air, setelah seluruh obat dalam air
terserap, baru ditambahkan bagian-bagian lain dasar salep, digerus dan diaduk
hingga homogen.
Dasar salep yang dapat menyerap air antara lain ialah Adeps lanae, Unguentum
Simplex, hydrophilic ointment. Dan dasar salep yang sudah mengandung air
antara lain Lanoline (25% air), Unguentum Leniens (25%), Unguentum
Cetylicum hydrosum(40%). Zat-zat yang kurang larut atau tidak larut dalam dasar
salep
Zat-zat ini diserbukkan dulu dengan derajat halus serbuk pengayak no.100. setelah
itu serbuk dicampur baik-baik dengan sama berat masa salep, atau dengan salah
satu bahan dasar salep. Bila perlu bahan dasar salep tersebut dilelehkan terlebih
dahulu, setelah itu sisa bahan-bahan yang lainditambahkan sedikit demi sedikit
sambil digerus dan diaduk hingga homogen. Untuk pencegahan pengkristalan

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-dbso-se dia a n-se mi-soliddoc x 7/18


 

5/20/2018 Ma ka la h dbso se dia a n se mi solid.doc x - slide pdf.c om

 pada waktu pendinginan, seperti Cera flava, Cera alba, Cetylalcoholum dan
Paraffinum solidum tidak tersisa dari dasar salep yang cair atau lunak.

Bahan yang ditambahkan terakhir pada suatu massa salep  

Balsem-balsem dan minyak atsiri, balsam merupakan campuran dari damar dan
minyak atsiri, jika digerus terlalu lama akan keluar damarnya sedangkan minyak
atsirinya akan menguap. 

Kualitas salep yang baik adalah 

a.  Stabil, selama dipakai harus bebas dari inkompatibilitas, tidak terpengaruh
oleh suhu dan kelembaban kamar.
 b.  Lunak,semua zat yang ada dalam salep harus dalam keadaan halus, dan
seluruh produk harus lunak dan homogen.
c.  Mudah dipakai atau mudah dioleskan.
d.  Dasar salep yang cocok.
e.  Dapat terdistribusi merata.

III.  KRIM

1.  Pengertian Krim :

Menurut Farmakope Indonesia III definisi Cream adalah sediaan setengah


 padat berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan

dimaksudkan untuk pemakaian luar. Dan menurut Farmakope Indonesia


IV, Cream adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau
lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
Sedangkan menurut Formularium Nasional Cream adalah sediaan
setengah padat, berupa emulsi kental mengandung air tidak kurang dari 60
% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.

2.  Komposisi Formula Krim

zat pengemulsi 
  Emulgit

  lemak bulu domba
   setaseum
   setilalkohol
   steril alcohol
   terietanolaminil stearat
   dan golongan sorbitan
    polisorbat
    polietilenglikol
   sabun.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-dbso-se dia a n-se mi-soliddoc x 8/18


 

5/20/2018 Ma ka la h dbso se dia a n se mi solid.doc x - slide pdf.c om

 
Pengawet

   Metil paraben (nipagin) : 0,12 –  0,18%

   Propil paraben (nipasol) : 0,02 –  0,05%

3.  Basis
Krim itu adalah salep dengan basis emulsi. Emulsi sendiri ada 2 tipe, tipe
minyak dalam air (m/a) yaitu mengandung banyak air dan minyak terbagi
rata di dalam air, dan tipe air dalam minyak (a/m) yaitu mengandung

 banyak minyak dan butir-butir air terbagi di dalam minyak.

1. Tipe M/A

Biasanya digunakan pada kulit, mudah dicuci, sebagai pembawa dipakai


 pengemulsi campuran surfaktan. Sistem surfaktan ini juga bisa mengatur
konsistensi.

Sifat Emulsi M/A:

Dapat diencerkan dengan air. Mudah dicuci dan tidak berbekas. Untuk
mencegah terjadinya pengendapan zat maka ditambahkan zat yang mudah
 bercampur dengan air tetapi tidak menguap (propilen glikol). Formulasi
yang baik adalah cream yang dapat mendeposit lemak dan senyawa
 pelembab lain sehingga membantu hidrasi kulit.
Contohnya : sabun polivalen, span, adeps lanae, kolsterol dan cera.
2. Tipe A/M

Mengandung zat pengemulsi A/M yang spesifik seperti adeps lanae, wool
alcohol, atau ester asam lemak dengan atau garam dari asam lemak dengan
logam bervalensi dua.

Sifat Emulsi A/M:

Emulsi ini mengandung air yang merupakan fase internalnya dan minyak
merupakan fase luarnya. Emulsi tipe A/M umumnya mengandung kadar

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-dbso-se dia a n-se mi-soliddoc x 9/18


 

5/20/2018 Ma ka la h dbso se dia a n se mi solid.doc x - slide pdf.c om

air yang kurang dari 25% dan mengandung sebagian besar fase minyak.
Emulsi jenis ini dapat diencerkan atau bercampur dengan minyak, akan
tetapi sangat sulit bercampur/dicuci dengan air.

Contohnya :Sabun monovalen (TEA, Na stearat, K stearat, Amonium


stearat), Tween, Na lauril sulfat, kuning telur, Gelatin, Caseinum, CMC,
Pektin,Emulgid.

4.  Pembuatan Krim

Pembuatan krim dapat dilakukan dengan dua metode berbeda.


Metode pertama yaitu bahan-bahan yang larut dalam minyak (fase

minyak) dilebur bersama di atas penangas air pada suhu 70 0C sampai


semua bahan lebur, dan bahan-bahan yang larut dalam air (fase air)
dilarutkan terlebih dahulu dengan air panas juga pada suhu 70 0C sampai
semua bahan larut, kemudian baru dicampurkan, digerus kuat sampai
terbentuk massa krim.
Sedangkan dengan metode kedua, semua bahan, baik fase minyak maupun
fase air dicampurkan untuk dilebur di atas penangas air sampai lebur, baru
kemudian langsung digerus sampai terbentuk massa krim. Baik metode
 pertama maupun metode kedua, sama-sama menghasilkan sediaan krim
yang stabil, bila proses penggerusan dilakukan dengan cepat dan kuat
dalam mortar yang panas sampai terbentuk massa krim. Tetapi dengan
metode kedua, kita dapat menggunakan peralatan yang lebih sedikit
daripada metode pertama

Masalah sediaan krim

Kerusakan yang terjadi pada sediaan krim:


   Cracking: pemisahan fase terdispersi
   Creaming : terbentuk emulsi yang terkonsentrasi sehingga membentuk
krim pada permukaan emulsi
   Flokulasi/Agregasi: agregasi yang bersifat reversible (partikel partikel
saling berkumpul)
   Coalesence : bersatunya aglomerat menjadi globul yang lebih besar.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-dbso-se dia a n-se mi-soliddoc x 10/18


 

5/20/2018 Ma ka la h dbso se dia a n se mi solid.doc x - slide pdf.c om

IV.  PASTA 
1.  Pengertian pasta

Pasta adalah sediaan berupa massa lunak yang dimaksudkan untuk pemakaian
luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk
serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau parafin cair atau dengan bahan
dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilago atau sabun.
Digunakan sebagai antiseptik atau pelindung kulit.

2.  Komposisi Formula

Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk

dalam jumlah besar dengan vaselin atau paraffin cair atau dengan bahan dasar
tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, musilago, atau sabun.

3.   penggolongan

  Pasta kering

  Suatu pasta bebas lemak mengandung + 60% zat padat (serbuk)

  R/Bentonit 1

Sulfur praecip 2
Zinci Oxydi 10

Talci 10

Ichthamoli 0,5

Glycerin

Aqua aa 5

S.ad.us.ext
  Pasta dari gel fase tunggal mengandung air

  Pasta Na- karboksimetil selulosa (Na-CMC)

  Pasta pendingin

  Merupakan campuran serbuk minyak lemak dan cairan berair,


dikenal Salep Tiga Dara

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-dbso-se dia a n-se mi-soliddoc x 11/18


 

5/20/2018 Ma ka la h dbso se dia a n se mi solid.doc x - slide pdf.c om

  R/Zinci oxydi

Olei olivae

Calcii Hidroxydi Sol aa 10

  Pasta berlemak

  merupakan salep padat, kaku, tidak meleleh pada suhu tubuh

   berfungsi sebagai lapisan pelindung pd bagian yg diolesi

  Pasta Zn-oksida

  Pasta gigi (pasta dentifriciae)

  Campuran kental terdiri dari serbuk dan glycering

  digunakan utk pelekatan pd selaput lendir agar memperoleh efek


lokal sebagai pembersih gigi

  Pasta gigi Triamsinolon asetonida

4.  Basis

Basis yang digunakan untuk pasta adalah basis berlemak atau basis air.
Macam basis yang dapat digunakan:

a.  Basis hidrokarbon

• Tidak diabsorbsi oleh kuli 

• Tertinggal diatas kulit berupa lapisan dan bersifat oklusif

• Tdk campur air

• Sukar dibersihkan

• Lengket

• Waktu kontak kulit lama

• Inert

• Daya absorbsi rendah 

 b.  Basis absorbsi

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-dbso-se dia a n-se mi-soliddoc x 12/18


 

5/20/2018 Ma ka la h dbso se dia a n se mi solid.doc x - slide pdf.c om

Bersifat hidrofil dan dapat menyerap sejumlah tertentu air. Terbagi 2 kelas:

a)  Basis non emulsi

• Dapat menyerap air membentuk emulsi A/M.

• Kelebihan dibanding hidrokarbon:

 –  Kurang oklusif namun emolien bagus

 –  Membantu obat larut minyak untuk penetrasi kulit

 –  Lebih mudah menyebar/mudah dioles

 b)  Basis emulsi A/M

• Menyerap air lebih banyak dari basis non emulsi.

• Terdiri dari:lanolin, oily cream 

c.  Basis air-miscible

Keuntungan:

 –  Bercampur dengan eksudat luka

 –  Mengurangi gangguan fungsi kulit

 –  Kontak baik dengan kulit karena surfaktannya

 –  Penerimaan secara kosmetik yang baik

 –  Mudah dibersihkan untuk area berambut

d.  Basis larut air

• Keuntungan :

 –  Larut air

 –  Absorbsi baik oleh kulit

 –  Mudah melarutkan bahan lain

 –  Bebas dari rasa lengket

 –  Nyaman digunakan

 –  Kompatibel dengan berbagai obat dermatologi

• Kerugian :

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-dbso-se dia a n-se mi-soliddoc x 13/18


 

5/20/2018 Ma ka la h dbso se dia a n se mi solid.doc x - slide pdf.c om

 –  Uptake air terbatas

 –  Kurang lunak dibanding paraffin

 –  Mengurangi aktivitas beberapa antimikroba

Cara pembuatan pasta

Bahan dasar yang berbentuk setengah padat dicairkan lebih dulu, baru
dicampur dengan bahan padat dalam keadaan panas agar lebih tercampur dan
homogen.
Pembuatan pasta baik dalam ukuran besar maupun kecil dibuat dengan dua
metode:

(1) Pencampuran
Komponen dari pasta dicampur bersama-sama dengan segala cara sampai
sediaan yang rata tercapai.

(2) peleburan.

Semua atau beberapa komponen dari pasta dicampurkan dengan melebur


 bersama dan didinginkan dengan pengadukan yang konstan sampai
mengental.Komponen-komponen yang tidak dicairkan biasanya ditambahkan
 pada campuran yang sedang mengental setelah didinginkan dan diaduk.
Kelebihan Pasta

• Pasta mengikat cairan secret, pasta lebih baik dari unguentum untuk luka
akut dengan tendensi mengeluarkan cairan

• Bahan obat dalam pasta lebih melekat pada kulit sehingga meningkatkan
daya kerja local

• Konsentrasi lebih kental dari salep


• Daya adsorpsi sediaan pasta lebih besar dan kurang berlemak dibandingkan
dengan sediaan salep.

Kekurangan Pasta

  Karena sifat pasta yang kaku dan tidak dapat ditembus, pasta pada umumnya
tidak sesuai untuk pemakaian pada bagian tubuh yang berbulu.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-dbso-se dia a n-se mi-soliddoc x 14/18


 

5/20/2018 Ma ka la h dbso se dia a n se mi solid.doc x - slide pdf.c om

  Dapat mengeringkan kulit dan merusak lapisan kulit epidermis. Dapat


menyebabkan iritasi kulit.

V.  GEL

1.  Definisi

Gel merupakan system semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari
 partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi
oleh suatu cairan. Gel kadang  –   kadang disebut jeli. Gel adalah sediaan

 bermassa lembek, berupa suspensi yang dibuat dari zarah kecil senyawa
anorganik atau makromolekul senyawa organik, masing-masing terbungkus
dan saling terserap oleh cairan. Gel adalah sediaan bermassa lembek, berupa
suspensi yang dibuat dari zarah kecil senyawa anorganik atau makromolekul
senyawa organik, masing-masing terbungkus dan saling terserap oleh cairan.

2.  Penggolongan

Menurut sifat fase koloid

Gel anorganik, contoh : bentonit magma

Gel organik, pembentuk gel berupa polimer

Berdasar sifat pelarut

Hidrogel

Organogel

xerogel

Berdasar fase terdispersi

Gel fase tunggal

Gel dua fase

  Sistem dua fase jika massa gel terdiri atas jaringan partikel kecil yg
terpisah

  Magma :

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-dbso-se dia a n-se mi-soliddoc x 15/18


 

5/20/2018 Ma ka la h dbso se dia a n se mi solid.doc x - slide pdf.c om

   jika ukuran partikel dari fase terdispersi relatif besar

  Massa bersifat tiksotropik : massa akan mengental jika


didiamkan dan akan mencair jika dikocok

  Jelly : jika massanya byk mengandung air

  Washable jelly : mengandung mucilagines spt gom,


tragacanth, amylum, pektin dan alinat

  Star jellies : 10% amylum dengan air mendidih

3.  Pembuatan gel


   Bahan aktif, gelling agent, dan bahan tambahan lainnya ditimbang

  Gelling agent dikembangkan dalam air
   Ditambahkan pada campuran zat aktif dan bahan tambahan diaduk
dengan pelan, jangan sampai ada gelembung udara terjebak
didalamnya
4.  Kegunaan

Untuk kosmetik, gel digunakan pada shampo, parfum, pasta gigi, dan kulit
dan sediaan perawatan rambut.

Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara topikal (non streril)
atau dimasukkan kedalam lubang tubuh atau mata (gel steril)

Kerugian Gel

Untuk hidrogel : harus menggunakan zat aktif yang larut di dalam air sehingga
diperlukan penggunaan peningkat kelarutan seperti surfaktan agar gel tetap
 jernih pada berbagai perubahan temperatur, tetapi gel tersebut sangat mudah
dicuci atau hilang ketika berkeringat, kandungan surfaktan yang tinggi dapat

ester harus diminimalkan atau dihilangkan untuk mencapai kejernihan yang

dapat menyebabkan pedih pada wajah dan mata, penampilan yang buruk pada
kulit bila terkena pemaparan cahaya matahari, alcohol akan menguap dengan

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-dbso-se dia a n-se mi-soliddoc x 16/18


 

5/20/2018 Ma ka la h dbso se dia a n se mi solid.doc x - slide pdf.c om

cepat dan meninggalkan film yang berpori atau pecah-pecah sehingga tidak
semua area tertutupi atau kontak dengan zat aktif.

Kesimpulan

1.  Salep merupakan sediaan semisolid yang memiliki banyak fungsi.


Formulasi dan pemilihan basis disesuaikan dengan sifat fisika-kimia bahan
aktif. Terdapat basis hidrokarbon, basis mudah tercuci air, basis serap, dan
 basis larut air yang kesemuanya memiliki karakteristik spesifik yang
 pemilihannya sesuai tujuan pengobatan yang diharapkan.
2. 
Krim merupakan sediaan dengan system 2 fase yang terdiri fase minyak
dan fase air yang distabilkan dengan emulgator. Sediaan krim lebih
disukai karena mudah dibersihkan bila dibandingkan sediaan salep
 berlemak yang sulit dibersihkan dan meinggalkan noda pada pakaian.
Untuk formulasi krim terdiri dari bahan aktif, basis, emulgator dan bahan
tambahan lainnya yang berfungsi meningkatkan stabilitas dan
aksepatbilitas sediaan
3.  Pasta merupakan sediaan semisolid yang mengandung bahan tidak larut
dalam jumlah besar sehingga sifatnya kaku dibanding salep. Penggunaan
 pasta selain untuk penanganan luka juga banyak digunakan dalam pasta
gigi. Kandungan bahan abrasive yang sifatnya tidak larut dalam pasta gigi
menyebabkan pasta gigi termasuk dalam kategori sediaan pasta.
4.  Sediaan gel mengandung jumlah air yang tinggi serta memberi rasa sejuk
 pada kulit. Penggunaan gel sangat luas selain untuk penghantaran obat
 juga digunakan untuk kosmetik. Tersedia banyak gelling agent yang dapat
digunakan sebagai basis gel, masing- masing memiliki sifat fisika kimia
tersendiri yang disesuaikan dengan bahan aktifnya agar sediaan yang
dihasilkan efektif, stabil dan akseptabel.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-dbso-se dia a n-se mi-soliddoc x 17/18


 

5/20/2018 Ma ka la h dbso se dia a n se mi solid.doc x - slide pdf.c om

DAFTAR PUSTAKA

1.  Anief, M. 1990. ”Ilmu Meracik Obat”. Gajah Mada University Press,

Yogyakarta.
2.  Anonim. 1979. Farmakope Indonesia edisi III, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta


3.  Anonim. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta


4.  Martin, A.N. 1970. Physical Pharmacy. Second edition. Lea and Febiger,

Philadelphia.
5.  SMF. 2004. Teori Ilmu Resep jilid I, Jakarta.
http://yoyoke.web.ugm.ac.id/download/obat.pdf . 

6.  Aulton, M., E., 2nd edition, Pharmaceutics The Science of Dosage Form
Design, Churcil Livingstone
7.  Lieberman, H., A., Coben, L., J., Sediaan Semisolid, dalam Lachman, L.,

Lieberman, H., A., Kanig, J., L., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri
III, UI-Press Anonim, 1979,
8.  Bharat, P., Paresh, M., Sharma, R., K., Tekade, B., W., Thakre, V., M.,

Patil, V., R., 2011, A Review:Novel Advances in Semisolid Dosage Forms

& Patented Technology in Semisolid Dosage Forms, International Journal


of PharmTech research, vol3, no.1, pp 420-430
9.  Premjeet, S., Ajay, B., Sunl, K., Bhawana, K., Sahli, K., Divashish, R.,

Sudeep, B., 2012, Additives in Topical Dosage Forms, International


Journal of Pharmaceutical, Chemical, and Biological Sciences, 2(1), 78-
96.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-dbso-se dia a n-se mi-soliddoc x 18/18

Anda mungkin juga menyukai