DISUSUN OLEH :
NIM : 12613148
KELAS :C
JURUSAN FARMASI
YOGYAKARTA
2014
II. SALEP
c. Dasar salep : kecuali dinyatakan lain, basis salep adalah vaselin putih
(vaselin album)
d. Homogenitas, jika dioleskan pd sekeping kaca atau bahan transparan lain
yg cocok harus menunjukkan susunan yg homogeny
2. Zat-zat yang mudah larut dalam air kecuali ditentukan lain ,bila banyak
nya air yang dipergunakan untuk pelarutan dapat dipungut oleh jumlah
campuran lemak yang telah ditentukan, mula-mula dilarutkan dalam air;
banyaknya air yang dipergunakan mula-mula dikurangi dari jumlah yang
telah ditentukan dari campuran lemak.
3. Zat-zat yang dalam lemak dan dalam air atau kurang cukup dapat larut
harus sebelumnya dijadikan serbuk, dan diayak melalui dasar ayakan B40.
Pada pembuatan unguenta ini zat yang padat sebelumnya dicampur rata
dengan lemak, yang beratnya sama atau setengahnya,bilamana perlu
sebelumnya dilelehkan dan kemudian sejumlah sisa lemaknya telah atau
tidak dilelehkan ditambahkan sebagian demi sebagian.
4. Apabila unguenta dibuat dengan perlelehan, maka campurannya harus
diaduk sampai dingin.
a. Utk melindungi kulit & menghasilkan efek lokal, tdk diabsorbsi
a. Salep yg bhn obatnya menembus ke dlm kulit ttp tdk melalui kulit,
terabsorbsi sebagian
a. Salep yg bhn obatnya menembus ke dlm tubuh mll kulit &
mencapai efek yg diinginkan (merkuri iodida, beladona)
a. Basis hidrokarbon bersifat kompatibel dengan banyak zat aktif karena inert,
b. Sedikit atau tidak mengandung air,
c. Serta tidak mengabsorbsi air dari lingkungannya.
d. Kandungan airnya yang sangat sedikit dapat mencegah hidrolisis zat aktif
seperti beberapa antibiotik
e. Kemampuan menyerap air yang rendah menyebabkan basis ini dapat
digunakan pada eksudat (luka terbuka).meskipun demikian, basis ini tetap
meningkatkan hidrasi kulit sehingga meningkatkan absorbsi zat aktif secara
perkutan.
f. Oleh karena itu, basis hidrokarbon merupakan basis dari salep dasar dan jika
tidak disebutkan apa-apa maka basis hidrokarbon yang digunakan sebagai
salep dasar adalah vaselin putih.
Acid Salicylici Unguentum (Salep Asam Salisilat) dan Acid Salicylici Sulfuris
2. Dasar salep serap,yaitu dapat menyerap air terdiri antara lain:
Kekurangan dasar salep ini ialah kurang tepat bila dipakai sebagai
pendukung bahan-bahan antibiotik dan bahan-bahan lain yang kurang
stabil dengan adanya air.
Larut dalam air, Dapat dicuci, Tidak berminyak, Bebas lipid, Tidak
1. Unguentum seperti mentega, tidak mencair pada suhu biasa tetapi mudah
Bila masa salep mengandung air dan obatnya dapat larut dalam air yang tersedia
maka obatnya dilarutkan dulu dalam sebagian dulu dalam air dan dicampur
dengan bagian dasar salep yang dapat menyerap air, setelah seluruh obat dalam air
terserap, baru ditambahkan bagian-bagian lain dasar salep, digerus dan diaduk
hingga homogen.
Dasar salep yang dapat menyerap air antara lain ialah Adeps lanae, Unguentum
Simplex, hydrophilic ointment. Dan dasar salep yang sudah mengandung air
antara lain Lanoline (25% air), Unguentum Leniens (25%), Unguentum
Cetylicum hydrosum(40%). Zat-zat yang kurang larut atau tidak larut dalam dasar
salep
Zat-zat ini diserbukkan dulu dengan derajat halus serbuk pengayak no.100. setelah
itu serbuk dicampur baik-baik dengan sama berat masa salep, atau dengan salah
satu bahan dasar salep. Bila perlu bahan dasar salep tersebut dilelehkan terlebih
dahulu, setelah itu sisa bahan-bahan yang lainditambahkan sedikit demi sedikit
sambil digerus dan diaduk hingga homogen. Untuk pencegahan pengkristalan
pada waktu pendinginan, seperti Cera flava, Cera alba, Cetylalcoholum dan
Paraffinum solidum tidak tersisa dari dasar salep yang cair atau lunak.
Balsem-balsem dan minyak atsiri, balsam merupakan campuran dari damar dan
minyak atsiri, jika digerus terlalu lama akan keluar damarnya sedangkan minyak
atsirinya akan menguap.
a. Stabil, selama dipakai harus bebas dari inkompatibilitas, tidak terpengaruh
oleh suhu dan kelembaban kamar.
b. Lunak,semua zat yang ada dalam salep harus dalam keadaan halus, dan
seluruh produk harus lunak dan homogen.
c. Mudah dipakai atau mudah dioleskan.
d. Dasar salep yang cocok.
e. Dapat terdistribusi merata.
III. KRIM
zat pengemulsi
Emulgit
lemak bulu domba
setaseum
setilalkohol
steril alcohol
terietanolaminil stearat
dan golongan sorbitan
polisorbat
polietilenglikol
sabun.
Pengawet
3. Basis
Krim itu adalah salep dengan basis emulsi. Emulsi sendiri ada 2 tipe, tipe
minyak dalam air (m/a) yaitu mengandung banyak air dan minyak terbagi
rata di dalam air, dan tipe air dalam minyak (a/m) yaitu mengandung
1. Tipe M/A
Dapat diencerkan dengan air. Mudah dicuci dan tidak berbekas. Untuk
mencegah terjadinya pengendapan zat maka ditambahkan zat yang mudah
bercampur dengan air tetapi tidak menguap (propilen glikol). Formulasi
yang baik adalah cream yang dapat mendeposit lemak dan senyawa
pelembab lain sehingga membantu hidrasi kulit.
Contohnya : sabun polivalen, span, adeps lanae, kolsterol dan cera.
2. Tipe A/M
Mengandung zat pengemulsi A/M yang spesifik seperti adeps lanae, wool
alcohol, atau ester asam lemak dengan atau garam dari asam lemak dengan
logam bervalensi dua.
Emulsi ini mengandung air yang merupakan fase internalnya dan minyak
merupakan fase luarnya. Emulsi tipe A/M umumnya mengandung kadar
air yang kurang dari 25% dan mengandung sebagian besar fase minyak.
Emulsi jenis ini dapat diencerkan atau bercampur dengan minyak, akan
tetapi sangat sulit bercampur/dicuci dengan air.
IV. PASTA
1. Pengertian pasta
Pasta adalah sediaan berupa massa lunak yang dimaksudkan untuk pemakaian
luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk
serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau parafin cair atau dengan bahan
dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilago atau sabun.
Digunakan sebagai antiseptik atau pelindung kulit.
dalam jumlah besar dengan vaselin atau paraffin cair atau dengan bahan dasar
tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, musilago, atau sabun.
3. penggolongan
Pasta kering
R/Bentonit 1
Sulfur praecip 2
Zinci Oxydi 10
Talci 10
Ichthamoli 0,5
Glycerin
Aqua aa 5
S.ad.us.ext
Pasta dari gel fase tunggal mengandung air
Pasta pendingin
R/Zinci oxydi
Olei olivae
Pasta berlemak
Pasta Zn-oksida
4. Basis
Basis yang digunakan untuk pasta adalah basis berlemak atau basis air.
Macam basis yang dapat digunakan:
• Sukar dibersihkan
• Lengket
• Inert
Bersifat hidrofil dan dapat menyerap sejumlah tertentu air. Terbagi 2 kelas:
Keuntungan:
• Keuntungan :
– Larut air
– Nyaman digunakan
• Kerugian :
Bahan dasar yang berbentuk setengah padat dicairkan lebih dulu, baru
dicampur dengan bahan padat dalam keadaan panas agar lebih tercampur dan
homogen.
Pembuatan pasta baik dalam ukuran besar maupun kecil dibuat dengan dua
metode:
(1) Pencampuran
Komponen dari pasta dicampur bersama-sama dengan segala cara sampai
sediaan yang rata tercapai.
(2) peleburan.
• Pasta mengikat cairan secret, pasta lebih baik dari unguentum untuk luka
akut dengan tendensi mengeluarkan cairan
• Bahan obat dalam pasta lebih melekat pada kulit sehingga meningkatkan
daya kerja local
Kekurangan Pasta
Karena sifat pasta yang kaku dan tidak dapat ditembus, pasta pada umumnya
tidak sesuai untuk pemakaian pada bagian tubuh yang berbulu.
V. GEL
1. Definisi
Gel merupakan system semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari
partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi
oleh suatu cairan. Gel kadang – kadang disebut jeli. Gel adalah sediaan
bermassa lembek, berupa suspensi yang dibuat dari zarah kecil senyawa
anorganik atau makromolekul senyawa organik, masing-masing terbungkus
dan saling terserap oleh cairan. Gel adalah sediaan bermassa lembek, berupa
suspensi yang dibuat dari zarah kecil senyawa anorganik atau makromolekul
senyawa organik, masing-masing terbungkus dan saling terserap oleh cairan.
2. Penggolongan
Hidrogel
Organogel
xerogel
Sistem dua fase jika massa gel terdiri atas jaringan partikel kecil yg
terpisah
Magma :
Untuk kosmetik, gel digunakan pada shampo, parfum, pasta gigi, dan kulit
dan sediaan perawatan rambut.
Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara topikal (non streril)
atau dimasukkan kedalam lubang tubuh atau mata (gel steril)
Kerugian Gel
Untuk hidrogel : harus menggunakan zat aktif yang larut di dalam air sehingga
diperlukan penggunaan peningkat kelarutan seperti surfaktan agar gel tetap
jernih pada berbagai perubahan temperatur, tetapi gel tersebut sangat mudah
dicuci atau hilang ketika berkeringat, kandungan surfaktan yang tinggi dapat
dapat menyebabkan pedih pada wajah dan mata, penampilan yang buruk pada
kulit bila terkena pemaparan cahaya matahari, alcohol akan menguap dengan
cepat dan meninggalkan film yang berpori atau pecah-pecah sehingga tidak
semua area tertutupi atau kontak dengan zat aktif.
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
1. Anief, M. 1990. ”Ilmu Meracik Obat”. Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.
2. Anonim. 1979. Farmakope Indonesia edisi III, Departemen Kesehatan
Philadelphia.
5. SMF. 2004. Teori Ilmu Resep jilid I, Jakarta.
http://yoyoke.web.ugm.ac.id/download/obat.pdf .
6. Aulton, M., E., 2nd edition, Pharmaceutics The Science of Dosage Form
Design, Churcil Livingstone
7. Lieberman, H., A., Coben, L., J., Sediaan Semisolid, dalam Lachman, L.,
Lieberman, H., A., Kanig, J., L., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri
III, UI-Press Anonim, 1979,
8. Bharat, P., Paresh, M., Sharma, R., K., Tekade, B., W., Thakre, V., M.,