Anda di halaman 1dari 23

Preformulasi & Formulasi Sediaan

Steril
WIDYA WATI, S.FARM
DISAMPAIKAN PADA MATA KULIAH
TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL
POLITEKNIK MITRA KARYA
MANDIRI KETANGGUNGAN
Lanjutan Hitungan farmasi Sediaan Steril-inj vol besar
Metode penurunan titik beku

Suatu sediaan dikatakan isotonis jika mengakibatkan


penurunan titik beku (∆Tf) sebanyak 0,520 dari titik beku
pelarut murni yang digunakan. ∆Tf 0,520 ini adalah penurunan
titik beku yang diakibatkan oleh 0,9% NaCl atau 5,5% Dekstrosa
dalam air. Dengan ini kita pun dapat menarik hubungan antara
metode ekivalensi NaCl dan metode penurunan titik beku
sehingga dapat menghitung tonisitas sediaan apabila data zat
aktif dan eksipien terlarut ada yang berupa data E dan ∆Tf.
Metode Liso
Prosedur Umum Pembuatan
- Penyiapan ruangan
Ruangan disterilisasi dengan penyinaran lampu ultraviolet
selama 24 jam.
- Alat yang dibutuhkan
Pembuatan infus membutuhkan alat dengan volume besar
dan bebas pirogen. Gelas piala yang digunakan dikalibrasi
dulu sesuai dengan volume larutan yang dibuat. Kemasan :
Flakon ….. mL (sesuai kebutuhan)
Prosedur
Tara botol infus R ml (dilakukan sebelum sterilisasi botol infus)
- Zat aktif ditimbang dalam kaca arloji (penimbangan dilebihkan 10%) dan zat tambahan lain (jika
ada).
- Zat aktif dimasukkan ke dalam gelas piala steril yang sudah dikalibrasi sejumlah volume infus yang
akan dibuat.
- Tuangkan aqua pro injeksi untuk melarutkan zat aktif dan untuk membilas kaca arloji (begitu pula
dengan zat tambahan)  Tambahkan aqua pro injeksi hingga ¾ volume batas (80% volume).
- Ukur pH larutan. Adjust dengan NaOH atau HCL 1 N bila perlu.
- Genapkan volume dengan Aqua PI
- Gelas piala ditutupi kaca arloji dan disisipi batang pengaduk.
- Panaskan larutan pada suhu 60-70 ⁰C selama 15 menit (waktu dihitung setelah dicapai suhu 60-
70 ⁰C) sambil sesekali diaduk. Cek suhu dengan termometer.
- Siapkan erlenmeyer steril bebas pirogen, corong, dan kertas saring rangkap 2 yang telah terlipat
dan telah dibasahi air bebas pirogen
- Saring larutan hangat-hangat ke dalam erlenmeyer  tuang ke dalam kolom dengan bantuan
pompa penghisap (pori-pori kertas Whattman 0,45 µm)
- Filtrat dari kolom ditampung ke dalam botol infus steril yang telah ditara
- Botol ditutup dengan flakon steril, kemudian diikat dengan simpul champagne. n. Sterilisasi akhir
dalam autoklaf pada suhu 121 OC selama 15 menit. o. Sediaan diberi etiket dan dikemas dalam
dus dan disertakan brosur informasi obat.
PREFORMULASI
- Preformulasi terdiri dari kata pre yang artinya sebelum dan
formulasi yang artinya perumusan.
- Dibidang farmasi preformulasi dapat diartikan sebagai langkah
awal yang akan dilakukan ketika membuat formula suatu obat.
- Preformulasi adalah tahap awal dalam rangkaian proses
pembuatan sediaan farmasi yang berpusat pada sifat-sifat
fisika kimia zat aktif dimana dapat mempengaruhi penampilan
obat dan perkembangan suatu bentuk sediaan farmasi.
- Preformulasi meliputi pengkajian tentang karakteristik atau
sifat-sifat dari bahan obat dan bahan tambahan obat yang akan
diformulasi
Pertimbangan umum preformulasi
Sebelum membuat formula sediaan obat, beberapa hal yang
harus dipertimbangkan yaitu:
Bentuk sediaan yang akan dibuat
Pemilihan bentuk sediaan obat tergantung pada:
- Sifat-sifat fisika-kimia zat aktif yang digunakan, yakni
kelarutan, ukuran partikel, sifat higroskopis, reaksi-reaksi
kimia dll.
- Kerja obat yang diinginkan, secara lokal ataukah sistemik
- Umur si pemakai. Untuk bayi dan anak-anak lebih disukai
bentuk pulveres dan sirup. Untuk dewasa umumnya dibuat
dalam bentuk tablet, kapsul
Bahan tambahan obat yang akan digunakan
- Bahan tambahan yang digunakan dalam formulasi harus
kompabitel ( dapat tercampurkan)  dengan bahan obat utama
(zat aktif) dan bahan tambahan yang lain.
- Pada sediaan larutan digunakan bahan tambahan berupa
pelarut untuk melarutkan bahan obat, dapat juga
ditambahkan bahan penstabil untuk mencegah penguarian
bahan obat, bahan pengawet digunakan untuk mencegah
pertumbuhan mikroba, bahan pemberi warna dan rasa untuk
memperbaiki rasa dan memperbaiki produk.
- Menjaga kestabilan sediaan obat ( misal: pengawet,
pengsuspensi, pengemulsi).
Pengatur tonisitas
Jika suatu larutan konsentrasinya sama besar dengan konsentrasi dalam
sel darah merah sehingga tidak terjadi pertukaran cairan di antara keduanya,
maka larutan tersebut dikatakan isotonis (ekivalen dengan 0,9% NaCl)

Sel darah merah dalam larutan:


Hipotonis : mengembang kemudian pecah, karena air berdifusi kedalam sel
(hemolisis). Keadaan hipotonis kurang dapat ditoleransi, karena
pecahnya sel bersifat irreversibel.
Hipertonis : kehilangan air dan mengkerut (krenasi), keadaan ini cukup dapat
ditoleransi.
Larutan perlu isotonis agar:
- Mengurangi kerusakan jaringan dan iritasi
- Mengurangi hemolisis sel darah
- Mencegah ketidakseimbangan elektrolit
- Mengurangi sakit pada daerah injeksi
Pengatur pH
- pH ideal dari sediaan adalah 7,4  (disesuaikan dengan pH stabilitas zat aktif
bukan pH larutan).

- Dapar yang ideal memiliki kapasitas dapar yang cukup untuk menjaga pH
sediaan selama penyimpanan, namun memungkinkan cairan tubuh beradaptasi
dengan mudah. Rentang pH yang tidak dapat ditoleransi oleh tubuh:
- pH > 9 menyebabkan kematian jaringan
pH < 3 sangat menyakitkan dan menyebabkan flebitis

- Untuk sediaan parenteral volume kecil (<100ml), dapar dapat dibuat bila pH
stabilitas sediaan berada didalam rentang (Lachman parenteral, hal 195):
Intravena (SVP) = pH 3 -10,5
Rute lain= pH 4 – 9
Pengawet
Pengawet yang ideal
- Mempunyai aktivitas antimikroba yang tinggi dan spektrumnya luas, bekerja pada
temperatur dan pH yang luas.
- Mempunyai stabilitas yang tinggi pada range temperatur dan pH yang digunakan
- Tidak toksik pada konsentrasi yang digunakan
- Tersatukan dengan komponen lain dalam sediaan
- Cepat larut pada konsentrasi yang digunakan
- Bebas dari bau, rasa, warna
- Tidak menyebabkan keracunan, karsinogenik, iritan, dan menyebabkan sensitisasi pada
konsentrasi yang digunakan

Penambahan pengawet tidak dibenarkan pada:


- Sediaan volume besar (>100ml, misalnya infus)
- Volume injeksi >15mL dosis tunggal, kecuali jika dikatakan lain
- Sediaan untuk rute2 tertentu yang tidak boleh ditambahkan antimikroba seperti intra
sisternal, epidural, intra thekal, atau rute lain yang melalui cairan serebrospinal/
retrookulalar (British pharm., vol II, 2002, hal: 1889)
Osmolaritas total = 274,469 + 4,620 = 279,089 mOsmol/L
Kesimpulan : Sediaan bersifat hipo-iso-hipertonis : isotonis Perhatian yang
harus dicantumkan dalam informasi obat : -

Anda mungkin juga menyukai