Anda di halaman 1dari 8

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Tujuan praktikum


1. Mahasiswa mampu memahami cara pembuatan dekok beserta hal-hal yang
harus diperhatikan.
2. Mahasiswa mampu membuat ekstrak kering/kental yang berasal dari simplisia
dengan cara dekoktasi.
3. Mahasiswa mengetahui perbedaan cara pembuatan ekstrak secara dekoktasi.

1.2. Dasar Teori


Dekok merupakan sediaan yang dihasilkan dengan cara dekoktasi. Dekok
adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia dengan air pada
suhu 90-98˚C selama 30 menit. Perbedaan dengan infus hanya terletak pada
lamanya ekstraksi. Dimana infus memiliki waktu ekstraksi yang lebih cepat
yakni 15 menit. Ekstraksi yang lebih lama pada simplisia tertentu dapat
meningkatkan kualitas ekstrak, namun hal tersebut tidak berlaku umum.
Penentuan apakah suatu simplisia lebih baik dibuat infus atau dekok perlu
penelitian lebih lanjut, namun ada panduan dasar yang dapat dipertimbangkan,
yaitu:
Infus Dekok
Untuk bahan-bahan dasar yang lunak Untuk bahan-bahan dasar yang keras
Untuk bahan-bahan dasar dengan Untuk bahan-bahan dasar tanpa
minyak yang mudah menguap minyak yang mudah menguap
(teh&kopi) (kulit,rimpang,akar)
Untuk bahan-bahan dasar yang zat- Untuk bahan dasar yang zat-zat
zat bagiannya tidak cukup tahan bagiannya sangat tahan pemanasan
pemanasan
Untuk bahan-bahan dasar yang
banyak mengandung zat tepung

1
Dekok dibuat dengan cara:
1. Membasahi bahan baku dengan air sebanyak 2x bobotnya (untuk bunga air
yang digunakan sebanyak 4x bobot bahan)
2. Bahan baku ditambah dengan air dan dipanaskan selama 30 menit (dihitung
mulai suhu dalam panci mencapai 90˚C) pada suhu 90˚C - 98˚C sambil
sesekali diaduk
3. Untuk memindahkan penyarian kadang-kadang perlu ditambahkan bahan
kimia, misalnya asam sitrat untuk infus kina, kalium atau natrium karbonat
untuk infus kelembak
4. Penyaringan dilakukan pada saat cairan masih panas melalui kain flannel.
Untuk mencukupi volume, ditambahkan air mendidih melalui ampasnya.
Bahan yang mengandung zat yang mudah menguap (minyak atsiri) harus
disaring setelah dingin.

2
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN

2.1.Alat dan Bahan Dekoktasi


1. Panci infus, panci dekok dan 8. Kain saring/flannel
panci rebusan 9. Thermometer
2. Penangas air 10. Botol kaca coklat untuk
3. Kompor listrik wadah ekstrak
4. Timbangan simplisia 11. Cawan penguap
5. Rotary evaporator 12. Alat-alat gelas lainnya
6. Oven pengering 13. Aquadest
7. Batang pengaduk 14. Simplisia kunyit

2.2.Cara Kerja Dekoktasi


1. Timbang serbuk simplisia rimpang kunyit sebanyak 10 g. Masukkan ke
dalam panci dekok.
2. Basahi serbuk simplisia tersebut dengan air ekstra sebanyak 2x bobot
simplisia (20 ml).
3. Tambahkan air secukupnya (±100 ml). Panaskan dalam penangas air
hingga suhu 90-98˚C. Setelah suhu mencapai 95˚C panci dan ekstraknya
dipindahkan ke waterbath agar suhu tetap stabil kemudian didiamkan
selama 30 menit. Disiapkan alat dan bahan sambil sesekali diaduk
4. Setelah 30 menit angkat hasil rebusan dan lakukan penyaringan.
Penyaringan dilakukan pada saat cairan masih panas melalui kain flannel.
Untuk mencukupi volume, ditambahkan air mendidih melalui ampasnya.
Bahan yang mengandung zat yang mudah menguap (minyak atsiri) harus
disaring setelah dingin.
5. Masukkan hasil ekstraksi kedalam wadah botol kaca tang sudah
dikalibrasi 100 ml.

3
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Tabel pengamatan


Hasil dari metode dekok , menghasilkan ekstrak kunyit

Berat Simplisia 10,0015 g


Berat Ekstrak
Pemerian Ekstrak
Bentuk Cair
Bau Khas kunyit
Rasa Seperti jamu kunyit
Warna Kuning orange
% Rendemen

3.2. Pembahasan
Dari percobaan yang dilakukan, menggunakan simplisia rimpang kunyit
dengan menggunakan metode dekok menghasilkan hasil sebagai berikut.
Metode dekok digunakan untuk menghasilkan ekstrak kunyit, pada
percobaan pembuatan ekstrak yang dilakukan pada tanggal 5 September 2018 di
Lab Farmakognosi Poltekkes Jakarta II jurusan Farmasi. Metode ini dipilih
sebagai referensi untuk mengekstraksi zat aktif yang ada didalam kunyit.
Langkah kerja pertama untuk melakukan percobaan ini adalah siapkan
alat dan bahan yang yang dibutuhkan, yang berupa simplisia rimpang kunyit panci
yang khusus digunakan untuk membuat dekok, gelas ukur, corong, kain flannel,
kompor, thermometer, botol kaca berwarna coklat sebagai wadah akhir, dan
beaker glass. timbang bubuk simplisia rimpang kunyit sebanyak 10 gram dengan
menggunakan cawan penguap di timbangan analitik tidak secara seksama, lalu
setelah ditimbang, simplisia akan ditambahkan air sebanyak 20 ml untuk
membasahi simplisia, dan ditambahkan air sebanyak 100 ml kedalam simplisia.

4
Panaskan air pada penangas air, karena metode dekok ini menggunakan
uap air untuk memanaskan ekstrak maka untuk mempercepat pemanasan, air di
dalam penangas air harus dipanaskan terlebih dahulu. Setelah air mendidih, panci
yang digunakan untuk membuat dekok dan sudah berisi simplisia kunyit +
aquadest 100 ml diletakan diatasnya. Lalu ditutup untuk memperbesar pemanasan.
Lalu, ukur suhu larutan kunyit didalam panci mencapai 98℃. Jika suhu sudah
mencapai 90-98℃ maka panci dan eksraknya dipindahkan kedalam waterbath
untuk menjaga suhu tetap pada kisaran 90-98 ℃. Hitung waktu ekstraksi selama
30 menit pada saat suhu larutan simplisia mencapai 90℃, setelah itu saring
dengan menggunakan kain flanneldan corong, setelah selesai kemudian disaring
kembali menggunakan kertas saring dan corong ke dalam botol, lalu tutup dan
simpan pada tempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung.

5
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan praktikum yang dilakukan pada tanggal 5 September 2018,
hasil dari metode dekok untuk menghasilkan ekstrak kunyit dengan berat
simplisia 10,0015 g yaitu bentuknya cair, berbau khas kunyit, rasa seperti
jamu kunyit dan berwarna kuning oranye.
2. Ekstraksi cara dekok dan infus berbeda pada waktu perebusannya yaitu
dekok harus direbus selama 30 menit sedangkan infus hayana
membutuhkan waktu 15 menit saja. Dan pelarut yang digunakan pada
metode dekok ini adalah air.

4.2 Saran
1. Pada saat praktikum ekstraksi dengan cara dekok perlu diperhatikan
beberapa hal yaitu suhu saat pemanasan dan cara pemerasan atau
penyarian filtrat pada saat menggunakan kertas saring harus hati-hati.
Karena jika tidak hati hati kertas saring bisa bolong dan harus menyaring
ulang kembali.
2. Ketersediaan air di waterbath juga perlu dijaga agar ekstrak tidak terlalu
kering sehingga didapat hasil ekstrak yang kental.
3. Pemindahan panci dan ekstrak ke waterbath harus sangat hati-hati agar
ekstrak tidak tumpah ke dalam waterbath.

6
Lampiran

Pemanasan serbuk Penyaringan dengan Pemanasan di


simplisia kertas saring waterbath

7
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun Buku Pedoman Praktikum Farmakognosi II: Buku Pedoman


Praktikum Fitokimia

Anda mungkin juga menyukai